Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH BOARD GAME EDUKASI POPOHIDATKU TERHADAP

PENGETAHUAN PHBS PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA USIA


13 TAHUN DI KOTA BENGKULU

Puja Tri Kartika, Hermansyah, Sahran

*Mahasiswa Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu


**Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Email : puja.kartika303@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu upaya menuju kearah perilaku sehat dengan melalui satu program yang dikenal
dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan secara sistematis
dan terkoordinir. Pengaruh Bermain bagi Peningkatan Pengetahuan Anak Permainan dapat
meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan
perkembangan kognitif dan dapat mengurangi perilaku-perilaku yang secara potensial
berbahaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan
PHBS pada siswa dan siswi SMP di Kota Bengkulu. Desain yang digunakan adalah quasi
experiment dengan menggunakan desain penelitian pre-post test design with control group.
kelompok subjek di observasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian di observasi lagi
setelah intervensi. Sampel diambil menggunakan simple random sampling dengan 30 orang
dalam satu kelompok dan seluruh sampel penelitian adalah 60 orang. Intrumen penelitian yang
digunakan adalah kuisioner yang dibuat oleh Titi Sari Banun. Analisis mengunakan wilcoxon
test untuk membandingkan variabel kecemasan dalam kelompok, sedangkan uji Mann
Whitney-U test untuk membandingkan variabel kecemasan pada kedua kelompok. Hasil uji
statistik menunjukan p = 0,009 < α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada beda rata rata
pengetahuan PHBS sebelum dan sesudah diberikan Board Game edukasi POPOHIDATKU
dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Board game edukasi POPOHIDATKU terhadap
Pengetahuan PHBS pada anak SMP usia 13 tahun di Kota Bengkulu.
Kata Kunci : PHBS, Pengetahuan, Board Game
THE EFFECT OF POPOHIDATKU EDUCATION GAME BOARD ON PHBS
KNOWLEDGE IN 13 YEAR AGE HIGH SCHOOL STUDENTS IN BENGKULU
CITY

Puja Tri Kartika, Hermansyah, Sahran

* Student of DIV Nursing Study Program in Health Polytechnic of Bengkulu


** Lecturer in Nursing Department of Health Polytechnic of the Ministry
of Health in Bengkulu
Email : puja.kartika303@gmail.com

ABSTRACT

One of the efforts is towards healthy behavior through a program known as the Clean and
Healthy Behavior Program (PHBS) which is carried out systematically and coordinated. The
Effects of Play for Increasing Children's Knowledge Games can increase affiliation with peers,
reduce pressure, improve cognitive development and can reduce potentially dangerous
behaviors. This study aims to determine the effect of education on PHBS knowledge in junior
high school students and students in the city of Bengkulu. The design used was a quasi
experiment using a pre-post test design with control group design. the subject group was
observed before the intervention, then observed again after the intervention. The sample was
taken using simple random sampling with 30 people in one group and the entire study sample
was 60 people. The research instrument used was a questionnaire made by Titi Sari Banun.
Analysis used the Wilcoxon test to compare anxiety variables in groups, while the Mann
Whitney-U test was used to compare anxiety variables in both groups. The results of the
statistical test show p = 0.009 <α 0.05. so that it can be concluded that there is a difference in
average PHBS knowledge before and after being given the educational game board
POPOHIDATKU and it can be concluded that there is an influence of the educational board
game POPOHIDATKU on Knowledge of PHBS in middle school children aged 13 years in
Bengkulu City.
Keywords: PHBS, Knowledge, Board Game
PENDAHULUAN pendidikan (Maharani, Pramono and
Nugraheni, 2016).
Salah satu upaya menuju kearah
perilaku sehat dengan melalui satu program Salah satu penyakit yang timbul
yang dikenal dengan program Perilaku akibat dari PHBS yang tidak baik adalah
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diare. Presentase kejadian diare yang
dilaksanakan secara sistematis dan ditangani di Indonesia baru sebesar 60,4%
terkoordinir. Program Perilaku Hidup di tahun 2017 dengan beberapa provinsi
Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sudah mencapai angka penanganan di atas
bentuk perwujudan untuk memberikan 80% seperti DKI Jakarta, Kalimantan
pengalaman belajar atau menciptakan Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi
suatu kondisi yang kondusif bagi Barat sedangkan untuk provinsi dengan
perorangan, keluarga, kelompok dan presentase penanganan diare di bawah 50%
masyarakat untuk meningkatkan sebanyak 15 provinsi termasuk Provinsi
pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat bengkulu dengan presentase kasus diare
menerapkan cara–cara hidup sehat dalam yang di tangani hanya sebesar 32,9% di
rangka menjaga, memelihara, dan tahun 2017 (Kementerian Kesehatan RI,
meningkatkan kesehatan (Gani, Istiaji and 2018).
Pratiwi, 2015). Promosi PHBS perlu
dimulai sejak usia dini agar menjadi Persentase rumah tangga yang
tambahan pengetahuan dan selanjutnya mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan
diharapkan dapat dipraktekkan dalam Sehat (PHBS) meningkat dari 50,1%
kehidupan sehari-hari, serta menjadi (2010) menjadi 53,9% (2011), dan 56,5%
bagian dari norma hidup mereka. Promosi (2012), lalu turun sedikit menjadi 55,0%
PHBS bisa disampaikan melalui berbagai (2013). Karena target tahun 2014 adalah
media massa, baik media cetak maupun 70%, maka pencapaian tahun 2013 tersebut
media elektronik. Seiring dengan tampak masih jauh dari target yang
perkembangan teknologi saat ini marak ditetapkan. Dari pencapaian tersebut jelas
permainan berupa permainan. Salah satu bahwa masih terdapat sekitar 45% rumah
ciri positif yang terkandung dari game tangga yang belum mempraktikkan PHBS.
adalah sportivitas sehingga menang dan Telah terjadi perubahan yang cukup besar
kalah adalah hal biasa. Manfaat lainnya pada anggota rumah tangga ≥10 tahun yang
adalah aspek kecerdasan dan reflek saraf berperilaku benar dalam buang air besar,
yang sebenarnya juga terasah dalam sebuah yakni dari 71,1% pada tahun 2007 menjadi
game, terutama game yang bersifat 82,6% pada tahun 2013. Namun ini berarti
kompetitif. Itulah mengapa kini juga bahwa masih ada sekitar 17,4% anggota
banyak dikembangkan game edukasi untuk rumah tangga ≥10 tahun yang berperilaku
anak-anak, karena dengan belajar melalui tidak benar dalam buang air besar (Renstra,
visualisasi yang menarik diharapkan 2015).
semangat anak untuk belajar akan lebih
terpacu. Selain itu manusia juga Tempat-tempat umum (TTU) yang
mempunyai sifat dasar lebih cepat sudah memenuhi syarat kesehatan pada
mempelajari segala sesuatu secara visual- bagian sarana pendidikan untuk SMP
verbal, sehingga permainan sebenarnya hanya 31% untuk Kota Bengkulu. Untuk
juga baik jika dilibatkan dalam proses data di wilayah Provinsi bengkulu,
beberapa tatanan mengenai sanitasi, air
bersih san rumah sehat sudah memenuhi yang minim, tidak adanya tempat cuci
standar dengan pencapaian diatas 50%, tangan yang layak, serta bau pesing di
namun lain halnya dengan bagian tempat beberapa sudut sekolah.
umum dan pengolahan makanan (TUPM)
yang masih dibawah standar dengan Berdasarkan permasalahan di atas,
presentase terendah di dapatkan sarana maka penulis tertarik untuk melakukan
pendidikan yaitu SMP dengan presentase penelitian untuk mengkaji mengenai
memenuhi syarat kesehatan hanya 20% pengetahuan perilaku hidup bersih dan
saja, sedangkan pengolahan makanan sehat (PHBS) dan menuangkannya dalam
merupakan salah satu indikator PHBS penelitian tentang, “Pengaruh Edukasi
disekolah untuk poin komsumsi jajanan Board Game Popohidatku terhadap
sehat di sekolah. Begitu pula pada bagian Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan
tempat pengolahan makanan dibina dan Sehat pada Anak Sekolah Menengah
diuji petik, yang meliputi jasa boga atau Pertama Usia 13 Tahun”.
katering, rumah makan dan restoran, depot
air minum, kantin, dan makanan jajanan. METODE PENELITIAN
Salah satu jenis usaha jasa makanan yang Jenis penelitian ini merupakan
lokasinya berada di lingkungan institusi penelitian kuantitatif, dengan desain
dan sebagian besar konsumennya adalah penelitian quasi experiment dengan
masyarakat di institusi tersebut, seperti menggunakan desain penelitian pre-post
kantin sekolah, kantin yang berada di test design with control group, yang
kantor dan lain-lain. Presentasse untuk mengungkapkan sebab akibat dengan cara
tempat pengolahan makanan (TPM) melibatkan dua kelompok subyek. Satu
menurut status hygiene sanitasi kedudukan kelompok diberi perlakuan, tetapi
kota bengkulu sangat jauh dari harapan sebelumnya diberikan pre-test, setelah itu
yaitu hanya 58%, sedangkan kabupaten dilakukan post-test. Penelitian ini
dengan TPM memenuhi syarat hygiene dilakukan pada bulan November 2018 s.d
sanitasi tertinggi yaitu Kaur sudah Maret 2019 di SMP 07 Kota Bengkulu.
mencapai 100%, disusul oleh Bengkulu Dimana kelompok intervensi di SMP 07
Utara sebesar 89% dan Bengkulu Tengah Kota Bengkulu dan kelompok kontrol di
80% (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2018). SMP 15 Kota Bengkulu. Prosedur
Berdasarkan survei awal yang pengumpulan data Pada hari pertama
dilakukan pada tanggal 18-19 Oktober peneliti Menjelaskan tujuan, manfaat,
2018 di SMP 07 Kota Bengkulu, penulis prosedur pengumpulan data pada calon
menemukan beberapa hal baik secara responden, Meminta persetujuan calon
observasi maupun wawancara bahwa responden untuk tidak membocorkan
sebagian anak-anak yang di wawancara permainan kepada teman yang lain (yang
belum mengetahui mengenai indikator belum diberikan intervensi), Memberikan
PHBS secara keseluruhan. Dari hasil informed consent kepada calon responden
observasi, didapatkan lingkungan di SMP dan mengisi kuesioner, Melakukan
tersebut masih banyak sarana dan pengisian lembar kuesioner observasi
prasarana penunjang untuk PHBS belum tentang pengetahuan PHBS di awal
memenuhi kriteria layak seperti, pintu WC pertemuan sebelum pemberian intervensi,
yang tidak berkunci, tumpukan sampah dan Menjelaskan jadwal kontrak kegiatan
pembalut didalam WC, kondisi WC yang penelitian secara keseluruhan kepada
tidak memiliki gayung, tempat sampah responden. Pada hari kedua peneliti
Mendemonstrasikan cara permainan variabel, sedangkan pernyataan
sebanyak 1 kali kepada responden, unfavorable merupakan pernyataan yang
Meminta kesediaan dan kejujuran menentang variabel. Instrumen tes
responden untuk melakukan permainan, pengetahuan PHBS disusun menggunakan
Melakukan pengisian lembar kuesioner skala Guttman dengan 2 alternatif pilihan
observasi post intervensi pada terakhir yang terdiri atas benar (B) dan salah (S).
pemberian intervensi..
HASIL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat
semua siswa dan siswi di SMPN 07 dan
SMPN 12 Kota Bengkulu. Sampel diambil Analisis univariat pada penelitian ini
menggunakan simple random sampling untuk melihat nilai mean, median, nilai
dengan kriteria inklusi : Remaja laki-laki minimal dan maksimal, standar deviasi dan
dan perempuan usia 13 tahun sekolah standar error serta 95% confidence interval
menengah pertama, Dapat membaca, (CI) for mean berdasarkan jenis kelamin,
menulis dan memahami informasi yang pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan
diberikan, Merupakan siswa minimal 6 ayah, pendidikan ibu, dan pendapatan
bulan belajar di SMP tersebut. Kriteria orang tua.
ekslusi : Responden tidak selesai mengikuti
permainan/menghentikan permainan. 1) Karakteristik responden
Karakteristik responden dalam
Intrumen penelitian yang digunakan penelitian ini bertujuan untuk
adalah kuisioner yang dibuat oleh Titi Sari mendeskripsikan responden yang akan di
Banun (2016). teliti, yang meliputi jenis kelamin,
Instrumen tes dan skala yang pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan
digunakan terdiri atas pernyataan favorable ayah, pendidikan ibu, dan pendapatan
dan unfavorable. Pernyataan favorable orang tua.
merupakan pernyataan yang mendukung

Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan ayah,
pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan pendapatan orang tua Di
SMPN 07 dan SMPN 12 Kota Bengkulu

Karakteristik Intervensi Kontrol P Value


(n=30) (n=30)
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 (36,7%) 17(56,7%) 0,196
Perempuan 19 (63,3%) 13(43,3%)
Pekerjaan Ayah
Tidak Bekerja 4 (13,3%) 2 (6,7%)
TNI/Polri 0 (0 %) 0 (0 %) 0,627
Wiraswasta 20 (66,7%) 23 (76,7%)
PNS 4 (13,3%) 2 (6,7%)
Petani/nelayan 2 (6,7%) 3 (10,0%)
Pekerjaan Ibu
Tidak Bekerja 20 (66,7%) 17 (56,7%)
TNI/Polri 0 (0 %) 0 (0 %) 0,695
Wiraswasta 9 (30,0%) 11 (36,7%)
PNS 1 (3,3%) 1 (3,3%)
Petani/nelayan 0 (0 %) 1 (3,3%)
Pendidikan Ayah
Tidak Sekolah 0 (0 %) 2 (6,7%)
SD 4 (13,3 %) 7 (23,3%) 0,382
SMP 6 (20,0%) 7 (23,3%)
SMA 17 (56,7%) 11 (36,7%)
Perguruan 3 (10,0 %) 3 (10,0%)
Tinggi
Pendidikan Ibu
Tidak Sekolah 1 (3,3 %) 1 (3,3%)
SD 6 (20,0 %) 8 (26,7%) 0,774
SMP 5 (16,7%) 8 (26,7%)
SMA 15 (50,0%) 11 (36,7%)
Perguruan 3 (10,0 %) 2 (6,7%)
Tinggi
Pendapatan Orang
Tua 15 (50,0%) 13 (43,3%)
< UMR 0,796
= > UMR 15 (50,0%) 17 (56,7%)

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan (50,0%) pada kelompok intervensi dan


hasil karakteristik jenis kelamin responden kurag dari separuh (36,7%) pada kelompok
pada kelompok intervensi lebih dari kontrol. Gambaran pendapatan orang tua
separuh (63,3%) berjenis kelamin pada kelompok intervensi separuh (50,0%)
perempuan sedangkan kelompok kontrol memiliki pendapatan => UMR dan pada
lebih dari separuh (56,7%)berjenis kelamin kelompok kontrol lebih dari separuh
laki-laki, pekerjaan ayah responden lebih (56,7%)memiliki pendapatan => UMR.
dari separuh (66,7%) bekerja sebagai Hasil Uji Kesetaraan berdasarkan jenis
wiraswasta pada kelompok intervensi dan kelamin, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu,
sebagian besar (76,7%) pada kelompok pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan
kontrol, untuk karakteristik pekerjaan ibu pendapatan orang tua setara antara
lebih dari separuh tidak bekerja pada kelompok kontrol dan intervensi dengan p
kelompok intervensi (66,7%) dan value > α 0,05.
kelompok kontrol (56,7%). Pada
pendidikan ayah lebih dari separuh Analisis Bivariat
(56,7%) dengan pendidikan terakhir SMA
pada kelompok intervensi dan kurang dari Analisis bivariat dilakukan untuk
separuh (36,7%) pada kelompok kontrol, mengetahui adanya perbedaan rata rata
begitu pula dengan pendidikan ibu dengan Pengetahuan PHBS siswa sebelum dan
jenjang terakhir yaitu SMA sebagian sesudah diberikan Board Game edukasi
POPOHIDATKU pada kelompok (p=0,000< α 0,05), sehingga uji yang
intervensi dan menegetahui adanya dilakukan ialah Wilcoxon untuk menguji
perbedaan rata rata Pengetahuan PHBS nilai pengetahuan PHBS sebelum dan
siswa sebelum dan sesudah diberikan sesudah bermain Board Game Edukasi
edukasi melalui Leaflet. POPOHIDATKU dan diberikan edukasi
Berdasarkan uji kenormalan melalui leaflet pada masing masing
dengan mengggunakan uji kolmogorov- kelompok, sedangkan untk
smirnov pada α 5% di dapatkan hasil data membandingkan variabel pengetahuan
yang di olah pada variabel pengetahuan PHBS pada kedua kelompok intervensi dan
PHBS pada kelompok kontrol dan kontrol digunakan uji Mann Whitney.
intervensi data tidak berdistribusi normal
Tabel 5.2
Distribusi Rata-Rata nilai Pengetahuan PHBS Pada Kelompok
Intervensi dan kontrol Sebelum Dan Setelah Diberikan Board
Game Edukasi POPOHIDATKU Dan Edukasi Melalui Leaflet
Di SMPN 07 dan SMPN 12 Kota Bengkulu

Kelompo Variabel Mean SE SD Min- 95% CI


k Maks For
Mean
Pengetahuan
PHBS sebelum
diberikan
33,8 0,39 30 33,02;34,
Board Game 2,183
3 9 38 65
Edukasi
POPOHIDATK
Intervensi
U
(n=30)
Pengetahuan
PHBS sesudah
diberikan Board 37,2 0,33 33 36,55;37,
1,832
Game Edukasi 3 5 40 92
POPOHIDATK
U
Pengetahuan
PHBS sebelum
34,2 0,46 29 33,25;35,
diberikan 2,538
0 3 38 15
Edukasi melalui
Kontrol Leaflet
(n=30) Pengetahuan
PHBS sesudah
36,4 0.44 31 35,56;37,
diberikan 2,417
7 1 39 37
Edukasi melalui
Leaflet

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan pengetahuan PHBS sebelum diberikan


hasil analisis untuk kelompok intervensi Board Game edukasi POPOHIDATKU
dengan rata-rata 33,83 setelah diberikan sebelum diberikan terapi edukasi melalui
Board Game edukasi POPOHIDATKU leaflet yaitu sebesar 34,20 dan setelah
dengan rata-rata 37,23. Sementera rata-rata diberikan edukasi melalui leaflet yaitu
Pengetahuan PHBS pada kelompok kontrol sebesar 36,47.

Tabel 5.3
Distribusi Rata-Rata Pengetahuan PHBS Pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol Sebelum Dilakukan Edukasi
Di SMPN 07 dan SMPN 12 Kota Bengkulu

Kelompo Variabel Mea SD SE Min- 95% CI P Value


k n Maks For
Mean
Pengetahuan
Intervensi PHBS Sebelum
(n=30) Diberikan
33,83
Board Game 0,399 30-38 33,02;34,
2,183
Edukasi 65
POPOHIDATK
0,551
U
Pengetahuan
PHBS Sebelum
33,25;35,
Kontrol Diberikan 34,20 2,538 0,463 29-38
15
(n=30) Edukasi
melalui Leaflet

Dari tabel 5.3 didapatkan hasil pada anak sebelum diberikan edukasi
analisis rata-rata pengetahuan PHBS pada melalui leaflet 34,20 dengan standar
siswa sebelum Board Game Edukasi deviasi 2,358. Nilai kecemasan terendah
POPOHIDATKU 33,83 dengan standar 29 dan nilai tertinggi 38, dari hasil estimasi
deviasi 2,183. Nilai kecemasan terendah interval dapat disimpulkan bahwa 95%
30 dan nilai tertinggi 38, dari hasil estimasi diyakini rata-rata pengetahuan PHBS
interval dapat disimpulkan bahwa 95% responden sebelum diberikan Board Game
diyakini rata-rata Pengetahuan PHBS Edukasi POPOHIDATKU berada pada
responden sebelum diberikan Board Game rentang 33,25-35,15.
Edukasi POPOHIDATKU berada pada Berdasarkan uji kesetaraan untuk
rentang 33,02-34,65. variabel pengetahuan PHBS sebelum
Pada kelompok kontrol didapatkan perlakuan pada kelompok intervensi dan
hasil analisis rata-rata tingkat keccemasan kontrol yaitu setara dengan p value > 0,05.

Tabel 5.4
Perbedaan Rata-Rata nilai Pengetahuan PHBS Pada Kelompok
Intervensi dan kontrol Sebelum Dan Setelah Diberikan Board
Game Edukasi POPOHIDATKU Dan Edukasi Melalui Leaflet
Di SMPN 07 dan SMPN 12 Kota Bengkulu

Kelompo Variabel Mean SE SD Min- 95% CI P


k Maks For Value
Mean
Pengetahuan
PHBS sebelum
diberikan
33,8 0,39 30 33,02;34,
Board Game 2,183
3 9 38 65
Edukasi
POPOHIDATK 0,000
Intervensi
U
(n=30)
Pengetahuan
PHBS sesudah
diberikan Board 37,2 0,33 33 36,55;37,
1,832
Game Edukasi 3 5 40 92
POPOHIDATK
U
Pengetahuan
PHBS sebelum
34,2 0,46 29 33,25;35,
diberikan 2,538
0 3 38 15
Edukasi melalui
Kontrol Leaflet
(n=30) Pengetahuan 0,000
PHBS sesudah
36,4 0.44 31 35,56;37,
diberikan 2,417
7 1 39 37
Edukasi melalui
Leaflet
*wilcoxon test
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan POPOHIDATKU. Sementera rata-rata
hasil analisis untuk kelompok intervensi Pengetahuan PHBS pada kelompok
pengetahuan PHBS sebelum diberikan kontrol sebelum diberikan terapi edukasi
Board Game edukasi POPOHIDATKU melalui leaflet yaitu sebesar 34,20 dan
dengan rata-rata 33,83 setelah diberikan setelah diberikan edukasi melalui leaflet
Board Game edukasi POPOHIDATKU yaitu sebesar 36,47. Hasil uji statistik
dengan rata-rata 37,23. Hasil uji statistik menunjukan nilai p = 0,000 < α 0,05
menunjukan p = 0,000 < α 0,05 sehingga sehingga dapat disimpulkan ada beda rata
dapat disimpulkan ada beda rata rata rata pengetahuan PHBS pada anak
pengetahuan PHBS sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah diberikan edukasi
diberikan Board Game edukasi melalui leaflet.
Tabel 5.5
Pengaruh Board Game Edukasi POPOHIDATKU terhadap
Pengetahuan PHBS Siswa SMP Usia 13 Tahun
Di SMPN 07 dan SMPN 12 Kota Bengkulu

Kelompok Pengetahuan PHBS


(n=60)
Mean SD SE 95 % CI P value
Intervensi 3,40 1,567 0,286 2,81;3,99
0,009
Kontrol 2,27 1,484 0,271 1,71;2,82
**Mann Whitney-U test

Pada tabel 5.5 didapatkan hasil lebih dari setengah berjenis kelamin laki-
analisis nilai p = 0.009< 0.05 maka Ho laki (66,7%).
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian ini juga menunjukan
ada pengaruh Board game edukasi bahwa sebagian besar pekerjaan ayah
POPOHIDATKU terhadap Pengetahuan responden adalah wiraswasta dengan
PHBS pada anak SMP usia 13 tahun di presentase kelompok intervensi sebesar 20
Kota Bengkulu (66,7%) dan presentase kelompok kontrol
sebesar 23 (76,7%). Penelitian ini sejalan
dengan Putri, dkk (2017) diketahui bahwa
hampir setengahnya pekerjaan ayah
PEMBAHASAN responden adalah swasta yakni 15 orang
1. Gambaran karakteristik responden (35,7%). Sedangkan untuk pekerjaan ibu,
penelitian Di SMPN 07 dan SMPN 12 responden memiliki ibu yang sebagian
Kota Bengkulu besar tidak bekerja pada masing-masing
kelompok dengan presentase kelompok
Hasil analisis pada penelitian ini intervensi sebesar 20 (66,7%) dan pada
sebagian besar responden berjenis kelamin kelompok kontrol dengan presentase
perempuan pada kelompok intervensi sebesar 17 (56,7%). Penelitian ini sejalan
dengan presentase 19 (63,3%) .Hasil dengan Putri, dkk (2017) diketahui bahwa
penelitian ini sejalan dengan Gomo, dkk sebagian besar ibu responden tidak bekerja
(2013) bahwa lebih dari setengah anak yakni 28 orang (66,7%).
yang menjadi responden adalah jenis Penelitian ini juga sejalan dengan
kelamin perempuan (62,5%). Pada septyarsini (2016) bahwa diperoleh hasil
kelompok kontrol, lebih dari separuh sebanyak 12 responden (38,7%) status
responden pada penelitian ini berjenis pekerjaan ibu selama masa menyusui 6
kelamin laki-laki dengan presentase 17 bulan adalah bekerja dan sebanyak 19
(56,7%). Hasil penelitian ini didukung oleh responden (61,3%) status pekerjaan ibu
penelitian Edyati (2014), bahwa anak yang selama masa menyusui 6 bulan adalah ibu
menjadi reesponden dalam penelitian ini rumah tangga.
Hasil analisis pada penelitian ini semua aktifitas fisik dan mental yang
didapatkan bahwa rata-rata pendidikan menyebabkan mendorong siswa dalam
ayah responden lebih dari separuh kegiatan-kegiatan belajarnya, menjadi
menempuh jenjang pendidikan SMA pada penyaring jenis kegiatan yang ingin diikuti
masing-masing kelompok dengan dan dilakukan siswa, dan mengarahkan
presentase pada kelompok intervensi tingkah laku siswa.
sebesar 17 (56,7%) dan pada kelompok .
kontrol sebesar 11 (36,7%). Untuk hasil
analisis pada pendidikan ibu responden 2. Perbedaan rata-rata nilai pengeahuan
juga sama halnya dengan pendidikan ayah PHBS pada anak SMP usia 13 tahun antara
responden, yaitu lebih dari separuh sebelum dan sesudah diberikan diberikan
menempuh pendidikan SMA dengan Board Game edukasi POPOHIDATKU
presentasi kelompok intervensi 15 (50,0%) pada kelompok intervensi dan edukasi
dan pada kelompok kontrol 11 (36,7%). melalui Leaflet pada kelompok control
Febrianto (2012) mengatakan pada Hasil analisis rata rata nilai
penelitiannya yang berjudul hubungan pengetahuan PHBS responden kelompok
tingkat penghasilan, tingkat pendidikan inervensi sebelum diberikan Board Game
dan tingkat pengetahuan orangtua tentang edukasi POPOHIDATKU adalah 33,83.
makanan bergizi dengan status gizi siswa Sedangkan rata-rata nilai pengetahuan
tk islam zahrotul ulum karangampel PHBS pada kelompok inervensi sesudah
indramayu bahwa hasil analisis diberikan Board Game edukasi
menunjukkan tingkat pendidikan orangtua POPOHIDATKU adalah 37,23.
siswa siswa tk islam zahrotul ulum, Berdasarkan hasil tersebut dapat
karangampel, indramayu (x1) sebagian terlihat bahwa nilai mean pengetahuan
besar adalah slta, yaitu berjumlah 16 PHBS sesudah diberikan Board Game
(42,1%). edukasi POPOHIDATKU meningkat
Hasil penelitian ini juga menunjukkan dengan 3,40 , dan didapatkan nilai p value
bahwa rata-rata pendapatan orang tua yang dengan signifikan 0,000 dengan nilai (p< α
sebagian dan sebagian besar memiliki 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada beda
pendapatan di atas UMR Provinsi rata-rata nilai pengeahuan PHBS sebelum
Bengkulu dengan 15 orang pada kelompok dan sesudah diberikan Board Game
intervensi dan 17 orang pada kelompok edukasi POPOHIDATKU. Sedangkan
kontrol. rata-rata nilai pengetahuan PHBS pada
Halimatusadiah, (2018) mengatakan kelompok kontrol sebelum diberikan
bahwa pendapatan orang tua adalah edukasi melalui Leaflet adalah 34,20 dan
penghasilan yang diperoleh dari setelah diberikan edukasi melalui Leaflet
pemanfaatan faktor pruduksi barang dan rata-rata nilai pengetahuan PHBS adalah
jasa oleh seseorang yang didapatkan dalam 36,47.
satu bulan. Dalam hubungannya dengan Berdasarkan hasil tersebut dapat
kegiatan belajar, Pendapatan Orang Tua terlihat bahwa nilai mean pengetahuan
menjadi motor penggerak untuk dapat PHBS sesudah diberikan edukasi melalui
mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa Leaflet meningkat dengan selisih 2,27 ,
dengan Pendapatan Orang Tua, tujuan dan didapatkan nilai p value dengan
belajar tidak akan tercapai. Sedangkan signifikan 0,000 dengan nilai (p< α 0,05)
disiplin belajar belajar adalah suatu maka Ho ditolak, artinya ada beda rata-rata
semangat dari dalam diri individu terhadap
nilai pengeahuan PHBS sebelum dan Hal ini menunjukkan bahwa skor p kurang
sesudah diberikan edukasi melalui Leaflet. dari 0,005. Maka, dapat disimpulkan
Hal ini sejalan dengan penelitian bahwa perbedaan bermakna antara skor
Amelia (2010), diketahui bahwa sebelum pretest dan posttest pada kelompok
melakukan uji statistik t-test tidak perlakuan 1.
berpasangan yang digunakan untuk Hal ini sejalan dengan penelitian
mengetahui apakah media ular tangga Sutriyanto, dkk (2016), Hasil analisis
efektif dalam meningkatkan pengetahun menyebutkan bahwa setelah siswa pada
tentang rokok dan bahayanya pada siswa kelompok eksperimen dan kontrol
SMP, maka terlebih dahulu dilakukan uji mendapatkan perlakuan, keduanya sama-
statistik t-test berpasangan (pretest dan sama mengalami peningkatan
posttest) pada masing-masing kelompok pengetahuan, dimana kelompok yang
penelitian, yaitu eksperimen dan kontrol. mendapatkan 3 kali permainan kartu
Berdasarkan analisis uji t-test berpasangan Kasugi mengalami peningkatan rerata
pada kelompok eksperimen terdapat pengetahuan lebih tinggi yakni sebesar
perbedaan pengetahuan tentang rokok dan 32,40 dibandingkan kelompok yang
bahayanya pada siswa SMP yang mendapatkan 3 kali ceramah dengan
signifikan antara pretest dan posttest, peningkatan rerata pengetahuan sebesar
karena nilai p 0,256 > 0,05. Hal ini juga 31,94. Hasil dari uji beda menyebutkan
terdapat pada kelompok kontrol yang bahwa tidak terdapat perbedaan yang
terdapat perbedaan pengetahuan rokok dan bermakna peningkatan pengetahuan antara
bahayanya melalui metode ceramah pada siswa yang mendapat 3 kali penyuluhan
siswa SMP antara pretest dan posttest kesehatan melalui metode permainan kartu
karena nilai p 0,451 > 0,05. Kasugi. dengan siswa yang mendapat 3
Hal ini sejalan dengan penelitian kali penyuluhan kesehatan melalui metode
Nurhidayati & Hilal (2017), diketahui ceramah. Berdasarkan hasil analisis
bahwa terjadi peningkatan rata-rata (mean) tersebut dapat disimpulkan bahwa baik
skor pengetahuan sebelum dan sesudah metode permainan kartu kasugi maupun
diberi penyuluhan dengan permainan ular ceramah setelah diberikan sebanyak 3 kali
tangga. Peningkatan pengetahuan dapat samasama meningkatkan pengetahuan
dilihat dari rata-rata skor pretest sebesar 3. Pengaruh Board Game POPOHIDATKU
34,2 meningkat menjadi 38,5 pada rata- terhadap pengetahuan PHBS anak SMP
rata skor posttest. Selisih peningkatan skor usia 13 tahun Di kota Bengkulu.
pengetahuan PHBS paling tinggi sebesar Dari hasil penelitian yang telah di
12 dan paling rendah sebesar 0, sedangkan lakukan peneliti di dapatkan hasil dan telah
rata-rata skor pretest dan posttest adalah di lakukan uji Mann Whitney U untuk
4,3. Untuk mengetahui apakah ada mengetahui perbedaan rata-rata selisih
perbedaan antara skor pretest dan posttest nilai pengetahuan PHBS antara kelompok
pada kelompok perlakuan 1. ini, maka intervensi (Board Game edukasi
dilakukan uji t berpasangan dengan POPOHIDATKU ) dan kelompok kontrol
menggunakan SPSS. Pada uji t (leaflet) di SMPN 07 DAN SMPN 12 Kota
berpasangan, data dikatakan ada perbedaan Bengkulu, dan di peroleh angka signifikan
antara skor sebelumnya dengan skor sebesar 0,009, karna nilai p value < dari α
sesudahnya apabila skor p kurang dari 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada
0,005. Setelah dilakukan pengujian perbedaan bermakna pengetahuan PHBS
diperoleh hasil bahwa skor p adalah 0,000. antara kelompok intervensi (Board Game
Edukasi POPOHIDATKU) dan kelompok positif” atau dengan arti lain situasi belajar
kontrol (leaflet) di SMPN 07 dan SMPN 12 menyenangkan akan memberikan hasil
Kota Bengkulu. belajar yang lebih optimal.
Penelitan ini didukung oleh Board game edukasi
Amelia (2009) untuk mengetahui POPOHIDATKU merupakan media yang
efektivitas permainan ular tangga untuk berisi pesan dan informasi tentang perilaku
meningkatkan pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat. Di dalam board
bahaya rokok siswa kelas VII dan VIII game tersebut terdapat pion permainan,
SMP Ma’arif NU, Tegal. Penelitian buku petuncuk serta pertanyaan-
dilakukan dengan membandingkan hasil pertanyaan seputar PHBS yang jelas dan
pre-test sebelum dilakukan perlakuan dan mudah di pahami. Metode penyuluhan
post test setelah dilakukan perlakuan. Hasil kesehatan yang menarik dan menciptakan
penelitian menunjukkan peningkatan situasi menyenangkan menjadi faktor
pengetahuan tentang bahaya rokok dengan pendukung timbulnya keinginan untuk
p 0,000 < α 0,05. memainkannya. Dalam permainan Board
Hasil Penelitian ini sejalan dengan game POPOHIDATKU ini, setiap peserta
Sutriyanto, dkk (2016) hasil penelitian harus menyelesaikan permainan dengan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh cara mengelilingi bidak yang telah tersedia
permainan kartu Kasugi yang diberikan hingga kembali ke posisi awal keluar.
minimal 1 kali terhadap peningkatan Permaianan bisa dianggap selesai bila
pengetahuan perilaku hidup bersih dan seluruh pemain telah mencapai garis
sehat pada siswa sekolah dasar di finish. Oleh Karena itu, dengan
Kabupaten Bandung Barat dengan memainkan permainan Board game
p=0,001 < α 0,05. Hal tersebut sejalan POPOHIDATKU, siswa akan terpapar
dengan hasil penelitian di Inggris yang oleh materi tentang PHBS. Atas dasar
dilakukan oleh Blakely,dkk yang uraian dan data diatas menunjukkan bahwa
menyebutkan bahwa permainan edukatif Board game POPOHIDATKU dapat
terbukti efektif dalam mendukung digunakan sebagai salah satu upaya untuk
pembelajaran, terutama untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam
meningkatkan pengetahuan. Hasil berperilaku hidup bersih dan sehat.
penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian di India yang dilakukan oleh
Akshatha Nayak, dkk yang menyebutkan
bahwa pembelajaran berbasis permainan KESIMPULAN
merupakan metode penyuluhan kesehatan
yang efektif untuk meningkatkan 1. Distribusi berdasarkan jenis kelamin rata-
pengetahuan anak-anak sekolah dasar. rata anak yang menjadi responden berjenis
Bermain mengandung aspek kelamin perempuan. Untuk pekerjaan ayah
menyenangkan dan menimbulkan lebih dari separuh bekerja sebagai
kegembiraan sehingga dapat menimbulkan wiraswasta, sedangkan untuk pekerjaan
minat anak untuk ikut serta. Kegembiraan ibu rata-rata lebih dari separuh tidak
yang ditimbulkan dalam proses belajar bekerja. Pada variabel pendidikan ayah
dapat membantu pemahaman siswa atas lebih dari separuh memiliki pendidikan
materi yang diterima. Georgi Lazanov setara SMA, begitu pula untuk pendidikan
menyebutkan bahwa proses belajar yang ibu yang rata-rata berpendidikan setara
menyenangkan akan “membangun sugesti SMA. sedangkan pendapatan orang tua rta-
rata memiliki pendapatan diatas UMR Elaine Larson. 2001. Hygiene of the skin:
Provinsi Bengkulu. when is clean too clean? Centers
2. Rata-rata pengetahuan PHBS siswa SMP for Disease Control and
sebelum diberikan Board Game edukasi Prevention. Available at:
POPOHIDATKU adalah 33,83, dan pada https://scholar.google.com/citations
kelompok kontrol sebelum diberikan ?user=xzw8qXMAAAAJ&hl=en#d
Edukasi melalui Leaflet adalah 34,20. =gs_md_cita-
3. Perbedaan Rata-rata pengetahuan PHBS d&p=&u=%2Fcitations%3Fview_o
siswa SMP pada kelompok intervensi p%3Dview_citation%26hl%3Den%
sebelum diberikan Board Game edukasi 26user%3Dxzw8qXMAAAAJ%26
POPOHIDATKU adalah 33,83 dan cstart%3D20%26pagesize%3D80%
sesudah diberikan Board Game edukasi 26citation_for_view%3Dxzw8qXM
POPOHIDATKU adalah 37,23 dengan (p AAAAJ%3A_xSYboBqXhAC%26
= 0,000), dan pada kelompok kontrol tzom%3D-420 (Accessed: 24
sebelum diberikan Edukasi melalui Leaflet October 2018).
adalah 34,20 dan setelah diberikan Edukasi
melalui Leaflet adalah 36,47 (p = 0,000). Edyati, L. 2014. Pengaruh Penyuluhan
4. Ada pengaruh Board Game Edukasi Kesehatan Dengan Media Video
POPOHIDATKU terhadap pengetahuan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
PHBS pada siswa SMP usia 13 tahun di Personal Hygiene Siswa SD Negeri
SMPN 07 dan SMPN 12 Kota Bengkulu 1 Kepek Pengasih Kulon Progo.
dengan (p= 0,009) Yogyakarta : Stikes Aisyiyah.

Faozy, 2017. ‘Perilaku Hidup Bersih Dan


DAFTAR PUSTAKA Sehat Siswa Kelas VIII SMP Negeri
1 Bumijawa Kabupaten Tegal
Amelia, C. 2010. Efektivitas Permainan Tahun Ajaran
Ular Tangga Untuk Meningkatkan 2016/2017’.Yogyakarta:
Pengetahuan Tentang Bahaya Universitas Negeri Yogyakarta.
Rokok Siswa Kelas VII dan VIII
SMP Ma’arif NU Tegal Tahun Febrianto, S D. 2012. Hubungan Tingkat
2010. Semarang : UNNES Penghasilan,Tingkat Pendidikan
dan Tingkat Pengetahuan Orang
Banun, T. S. 2016. ‘Hubungan Antara Tua Tentang Makanan Bergizi
Pengetahuan PHBS (Perilaku Dengan Status Gizi Siswa TK Islam
Hidup Bersih Dan Sehat) Dengan Zahrotul Uluan Karangampel
Pola Hidup Sehat Siswa Di SD Indramayu. Yogyakarta : UNY
Negeri Tamanan Bantul TA
2015/2016’. Foundation Oral Health. 2016. ‘Caring
for my teeth’. Available at:
Dinkes Provinsi Bengkulu. 2018. Profil https://www.dentalhealth.org/caring
Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun -for-my-teeth. (Accessed: 24
2017. October 2018)

Dahlan, Sopiyudin., 2011. Statistik Untuk Gani. H. A, dkk. 2015. Gambaran


Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Jakarta, Salemba Medika. (PHBS) pada Tatanan Rmah
Tangga Masyarakat Using. Jurnal 2013.
IKESMA
Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis
Gillespie, Cameron A.. (2005). Keeping It Kementerian Kesehatan Tahun
Clean: Reasons for Good Aural 2015-2019.
Hygiene. avaliable at :
http://www.diversalertnetwork.org/ Kemenkes RI. 2016. Pedoman Umum
medical/articles/ Program Indonesia Sehat dengan
Keeping_It_Clean_Reasons_for_G Pendekatan Keluarga, kementerian
ood_Aural_Hygiene. (Accessed: 24 kesehatan RI.
October 2018)
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan
Gomo, M J, Dkk. 2013. Gambaran Indonesia 2017.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS Sekolah Pada Siswa Kelas Koes Irianto dan Putranto
Akselerasi Di Smpn 8 Manado. Jokohadikusumo. 2010. Sains
Jurnal E-Biomedik. Kesehatan Masyarakat. Bandung:
Sarana Ilmu Pustaka.
Halimatusadiah, I. 2018. Pengaruh
Pendapatan Orang Tua dn Disiplin Maharani, A, dkk. 2016. Evaluasi Data
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pelaksanaan Rumah Tangga
Ilmu Pengetahuan Sosial. Berperilaku HIdup Bersih Dan
Herodatus : Jurnal Pendidikan IPS. Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Sigaluh 2 Kabupaten
Ifa, R. and Agus, N. 2011. ‘Penyuluhan Banjarnegara. Jurnal Kedokteran
dengan Multimedia untuk Diponegoro.
Meningkatkan Pengetahuan
tentang Perilaku Hidup Sehat dan Ministry of Health of the Republic of
Bersih Siswa SMA’. Indonesia 2011. ‘Guidelines for
Guiding Clean and Healthy Life
Irianto, K. and Jokohadikusumo, P. 2015. Behavior’, pp. 1–97. Available at:
Sains Kesehatan Masyarakat. www.depkes.go.id.
Yogyakarta: Sarana Ilmu Pustaka.
New Health Guide. 2016. Why Is It
Izzaty, Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Important to Have a Balanced
Didik. Yogyakarta : UNY Press Diet?. Available at:
http://www.newhealthguide.org/Wh
Jalaluddin. 2013. Filsafat Ilmu y-Is-It-Important-To-HaveA-
Pengetahuan. Jakarta: Rajawali Balanced-Diet.html.
Press
Notoatmodjo, S. (2006). Kesehatan
Kemenkes RI. (2010). Penuntun Hidup Masyarakat : ilmu dan seni.
Sehat. avaliable at : http://www. Jakarta: Rineka
depkes.go.id/resources/download/pr
omosi-kesehatan/buku-penuntun- Nurhidayati, A dan Hilal, N. 2017.
hidupsehat.pdf Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang PHBS dan Ceramah
Kemenkes RI. 2013. LAKIP Kemenkes Terhadap Pengetahuan Siswa SD
Negeri Limpakawus. Kabupaten Soekidjo Notoatmodjo. 2007. ‘Promosi
Banyumas. Semaranng : Poltekkes kesehatan dan Ilmu Perilaku’.
Kemenkes Semarang.
Sugianto, D. 2017. Implementasi Perilaku
Pramono, M. S. and Astridya, P. 2011. Hidup Bersih Sehat Di Sekolah
‘Peningkatan Pengetahuan Anak- Dasar Se-Kecamatan Jetis
Anak Tentang PHBS Dan Penyakit Yogyakarta.
Menular Melalui Teknik KIE
Berupa Permainan Elektronik'. Sutriyanto, K, dkk. 2016 . Pengaruh
Permainan Kartu Kasugi Terhadap
Proverawati, A. 2012. ‘Perilaku Hidup Peningkatan Pengetahuan PHBS
Bersih Dan Sehat’. pada siswa. bandung : UNPAD

Putri, R M, dkk. 2017. Kaitan Pendidikan Susilawati. 2012. Regional Negara Maju
Pekerjaan Orang Tua dengan Status dan Berkembang.
Gizi Anak Pra Sekolah.
Tim Field Lab FK UNS. 2013.
Razif, M. 2010. ‘Pelaksanaan Kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi
Program Perilaku Hidup Bersih PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Sehat). Universitas Sebelas Maret.
Tangga Di Kabupaten Pelalawan’.
Available at: Tim Kreatif SPEKTRA. 2008. Suplemen
https://repository.unri.ac.id/xmlui/b Bidang Studi Pendidikan Jasmani
itstream/handle/123456789/6245/3 dan Kesehatan Panduan UKS dan
7. M RAZIF - PELAKSANAAN Dokter Kecil. Surabaya.
KEGIATAN PROGRAM
PERILAKU.pdf?sequence=1. Umaroh. A. K, dkk. 2015. Gambaran
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Rizki, N.A. 2012. Metode Focus Group (PHBS) di Wilayah Kerja
Discussion dan simulation Game Puskesmas Bulu Kabupaten
Terhadap Peningkatan Sukoharjo Bulan Januari-Maret
Pengetahuan Kesehatan 2015. Jurnal Kesehatan.
Reproduksi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. U. Z. Mikdar. 2006. Hidup Sehat: Nilai
Inti Berolahraga. Jakarta:
SAKINAH, T. 2013. ‘Pengembangan Depdiknas.
Media Ular Tangga Untuk
Permainan Simulasi Sebagai Yanti, N. L. P. E. 2012. ‘Persepsi Siswa
Upaya Promotif Meningkatkan SMP dalam Penerapan PHBS
Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar Tatanan Sekolah di Kelurahan
Terhadap PHBS Di Sekolah’. Tugu dan Pasir Gunung Selatan
Kota Depok’, Tesis.
Schoeppe, S. et al. 2018. ‘Do singles or
couples live healthier lifestyles?
Trends in Queensland between
2005-2014’, PLoS ONE, 13(2), pp.
1–15. doi:
10.1371/journal.pone.0192584.

Anda mungkin juga menyukai