Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki 17.499 pulau dengan penjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi
sumber daya pesisir dan lautan yang sangat besar. Luas total wilayah Indonesia
adalah 7,8 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan,
dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif ( ZEE ). Hal ini menjadikan Indonesia
Untuk memanfaatkan potensi yang besar tersebut, saat ini pemerintah sedang
city, merupakan salah satu konsep pembangunan wilayah pesisir yang mulai
menerapkan konsep ini adalah Singapore, Jepang, Amerika dan beberapa Negara
memerlukan bahan bangunan yang tahan terhadap air laut. Beton menjadi pilihan
dibandingkan dengan baja yang bersifat korosi. Akan tetapi, tidak dapat diabaikan
agresif. Lingkungan agresif seperti daerah pantai (coastoal area ), laut (marine)
merupakan daerah dengan kandungan klorida dan sulfat yang tinggi, akan
sehingga beton tidak bisa kedap air sempurna. Kandungan pori yang terlalu
sehingga zat-zat perusak dapat mudah masuk kedalam beton yang berimbas pada
kekuatan beton tersebut. Semakin kecil tingkat porositas beton, maka semakin
.Maka dari itu, inovasi-inovasi teknologi beton selalu dituntut guna menjawab
mempunyai kualitas tinggi, kekuatan, dan daya tahan dilingkungan agresif tanpa
mengabaikan nilai ekonomis. Untuk mengatasi hal itu perlu mencari alternatif
untuk meningatkan kualitas beton yang tahan terhadap lingkungan agresif dengan
semen itu sendiri yaitu kalsium oksida (Cao), silika dioksida (SiO2), dan
Material zeolite adalah alternatif bahan yang akan dijadikan sebagai bahan
tambah, material ini diharapkan bisa meningkatkan fungsi semen sebagai bahan
yang sama seperti semen. Unsur-unsur pembentuk Mineral Zeolit yaitu natrium
(Na2O), magnesium oksida (MgO), kalsium oksida (CaO), mangan (Mn), dan
masih mempunyai cadangan zeolite yang sangat besar dan berpotensi untuk
Tasikmalaya.
Dari latar belakang di atas, material zeolite tersebut sangat potensial untuk