Anda di halaman 1dari 16

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BITUMEN PADAT DAERAH SIPUPUS


KABUPATEN TAPANULI SELATAN, PROVINSI SUMATERA UTARA

J.A. Eko Tjahjono


Kelompok Program Penelitian Energi Fosil

SARI

Daerah penyelidikan sebagian besar terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan


dan sebagian lagi termasuk Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera
Utara. Secara geografis terletak di antara 01°15’00” – 01°30’00” Lintang Utara dan
99°30’00” – 99°45’00” Bujur Timur. Lokasi penyelidikan terletak lebih kurang 30 km ke
arah Timurlaut Kota Sidimpuan,sebagai ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kegiatan penyelidikan pendahuluan endapan bitumen padat adalah salah satu
upaya dalam mendukung kebijakan diversifikasi energi. Endapan bitumen padat
didefinisikan sebagai batuan sedimen klastik halus biasanya berupa serpih yang kaya
kandungan organik dan dapat diekstraksi menghasilkan hidrokarbon cair yang
berpotensi ekonomis. Daerah Sipupus dan sekitarnya yang terletak pada Cekungan
Sumatera Tengah bagian barat diperkirakan mempunyai potensi endapan bitumen
padat.
Geologi daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Tengah,
secara stratigrafi tersusun oleh batuan Pra Tersier dan Tersier. Batuan Pra Tersier
yaitu Kelompok Tapanuli berupa meta sediment batugamping berumur Karbon,
sedangkan Batuan Tersier terdiri atas Formasi Sihapas dengan Anggota Kanan
berumur Miosen Awal, Formasi Telisa dengan Anggota Sipupus berumur Miosen
Tengah, dan Formasi Petani berumur Miosen Akhir, serta endapan Recen berupa
alluvial sungai. Batulempung Karbonan pada Formasi Sihapas dan Serpih Batulanau
lempungan mengandung karbon fosil daun pada Formasi Telisa diperkirakan
merupakan batuan pembawa endapan bitumen padat. Endapan bitumen padat
terbentuk pada suatu struktur sinklin dan antiklin berarah relatif Baratlaut-Tenggara..
Antiklin dan sinklin ini merupakan antiklin dan sinklin asimetris yang melandai kearah
timurlaut. Antiklin dan sinklin ini memanjang hampir mencapai batas-batas daerah
penyelidikan pada bagian barat dan tengah, yang umumnya mempengaruhi bentuk
struktur geologi batuan-batuan berumur Tersier.
Ketebalan lapisan batuan yang diperkirakan mengandung bitumen padat di
daerah tersebut sangat bervariasi mulai dari berupa lapisan batulempung karbonan 0,5
meter sampai berupa laminasi serpih batulanau lempungan setebal 7,5 meter, dengan
kemiringan lapisan sekitar 15°- 45°. Hasil analisis retort menunjukkan bahwa tidak
terdapat lapisan batuan yang mengandung minyak. Kandungan minyak umumnya 0
liter/ton, maka yang ada hanya berupa sumberdaya 400.000 Ton batulempung
karbonandan dari Formasi Sihapas dan 30.295.370 Ton serpih Batulanau lempungan
dari Formasi Telisa, yang diklasifikasikan sebagai sumberdaya Tereka. Ada
kemungkinan bahwa kandungan minyak pada lapisan batuan di daerah penyelidikan
tersebut adalah sudah bermigrasi atau menghilang, perihal tersebut dibuktikan dengan
adanya hasil analisis petrografi organic contoh batulempung karbonan yang
menunjukan nilai reflektan vitrinit yang sangat tinggi, diatas Oil Window, maka kondisi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 237


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

tingkat kematangan minyak disekitar daerah tersebut diklasifikasikan sebagai sangat


matang atau Over Maturity.

PENDAHULUAN bitumen padat. Salah satu daerah yang


secara geologi diperkirakan
Latar Belakang. mengandung endapan bitumen padat
Mengingat terbatasnya adalah disekitar daerah Sipupus,
cadangan minyak bumi sebagai Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi
sumber energi utama, serta Sumatera Utara. Dalam tahun
kecenderungan makin naiknya harga anggaran 2010 Pusat Sumber Daya
minyak bumi di pasaran dunia, maka Geologi, Badan Geologi, Kementerian
pemerintah telah mencanangkan Energi dan Sumber Daya Mineral
kebijakan diversifikasi energi yaitu melakukan kegiatan penyelidikan
mendorong penggunaan sumber pendahuluan endapan bitumen padat
energi lain di luar minyak bumi seperti di sekitar daerah tersebut, yang
yang telah diketahui selama ini, salah bertujuan untuk mengetahui antara lain
satunya adalah endapan bitumen mengenai lokasi dan koordinat
padat. Endapan bitumen padat singkapan batuan, mengukur
didefinisikan sebagai batuan sedimen ketebalan, kedudukan, penyebaran,
klastik halus, biasanya berupa serpih kualitas dan potensi sumberdaya dari
yang kaya akan kandungan bahan endapan bitumen padat serta aspek-
organik dan bisa diekstraksi aspek geologi lainnya, yang dapat
meghasilkan hidrokarbon cair seperti menunjang penafsiran bentuk
minyak bumi yang berpotensi geometris dari endapan bitumen padat
ekonomis, sehingga lazim juga disebut di daerah tersebut. Disamping itu
dengan nama serpih minyak atau diamati juga kondisi sarana, pra sarana
serpih bitumen. Untuk merealisasikan dan kondisi lingkungan yang nantinya
kebijakan pemerintah, yang dapat menjadi bahan pertimbangan
berdasarkan Undang-Undang untuk tindak lanjut.
Pertambangan Nomor 4 Tahun 2010,
dan sesuai dengan tugas pokok dan Lokasi Daerah Penyelidikan
fungsi dari Pusat Sumber Daya Secara administratif daerah
Geologi, serta ditunjang dengan penyelidikan terletak disekitar Desa
adanya dana dari Anggaran Sipupus, masuk ke dalam dua wilayah
Pemerintah (DIPA) Tahun Anggaran pemerintahan, yaitu Kabupaten
2010, maka Pusat Sumber Daya Tapanuli Selatan dan Kabupaten
Geologi berkesempatan untuk Padang Lawas Utara, Propinsi
melakukan penyelidikan dan ekslporasi Sumatera Utara. Secara geografis,
mengenai endapan bitumen padat daerah penyelidikan terletak pada
tersebut. Koordinat 01o15’00” - 01o30'00” LU dan
99o30'00” - 99o45'00” BT. Posisi daerah
Maksud dan Tujuan. penyelidikan berada di sebelah Utara
Kegiatan penyelidikan dan Selatan jalur jalan raya antara
pendahuluan endapan bitumen padat Kota Padang Sidempuan dengan Kota
dimaksudkan untuk memperoleh Gunung Tua, seperti dapat dilihat
informasi awal dari keadaan endapan dalam Gambar 1. Daerah penyelidikan

238 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

dapat dicapai dengan kendaraan roda Stratigrafi Regional.


empat dari Kota Medan menuju Kota Stratigrafi regional cekungan
Padang Sidempuan dengan waktu tersebut terbentuk dari seri graben
tempuh sekitar 10 jam., kemudian yang terjadi pada Awal Tersier (Eosen
dilanjutkan dengan kendaraan roda – Oligosen), yang diawali dengan
empat menuju desa Sipupus dengan diendapkannya endapan klastik kasar,
jarak sekitar 40 km. Di lapangan disusul dengan endapan serpih,
dilanjutkan dengan menggunakan lempung karbonan yang selanjutnya
kendaraan roda dua dan berjalan kaki disebut sebagai Formasi Pematang,
(Gambar 1). kemudian diatasnya diendapkan
endapan – endapan dari Sihapas Grup,
KONDISI GEOLOGI yang terdiri dari Formasi Menggala,
Bangko, Bekasap dan Formasi Duri
Geologi Regional yang berumur Miosen Awal, kemudian
Informasi mengenai geologi diendapkan Formasi Telisa pada
regional di sekitar daerah penyelidikan Miosen Tengah, yang mana umumnya
diperoleh berdasarkan publikasi Peta didominasi oleh endapan serpih,
Geologi Lembar Padangsidempuan batulanau lempungan dengan sisipan
dan Sibolga, Sumatra, skala 1 : karbonat dan batugamping.
250.000, terbitan Pusat Penelitian dan Berdasarkan data seismik dan
Pengembangan Geologi Bandung (J.A. biostratigrafi, mengindikasikan bahwa
Aspden, W. Kartawa, dkk, 1982). setelah pengendapan dari Formasi
Lembar Padangsidempuan terletak di Telisa, terjadilah jeda dan tidak terjadi
bagian Utara Barat Pulau sumatera, pengendapan karena adanya kegiatan
secara fisiografi dicirikan oleh dataran tektonik dari Barisan ‘uplift’ disekitar
dan kelompok perbukitan Miosen Tengah, kemudian diendapkan
bergelombang rendah dan terjal yang endapan dari Formasi Petani yang
mempunyai ketinggian hingga 1000 m. meterialnya bersumber dari Bukit
Secara umum tatanan tektonik geologi Barisan sampai pada pengendapan
disekitar daerah penyelidikan terletak oleh endapan Formasi Minas dan
pada Cekungan Sumatera Tengah endapan aluvial sekarang ini (Tabel 1).
bagian barat, Cekungan ini adalah
merupakan suatu rangkaian blok Struktur Geologi Regional
graben yang terjadi pada Awal Tersier, Secara regional, struktur
akibat adanya respon tekanan dari geologi disekitar daerah tersebut
arah timur – barat. Secara fisiografi terletak pada Cekungan Sumatera
geologi Cekungan Sumatera Tengah Tengah bagian barat, yang berupa
tersebut pada bagian selatan dibatasi graben. Struktur geologi pada
oleh tinggian Bukit Tigapuluh, yaitu Cekungan tersebut disebabkan oleh
yang membatasi Cekungan Sumatera adanya tekanan tektonik yang berasal
Tengah dengan Cekungan Sumatera dari arah Timur – Barat pada Awal
Selatan. Pada bagian barat dibatasi Paleogen, yang mengakibatkan
oleh tinggian Bukit Barisan dan pada adanya tumbukan oblik dari lempeng
bagian utara dibatasi oleh Tinggian samudera India dengan lempeng
Asahan, sedangkan pada bagian Timur benua Asia, sehingga berpengaruh
dibatasi oleh Malaka Platform di Selat terhadap sedimentasi yang berumur
Malaka. Paleogen dan berupa jalur besar

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 239


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

graben yang berarah utara – selatan. daun yang terdapat di daerah


Struktur orde pertama umumnya penyelidikan merupakan indikasi
berarah baratlaut – tenggara, yang terdapatnya endapan bitumen yang
berupa patahan utama jenis menganan terdapat pada Formasi Sihapas dan
(right lateral strike slip fault). Struktur Formasi Telisa di daerah tersebut,
yang terjadi pada zaman Neogen meskipun di daerah ini umumnya
umumnya berupa patahan orde dua didominasi dengan batuan batuan yang
yang berarah utara – baratlaut sampai berfraksi kasar, seperti endapan
arah utara, yang merupakan patahan batulanau, endapan batupasir kasar
menganan dan sedikit patahan normal dan konglomerat.
yang berarah timurlaut, serta sumbu
sumbu lipatan yang berarah barat – Morfologi Daerah Penyelidikan.
baratlaut sampai baratlaut. Sedangkan Daerah penyelidikan umumnya
patahan orde tiga umumnya berarah didominasi oleh kondisi perbukitan
utara – timurlaut, yang merupakan terjal, bergelombang dan pedataran,
patahan menganan. ketinggian daerah penyelidikan secara
umum berkisar dari 50 m sampai 1000
Geologi Daerah Penyelidikan. m di atas muka laut. Sesuai dengan
Geologi daerah penyelidikan kondisi alamnya, sebagian lahan
sebagian besar tersusun oleh batuan merupakan lahan
berumur Tersier dan sebagian kecil pertanian/perkebunan dan sebagian
batuan Pra Tersier. Batuan Tersier lagi ditutupi oleh hutan belukar primer
berumur Miosen hingga Pliosen dan sekunder, hanya sekitar 40% saja
dengan komposisi sekitar 65% yang berupa dataran, yang umumnya
mendominasi sebagian besar wilayah terletak pada bagian timur dan
penyelidikan sedangkan batuan Pra timurlaut daerah penyelidikan yang
Tersier tersingkap di bagian Baratdaya banyak dimanfaatkan sebagai lahan
yang menempati sekitar 10% daerah perkebunan/pertanian serta sebagai
penyelidikan, adapun sisanya sekitar tempat tinggal penduduk.
25% berupa endapan alluvial sungai. Daerah penyelidikan dialiri oleh
Peta geologi berikut formasi batuan 4 buah sungai besar, yaitu Batang
atau satuan batuan yang menyusun Pane yang mengalir dari utara, Air
daerah penyelidikan dapat diamati Sirumambe yang mengalir dari barat
pada gambar 2. dan Air Sihapas yang mengalir dari
Secara geologi formasi batuan barat serta Air Barumun yang mengalir
sedimen yang banyak mengandung dari selatan, yang mana semua sungai
organik dapat terbentuk dalam utama tersebut bertemu dan mengalir
lingkungan pengendapan danau, laut menuju ke arah timur daerah
dangkal – neritik atau lagun. Batuan ini penyelidikan, sedangkan anak anak
biasanya merupakan sedimen klastik sungai mengalir menuju sungai utama
halus, seperti serpih, napal, lanau atau dengan pola aliran dendritik.
batulempung yang umumnya berwarna Berdasarkan aspek
gelap dan sering berasosiasi dengan geomorfologi daerah penyelidikan
kandungan sisa-sisa tumbuhan, kayu dapat dikelompokkan menjadi tiga
terarangkan atau mengandung karbon. satuan morfologi yaitu : 1. Satuan
Batuan klastik halus berkarbon morfologi pedataran. 2. Satuan
dan adanya kandungan karbon fosil

240 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

morfologi perbukitan bergelombang. 3. endapan meta sedimen batugamping


Satuan morfologi perbukitan terjal. dari Formasi Kuantan. Umumnya
Satuan morfologi pedataran, berupa hutan primer, baik berupa
umumnya terdapat pada bagian Timur hutan lindung dan hutan konservasi,
dan Timurlaut daerah penyelidikan, tidak ditempati penduduk, mempunyai
yang menempati sekitar 40% daerah rata-rata ketinggian antara 500 meter
penyelidikan, menyebar tidak merata sampai lebih dari 1000 meter dari
memanjang hampir berarah Utara - permukaan laut.
Timur, yaitu disekitar pertemuan aliran
sungai utama, yang tediri dari endapan Stratigrafi Daerah Penyelidikan.
aluvial sungai dan sebaran batupasir Geologi Daerah Penyelidikan,
dari Formasi Petani, umumnya dalam tatanan stratigrafi batuan yang
merupakan lahan perkebunan yang terdapat di Cukungan Sumatera
umumnya berupa perkebunan kelapa Tengah bagian barat adalah
sawit, karet dan tempat pemukiman merupakan endapan laut yang telah
penduduk. Mempunyai rata-rata mengalami Trangresi dan Regresi,
ketinggian sekitar 50 meter sampai 200 Sedimentasi pada Cekungan tersebut
meter dari permukaan laut Satuan diawali dengan graben yang berupa
morfologi perbukitan bergelombang, batuan berumur Pra-Tersier,
umumnya terdapat pada bagian diantaranya tersingkap pada bagian
Tengah dan Tenggara daerah baratdaya di daerah penyelidikan
penyelidikan yang menyebar hampir berupa meta batugamping, dari
berarah Baratlaut Tenggara, Anggota Batugamping Formasi
menempati sekitar 35% daerah Kuantan yang berumur Karbon.
penyelidikan, terletak di sekitar tekuk Sedangkan endapan batuan sedimen
lereng kaki gunung, terdiri dari yang berumur Tersier diawali dengan
endapan batuan sedimen batuan terbentuknya Formasi Pematang pada
serpih gampingan dari Formasi Telisa Eosen – Oligosen yang merupakan
dan Anggota Sipupus, umumnya dasar dari endapan-endapan batuan
berupa ladang yang ditanami singkong, sedimen Tersier (di daerah
pohon buah-buahan dan lahan hutan penyelidikan tidak tersingkap).
tanaman industri, sedikit perkebunan Stratigrafi batuan sedimen Tersier di
serta pemukiman penduduk. daerah penyelidikan diawali dari
Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar Miosen Awal dengan diendapkannya
200 meter sampai 500 meter dari Formasi Sihapas dengan Anggota
permukaan laut. Kanan yang diendapkan selaras di atas
Satuan morfologi perbukitan Formasi Pematang, tersebar pada
terjal, umumnya terdapat pada bagian bagian barat daerah penyelidikan.
Selatan dan Baratdaya, yang Selanjutnya pada Miosen Tengah
menyebar tidak merata, menempati diendapkan Formasi Telisa dengan
sekitar 25% daerah penyelidikan, Anggota Sipupus secara selaras diatas
terletak di sekitar lereng pegunungan. Formasi Sihapas, kemudian pada
Terdiri dari batuan sedimen kasar dan Miosen Akhir sampai Plistosen,
agak keras, yang berupa batupasir diendapkan Formasi petani secara
Kuarsa konglomeratan dari Formasi tidak selaras diatas Formasi Telisa,
Sihapas, dan Anggota Kanan, serta dan terakhir pada Holosen diendapkan
Anggota Batugamping yang berupa endapan aluvial. Uraian litologi formasi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 241


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

batuan yang ada di daerah umumnya juga berarah baratlaut -


penyelidikan seperti tertera pada Tabel Tenggara. Struktur yang terjadi pada
2 sebagai berikut : zaman Neogen umumnya berupa
Anggota Batugamping (Pukul) : patahan orde dua yang berarah Utara
Merupakan Bongkahan meta – Baratlaut sampai arah utara, yang
batugamping dan marmer dari Formasi berupa patahan menganan dan sedikit
Kuantan yang berumur Karbon. patahan normal yang berarah
Formasi Sihapas (Tms) : Terutama TimurLaut, serta sumbu sumbu lipatan
terdiri dari batupasir kuarsa, yang berarah Barat – Baratlaut sampai
batulempung karbonan, batulanau dan Baratlaut. Sedangkan patahan orde
konglomerat. Dengan Anggota Kanan tiga yang umumnya berarah Utara –
(Tmsk), terdiri dari : Batupasir kuarsa, Timurlaut tidak ditemukan di daerah
kadang kadang glaukonitan. penyelidikan.
Formasi Telisa (Tmt) : Terdiri dari
batulanau gampingan, batupasir HASIL PENYELIDIKAN
lanauan dan batulempung berkarbon.
Dengan Anggota Sipupus (Tmts), Pemetaan Singkapan Batuan
terdiri dari : napal gampingan, Hasil penyelidikan lapangan
batupasir gampingan dan sedikit pada umumnya merupakan hasil dari
batugamping, sebagian glaukonitan. pemetaan geologi permukaan,
Formasi Petani (Tup) : Terdiri dari dilakukan dengan cara mencari
lapisan batupasir kekuningan, kadang singkapan batuan khususnya
karbonan terbioturbasikan, batulanau singkapan-singkapan batuan sedimen
dan setempat batupasir kasar. pada Formasi Sihapas dan Formasi
Endapan Aluvium (Qh) : terdiri dari : Telisa dengan mengikuti arah dan
Lempung sungai, lanau, pasir dan kemiringan singkapan batuan.
kerikil, termasuk tanah longsoran. Pengamatan singkapan batuan ini
Struktur Geologi Daerah Penyelidikan. dilakukan pada alur-alur sungai atau
Struktur geologi yang terdapat sisi-sisi tebing terjal. Semua koordinat
pada daerah Penyelidikan yaitu lokasi singkapan ditetapkan dan
sebagian berupa graben pada direkam dengan memakai alat ukur
Cekungan Sumatera Tengah yang GPS.
disebabkan oleh adanya tekanan yang Hasil data pengamatan
berpengaruh terhadap sedimentasi singkapan batuan sedimen ini diplotting
yang berumur Tersier, berupa jalur dan digambarkan dalam peta lintasan
besar graben seperti yang terlihat pada pengamatan batuan skala 1 : 50.000
bagian baratdaya daerah penyelidikan, dan diinterpretasikan pada keberadaan
yang mana terdapat Horst dan Graben kontak formasi batuan akibat struktur-
dari Anggota Batugamping Formasi struktur geologi yang ada. Hasil akhir
Kuantan yang berumur Karbon dan pemetaan mengenai sebaran endapan
batuan Tersier yang berarah utara – batuan sedimen tersebut, nantinya
selatan. Struktur orde pertama di dapat dilihat dalam Peta Geologi dan
daerah penyelidikan umumnya berarah sebaran batuan dalam sebuah buku
Baratlaut – Tenggara, yang berupa laporan akhir.
patahan utama jenis menganan (right Kegiatan lapangan meliputi
lateral strike slip fault) dan lipatan yang pemetaan geologi yang diprioritaskan
berupa antiklin dan sinlin utama yang pada singkapan yang dianggap

242 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

mengandung bitumen padat. penyelidikan tersebut telah


Berdasarkan sifat litologi, lingkungan dittabulasikan dan dirangkum.
pengendapan dan kedudukannya di Data lapangan yang harus
daerah penyelidikan, batuan yang diperhatikan yang berkaitan dengan
diperkirakan mengandung bitumen potensi endapan bitumen padat di
yaitu yang terdapat pada batulempung daerah penyelidikan yang tersingkap
dan batulanau yang menyerpih, berupa batuan berbutir halus
terutama yang berwarna gelap menyerpih, yang nantinya akan
kehitaman, dan terdapat pada satuan dianalisis di laboratorium, yang
perselingan batulanau dengan dianggap mewakili tipe batuan sedimen
batulempung yang terdapat pada dari Formasi Sihapas, Formasi Telisa
Formasi Sihapas dan Formasi Telisa. dan Anggotanya di daerah
Batuan sedimen tersebut diperkirakan penyelidikan adalah terdapat pada
mengandung Bitumen padat, terutama lokasi-lokasi sebagai berikut :
pada satuan batulanau dan 1. Singkapan batuan pada lokasi
batulempung yang berwarna hitam TS-03 terdapat di sungai Desa
atau kehitaman. Sebaran formasi- Belimbing Julu, pada bagian barat
formasi batuan tersebut umumnya daerah penyelidikan ditemukan
terletak pada bagian utara, baratdaya singkapan batulanau gampingan abu-
dan selatan daerah penyelidikan, yang abu kehijauan, interlaminasi halus
memanjang mulai dari bagian baratlaut dengan batulempung napalan
sampai tenggara. Daerah penyelidikan mengandung karbon fosil daun secara
(Gambar 3)). sporadis, tebal singkapan lebih besar
Dari hasil pengamatan pada 44 dari 4 meter, yang diperkirakan
lokasi data lapangan umumnya berupa termasuk dalam satuan batuan
data singkapan batuan sedimen yang Formasi Telisa.
berupa batulempung karbonan dan 2. Singkapan batuan pada lokasi
sebagian serpih batulanau yang TS-04 terdapat di jalan Desa Belimbing
diperkirakan mengandung bitumen, Julu, pada bagian barat daerah
yang telah di diskripsi mengenai tekstur penyelidikan ditemukan singkapan
kondisi fisik dan ketebalan lapisan batupasir kuarsa putih kemerahan,
batuannya. Data singkapan batuan berlapis tebal, dengan sisipan
sedimen tersebut meliputi data lokasi batulanau menyerpih berwarna abu-
geografis ditemukannya singkapan, abu terang, tebal singkapan lebih besar
bisa berupa nama desa atau sungai dari 9 meter, yang diperkirakan
disekitar singkapan tersebut. termasuk dalam satuan batuan
Selanjutnya dilengkapi dengan kode Anggota Kanan Formasi Sihapas.
lokasi dan hasil pengukuran koordinat, 3. Singkapan batuan pada lokasi
serta arah jurus dan kemiringan TS-10 terdapat di hulu Aek Singkom,
maupun hasil pengamatan litologi dan pada bagian barat daerah penyelidikan
keterangan kondisi singkapan batuan. ditemukan singkapan batupasir kuarsa
Data lainya yaitu merupakan data-data putih kemerahan, berlapis tebal
dari aspek geologinya. Data konglomeratan, dengan sisipan
Singkapan-singkapan batuan hasil batulanau menyerpih berwarna abu-
pengamatan dan pemetaan geologi abu terang dan sisipan tipis (0,5m)
permukaan lapangan di daerah batulempung karbonan. Tebal
singkapan lebih besar dari 15 meter,

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 243


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

yang diperkirakan termasuk dalam meter, yang diperkirakan termasuk


satuan batuan Formasi Sihapas. dalam satuan batuan Formasi Sihapas.
4. Singkapan batuan pada lokasi 8. Singkapan batuan pada lokasi
TS-15 terdapat di hulu Aek Songkap, TS-32 terdapat di desa Aek Tolang,
pada bagian tengah daerah pada bagian utara-barat daerah
penyelidikan, ditemukan singkapan penyelidikan, ditemukan singkapan
batulanau gampingan abu-abu batupasir kasar gampingan abu-abu
kehijauan, interlaminasi halus dengan kekuningan, berlapis sedang,
batulempung napalan mengandung interbedding dengan batulanau
karbon fosil daun secara sporadis, napalan, tebal singkapan lebih besar
tebal singkapan lebih besar dari 5 dari 8 meter, yang diperkirakan
meter, yang diperkirakan termasuk termasuk dalam satuan batuan
dalam satuan batuan Formasi Telisa. Anggota Sipupus Formasi Telisa.
5. Singkapan batuan pada lokasi 9. Singkapan batuan pada lokasi
TS-18 terdapat di anak sungai Aek TS-33 terdapat di desa Tanjung
Mangga, pada bagian selatan-tengah Beringin, pada bagian barat-tengah
daerah penyelidikan, ditemukan daerah penyelidikan, ditemukan
singkapan batulanau gampingan abu- singkapan batulanau gampingan abu-
abu kehijauan, interlaminasi halus abu kehijauan, interlaminasi halus
dengan batulempung napalan dengan batulempung napalan
mengandung karbon fosil daun secara mengandung karbon fosil daun secara
sporadis, tebal singkapan lebih besar sporadis, tebal singkapan lebih besar
dari 6 meter, yang diperkirakan dari 3 meter, yang diperkirakan
termasuk dalam satuan batuan termasuk dalam satuan batuan
Formasi Telisa. Formasi Telisa.
6. Singkapan batuan pada lokasi 10. Singkapan batuan pada lokasi
TS-21 terdapat di hulu Aek Mangga, TS-35 terdapat di desa Soranggigit,
pada bagian selatan-barat daerah pada bagian utara daerah
penyelidikan ditemukan singkapan penyelidikan, ditemukan singkapan
batupasir kuarsa putih kemerahan, batupasir kasar gampingan abu-abu
berlapis tebal konglomeratan, dengan kekuningan, berlapis sedang,
sisipan batulanau menyerpih berwarna interbedding dengan batulanau
abu-abu terang dan sisipan tipis napalan, tebal singkapan lebih besar
(>0,5m) batulempung karbonan. Tebal dari 3 meter, yang diperkirakan
singkapan lebih besar dari 15 meter, termasuk dalam satuan batuan
yang diperkirakan termasuk dalam Anggota Sipupus Formasi Telisa.
satuan batuan Formasi Sihapas. Interpretasi model dari endapan
7. Singkapan batuan pada lokasi bitumen padat, sementara ini hanya
TS-22 terdapat di hulu Batang Sihapas, semata-mata berdasarkan singkapan
pada bagian barat-selatan daerah batuan yang menyerpih di daerah
penyelidikan ditemukan singkapan penyelidikan, yang dapat direkontruksi
batupasir kuarsa putih kemerahan, dan diketahui dari hasil pengamatan
berlapis tebal konglomeratan, dengan lokasi lokasi singkapannya, yaitu
sisipan batulanau menyerpih berwarna terdapat menyebar disekitar sungai
abu-abu terang dan sisipan tipis dan jalan yang memotong sumbu-
(>0,75m) batulempung karbonan. sumbu antiklin dan sinklin di daerah
Tebal singkapan lebih besar dari 12 penyelidikan. Batuan yang diperkirakan

244 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

mengandung bitumen yaitu semua batulempung karbonan dan serpih


batuan berbutir halus, seperti batulanau yang dianggap dapat
batulempung, batulanau dan napal mewakili kualitas kandungan bitumen,
yang terdapat di daerah penyelidikan, diambil dari beberapa singkapan yang
tanpa melihat dari hasil analisanya. dianggap dapat mewakilinya,
Maka untuk sementara ini yang Hasil analisis bakar (Retort
dianggap sebagai batuan berbitumen Analysis) pada 10 contoh serpih
adalah batu lempung karbonan yang batulanau lempungan dari Formasi
tersebar tidak banyak dari Formasi Telisa dan batulempung karbonan dari
Sihapas dan batulanau lempungan Formasi Sihapas di daerah
menyerpih mengandung karbon fosil penyelidikan adalah seperti tertera
daun yang tersebar cukup banyak dari pada tabel 3 sebagai berikut :
Formasi Telisa, yang posisinya Hasil analisis retort di daerah
menyebar berarah baratlaut-tenggara penyelidikan menunjukkan bahwa
pada bagian barat daerah kandungan minyak pada lapisan
penyelidikan. batuan di daerah penyelidikan adalah
kosong, hal ini menunjukkan bahwa
Kualitas Bitumen Padat. kandungan minyak yang terdapat pada
Pengambilan contoh dilakukan lapisan batuan memang tidak ada atau
terhadap contoh singkapan serpih telah bermigrasi dan menghilang. Hal
batulanau dan batulempung karbonan ini terlihat dengan terdapatnya lapisan
dari Formasi Sihapas dengan Anggota batulempung karbonan yang berwarna
Kanan dan Formasi Telisa dengan abu-abu kehitaman yang seharusnya
Anggota Sipupus. Analisis dilakukan merupakan tanda adanya kandungan
untuk mengetahui karakteristik, kualitas material organik yang melimpah, tapi
dan potensi bitumen padat. Analisis kandungan minyaknya kosong, untuk
yang dilakukan terdiri dari analisis itu dapat di kroscek dengan hasil
kandungan bitumen, meliputi analisis tingkat kematangan dari analisis
petrografi organik dan retort. Analisis petrografi batuan, yaitu dengan melihat
petrografi organik dilakukan untuk hasil besaran relektan dari maseral
mengetahui tipe kandungan organik vitrinit pada material organik yang ada
yang terkandung di dalam batuan, di batuan sedimen dari Formasi
termasuk jenis dan kelimpahannya. Sihapas dan Formasi Telisa di daerah
Tingkat kematangan batuan diperoleh tersebut.
dari hasil analisis petrografi organik Menurut hasil analisis petrografi
berdasarkan nilai reflektansi maseral organik dari batulanau Anggota
vitrinit. Banyaknya kandungan minyak Sipupus (Contoh TS-35) dan
di dalam batuan dapat diketahui batulanau Anggota Kanan (Contoh TS-
berdasarkan analisis retort. Sebaiknya 04) menunjukan bahwa tidak terdapat
dilengkapi juga dengan analisis kandungan material organik pada
geokimia yang dilakukan untuk lapisan batuan tersebut, sedangkan
mendukung evaluasi potensi pada serpih batulanau lempungan
hidrokarbon, terutama untuk pada Formasi Telisa, masih terdapat
mengetahui jumlah, tipe kerogen dan adanya kandungan material organik
tingkat kematangan batuan induk walaupun hanya sangat sedikit (Dom
melalui analisis kandungan TOC dan ’rare’), yaitu pada contoh batuan TS-03
pirolisis Rock-Eval. Contoh dan TS-18 dengan nilai reflektan vitrinit

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 245


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

sebesar 0,29 dan 0,21, yang Sihapas (Tabel 4) dan serpih batulanau
menunjukan bahwa nilai lempungan dengan berat jenis rata-rata
kematanganya masih dibawah Oil 2,17 pada Formasi Telisa (Tabel 5)
Window, akan tetapi kandungan sebagai berikut :
material organiknya sangat kecil dan Berdasarkan pengamatan sifat
tidak mengandung liptinit. Adapun hasil fisik dan struktur singkapan batuan di
analisis petrogafi organik dari lapisan lapangan, maka dibuat suatu
batulempung karbonan Formasi rekontruksi mengenai korelasi
Sihapas dari contoh batuan ST-10, ST- singkapan batuan yang diperkirakan
21, dan ST-22, menunjukan nilai mengandung endapan bitumen.
reflektan vitrinit sebesar 0,67; 0,81; dan Berdasarkan rekontruksi dari sifat fisik
0,95, maka hal ini menunjukan bahwa dan struktur batuan, maka jumlah
tingkat kematangan dari lapisan lapisan batuan ini didapat 2 lapisan
batulempung karbonan Formasi batulempung karbonan pada Formasi
Sihapas adalah sangat tinggi atau Sihapas, dan terdapat 6 lapisan
sangat matang (Over Maturyti), oleh batulanau lempungan pada Formasi
karena itu kandungan minyak yang Telisa. Untuk itu dapat dihitung
terdapat dalam batulempung karbonan sumberdaya batuan sampai kedalaman
tersebut telah bermigrasi atau telah 50 meter. Batuan yang diperkirakan
menghilang, sehingga kandungan mengandung bitumen padat, yaitu
minyak pada batuan tersebut nihil. sebesar 400.000 Ton lapisan
batulempung karbonan pada Formasi
Sumberdaya Bitumen Padat. Sihapas, dan 30.295.370 Ton sepih
Penghitungan sumberdaya batulanau lempungan pada Formasi
bitumen padat dilakukan terhadap Telisa.
lapisan batuan yang diperkirakan Jadi di daerah ini dengan
mengandung bitumen padat, yaitu tingkat penyelidikan pendahuluan yang
pada lapisan batulempung karbonan dilakukan terdapat sumberdaya minyak
dari Formasi Sihapas dan lapisan sebesar nol barrel, atau dengan kata
serpih batulanau lempungan dari lain bahwa kandungan minyak tersebut
Formasi Telisa, dengan kriteria cara telah bermigrasi atau hilang.
perhitungan sebagai berikut : P =
Panjang lapisan ke arah jurus dihitung Prospek
hingga 500 m dari singkapan terluar. L Pemanfaatan/Pengembangannya
= Lebar lapisan ke arah kemiringan Berdasarkan beberapa kriteria
dihitung hingga kedalaman 50 m. T = antara lain ketebalan lapisan,
Ketebalan lapisan dianggap ketebalan kedudukan lapisan penyebaran lapisan
singkapan rata-rata. BJ = SG = Berat dan kandungan minyak di sekitar
Jenis bitumen padat diperoleh dari daerah sipupus, adalah tidak
hasil analisis laboratorium. mempunyai potensi kandungan minyak
Sumberdaya = P x L x T x BJ. untuk dikembangkan melalui
Berdasarkan kriteria di atas diperoleh penyelidikan lebih lanjut yaitu dengan
hasil perhitungan sumberdaya tereka metoda pemboran singkapan atau
batuan di daerah tersebut, yang outcrop drilling dan pemetaan
dirangkum dalam tabulasi perhitungan, singkapan yang lebih rinci. Untuk itu
yaitu sumberdaya tereka pada lapisan lapisan batuan yang terdapat di sekitar
batulempung karbonan Formasi daerah penyelidikan pada Formasi

246 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Sihapas dan Formasi Telisa hanya dengan kemiringan lapisan berkisar 150
dapat diteliti sebagai batuan yang - 450. Arah jurus lapiasan batuan
bertekstur kasar yang mana sangat umumnya berarah baratlaut-tenggara.
baik dikondisikan sebagai batuan 4. Zona sebaran korelasi antar
resevoir sebagai jebakan minyak, oleh singkapan batuan, sementara ini
karena itu harus diselidiki lebih rinci berdasarkan ciri fisik dan struktur
tentang struktur antiklin yang banyak batuan serta kelurusan sebaran lapisan
terdapat di sekitar daerah penyelidikan batuan, maka zona sebaran lapisan
tersebut, diharapkan di daerah tersebut batulempung karbonan pada Formasi
telah terdapat jebakan minyak pada sihapas yaitu ada 2 lapis. Sedangkan
batuan reservoir tersebut, dengan zona sebaran lapisan serpih batulanau
source hidrocarbon dari batuan yang lempungan pada Formasi Telisa yaitu
berada dibawah Formasi Sihapas. ada 6 lapis.
5. Hasil analisis contoh batuan
KESIMPULAN DAN SARAN dari laboratorium menunjukkan bahwa
kandungan minyak yang terdapat pada
Kesimpulan: lapisan batuan pada Formasi Sihapas
1. Diperkirakan endapan dan Formasi Telisa adalah nihil, maka
bitumen padat terdapat pada lapisan sumberdaya batuan yang diperkirakan
batulempung karbonan, warna abu-abu mengandung bitumen padat hanyalah
kehitaman kusam, yang berupa sisipan berupa endapan batulempung
lapisan lensa dari Formasi Sihapas, karbonan dan interlaminasi serpih
tersebar memanjang pada bagian batulanau lempungan yang
baratdaya daerah penyelidikan, akan mengandung karbon fosil daun.
tetapi dari hasil analisis retort, tidak Lapisan batuan tersebut dapat dihitung
terdapat adanya kandungan minyak sumberdayanya, yaitu yang berupa
pada lapisan batuan tersebut. endapan batulempung karbonan pada
2. Selain itu, endapan bitumen Formasi Sihapas sebesar 400.000 Ton
padat diperkirakan juga terdapat pada dan endapan serpih batulanau
interlaminasi serpih batulanau lempungan pada Formasi Telisa
lempungan yang mengandung karbon sebesar 30.295.370 Ton.
fosil daun dan sisa tumbuhan,
berwarna abu-abu kehijauan dari Saran :
Formasi Telisa, tersebar ke arah Pada lapisan batulempung
baratlaut-tenggara pada bagian tengah karbonan dari Formasi Sihapas
daerah penyelidikan, akan tetapi dari kemungkinan terdapat kandungan
hasil analisis laboratorium, juga tidak minyak karena melihat dari ciri fisiknya
terdapat adanya kandungan minyak yang berwarna abu-abu kehitaman
pada lapisan batuan tersebut. yang berarti banyak mengandung
3. Ketebalan singkapan lapisan bahan organik, akan tetapi kandungan
batulempung karbonan berkisar dari minyak tersebut nihil, maka
0,5 meter sampai 0,75 meter, dengan berdasarkan hasil analisis petrografi
kemiringan lapisan berkisar 300. organik yang di koreksi dengan hasil
Sedangkan ketebalan singkapan serpih reflektan vitrinit dari contoh
batulanau lempungan yang batulempung karbonan, bahwa
mengandung karbon fosil daun kandungan minyak di daerah tersebut
berkisar dari 3 meter sampai 7,5 meter, adalah over maturity dan telah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 247


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

bermigrasi atau menghilang. Untuk itu, dari migrasi dari formasi batuan yang
pengembangan eksplorasi di daerah berada dibawah Formasi Sihapas.
tersebut yaitu tetap melakukan
eksplorasi mengenai potensi adanya
antiklin jebakan minyak, karena lapisan
batuan didaerah tersebut berupa
lapisan batuan berfraksi kasar yang
berselingan dengan lapisan batuan
berfraksi halus yang bertindak sebagai
seal atau Cup rock, sedangkan source
hydrocarbon yang diperkirakan berasal

DAFTAR PUSTAKA

Abiratno Wongsosantiko, 1976, Lower Miocene Duri Formation Sands, Central


Sumatra Basin, Proceedings IPA, hal 133 – 150, Fifth Annual Convention. Jakarta.

Aspden J.A, Kartawa W, dkk, 1982, Geologi Lembar Padang Sidempuan dan
Sibolga, Sumatra, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

De Coster G.L, 1974; The Geology of The Central and South Sumatera Basin,
Proceding IPA, Third Annual Convention. Jakarta.

Herman Darman and Hasan Sidi F, 2000, The Geology of Indonesia,


Indonesian Association of Geologists, Jakarta.

Hutton, A.C., 1987, Petrographic Classification of Oil Shale, International


Journal of Coal Geology, p. 203-231, Amsterdam.

Hutton, A.C., Kanstler, A.J., Cook, A.C., 1980, Organic Matter in Oil Shales,
APEA

Journal, vol. 20, p 44-62, University of Wollongong, N.S.W., Australia.

Mark P.; Stratigraphic Lexicon of Indonesia, Publikasi Keilmuan Seri Geologi,


Pusat Jawatan Geologi, Bandung.

Teh Fu Yen and George V. Chilingarian.;1976, Introduction to Oil Shale,


Developments in Petroleum Science Vol 5, Amsterdam.

Wahyudi H. dkk, 1982 : Penyelidikan Endapan Batubara di daerah


Purukcahu, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Proyek
Inventarisasi dan Eksplorasi Batubara, Direktorat Sumberdaya Mineral,
laporan.

248 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Lokasi

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan, di Daerah Sipupus dan sekitarnya,


Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara.

Tmts
Qh

Tup
Tmsk
Tms
Tmt
Pukul

Gambar 2. Peta geologi di Daerah Penyelidikan Pada Peta Geologi


Lembar Padangsidempuan dan Sibolga, Sumatera.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 249


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 3. Peta geologi dan Lokasi Pengamatan Batuan di Daerah Penyelidikan.

Tabel 1. Stratigrafi Regional Formasi Batuan Sekitar Daerah Penyelidikan.

250 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 2. Stratigrafi Formasi Batuan di Daerah Penyelidikan

Zaman Kala Formasi Keterangan Endapan


Holosen Qh Qh: Lmpung,lanau,pasir,krikil Aluvial

Kwarter Plistosen
Pliosen Tup Fm. Petani (Tup) : Batupasir Marin -
kasar, bioturbasi, Batulanau abu- Paralik
Akhir
M abu kekuningan.
i
Tmt Fm. Telisa (Tmt) : Bt.Lanau
o Marin -
Tengah Tmts Berkarbon, gampingan.
s Litoral
Tersier Ang.Sipupus Fm.Telisa (Tmts)
e
Tmsk Ang.Kanan Fm.Sihapas (Tmsk)
n Fluviatil -
Awal Tms Fm. Sihapas (Tms): Btps kwarsa
Deltaik
Konglomerat, Lp.Karbonan.

Pr
Karbon Pukul Ang.Bt.Gamping Fm.Kuantan Litoral
Tersier

Tabel 3. Hasil Analisis Retort Contoh Batuan di Daerah Penyelidikan

Kandungan (L/Ton) Specific Graviy

No. Kode Contoh Air Minyak Batuan Minyak

1. TS-03 70 - 2,10 -

2. TS-04 90 - 2,52 -

3. TS-10 100 - 2,35 -

4. TS-15 70 - 2,25 -

5. TS-18 80 - 2,17 -

6. TS-21 140 - 2,14 -

7. TS-22 110 - 2,44 -

8. TS-32 130 - 1,85 -

9. TS-33 150 - 2,15 -

10. TS-35 120 - 1,86 -

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 251


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 4. Penghitungan Sumberdaya Tereka Batulempung Karbonan


Pada Fm. Sihapas di Daerah Penyelidikan.

Kode Lapisan batuan ( m ) Berat Sumberdaya


Lokasi Jenis Batuan
N0. Panjang Lebar Tebal
( Ton )
1. TS –10 1000 100 0,50 2,35 117.500

2. TS –21 1000 100 0,75 2,14 160.500

3. TS - 22 1000 100 0,50 2,44 122.000

Jumlah Sumberdaya Tereka Batulempung Karbonan 400.000

Tabel 5. Penghitungan Sumberdaya Serpih Batulanau Lempungan


Pada Fm. Telisa di Daerah Penyelidikan.

Lapisan Batuan ( m ) Sumberdaya


N0. Kode Berat Jenis Batuan
Panjang Lebar Tebal
Lokasi ( Ton )
1. TS – 02 1000 193,0 3 2,17 1.256.430
2. TS – 03 1000 77,7 4 2,17 674.436
3. TS – 14 1000 193,0 7 2,17 2.931.670
4. TS – 15 1000 287,4 5 2,17 3.118.290
5. TS – 16 1000 193,0 6 2,17 2.512.860
6. TS – 17 1000 287,4 4 2,17 2.494.632
7. TS – 18 1000 287,4 6 2,17 3.741.948
8. TS – 26 1000 118,2 5 2,17 1.282.470
9. TS – 33 1000 193,0 3 2,17 1.256.430
10. TS – 34 1000 193,0 4 2,17 1.675.240
11. TS – 36 1000 146,2 3 2,17 951.762
12. TS – 37 1000 118,2 6 2,17 1.538.964
13. TS – 38 1000 287,4 3,5 2,17 2.182.803
14. TS – 39 1000 287,4 7,5 2,17 4.677.435
Jumlah Sumberdaya Tereka Serpih Batulanau Lempungan 30.295.370

252 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

Anda mungkin juga menyukai