Anda di halaman 1dari 1

SENTRAL DOGMA

Setiap bagian tubuh makhluk hidup adalah hasil kerja gen yang ada di dalam tubuh. Gen merupakan
pewaris sifat yang diturunkan dari induk atau orangtua kepada keturunannya agar keturunannya itu sama
seperti induknya. Dan dalam prosesnya, terdapat salah satu mekanisme kompleks yang dikenal dengan
“Central Dogma” yang dikemukakan oleh Francis Crick. Central Dogma dijelaskan sebagai proses
Deoxyribonucleic acid (DNA) membuat Ribonucleic acid (RNA) selanjutnya RNA membuat protein, yang
merupakan suatu rangkaian. Satu nukleotida terdiri dari 1 basa nitrogen (N), 1 gula pentosa dan 1 asam
monofosfat. Basa nitrogen terdiri dari purin (adenin (A) dan guanin (G), pirimidin (sitosin (C), timin (T) dan
urasil (U)). Dogma yang berlaku luas (universal), menyatakan bahwa sekali informasi telah diteruskan
menjadi protein, maka tidak dapat dikembalikan menjadi bentuk asalnya (DNA). Aliran informasi dari
asam nukleat ke asam nukleat memang memungkinkan, tetapi aliran informasi dari protein ke asam
nukleat atau dari protein ke protein tidak memungkinkan.

Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah teknik biologi molekuler untuk mengamplifikasi sekuen DNA
spesifik menjadi ribuan sampai jutaan kopi sekuen DNA. DNA adalah dua untai polinukleotida yang
membentuk formasi heliks ganda. Baik benda mati ataupun makhluk hidup tersusun dari unit
fundamental yang sama yaitu atom yang terdiri dari proton, elektron, dan neutron. Dari atom inilah akan
terbentuk molekul yang lebih besar yang menyusun benda mati dan makhluk hidup tersebut. DNA adalah
molekul kehidupan. Sandi yang dibawa DNA merupakan rumusan bagi sejumlah protein yang mempunyai
fungsi struktural seperti porin maupun regulator seperti enzim. Suatu pemahaman sederhana alur
informasi dari DNA ke mRNA ke protein adalah konsep yang disebut “Central Dogma”.

Protein merupakan molekul yang sangat penting di dalam setiap proses kehidupan, dan peranannya yang
sangat penting (vital) seperti sebagai enzim yang membantu pencernaan makanan, reseptor yang
menerima sinyal di otak, serta antibodi terhadap penyakit. Tapi kenyataannya tidak semua urutan DNA
bisa dihubungkan dengan suatu protein tertentu. SIfat atau urutan DNA sebagai pembawa informasi
genetik dikenal dengan istilah gen. Dengan kata lain, protein merupakan representasi dari gen-gen yang
mengkodenya.

Pada awalnya para ilmuwan menduga bahwa protein merupakan satu-satunya molekul yang berperan
dalam meregulasi ekspresi gen pada manusia dan organisme kompleks lainnya (eukariotik), seperti pada
organisme tingkat rendah atau mikroorganisme (prokariot). Dan dengan perkembangan bidang biologi
molekuler, kemudian ditemukan bahwa dalam DNA eukariot, selain ada bagian yang akan di ekspresikan
menjadi protein (ekson), ada juga bagian yang tidak diekspresikan (intron) dimana jumlahnya lebih besar
dibandingkan ekson. Dan karena dalam aliran informasi genetik semua DNA ditranskripsikan menjadi RNA,
maka terdapat banyak sekali molekul RNA yang tidak ditranslasikan. Peran dari molekul-molekul RNA
tersebut telah menjadi bahan kajian penting dalam bidang biologi molekuler selama beberapa tahun
terakhir. Salah satu penemuan yang terbaik adalah ditemukannya RNA interference sebagai mekanisme
yang mengontrol aliran informasi genetik, dimana penemuan ini sekaligus membantah hipotesis
sebelumnya yang menyebutkan bahwa protein merupakan satu-satunya molekul yang berperan dalam
meregulasi ekspresi gen.

Mengenai replikasi DNA dan RNA akhir-akhir ini juga banyak hal-hal baru yang perlu mendapat perhatian.
Maka rasanya dianggap perlu untuk sesekali diadakan tinjauan umum mengenai hasil-hasil penelitian para
ahli dari berbagai penjuru dunia.

Anda mungkin juga menyukai