Definisi Darah
Definisi Darah
DEFINISI DARAH
Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. Dalam darah
terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin
merupakan protein pengangkut oksigen.
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian
dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah
merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain
berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang
disebut plasma darah.
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan
oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang
yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah pada pria dewasa
sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Kadar Hb
inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia. Eritrosit
berusia sekitar 120 hari.
1. Air
2. Protein
1. Albumin ( 57% )
2. Globulin ( 40% )
3. Fibrinogen ( 3% )
-Mengandung faktor-faktor koagulasi
2. TRANSFUSI DARAH
seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi
darah adalah suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah
komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai
komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel
darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein
dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi transfusi darah dan komponen-
konponennya adalah :
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga
mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume
darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml.
Dapat bertahan dalam suhu 4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan
jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht
meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi darah lengkap
hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan
mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan
ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti
dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.
Indikasi :
1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka
bakar
2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari
volume darah total.
Ket :
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan.
Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap
termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik.
Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan
golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan
resiko penularan penyakit relatif banyak.
1. Darah Baru
Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor.
Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan
kadar kalium, amonia, dan asam laktat.
1. Darah Simpan
Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah
tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang
kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis.
Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena
afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke
jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium,
amonia, dan asam laktat tinggi.
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup
atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume
tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C.
Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.(3)
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells
banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik,
leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan
untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila
kadar Hb sudah di atas 8 g%.
Ket :
Indikasi: :
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.
2. Hemoglobin <8 gr/dl.
3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya
empisema, atau penyakit jantung iskemik)
4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.
1. Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah Pekat Beku
yang Dicuci)
Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah
yang menetap.
Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan saline,
sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human
plasma. Kelemahan washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi
selama proses serta masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai
dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchange transfusion.(3) Untuk
penderita yang alergi terhadap protein plasma
Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma
dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian
perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan
dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan
demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung
dengan antibiotik.
Indikasi :
Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien
dengan kultur darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia).
Suspensi trombosit
BB x 1/13 x 0.3
Macam sediaan:
Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar.
Penyimpanan 34°C sebaiknya 24 jam.
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich
Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan
kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor
Plasma. Masa simpan ± 48-72 jam.(3)
Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah
(hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin
pada nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki
jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma seperti globulin.(3)
1. Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed
red cell.
Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).
Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan
pada suhu -60°C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan
(hemostasis).(3)
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220
ml. Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna
untuk meningkatkan faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat
tidak ada. Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen
plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama
faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi
warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat
menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang
dewasa. Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan
terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar
diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat
kalsium. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Indikasi :
1. Cryopresipitate
Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan
dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu
kantong (30 ml) mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor
von wilebrand, faktor XIII
Indikasi :
– Hemophilia A
1. Albumin
Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari
plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan
5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400
ml plasma biasa
∆ albumin x BB x 0.8
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
– Sistem ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A atau O.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang
dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O
– Sistem Rhesus
Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera
Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti
serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh
yang ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener
pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan
atas dua kelompok, yaitu :
1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaan
sel darah merahnya
2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh pada
permukaan sel darah merahnya
Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-).
Sedangkan orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja.
Oleh karena itu darah Rh(-) sering disediakan untuk operasi-operasi darurat
dimana tidak ada waktu lagi untuk melakukan pengecekan golongan darah
seseorang.
Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat
sebagai berikut:[1]
Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah
tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat
tertentu; untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat
untuk menyumbangkan darah. Biasanya donor tidak diperbolehkan
menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan.
Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya
penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang didinginkan
dapat digunakan dalam waktu selama 42 hari. Pada keadaan tertentu, (misalnya
untuk mengawetkan golongan darah yang jarang), sel darah merah bisa dibekukan
dan disimpan sampai selama 10 tahun.
Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka
darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah
golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan
pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan
setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok:
teknik ini disebut cross-matching.
14. Catat pemberian darah dan produk darah. Catat cairan yang digunakan
mengikuti kebijakan rumah sakit / institusi.
I. Reaksi imunologi
I. REAKSI IMUNOLOGI
A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan
terdapat pada satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi.
Lisis sel darah donor oleh antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi
transfusi hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat
Reaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana, misalnya
salah memasang label atau membaca label pada botol darah.
Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka,
bendungan vena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan
dangkal, takhikardi, hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa
diterangkan asalnya, dan ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar
untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah
dan lain-lain.
Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan
darah yang cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat
diberi vasopressor. Selain itu penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria
yang menetap perlu tindakan dialysis.
B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK
2. Reaksi alergi
a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah
transfusi.
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka
penderita sembab.
Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.
c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-Barr parasit serta
bakteri.
e. AIDS