Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daerah pemetaan termasuk dalam Cekungan Jawa Timur bagian Utara
yang dimana cekungan ini diisi oleh sekuen batuan sedimen yang memiliki tipe
endapan passive margin platform. Endapan sedimen laut dangkal berumur
Eosen-Pliosen sangat mendominasi cekungan ini, termasuk Formasi Ledok
dengan litologi dominasi batugamping pasiran dan kemunculan mineral
glaukonit sebagai penanda pengendapan laut dalam, selaras dengan kejadian
terjadinya subsidence dan transgresi regional pada kala Miosen Akhir (Satyana,
2004). Hal ini menarik untuk dipelajari sebagai acuan tektonik yang berperan di
Pulau Jawa dan sebagai objek geologi khususnya perubahan fasies yang terjadi.
Selain itu, dikaji pula untuk mengetahui potensi bahan galian dan bencana di
daerah pemetaan yang umumnya di dominasi litologi batugamping.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pemetaan di Daerah Gedangan dan sekitarnya, Kecamatan
Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, adalah untuk untuk mendapatkan
suatu data yang detil mengenai pengaplikasian dan mengetahui keadaan geologi
suatu daerah yang meliputi : geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah
geologi dan evaluasi geologi yang disajikan dalam bentuk peta lintasan, peta dan
penampang geomorfologi, peta dan penampang geologi serta kolom stratigrafi
terukur, serta potensi maupun kendala alamnya.
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk merekonstruksi ulang bagaimana
pengaruh geologi terhadap daerah yang dijadikan lokasi pemetaan dan
mengetahui dasar pembentukan daerah tersebut yang erat kaitannya dengan
bidang geologi.

1
1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah Pemetaan
Secara geografis, daerah pemetaan terletak pada 7°01'38.1"-7°04'53.5” LS
dan 111°04'08.1"-111°06'51" BT dimana terletak di Desa Gedangan dan
sekitarnya, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dengan
memiliki luasan wilayah yang mencakup 8 (delapan) desa/kelurahan. (Tabel 1.1)

Tabel 1.1. Lokasi daerah pemetaan


Lokasi Kavling
Kavling
Kabupaten Kecamatan Desa / Kelurahan
Gedangan, Kunden, Wirosari, Dapurno,
17 Grobogan Wirosari
Mojorebo, Kenteng, Tambakselo, Jatitengah

Kesampaian daerah pemetaan dapat ditempuh selama ±18 (delapan belas)


jam dari Jakarta dengan menggunakan bis menuju Purwodadi. Lalu dilanjutkan
dengan angkutan berupa mini bus menuju Desa Wirosari yang memakan waktu
sekitar 2 (dua) jam. Desa Sarip menjadi lokasi basecamp untuk menetap,
dikarenakan aksesnya yang relatif mudah untuk mencapai kavling masing-
masing dan dekat dengan jalan utama.

Daerah
Pemetaan

Gambar 1.1. Lokasi daerah pemetaan di citra landsat (Google Earth, 2016)

2
Gambar 1.2. Peta daerah pemetaan (kavling 17)

1.4. Metode dan Tahap Pemetaan


Metode pemetaan yang dilakukan penulis yakni pemetaan geologi
permukaan dengan metode analisis deskriptif, untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan dalam pembuatan peta geomorfologi, peta geologi dan penampang
geologi, dan peta potensi alam disertai evaluasi kebencanaan geologi yang dapat
terjadi.
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan pemetaan, dilakukan pembagian
langkah kerja pemetaan melalui beberapa tahap, yakni: 1) Tahap Persiapan,
meliputi penyediaan peta dasar (seperti peta topografi, pola aliran sungai) untuk
pembuatan traverse, perlengkapan yang dibutuhkan di lapangan, serta studi
litertatur, 2) Tahap Penelitian Lapangan, meliputi kegiatan pemetaan sesuai
dengan perencanaan traverse, perekaman data lapangan, penggambaran kondisi
lapangan, serta pengambilan contoh batuan, 3) Tahap Kegiatan Studio, meliputi
analisa dan interpretasi lebih lanjut dengan mengkajinya sesuai dengan teori dasar
yang ada, dan 4) Tahap Penyusunan Laporan Geologi.

3
Gambar 1.3. Diagram Alir Tahapan Pemetaan

4
1.4.1. Tahap Persiapan dan Perencanaan
Tahap ini terdiri dari 4 kegiatan, antara lain :
1. Studi literatur mengenai daerah pemetaan dari peneliti – peneliti
terdahulu.
2. Perencanaan lintasan lokasi pengamatan yang sesuai dengan efesiensi
dan efektifitas seorang geologi yang bekerja di lapangan, yaitu dengan
pertimbangan sebagai berikut :
 Lintasan tegak lurus dengan jurus
 Diutamakan lintasan yang melewati sungai dan memotong seluruh
formasi yang terdapat di daerah pemetaan.
 Perencanaan lintasan harus mempertimbangkan faktor resiko
keselamatan.
3. Analisis peta topografi, digunakan untuk prediksi awal indikasi
adanya struktur geologi dan variasi geologi yang dijumpai di daerah
pemetaan.
4. Persiapan Perlengkapan dan Pemilihan Base Camp
Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain :
 Peta Topografi 1 : 25.000
 Peta Geologi Regional
 Kompas Geologi
 Buku Lapangan & Alat Tulis
 Kantong Contoh Batuan
 Plastik Peta
 Larutan HCL 10%
 Loupe
 Palu Geologi
 Kamera Digital
 Komparator Batuan

5
1.4.2. Tahap Penelitian Lapangan
Hal – hal yang perlu dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut :
 Menentukan lokasi pengamatan dan “plotting” pada peta topografi.
 Pengamatan dan pengukuran singkapan batuan serta pengambilan
contoh batuan untuk analisis laboratorium.
 Pengukuran struktur geologi.
 Pencatatan data observasi dalam buku lapangan.
 Pengambilan foto geomorfologi dan singkapan batuan.
 Pembuatan penampang tektonik.

1.4.3. Tahap Kegiatan Studio


Tahap kegiatan studio dilaksanakan untuk melengkapi dan memperkuat
data lapangan dengan mengkaji ulang terhadap teori dasar dari segi bidang
geologi, geomorfologi, stratigrafi serta menjelaskan evaluasi geologi yang
dapat terjadi di daerah pemetaan.
1. Analisa Petrografi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan sayatan tipis batuan, yang
meliputi pengamatan tekstur dan komposisi mineralogi atau material
penyusun batuan dengan menggunakan mikroskop polarisasi.
Tujuannya adalah menentukan nama batuan secara petrografi.
2. Analisa Paleontologi
Pengamatan paleontologi dibagi menjadi dua, secara makroskopis yaitu
melihat fosil yang nampak dan dapat teramati oleh mata dan secara
mikroskopis yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop
binokuler untuk mengetahui kandungan fosil foraminifera plantonik
dan bentonik. Fosil-fosil tersebut selanjutnya di pergunakan untuk
menentukan umur dan lingkungan pengendapan batuan.
3. Analisa Sedimentologi
Analisis yang dilakukan dengan melihat kondisi batuan yang dapat
mencirikan lingkungan pengendapan, mekanisme pembentukan batuan

6
yang terhubung dengan penyusunan stratigrafi daerah pemetaan sesuai
dengan ketentuan superposisi.

1.4.4. Tahap Penyusunan Laporan


Penyusunan laporan merupakan tahap akhir pemetaan geologi suatu
daerah sebagai suatu dokumen yang berisi laporan pemetaan dan
menggabungkan hasil – hasil penelitian lapangan, laboratorium, analisis
dan kesimpulan.

1.5. Tinjauan Pustaka


Peneliti terdahulu yang telah melakukan studi pada daerah pemetaan antara
lain : Sutarso dan Suyitno (1976), membahas fisiografi daerah pemetaan termasuk
dalam Zona Rembang yang merupakan bagian dari cekungan sedimentasi Jawa
Timur bagian Utara (East Java Geosyncline); Van Bemmelen (1949), mengenai
pembagian fisiografi daerah Jawa Timur dan penelitian terhadap Cekungan Jawa
Timur bagian Utara yang terbentuk pada Oligosen Akhir yang berarah Timur –
Barat hampir sejajar dengan Pulau Jawa; Pringgoprawiro (1983 dan 1985),
menggabungkan dan memperbaiki kerancuan tatanama satuan litostratigrafi di
Cekungan Jawa Timur bagian Utara, dimasukkan kedalam stratigrafi Mandala
Rembang; Datun, dkk., (1996), membahas kondisi geologi dan penyebaran
formasi dalam “Peta Geologi Lembar Ngawi, Jawa”; Hamilton (1979), Katili dan
Reinemund (1984), Pulonggono (1994), mengenai pola tektonik yang
berkembang di Pulau Jawa, khususnya Cekungan Jawa Timur bagian Utara.
Pada studi terdahulu, terdapat daerah yang rawan longsor diakibatkan
curah hujan dan litologi seperti Kali Tambakselo, Jati Tengah di daerah
pegunungan kapur utara sedangkan pada daerah perbukitan di Kecamatan
Wirosari, Desa Dapurno, Kelurahan Kunden, dan Desa Kalirejo.

Anda mungkin juga menyukai