Modul PMSM Genap
Modul PMSM Genap
C. Kekurangan CVT
1. Putaran awal membutuhkan putaran yang tinggi.
2. Komponen engine lebih cepat aus karena karakteristik engine bekerja pada
putaran tinggi.
3. Engine break sangat kecil sehingga penggunaan rem lebih dominan dan
kemungkinan rem cepat aus.
c) Bushing/collar/spacer/bos puli
Komponen ini berfungsi sebagai poros movable drive face agar dinding
dapat bergerak mulus sewaktu bergeser.
g) V belt/Sabuk penggerak
Berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary pulley ke secondary
pulley. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan
motornya. Besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros,
yaitu poros crank shaft/poros primary drive gear shift. V-belt terbuat dari
karet dengan kualitas tinggi, sehingga tahan terhadap gesekan dan panas.
Gambar V belt/Sabuk penggerak
f) Torsi cam
Apabila mesin membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu
jalan yang menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan
kecepatanya menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan
kembali seperti semula seperti pada keadaan diam. Drive pulley
akan membuka sehingga dudukan belt membesar, sehingga
kecepatan turun saat inilah torsi cam bekerja. Torsi cam akan
menahan pergerakan driven pullet agar tidak langsung menutup.
Jadi kecepatan tidak langsung jatuh. Bagian ini ditunjukan pada
gambar komponen kecil dan alur pada poros.
3. Final gear/Reduction gear/Gigi reduksi
Komponen ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang
diperoleh dari CVT agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan
dikirim keporos roda. Pada gigi reduksi, jenis roda gigi yang
digunakan adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring
terhadap poros.
d. Putaran tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter sabuk penggerak
pada puli primer lebih besar daripada puli sekunder. Ini disebabkan
gaya sentrifugal roller semakin menekan movable drive face.
Akibatnya, sabuk penggerak terlempar kearah luar puli primer.
3. Cara kerja CVT berdasarkan kerja roller dan puli
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa pergerakkan puli (2)
dikontrol oleh pergerakkan roller. Fungsi roller hampir sama dengan
plat penekan pada kopling sentrifugal. Ketika putaran mesin naik,
roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong bagian puli yang
bisa bergeser mendekati puli yang diam, sehingga celah pulinya akan
menyempit.
Selain dari penjelasan diatas proses kerja motor bensin dua langkahdapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar siklus kerja motor bakar dua laangkah
B. Komponen Motor Bakar
Komponen motor bakar dapat dibedakan menjadi dua yaitu komponen
bergerak (mekanis) dan komponen tidak bergerak (statis). Komponen tersebut
diterangkan sebagai berikut :
1. Komponen Bergerak (mekanis)
Komponen bergerak (mekanis) adalah komponen mesin yang bergerak
jika mesin hidup baik itu gerak lurus maupun gerak putar. Komponen tersebut
antara lain :
a. Piston
Piston berfungsi meneruskan gaya gas pembakaran kepada poros engkol
dan bersama-sama cincin piston menyekat ruang bakar supaya gas
pembakaran tidak masuk ke dalam poros engkol. Piston terdapat didalam
silinder dan bergerak translasi diantara batas Titik Mati Atas (TMA)
sampai batas Titik Mati Bawah (TMB). Jarak antara TMA-TMB
dinamakan dengan panjang langkah piston, sedangkan volume silinder
antara piston pada TMA dan piston pada TMB dinamai dengan volume
langkah piston.
Gambar Piston
b. Ring piston
Untuk meningkatkan fungsi kerja dari piston pada ruang bakar perlu
dilengkapi dengan ring piston sehinga kerapatan dari ruang bakar dapat
ditingkatkan. Antara piston dan dinding piston terdapat celah (clearence)
yang berfungsi sebagai ruang muai piston. Celah ini bisa menimbulkan
masalah yaitu kebocoran gas pada waktu langkah kompresi dan tenaga.
Untuk mengatasi hal tersebut pada piston diberi seal atau perapat sehingga
kebocoran dapat dihindari. Perapat tersebut berbentuk ring . Adapun
fungsi ring piston secara umum adalah sebagai berikut:
1) Sebagai penyekat agar oli tidak masuk ke ruang bakar.
2) Sebagai pembuang panas dari dinding silinder.
3) Membersihkan oli dari dinding silinder.
4) Mendukung kerja piston agar tidak ada kebocoran dari ruang bakar
kedalam mesin.
5) Pengontrol lapisan minyak pelumas dari dinding silinder.
Material ring piston terbuat dari besi cor khusus, berbentuk lingkaran
berdiameter lebih besar dari diameter piston, untuk memudahkan
pemasangan pada piston ring piston terdapat potongan. Celah sambungan
(gap joint) harus disesuaikan dengan sepesifikasi mesin. Bila celah
sambungan terlalu besar akan mengakibatkan kebocoran gas, bila terlalu
kecil ujung-ujungnya akan bersentuan dan apabila mememuai akan
merusak ring piston.
Gambar Model ring piston
1) Ring kompresi, Fungsi ring ini adalah mencegah gas kelur pada waktu
langkah kompreasi dan ekspansi. Ring kompresi dipasang berurutan
pada posisi atas piston. Potongan ring diposisikan antara satu dengan
yang lainnya pada posisi 120°, atau 180°, dengan maksud untuk untuk
mencegah kebocoran.
2) Ring oli. Fungsi dari ring ini adalah untuk mengikis kelebihan oli pada
dinding silinder dan untuk mecegah agar minyak pelumas tidak
memasuki ruang bakar.
c. Pen piston
Pen piston berfungsi sebagai pengikat piston terhadap batang pengerak.
Pen piston juga berfungsi sebagai pemindah tenaga piston ke batang
pengerak agar gerak bolak-balik pada piston dapat diubah menjadi gerak
berputar pada poros engkol.
d. Batang pengerak/batang torak
Batang penggerak (connecting rood) berfungsi sebagai penghubung antara
piston dengan poros engkol. Pada umumnya panjang batang penggerak
kira-kira sebesar dua kali langkah gerak piston.
Bagian ujung dari poros engkol dibuat alur untuk pemasangan dari roda
gigi timing untuk menggerakan sumbu nok (camshaft) dan puli untuk
menggerakan pompa dan generator. Bagian ujung satunya dipasang roda
gaya atau roda penerus. Pada mesin segaris jumlah crank pin sama dengan
jumlah silinder dan untuk bentuk V jumlahnya adalah setengahnya. Jumlah
crank jurnal bertambah banyak pada mesin putaran tinggi atau beban
tinggi.
f. Roda penerus
Berputarnya poros engkol secara terus menerus adalah akibat dari adanya
tenaga gerak (energi kinetik) yang disimpan pada roda penerus sebagai
kelebihan pada saat langkah kerja. Pada mesin sepeda motor umumnya
roda gila berfungsi juga sebagai rotor generator.
2. Komponen Tidak Bergerak (statis)
Komponen tidak bergerak adalah komponen mesin yang tidak bergerak
ketika mesin hidup. Pengertian bergerak tidak sama dengan berpindah
sehingga dapat dipisahkan komponen mana yang bergerak dan tidak
bergerak. Komponen tersebut antara lain blok silinder, kepala silinder dan
bak engkol.
a. Blok silinder
Blok silinder bisa dikatakan bagian yang paling penting pada suatu mesin.
Blok silinder tempat piston bergerak bolak-balik dan tempat beberapa
komponen kelistrikan dipasangkan. Konstruksi blok silinder dipengaruhi
oleh sisitem pendinginannya, jumlah silinder serta sistem pemasukan
bahan bakarnya. Sistem pendinganan sepeda motor biasanya berpendingin
udara. Untuk menambah efektifitas pendinginan maka bagian luar blok
silinderdibuat bersirip agar luas bidang permukaan pendinginan
bertambah.
b. Kepala silinder
Bagian atas blok silinder adalah kepala silinder. Kepala silinder dibaut
pada blok silinder. Konstruksi kepala silinder dipengaruhi oleh sistem
pemasukan bahan bakar dan penggerak katupnya. Pada motor 4 langkah
katup-katupnya dipasang pada kepala silinder sehingga kepala silindernya
mempunyai lubanglubang pemasukan bahan bakar dan pengeluaran gas
buang. Kepala silinder juga sebagai tempat pemasangan busi. Busi itu
dipasangkan dengan cara diulirkan dan elektroda busi menghadap ke ruang
bakar.
Gambar konstruksi kepala silinder
C. Mekanisme katup
Pada konstruksi kepala silinder terdapat beberapa komponen yang saling
berhubungan untuk menghasilkan tenaga. Stuktur kerja mekanisme katup
dan urutan kerja dimulai saat poros engkol berputar, maka akan
mengakibatkan berputarnya camshaft yang dihubungkan melalui timing
chain dan roda gigi/sprocket. Camshaft akan menggerakan rocker arm dan
rocker arm akan menekan batang katup sehingga terjadi pergerakan katup.
Gambar mekanisme katup
Gambar camshaft
8. Timing chain
Timing chain berguna untuk menghubungkan gigi poros engkol
dengan gigi camshaft, sehingga putaran poros engkol dapat diteruskan
ke camshaft dan terjadilah persesuaian antara gerak naik turunnya
piston dengan terbuka dan tertutupnya katup dalam melakukan proses
kerja. Roda gigi/sprocket: Roda gigi berfungsi menerima putaran dari
gigi poros engkol dan meneruskannya ke camshaft.
Mekanisme katup engine dibagi menjadi tipe Over Head Valve (OHV),
tipe Over Head Camshaft (OHC) dan tipe Double Over Head Camshaft
(DOHC). Mekanisme katup yang banyak dipakai yaitu sistem katup kepala
atau over head valve (OHV), dan sistem poros nok kepala silinder atau
over head cam (OHC). Poros nok pada sistem OHV berada pada blok
silinder sehingga untuk menggerakan katup diperlukan beberapa parantara
yaitu tapet (valfe lifter), batang penumbuk (push rod), pelatuk (rocker
arm) baru sampai pada katup Sistem OHC terdiri dari dua jenis, yaitu
DOHC (double over head cam) dan SOHC (single over head cam). Pada
sistem OHC poros nok langsung ke pelatuk dan diteruskan ke katup atau
bahkan ada yang dari poros nok langsung menggerakan katup tanpa
pelatuk. Karena model OHC tidak memerlukan alat bantu, maka motor
dengan poros nok pada kepala silinder lebih memungkinkan dipakai pada
putaran yang lebih tinggi, disamping itu karena perantaranya tidak banyak
maka ketepatan pembukaan dan penutupan katup relatif lebih sempurna
dibandingkan dengan poros nok yang berada pada blok silinder.
D. Cara Kerja Mekanisme Katup
Kerja katup adalah saat membuka dan menutup katup serta berapa lama
katup membuka, hal ini berlaku baik untuk katup hisap maupun katup
buang. Cara kerja motor 4 tak seakan-akan katup membuka dan menutup
pada waktu torak berada pada titik mati, namun kenyataannya katup hisap
membuka 10º sebelum torak mencapai titik mati atas dan menutup 40º
setelah titik mati bawah. Katup buang membuka 40º sebelum titik mati
bawah dan menutup 10º setelah titik mati atas, maka katup hisap dan katup
buang terbuka bersama-sama dan saat inilah yang disebut overlap. Berikut
ini adalah diagram waktu pembukaan dan penutupan katup masuk dan
buang.