Laporan Psikiatri Skizofrenia Paranoid: Dr. Pande Sura Oka, SP - KJ
Laporan Psikiatri Skizofrenia Paranoid: Dr. Pande Sura Oka, SP - KJ
SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun oleh:
NUR WAHYULIASTI
012.06.0038
Dokter Pembimbing :
dr. Pande Sura Oka, Sp.kj
I. IDENTITAS PASIEN
1
Nama : I Nengah Nuriasih
Tanggal lahir/Umur : 21 desember 1973/45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan terakhir : SMP
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku/Kewarganegaraan : Bali/Indonesia
Alamat : Desa bungkuan susut
Tanggal pemeriksaan : 13 februari 2019
I. Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol dan obat habis sebelumnya pasien
berobat di RSJ Bangli.
2
Saat menonton TV juga pasien megungkapkan bahwa pembawa acara
mengejek, menertawakan serta mengajak pasien mengobrola, dan pasien juga merasa
pikirannya bisa dibaca ataupun dikendalikan oleh orang lain. Selama ini, pasien
merasakan seperti ada seseorang yang mengikuti atau bahkan seperti mengancam
ingin membunuh pasien. Selain itu, pasien merasa seperti ada seseorang yang
mengontrolnya. Ini terungkap ketika pasien sedang berada di luar rumah dan ingin
kembali pulang, ketika separuh jalan pulang pasien kembali ke tempat semula karena
seperti ada yang mengontrol dan menyuruhnya kembali ke tempat awal.
Sebenarnya, keluhan sudah dirasakan lebih dari 6 bulan YLL. Pasien tidak
pernah mengalami riwayat trauma kepala, seperti terbentur sehingga mengakibatkan
gegar otak, maka kemungkinan besar tidak ada gangguan mental organik pada pasien.
Pasien mengungkapkan bahwa keluarganya ada yang mengalami keluhan yang sama
seperti pasien yaitu sepupu kandung pasien.
Saat ini suasana perasaan pasien sedang dalam keadaan sedih. Pasien dapat
melakukan kegiatan sehari-hari sendiri tanpa perlu dibantu oleh pihak keluarga seperti
mandi ataupun makan. Sehari-hari pasien tidak banyak berakifitas, pasien dapat
mengurus dirinya sendiri,seperti mandi, makan, membersihkan kamar, menonton TV
dan lain-lain. Tetapi harus diberikan perintah terlebih dahulu. Pasien memiliki hobi
berorasi dan bernyanyi, sehingga pasien mengakui dia sering ditawari untuk
bernyanyi lagu dangdut saat acara-acara pernikahan.
Pasien lahir secara normal. Tidak ada penyulit sejak masa kandungan hingga
proses kelahiran. Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Pasien menjalani
pendidikan hingga SMP kelas 2, tetapi tidak tamat, hal ini disebabkan karena tidak
ada anggota keluarga yang mengawasi pasien. Saat SD dan SMP pasien mengakui
tidak pernah ada masalah baik secara akademik maupun sosial. Masa kecil pasien
hingga remaja berjalan baik tanpa ada masalah interaksi sosial dan pasien dikenal
sebagai kriteria yang ceria dalam keluarga. Setelah sakit pun pasien juga tidak pernah
merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain. Pasien dapet bersosialisasi dengan
baik terhadap tertangga-tetangga rumah dan lingkungan sekitar.
3
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Riwayat memakai NAPZA, mengkonsumsi alkohol, dan rokok tidak ada
C. Riwayat Keluarga
Di keluarga ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien yaitu sepupunya.
4
Tidak ada hendaya berbahasa
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif.
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Mood
Pasien mengatakan alam perasaannya saat ini sedih
2. Afek
Ekspresi afektif luas
3. Keserasian
Mood dan afektif tidak serasi
4. Empati
Pemeriksa tidak dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini.
2. Daya kosentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan
selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan penjumlahan
angka yang diberikan oleh dokter (100-7=93).
3. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat siang hari
Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di RSU BANGLI
Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan
wawancara.
4. Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat bahwa pasien dapat menuju ke RS BANGLI
dengan menggunakan motor bersama anaknya.
Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat 5 nama kota yang disebutkan oleh dokter.
Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.
5
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien mengerti makna dari pribahasa ungkapan “ air susu dibalas air
tuba”.
6. Bakat kreatif
Pasien memiliki kegemaran berorasi dan bernyanyi.
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Cukup, karena pasien harus diberi perintah oleh pihak keluarga terlebih dahulu
dalam mengerjakan sesuatu, termasuk dalam mengurus dirinya sendiri.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : Terdapat riwayat halusinasi
Halusinasi auditorik : mendengar suara orang
berbicara,tetapi tidak tampak orangnya.
Halusinasi visual : melihat kuntilanak yang orang lain
tidak dapat melihatnya.
Halusinasi olfaktorik : mencium bau busuk.
Halusinasi taktil : merasa ada yang mencolek bagian
tertentu dari anggota badannya.
Halusinasi gustatorik : merasakan mengecap rasa asin
padahal tidak sedang makan.
Ilusi : Tidak terdapat ilusi
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Tidak dilakukan
Derealisasi : Tidak dilakukan
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan
pertanyaan.
b. Kontinuitas : Koheren, mampu memberikan jawaban sesuai
pertanyaan.
c. Hendaya berbahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa
2. Isi pikiran
a. Preokupasi
Tidak terdapat preokupasi.
b. Gangguan pikiran, terdapat :
waham kejar
delution of reference
delution of control
thought broadcasting
6
tought withdrawal
F. PENGENDALIAN IMPULS
Cukup, karena pasien belum bisa mengendalikan dirinya untuk tidak tertawa
lepas.
G. DAYA NILAI
Norma Sosial : Pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Uji Daya Nilai : Baik, ketika ditanya apa yang akan pasien lakukan jika
melihat anak kecil menanggis terpisah dari ibunya di keramaian, pasien
menjawab akan membantu anak tersebut mencari ibunya, dan jika dia tidak
bisa menemukan ibu anak tersebut, dia akan meminta bantuan orang lain juga
untuk membantu menemukan ibu si anak.
Penilaian realitas : Pada pasien saat ini terdapat gangguan penilaian realitas
yaitu terdapat halusinasi auditorik,visual, olfaktorik, taktil,gustatorik visual,
delusion of reference , delusion of control, thought broadcasting, thought
withdrawal serta ada waham kejar.
I. TILIKAN / INSIGHT
Tilikan derajat I, pasien merasa dirinya sehat.
I. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
i. Keadaan umum: baik, compos mentis
ii. Tanda vital:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : Afebris
iii. Sistem kardiovaskuler : kesan dalam batas normal
iv. Sistem muskuloskeletal : kesan dalam batas normal
v. Sistem gastrointestinal : kesan dalam batas normal
vi. Sistem urogenital : kesan dalam batas normal
7
vii. Gangguan khusus : tidak ditemukan kelainan
B. Status Neurologis
i. Saraf kranial : kesan dalam batas normal
ii. Saraf motorik : kesan dalam batas normal
iii. Sensibilitas : kesan dalam batas normal
iv. Susunan saraf vegetatif : kesan dalam batas normal
v. Fungsi luhur : kesan dalam batas normal
vi. Gangguan khusus : kesan dalam batas normal
8
Pasien menjalani pendidikan hingga SMP kelas 2. Hal ini dikarenakan tidak ada yang
mengawasi pasien. Saat SD dan SMP diakui pasien tidak pernah ada masalah baik
secara akademik maupun sosial.
Keadaan umum baik dan tidak ditemukan gangguan medis pada pemeriksaan
fisik.
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, hubungan dengan ayah
kandung, ibu tiri, dan saudaranya baik. .
Pasien ini didapatkan gejala sedang dan disabilitas sedang.
V. Prognosis
Prognosis Ke Arah Baik
Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol ke poliklinik.
Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.
Tidak ditemukan tanda dan gejala efek samping pemakaian obat-obatan anti-
psikotik.
Pasien masih memiliki keinginan untuk menjadi kaya, naik haji, menikah.
9
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Fungtionam : Dubia Ad bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad malam
VII. Terapi
Psikofarmaka :
Haloperinol 5mg 3x1
Chlorpromazin 100 mg 1x1 malam hari
Trihexilphrenidil 2mg 3x1
Psikoterapi :
Pada pasien
o Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin setiap bulan.
o Jika ada suara-suara jangan dipedulikan.
o Bila pada saat keluhan datang dan pasien merasa ketakutan, pasien dapat
mencari perlindungan dari anggota keluarganya atau jika masih mengganggu
juga segera kontrol ke dokter.
o Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan mengisinya dengan
kegiatan positif yang bermanfaat.
o Lebih mendekatkan diri kepada TUHAN YME.
DAFTAR PUSTAKA
10
2. Maslim, Rusdi. D, SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
Pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr, SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
PT Nuh Jaya, Jakarta. 2007.
11