ANTIARITMIA
ANTIARITMIA
Elektrofisiologis Jantung
Potensial Aksi
• Miokardium
• Sel bekerja (atrium & ventrikel)
• Pacemaker (sel pacu nodus SA; konduksi impuls traktus internodal
otot atrium/ nodus AV berkas His serat Purkinje otot ventrikel
• Pacemaker automatisitas
• Memulai impuls listrik, menjalar keseluruh bagian jantung sehingga terjadi
kontraksi
3
4
6
Potensial Aksi
• Bila sel jantung dirangsang perubahan potensial aksi yang
disebabkan oleh perubahan arus ion melewati membran
(transmembran)
• Potensial aksi :
• Fase 0 = depolarisari cepat
• Fase 1 = repolarisasi cepat
• Fase 2 = dataran potensial aksi (plateau)
• Fase 3 = repolarisasi cepat
• Fase 4 = potensial diastolik
7
+50
1
2
0
Ca2+
0 3
K+
-50 Na+
4 4
K+
-100 Potensial pacemaker
Periode refractory efektif 8
9
10
REENTRY
17
PEMBAGIAN ANTIARRITMIA MENURUT MEKANISME KERJA
MENURUT Vaughan-Williams
Cl
as Basic Mechanism Comments
s
sodium-channel
I Reduce phase 0 slope and peak of action potential.
blockade
Moderate reduction in phase 0 slope; increase APD;
IA - moderate
increase ERP.
Small reduction in phase 0 slope; reduce APD; decrease
IB - weak
ERP.
Pronounced reduction in phase 0 slope; no effect on APD
IC - strong
or ERP.
II beta-blockade Block sympathetic activity; reduce rate and conduction.
potassium- Delay repolarization (phase 3) and thereby increase
III
channel blockade action potential duration and effective refractory period.
calcium-channel Block L-type calcium-channels; most effective at SA and
IV
blockade AV nodes; reduce rate and conduction.
SODIUM CHANNEL BLOKER
KELAS IA : QUINIDINE,
DYSOPIRAMID, PROKAINAMID
Class IA: atrial fibrillation, flutter; supraventricular & ventricular tachyarrhythmias
Class IC: life-threatening supraventricular tachyarrhythmias (SVT) and ventricular tachyarrhythmias (VT)
QUINIDIN
CARA KERJA :
- Menekan kecepatan pacemaker (terutama
pacemaker ektopik)
- menekan konduksi dan eksitabilitas ( terutama
pada jaringan yang terdepolarisasi)
- memperlambat repolarisasi
- memperpanjang masa potensial aksi
21
• EFEK QUINIDIN DILUAR JANTUNG:
- Menyekat adrenoreseptor alfa
vasodilatasi dan timbulnya reflek
peningkatan kecepatan suatu nodus
sinoatrial.
22
Farmakokinetika dan Dosis
• Pemberian peroral dalam bentuk garam sulfat, glukonat, atau
poligalakturonat cepat diabsorpsi dari saluran cerna.
• Terikat pada protein plasma sebesar 80%.
• Mengalami metabolisme di hati
• Sebanyak 20% diekskresi tanpa perubahan ke urine.
• t1/2 6 jam (lebih lama pada gagal jantung,hati dan ginjal)
• Ekskresi meningkat pada urine asam
• Dosis quinidin sulfat 0,2-0,6gr 2-4x sehari.
• Konsentrasi teraupetik dalam plasma 3-5μg/ml
• Jarang diberikan secara parenteral resiko hipotensi
23
TOKSISITAS QUINIDIN
• JANTUNG
Efek antimuskarinik menghambat efek vagal peningkatan
kecepatan sinus dan peningkatan konduksi atrioventrikuler.
Quinidin syncope rasa nyeri kepala ringan yang berulang dan
episode pingsan.
• LUAR JANTUNG
gangguan saluran cerna : diare, mual, muntah; cinchonisme
(nyeri kepala, pusing dan tinitus).
24
PROCAINAMIDE
Efek elektrofisiologisnya serupa dengan quinidine
Kurang efektif menekan aktifitas pacemaker ektopik
tidak normal
Efek antimuskariniknya lebih kecil daripada quinidin.
Efek diluar jantung: penyakat ganglion
menurunkan resistensi vaskular perifer dan dapat
menyebabkan hipotensi terutama bila diberikan
secara parenteral.
25
Farmakokinetika dan Dosis
• Dapat diberikan secara IV dan IM secara aman.
• Absorpsi bagus dengan pemberian peroral
• Availabilitas sistemiknya 75%
27
DISOPYRAMIDE
• Efek sangat menyerupai Quinidin
• Efek antimuskariniknya pada jantung lebih besar dibanding Quinidin
28
Farmakokinetika dan Dosis
• Sediaan oral dengan bioavailabilitas 50%
• Terikat dengan protein plasma dalam jumlah besar.
• Ekskresi melalui ginjal
• t1/2 6-8 jam
• Dosis lazim 150mg 3x sehari
• Dengan peningkatan dosis ikatan dengan protein plasma akan
jenuh sehingga kadar obat bebas akan meningkat.
• Pada pasien dengan gangguan ginjal dosis harus diturunkan.
29
Toksisitas Disopyramide
• JANTUNG
Konsentrasi toksik memicu terjadinya semua gangguan
elektrofisiologis.
Meningkatnya resiko efek inotropik negatif pada pasien yang
memiliki gangguan fungsi ventrikel kiri.
Dapat terjadi gagal jantung pada pasien tanpa gangguan
miokardial sebelumnya.
• LUAR JANTUNG
Atropine like efek : retensi urine, mulut kering, penglihatan
kabur, konstipasi, memburuknya glaukoma hentikan obat
30
KELAS IB
LIDOCAIN, FENITOIN,
TOKAINID DAN MEKSILETIN
LIDOCAINE
• Hanya digunakan secara IV
• Suatu suppresor kuat terhadap aktivitas jantung abnormal
• Cara kerja menyakat kanal natrium baik yang teraktivasi maupun
yang terinaktivasi.
• Dapat memperpendek masa potensial aksi terjadi perpanjangan
diastole
• Menekan aktivitas listrik dari jaringan aritmogenik yang
terdepolarisasi (iskemia,toksisitas digitalis)
• Efek elektrofisiologis sedikit saja pada jantung yang normal.
32
Farmakokinetika dan Dosis Lidocaine
35
Farmakokinetika dan Dosis
• Dosis Mexiletine : 600-1200mg/hari
• Dosis Tocainide : 800-2400mg/hari
• Efek samping berhubungan dengan dosis
• ES : tremor, penglihatan kabur, letargi, mual, ruam,
demam, dan agranulositosis.
• Mexiletine : efektif menghilangkan nyeri kronis tu
nyeri neuropati diabetik dan jejas pada saraf.
36
KELAS IC
FLEKAINID, ENKAINID,
PROPAFENON
• Obat kelas IC berafinitas tinggi terhadap kanal Na+ di membran sel
• Poten dalam memperlambat konduksi dan menekan arus masuk na+
ke dalam sel
• Menurunkan Vmax dan lonjakan (overshoot) potensial aksi diatrium,
ventrikel, dan serabut purkinje
FLECAINIDE
• Penyakat kanal natrium dan kalium yang kuat
• Digunakan pada aritmia supraventrikuler
• Tidak mempunyai efek antimuskarinik
• Efektif menekan kontraksiventrikuler dini.
• Bisa menyebabkan eksaserbasi aritmia
• Absorpsi baik
• T1/2 : 20 jam
• Metabolisme di hati
• Eleminasi di ginjal
• Dosis : 100-200 mg 2x sehari.
39
ENKAINID
• Absorpsi hampir sempurna setelah diberikan per oral
• Kadar puncak 30-90 mnt
• Metabolisme di hati
• T1/2 2-3 jam
KELAS II:
β BLOKER
PROPRANOLOL
• Efek antiaritmia : disebabkan efek menyakat reseptor
beta
• Efek langsung pada membran
42
SOTALOL
• Penyakat beta non selektif
• Melambatkan repolarisasi
• Memperpanjang masa potensial aksi
• Efektif pada aritmia ventrikuler dan supraventrikuler
• Dosis 80-320 mg dua kali sehari
• Efek samping torsade de pointes > maka digunakan
dosis lebih rendah (80-160 mg)
• Ekskresi secara utuh oleh ginjal.
43
POTASSIUM CHANNEL
BLOCKERS
Drug Therapeutic Uses Comments
very long half-life (25-60 days); Class I, II, III
& IV actions and therefore decreases phase 4
severe supraventricular and ventricular
Amiodarone arrhythmias
slope and conduction velocity; potentially
serious side effects (e.g., pulmonary fibrosis;
hypothyroidism)
46
AMIODARON
• Hanya untuk aritmia ventrikuler yang serius.
• Sangat efektif untuk berbagai jenis aritmia.
• Efek pada jantung: mempunyai afinitas yang rendah terhadap kanal yang
teraktivasi
• Efek penyakatan kanal natriumnya paling nyata pada jaringan yang mempunyai
potensial aksi yang panjang.
• Secara nyata memperpanjang potensial aksi dengan menyekat kanal kalium.
• Penyakat kanal kalsium yang rendah.
• Mempunyai efek anti angina.
• Efek diluar jantung : dilatasi pembuluh darah perifer melalui penyakatan
adrenoreseptor-alfa dan penghambatan kanal kalsium.
47
Farmakokinetika dan Dosis
• T1/2 panjang ; 13-103 hari
• Konsentrasi plasma yang efektif 1-2 μg/ml
• Konsentrasi pada jaringan jantung 30x
• Dibutuhkan waktu 15-30 hari untuk memenuhi
penyimpanan di dalam tubuh.
• Dosis beban : 0,8-1,2 g/hari sekitar 2 mgg
• Dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan : 200-400
mg/hari.
• Pemberian 1x sehari.
48
Efek samping Amiodaron:
• Neurologis : parestesia, ataksia, tremor dan nyeri kepala.
• Gangguan tiroid ; hipo dan hipertiroidisme
• Gangguan saluran cerna ; konstipasi
• Nekrosis hepatoseluler
• Inflamasi dan fibrosis paru
49
Toksisitas
Pada pasien dengan penyakit nodal sinus atau
atriovetrikuler, amiodaron dapat menyebabkan gejala
bradikardi, atau penyakatan jantung dan memicu
terjadinya gagal jantung pada pasien yang peka.
Luar jantung : fibrosis paru,amiodaron dikonsentrasikan
ke dalam jaringan ;kornea (terlihat sebagai kristal mikro
berwarna kuning-coklat terlihat adanya halo pada
lapangan pandang perifer pada malam hari penurunan
dosis sampai penghentian obat)
50
Penggunaan :
• Aritmia ventrikuler dan supraventrikuler
• Untuk fibrilasi atrial dosis pemeliharaan 100-200mg/hari.
• Pada takikardi ventrikuler dan fibrilasi berulang amiodaron IV
150mg dalam 30 menit
51
BRETILIUM
• Dapat mempengaruhi rilis katekolamin efek
inotropik positif dapat memicu aritmia ventrikuler
• Mempunyai efek antiaritmia langsung
• Memperpanjang periode refrakter efektif dan masa
potensial aksi ventrikuler
• Efek paling nyata pada sel iskemia yang mengalami
pemendekan masa potensial aksi
52
Farmakokinetika dan dosis
• Hanya tersedia untuk pengguanaan IV
• Dosis bretilium tosylate 5mg/kgBB dalam periode 10 menit
• Dosis dapat diulang setelah 30 menit
• Terapi pemeliharaan dengan bolus yang sama setiap 4-6 jam atau
infus konstan 0,5-2mg/menit.
• Lazim untuk kadaruratan, resusitasi dari fibrilasi ventrikuler.
53
Efek samping :
54
KELAS IV : ANTAGONIS
KALISIUM
PENYAKAT KANAL KALSIUM :
VERAPAMIL
• Menyekat kanal kalsium baik pada keadaan aktivasi
dan inaktivasi
• Melambatkan nodus sinoatrial
• Dapat menekan early dan delayed afterdepolarisation
• Dapat menyebabkan dilatasi perifer bermanfaat
pada hipertensi dan kelainan vasospastik perifer
56
TOKSISITAS VERAPAMIL
Jantung
• Tergantung pada dosis dan biasanya dapat
dihindarkan
• Efek inotropik negatifnya dapat membatasi kegunaan
klinisnya pada jantung
Luar Jantung
• Konstipasi,kelelahan, kegelisahan dan edema perifer.
57
TERIMA KASIH