Anda di halaman 1dari 233

Tuhan, jika buku ini hilang dan ditemukan

oleh seseorang, semoga buku ini dikembalikan


padaku

Hp-ku : _______________________

Email-ku : _______________________

Atau jika tidak, biarkan buku ini untuknya.


Aku berharap ia mau menjadi teman
seperjalananku, menempuh hari menuju hati-
Mu. Seperti aku dicintai oleh-Mu, seseorang
ini harus mengalami bagaimana rasanya
dicintai oleh-Mu.
Tuhan, Ini Aku

_________________________________

yang hanya akan berjalan, jika aku


menemukan jejak kaki-Mu menuntunku.
Jika tidak, aku memilih berhenti saja
atau aku akan tersesat.
DEAR GOD
Perjalanan Menuju kepada Hati-Mu

SEASON ONE

©VonnyEvelynJingga

Branding & Design:


Sebastian & Co.
instagram: @sebastianco.id
Sebuah perjalanan bukanlah tentang
perjalanan ke bukit yang terang,
Tapi tentang siapa yang berjanji,
menemanimu dan siapa yang berjanji
tidak akan membiarkanmu
berjalan sendirian
di tengah lembah yang gelap.
Sebuah Perjalanan
dan Pencarian
Dear God Journal adalah sebuah perjalanan
dan sekaligus pencarian. Yang sekali di
mulai, kau selamanya akan menemukan dan
menemukan. Perjalanan ini panjang, tapi tidak
ada yang pernah tahu seberapa panjang. Di
setiap perhentian, kau mungkin akan bertanya,
masihkah kau diijinkan berjalan sampai ke
satu perhentian lagi. Sebelum kau selesai
menulis di jurnal ini, sebelum kau sampai
ke halaman terakhir, mungkin kau sudah
berhenti di perhentian yang sesungguhnya.
Sungguh, kejadiannya akan sangat cepat
dan tidak ada yang bisa kau lakukan saat itu.
Di perhentianmu terakhir, di perhentian di
hati-Nya selamanya, doaku pada waktu itu,
catatan-catatanmu akan terus dibaca dan
dibagikan. Bahkan ketika ingatan orang-
orang kepadamu sudah kabur, tulisan tentang
perjalananmu akan terus dikenang.
Menikmati
Perjalanan
Tidak ada bab panjang dalam jurnal
ini. Kalimat yang tertulis hanya untuk
mempersiapkan hatimu, sisanya kau harus
tahu caranya menikmati perjalanan ini.
Pelajari panduan berikut ini:

Membaca Peta
Di awal mungkin kau akan sangat
dipenuhi rasa ingin tahu, dan ingin segera
menghabiskan membaca jurnal ini dalam
waktu sekejab. Lakukanlah jika memang kau
ingin. Membaca sekilas keseluruhan buku ini
sebenarnya sama seperti kau membentangkan
lembaran peta di mejamu. Kau akan
mendapat gambaran, kira-kira perjalanan
ini menuju ke mana dan seperti apa. Dan
itu sangat membantu dan memudahkanmu
menempuh perjalanan ini.

Menyusuri 100 Hari


Setelah itu, tidak bisa tidak, jalan-jalan, hutan-
hutan, gunung-gunung dan semua sungai-
sungai yang kau lihat di peta perjalananmu,
harus kau lalui satu hari demi satu hari. Tidak
ada jalan pintas dalam perjalanan ini. Setelah
mengamati petanya, langkah selanjutnya
adalah bersiap untuk menempuhnya. Buku ini
dirancang untuk 100 hari perjalanan.

Menangkap Pesan-Nya
Setiap hari, berusahalah menemukan pesan
dari perjalananmu ini. Satu hari setidaknya
satu pesan. Pesan yang mengajarimu tentang
sebuah pelajaran dan sebuah makna. Jangan
lewatkan satu haripun tanpa kau menerima
sebuah nasihat yang berharga dari Tuhan
melalui pengembaraanmu ini. Untuk itu, kau
tidak bisa membacanya terburu-buru atau
sambil lalu. Jika kau membacanya untuk
sekadar mengisi waktu, sambil menunggu
antrian atau sambil kau menikmati makan
siangmu, sekali lagi, itu hanyalah seperti
membaca peta. Boleh kau lakukan, tapi kau
tidak akan menemukan pesan apa-apa jika
kakimu tidak berjejak menempuh setiap ruas
jalan yang tergambar di peta.
Tempat Rahasia
Kau harus menyisihkan waktu, pagi hari sekali
atau dalam ketenangan malam. Tentukan
sebuah tempat rahasia, tempat tertentu dan
tersendiri. Mungkin ruangan kamarmu,
ruang belajar atau ruang kerjamu. Bangunlah
sebuah atmosfer pribadi, menyepi, sendiri
bersama Tuhan. Jika kau sudah di sana,
jangan ada satupun perkara yang menganggu
dan menginterupsi waktu pribadimu dengan
Tuhan.

Lima Indra
Salah satu rahasia yang sering terabaikan,
bahwa melatih semua indra kita, membuat
kita menikmati sebuah perjalanan lebih
mendalam. Cara ini akan membawamu
merasakan pengalaman-pengalaman hebat
dan indah. Lima indra yang kau hidupkan
akan menuntunmu untuk lebih peka dan lebih
jelas menemukan hati-Nya.

Masuklah ke tempat rahasiamu dan aktifkan


semua pancaindramu. Ia berbicara melalui
banyak cara dan bahasa. Mampukah kau
menangkap pesan-Nya?
Indra melihat, mata.
Siapkan kitab sucimu, firman Tuhan dan
jurnal ini untuk mencatat. Hidupkan indra
melihatmu. Bawalah pandanganmu membaca
setiap kalimat, memperhatikan setiap kata-kata
firman yang berbicara, juga menyimak video
pesan teduh yang disarankan. Tuhan ingin kau
melihat dan menemukan sesuatu.

Indra mendengar, telinga.


Putarlah lagu penyembahan untuk Tuhan.
Beberapa lagu di Playlist Jingga Journal bisa
menjadi pilihan atau kau juga bisa memilih
lagu pujian lain yang kau tahu. Hidupkan
indra pendengaranmu. Dengarkan dan
bernyanyilah, tarik setiap alunan lagu mengalir
di setiap aliran tubuhmu. Lirik lagu yang akan
mengiring perjalananmu. Tuhan ingin kau
mendengar sesuatu.
Indra penciuman, hidung.
Taruhlah wewangian alami di sekitar
ruanganmu. Kemudian raciklah sebuah
minuman hangat kesukaanmu. Hirup dalam-
dalam keharuman udara yang meresap
sampai ke pikiranmu. Nikmati kehangatan
minumanmu dan aroma uapnya yang
memberi ketenangan. Seduhan kopi atau teh
madu di cangkir kesayanganmu membantumu
meredakan keletihan. Hidupkan indra
penciumanmu. Tuhan ingin kau belajar
mengenali aroma kehidupan.

Indra sentuhan.
Di setiap benda yang kau sentuh, Tuhan
mampu berkata-kata. Pena untuk menulis,
bantal kursimu yang lembut, keramik
cangkirmu yang hangat, juga lembaran
kertas Alkitab. Sentuhlah juga dan rasakan
kelembutan kertas putih jurnal ini waktu kau
membalikkan setiap halamannya. Bayangkan,
bukan melihatnya sekadar selembar kertas,
tapi seperti sebuah sentuhan tangan yang tak
terlihat, yang menuntunmu menuju suatu
tempat tujuanmu. Hidupkan indra sentuhmu.
Tuhan ingin kau menyentuh dan mengalami
keindahan semua karya-Nya di sekelilingmu.

Indra perasa.
Sekarang buka hatimu selebar-lebarnya.
Hidupkan indra rasamu. Bukan apa yang
kau kecap di lidah, tapi apa yang kau rasakan
di perasaanmu. Karena selama ini mungkin
ada banyak peristiwa yang membuat hatimu
dingin dan tumpul. Jangan keraskan hatimu.
Tuhan ingin membangunkan perasaanmu
yang hambar, melembutkannya agar kau
mengalami sesuatu yang menyentuh batin dan
nuranimu yang terdalam.

Aktifkan selalu lima indramu. Bukan saja


waktu kau sendiri di ruang rahasiamu, tapi
terlebih lagi waktu kau beranjak dari sana.
Perhatikan baik-baik, siapa saja yang kau
temui, apa saja yang kau lihat, bunyi dan suara
apa saja yang kau dengar, aroma apa saja yang
kau cium, apa saja yang kau sentuh dan apa
saja yang kau rasa. Semuanya itu adalah pesan
Tuhan yang tersembunyi.

Orang asing yang kau temui mungkin saja


adalah guru yang dikirim Tuhan untuk
mengajarmu tentang sesuatu. Sebuah perasaan
yang menyelinap mungkin saja adalah
bisikan Tuhan yang harus kau perhatikan.
Seorang nenek tua yang sedang menyeberang,
seorang anak kecil berisik yang mengganggu
konsentrasimu atau seorang teman lama yang
tiba-tiba datang, mungkin saja mereka adalah
malaikat yang menyamar. Suara gerimis atau
lagu yang sedang diputar di kafe mungkin saja
musik yang Tuhan kirim untuk menghibur
hatimu. Harum bajumu yang baru dicuci,
bahkan bau tanah yang khas setelah hujan
turun, Tuhan berbicara lewat itu semua.
Tugaskan lima indramu menemukan pesan-
Nya.

Pengingat untuk menghidupkan semua


pengindramu akan ditulis di setiap perhentian.
Perjalananmu bukan perjalanan biasa dan
datar. Sekali lagi kau harus menemukan cara
menikmati perjalanan ini. Sampai hatimu
dipuaskan, menemukan kata-kata bermakna,
menerima kelegaan, mendekap serpihan hati-
Nya, dan menaruhnya di samping hatimu.
Pencerita
Cinta
Di jurnal ini, kau akan menulis. Kau tidak
sekadar membaca dan mendengar-Nya
berbicara dalam kata-kata. Balas kasih dan
cinta-Nya, katakan tentang perasaanmu,
gambarkan tentang lukamu, ucapkan
rindumu, luapkan semua rasa yang ada di
batinmu.

Di setiap perhentian ada sebuah kartu pos.


Kau bisa menuliskan sesuatu yang kau alami
dalam perjalananmu. Seperti yang biasa orang
lakukan ketika mereka bepergian. Ketika
mereka menemukan sesuatu yang indah,
mereka akan menceritakan dan mengirimkan
pesannya lewat kartu pos.

Kau bisa memasukkannya ke dalam amplop


dan berdoa, Tuhan akan menggerakkan
hatimu untuk mengirim ceritamu kepada
seseorang. Kau boleh menulis bahwa kaulah
yang mengirimnya, tapi tidak harus. Karena
sesungguhnya pengirimnya bukan kau, tapi
Tuhan sendiri. Tuhan yang ingin hati-Nya
ditemukan.

Dan di buku ini kau adalah pencerita cinta.


Pencatat kisah dan kenangan perjalanan
cinta, antara kau dan Tuhan. Kau tidak
pernah tahu, untuk siapa buku ini akan kau
simpan. Kau tidak pernah tahu, siapa yang
nanti membaca ceritamu. Bukan kalimat
yang seindah mutiara, bukan yang puitis, tapi
sebuah catatan yang tercipta dari hati yang
mencintai.

Menulislah dengan hati yang percaya. Suatu


hari, beberapa tahun dari sekarang, kau akan
membaca ulang dan menghirup lagi semangat
perjalanannya. Atau jurnal ini, tidak tahu
dengan cara seperti apa, akan membawa
orang lain yang tanpa sengaja membacanya,
tidak bisa tidak, ia akan rindu ikut dalam
perjalanan ini. Pergi menuju hati Tuhan dan
mencintai-Nya.

Selamat bergabung dalam perjalanan


ini. Tidak penting siapa dulu yang akan
menyelesaikan, tapi siapa yang melalui
setiap musim di perhentian demi perhentian,
dengan tak pernah berhenti berjuang. Mari
menempuh hari bersama. Pengembaraan kita
dimulai hari ini.

Teman Seperjalananmu,
Vonny Evelyn Jingga
Musim Demi
Musim
Tandai perjalananmu bersama Tuhan dalam
musim dan waktu. Naik dan turun, panas dan
hujan, bahagia dan terjatuh, semuanya telah
mengisi hidupmu. Ada pesan yang tertulis di
setiap musim. Jika perjalananmu melelahkan
dan kau hampir putus asa, kenanglah kembali
perjalanan di hari-hari yang lalu. Seperti
sebuah pengingat, bahwa kau sudah sampai di
titik ini. Kau sudah berhasil melewati musim-
musim terberat, dulu bisa, sekarang lebih lagi.
Jangan berpikir untuk berhenti dan menyerah.
Teruskan perjalananmu!

Isilah pengingat Musim demi Musim ini


dengan pena berwarna. Warna-warnanya
menggambarkan pengalaman perjalananmu,
seberapa baik keadaan atau pertumbuhan
relasi kasihmu dengan Tuhan.
Perhentian #1

Luluh
Tuhan, kepada hati-Mu, aku jatuh.
Memandang-Mu aku luluh. Selalu.
Perhentian #1 - Luluh

•••

Pernahkah kau merasakan debar-debar


bahagia ketika memandang wajah Tuhan?
Terkagum-kagum sedalam-dalamnya. Ingin
menyentuh hati-Nya dan memiliki-Nya
sepenuhnya. Kau mencintai-Nya, hingga
tertawa bahagia dan tangis haru sepertinya tak
ada batasnya. Di hadapan-Nya kau tertawa,
di hadapan-Nya juga kau berderai air mata.
Karena cinta. Karena bertanya, mengapa baru
sekarang menemukan-Nya setelah sekian jauh
perjalanan pencarianmu. Setelah luka demi
luka karena diberi harapan cinta palsu. Setelah
ditinggalkan, dicampakkan dan tidak dicintai.

Jika kau belum pernah merasa luluh di


hadirat Tuhan, kau belum sungguh-sungguh
bertemu Tuhan. Karena pesona Tuhan yang
Mahacemerlang sesungguhnya tidak ada yang
sanggup dan tahan memandang-Nya. Kau
akan jatuh sejatuh-jatuhnya. Cinta secinta-
cintanya.

Kau mungkin tidak pernah mengerti arti
cinta-Nya, pengorbanan-Nya dan kebahagiaan
bersama-Nya, karena teryata memang kau
belum pernah jatuh cinta dan luluh di ambang
hati-Nya.

Luluh adalah awal perjalanan cintamu dengan


Tuhan. Kau pertama-tama harus menemukan
ruas jalan kecil itu. Yang walaupun kecil, jika
kau susuri terus menerus, tanpa berhenti,
kau akan melihat jalan-jalan terbuka yang
membawamu kepada tempat-tempat yang
terluas dan terhebat dalam hidupmu.

Luluh leburlah di hadapan-Nya. Jatuh cintalah


pada-Nya atau kau tak akan kemana-mana.

•••

Ingatlah tentang perjumpaan pertamamu


dengan Tuhan. Pertama kali mendengar
nama-Nya, pertama kali mendengar
cerita tentang-Nya. Tentang siapa yang
membawamu pertama kali pada Tuhan? Apa
yang kau tahu tentang hati Tuhan? Dan apa
yang kau rasakan yang membuatmu ingin
sekali mendekati-Nya, percaya pada-Nya dan
jatuh cinta pada-Nya? Tulislah tentang semua
perasaan yang begitu kuat pada saat pertama
kali kau memutuskan jatuh hati pada Tuhan.

Jika kau belum pernah masuk ke fase pertama


yang adalah awal dari segalanya, fase jatuh
cinta pada Tuhan, maka tungguilah Tuhan
dengan lututmu. Dalam keheningan malam
berbicaralah pada-Nya, dan katakan bahwa
kau mendamba cinta-Nya. Bahwa kau ingin
merasakan dan mengalami pengalaman jatuh
cinta dengan-Nya. Minta Tuhan supaya
kau diberi perasaan tergila-gila pada-Nya,
perasaan dipenuhi gelora cinta yang tidak
biasa-biasa saja.

Tulislah semua keinginan hatimu dan


nantikan sesuatu terjadi. Suatu peristiwa, di
mana kau tiba-tiba dibawa kepada perasaan
yang mendalam yang belum pernah kau
rasakan sebelumnya. Dihantar masuk ke
pengalaman yang paling mengubah dan
paling mendebarkan dalam hidupmu.
Perasaan jatuh cinta pada Pencipta-Mu yang
Mahamempersona.
PESAN TEDUH

Mazmur 116:1-2
Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia
mendengarkan suaraku dan permohonanku.
Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya
kepadaku, maka seumur hidupku aku akan
berseru kepada-Nya.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #1

Playlist: Jingga Journal


Judul: I Love You Lord, Hillsong Y&F
Perhentian #1 - LULUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-1

S E L U RU H
Me: Tuhan, aku ingin menemukan hati-Mu.
Tuntun aku menuju ke sana.

God: Apakah kau rela?

Me: Mengapa, Tuhan?

God: Karena arahnya berlawanan dengan


hatimu. Arahnya menjauh dari
kesenangan hatimu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-2

M E N D E K AT
Me: Tuhan, aku tidak bisa menggapai hati-
Mu. Terlalu jauh bagiku.

God: Tidak akan ada yang sanggup menuju


kepada hati-Ku.

Me: Lalu bagaimana jika aku ingin ada di


sana, Tuhan? Di hati-Mu.

God: Aku yang akan menarikmu mendekat.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-3

BERSINAR
Me: Tuhan, sejak aku dekat dengan-Mu,
kata teman-teman wajahku terlihat
berbeda.

God: Bersinar dan berseri-seri?

Me: Benar. Mengapa bisa begitu, Tuhan?

God: Cinta selalu bersinar. Jika tidak itu


bukan cinta.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-4

I N G I N TA H U
God: Aku Mahatahu. Tapi ada satu hal yang
aku terus menerus ingin tahu.

Me: Tentang apa, Tuhan?

God: Aku selalu ingin tahu, apakah kau


mengasihi Aku? Aku selalu ingin
mendengar dari hatimu, seberapa
dalam kau mengasihi-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-5

GELISAH
Me: Maafkan aku, Tuhan. Ini sudah larut
malam, tapi baru sekarang aku bisa
berbicara dengan-Mu.

God: Aku sabar menunggu.

Me: Hatiku gelisah jika aku belum sempat


mendengar suara-Mu.

God: Mari, dengarlah suara-Ku dan jangan


gelisah lagi.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #1 - LULUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-6

C I N TA
Me: Tuhan, apa tandanya kalau aku sangat
mengasihi-Mu?

God: Memikirkan-Ku saja mampu


membuatmu bergembira.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-7

E N E RG I
Me: Tuhan, aku merasa sangat
bersemangat dan antusias.

God: Seperti sebuah energi bahagia yang tak


terbendung?

Me: Benar. Mengapa bisa demikian,


Tuhan?

God: Aku memerintahkan kuasa, kasih,


berkat dan sukacita, agar mengalir
hebat kepada orang-orang yang
mencintai-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-8

HILANG
Me: Aku takut kehilangan rasa ini, Tuhan.
Rasa cinta yang mendalam pada-Mu.

God: Itu adalah satu-satunya ketakutan yang


indah.

Me: Apa yang harus aku lakukan?

God: Jagalah rasa takut itu. Karena ketika


kau takut sesuatu hilang darimu,
berarti sesuatu itu masih ada padamu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-9

RASA
Me: Tuhan, kata orang, dicintai itu
rasanya lebih indah. Tapi aku merasa,
mencintai jauh lebih indah. Aku
merasakannya ketika aku mencintai-
Mu.

God: Apa yang kau rasakan?

Me: Saat aku mencintai-Mu, aku justru


semakin merasakan betapa dalamnya
aku dicintai.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-10

KASIH TANPA SYARAT


Me: Tuhan, mengapa Kau mengasihiku?

God: Karena kau berharga di mata-Ku.

Me: Mengapa aku berharga di mata-Mu?

God: Karena Aku mengasihimu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Selamat, kau sudah melintasi Perhentian #1
Teguhkan hatimu dan bergembiralah,
karena perjalananmu masih panjang.
Sekarang, pilihlah seseorang yang kepadanya
kau ingin bagikan ceritamu.
Cerita tentang awal perjalananmu
mencari hati Tuhan.
Perhentian #2

Teduh
Tuhan, kepada hati-Mu, aku berteduh.
Karena di perhentian-perhentianku yang dulu,
Tak pernah bisa membuatku sembuh.
Perhentian #2 - Teduh

•••

Kau mungkin bisa pergi dari orang lain dan


keadaanmu. Tapi lari dari dirimu sendiri? Dari
ketakutan-ketakutanmu, dari penyesalanmu,
rasa malumu, dari semua rasa tidak amanmu,
kemana kau bisa menjauh? Kemana kau
bisa sembunyi? Kemana kau berlindung dari
kesepianmu yang paling sepi?

Selama ini kau mencari sebuah tempat


rahasia. Tempat kau bisa cerita tentang
riwayatmu yang memalukan, getir, pahit dan
suram tanpa takut disalahkan. Tentang masa-
masa kehancuranmu yang selama ini tidak
sanggup kau kenang dan kau terus berbohong
untuk menutupinya. Kau mencoba mencari
teduh. Kepada manusia. Kepada sahabat.
Kepada semua gelimang kesenangan yang
sebisa mungkin kau raih. Namun kau makin
dihempas tak menentu. Makin ragu. Makin
sendirian. Makin dingin. Makin hampa.
Makin sunyi.
Dan kali ini kau jatuh cinta dan ingin
menumpang berteduh. Menduga-duga
bagaimana rasanya melesak dalam rangkulan-
Nya yang hangat. Bertanya-tanya mampukah
Tuhan mencairkan hatimu yang sudah
mendingin dan hambar? Sanggupkah Tuhan
mencintaimu dengan cara yang tak pernah
seorangpun bisa lakukan padamu?

Dan kau memutuskan, berlari kuat-kuat


menghambur dalam pelukannya.

Begitu kau ambruk di lengan-Nya yang kokoh,


kehangatan cinta-Nya merambat di sekujur
jiwamu. Sekalipun isi hatimu terlalu sulit
ditembus oleh bahasa dan indera, tapi entah
mengapa tiba-tiba semua yang selama ini kau
sekap di batinmu terungkap lepas. Seperti
ada sesuatu menembusi ruang-ruang rasa,
pintu demi pintu, dan semua masa lalumu
terburai keluar. Kau kelu tapi berteriak-teriak
dalam hati. Meronta dalam tangismu karena
kenangan kecewa-kecewamu yang dulu,
mulai berdatangan di pelupuk matamu. Kau
menjerit, “Tuhan, lindungilah aku dari luka-
lukaku. Aku lelah terluka. Aku lelah sendiri.
Aku lelah tidak pernah dimengerti.”
Lalu tiba-tiba kau tenang.
Diam.
Tenteram.
Hangat.
Terlegakan.
Sembuh.
Dan kau akhirnya mengerti seperti apa
rasanya, berteduh dalam-Nya.

•••

Tuhan adalah tempat bercerita. Ia adalah


Seseorang yang bisa kau percayai, yang kau
bisa cerita apapun tanpa harus mencemaskan,
apa yang Ia pikirkan tentangmu. Sekarang,
ceritakan pada Tuhan apa yang tidak pernah
bisa kau ceritakan pada yang lain. Apa yang
kau pendam kuat-kuat di dalam ruang hatimu.
Semuanya. Jangan ada yang terlewatkan
satupun. Segala yang tidak pernah bisa
meluncur dari bibirmu karena kau bukan
hanya takut orang lain mencelamu, tapi kau
juga tidak yakin apakah mereka peduli.

Lepaskan semuanya tanpa tekecuali, sampai
hatimu terbebas. Setelah ini tak ada yang bisa
menekanmu, tak ada yang bisa membuatmu
gelisah. Setelah ini hatimu akan berubah
benar-benar tenteram teduh.

PESAN TEDUH

Mazmur 61:5
Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu
untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung
dalam naungan sayap-Mu!

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #2

Playlist: Jingga Journal


Judul: In Christ Alone, Natasha Midori
Perhentian #2 - TEDUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-11

T I DA K S E N D I R I
Me: Kaki kecilku lelah melangkah
di senja sepi.

God: Kau tidak sendiri.

Me: Aku takut menyusuri bukit berduri.

God: Akan Ku-balut semua lukamu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-12

TERBANG
Me: Tuhan mengapa aku belum juga bisa
membumbung tinggi?

God: Karena sayapmu baru saja patah.

Me: Mengapa tidak Kau pulihkan?

God: Sayapmu sudah Ku-sembuhkan. Tapi


setiap kali kau ingat lukamu, kau takut
terbang.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-13

KESEPIAN
Me: Tuhan, apakah salah ketika aku merasa
kesepian, aku mencari teman dan
mengejar apa yang kuinginkan untuk
mengobati rasa sepiku?

God: Tidak salah. Hanya kau akan haus


lagi. Teman-teman dan pencapaianmu
hanyalah air dalam tempayan. Tapi
menemukan-Ku adalah menemukan
air samudera luas yang tak bertepi.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-14

KELEGAAN
Me: Tuhan, aku tidak mengerti, ketika aku
datang pada-Mu, mengapa aku tak
sanggup berkata apa-apa. Hanya bisa
menangis tanpa henti.

God: Itu adalah air mata dari beban-


bebanmu di masa lalu. Luapkan
semuanya dan setelah itu terimalah
kelegaan dari-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-15

PURA-PURA
Me: Tuhan, aku tidak tahu harus berkata
apa. Katakan sesuatu agar aku tenang.

God: Jangan berpura-pura kuat.


Menangislah jika kau ingin.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #2 - TEDUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-16

NAMA
Me: Tuhan, apa nama perasaan yang indah
sekali, yang aku rasakan ketika aku
sedang bersama dengan-Mu dalam
keheningan?

God: Teduh. Aman. Sejahtera.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-17

SANGGUP
Me: Tuhan, aku tak sanggup memikul
beban ini. Sungguh aku tak sanggup.

God: Jika tak sanggup, mengapa kau


bersikeras memikulnya sendiri?
Sesungguhnya itu adalah bukti kau
tidak percaya bahwa Aku sanggup.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-18

MASA LALU
Me: Tuhan, orang-orang membicarakan
masa laluku yang kelam.

God: Perubahan hidupmu sekarang adalah


pembelaanmu yang paling kuat.
Semakin bobrok masa lalumu, semakin
terbukti perubahanmu hari ini.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-19

MENEMUKAN
Me: Tuhan, rasanya aku sudah tidak
menginginkan apa-apa lagi.

God: Mengapa demikian?

Me: Aku sudah menemukan-Mu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-20

LELAH
Me: Tuhan, aku lelah. Sangat lelah.

God: Carilah suatu tempat dan


beristirahatlah.

Me: Aku tak tahu mau ke mana, Tuhan.

God: Masuklah ke rumah hati-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Kau hebat!
Kau berhasil melewati satu perhentian lagi.
Di perhentian #2 ini, pelajaran apa yang kau dapat?
Jangan dihemat dan dinikmati sendiri.
Bagikan buat seseorang yang kau kasihi.
Perhentian #3

Basuh
Tuhan, kepada hati-Mu, jiwaku dibasuh.
Dari cemar noda yang menghantuiku.
Dan aku lepas dari belenggu-belenggu.
Perhentian #3 - Basuh

•••

Kau tidak bisa menyamakan derajatmu


dengan sebuah benda, semahal apapun itu.
Sewaktu barang berhargamu rusak, dan
harga untuk memperbaikinya lebih mahal
daripada membeli yang baru, maka benda
apapun itu pasti akan kau campakkan.
Tapi kau terlalu berarti di hati Tuhan. Kau
bukan sekadar benda mahal yang mewah
di mata Tuhan. Kau-lah kemewahan dan
kebanggaan itu sendiri. Kau mulia. Kau
elok. Karena itu kau disimpan dalam hati
Tuhan. Dan mencampakkanmu sama dengan
menghancurkan hati-Nya sendiri.

Seburuk-buruknya kau memandang dirimu,


Tuhan tidak bisa tidak menyayangimu.
Seputus asa-putus asanya dirimu di dalam
penjara kebencianmu terhadap dirimu sendiri,
Ia akan membayar berapapun nilainya untuk
menebusmu. Ia akan lakukan apapun agar
kau keluar dari belenggu kesalahan dan dosa-
dosamu. Mungkin ada dosa raksasa yang
membelitmu dan kau hampir mati sesak tak
berdaya. Di situ Tuhan mau mengurai dan
memangkas ikatan-ikatan yang mengganggu
perjalanan hidupmu. Tuhan tidak akan
membiarkan kejahatan dan rasa bersalahmu
yang tak pernah padam, mengintaimu terus
pagi siang malam. Kau akan dilepaskan dari
pasung dosa ketidakkudusanmu. Kau akan
dibebaskan dari pelanggaran masa lalumu.
Sampai kau benar-benar merdeka.

Jangan mengulur waktu lagi. Mau berapa


lama kau terikat di sana? Tidak inginkah kau
menghirup kebebasan? Tak inginkah kau
lepas dari semua dosa yang membenamkanmu
makin lama makin dalam? Jangan lagi
berendam dan berguling-guling di tanah hitam
berair dan bau itu. Keluar segera. Sekarang.

Jangan kau tunda. Mengakui semua lumpur


dosamu yang memuakkan. Segala cacat
dosamu, dengkimu, serakahmu, kenajisanmu,
nodamu, dan seantero durjanamu. Dan Tuhan
akan membasuh bersih-bersih jiwamu yang
keruh. Sungguh-sungguh bersih.
Lalu jiwamu kini menjadi jernih.
Putih.
Bening.

•••

Tuliskan semua daftar kesalahanmu. Semua


sejarah kelammu. Jangan malu, jangan takut
dihukum, jangan takut ditolak, jangan takut
diusir. Lihatlah hati-Nya. Hati Tuhan. Hati
seorang Bapa. Jika kau mengaku dosamu, Ia
sedih sesaat, tapi setelahnya kau akan dipeluk-
Nya kuat-kuat. Takkan dibiarkan-Nya kau
jatuh lagi, sendirian lagi, pergi lagi dari-Nya.
Takkan Ia relakan kau hancur dan menderita
lagi dalam keputus-asaanmu.

Catat semua hutang dosa yang kau ingin


Tuhan hapuskan. Bawa pada Tuhan dan sesali
sungguh-sungguh. Merataplah meminta belas
kasihan pada-Nya. Memohonlah di kaki-Nya
agar dilalukan dirimu dari ganjaran. Katakan
pada-Nya, kau percaya Ia Pengampun tiada
tara.
PESAN TEDUH

Yesaya 1:18
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun
berwarna merah seperti kain kesumba, akan
menjadi putih seperti bulu domba.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #3

Playlist: Jingga Journal


Judul: Amazing Grace, My Chain Are Gone,
Chris Tomlin
Perhentian #3 - BASUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-21

KO TO R
Me: Tuhan, betapa kotornya hidupku.

God: Aku mau menerimamu.

Me: Aku tidak layak, Tuhan. Dosaku sangat


menjijikkan.

God: Aku mau menerimamu.

Me: Hidupku sangat bobrok. Aku tak yakin


aku boleh mendekati-Mu.

God: Bisakah kau percaya sekali ini pada-


Ku?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-22

MENGAMPUNI
Me: Tuhan, apa alasannya aku harus
mengampuni dia? Dia sudah berbuat
yang tidak baik dan menyakiti hatiku.

God: Agar kau mengerti apa alasan Aku


mengampunimu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-23

JANJI
Me: Tuhan, aku janji tidak akan berbuat
dosa itu lagi.

God: Kalau kau berbuat dosa itu lagi, kau


janji lagi?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-24

BENAR
Me: Tuhan, mengapa orang benar
menderita?

God: Siapa orang benar? Di mana ada


orang yang sungguh-sungguh benar?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-25

BERSIH
God: Kembalilah pada-Ku sekarang.

Me: Aku masih penuh dosa, Tuhan. Aku


belum bersih.

God: Justru itu kembalilah pada-Ku dan


Aku akan membersihkanmu

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #3 - BASUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-26

SAKIT
Me: Aku mau melepaskan semuanya,
Tuhan. Tapi aku tak mampu.

God: Kau bukan tak mampu. Kau tak mau


merasa sakit.

Me: Bagaimana supaya aku mampu


melepaskan?

God: Dengan percaya bahwa melepaskan


memang menyakitkan. Tetapi tidak
sesakit ketika kau terikat.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-27

LANGKAH
Me: Mengapa Engkau tersenyum, Tuhan?

God: Aku mendengar suara langkah kakimu


menjauh dari sesuatu yang selama ini
telah mengikatmu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-28

AMPUNI
Me: Tuhan, aku minta ampun atas dosa-
dosaku.

God: Sejak kau bertobat, Aku sudah


mengampunimu dan tidak mengingat-
ingat dosamu.

Me: Tapi mengapa aku terus merasa


bersalah?

God: Karena kau belum mengampuni


dirimu sendiri.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-29

DA L A M
Me: Tuhan, dosaku terlalu dalam.

God: Kasih-Ku lebih dalam dari apapun.

Me: Bagaimana caranya menjauh dari


dosaku yang semakin dalam?

God: Dengan penyerahan dan pertobatan


yang mendalam.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-30

DOMBA
Me: Mengapa manusia yang melakukan
dosa sehebat itu masih saja Kau
ampuni?

God: Seekorpun dari domba-Ku, tidak akan


Ku-biarkan terhilang.

Me: Tapi domba itu adalah domba yang


bebal dan bodoh.

God: Benar. Dan domba itu adalah dirimu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #3 sudah kau selesaikan.
Pencapaian yang sangat baik.
Kau merasa makin kuat sekarang?
Jangan lupa untuk terus berusaha menikmati perjalananmu.
Tulislah sebuah pesan pelajaran buat orang lain.
Inipun sebuah penyemangat untukmu melanjutkan perjalanan.
Perhentian #4

Berlabuh
Tuhan, kepada hati-Mu, aku berlabuh.
Berhenti berlayar, kutinggalkan perahu.
Seumur hidup menepi pada-Mu
Perhentian #4 - Berlabuh

•••

Siapkah kau meninggalkan semua yang kau


miliki, demi memiliki Tuhan dalam hidupmu?
Bersediakah kau untuk memilih tinggal
bersama-Nya dan menjauh dari apa yang
dunia tawarkan? Beranikah kau tinggalkan
layarmu, perahumu, jalamu dan berhenti di
pantai baru?

Kau tidak perlu pergi bertapa atau


memencilkan diri. Kau tetap ada di sekitar
teman-temanmu. Kau tetap di sekeliling
keluargamu. Kau tetap di tempat di mana kau
yakin, itu adalah dunia kecil yang Tuhan ingin
kau ada di sana. Perbedaannya adalah hatimu
tak lagi untuk dunia. Kau sudah memilih
menambatkan hatimu kepada hati Tuhan.
Penyerahan sepenuhnya dan selengkap-
lengkapnya. Tidak ada satupun di dunia
yang bisa memikatmu lebih daripada hatimu
terpikat pada Tuhan.

Di tengah malam, di pantai itu, ketika kau


menatap wajah Tuhan, cahaya dunia seakan-
akan pudar tenggelam ditelan oleh pendar-
pendar-Nya. Segala yang dulu bersinar-sinar
dari dunia, yang dulu kau rela berkorban
apapun untuk mengejarnya, semuanya tampak
redup sudah. Padam sudah. Suram sudah.

Sebanyak apapun ikan yang kau pernah


dapat dalam pelayaranmu, seluas apapun
lautan samudra pernah kau arungi, sehebat
apapun badai pernah kau taklukan. Semua
yang pernah jadi kebanggaanmu selama
menjadi pelaut dunia tak lagi penting. Tak lagi
istimewa.

Pencarianmu berakhir. Sauhmu sudah kau


lempar dan kau sudah berlabuh. Kau sudah
memutuskan untuk berhenti dan menepi, tidak
akan pindah ke pantai lain. Bagimu tidak ada
pantai yang lebih putih pasirnya dan lebih
hijau daun nyiurnya. Kau sudah menemukan
pantai yang baru. Berlabuh selamanya.

•••
Tuliskan dengan jelas ikrar hati dan
penyerahan hidupmu sepenuhnya kepada
Tuhan. Catatlah apa-apa yang ingin
kau tinggalkan, yang selama ini sering
mengalihkan perhatianmu dari Tuhan. Hantar
janjimu pada Tuhan dalam doa. Katakan
sungguh-sungguh, bahwa kau minta diberi
hati yang tidak menginginkan apapun, selain
menginginkan hati Tuhan.

Belajarlah untuk mulai bertanya dan menulis


setiap hari, “Apa lagi yang harus aku lepaskan,
Tuhan?” Dengarkan dengan peka, Tuhan akan
bekerja di hatimu dan menyatakan perkara-
perkara yang harus kau tinggalkan. Hidupmu
bukan lagi milikmu sendiri. Jadi sekarang kau
bukan menuruti keinginan dirimu. Hidupmu
juga bukan milik dunia. Maka kau juga
bukan menuruti kemauan dunia. Jiwamu dan
hidupmu sekarang adalah milik Tuhan. Semua
kehendak dan keinginan-Nya berkuasa atas
dirimu. Dan kau cukup melakukan satu hal.
Taat.
PESAN TEDUH

Filipi 3:7-8
Tetapi apa yang dahulu merupakan
keuntungan bagiku, sekarang kuanggap
rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu
kuanggap rugi, karena pengenalan akan
Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya
sampah, supaya aku memperoleh Kristus.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #4

Playlist: Jingga Journal


Judul: Living Hope, Phil Wickham
Perhentian #4 - BERLABUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-31

TERLALU
Me: Tuhan, mereka menyebutku terlalu
rohani karena Aku terlalu mencintai-
Mu.

God: Mereka yang terlalu duniawi, karena


terlalu mencintai dunia.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-32

TA K U T
Me: Tuhan, aku mengasihi-Mu, tapi aku
takut Kau meninggalkanku.

God: Jangan takut Aku meninggalkanmu.


Takutlah, jika kau meninggalkan Aku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-33

RELA
Me: Tuhan, aku mau menyerahkan seluruh
milikku bagi-Mu. Tapi untuk yang satu
ini, ijinkan aku tetap memilikinya.

God: Aku tidak mau seluruh milikmu. Aku


mau yang satu itu.

Me: Mengapa begitu, Tuhan?

God: Aku mencintai hati yang rela. Lebih


baik satu saja milikmu tapi dengan hati
yang rela. Daripada semua milikmu
tapi tanpa kerelaan.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-34

MANA
Me: Tuhan, bagaimana membedakan mana
yang berasal dari-Mu dan mana yang
bukan?

God: Segala sesuatu yang membuatmu


jauh dari-Ku, itu bukan berasal dari-
Ku. Segala sesuatu yang membuatmu
makin dekat dengan-Ku, itu pasti
berasal dari-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-35

MILIK
Me: Apa yang membuatmu rela
menyerahkan seluruh hidupmu
bagiku?

God: Jika aku mengasihi-Mu, aku adalah


milik-Mu. Jika aku milik-Mu,
bukankah semua yang Kau miliki
adalah milikku juga? Lalu apa lagi
yang aku butuhkan, jika aku sudah
memiliki-Mu?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #4 - BERLABUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-36

PA S I R
Me: Aku ingin berlabuh di pantai hati-Mu,
Tuhan.

God: Kau harus tanggalkan pasir dari


pantaimu yang lama.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-37

S AT U
God: Kau kecewa pada-Ku karena
semuanya Ku-ambil darimu?

Me: Tidak, Tuhan. Segala sesuatu boleh


Kau ambil dariku. Asal jangan Kau
tinggalkan aku.

God: Aku tahu sesungguhnya Aku tidak


mengambil semuanya darimu. Ada
satu yang Ku-tinggalkan untukmu.

Me: Apakah itu, Tuhan?

God: Hati-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-38

T I DA K D I S I N I
God: Kau datang pada-Ku tapi hatimu tidak
di sini.

Me: Bagaimana Kau bisa tahu Tuhan?

God: Karena kata-kata doamu hampa dan


tidak mampu menyentuh hati-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-39

P E R C AYA
Me: Tuhan mengapa aku sulit mempercayai
janji-Mu?

God: Kau memang tidak akan percaya


kepada seseorang yang tidak sungguh
kau kenal.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-40

SIA-SIA
Me: Tuhan, apakah artinya sia-sia?

God: Segala sesuatu yang kau kerjakan


dengan sekuat tenaga namun
alasannya bukan karena kau
mengasihi-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Sekali lagi kau berhasil!
Kau sudah menyelesaikan perhentian #4.
Menarik nafaslah sejenak.
Nikmati harimu, kau layak berbahagia.
Jangan lupa kirimkan pesan bahagiamu kepada seseorang
yang sedang mencari sebuah perjalanan hidup yang bermakna.
Perhentian #5

Menunggu
Tuhan, kepada hati-Mu, aku menunggu.
Tak kubiarkan sekali saja malam berlalu.
Sebelum kuhirup dari cangkir kasih yang Kau seduh.
Perhentian #5 - Menunggu

•••

Berlari menuju pintu rumahmu, buru-buru


membukanya dengan wajah penuh harap.
Seketika wajahmu berubah lesu, karena
yang kau nanti belum datang. Beberapa
waktu kemudian, bangkit menuju jendela,
menyingkap lebar-lebar tirainya. Seketika
senyummu layu, karena yang datang bukan
ia yang kau nanti. Tidak lama setelah itu,
terjatuh-jatuh menyeret kaki menuju ke pintu
lagi. Cepat-cepat membuka pintu lagi. Dan
lagi wajahmu berganti sendu. Yang kau tunggu
tidak juga datang. Sampai kau putuskan, tidak
duduk, tidak berbaring, tidak kemana-mana.
Kau berdiri di sana. Di pintu. Menunggu.

Tuhan tidak pernah berhenti berurusan


denganmu. Walaupun ada milyaran orang
di jagat buana ini, Ia peduli tentang seluruh
hal terperinci dalam hidupmu. Ia tahu warna
kegemaranmu, Ia memperhatikan jenis kopi
kesukaanmu, hobimu, jadwal harianmu,
semua kenangan dan kumpulan perasaan
yang tidak pernah lepas dari jiwamu. Tuhan
tidak mengawasimu secara garis besar.
Ia tidak membuka bab demi bab catatan
kehidupanmu. Ia membaca setiap gerak
gerikmu, halaman per halaman, kalimat demi
kalimat, kata demi kata, bahkan huruf demi
huruf.

Jika Tuhan tak pernah melewatkan setiap


inci petak kehidupanmu, mengapa kau tidak
pernah menunggui-Nya? Mengapa kau
melewatkan hari, tanpa berdiri menunggu
apa yang mau dikatakan-Nya? Mengapa
kau tidak pernah menyisihkan waktu untuk
mengintip siapa yang datang hari ini, siapa
yang mau mengunjungimu, siapa yang mau
bercakap-cakap denganmu? Mengapa kau
justru membiarkan Ia menunggumu. Mengapa
bukan kau?

Kau menghabiskan makan pagimu sendirian.


Mengejar waktu menuju tempat kerjamu,
meninggalkan Tuhan yang berusaha ingin
mendampingi-Mu. Kau mengurus semua
pekerjaanmu, bertemu pelangganmu,
berdiskusi dengan teman kerjamu dan
mengambil keputusan besar untuk perusahaan
tempat kau bekerja atau bahkan untuk
masa depanmu. Tapi itu kau sendiri yang
melakukan. Kau pulang, singgah belanja
keperluan rumahmu, bertemu dengan
temanmu dan bercakap-cakap. Kau biarkan
Tuhan entah di pojok mana. Seperti kau tak
perlu melihat-Nya. Kemudian kau pulang,
sampai di rumah, kau menghabiskan makan
malammu dan berakhir dengan menyaksikan
tayangan favoritmu sampai jauh malam lalu
tertidur.

Dan Tuhan di sana. Tepat di sampingmu.


Mengamati wajahmu. Menjagamu dalam
lelapmu.

Ia ada di sepanjang harimu dan kaubiarkan Ia


menunggumu untuk sekadar bicara?
Ia tahu semuanya dan kau tak pernah
menunggu keputusan-Nya? Ia peduli segala
detail hidupmu dan kau tak pernah menunggu
jawaban-Nya? Kau membiarkan harimu
berlalu, dan kau belum menjumpai-Nya?
Kau mengijinkan malammu berlalu, dan kau
belum sempat duduk sebentar saja, menikmati
matahari, hijau daun, udara sejuk di taman,
langit sore hari, dan meneguk kasih yang
Ia seduh, untuk kau nikmati hanya berdua
dengan-Nya? Itu dulu. Itu kau yang lama. Itu
caramu di masa lalu, bagaimana kau melewati
kurun waktu dan musim hidupmu. Sebelum
kau jatuh cinta pada-Nya.

Sekarang, kau bukan kau yang dulu. Kini


kau mengerti, betapa dalam arti menunggu.
Bahwa setiap hari kita menunggu. Semua
orang menunggu. Yang membedakan adalah,
kau menunggu apa? Kau menunggu siapa?
Dan bagaimana cara terindah menunggu
Seseorang yang tidak pernah berhenti
menunggui kita.

•••

Tuliskan tentang keinginanmu menantikan-


nantikan Tuhan. Tentang janjimu bahwa kau
akan menantikan-Nya setiap hari dari pagi,
siang hingga malam. Menunggu waktu-waktu
bersama, berdua menikmati hari.

Ceritakan pada Tuhan keputusan-keputusan


yang harus kau ambil. Rencana dan juga
seluruh mimpimu. Jangan ada satu bagianpun
yang kau lupa melibatkan Tuhan. Jika di
dalam hatimu ada tanya dan ragu, jangan
pernah berhenti menunggu, jangan melakukan
apa-apa, sebelum kau bertemu Tuhan dan
menemukan jawab dari semua tanyamu.

PESAN TEDUH

Mazmur 130:5
Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku
menanti-nanti, dan aku mengharapkan
firman-Nya.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #5

Playlist: Jingga Journal


Judul: Still Small Voice, Scripture Lullabies
Perhentian #5 - MENUNGGU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-41

KEPUTUSAN
Me: Tuhan, aku sudah mengambil
keputusan. Ini adalah keputusan
yang terbaik dan aku ingin segera
mewujudkan keputusanku ini.

God: Apakah kau sama sekali tidak ingin


bertanya, apa keputusan-Ku?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-42

INGIN
Me: Tuhan, aku mengasihi-Mu dan ingin
selalu bersama-Mu.

God: Tapi mengapa kau lebih suka


melakukan segala sesuatu tanpa-Ku?

Me: Apakah cinta itu berarti setiap hal yang


kulakukan, aku harus memberitahu-
Mu

God: Bukan kau harus, tapi kau ingin.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-43

MENDENGAR
Me: Tuhan, katakan sesuatu padaku. Apa
yang harus aku lakukan?

God: Aku berbicara padamu.

Me: Aku tidak mendengar apa-apa.

God: Kau sibuk mendengar dirimu sendiri.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-44

KEBAIKAN
Me: Tuhan, katanya Kau selalu
bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan? Mengapa
aku belum merasakan kebaikan dari
masalahku?

God: Karena Aku belum selesai bekerja.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-45

T I DA K T E NA N G
Me: Tuhan, hari ini hatiku rasanya tidak
tenang.

God: Mengapa?

Me: Aku harus bertemu dengan-Mu,


Tuhan.

God: Aku menunggumu. Mari, Ku-


tenangkan jiwamu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #5 - MENUNGGU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-46

MIMPI
Me: Tuhan, datanglah dalam mimpiku.

God: Apa yang kau inginkan?

Me: Merasakan-Mu ada di dekatku,


sekalipun aku tertidur.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-47

S E S UAT U
Me: Tuhan, lakukan sesuatu. Jangan diam
saja.

God: Aku sedang melakukan sesuatu.

Me: Tidak. Engkau tidak berbuat apa-apa.

God: Apakah memikirkanmu dan


menungguimu tidak termasuk
melakukan sesuatu?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-48

SELALU
God: Tidurlah. Ini sudah malam.

Me: Tidak, Tuhan. Aku masih ingin


bersama-Mu.

God: Aku selalu bersama-Mu.

Me: Aku tahu, Tuhan. Aku hanya ingin


mengingatkan diriku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-49

TERIMA KASIH
Me: Terima kasih, Tuhan, hari ini aku
masih bisa menikmati nafas kehidupan.

God: Terima kasih karena kau masih ingat


berterima kasih.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-50

A K H I R N YA
Me: Tuhan, aku sudah mengatur semuanya
dengan baik-baik, tapi mengapa semua
tidak berjalan sesuai yang kuharapkan?
Mengapa harus terjadi masalah?

God: Halo. Apa kabar? Akhirnya kau punya


waktu bicara pada-Ku setelah sekian
lama.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Wow! Kau sudah di setengah perjalananmu.
Perhentian #5 sudah kau lampaui. Hapus air matamu, tatap
ke depan, kau sudah semakin dekat. Kirimkan energimu melalui
pesan untuk orang di luar sana yang mungkin sedang letih dan
kehabisan tenaga. Mereka membutuhkanmu.
Perhentian #6

Tumbuh
Tuhan, kepada hati-Mu, percayaku tumbuh.
Benih yang kecil walaupun satu.
Di lahan subur-Mu, ia jatuh.
Akarnya teguh,
Daunnya penuh,
dan buahnya beribu-ribu.
Perhentian #6 - Tumbuh

•••

Setiap kali melihat pohon yang batangnya


menjulang besar perkasa, pernahkah kau
memikirkan seberapa besar ukuran benihnya?
Kita menatap kagum helai daunnya yang
rimbun lebat dan cabang-cabangnya yang
banyak. Burung-burung membuat rumahnya
di sana. Bapak tua bersepeda di siang hari
terik, berhenti berteduh di bawah rindangnya
daun, mengusap keringat dan meneguk bekal
airnya. Gadis kecil yang tidak membawa
payung, berlindung dari hujan angin yang
deras, di malam hari. Semua yang melewati
pohon itu, pernah berhenti di sana. Mungkin
mereka tidak ingat lagi, tapi pohon itu tahu,
daun-daun dan rantingnya pernah menahan
air dan panas dari langit, untuk menjaga dan
menaungi seseorang.

Kau bermimpi jadi pohon. Gagah kuat dan


pelindung. Tapi kau tidak pernah percaya
tentang kisah sebuah benih. Kau tidak percaya
ketika butir-butir kecil itu dihamburkan di
permukaan tanah yang kotor, ia tidak mati.
Sungguh tidak mati. Jika kau tidak percaya
tunas-tunas akan timbul darinya. Jika kau tidak
percaya ranting muda akan menjulur. Jika
kau tidak percaya itu semua dimulai dari satu
butir biji, bagaimana kau bisa berharap masuk
ke musim penuaian? Jika kau tidak pernah
percaya pada sebuah benih, bagaimana
mungkin kau ikut berbondong-bondong ke
masa panen? Dan memetik beribu-ribu buah
yang akan kau simpan di keranjang-keranjang?

Benih itu iman. Kau tak punya iman, kau tak


punya benih. Kau tak punya benih, kau tak
punya pohon, apalagi buah. Benih itu iman.
Jagalah. Ia kecil, tidak kelihatan, dipendam
dalam-dalam. Tapi darinya lahir potongan
akar merambat yang menopang batang pohon
yang kekar besar. Benih itu iman. Jika kau tak
punya iman percaya, itu berarti kau biji benih
yang tidak ditabur. Tidak jadi apa-apa.

Benih iman yang kau titipkan pada hati


Tuhan, jika kau rela percaya, benih itu akan
disebar di lahan garapan-Nya. Kau harus
berkorban mematikan dirimu, diaduk digaruk
cangkul dan bajak, supaya kau hidup dan
bertumbuh.

Tapi tidak selama-lamanya lahan tanah diolah.


Suatu saat lumpur tanah berubah
lembut dan halus. Gembur subur. Matahari
memberi nafas di benihmu. Genangan air
memberi nyawa di benihmu.

Dan jika tiba penentuan waktunya, akan kau


jelang, pagi hari bersama matahari berseri.
Berjalan di perkebunan, membawa bakul-
bakul yang penuh. Hasil kau memungut buah-
buah dari pohon-pohon rindang. Pohon yang
di sana, seorang bapak tua singgah, gadis kecil
mampir, dan burung-burung kecil berteduh.

Setiap kali melihat pohon, ingatlah seberapa


besar benihnya.

•••

Ketika menghadapi hari-hari yang sulit,


berlari-lari dikejar kebutuhan yang tak habis-
habis. Ketika sakit mendera tubuh lemahmu,
ketika bayang mimpi rasanya makin menjauh
untuk ditangkap, dan ketika semua keadaan
di depan matamu kau namai “mustahil”, saat
itu seberapa rasa percayamu pada Tuhan?
Seberapa besar benih imanmu?

Tuliskan keadaan-keadaan sulit yang kau alami


saat ini. Sebuah keadaan yang membutuhkan
iman. Catat juga harapanmu yang menurut
manusia tidak mungkin akan tergapai.
Tentang kerinduanmu mengurai benang rumit
masalah dan menyelesaikannya dengan baik.
Tentang seseorang yang kau rindu melihatnya
berubah. Tentang seseorang yang ingin kau
temui, tentang suatu tempat di mana kau ingin
berada, tentang mimpi yang sudah lama ada
di hatimu.

Lalu, berdoalah minta benih iman yang hidup.


Agar di saat kau putus harapan, di saat kau
lelah menunggu, kau tak akan menangis.
Kau akan memilih pergi melawan matahari
dan menebar benihmu. Karena kau tahu, di
tempat kau menyebar benih itu, akan kau lihat
sebuah pohon besar. Persis seperti yang kau
pernah bayangkan dan impikan.
Ceritakan juga tentang pengalaman
imanmu di masa lalu. Tentang Tuhan yang
membawamu ke musim berkat, musim
penuaian, yang dimulai dari sebuah benih
iman.

PESAN TEDUH

Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #6

Playlist: Jingga Journal


Judul: Take No Tought For Tomorrow,
Scripture Lullabies
Perhentian #6 - TUMBUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-51

P E R C AYA
Me: Aku sudah tidak bisa melakukan apa-
apa lagi, Tuhan. Aku putus asa.

God: Masih ada satu hal lagi yang bisa kau


lakukan.

Me: Aku sudah melakukan semuanya.


Apalagi yang belum kulakukan?

God: Kau belum pernah sungguh-sungguh


percaya pada-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-52

B E RU B A H
Me: Tuhan, ubahlah keadaanku.

God: Aku lebih suka mengubah hatimu


daripada mengubah keadaanmu.

Me: Aku ingin keadaanku berubah.

God: Keadaanmu berubah, hatimu belum


tentu berubah. Hatimu berubah maka
keadaanmu pasti berubah.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-53

MUNGKIN
Me: Kali ini aku tidak mungkin berhasil.

God: Aku sanggup mengubah yang tidak


mungkin menjadi mungkin.

Me: Tapi kemungkinan besar, aku gagal,


Tuhan.

God: Aku juga sanggup mengubah yang


mungkin menjadi tidak mungkin.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-54

MENGHITUNG
Me: Tidak cukup, Tuhan. Aku sudah
menghitung, uangku tidak cukup.

God: Aku akan mencukupkanmu.

Me: Bagaimana caranya? Aku sudah


menghitung berkali-kali.

God: Kau tidak perlu menghitung


berkali-kali. Perhitungkan cara-Ku
menghitung. Cara-Ku menghitung
tidak sama dengan caramu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-55

IMAN
Me: Ini persis seperti yang aku butuhkan.
Terima kasih, Tuhan.

God: Aku tahu apa yang kau butuhkan.

Me: Tapi aku bahkan belum sempat


meminta, dan Kau sudah memberikan.

God:: Aku tidak perlu kata-kata. Aku cukup


mendengar imanmu berbicara.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #6 - TUMBUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-56

MAMPU
Me: Rasanya, aku tidak mungkin mampu
menyelesaikan masalahku.

God: Mengapa?

Me: Masalahku terlalu berat, Tuhan.

God: Kau mungkin tidak mampu, tapi Aku


tidak mungkin tidak mampu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-57

MENOLONG
Me: Tuhan, bagaimana ini? Siapa yang
akan menolongku?

God: Kau datang pada-Ku dan kau bertanya


siapa yang akan menolongmu?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-58

RAGU
Me: Tuhan, pergumulanku terlalu besar.
Aku tak sanggup.

God: Yang membuatmu tak sanggup bukan


pergumulanmu yang terlalu besar. Tapi
rasa ragumu yang terlalu besar.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-59

M ATA
Me: Aku percaya, Tuhan. Aku tahu kau
akan menolongku.

God: Bibirmu mengatakan percaya, tapi


hatimu belum.

Me: Aku mau percaya, tapi aku tak mampu


untuk percaya, Tuhan.

God: Karena kau melihat dengan matamu.


Bukan dengan imanmu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-60

BUKTI
God: Aku percaya, Tuhan. Asal ada
buktinya.

Me: Buktikan dulu bahwa kau percaya.


Baru nanti ada bukti.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Kau luar biasa! Kau baru saja melintasi Perhentian #6.
Sekarang pasti kau sangat kelelahan sekaligus semakin kuat.
Jangan lengah. Jangan ada perkara yang tidak penting
membuatmu berhenti.
Catatlah sebuah pesan, ceritakan pengalamanmu kepada
sahabatmu. Sekaligus mintalah agar ia mendoakanmu, agar kau
dimampukan melanjutkan perjalananmu.
Perhentian #7

Bersimpuh
Tuhan, kepada hati-Mu, hatiku bersimpuh.
Di hadapan tahta-Mu yang berkilau.
Aku mendekat ke kaki-Mu
Tersungkur lemah seperti abu.
Perhentian #7 - Bersimpuh

•••

Telungkuplah hingga wajahmu menyentuh


tanah. Menghormat kepada Raja. Sang
Tuan. Yang melihat pijar jubah mulia-Nya
saja, kau mungkin akan terlempar karena
tak layak. Ia dengan mahkota-Nya dan
singgasana-Nya yang kokoh, siapa yang berani
menghampiri dengan muka terangkat? Jika
Ia mengacungkan tongkat kerajaan-Nya,
kau akan gugur gemetar. Jika Ia memandang
mata-Mu, lututmu akan berguncang. Jika Ia
menyebut nama-Mu, mulutmu akan terkunci
rapat tak mampu menjawab. Di kebesaran-
Nya yang terlampau menakjubkan, pernahkah
kau bersimpuh?

Paduka di kursi padmasana nirmala. Tanpa


titik cacat cela. Bersih. Suci. Tidak bernoda.
Baginda di mimbar agung-Nya. Mata-Nya
mengindra semua perkaramu. Mata-Nya
menyorot padamu. Desis suara hatimu, yang
kau ucapkan selirih mungkin, bahkan yang
belum sempat meluncur dari bibirmu, Ia tahu.
Kepura-puraanmu yang tidak kau akui. Ia
tahu. Beribu-ribu keangkuhanmu di masa lalu
hingga kau berani menantang-Nya. Ia tahu.
Sekarang kau ada di hadapan-Nya, tidakkah
kau menggigil?

Demi mahkota-Nya, punya nyalikah kau maju


untuk menyanggahnya sekarang? Sebelum
bibirmu terbakar, membungkuklah sampai
tak terlihat wajahmu. Sebelum nyawamu
dihanguskan, jatuh tersungkurlah.
Kepada Ia, Yang Dipertuan di hadapan
hadirat-Nya yang megah semarak.
Ciumlah kaki-Nya yang kudus.
Bersujudlah dalam bakti.
Mengabdilah dan sembahlah.
Memujalah dengan khidmat
Menyimpuhlah kepada-Nya.

•••

Lukiskan dengan kata-kata terbaikmu, rasa


hormatmu yang tertinggi kepada Raja
angkasa dan semesta. Bersamaan dengan itu,
katupkan kedua telapak tanganmu, angkat
penyembahan bagi nama-Nya. Kepada Sang
Penguasa itu, akuilah, kecil dan tak berartinya
dirimu. Akui juga, semua tatapan mata,
gerakan tangan, langkah kaki, suara yang
bicara, yang pernah merendahkan dan tidak
menghormati-Nya. Menyembahlah dalam-
dalam meminta pengampunan-Nya dan belas
kasihan-Nya yang tanpa batas.

PESAN TEDUH

Mazmur 47:3
Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah
dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #7

Playlist: Jingga Journal


Judul: Here I Bow, Jenn Johnson
Perhentian #7 - BERSIMPUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-61

M E N G AT U R
Me: Tuhan, semuanya menjadi tidak
terkendali. Aku pasti gagal.

God: Aku sanggup menolongmu.

Me: Tidak, Tuhan. Semua sudah diatur,


tidak dibisa diubah lagi. Kali ini aku
pasti gagal.

God: Siapa yang bisa mengatur Raja


Semesta ini?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-62

P E N YAYA N G
Me: Ampuni aku, Tuhan. Aku takut, karena
aku pernah tidak menghormati-Mu.

God: Kau sudah mohon ampun.

Me: Aku sungguh tidak layak.

God: Datanglah pada-Ku. Aku Allah


Penguasa tapi Aku juga Allah
Penyayang.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-63

T I DA K S U K A
Me: Aku tidak mau melakukan ini, Tuhan.
Aku tidak mampu. Aku tidak suka.

God: Sekalipun Aku yang memberi


perintah?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-64

TUNDUK
Me: Tuhan, aku takut.

God: Apa yang kau takutkan?

Me: Badai hidup, hujan masalah, dan


ombak yang menyakitkan.

God: Aku Allah yang menciptakan badai,


hujan dan ombak. Jangan takut.
Mereka tunduk pada-Ku

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-65

RENCANA
Me: Tuhan betapa sulitnya memahami
rencana-Mu.

God: Memang rencana besar dan ajaib sulit


untuk dipahami.

Me: Tapi aku ingin bisa mengerti dan


menyelami semua rencana-Mu.

God: Walaupun harus menukar dengan


rencana kecil dan yang seadanya?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #7 - BERSIMPUH

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-66

RAHASIA
Me: Tuhan, beritahukan padaku rahasia
masa depanku.

God: Jika Aku ingin kau tahu sesuatu, Aku


tak akan merahasiakannya.

Me: Aku hanya ingin tahu, agar aku


percaya.

God: Kalau begitu carilah tahu, apa rahasia


supaya kau percaya pada-Ku

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-67

R E N DA H
Me: Tuhan, bagaimana caranya supaya
orang lain tidak merendahkanku lagi?
God: Rendahkan hatimu lebih rendah dari
perkataan yang merendahkanmu.
Me: Nanti mereka makin merendahkanku,
Tuhan.
God: Di tempat yang paling rendah, tidak
ada yang bisa merendahkanmu lagi.
Me: Itu berarti aku kalah?
God: Itu berarti Aku akan mengangkatmu.
Turun serendah-rendahnya adalah
cara untuk naik setinggi-tingginya.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-68

RAJA
Me: Tuhan, aku takut datang mendekati
tahta-Mu. Kau Raja yang agung dan
mulia. Aku begitu kecil dan hina.

God: Jika kau mengasihi seorang Raja, kau


tak perlu takut.

Me: Aku tak mungkin berani meminta apa-


apa dari-Mu.

God: Jika hati seorang Raja terpikat, apa


saja akan diberikan padamu.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-69

L AYA K
Me: Tuhan, terimalah hormatku.

God: Apa yang kau inginkan?

Me: Tidak ada, Tuhan. Kau layak


menerima hormat, pujian dan sembah.
Aku tak layak meminta.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-70

PEMBELA
Me: Aku kalah, Tuhan.

God: Berjuanglah bersama-Ku.

Me: Tapi aku sudah kalah.

God: Jika aku pembela-Mu, siapa yang


sanggup mengalahkan?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Kau semakin dekat. Perhentian #7 sudah kau lalui.
Ayo sedikit lagi. Semangatmu tidak boleh meredup.
Sebarkan kisah perjalananmu. Sebarkan geloranya.
Agar mereka yang membaca, merasakan juga betapa hebat
perjalananmu ini.
Perhentian #8

Merdu
Tuhan, kepada hati-Mu, senandungku merdu.
Lirik dan nada hanya kutulis untuk-Mu.
Tiap kali badai menerpa, kunyanyi laguku.
Dan kutenang di angin yang menderu.
Perhentian #8 - Merdu

•••

Di antara badai prahara yang beringas, yang


beritikad menghempaskanmu dengan buas.
Di gulungan gelombang dan ombak yang
kejam, yang bersiap menelanmu tanpa ampun.
Di pusaran hebat itu masih sanggupkah kau
bernyanyi?

Di kepedihanmu yang membuatmu seperti


terkubur dalam liang, bahkan sebelum kau
mati. Di rasa ngilumu tertindih batu danawa
yang besar tak terkira, yang menyiksamu,
mencekikmu. Masih sanggupkah kau
bernyanyi?

Di luka-lukamu. Yang kau minta untuk


dihentikan, agar penderitaanmu pun berhenti,
tapi tak berhenti juga. Di derai air matamu
yang tidak pernah habis kau tampung di kirbat
Tuhan. Masih sanggupkah kau bernyanyi?

Menyanyilah bukan untuk menghapus air


matamu. Bukan untuk seggenggam udara
karena kau rindu bernafas lega. Menyanyilah
sekalipun kau kehabisan bunyi suaramu karena
terlalu sering menangis. Menyanyilah untuk
memerdukan hati Tuhan. Untuk mengiring
Tuhan yang duduk di ruang hati-Mu.
Membiarkan-Nya menikmati lagumu sambil
Ia bersandar dan memejamkan mata-Nya.
Terbuai indah, larut dalam alunan syairmu.
Dan sekalipun kau sendiri sendu, kau berhasil
menceritakan keindahan sajak lagumu.

Di sana nanti, senandungmu tiba-tiba akan


berubah. Pelan, lembut, namun bergaung
memenuhi seluruh pelosok dan sudut ruangan
hatimu. Melodinya mengisi kisi-kisi hatimu,
memenuhi celah-celah batinmu. Makin
lama gema suaramu makin nyaring, makin
merdu, makin terasa jernih di dengar. Itulah
kekuatanmu. Menyanyi untuk Tuhan di
tengah topan menderu. Dan akan kau terima,
tenang dan aman di atas karang yang teguh.

•••

Apapun keadaanmu hari ini, seperti apapun


perasaanmu hari ini, salinlah sebuah lagu
indah yang akan menyenangkan hati Tuhan.
Lagu terbaik yang pernah kau dengar, tentang
Tuhan. Tentang betapa indah-Nya nama-Nya
dan betapa berbahagia bersekutu dengan-
Nya. Kemudian carilah ruangan yang teduh.
Menyanyilah di sana. Bukan menyanyi sendiri.
Menyanyilah bersama malaikat-malaikat yang
tidak pernah berhenti memuji-muji Tuhan
dengan kecapinya. Dan nikmatilah alunan
gelombang kekuatan dan sukacita yang baru.
Yang lahir dari hati yang memuji.

PESAN TEDUH

Mazmur 104:33
Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama
aku hidup, aku hendak bermazmur bagi
Allahku selagi aku ada.
Channel: Vonny Evelyn Jingga
Judul: Perhentian #8

Playlist: Jingga Journal


Judul: Mercy, Matt Redman
Perhentian #8 - MERDU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-71

MERDU
Me: Aku bernyanyi untuk-Mu, Tuhan. Tapi
suaraku tidak indah.

God: Kau menyanyi dengan hatimu. Dan itu


terdengar sangat merdu di telinga-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-72

M E N YA N Y I
Me: Tuhan, ingatkan aku jika aku
melakukan sesuatu yang mendukakan
hati-Mu.

God: Sudah lama Aku tak mendengarmu


menyanyi untuk-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-73

MASALAH
Me: Tuhan, aku sedang dalam masalah.

God: Itu bukan masalah, itu proses.

Me: Apa bedanya?

God: Masalah biasanya berakhir dengan


saling menyalahkan. Proses berakhir
dengan progres dan hasil.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-74

LAGU
Me: Tuhan, lagu apa yang paling Kau
sukai?

God: Lagu yang dinyanyikan oleh seseorang


yang hatinya suka mengampuni.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-75

MENGELUH
Me: Hari ini rasanya melelahkan sekali,
Tuhan.

God: Karena kau lebih banyak mengeluh


daripada menyanyi.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #8 - MERDU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-76

DA L A M H AT I
God: Aku senang memperhatikanmu
sepanjang hari ini.

Me: Mengapa, Tuhan?

God: Kau tak sadar, tapi Aku sungguh


menikmatinya. Aku melihatmu
melakukan segala sesuatu sambil
bernyanyi dalam hati memuji
nama-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-77

PEMBERESAN
Me: Tuhan, mengapa ketika aku berdoa
dan menyanyi untuk-Mu, ada perasaan
tidak enak di hatiku?

God: Karena ada yang belum kau bereskan.


Mulailah melakukan pemberesan.

Me: Pemberesan apa, Tuhan?

God: Ampuni yang melukaimu, tinggalkan


kebiasaan burukmu dan semua
keterikatan dunia yang menghalangi
relasimu dengan-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-78

TA K T E RU N G K A P
Me: Tuhan, aku sangat sedih. Aku
tidak bermaksud menyakitinya.
Mengapa semuanya jadi seperti ini?
Aku tidak tahu bagaimana harus
menjelaskannya?

God: Aku mengenal hatimu lebih dari


siapapun. Yang tak terungkap
terkadang jauh lebih penting daripada
yang terungkap.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-79

MENUNGGU
Me: Menunggumu menjawab doaku terasa
melelahkan. Apa yang bisa kulakukan,
Tuhan?

God: Menyanyilah untuk-Ku.

Me: Apakah pujianku membuat-Mu


menjawab doaku?

God: Lebih baik dari itu. Nyanyian hatimu


membuatmu menunggu dengan
gembira.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-80

M A L A I K AT
Me: Aku seperti mendengar nyanyian yang
indah di telingaku.

God: Itu suara hatimu yang bernyanyi


pujian syukur.

Me: Itu bukan suaraku, Tuhan.

God: Siapapun yang menyanyi dengan


rasa syukur, suara malaikat akan
mengiringinya.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #8 terlampaui sudah. Kau semakin dekat dengan
tujuanmu. Jika ada beban yang mulai terasa meletihkan,
membuatmu kepayahan, jangan tawar hati.
Dunia sedang berusaha menarikmu keluar, meninggalkan
perjalanan ini. Bertahanlah. Semangati dirimu.
Bagikan kisah perjuanganmu menapaki perjalanan ini.
Seperti dirimu, merekapun sedang berjuang.
Perhentian #9

Danau
Tuhan, kepada hati-Mu, kemarauku bertemu danau.
Di percikan airnya yang mendesau.
Tak lagi pilu. Tak lagi jenuh. Tak lagi sendu.
Kini aku, menjadi yang sesungguhnya aku.
Perhentian #9 - Danau

•••

Mungkin selama ini kau tak pernah


suka namamu. Tapi sebenarnya bukan
namamu yang tidak kau senangi. Namamu
hanyalah gambaran dirimu. Cermin yang
memperlihatkan dirimu dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Cermin yang memantulkan
hidupmu di mana, bersama siapa dan seperti
apa. Jadi, kau bukan tidak suka namamu,
tapi kau tidak suka hidupmu. Kau membenci
dirimu.

Saat kau mulai membenci dirimu, di sanalah


pertama kali musim kemarau melanda jiwamu.
Kau menjalani hari-harimu dengan tertawa,
tapi di dalammu yang ada cuma kekeringan
jiwa. Tanah-tanah yang retak karena
kekurangan air. Semua kebaikanmu sepertinya
tidak pernah tumbuh subur di sana. Terlalu
tandus dan kering.

Dan kau mencari. Sesuatu yang bisa


memberimu kesegaran. Setiap jalur batang
air kau ikuti. Sampai ke kolam-kolam, sungai
kecil, perairan di manapun, namun kau tak
pernah merasa puas. Kau belum berhasil
menerima dan mencintai dirimu sendiri.

Tuhan membawamu ke sebuah danau


di pegunungan. Genangan air yang luas,
walaupun tidak seluas laut samudera. Hanya
seperti perigi, kumpulan air di lekukan
permukaan bumi. Tapi airnya sungguh terang
berseri. Bersinar-sinar ditimpa matahari.
Untuk pertama kalinya, kau melihat dirimu
begitu indah.

Semua parut lukamu, dan keburukanmu


yang kau anggap memalukan tak terlihat lagi.
Di beningnya air telaga itu, kau tak malu
menjadi dirimu. Kau melihat bentuk matamu
tidak berubah, tapi cahayanya berbeda. Kulit
tubuhmu tidak berubah, tapi kelembutannya
berbeda. Helai rambutmu tidak berubah,
tapi kilaunya berbeda. Karena kau melihat
dari kaca bening yang berbeda. Cermin yang
berbeda.

Karena kini cahaya matamu punya pijar yang


berbeda, kau melihat segala sesuatu dengan
cara yang lain. Keadaan di sekitarmu yang
dulu, tidak henti-hentinya kau keluhkan.
Bagimu sekarang, baik-baik saja. Kau tahu
tidak bisa mengubah semuanya, menjadi
seindah air di permukaan danau yang tenang.
Namun memandangi keadaan yang kering
dan retak, dengan hati yang penuh kesegaran,
membuatmu tak lagi sendu. Segala sesuatu
bagimu sekarang terlihat indah.

Tuhan, satu-satunya, Seseorang yang bisa


melepaskan selaput yang menghalangi mata
hatimu. Selaput yang selalu membuatmu
tidak pernah bisa melihat dengan jelas. Yang
juga membuatmu tidak pernah bisa merasa
puas. Ketika Tuhan gugurkan selaput itu,
mencucinya dengan air danau yang bersih dari
hati-Nya yang putih, kau puas sepuas-puasnya.
Tak lagi mencari, tak lagi mengejar. Kau tak
butuh yang lain. Hanya merasa cukup dan
penuh di dalam dirimu.

Selama Tuhan ada di sisi-Mu, air hujan


akan selalu mengalir menuju danau hatimu.
Kemarau sudah berlalu.
•••

Buatlah daftar hal-hal yang tidak kau sukai


di dalam dirimu. Tentang keadaan fisikmu,
kondisi keluargamu, pengalaman hidupmu,
atau apapun itu. Tulis semua satu demi satu,
semua hal yang kau pandang tidak baik dan
buruk. Segala sesuatu yang kau benci dan kau
sesali, mengapa itu terjadi dalam hidupmu.
Minta Tuhan mengajak dan mengantarmu ke
danau. Di sana, ia akan membersihkan selaput
buram mata rohanimu. Yang membuatmu
tidak pernah mampu melihat keindahan
dirimu yang sesungguhnya. Jangan pergi
meninggalkan danau sebelum kau dipuaskan.
Jangan pergi dari hadapan Tuhan, sebelum
kau membereskan kebencianmu pada dirimu
sendiri.

Cintai tubuhmu, keadaanmu, keluargamu,


teman-temanmu dan semua yang
mengikutimu di sepanjang hidupmu. Semua
itu hanyalah alat, waktu dan peristiwa yang
Tuhan pakai untuk menyatakan diri-Nya
padamu. Berdamailah dengan Tuhan, dan
berdamailah dengan dirimu sendiri.
PESAN TEDUH

Yesaya 43:4
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan
mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #9

Playlist: Jingga Journal


Judul: I am Here, Scripture Lullabies
Perhentian #9 - DANAU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-81

HARI INI
God: Aku ingin memberkatimu, apa yang
kau butuhkan hari ini?

Me: Tidak ada, Tuhan. Untuk hari ini


semuanya sudah ada.

God: Kau sungguh kaya di hadapan-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-82

WA K T U
Me: Tuhan, pekerjaanku banyak. Aku tidak
punya waktu untuk-Mu.

God: Dulu kau berdoa, jika aku memberkati


pekerjaanmu, kau akan memberi
banyak waktu untuk-Ku.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-83

D I B E R K AT I
Me: Tuhan, apakah pernyataan ini benar?
Siapa yang sungguh-sungguh dan taat
berdoa pada Tuhan, ia akan diberkati
dengan limpah.

God: Apakah itu alasanmu ketika datang


berdoa pada-Ku?

Me: Tidak, Tuhan. Bukan itu, Tuhan.

God: Kalau begitu pernyataanmu benar.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-84

SEMBUH
God: Kau sudah berdoa bertahun-tahun
untuk kesembuhanmu. Bagaimana jika
Aku tidak menyembuhkanmu?

Me: Itu tidak akan mengubah rasa cintaku


kepada-Mu, Tuhan.

God: Sesungguhnya kau telah sembuh lebih


dari yang kau kira.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-85

M U R A H H AT I
Me: Tuhan, jika aku punya banyak uang,
aku ingin memberi

God: Belajarlah bukan sekadar memberi.

Me: Seperti apa, Tuhan?

God: Jika kau punya banyak dan kau


memberi, itu namanya berbagi. Jika
kau tidak punya banyak dan kau
memberi, itu namanya berkorban.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #9 - DANAU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-86

BENCI
Me: Tuhan, aku benci kepada orang
tuaku. Setiap hari aku melihat mereka
bertengkar.

God: Jangan membenci. Putuskan mata


rantainya. Dulu waktu seusiamu,
mereka juga melihat hal yang sama
dan menyimpan kebencian. Itu
sebabnya hari ini kau membenci
mereka.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-87

K AYA D A N M I S K I N
Me: Tuhan, siapakah yang disebut orang
kaya?

God: Seseorang yang memiliki sedikit tapi


tidak pernah merasa miskin.

Me: Dan siapakah yang disebut orang


miskin?

God: Seseorang yang memiliki banyak tapi


tidak pernah merasa kaya.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-88

O R I E N TA S I
Me: Tuhan, dia tega meninggalkan
semuanya demi uang. Orientasinya
hanya uang. Aku menghitung
keuntungannya, uang yang akan ia
hasilkan tiap bulan akan sangat banyak
sekali. Dan aku bisa menebak seberapa
banyak kekayaannya akan bertambah
setiap tahun.

God: Hebat sekali. Kamu bisa menghitung


semuanya itu. Jadi orientasimu apa?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-89

L U M AYA N
Me: Tuhan, maafkan aku. Kali ini aku tidak
taat. Aku sedang membutuhkan uang
dan ini hasilnya lumayan.

God: Kau yakin kau hanya ingin yang


lumayan?

Me: Aku benar-benar sedang


membutuhkan.

God: Yang kusiapkan untukmu lebih dari


lumayan.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-90

B U RU K
Me: Tuhan, mereka bilang aku buruk.

God: Tidak. Kau indah di mata-Ku. Sangat


indah.

Me: Aku buruk, Tuhan. Semua yang ada di


diriku buruk!

God: Aku sedih. Semua yang terbaik Ku-


berikan untukmu, dan kau katakan itu
buruk?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Ya! Akhirnya kau melewati satu perhentian lagi.
Perhentian #9 adalah perhentian paling dekat dengan perhentian
akhir. Sekaligus perhentian yang paling menantang.
Kau akan tergoda untuk berhenti atau menyimpang pergi.
Berusahalah lebih lagi, karena kekuatanmu sudah terbentuk.
Bayangkan selangkah lagi, selangkah lagi.
Ada seseorang menantikan pelajaran bermakna dari pengalaman
perjalananmu ini. Tulislah sesuatu dan kirimkan pesan yang
memberi semangat buat seseorang.
Perhentian #10

Menyatu
Tuhan, kepada hati-Mu, hatiku menyatu.
Bunga kasihku tak layu, walau tubuhku ditandu.
Sampai bertemu di keabadian yang tak lagi jauh.
Perhentian #10 - Menyatu

•••

Engkau adalah pengelana. Melangkah dari


subuh hari, saat matahari belum kelihatan,
hingga cahaya malam berakhir. Untuk
kemudian menunggu sinar fajar kemerahan
terbit lagi esoknya. Berkeliling, berputar
bersama waktu. Di kemuncak gunung tawamu
lebar. Di jurang yang curam dindingnya,
tangismu pecah. Senang dan merana bertukar
terus menerus. Dan saat kau ingin berhenti,
kau tak bisa.

Engkau adalah penjelajah. Berjalan dari dan


ke. Pergi dari dan ke. Tempat demi tempat.
Gurun dan pesisir. Di tanah-tanah datar
luas, yang ditumbuhi pohon-pohon berkayu
besar. Di tanah-tanah rendah di kaki gunung.
Di jalan setapak yang kiri kanannya sungai.
Meski kakimu penat tak bertenaga, kau tetap
harus berjalan. Meski luka berdarah-darah,
kau tetap harus menarik kakimu. Ada musim
teduh, daun pohon-pohon menaungimu. Tapi
di musim hujan berguntur, sekalipun sembunyi
di balik batang pohon yang kuat, kau tidak
sanggup berani. Teduh dan takut. Rasa gelisah
dan perkasa berganti terus menerus. Dan saat
kau ingin berhenti, kau tak bisa.

Engkau adalah pengembara. Pernah ada di


satu perhentian kau ingin menyerah. Kau
seperti pohon tumbang. Rebah, jatuh, runtuh.
Saat itu kau sungguh-sungguh berpikir
mungkin itulah perhentian terakhirmu. Semua
bekal perjalananmu sudah ludes. Air untuk
minum tak ada. Kasut berjalanmu sudah
rusak. Bahkan air mata untuk menangispun
tak tersisa. Yang kau katakan dalam hatimu
cuma satu, “Aku ingin berhenti, Tuhan. Aku
ingin berhenti.”

Dan Tuhan tidak pernah menyudahi. Tidak


pernah. Yang Ia lakukan adalah Ia datang
menyentuh kaki lemasmu, mengangkat
tubuhmu yang ambruk, dan menggendongmu
di punggung-Nya. Kau yang tak berdaya
hanya bisa terkulai di tubuh-Nya yang
hangat. Perjalananmu berlanjut. Langkah
demi langkah pelan. Kau lunglai dalam
gendongan-Nya. Menikmati betapa amannya,
betapa tenteramnya tinggal di sana. Di tubuh
kuat Kekasih yang mencintaimu, yang rela
memanggulmu agar kau tak berhenti dan
menyudahi perjalananmu. Agar kau bisa
sampai di perhentianmu yang sesungguhnya.

Detik-detik itu. Entah bagaimana kaki dan


tubuhmu tiba-tiba menguat. Kepalamu mulai
terangkat melihat sinar matahari seperti
mengikuti perjalananmu. Sang Kekasih masih
memanggulmu di punggung. Detik berikutnya,
kau melihat sesuatu. Di depan matamu.
Di bawah cahaya matahari yang masih
mengikutimu. Begitu jelas.

Gurat-gurat itu. Luka kasar dan dalam. Dan


sisa-sisa darahnya masih ada. Bersama sisa-
sisa perihnya, pedihnya. Melekat di punggung
Sang Kekasih. Sangat jelas. Di punggung itu
kau dipanggul. Di punggung itu kau ditopang.
Air matamu yang habis, kini berkumpul penuh
di ujung matamu. Ada bayang-bayang di sana.
Tentang cambuk yang mendera, lalu cemeti,
juga ujung tombak yang runcing. Kemudian
rintihan dan bibir yang bergetar menahan
sakit yang tak tertahankan, melawan jalan
berbatu dan bukit yang terik panas.

Di sanalah kau temukan hati-Nya.


Di punggung penuh luka yang
menggendongmu.

Di perjalananmu yang tak tahu seberapa
panjang lagi yang masih boleh kau tempuh,
kau telah menemukan hati-Nya. Hati Seorang
yang tidak bisa tidak mencintaimu. Hati yang
tidak akan menyerah membawamu sampai
akhir. Dan setelah kau temukan hati-Nya, kini
kau menyadari tentang satu hal. Bahwa tujuan
kau berkelana, mengembara, dan menjelajah,
bukan mencari tempat untuk pergi, melainkan
mencari tempat untuk pulang.
Pulang ke Hati Kekasih yang rela
menggendongmu di punggung-Nya yang
penuh bilur luka. Menyatu di sana, tak
terpisahkan selamanya.

•••

Di perhentian terakhir ini, ringkaslah semua


perjalanan hidupmu. Masa-masa kau ingin
menyerah dan berhenti. Periode-periode di
mana kau ingin menyudahi segalanya. Dan
bagaimana akhirnya Tuhan mengangkatmu
untuk terus berjalan.

Tulis juga, hal-hal apa yang ingin kau lakukan


sebelum kau masuk ke perhentian terbesarmu
nanti. Catatlah semua keinginan, mimpi,
harapan dan dedikasimu untuk Tuhan, selama
kau masih punya waktu di dunia ini. Serahkan
dan percayakan semuanya ke tangan-Nya
sampai suatu hari akan terwujud nyata.

Dan terakhir, rangkailah kata-kata dan


kalimat janji. Bahwa di sepanjang perjalanan
hidupmu ini, tidak ada lagi yang lain yang kau
inginkan, selain menempuh dan menyelesaikan
pengembaraanmu bersama dengan-Nya
sampai kau berpulang kembali pada-Nya.
Pulang untuk melihat dari dekat wajah Sang
Kekasih, dan untuk menunjukkan kepingan
hati-Nya yang pernah kau temukan.
PESAN TEDUH

Ibrani 11:16
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air
yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah
mereka, karena Ia telah mempersiapkan
sebuah kota bagi mereka.

Channel: Vonny Evelyn Jingga


Judul: Perhentian #10

Playlist: Jingga Journal


Judul: Nothing Can Separate Me, Scripture
Lullabies
Perhentian #10 - MENYATU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-91

BUNGA
God: Tuhan, mengapa orang baik begitu
cepatnya Kau panggil pulang?

Me: Bunga yang indah jika ada di dunia,


akan dipetik dan layu. Tapi jika Ku-
tanam di rumah-Ku akan berbunga
selama-lamanya.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-92

MENINGGAL
Me: Tuhan, aku melihat ia pergi dan
meninggal dunia dalam damai.

God: Karena sebelum ia meninggal dunia, ia


sudah sungguh-sungguh meninggalkan
dunia.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-93

TA K T E R L U K I S K A N
Me: Katanya, keindahan surga tak
terlukiskan. Aku ingin tahu, surga itu
seperti apa, Tuhan?

God: Bagaimana kau melukiskan sesuatu


yang tak terlukiskan?

Me: Begitu sulitkah untuk melukiskannya?

God: Jika sesuatu bisa dilukiskan, ia tidak


disebut tidak terlukiskan.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-94

DUNIA
Me: Tuhan, mengapa hidupku penuh
dengan penderitaan?

God: Karena kau masih di dunia.

Me: Apakah aku tidak bisa bahagia, selama


aku masih hidup di dunia?

God: Bisa. Jika kau hidup di dunia, tapi


hatimu untuk perkara surga.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-95

S E L A M A - L A M A N YA
Me: Tuhan, bagaimana menyembuhkan
hati seseorang yang kehilangan orang
yang dicintainya?

God: Dengan meyakinkan, ia masih bisa


mencintainya.

Me: Orang yang dicintainya itu telah pergi


untuk selama-lamanya, Tuhan.

God: Tapi cinta yang murni selama-lamanya


tidak akan pernah pergi.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Perhentian #10 - MENYATU

DEAR GOD
Tuhan,__________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-96

PULANG
Me: Tuhan, mengapa setiap kali pulang
kerja, pulang dari manapun, ada
waktu-waktu aku merasa kesepian.

God: Karena kau belum benar-benar


pulang.

Me: Pulang kemana, Tuhan?

God: Dunia bukan rumahmu. Suatu saat


nanti kau akan pulang ke rumahmu
yang sesungguhnya.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-97

B E R S AT U
God: Jika kau harus meninggalkan dunia ini
kapan saja, apakah kau sudah siap?

Me: Aku siap, Tuhan.

God: Kau tidak takut?

Me: Tidak. Aku bahagia.

God: Apa yang membuatmu bahagia?

Me: Bukankah itu satu-satunya cara agar aku


bisa memandang wajah-Mu, muka dengan
muka? Dan satu-satunya cara aku bisa
bersatu selamanya dengan-Mu?

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-98

BUNGA-BUNGA HIDUP
Me: Aku kagum, Tuhan. Orang yang meninggal
itu, orang yang sangat kaya dan dihormati.
Mereka sampai kekurangan tempat
untuk menampung karangan bunga yang
dikirimkan oleh banyak orang. Benar-benar
mengganggumkan!

God: Beberapa hari lagi, bunga-bunganya akan


mati. Hanya bunga-bunga di taman surga yang
tetap hidup dan berbunga tanpa henti.

Me: Aku ingin melihat bunga-bunga seperti itu,


Tuhan.

God: Kau akan melihatnya. Jika selama di dunia,


hatimu tidak mencari dan mengagumi bunga-
bunga yang bisa mati.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-99

BERHENTI
Me: Kapan semua penderitaan dan masalahku
berhenti, Tuhan?
God: Selama kau di dunia, masalah dan
penderitaan tidak akan berhenti.
Me: Aku sudah tidak sanggup, Tuhan. Tolong
hentikan penderitaanku.
God: Bersabarlah. Berjuanglah. Bertahanlah.
Segala sesuatu akan berhenti di perhentian
surgamu nanti.
Me: Jika kelak di sana semua berhenti, apa
yang tersisa yang bisa kurasakan?
God: Bahagia tanpa henti yang tak dapat kau
hentikan.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Hari ke-100

RINDU PULANG
Me: Tuhan, jika pada akhirnya nanti aku
akan berkumpul dengan-Mu di surga,
mengapa Kau biarkan kami tinggal di
dunia yang penuh dengan kejahatan
ini?

God: Agar kau mengerti bagaimana rasanya


rindu pulang.

Catatan Perjalananku: __________, ____/____/_______


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Menakjubkan! Luar Biasa! Kau Berhasil!
Perjuanganmu sungguh tak sia-sia. Terharulah dalam-dalam,
ceriakan hatimu dan tersenyumlah. Setelah menyelesaikan
perhentian #10, kau harus tahu, bahwa kau seorang yang
tangguh. Kau sudah membuktikan, bersama Tuhan, kau bisa,
kau kuat. Sekarang simpan dan jagalah hati Tuhan baik-baik
di hatimu. Kenang dan ingatlah selalu janjimu, komitmen
dan ikrarmu di hadapan-Nya. Sebelum kau masuk ke sebuah
perjalanan baru yang disediakan Tuhan.

Pengalaman perjalananmu terlalu indah untuk tidak diceritakan.


Kirimkan pesan kebahagiaan keberhasilanmu kepada seseorang
yang sangat kau kasihi. Ia pun layak bahagia dan berhasil,
seperti dirimu.
Vonny Evelyn Jingga adalah pencerita
Tuhan, ia menceritakan Tuhan melalui
tulisan dan kata-kata indah. Impiannya hanya
satu, membawa sebanyak mungkin orang
mengalami Tuhan.

Instagram: @vonnyevelynjingga

Anda mungkin juga menyukai