Dosen Pembimbing :
Suprijandani, SKM., M.ScPH
DR. Mamik, SKM., M.Kes
Disusun Oleh:
Muhammad Firmansyah P27833314019
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
2017
A. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Di Indonesia langkah awal yang sangat mendasar dan terarah yang telah
dilakukan Departemen Kesehatan dalam rangka upaya peningkatan mutu yaitu penetapan
kelas Rumah Sakit pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 33 Tahun
1972. Secara umum telah ditetapkan beberapa kriteria untuk tiap kelas Rumah Sakit
A,B,C,D. Kriteria ini kemudian berkembang menjadi standar-standar. Kemudian dari
tahun ke tahun disusun berbagai standar baik menyangkut pelayanan, ketenagaan, sarana
dan prasarana untuk masing-masing kelas Rumah Sakit. Disamping standar, Departemen
Kesehatan juga mengeluarkan berbagai panduan dalam rangka meningkatkan penampilan
pelayanan Rumah Sakit.
Sejak tahun 1984 Departemen Kesehatan telah mengembangkan berbagai
indikator untuk mengukur dan mengevaluasi penampilan (performance) Rumah Sakit
pemerintah kelas C dan Rumah Sakit swasta setara yaitu dalam rangka Hari Kesehatan
Nasional. Indikator ini setiap dua tahun ditinjau kembali dan disempurnakan. Evaluasi
penampilan untuk tahun 1991 telah dilengkapi dengan indikator kebersihan dan
ketertiban Rumah Sakit dan yang dievaluasi selain kelas C juga kelas D dan kelas B serta
Rumah Sakit swasta setara. Sedangkan evaluasi penampilan tahun 1992 telah dilengkapi
pula dengan instrumen mengukur kemampuan pelayanan. Evaluasi penampilan Rumah
Sakit ini merupakan langkah awal dari Konsep Continuous Quality Improvement (CQI).
1. Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit
Agar upaya peningkatan mutu di Rumah Sakit dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar
upaya penigkatan mutu pelayanan.
a. Mutu Pelayanan Rumah Sakit
1) Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang
secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
a) Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
b) Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang
selalu dicurahkan pada pekerjaan.
c) Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
2) Definisi Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Mutu pelayanan Rumah Sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah
Sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit secara wajar,
efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan
norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan Rumah Sakit dan masyarakat konsumen.
4) Dimensi Mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
a) Keprofesian
b) Efisiensi
c) Keamanan Pasien
d) Kepuasan Pasien
e) Aspek Sosial Budaya
4) Strategi
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit disusunlah
strategi, sebagai berikut :
a) Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip
mutu pelayanan Rumah Sakit sehingga dapat menerapkan langkah-langkah
upaya peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.
b) Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di
Rumah Sakit, serta upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.
c) Menciptakan budaya mutu di. Rumah Sakit, termasuk di dalamnya
menyusun program mutu Rumah Sakit dengan pendekatan PDCA cycle
(Plan, Do, Check, Action).
b. Tujuan Khusus
1) Terlaksananya sistem pelayanan yang mengutamakan keselamatan pasien dan
petugas yang memberi pelayanan.
2) Terbentuknya budaya organisasi serta motifasi yang tinggi untuk peduli terhadap
peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas secara kontinyu.
3) Terlaksananya pencatatan dan pelaporan semua indikator mutu pelayanan dan
indikator kinerja
2. Sasaran
a. Menetapkan indikator mutu klinis dan mutu manajerial.
b. Monitoring Mutu klinis dan mutu manajerial dilakukan tim manajemen mutu.
c. Monitoring Kepatuhan Terhadap SOP dilaksanakan oleh tim audit internal.
d. Monitoring Pelaporan Insiden semua insiden
e. Pelatihan Staf
Seluruh Staf dilatih cuci tangan dan pengunaan APAR
3. Ruang Lingkup
Program peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas dalam pedoman ini meliputi
segala kegiatan dan/tindakan yang berhubungan dengan :
a. Kegitan Pokok
b. Menetapkan Indikator Mutu Klinis Puskesmas
c. Menetapkan Indikator Mutu Manajerial Puskesmas
d. Menetapkan Indikator Mutu Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas
e. Monitoring Indikator Mutu klinis Puskesmas
f. Monitoring Indikator mutu Manajerial Puskesmas
g. Monitoring indikator Mutu Sasaran keselamatan pasien Puskesmas
h. Monitoring Pelaporan Insiden
i. Pengembangan
j. Pelatihan
4. Rincian Kegiatan
1. Menetapkan Indikator Mutu Klinis, Mutu Manajerial, dan Sasaran Keselamatan
Pasien Puskesmas
2. Monitoring Indikator Klinis Puskesmas
1) Kejadian kesalahan dan kejadan nyaris cedera yang dengan kesalahan
pengobatan
2) Kelengkapan pengisian Medical Record
3) Kelengkapan Pengisian resep
3. Monitoring Indikator mutu Manajerial Mutu Keselamatan Pasien Puskesmas
1) Kedisiplinan Petugas
2) Kedsiplinan waktu pelayanan
3) Ketidaktersediaan obat dan barang habis pakai pada saat dibutuhkan
4) Kepuasan pelanggan terhadaap pelayanan puskesmas
5) Kecelakaan kerja karena tertusuk jarum
d. Monitoring Indikator Mutu Manajerial Puskesmas
1) Kepuasan Masyarakat trhadaap program puskesmas
2) Kedisiplinan petugas dalam menjalankan program sesuai jadwal
3) Pencapaian
e. Monitoring Indikator Mutu Keselamatan Pasien Puskesmas
1) Kepatuhan identifikasi Pasien dengan benar
2) Kepatuhan cuci tangan dengan benar sesuai dengan benar sesua dengan 6
langkah cuci tangan
f. Menetapkan SOP
g. Monitoring Kepatuhan terhadap SOP
h. Monitoring Pelapoan Insiden
1) kejadian Tidak Harapkan
2) Kejadian Nyaris
3) Kedaan Potensial Cidera
i. Pendidikan dan pelatihan
1) Pelatihan cuci tangan
2) Pelatiahan Pengunaan APAR
5. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menetapkan Indikator Mutu Klinis, Mutu manajerial, dan Sasaran Keselamatan
Pasien Puskesmas.
1) Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan kegiatan
2) Mencari dan mempelajari referensi terkait
3) Mengeventaris indikator mutu
4) Memilih prioritas indikator mutus indikator mutu
5) Menetapkan prioritas
b. Monitoring Indikator Mutu Klinis, Mutu Manajerial
1) Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan kegiatan
2) Membuat deskripsi Indikator Mutu
3) Melatih Tim Manajemen Mutu dalam mengumpulkan data indikator mutu
4) Mengumpulkan data indikator mutu
5) Evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan
c. Monitoring Pelaporan Insiden
1) Menyusun dan menetapakan prosedur pelaporan insiden
2) Pembuatan formulir pelaporan insidens
3) Sosialisasi prosedur pelaporan insiden
4) Monitoring pelaoran insiden
5) Evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan
d. Pendidikan dan Pelatihan
1) Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan kegiatan
2) Melatih staf
3) Evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan
c. Pemantapan Mutu
Aktivitas terencana dan terorganisasi yang menjamin produk yang
dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan menjamin basil
pemeriksaan yang baik dan dapat dipercaya. Quality Assurance adalah
suatu kegiatan pemantapan mutu untuk meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan
laboratorium. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium, selain memberi manfaat
kepada para pemakai jasa laboratorium dan meningkatkan efisiensi pelayanan
sekaligus juga meningkatkan kepercayaan diri dan disiplin para petugas
laboratorium. Pemantapan mutu laboratorium kesehatan antara lain
mengharuskan dilakukannya pemilihan metode pemeriksaan yang tepat dan
penyelenggaraan pemeriksaan dilakukan oleh tenaga yang kompeten dan
bertanggung jawab. Peningkatan kemampuan petugas laboratorium dalam
menunjukkan kualitas basil pemeriksaan yang tepat dapat dijamin mutunya
serta dipercaya hasilnya. Hal ini juga untuk meningkatkan kinerja petugas
laboratorium dalam melakukan deteksi yang tepat sesuai dengan standar yang
berlaku. Beberapa komponen penunjang terlaksananya pemantapan mutu pada
laboratorium klinik atau laboratorium kesehatan serta laboratorium
mikrobiologi, dibagi menjadi enam (6) kelompok yaitu :
1) pengendalian desain
2) pengendalian material
3) pengendalian proses
4) pengendalian luaran
5) pengendalian kepercayaan
6) pengendalian verifikasi.
Anonim. 2017. Pedoman Peningkatan Mutu Dan Kinerja Puskesmas Simpang Ulim.
Depkes RI. 1994. Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.
Detasemen Kesehatan Wilayah Malang. 2015. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.