Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENULARAN HIV-AIDS

Disusun oleh:
Nama: Ahmadi
NIM : 101514153023

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat


Universitas Airlangga Surabaya
Tahun 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T Tuhan yang Maha Kuasa atas limpahan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENULARAN HIV-AIDS. makalah ini
dapat tersusun berkat adanya dukungan, doa, bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan dan


jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, September 2015

TTD

Penulis
Acquired immunodeficiency syndrome AIDs adalah sekumpulan gejala

dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh

manusia akibat infeksi virus HIV, atau infeksi virus lain yang mirip yang

menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virus imunodifisiensi

manusia bahasa Inggris: (human immunodeficiency virus; HIV ) adalah suatu

virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan

menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah

dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan

hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain,

kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)

sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi),

Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting

yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga,

Sel dendritik. Ini menyebabkan penurunan pada angka CD4 Sel T.

Di tahun 2014, the Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS)

memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan penanggulangan

HIV/AIDS. Pasien baru meningkat 47 persen sejak 2005. Kematian akibat AIDS

di Indonesia masih tinggi, karena hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS

(ODHA) yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV). Indonesia

adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu

sebanyak 640.000 orang, setelah China dan India, karena ketiga negara ini

memiliki jumlah penduduk yang banyak. Hanya saja prevalensi di Indonesia


hanya 0,43 persen atau masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen.

Tingginya penderita HIV AIDS diindonesia salah satunya terjadi Melalui

hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi HIV tanpa memakai kondom

l Melalui transfusi darah l Melalui alat-alat tajam yang telah tercemar HIV (jarum

suntik, pisau cukur, tatto, dll) l Melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada

janin yang dikandungnya atau bayi yang disusuinya.

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya advokasi telah dilakukan guna

mempromosikan perilaku seksual yang sehat dan upaya menjaga kesehatan

reproduksi yang muat dalam proposal perlindungan HlV yang disampaikan

kepada Global Fund untuk memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (Global

Fund). Pada tahun 2008, bantuan teknis lebih tekankan kepada negara-negara

dimana tingkat kejadian HIV/ AID tersebar sangant banyak, karena infeksi HIV

diperoleh dan ditularkan terutama dari hubungan seksual tanpa kondom atau

selama kehamilan, persalinan dan masa menyusui. promosi kesehatan seksual dan

reproduksi itu penting untuk memastikan bahwa masyarakat tidak hanya memiliki

pengetahuan dan kemampuan untuk melindungi diri terhadap infeksi menular

seksual (IMS), termasuk infeksi HIV, tetapi juga penting menghindari kehamilan

yang tidak diinginkan.

Menurut WHO Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan

sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam

segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International

Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah

keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang

berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses

reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-

mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara

mental serta sosial kultural (Fauzi., 2008).

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang

menyeluruh dan tidak tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan-

dalam semua hal berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta

prosesnya. Kesehatan reproduksi oleh karena itu menyatakan bahwa seseorang

mampu memiliki kehidupan seks yang memuaskan dan aman dan bahwa mereka

memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan bebas untuk memutuskan, kapan

dan seberapa sering melakukannya. yang tersirat dalam persyaratan terakhir

adalah hak laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi dan memiliki

akses ke metode-metode keluarga berencana yang aman, efektif, terjangkau, dan

dapat diterima, yang mereka pilih sendiri, dan juga metode lainnya sesuai pilihan

mereka sendiri untuk engaturan kesuburan yang tidak bertentangan dengan

hukum. Mereka juga harus memiliki hak untuk mengakses layanan kesehatan

yang tepat yang emungkinkan perempuan untuk menjalani kehamilan dan

persalinan dengan aman sehingga memberikan para pasangan peluang yang

terbaik untuk mendapatkan seorang bayi yang sehat


Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:

kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan

seksual pranikah, penyakit menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses

terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang

harmonis antara remaja dengan keluarganya Penyakit menular seksual adalah

penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara

penularannya tidak hanya terbatas secara genital- genital saja, tetapi dapat juga

secara oro-genital, atau ano-genital. Sehingga kelainan yang timbul akibat

penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi juga

pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit menular seksual juga dapat terjadi

dengan cara lain yaitu kontak langsung dengan alat-alat seperti handuk, pakaian,

termometer dan lain-lain. Selain itu penyakit menular seksual dapat juga

ditularkan oleh ibu kepada bayinya ketika di dalam kandungan.

Penyakit menular seksual yang umum terjadi di Indonesia antara lain:

gonore, vaginosis bakterial, herpes simpleks, trikomoniasis, sifilis,

limfogranuloma venerium, ulkus mole, granuloma inguinale, dan Acquired

immune deficiency syndrom (AIDS). Perlu dukungan bersama agar penularan

penyakit menular seksual bisa ditekan yaitu dengan menggunakan prinsip

kkewaspadaan universal yaitu:

a. Kewaspadaan terhadap zat yang menular

b. Kewaspadaan tentang alat yang digunakan

c. Kewaspadaan tentang zat yang menular


Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, sering

kali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai

keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal

ini, mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat

reproduksi, pemahaman mengenai proses - proses reproduksi serta dampak dari

perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti kehamilan tak diinginkan, aborsi,

penularan PMS

Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit

menular seksual (HIV/ AIDS) adalah:

1. Bersikap setia dengan pasangan, karena yang menjadi penyebab dari

penyakit menular seksual adalah karena berganti-ganti pasangan. Berganti-

ganti pasangan merupakan salah satu tren yang saat ini sudah mewabah

masyarakat kota besar.

2. Memastikan jarum suntik yang kita pakai steril (ketika kita butuh untuk

disuntik)Pencegahan penyakit menular seksual yang berikutnya adalah

dengan cara memastikan jarum suntik yang kita pakai steril dan tidak

pernah dipakai oleh orang yang mengidap PMS. Selain tertular lewat

hubungan seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik yang habis

dipakai oleh pengidap PMS. Bagaimana cara memastikan bahwa jarum

suntik yang kita pakai di rumah sakit tersebut steril?

Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter apakah jarum suntik

yang dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum suntik yang

steril karena hal tersebut adalah hak kita sebagai pasien.


3. Menjaga kesehatan organ intim Pencegahan penyakit menular seksual

berikutnya adalah berusaha untuk tetap membersihkan organ intim dan

menjaga kesehatannya. Kadang-kadang kita mungkin sering sembrono

dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas organ

intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan

perawatan khusus
DAFTAR PUSTAKA

Ghobad and Hosseiny,2011. Situation of linkage between sexual and reproductive


health and HIV-related policies in Islamic Republic of Iran - a rapid
assessment in 2011-2 International Journal of Health Policy and
Management.Available from
http://en.kmu.ac.ir/Default9.aspx?Id=1[accessed: September 27, 2015]

Camille Collin, Manjula Lusti-Narasimhan and Michael Mbizvo,2009. Sexual and


reproductive health in HIV-related proposals supported by the global fund
to fight AIDS, tuberculosis and malaria. Available from
http://www.who.int/bulletin/en/index.html [accessed: September 27, 2015]

Sudikno,bona, siswanto, 2010. Pengetahuan HIV dan aids pada remaja


diindonesia (analisis data riskesdas 2010) Available from:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=144434&val=4886&t
itle=PENGETAHUAN%20HIV%20DAN%20AIDS%20PADA%20REM
AJA%20DI%20INDONESIA%20%28Analisis%20Data%20Riskesdas%2
02010%29 [accessed: September 27, 2015]

Anonim, 2000. Kesehatan Reproduksi Remaja: Membangun Perubahan yang


Bermakna. Available from :
http://www.path.org/publications/files/Indonesian_16-3.pdf [accessed:
September 27, 2015]

Mahrani Muin , 2013.hubungan pengetahuan penyakit menular seksual (pms)


dengan tindakan kebersihan alat reproduksi eksternal remaja putri di sma
nasional makassar tahun. available from:
\http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5606/jurnal%20
rhany.pdf?sequence=1[accessed: September 27, 2015]

Anda mungkin juga menyukai