Anda di halaman 1dari 97

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

SERTIFIKASI KOMPETENSI
PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
KATA PENGANTAR

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan


(SMK/MAK) merupakan lembaga pendididikan formal yang mememiliki
tujuan terutama mengantarkan peserta didik memasuki lapangan kerja
Agar dapat mengantarkan peserta didik memasuki lapangan kerja,
SMK/MAK harus mampu membekali peserta didiknya dengan
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh Dunia Kerja.
Berdasarkan alasan tersebut, SMK/MAK dapat melaksanakan uji
kompetensi sertifikasi kompetensi peserta didiknya setelah menempuh
capaian beberapa Kompetensi Dasar yang telah disingkronkan dengan
Unit Kompetensi yang terkumpul dalam Skema Sertifikasi dan pada
tahun ketiga atau tahun keempat (akhir tahun durasi pendidikan)
melaksanakan Uji Kompetensi dalam bentuk Uji Kompetensi Keahlian
(UKK) sebagai bagian dari implementasi standar penilaian pendidikan.
Kompetensi-kompetensi yang diujikan pada UKK mencakup seluruh
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tercantum dalam standar
kompetensi lulusan sesuai dengan spektrum kompetensi keahlian.
Ada 4 (empat) pola pelaksanaan Uji Kompetensi, yaitu 1) Mandiri,
2) Industri, 3) LSP (P1, P2, P3), dan 4) Kompetensi Khusus. Pola
sertifikasi mandiri dan industri, menggunakan perangkat uji
kompetensi yang dikembangkan dan disiapkan di tingkat nasional,
sedangkan implementasinya di sekolah dilaksanakan dengan rentang
kendali berjenjang mulai tingkat nasional dan provinsi.
Pelaksanaan Uji Kompetensi mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan SMK/MAK dan Skema Sertifikasi Kompetensi yang ditetapkan
bersama antara BNSP, Ditjen Dikdasmen Kemendibud, dan Kementrian
teknis terkait. Mengingat beberapa hal di atas maka diperlukan
Pedoman Sertifikasi Kompetensi di SMK/MAK yang dapat dijadikan
acuan bagi SMK/MAK agar dapat melakukan sertifikasi kompetensi
yang fleksibel dari segi waktu pelaksanaan, pengaturan skema
sertifikasi, penerbitan dan pemeliharan sertifikasi.

Jakarta, Maret 2017


Direktur Pembina SMK

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Rasional ................................................................................................. 1
B. Dasar Hukum ........................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................... 3
D. Manfaat.................................................................................................. 3
BAB II POLA SERTIFIKASI KOMPETENSI DI SMK ........................................ 4
A. Istilah dan Difinisi .................................................................................. 4
B. Pola Sertifikasi Kompetensi di SMK/MAK ............................................... 9
BAB III PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI ................................... 11
A. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Mandiri. ....................................... 11
B. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Industri. ....................................... 18
C. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi LSP .............................................. 27
D. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus ............ 31
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 34

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah


Kejuruan (MAK) sebagai lembaga pendidikan formal pada jenjang
menengah, memiliki tujuan terutama mengantarkan peserta didik
untuk memasuki lapangan kerja disamping untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam rangka mengantarkan
peserta didik memasuki lapangan kerja, SMK dan MAK harus
mampu membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi
kerja yang dibutuhkan pasar kerja/kebutuhan industri sesuai
dengan jenjang dan sektornya. Agar SMK/MAK mampu
mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi-kompetensi dan
kualifikasi sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja/industri, maka
pendidikan pada lembaga tersebut harus merujuk pada kebutuhan
kompetensi dari masing-masing lapangan kerja dan sektor
industrinya. Model pendidikan yang berorientasi pada pencapaian
kompetensi yang dibutuhkan oleh calon pengguna lulusannya
disebut pendidikan berbasis kompetensi.

Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang


menitikberatkan pada pencapaian kompetensi oleh peserta didik,
dibandingkan dengan lama durasi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pencapaian kompetensi tersebut. Kompetensi-
kompetensi yang diajarkan merujuk kepada kompetensi-kompetensi
yang telah distandarkan oleh lapangan kerja/industri dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar
Internasional atau Standar Khusus. Selanjutnya kompetensi-
kompetensi tersebut diidentifikasi, dianalisis, dan ditetapkan dalam
Skema Sertifikasi untuk SMK/MAK. Penetapan skema sertifikasi
untuk SMK/MAK dilakukan dengan mempertimbangan kebutuhan
lulusan SMK/MAK dan konsep Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).

Pembelajaran di SMK/MAK yang dilaksanakan dengan sistem


pendidikan berbasis kompetensi, adalah mengantarkan peserta

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 1


didik kompeten di bidang kerja sesuai dengan kualifikasi yang
ditetapkan dalam Skema Sertifikasi di bidang kerja sesuai dengan
sektornya. SMK/MAK harus mampu membekali para peserta didik
dengan kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan dalam Skema
Sertifikasi SMK/MAK dan menjamin bahwa yang bersangkutan telah
kompeten untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Untuk
memastikan dan menjamin bahwa peserta didik/lulusan telah
kompeten melaksanakan pekerjaan, SMK/MAK dapat menggunakan
proses sertifikasi kompetensi. Sebagaimana dimaksud UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 65. Proses
sertifikasi kompetensi yang sekarang dilakukan pada akhir tahun
pembelajaran ke 3 (tiga) atau ke 4(empat), perlu dimodifikasi
sehingga dapat dilakukan berdasarkan pencapaian kompetensi
sesuai dengan tahapan pembelajaran.

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004


tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006


tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012


tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

6. Inpres Nomor 9 tahuan 2016 tentang Revitalisasi Sekolah


Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan
Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia;

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional;

8. ISO/IEC 17024: 2012 Conformity Assessment-General


Requirements for Bodies Operating Certification for Persons;

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


(Penilaian Kesesuaian–Persyaratan Umum Badan/Lembaga
Sertifikasi Personil).

9. Permendikbud Nomor ….. Tahun 2017 tentang Standar Penilaian


Pendidikan Menengah Kejuruan.

C. Tujuan

Tujuan penyusunan pedoman penyelenggaraan sertifikasi


kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan ini adalah untuk
memberikan acuan agar SMK/MAK:

1. Memahami tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara


pendidikan yang melaksanakan sertifikasi bagi peserta didiknya.

2. Mampu melaksanakan Sertifikasi Kompetensi lebih leluasa dari


aspek Skema Sertifikasi Kompetensi dan waktu pelaksanaan.

3. Mampu menyelenggarakan Sertifikasi Kompetensi yang sistemik


dan memiliki legalitas sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

D. Manfaat

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah


Kejuruan (MAK) memiliki acuan dalam melaksanakan sertifikasi
kompetensi baik secara mandiri, bersama Dunia Kerja, LSP-
BNSP, maupun Sertifikasi dengan lembaga atau badan lainnya.

2. Dinas Pendidikan memiliki dasar dan acuan dalam memberikan


pembinaan dan dukungan kepada SMK/MAK yang
melaksanakan sertifikasi kompetensi.

3. Instansi pemerintah/Dunia Kerja dapat berperan aktif


memberikan dukungan kepada SMK/MAK dalam
melaksanakan sertifikasi kompetensi.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


BAB II
POLA SERTIFIKASI KOMPETENSI DI SMK

A. Istilah dan Difinisi

1. Sertifikasi Kompetensi Kerja


Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu
kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, standar
internasional dan/atau standar khusus.

2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)


Rumusan kemampuan kerja mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan sikap kerja yang persyaratan pelaksanaan tugas
dan syarat jabatan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Standar kompetensi kerja internasional


Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan
oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara
internasional.

4. Standar kompetensi kerja khusus


Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan
oleh organisasi untuk memenuhi kebutuhan organisasinya
sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan tertentu
organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan
organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang
memerlukan,

5. Profesi
Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui
oleh masyarakat.

 Catatan : menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8


Tahun 2012.
6. Proses sertifikasi
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi, yang mencakup
pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi, pemeliharaan

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat maupun
logo atau penanda (mark).

7. Skema sertifikasi
Paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan
dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari
seseorang.

8. Persyaratan sertifikasi
Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan
skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau
memelihara sertifikasi.

9. Pemilik skema
Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan
pemeliharaan skema sertifikasi.

 Catatan: Organisasi tersebut adalah lembaga sertifikasi profesi


itu, lembaga pemerintah, atau lainnya.
10. Sertifikat
Dokumen yang diterbitkan oleh SMK/MAK, Lembaga Sertifikasi
Profesi, Dunia Kerja dan Lembaga Negara/Kementerian/Instansi
Pemerintah baik Pusat maupun Daerah sebagai penyelenggara
Uji Sertfikasi Kompetensi yang menunjukkan bahwa orang yang
tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi.

11. Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.

 Catatan: untuk Pedoman ini yang dimaksudkan dengan


kompetensi adalah kompetensi kerja, dan merujuk
pada batasan/definisi yang digunakan dalam UU
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
12. Kualifikasi
Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan
kedudukannya dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).

 Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI


No.8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

 Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Pemerintah


No.31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional dan Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
tentang KKNI.
14. Asesmen
Proses menilai seseorang tentang pemenuhan persyaratan yang
ditetapkan dalam skema sertifikasi.

15. Uji sertifikasi kompetensi


Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur
kompetensi peserta sertifikasi menggunakan satu atau beberapa
cara seperti tertulis, lisan, praktik, dan pengamatan sebagaimana
ditetapkan dalam skema sertifikasi.

16. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi


Orang yang mempunyai kompetensi dan mendapatkan
penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan penilaian
dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau
pembenaran secara profesional.

17. Penyelia uji kompetensi


Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi
profesi untuk melakukan administrasi dan atau mengawasi
pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan proses
penilaian terhadap kompetensi peserta sertifikasi.

18. Personil
Individu, internal atau eksternal, dari lembaga sertifikasi profesi
itu sendiri, lembaga pemerintah, atau lainnya yang
melaksanakan kegiatan sertifikasi untuk peserta didik/asesi.

19. Pemohon sertifikasi


Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses
sertifikasi.

20. Peserta sertifikasi

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Pemohon sertifikasi yang telah memenuhi persyaratan dan telah
diterima mengikuti proses sertifikasi.

21. Ketidakberpihakan
Perwujudan atau bentuk dari objektivitas.

 Catatan1: Objektivitas berarti bahwa benturan/konflik


kepentingan tidak terjadi, atau dapat diselesaikan,
agar tidak menyebabkan pengaruh yang
merugikan terhadap kegiatan sertifikasi.
 Catatan 2: Istilah lain yang bermanfaat dalam menjelaskan
unsur ketidakberpihakan adalah: kemandirian,
bebas dari benturan kepentingan, bebas dari bias,
lack of prejudice, kenetralan, keadilan,
keterbukaan berpikir, even handedness,
detachment, keseimbangan.
22. Keadilan
Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan
bagi tiap peserta sertifikasi dalam proses sertifikasi.

23. Validitas
Bukti bahwa asesmen telah dilakukan menggunakan ukuran-
ukuran yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

24. Keandalan
Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi konsisten untuk
uji kompetensi yang dilakukan pada waktu dan tempat berbeda,
metode uji yang berbeda, dan asesor kompetensi yang berbeda.

25. Banding
Permintaan oleh pemohon sertifikasi, peserta sertifikasi, atau
pemegang sertifikat untuk peninjauan kembali atas keputusan
yang telah dibuat oleh lembaga sertifikasi profesi terkait dengan
status sertifikasi yang mereka harapkan.

26. Keluhan
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding, oleh individu atau
organisasi terhadap Lembaga Sertifikasi Profesi berkaitan dengan
hal-hal yang diharapkan dari kegiatan Lembaga Sertifikasi
Profesi, atau pemegang sertifikat.

27. Pemangku kepentingan

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja
pemegang sertifikat atau Lembaga Sertifikasi Profesi.

 Contoh: pemegang sertifikat, pengguna layanan dari


pemegang sertifikat, pimpinan dari pemegang
sertifikat, konsumen, pemerintah.

 Pemangku kepentingan juga seringkali disebut sebagai para


pihak yang berkepentingan atau disebut lebih singkat sebagai
para pihak.
28. Penilikan atau surveilance
Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap
pemegang sertifikat untuk memastikan kepatuhannya terhadap
persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman, standar atau
skema sertifikasi.

29. Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan


(SMK/MAK)
Lembaga pendidikan formal pada jenjang menengah, yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan. Waktu penyelenggaraan
pendidikan dapat dilaksanakan selama durasi 3 (tiga) tahun atau
4 (empat) tahun, dengan bidang kejuruan sesuai dengan bidang
kerja atau profesi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

30. Bidang keahlian SMK/MAK


Adalah Bidang Keahlian yang ada pada lingkup Spektrum
Kurikulum SMK/MAK sebanyak 9 (sembilan) bidang keahlian.

31. Kompetensi Inti


Kompetensi Inti merupakan jabaran dari SKL yaitu kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,
berupa gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

32. Kompetensi Dasar


Adalah rincian kompetensi setiap mata pelajaran yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

B. Pola Sertifikasi Kompetensi di SMK/MAK

Sertifikasi Kompetensi di SMK/MAK adalah proses pemberian


sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif
melalui uji kompetensi, mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus
atau kesatuan (kumpulan) dari kompetensi dasar SMK untuk para
peserta didiknya. Berdasarkan pola penyelenggaraannya, sertifikasi
kompetensi di SMK/MAK dibagi menjadi 4 (empat) kategori.
Keempat kategori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sertifikasi Kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah
secara mandiri (Uji Kompetensi Keahlian)

Sekolah membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi Keahlian


(PTUKK) yang memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan
Sertifikasi Kompetensi, mulai dari merencanakan Uji Kompetensi,
menyiapkan penguji (asesor sekolah), mengembangkan perangkat
Uji Kompetensi (skema sertifikasi), menyiapkan peralatan dan
bahan untuk Uji Kompetensi, menetapkan biaya, melaksanakan
Uji Kompetensi, dan menerbitkan Sertifikat Kompetensi yang
bersifat lokal. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi secara mandiri,
pihak sekolah dapat melibatkan wakil dari Dunia Kerja.

2. Sertifikasi Kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah


bersama dengan Dunia Kerja

Sekolah membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK)


dengan melibatkan Dunia Kerja sebagai asesor atau
menggunakan asesor kompetensi dari institusi/sekolah lain.
Dunia Kerja memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan
sertifikasi kompetensi. Pihak sekolah merencanakan Uji
Kompetensi, mulai dari menyiapkan asesor kompetensi,
mengembangkan perangkat Uji Kompetensi, menyiapkan
peralatan dan bahan untuk Uji Kompetensi, menetapkan biaya,

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


melaksanakan Uji Kompetensi, dan pihak Dunia Kerja
menerbitkan Sertifikat Kompetensi.

3. Sertifikasi Kompetensi menggunakan sistem sertifikasi


kompetensi yang dikembangkan oleh Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP)

Sekolah dapat melaksanakan Uji Kompetensi dengan sistem


sertifikasi kompetensi yang dikembangkan oleh BNSP melalui 3
(tiga) model Lembaga Sertifikasi Profesi. Ketiga model sertifikasi
kompetensi tersebut adalah sertifikasi kompetensi melalui
Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP P1), Lembaga
Sertifikasi Profesi Pihak Kedua (LSP P2), dan Lembaga Sertifikasi
Profesi Pihak Ketiga (LSP P3).

4. Program Sertifikasi Kompetensi Keahlian Khusus

Kompetensi Keahlian yang dimiliki SMK/MAK sangat beragam


sehingga dimungkinkan terdapat beberapa kompetensi keahlian
yang tidak dapat terakomodir oleh 3 pola sertifikasi diatas.
Kompetensi keahlian seperti pelaut/pelayaran, operator
perhubungan udara, teknisi perhubungan darat, dan kompetensi
khusus lainnya telah diatur dan diselenggarakan secara khusus
oleh kementerian dan/atau lembaga terkait.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


BAB III
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

A. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Mandiri

SMK/MAK sebagai penyelenggara sertifikasi kompetensi


secara mandiri, harus mampu melaksakan sertifikasi kompetensi
secara sistemik, objektif dan kredibel sesuai dengan kompetensi
keahlian-nya. Sekolah dapat membentuk satuan tugas atau panitia
pelaksana sertifikasi kompetensi yang pada umumnya diberi nama
Panitia Teknis Uji Kompetensi Keahlian (PTUKK). PTUKK dibentuk
dan ditetapkan oleh pimpinan sekolah, terdiri dan/atau karyawan
dengan jumlah minimal 5 (lima) personil yang mampu berfungsi
sebagai pengarah, pimpinan, pelaksana, dan tenaga administrasi.

Rincian kegiatan PTUKK SMK/MAK dalam penyelenggaraan


sertifikasi kompetensi secara mandiri dapat dijabarkan dalam alur
proses sebagai berikut.

Keterangan:

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


1. Kepala SMK/MAK merumuskan/menetapkan PTUKK

Kepala SMK/MAK sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan


sertifikai kompetensi bagi peserta didiknya, perlu menetapkan
Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUKK). Agar PTUKK mampu
melaksanakan tupoksi maka panitia itu, harus mampu
memerankan sebagi pengarah, pelaksana dan pendukung
kegiatan sertifikasi kompetensi.

(Contoh penetapan TUK sebagaimana pada Lampiran 1).

2. PTUKK merumuskan dan menetapkan:

2.1. Program kerja sertifikasi

Dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi direncanakan dan


diorganisasikan dalam program kerja. Program kerja terdiri
dari tahapan sejumlah kegiatan dan hasil yang diharapkan
serta ukuran ketercapaian, penanggung jawab, biaya dan
waktu pelaksanaan. (Contoh program kerja seperti terlampir
pada Lampiran 2).

2.2. Skema Sertifikasi

Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan


yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan
tertentu dari seseorang. Skema sertifikasi terbagi atas 3
(tiga) katagori yaitu:
 Skema sertifikasi kualifikasi KKNI,
 Skema sertifikasi kualifikasi okupasi, dan
 Skema sertifikasi kluster

1.2.1. Skema sertifikasi kualifikasi KKNI adalah skema


sertifikasi yang pengemasan unit kompetensi dan
persyaratannya disusun berdasar pada penjenjangan
kualifikasi yang ditetapkan dalam KKNI atau Kepres
No. 8 Tahun 2014. Pada KKNI terdapat jenjang
kualifikasi, mulai dari jenjang I sampai jenjang IX.
Jenjang I setara dengan jenjang pendidikan formal
pada SLTP, dan jenjang II setara dengan jenjang
pendidikan formal SLTA atau SMK sedangkan
pendidikan formal pada jenjang 6 adalah setara
dengan pendidikan formal sarjana sedang jenjang IX

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


setara dengan program doktor. Berdasar pada
pertimbangan KKNI kualifikasi tamatan SMK/MAK,
diasumsikan telah setara dengan kualifikasi KKNI
jenjang II. Dengan demikian standar kompetensi dasar
pada masing-masing program keahlian untuk
Kurikulum SMK/MAK 2013 setara dengan KKNI
Jenjang II atau III.

1.2.2. Skema sertifikasi kompetensi kualifikasi okupasi


adalah skema sertifikasi kompetensi yang pengemasan
unit kompetensi dan persyaratannya disusun berdasar
pada Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia
Tahun (KBJI) 2002. Dokumen tersebut adalah daftar
kualifikasi baku jenis pekerjaan di Indonesia, yang di
tetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
Secara singkat kualifikasi baku jenis pekerjaan di
Indonesia terdiri atas golongan pokok, golongan,
subgolongan dan kelompok. Berdasar pada
kualifikasinya terdapat 10 (sepuluh) golongan pokok,
dan penjabaran lebih lanjut kepada golongan, sub
golongan dan kelompok masing-masing. Secara umum
pengelompokan kualifikasi tamatan SMK/MAK berada
pada jabatan operator atau perakit.

1.2.3. Skema sertifikasi kluster adalah skema sertifikasi


kompetensi yang pengemasan unit kompetensi dan
persyaratannya disusun lebih kecil atau kurang dari
kualifikasi KKNI atau okupasi. Dengan demikian
skema sertifikasi kluster dapat disusun/dirumuskan
dengan memecah skema kualifikasi KKNI atau okupasi
kedalam paket unit kompetensi yang lebih kecil.
Dengan pemecahan atau pengemasan unit kompetensi
kedalam paket yang lebih kecil, dimungkinkan
sertifikasi kompetensi dapat dilaksanakan secara
bertahap dan tidak harus pada tahun terakhir pada
durasi tahun ketiga atau tahun keempat. Pelaksanaan
sertifikasi kompetensi dapat dilaksanakan pada tahun
akhit tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga atau
akhir tahun keempat.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


(Lampiran 3.a, 3.b dan 3.c merupakan ilustrasi
modifikasi/perumusan skema sertifikasi kompetensi
dari kompetensi inti dan kompetensi dasar kedalam
skema sertifikasi kompetensi kualifikasi KKNI, okupasi
dan kluster).

2.3. Menetapkan blanko sertifikat kompetensi

Blanko sertifikat kompetensi harus disiapkan oleh PTUK,


dan atau yang disediakan oleh BNSP berdasarkan pada
skema sertifikasi kompetensi yang akan dilaksanakan.
Blanko sertifikat yang dikeluarkan secara lokal (oleh
sekolah), dicetak pada kertas HVS A4 120 gram atau safety
paper untuk (bila memungkinkan), sedangkan blanko
sertifikat yang dikeluarkan oleh BNSP bersifat nasional
berlambang burung Garuda (Lampiran 4 merupakan contoh
blanko sertifikat).

2.4. Penguji/Asesor kompetensi

Asesor kompetensi merupakan pelaku kunci, dalam


pelaksanaan sertifikasi kompetensi. Asesor kompetensi
harus memiliki/ menguasai kompetensi teknis bidang
keahlian yang akan diujikan dan kompetensi metodologi
dalam mengases kompetensi. Asesor kompetensi dapat
disiapkan berasal dari para guru praktik dan guru teori
kejuruan dari SMK/MAK dan wakil Dunia Kerja. Untuk
aspek metodologi asesmen dapat mengadopsi pola
penyiapkan asesor kompetensi yang telah dikembangkan
dan disiapkan oleh BNSP. Para calon asesor kompetensi
dapat dilatih dan diuji kompetensinya. (Lampiran 5.a dan 5.b
merupakan contoh Program Pelatihan dan Sertifikasi Asesor
Kompetensi).

2.5. Perangkat asesmen

Dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi melalui uji


kompetensi, ketersediaan perangkat asesmen merupakan
salah satu komponen yang harus disiapkan sesuai dengan
skema yang akan diujikan. Perangkat asesmen harus
disiapkan mengacu kepada kelompok kompetensi yang
terkandung dalam skema sertifikasi. Asesmen uji

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


kompetensi dapat menggunakan metode asesmen dan
perangkat antara lain observasi demontrasi/praktik,
pertanyaan tertulis, pertanyaan lisan, verifikasi portofolio
dan metode lain yang relevan. Pelaksanaan uji kompetensi
untuk sertifikasi kompetensi minimal harus menggunakan 2
(dua) metode asesmen.

Perangkat asesmen yang akan digunakan untuk sertifikasi


kompetensi melalui uji kompetensi harus valid, realibel,
terkini dan memadai. Maka perangkat asesmen harus
dikembangkan melalui tahapan menyusunan draf perangkat
asesmen dan uji coba pelaksanaan dan serta finalisasi.

(Lampiran 5.a, 5.b, dan 5.c merupakan contoh perangkat


asesmen yang dikembangkan mengacu kepada skema
sertifikasi).

2.6. Sistem dan prosedur sertifikasi kompetensi

Sertifikasi kompetensi yang dilakukan SMK/MAK secara


mandiri adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji
kompetensi, mengacu kepada standar kompetensi lulusan.
Untuk itulah pelaksanaan sertifikasi kompetensi harus
dilakukan secara sistemik sebagai bagian dari proses
pembelajaran. Diilustrasikan dengan diagram alur sebagai
berikut.

Ketua
Kompetensi Team
Keahlian PTUKK Kepala
mendaftarkan (menetapkan Asesor/peng Kesekretariatan SMK/MAK
asesor/penguji, uji (menerima hasil (menerbitkan
asesi ke PTUKK
perangakat uji (melaksanakan asesmen) sertifikat
sesuai materi
serta TUK ) proses asesmen kompetensi)
yang akan
diujikan)

3. PTUK melaksanakan asesmen kompetensi,


3.1. Pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi Kompetensi

PTUK menyampaikan infomasi kepada peserta didik/siswa,


tentang akan dilaksanaannya setifikasi kompetensi di
SMK/MAK. Informasi tentang sertifikasi kompetensi tersebut
terkait dengan:

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


 Skema sertifikasi kompetensi kualifikasi/kluster yang akan
dilaksanakan.
 Jadwal dan tempat pelaksanaan pelaksanaan sertifikasi
kompetensi.
 Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi kompetensi.
 Biaya untuk mengikuti sertifikasi kompetensi (bila ada).

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan oleh PTUK,


para peserta didik yang berminat untuk mengikuti sertifikasi
kompetensi mendaftarkan diri ke PTUK dengan tahapan:

3.1 1. Peserta didik berdasarkan pada kelas dan


kompetensi keahlian, mendaftar sebagai calon
peserta asesmen kepada PTUK.

3.1 2. Ketua Kompetensi Keahlian menyiapkan permohonan


calon peserta sertifikasi kompetensi dengan mengisi
format aplikasi format aplikasi serta dokumen
portofolio yang mungkin sudah dimiliki oleh peserta
didik.

3.1 3. Petugas PTUK memverifikasi dokumen yang telah


diisi dan diserahkan oleh peserta untuk memastikan
kelayakan sebagai calon peserta sertifikasi
kompetensi. (Lampiran 6 Penetapan calon peserta
sertifikasi kompetensi).

3.1 4. Apabila keseluruhan dokumen telah terverifikasi dan


terlengkapi, petugas PTUK menetapkan pemohon
sebagai peserta sertifikasi kompetensi dengan
pengelompokan sebagai berikut:
 Skema Sertifikasi yang akan diikuti
 Tempat Uji Kompetensi (TUK)
 Rencana Jadwal Pelaksanaan
3.2. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi

3.2.1. PTUK menunjuk dan menetapkan Asesor Kompetensi


untuk melakukan Uji Kompetensi.

3.2.2. Asesor kompetensi yang ditunjuk bukan guru praktik


yang mengajar pada kelas dimaksud dan dapat
melibatkan asesor kompetensi dari Dunia Kerja.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


3.2.3. Asesor Kompetensi/Tim Asesor menyiapkan Perangkat
Asesmen untuk pelaksanaan Uji Kompetensi/Asesmen
Kompetensi.

3.2.4. Ketua Tempat Uji Kompetensi bertanggungjawab


untuk menyiapkan Sarana dan Prasarana serta bahan
untuk pelaksanaan Uji Kompetensi/Asesmen
Kompetensi.

3.2.5. Penjelasan Umum pelaksanaan Uji Kompetensi/


Asesmen Kompetensi.

 Asesor/Tim Asesor menyampaikan rencana


pelaksanaan Asesmen kepada Peserta Uji
berdasar pada panduan pelaksanaan yang
ditetapkan

 Mendiskusikan rencana pelaksanaan asesmen

3.2.6. Pelaksanaan Asesmen

Asesor/Tim asesor melaksanakan asesmen dengan


menggunakan metode praktik dan teori
(pengetahuan) sesuai materi ujikom kompetensi.

3.2.7. Penilaian Peserta Asesmen Kompetensi

 Asesor/Tim Asesor membuat penilaian berdasar


pada bukti-bukti yang terhimpun dalam Asesmen
Kompetensi.

 Asesor/Tim Asesor memberikan rekomendasi


kompeten/belum kompeten pada form penilaian

(terlampir di Lampiran 7).


3.3. Penerbitan Sertifikat

3.3.1. Asesor kompetensi menyampaikan rekomendasi


kepada PTUK melalui Komite Sertifikasi.

3.3.2. PTUK menerbitkan sertifikat kompetensi bagi


peserta yang direkomendasikan kompeten dengan
menggunakan blanko sertifikat yang telah disiapkan
oleh PTUK.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


3.3.3. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan
diadministrasikan sesuai dengan prosedur/SOP
yang diberlakukan.

3.3.4. Sertifikat Kompetensi diserahkan kepada peserta


asesmen yang direkomendasikan kompeten
(terlampir di Lampiran 4a, 4b atau 4c).

4. PTUK menghimpun data dan informasi pelaksanaan sertifikasi


kompetensi.

5. PTUK melaporkan pelaksanaan sertikasi kompetensi:

3.1. Merumuskan laporan pelaksanaan sertifikasi.

3.2. Menyampaikan laporan kepada Kapala SMK/MAK.

B. Sertifikasi Kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah


bersama dengan Dunia Kerja

SMK/MAK sebagai pendapat menyelenggarakan sertifikasi


kompetensi melalui kerja sama dengan Dunia Kerja. Legalitas
pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan SMK/MAK
dengan Dunia Kerja harus berdasarkan pada kesepakatan bersama
yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).
SMK/MAK bersama dengan Dunia Kerja harus melaksakan
sertifikasi kompetensi secara sistemik, objektif dan kredibel sesuai
dengan kompetensi keahlian yang dibuka. Agar sekolah dan Dunia
Kerja mampu melaksanakan sertifikasi secara sistemik, objektif dan
kredibel, maka sekolah bersama dengan Dunia Kerja membentuk
satuan tugas atau panitia pelaksana sertifikasi kompetensi yang
pada umumnya diberi nama Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK).
PTUK dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan sekolah dan pimpinan
Dunia Kerja secara formal, dan berasal dari guru dan karyawan dari
sekolah dan wakil dari Dunia Kerja yang bersangkutan. Anggota
PTUK SMK/MAK minimal berjumlah 5 (lima) personil, yang mampu
berfungsi sebagai pengarah, pimpinan, pelaksana dan bantuan
administratif. Secara umum PTUK dalam menyelenggarakan
sertifikasi kompetensi, akan melaksanakan kegiatan dalam tiga
tahap. Ketiga tahap penyelenggaraan sertifikasi kompetensi tersebut
adalah tahap pertama adalah persiapan, tahap kedua pelaksanaan
uji kompetensi dan sertikasi kompetensi dan tahap ketiga adalah

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


pelaporan penyelenggaraan sertifikasi kompetensi. Rincian kegiatan
PTUK SMK/MAK dalam penyelenggaraan sertifikasi kompetensi
bekerjasama dengan Dunia Kerja dapat dijabarkan dalam alur
proses sebagai berikut:

1. Kepala SMK/MAK bersama dengan wakil dari Dunia Kerja


menyepakati kerjasama dalam pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi melalui MoU

1.1. Kerjasama antara SMK/MAK dengan Dunia Kerja dalam


pelaksanaan pembelajaran di SMK merupakan kerjasama

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


yang harus dilakukan agar tamatan SMK/MAK memiliki
kompetensi/kualifikasi sesuai dengan kebutuhan Dunia
Kerja.

1.2. Bentuk kerjasama antara SMK/MAK dan Dunia Kerja


dapat dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan mulai
dari Praktk Kerja Lapangan (PKL), komite sekolah, atau
dalam bentuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi

1.3. Kerjasama yang dilakukan untuk pelaksanaan sertifikasi


kompetensi, harus dilaksanakan secara sistemik, terukur,
dengan target dan sasaran yang jelas.

1.4. Karena luasnya cakupan yang harus ditangani dalam


sertifikasi kompetensi tersebut, perlu tersedia sumber daya
yang harus memadai.

1.5. Agar ada kejelasan hak dan kewajiban masing-masing


pihak, maka pelaksanaan sertifikasi kompetensi dilegalkan
dalam bentuk kesepakatan tertulis berupa Memorandum of
Understanding (MoU) (contoh terlampir di Lampiran 9)

2. Kepala SMK/MAK bersama wakil Dunia Kerja


merumuskan/menetapkan PTUK Bersama

Kepala SMK/MAK bersama wakil Dunia Kerja sebagai


penanggungjawab pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi
peserta didiknya, perlu menetapkan Panitia Teknis Uji
Kompetensi (PTUK). PTUK mampu kerjasama sebagai pengarah,
pelaksana dan pendukung kegiatan sertifikasi kompetensi.

(penetapan PTUK sebagai pelaksanaan sertifikasi kompetensi


secara mandiri sebagaimana contoh di Lampiran 10)

3. PTUK Bersama merumuskan dan menetapkan:

3.1. Program kerja sertifikasi

Pelaksanaan sertifikasi kompetensi direncanakan dan


diorganisasikan dalam program kerja. Program kerja terdiri
dari tahapan kegiatan dan hasil yang diharapkan serta
ukuran ketercapaian, penanggung jawab, biaya dan waktu
pelaksanaan. Sebagai contoh pada

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


(Lampiran 11 merupakan contoh program kerja sertifikasi
kompetensi)

3.2. Skema sertifikasi kualifikasi/kluster

Kelompok kerja perumus skema sertifikasi yang


beranggotakan wakil dari Dunia Kerja dan sekolah dalam
PTUK, diberi tugas untuk mengembangkan skema
sertifikasi. Kompetensi inti dan kompetensi dasar serta
kompetensi-kompetensi yang ada/dikuasai oleh Dunia
Kerja menjadi dasar dalam perumusan skema kompetensi.
Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan
yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan
tertentu dari seseorang. Skema sertifikasi terbagi atas 3
(tiga) katagori yaitu:

 Skema sertifikasi kualifikasi KKNI,

 Skema sertifikasi kualifikasi okupasi dan

 Skema sertifikasi kluster

3.2.1. Skema sertifikasi kualifikasi KKNI adalah skema


sertifikasi yang pengemasan unit kompetensi dan
persyaratannya disusun berdasar pada
penjenjangan kualifikasi yang ditetapkan dalam
KKNI atau Penpres No. 8 Tahun 2012. Pada KKNI
terdapat jenjang kualifikasi, mulai dari jenjang I
sampai jenjang IX. Jenjang 1 setara dengan jenjang
pendidikan formal pada SLTP, dan jenjang 2 setara
dengan jenjang pendidikan formal SLTA atau SMK
sedangkan pendidikan formal pada jenjang 6 adalah
setara dengan pendidikan formal sarjana sedang
jenjang 9 setara dengan program doktor. Berdasar
pada pertimbangan KKNI kualifikasi tamatan
SMK/MAK, diasumsikan telah setara dengan
kualifikasi KKNI jenjang II. Dengan demikian
standar kompetensi dasar pada masing-masing
program keahlian untuk Kurikulum SMK/MAK
2013 minimal setara dengan KKNI Jenjang 2 atau 3.

3.2.2. Skema sertifikasi kompetensi kualifikasi


okupasi adalah skema sertifikasi kompetensi yang

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


pengemasan unit kompetensi dan persyaratannya
disusun berdasar pada Klasifikasi Baku Jenis
Pekerjaan Indonesia Tahun (KBJI) 2002. Dokumen
tersebut adalah daftar kualifikasi baku jenis
pekerjaan di Indonesia, yang di tetapkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Secara singkat
kualifikasi baku jenis pekerjaan di Indonesia terdiri
atas golongan pokok, golongan, subgolongan dan
kelompok. Berdasar pada kualifikasinya terdapat 10
(sepuluh) golongan pokok, dan penjabaran lebih
lanjut kepada golongan, subgolongan dan kelompok
masing-masing. Secara umum pengelompokan
kualifikasi tamatan SMK/MAK berada pada jabatan
operator atau perakit.

3.2.3. Skema sertifikasi kluster adalah skema sertifikasi


kompetensi yang pengemasan unit kompetensi dan
persyaratannya disusun lebih kecil atau kurang dari
kualifikasi KKNI atau okupasi. Dengan demikian
skema sertifikasi kluster dapat
disusun/dirumuskan dengan memecah skema
kualifikasi KKNI atau okupasi kedalam paket unit
komptensi yang lebih kecil. Dengan pemecahan atau
pengemasan unit kompetensi kedalam paket yang
lebih kecil, dimungkinkan sertifikasi kompetensi
dapat dilaksanakan secara bertahap dan tidak
harus pada tahun terakhir pada durasi tahun ketiga
atau tahun keempat. Pelaksanaan sertifikasi
kompetensi dapat dilaksanakan pada akhir tahun
pertama, tahun kedua, tahun ketiga atau akhir
tahun keempat setelah peserta didik/asesi
memenuhi pencapaian seluruh unit kompetensinya
yang terkumpul dalam sebuah skema sertifikasi.

Lampiran 12 a, b dan c merupakan ilustrasi


modifikasi /perumusan skema sertifikasi
kompetensi dari kompetensi inti dan kompetensi
dasar kedalam skema sertifikasi kompetensi
kualifikasi KKNI, okupasi dan kluster.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


3.3. Menetapkan blangko sertifikat kompetensi

Blangko sertifikat kompetensi harus disiapkan oleh PTUK ,


berdasarkan skema sertifikasi kompetensi yang akan
dilaksanakan. Blangko sertifikat dicetak pada kertas HVS
A4 120 gram atau safety paper (bila memungkinkan).
(Lampiran 13.a, 13.b dan 13.c merupakan contoh blangko
sertifikat kompetensi)

3.4. Asesor kompetensi

Asesor kompetensi merupakan pelaku kunci, dalam


pelakasanaan sertifikasi kompetensi. Asesor kompetensi
harus memiliki/menguasai kompetensi teknis bidang
keahlian yang akan diujikan dan kompetensi metodologi
dalam mengases kompetensi. Asesor kompetensi disiapkan
dari perwakilan Dunia Kerja. Untuk aspek metodologi
asesmen dapat mengadopsi pola penyiapan asesor
kompetensi yang telah dikembangkan dan disiapkan oleh
BNSP. Para calon asesor kompetensi dapat dilatih dan
diuji.

(Lampiran 14.a. 14.b. merupakan contoh program pelatihan


asesor kompetensi dan sertifikat)

3.5. Perangkat asesmen

Dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi melalui uji


kompetensi, ketersediaan perangkat asesmen merupakan
salah satu komponen yang harus disiapkan sesuai dengan
skema yang akan diujikan. Perangkat asesmen harus
disiapkan mengacu kepada paket kompetensi yang
terkandung dalam skema sertifikasi. (lihat butir 2.2) Dalam
pengembangan perangkat asesmen untuk uji kompetensi
dapat menggunakan metode asesmen dan perangkat antara
lain observasi, demontrasi/praktik, pertanyaan tertulis,
pertanyaan lisan, verifikasi portofolio dan metode lain yang
relevan. Catatan: dalam pelaksanaan uji kompetensi untuk
sertifikasi kompetensi minimal harus menggunakan 2 (dua)
metode asesmen.

Perangkat asesmen yang akan digunakan untuk sertifikasi


kompetensi melalui uji kompetensi harus valid, realibel,

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


terkini dan memadai. Untuk itulah perangkat asesmen
harus dikembangkan melalui tahapan penyusunan draf
perangkat asesmen dan uji coba pelaksanaannya.

(Lampiran 15.a, 15.b dan 15.c, merupakan contoh perangkat


asesmen)

3.6. Sistem dan prosedur sertifikasi kompetensi

Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian sertifikat


kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif
melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, standar internasional
dan/atau standar khusus. Untuk itulah pelaksanaan
sertifikasi kompetensi harus dilakukan secara sistemik
dengan alur tahapan yang diilustrasikan dengan diagram
alur sebagai berikut:

Ketua
Kompetensi PTUK Team
Keahlian Bersama Asesor Komite Dunia Kerja
mendaftarkan menetapkan Dunia Kerja Sertifikasi menerbitkan
asesi ke PTUK asesor menerima sertifikat
kompetensi, melaksanakan
sesuai skema proses hasil asesmen kompetensi
sertifikasi yang perangakat uji
serta TUK asesmen
diujikan

4. PTUK Bersama melaksanakan asesmen kompetensi:

4.1. Pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi Kompetensi

PTUK menyampaikan infomasi kepada peserta didik/siswa,


tentang akan dilaksanaannya setifikasi kompetensi di
SMK/MAK. Informasi tentang sertifikasi kompetensi
tersebut terkait dengan:

 Skema sertifikasi kompetensi kualifikasi/kluster


yang akan dilaksanakan.

 Jadwal dan tempat pelaksanaan pelaksanaan


sertifikasi kompetensi.

 Persyaratan yang dipersyaratkan untuk mengikuti


sertifikasi kompetensi

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


 Biaya untuk mengikuti sertifikasi kompetensi (bila
ada)

Berdasar pada pengumuman yang disampaikan oleh PTUK,


para peserta didik yang berminat untuk mengikuti
sertifikasi kompetensi mendaftarkan diri kepada PTUK
dengan tahapan:

4.1.1. Pendaftaran peserta sertifikasi kompetensi

Ketua Kompetensi Keahlian memfasilitasi peserta


didik untuk mengajukan permohonan menjadi calon
peserta sertifikasi kompetensi dengan mengisi
format pendaftaran dan format asesmen mandiri
serta dokumen portofolio yang mungkin sudah
dimiliki oleh peserta didik.

Petugas PTUK memverifikasi dokumen yang telah


diisi dan diserahkan oleh peserta untuk memastikan
kelayakan sebagai calon peserta sertifikasi
kompetensi

4.1.2. Penetapan calon peserta sertifikasi kompetensi

Apabila keseluruhan dokumen telah terverifikasi


dan terlengkapi, petugas PTUK menetapkan
pemohon sebagai peserta sertifikasi kompetensi
dengan pengelompokan sebagai berikut:

 Skema Sertifikasi yang akan diikuti

 Tempat Uji Kompetensi (TUK)

 Rencana Jadwal Pelaksanaan

4.2. Pelaksanaan Asesmen Kompetensi

4.2.1. PTUK menunjuk dan menetapkan Asesor Kompetensi


dari Dunia Kerja untuk melakukan Uji Kompetensi

4.2.2. Asesor Kompetensi/Tim Asesor Dunia Kerja


menyiapkan Perangkat Asesmen untuk pelaksanaan
Uji Kompetensi/Asesmen Kompetensi

4.2.3. Kepala Tempat Uji Kompetensi bertanggungjawab


untuk menyiapkan Sarana dan Prasarana serta

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


bahan untuk pelaksanaan Uji Kompetensi/Asesmen
Kompetensi

4.2.4. Penjelasan Umum pelaksanaan Uji


Kompetensi/Asesmen Kompetensi

 Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja menyampaikan


rencana pelaksanaan Asesmen kepada Peserta
Uji berdasar kepada panduan pelaksanaan yang
ditetapkan

 Mendiskusikan rencana pelaksanaan asesmen

4.2.5. Pelaksanaan Asesmen

Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja melaksanakan


asesmen dengan menggunakan metode praktik dan
teori (pengetahuan) sesuai dengan kesepakatan.
(Lampiran 15.a, 15.b dan 15.c)

4.3. Penilaian Peserta Asesmen Kompetensi

4.3.1. Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja membuat penilaian


berdasar pada bukti-bukti yang terhimpun dalam
Asesmen Kompetensi.

4.3.2. Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja memberikan


rekomendasi kompeten/belum kompeten pada form
penilaian (Lampiran 16 Format penilaian)

4.4. Penerbitan Sertifikat

4.4.1. Petugas PTUK melaporkan kegiatan pelaksanaan Uji


Sertifikasi Kompetensi kepada Kepala SMK/MAK
untuk ditindaklanjuti dengan permohonan
penerbitan sertifikat kompetensi dari Dunia Kerja
bagi peserta didik/asesi yang direkomendasikan
kompeten

4.4.2. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan


diadministrasikan sesuai dengan prosedur/SOP yang
diberlakukan

4.4.3. Sertifikat Kompetensi diserahkan kepada peserta


asesmen yang direkomendasikan kompeten

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


C. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi LSP P1, LSP P2 dan TUK
dari LSP P3

Sertifikasi kompetensi untuk peserta didik SMK/MAK dengan


sistem sertifikasi yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh BNSP,
dapat dilakukan melalui pola LSP Pihak Pertama, LSP Pihak Kedua
dan LSP Pihak Ketiga bersifat independen. Dalam pedoman ini pihak
SMK/MAK diasumsikan telah terlisensi oleh BNSP atau terverifikasi
sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) LSP yang telah terlisensi oleh
BNSP. Mengingat sistem dan prosedur pelaksanaan sertifikasi
kompetensi dalam sistem BNSP, telah terumuskan dan tertuang
dalam pedoman BNSP sesuai dengan peruntukannya. Maka
SMK/MAK yang telah terlisensi atau terverifikasi oleh BNSP atau
LSP, hanya memerlukan modifikasi dan mengusulkan skema
sertifikasi kepada BNSP. Sedangkan pelaksanaan sertifikasi
kompotensi dari aspek yang lain, seluruhnya mengikuti sistem dan
prosedur yang telah ditetapkan dalam Pedoman-Pedoman BNSP.
Yang dimaksud dengan modifikasi skema sertifikasi, adalah
menelaah dan memodifikasi paket kompetensi dan persyaratan yang
tertuang dalam skema.

Modifikasi skema sertifikasi dilakukan untuk memecah skema


kualifikasi kedalam kluster, sehingga dengan skema modifikasi
tersebut SMK/MAK dapat melakukan sertifikasi tanpa menunggu
akhir tahun ketiga atau keempat SMK/MAK.

1. Pengembangan dan modifikasi skema sertifikasi

Mengembangkan dan memodifikasi skema sertifikasi


kompetensi, dari skema sertifikasi yang telah ditetapkan
bersama antara Ditjen Dikdasmen Kemendikbud, BNSP dan
sejumlah kementerian teknis terkait. Untuk melakukan
modifikasi skema sertifikasi perlu ditelaah paket unit
kompetensi pada skema sertifikasi, paket unit kompetensi
tersebut dipecah kedalam 3(tiga) sub paket dengan
mempertimbangkan Silabus Program Keahlian yang terkait.
Hasil modifikasi paket unit kompetensi, dilengkapi dengan
berbagai informasi tentang hak dan kewajiban serta
persyaratan sesuai dengan format skema sertifikasi
kompetensi. Hasil modifikasi skema sertifikasi diusulkan

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


penetapannya kepada BNSP melalui Direktorat Pembinaan
SMK Ditjen Dikdasmen Kemendikbud.

(Lampiran 17 mengilustrasikan modifikasi paket unit


kompetensi pada skema sertifikasi dan persyaratannya)

2. Pengembangan perangkat asesmen

Komite Sertifikasi pada LSP P1, LSP P2 dan TUK dari LSP P3,
bersama dengan para Asesor Kompetensi mengembangkan
perangkat asesmen mengacu pada modifikasi skema sertifikasi
yang telah disetujui oleh BNSP.

Pengembangan perangkat asesmen dimulai dengan


merencanakan dan mengorganisasikan asesmen (Form MMA),
dilanjutkan dengan mengembangkan perangkat asesmen
(Form MPA).

(Lampiran 18 mengilustrasikan pengembangan perangkat


asesmen mengacu pada modifikasi skema sertifikasi yang telah
disetujui oleh BNSP)

3. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


3.1. Pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi Kompetensi

LSP P1, LSP P2 atau TUK menyampaikan infomasi kepada


peserta didik/siswa, tentang akan dilaksanaannya setifikasi
kompetensi di SMK/MAK. Informasi tentang sertifikasi
kompetensi tersebut terkait dengan:

 Skema sertifikasi kompetensi kualifikasi/kluster yang akan


dilaksanakan.

 Jadwal dan tempat pelaksanaan pelaksanaan sertifikasi


kompetensi.

 Persyaratan yang dipersyaratkan untuk mengikuti sertifikasi


kompetensi

 Biaya untuk mengikuti sertifikasi kompetensi (bila ada)

Berdasar pada pengumuman yang disampaikan oleh LSP , para


peserta didik yang berminat untuk mengikuti sertifikasi
kompetensi mendaftarkan diri kepada LSP P1, LSP P2 atau TUK
dengan tahapan:

3.1.1. Pendaftaran peserta sertifikasi kompetensi

Peserta didik/asesi mengajukan permohonan menjadi


calon peserta sertifikasi kompetensi dengan mengisi
Format Aplikasi FR-APL 01 dan Format Asesmen Mandiri
FR-APL 02 serta dokumen portofolio yang mungkin sudah
dimiliki.

Petugas LSP P1, LSP P2 atau TUK memverifikasi dokumen


yang telah diisi dan diserahkan oleh peserta untuk
memastikan kelayakan sebagai calon peserta sertifikasi
kompetensi

3.1.2. Penetapan calon peserta sertifikasi kompetensi

Apabila keseluruhan dokumen telah terverifikasi dan


terlengkapi, petugas LSP P1, LSP P2 atau TUK
menetapkan pemohon sebagai peserta sertifikasi
kompetensi dengan pengelompokan sebagai berikut:

 Skema Sertifikasi yang akan diikuti

 Tempat Uji Kompetensi (TUK)

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


 Rencana Jadwal Pelaksanaan

3.2. Pelaksanaan Asesmen Kompetensi

3.2.1. LSP P1, LSP P2 atau LSP P3 menunjuk dan menetapkan


Asesor Kompetensi untuk melakukan Uji Kompetensi
dengan menerbitkan Surat Perintah Tugas (SPT)

3.2.2. Asesor Kompetensi/Tim Asesor menyiapkan Perangkat


Asesmen, untuk pelaksanaan Uji Kompetensi/Asesmen
Kompetensi

3.2.3. Ketua Tempat Uji Kompetensi bertanggungjawab untuk


menyiapkan Sarana dan Prasarana serta bahan untuk
pelaksanaan Uji Kompetensi/Asesmen Kompetensi

3.2.4. Penjelasan Umum pelaksanaan Uji Kompetensi/Asesmen


Kompetensi

 Asesor/Tim Asesor menyampaikan rencana


pelaksanaan Asesmen kepada Peserta Uji berdasar
kepada panduan pelaksanaan yang ditetapkan

 Mendiskusikan rencana pelaksanaan Asesmen

3.2.5. Pelaksanaan Asesmen

Asesor/Tim asesor melaksanakan asesmen dengan


menggunakan metode praktik dan teori (pengetahuan)
sesuai dengan kesepakatan.

(terlampir pada Lampiran 19.a, 19.b dan 19.c)

3.3. Penilaian Peserta Asesmen Kompetensi

3.3.1. Asesor/Tim Asesor membuat penilaian berdasar pada


bukti-bukti yang terhimpun dalam Asesmen Kompetensi.

3.3.2. Asesor/Tim Asesor memberikan rekomendasi


kompeten/belum kompeten pada form penilaian

(format penilaian terlampir pada Lampiran 20)

3.4. Penerbitan Sertifikat

3.4.1. Petugas LSP P1, LSP P2 dan LSP P3 mengajukan


permohonan penerbitan blanko sertifikat ke BNSP bagi
peserta yang direkomendasikan kompeten

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


3.4.2. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan
diadministrasikan sesuai dengan prosedur/SOP yang
diberlakukan

3.4.3. Sertifikat Kompetensi diserahkan kepada peserta asesmen


yang direkomendasikan kompeten

D. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus

Yang dimaksud dengan Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian


Khusus adalam sertifikasi kompetensi yang telah ada dan masih
dilaksanakan sebelum BNSP berdiri dan beroperasi. Sertifikai
Kompetensi tersebut misalnya untuk bidang keahlian maritim,
penerbangan, kedokteran dan keahlian khusus lainnya. Sertitikasi
kompetensi mengacu pada system dan prosedur serta standar
kompensi yang berlaku pada bidang keahlian tersebut. Salah satu
bidang keahlian yang juga di buka di SMK/MAK adalah Bidang
Keahlian Maritim. Untuk Bidang Keahlian Maritim diatur secara
internasional melalui organisasi International Maritime
Organization (IMO). Melalui Standar Training and Certification and
Watchkeeping (STCW) for Seawearer Amandemen 2010, ketentuan
tentang sertifikasi kompetensi untuk pelaut/pelayaran di Indonesia
dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
(Kemenhub RI).

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menetapkan sertifikasi


kompetensi untuk pelaut (termasuk untuk yang setara dengan
SMK/MAK) antara lain:

1. Basic Safety Training Certificate (Sertifikat BST)

2. ANKAPIN

3. ATKAPIN

4. Buku Pelaut

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


1. Sertifikasi BST

SMK/MAK yang akan melakukan sertifikasi kompetensi BST,


dapat melakukan dengan 2(dua) pilihan yaitu:

1.1. Mengikutkan peserta didiknya untuk mengikuti sertifikasi


pada lembaga diklat yang telah terakreditasi oleh Ditjen
Hubla Kemenhub untuk melaksanakan BST. Daftar
lembaga diklat yang telah terakreditasi dapat diperoleh
melalui web Ditjen Hubla Kemenhub.

1.2. Mengajukan diri sebagai diklat yang memiliki akreditasi


sebagai pelaksana sertifikasi BST, kepada Ditjen Hubla
Kemenhub. Setelah melalui proses peninjauan dan
asesmen serta verifikasi, maka akan diperoleh hasil
akreditasi dengan katergori A,B.C dan D atau Belum
terakreditasi

2. Sertifikasi ANKAPIN dan ATKAPIN

SMK/MAK yang akan melakukan sertifikasi kompetensi


ANKAPIN dan ATKAPIN dapat mengajukan akreditasi kepada
Ditjen Hubla Kemenhub dengan tahapan:

2.1. Mempelajari dan mengidentifikasi persyaratan akreditasi


yang ditetapkan oleh Ditjen Hubla Kemenhub.

2.2. Menyiapkan dan memfinalisasi seluruh persyaratan yang


dibutuhkan untuk akreditasi ANKAPIN dan ATKAPIN

2.3. Mengajukan akreditasi ANKAPIN dan ATKAPIN dengan


melampirkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan.

2.4. Menerima visitasi dari tim akreditasi dari untuk mengases


kesesuaian antara persyaratan yang ditetapkan dengan
dokumen dan persyaratan lain yang disiapkan.

2.5. Menerima temuan hasil asesmen kesesuaian dati tim


akreditasi.

2.6. Melengkapi temuan tidak kesesuaian dari tim akreditasi.

2.7. Menereima hasil akreditasi dengan kategori A,B,C dan D


atau blum terakreditasi.

2.8. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan


kurikulum ANKAPIN dan ATKAPIN.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


2.9. Melaksanakan sertifikasi ANKAPIN dan ATKAPIN untuk
peserta didik.

3. Buku Pelaut

Buku Pelaut adalah dokumen yang harus dimiliki oleh seseorang,


untuk menjadi dan bekerja di bidang pelayaran. Buku pelatih
diterbitkan oleh Pemerintah dalam hal ini oleh Ditjen Hubla
Kemenhub. Bagi peserta didik yang telah menyelesaikan
Pendidikan dapat mengajukan permohonan Buku Pelaut dengan
persyaratan memiliki Sertifikat BST, Sertifikat ATKAPIN atau
Sertifikat ANKAPIN dan persyaratan terkait lainnya.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


BAB IV
PENUTUP

Dengan adanya pedoman sertifikasi kompetensi di SMK/MAK ini


diharapkan SMK/MAK dapat:

1. Memahami esensi sertifikasi kompetensi dari aspek legalisasi atau


peraturan perundang-undangan

2. Memahami keterkaitan antara standar lulusan SMK/MAK, dengan


kompetensi inti dan kompetensi dasar serta skema sertifikasi SMK
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi

3. Memahami pola-pola sertifikasi yang dapat dilaksanakan oleh


SMK/MAK

4. Memahami persyaratan yang harus dipersiapkan untuk


melaksanakan pola-pola sertifikasi kompetensi yang dapat
dilaksanakan oleh SMK/MAK

5. Dapat memilih pola sertifikasi komptensi yang dapat dilaksanakan


oleh SMK/MAK sesuai dengan kekuatan sumber daya yang
dimilikinya

6. SMK/MAK dapat melaksanakan sertifikasi kompetensi sesuai


dengan pola sertifikasi kompetensi yang dipilih dan sesuai dengan
kekuatan sumber daya yang dimiliknya

7. SMK/MAK dapat merencanakan dan melaksanakan sertifikasi


kompetensi dengan tidak tergantung pada waktu tahun terakhir
durasi waktu 3 (tiga) atau 4 empat) tahun pembelajaran atau
menjelang pelaksanaan Ujian Nasional

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 1 : Contoh Surat Keputusan PTUKK

Logo SMK/MAK

KEPUTUSAN
KEPALA .................................................
Nomor : ...............................

TENTANG
PANITIA TEKNIS UJI KOMPETENSI KEAHLIAN (PTUKk)

KEPALA SMK/MAK...................

Menimbang : a. bahwa Ditjen Dikdasmen Kemendikbud telah


menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi
Keahlian (UKK) yang telah menjadi pedoman bagi
SMK/MAK dalam melaksanaakan uji kompetensi
keahlian pada setiap akhir tahun durasi
pembelajaran 3 (tiga ) atau 4 (empat) tahun di
SMK/MAK;
b. bahwa pada lingkup SMK/MAK telah ditetapkan
Permen No. ............ tentang Kurikulum SMK/MAK
Tahun 2013 sebagai acuan sekolah dalam
melaksanakan pembelajarannya;
c. bahwa sehubungan dengan diterbitkannya
peraturan BNSP No. 1/BNSP/III/2014 tentang
Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum
Lembaga Sertifikasi Profesi, BNSP No.
2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Ketentuan
Umum Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi
dipandang perlu menerbitkan pedoman
pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang lebih
fleksibel dari pada UKK yang telah ada;
d. bahwa untuk itu telah diterbitkan Pedoman
Pelaksanaan Sertifikasi di SMK/MAK dengan
No................ tahun 2017 tertanggal ......... 2017;
e. bahwa untuk pelaksanaan Pedoman tersebut Perlu
ditetapkan Panitia Teknis Uji Kompetensi Sekolah
Menengah Kejuruan...... ;

Mengingat : 1. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi


......... tentang SK pengangkatan Kepala SMK .......
2. Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/III/2014 Tentang
Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum
Lembaga Sertifikasi Profesi.
3. Peraturan BNSP Nomor 2/BNSP/III/2014 Tentang
Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : 1) Menetapkan Panitia Teknis Uji Kompetensi Keahlian


(PTUKK) SMK/MAK .........;
2) Pengurus PTUKK SMK/MAK ..... terdiri dari Pengarah,
Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Tim Penguji;
3) Struktur Organisasi dan nama-nama personil Pengurus
sebagaimana tercantum dalam lampiran 1 dan
Lampiran 2 Surat Keputusan ini.

Kedua : Tugas dan Kewajiban Pengurus adalah:

(1) Pengarah bertanggungjawab atas perencanaan dan


pengorganisasian uji kompetensi;

(2) Ketua bertanggung jawab atas pelaksanaan uji


kompetensi;

(3) Sekretaris bertanggung jawab atas:


Pengadministrasian dokumen persiapan,
pelaksanaan, dan pelaporan;

(3) Bendahara bertanggung jawab atas;


Penyusunan RAB uji kompetensi keahlian

(4) Tim penguji bertanggung jawab atas;


Penyusunan perangkat uji dan perlengkapan uji
kompetensi keahlian

Ketiga: (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PTUKK


mengacu kepada Pedoman BSNP tentang Pelaksanaan
Uji Kompetensi Keahlian No. ....;

(2) Ketua PTUKK menyampaikan laporan pelaksanaan


tugas kepada Dewan Pengarah/Kepala Sekolah pada
akhir kegiatan;

Keempat: Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat


Keputusan ini dibebankan kepada SMK/MAK

Kelima: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai


dengan ... .

Ditetapkan di : Kota/Kabupaten
@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Pada tanggal : ........... 2017
Sekolah Menengah Kejuruan ......
Kepala

...............................................

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Contoh Lampiran 1 Surat Keputusan Pembentukan PTUKK
Nomor : .......................
Tanggal : .......................

STRUKTUR ORGANISASI
PANITIA TEKNIS UJI KOMPETENSI (PTUKK)

PENGARAH/KEPALA SEKOLAH

KETUA PELAKSANA

Bendahara
Tim Penguji Sekretaris

Ditetapkan di : Kota/Kabupaten
Pada tanggal : ........... 2017
Sekolah Menengah Kejuruan ......
Kepala

...............................................

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Contoh Lampiran 2 Surat Keputusan Pembentukan PTUKK

Nomor : .......................
Tanggal : .......................

PANITIA TEKNIK UJI KOMPETENSI KEAHLIAN


SMK ..................... PERIODE ..................

No. Nama Jabatan

1. Pengarah

2. Ketua

3. Sekretaris

4. Bendahara

5. Penguji

Ditetapkan di : Kota/Kabupaten
Pada tanggal : ........... 2017
Sekolah Menengah Kejuruan ......
Kepala

...............................................

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 2 : Contoh Program Kerja PTUKK

PROGRAM KERJA PTUKK SMK …………


TAHUN …………………..

Hasil yang Para pihak yang Batas waktu


No. Kegiatan Penanggungjawab Biaya Ket
diharapkan dilibatkan penyelesaian
1. Penyusunan proposal Adanya proposal Ketua PTUKK Seluruh anggota Bulan kedua
penyelenggaraan uji PTUKK
kompetensi keahlian
2. Penyusunan perangkat Diperolehnya Tim Penguji Seluruh anggota Bulan ketiga
uji dan perlengkapan perangkat uji, dan PTUKK
uji kompetensi kesiapan
keahlian perlengkapan uji
kompetensi
keahlian
3. Penyiapan Tersedianya Sekretaris Seluruh anggota Bulan ketiga
administrasi perangkat PTUKK
administrasi
4. Menyusun RAB uji Adanya RAB untuk Bendahara Seluruh anggota Bulan kedua
kompetensi keahlian uji kompetensi PTUKK
keahlian
5. Dan seterusnya
Mengetahui/menyetujui Ketua PTUKK SMK/MAK ……..
Pengarah

(………………………………..) ( …………………………………… )
Lampiran 3 a. Diagram alir Perumusan Skema Sertifikasi Mandiri (Memecah
Paket Kompetensi)

Contoh dari Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa


Program Keahlian : Teknik Mesin (3 tahun)
Kelompok Kompetensi (Mapel) : Dasar Teknik Mesin

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
faktual, konseptual, operasional dasar, dan kerja yang lazim dilakukan serta
metakognitif sesuai dengan bidang dan menyelesaikan masalah sederhana sesuai
lingkup Dasar Teknik Mesin pada tingkat dengan bidang dan lingkup Dasar Teknik
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, Mesin.
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan mutu dan kuantitas yang terukur
dalam konteks pengembangan potensi diri sesuai dengan standar kompetensi kerja.
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, Menunjukkan keterampilan menalar,
Dunia Kerja, warga masyarakat nasional, mengolah, dan menyaji secara efektif,
regional, dan internasional. kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
Menunjukkan keterampilan mempresepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerak
mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR ALOKASI SERTIFIKASI
(Pengetahuan) (Keterampilan) WAKTU KOMPETENSI
Tingkat/Kelas 1
3.1 Memahami 4.1 Melaksanakan 8 LOG.OO01.002.01
keselamatan, kesehatan keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan kerja dan lingkungan
(K3L) (K3L)
3.2 Memahami konsep 4.2 Melakukan pengukuran 4 LOG.OO12.001.01
penggunaan alat ukur dengan alat ukur
pembanding dan atau pembanding dan atau alat
alat ukur dasar ukur dasar
3.3 Menentukan alat ukur 4.3 Menggunakan alat ukur 4 LOG.OO12.003.01
Mekanik Presisi Mekanik Presisi
3.4 Menentukan perkakas 4.4 Menggunakan perkakas 164 LOG.OO18.001.01
tangan tangan
3.5 Menerapkan 4.5 Mengoperasikan perkakas 8 LOG.OO18.002.01
penggunaan perkakas bertenaga/operasi
bertenaga/operasi digenggam
digenggam
3.6 Menerapkan prosedur 4.6 Mengoperasikan mesin 8 LOG.OOO7.005.00
pengoperasian mesin umum
umum
3.7 Menerapkan prosedur 4.7 Mengoperasikan mesin 38 LOG.OOO7.010.00
pengoperasian mesin gerinda alat potong
gerinda alat potong
3.8 Menerapkan prosedur 4.8 Melakukan rutinitas proses 38 LOG.OO05.012.01
proses pengelasan pengelasan
3.9 Menjelaskan teknik 4.9 Melakukan teknik 8 LOG.OO05.010.01
pengerjaan pengerjaan pembentukan
pembentukan dan dan fabrikasi logam
fabrikasi logam
3.10 Menjelaskan teknik 4.10 Melakukan teknik 8 LOG.OO04.002.01
pengecoran logam pengecoran logam

Catatan:
- Kolom sertifikasi diisi dengan nama Sertifikasi Kompetensi berdasarkan satu pasang KD atau
beberapa pasang KD dari 1 (satu) mata pelajaran atau lintas mata pelajaran;
- Sertifikasi Kompetensi ditetapkan berdasarkan skema kompetensi yang berlaku di
Asosiasi/LSP/Industri pasangan.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Narasi uraian jenjang KKNI

JENJANG
URAIAN
KUALIFIKASI

Deskripsi a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


umurn
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik
di dalam menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
Cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan


menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur
kerja yang Iazim dilakukan, serta menunjukkan
kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya.

Memiliki pengetahuan operasional dasar dan


2
pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik,
sehingga mampu memilih penyelesaian yang
tersedia terhadap masalah yang Iazim timbul.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan


dapat diberi tanggung jawab membimbing orang
lain.

Melakukan analisis Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan


dari KD 3.1 sampai dengan KD 3.10 dan KD 4.1 sampi dengan KD 4.10,
dari KD 3.1 sampai 3.10 dapat terbagi atas 3 (tiga) kelompok. Kelompok
pertama berwarna hijau muda diberi judul Skema Sertifikasi Kluster
Menggunakan Peralatan Ukur, Kelompok kedua berwarna oranye diberi
judull skema sertifikasi peralatan tangan dan mesin genggam dan
kelompok ketiga berwarna abu-abu muda diberi judul Skema fabrikasi
logam dan pengelasan dasar. Berdasar pada pengelompokan KD-KD
tersebut kemudian dipaketkan (dikemas) dalam paket KD untuk skema
sertifikasi kluster sebagai berikut:

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Klaster Menggunakan Peralatan Ukur…

NO KODE KD JUDUL KD

01 Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja


3.1, 4.1
dan lingkungan (K3L)

02 Melakukan pengukuran dengan alat ukur


3.2, 4.2
pembanding dan atau alat ukur dasar
03 3.3, 4.3 Menggunakan alat ukur Mekanik Presisi

Selanjutnya Paket KD-KD untuk Skema Kluster Menggunakan Peralatan


Ukur, akan menjadi paket KD-KD untuk Skema Kluster Menggunakan
Peralatan Ukur sebagaimana di contohkan pada Lampiran 3 B berikut ini

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 3 b Template Skema Sertifikasi (Kluster)

2017

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


KLASTER MENGGUNAKAN PERALATAN UKUR.

Skema sertifikasi Kluster Menggunakan Peralatan Ukur merupakan skema yang disusun atas dasar
permintaan Dit PSMK untuk memastikan dan memelihara kompetensi bagi siswa SMK Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa, ProgramK eahlian Teknik Mesin (3 tahun) dalam melakukan pekerjaan klaster serta
sebagai acuan dalam melakukan uji kompetensi di Kelompok Kompetensi (Mapel) Dasar Teknik Mesin)

Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal:


Oleh: Oleh:

Kelompok Program Keahlian Ketua PTUK SMK


PTUK-SMK

NomorDokumen: SS-R4-ETK-2603-2015 REV


NomorSalinan : 0
Status Distribusi :
Terkendali
Takterkendali
1. LATAR BELAKANG
1.1. Memenuhi tuntutan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 61 bahwa peserta didik diberikan sertifikat
berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas jenjang pendidikan dan pengakuan kompetensi.

1.2. PTUK SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi ad hoc melaksanakan sertifikasi kompetensi lulsan SMK agar
memenuhi tuntutan persyaratan kompetensi tenaga kerja menghadapi MEA dan persaingan global.

1.3. Tuntutan persyaratan kompetensi setiap teknisi dalam melakukan perawatan dan perbaikan/servis pada setiap
bengkel kendaraan ringan.

1.4. Sesuai regulasi akreditasi bengkel sebagaimana persyaratan Kemenperin, setiap teknisi kendaraan ringan harus
mempunyai sertifikat kompetensi yang dipersyaratkan.

1.5. Pengakuan kompetensi lulusan SMK dengan kualifikasi II dapat ditempuh dengan cara akumulasi pencapaian
kompetensi berdasarkan paket kompetensi (klaster) secara bertahap.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1. Pemeliharaan dan Perbaikan/Servis pada bagian ............................... secara berkala pada kendaraan ringan.

2.2. Penggunaan skema sertifikasi ini berlaku untuk cakupan industri otomotif dan bengkel pemeliharaan kendaraan
ringan.

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para siswa SMK Otomotif Kelas ......... sesuai dengan tuntutan industri,
tuntutan profesi dan tuntutan pasar/konsumen.

3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh PTUK dan asesor.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang No .13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

4.2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

4.3. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 Tentang BNSP.

4.4. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sislatkernas.

4.5. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI

4.6. Peraturan Menakertrans No. 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional

4.7. ISO/IEC 17024: Conformity assessment – General requirements for bodies operating certification for persons
(Penilaian kesesuaian – Persyartan umum badan/lembaga sertifikasi personil)

4.8. Keputusan Menakertrans No. Kep.116/Men/VII/2004 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan.
4.9. Pedoman BNSP 201 : 2014

4.10. Tuntutan persyaratan kompetensi dari persyaratan pasar (Owner Requirement).

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

6. Klaster Menggunakan Peralatan Ukur

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


NO KODE KD JUDUL KD

01 Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan


3.1, 4.1
lingkungan (K3L)

02 Melakukan pengukuran dengan alat ukur pembanding dan


3.2, 4.2
atau alat ukur dasar
03 3.3, 4.3 Menggunakan alat ukur Mekanik Presisi

7. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


7.1. Minimal siswa SMK Otomotif Kelas .......paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang telah memperoleh materi
pembelajaran sesuai unit-unit kompetensi yang tercantum dalam klaster ............................
7.2. Memiliki bukti laporan pelaksanaan praktik atau bukti lain yang diketahui oleh guru praktik

8. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


8.1. Hak Pemohon

7.1.1.Peserta yang kompeten dalam asesmen kompetensi diberikan sertifikat dan Log Book sesuai pencapaian unit
yang direkomendasikan oleh asesor dan dievaluasi oleh manajemen PTUK.

7.1.2.Mempunyai hak banding jika dalam proses uji ada yang merasa dirugikan.

7.1.3. Pemohon berhak mengetahui besarnya biaya proses uji secara rinci.

8.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1.Mematuhi persyaratan skema sertifikasi terkini.

7.2.2.Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dimiliki.

7.2.3. Sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan.

9. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari perusahaan, pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.

8.2. Biaya uji terdiri dari biaya sertifikasi awal, surveilan, administrasi dan sertifikasi ulang, biaya akomodasi dan transport
asesor, yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen

10. PROSES SERTIFIKASI


10.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1.Pemohon mengajukan permohonan mengikuti asesmen dengan mengisi form APL-01 (Aplikasi Permohonan
Sertifikasi).
9.1.2. Pemohon diberikan penjelasan tentang skema dan ruang lingkup sertifikasi.
9.1.3. Pemohon menyetujui persyaratan sertifikasi dan memberikan informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.4. Pemohon melampirkan fotokopi transkrip semester 1 sampai semester 4, bukti pelaksanaan praktik dan pas
photo 3x4 berwarna sebanyak 4 lembar.
9.1.5. Pemohon diberikan penjelasan tentang kebutuhan khusus dalam sertifikasi.
9.1.6. PTUK SMK akan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

10.2. Proses Asesmen


9.2.1. PTUK SMK akan menerapkan metoda dan prosedur asesmen yang disesuaikan terhadap persyaratan dasar
pemohon sertifikasi.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


9.2.2. Peserta diberikan Standar Kompetensi Kerja (SKKNI) sesuai pada skema sertifikasi yang akan diujikan.
9.2.3. Peserta melakukan uji mandiri dengan cara mengisi penilaian mandiri (APL-02) yang telah dibuat PTUK SMK.
9.2.4. Peserta bertemu dengan Asesor Kompetensi (Konsultasi Pra Uji) mendiskusikan tentang pelaksanaan uji yang
akan dilakukan termasuk metode yang akan digunakan.
9.2.5. Asesor melakukan verifikasi bukti-bukti secara obyektif dan sistematis sesuai persyaratan skema sertifikasi
9.2.6. Asesor akan melakukan asesmen lanjut apabila bukti-bukti tidak valid, asli, terkini dan memadai.

10.3. Proses Uji Kompetensi


10.3.1.Peserta Uji melaksankan uji kompetensi di Tempat Uji Kompetensi sesuai dengan perencanaan.
10.3.2.Asesor mengumpulkan bukti-bukti baik secara langsung, tidak langsung maupun tambahan untuk menilai
kompetensi peserta.
10.3.3.PTUK SMK akan menetapkan, mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi uji kompetensi
peserta sertifikasi.
10.3.4.Peralatan teknis yang digunakan dalam proses uji kompetensi harus diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat.
9.3.5. Asesor memberikan rekomendasi keputusan sesuai bukti-bukti yang telah dikumpulkan peserta
9.3.6. Asesor segera melaporkan rekomendasi kepada PTUK SMK

10.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1.PTUK SMK akan melakukan sidang pleno keputusan sertifikasi setelah dilakukan verifikasi berkas sertifikasi dan
menetapkan status kompetensi serta menerbitkan Log Book kompetensi sesuai pencapaian unit dan Sertifikat
kompetensi bagi yang seluruhnya kompeten.
9.4.2.Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk peserta sertifikasi oleh PTUK SMK harus berdasarkan informasi
yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi tidak boleh berperan
serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan peserta sertifikasi.
9.4.3.PTUK SMK memberikan sertifikat kepada semua peserta yang telah dinyatakan kompeten dan atas rekomendasi
asesor kompetensi.
9.4.4. Peserta tidak diberikan Serifikat Kompetensi Klaster ...................................... jika semua unit yang diujikan
masih terdapat unit kompetensi yang dinyatakan belum kompeten dan hanya diberikan Log Book sesuai Unit
Kompetensi yang dicapai dan selanjutnya diberikan kesempatan 1 (satu) kali untuk mengulang unit kompetensi
yang belum kompeten
9.4.5. Peserta akan diberikan Serifikat Kompetensi Klaster ............................. dan Log Book jika semua unit yang
diujikan dinyatakan kompeten.
9.4.6. Sertifikat Kompetensi kerja berlaku dalam jangka waktu 3 Tahun setelah tanggal penerbitanya, dan setelah itu
harus diperpanjang kembali.

10.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan
sertifikasi yang dibekukan.
9.5.2. Setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai
bahan rujukan untuk kegiatannya.

10.6. Pemeliharaan sertifikasi ( jika ada )


9.6.1.Survailen minimal dilakukan sekali dalam jangka waktu masa berlaku sertifikat kompetensi.
9.6.2.Bentuk surveilen bukti rekaman hasil pekerjaan / laporan di tempat kerja, baik secara langsung, fax ataupun
email dan lainnya.
9.6.3.Witness (bila diperlukan).

10.7. Proses Sertifikasi Ulang

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


9.7.1.PTUK SMK menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa
profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir dengan melaksanakan asesmen.
9.7.2.Jika peserta tidak bekerja lagi pada bidang sesuai kompetensinya lebih dari 2 tahun, maka peserta harus
mengikuti pelaksanaan uji ulang kegiatan asesmen (praktik / unjuk performance).
9.7.3.Jika peserta tetap bekerja atau maksmal 1 tahun tidak bekerja sesuai bidang kompetensinya, maka cukup
berupa portfolio rekaman pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja.

10.8. Penggunaan Sertifikat


9.8.1.Memenuhi ketentuan skema sertifikasi.
9.8.2. Sertifikat hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan.
9.8.3.Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan PTUK SMK dan tidak memberikan persyaratan yang
berkaitan dengan sertifikasi yang menurut PTUK SMK dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah.
9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan PTUK
SMK setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada PTUK SMK yang
menerbitkannya.
9.8.5. Penyalahgunaan sertifikat kompetensi akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku

10.9. Banding
9.9.1.PTUK SMK akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap
banding.
9.9.2. PTUK SMK akan menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif,
tidak berpihak dan tepat waktu.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
9.9.4. PTUK SMK akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan
banding.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 4. Contoh blangko sertifikat kompetensi ( Halaman Depan)

Logo SMK/MAK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


………………………

SERTIFIKAT KOMPETENSI
No. XXX.XXX SKK/SMK…./2017

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA

ACHMAD GOZALI
TELAH KOMPETEN DALAM

Judul Skema Kluster

Sertifikat Ini Berlaku sampai dengan


Tanggal setelah 3 (tiga) tahun penetapan.

Kepala
Sekolah Menengah Kejuruan
………………………………….

Cap sekolah

( nama kepala SMK)


(halaman Belakang)

DAFTAR UNIT KOMPETENSI


Kluster …………………………………

No. Kode KD Judul KD

……………………….., …………………..2017

Cap sekolah

pas photo ybs

(Asesor Kompetensi)

Tanda tangan
ybs

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 5. Contoh Surat Perintah Kerja (SPT) untuk asesor kompetensi
PANITIA TEKNIS UJI KOMPETENSI KEAHLIAN
SMK/MAK ……………………………
JL. ………………………………. No. ……… Kota/Kabupaten ………..

SURAT PERINTAH TUGAS


No. /PTUK ……../II/ 2017

Berdasar pada Program Kerja Sertifikasi Kompetensi PTUKK SMK/MAK …..


tahun 2017 bersama ini PTUK SMK.MAK menugaskan Asesor Kompetensi
sebagai berikut:

No. NAMA ASESOR KOMPETENSI NO. REGISTRASI JABATAN

Untuk melakukan Asesmen/Uji Kopetensi di bengkel/lab …………….


SMK/MAK………….. pada tanggal ……s.d ………… Maret 2017.

Asesor Kompetensiwajib melaporkan hasil asesmen/uji kompetensi kepada


Ketua PTUK SMK/MAK ….. paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan
asesmen/uji kompetensi.

Demikian surat penugasan ini diberikan untuk dilaksanakan sebagaimana


mestinya dan penuh tanggung jawab.

…………………., Maret 2017

Ketua PTUK SMK/MAK……..

( nama )

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 6. Pengembangan Perangkat Asesmen.

Dalam pengembangan perangkat asesmen untuk uji atau asesmen kompetensi


harus mengacu kepada skema sertifikasi. Berdasar pada pengertian asesmen
kompetensi sebagai proses pengumpulan bukti-bukti kompetensi untuk
membuat penilaian, maka bukti-bukti tersebut harus valid, realible, terkini
dan memadai. Sehingga dalam pelaksanaan asesmen kompetensi akan
memenuhi prinsip-prinsip asesmen yaitu valid, realible, flexible dan fair.
Dengan demikian untuk mengeksplor bukti-bukti kompetensi yang dimiliki
oleh peserta sertifikasi kompetensi perangkat asesmen minimal harus
menggunakan (dua) metode asesmen semisal metode observasi demonstrasi
(praktik) dan daftar pertanyaan tertulis. Secara umum melalui observasi
demonstrasi diharapkan akan diperoleh bukti terkait dengan ranah
keterampilan dan sikap kerja sedangkan dengan metode daftar pertanyaan
tertulis akan diperoleh aspek ranah pengetahuannya. Berdasar pada bukti-
bukti yang terhimpun, asesor kompetensi dapat membuat penilaian apakah
peserta direkomendasikan kompeten atau belum kompeten. Dengan demikian
untuk pengembangan perangkat asesmen kita menentukan:

Metode Asesmen : 1. Observasi Demonstrasi (Praktik)


2. Pertanyaan Tertulis (pilihan ganda)

Acuan Perangkat Asesmen : KD Keterampilan yang ada pada paket KD


untuk perangkat metode skema sertifikasi kluster
observasi demonstrasi

Acuan Perangkat Asesmen : KD Pengetahuan yang ada pada paket KD


untuk perangkat metode skema sertifikasi kluster
Pertanyaan tertulis

Perangkat observasi : Lembar Perintah kerja


demonstrasi (praktik)
: Lembar Checklist

Perangkat Pertanyaan : Lembar soal Pilihan ganda


Tertulis
Lembar jawaban peserta

Lembar kunci jawaban


Template soal observasi demonstrasi (praktik)
Perintah Kerja

Nomor Skema :

Judul Skema : Memilih Dan Memeriksa Fungsi Peralatan Tangan


dan Ukur

Asesor Kompetensi :

Nama Peserta :

Kelas :

Penjelasan umum:
1. Baca dengan seksama perintah kerja secara menyeluruh;
2. Tanyalah kepada asesor kompetensi untuk hal yang belum kelas;
3. Siapkan baju kerja dan APD sesuai dengan SOP yang terkait;
4. Siapkan peralatan dan bahan sesuai dengan kabutuhan;
5. Lakukan tindakan K3L untuk mengantisipasi kemungkinan kecelakaan kerja.

Perintah kerja:
(Pilih dari KD-KD yang paling dominan pada skema sertifikasi kluster dan
pakailah sebagai kalimat perintah kerja pada perangkat ini. Sebagai contoh
pada skema sertifikasi kluster KD 1, KD 2 dan KD 3, yang paling dominan
adalah KD 3 Memilih Dan Memeriksa Fungsi Peralatan Ukur)

Perintah kerja:

Pilih dan periksalah fungsi perlatan tangan dan alar ukur yang akan
digunakan untuk merawat dan melaksanakan pekerjaan pada Dasar Teknik
Mesin

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Template soal Checklist observasi demonstrasi (praktik)
Lembar Checklist

Nomor Skema :

Judul Skema : Memilih Dan Memeriksa Fungsi Peralatan Tangan


dan Ukur

Asesor Kompetensi :

Nama Peserta :

Kelas :

Pencapaian Penilaian
No. Langkah kerja Aspek yang observasi
Ya Tdk K BK

1. Menyiapkan diri Ksesuaian dan


untuk melakukan ketepatan dalam
pekerjaan menyiapkan diri
bekerja sesuai
dengan persyaratan
K3 dan SOP

2. Identifikasi peralatan Kesesuaian dan


ukur yang dibutuhkan ketepatan dalam
mengidentifikasi
peralatan ukur

3. Memilih peralatan alat Kesesuaian dan


ukur yang dibutuhkan ketepatan dalam
memilih peralatan
ukur

4. Memeriksa fungsi Kesesuaian dan


peralatan alat ukur ketepatan dalam
yang dibutuhkan memeriksa fungsi
peralatan dan alat
ukur

5. Memperbaiki kembali Kesesuaian dan


fungsi peralatan ukur ketepatan dalam
yang dibutuhkan mmemperbaiki
kembali fungsi
peralatan dan alat
ukur

6. Memastikan kesiapan Kesesuaian dan


peralatan ukur Yang ketepatan dalam
dibutuhkan untuk memastikan
digunakan kesiapan peralatan
tangan dan alat ukur
uang dibutuhkan
untuk digunakan

Catatan: Berilah tanda  pada point yang dinilai

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Template contoh soal tes tertulis pilihan ganda dengan 4(empat) opsi
Seluruh KD-KD Pengetahuan yang terdapat pada skema sertifiksi kluster
diacu untuk membuat soal pilihan ganda. Aspek pengetahuan yang digali
dengan pertanyaan tertulis mampu mengungkap aspek dimensi kompetensi
yaitu task skill, task management skills, contingency task manajement skills
dan job role environtment skills

Nomor Skema :

Judul Skema : Memilih Dan Memeriksa Fungsi Peralatan Tangan


dan Ukur untuk memelihara dan memperbaiki
sitem rem

Asesor Kompetensi :

Nama Peserta :

Kelas :

Petunjuk pengerjaan.
1. Baca seluruh soal dengan cermat;
2. Pilih opsi jawaban a, b, c atau d yang dianggap paling benar dengan
memberikan tanda silang X ;
3. Apabila ada keinginan untuk mengkoreksi jawaban, beri tanda = pada jawaban
yang salah dan berilah tanda X pada pilihan pda opsi yang dianggap benar,
4. Teliti kembali lembar jawaban sebelum di serahkan di serahkan kepada Asesor
kompetensi.
Soal pilihan ganda:
1. Dimensi apa yang banyak digunakan dalam pekerjaan yang terkait dengan
teknik dasar mesin?
a) Dimensi panjang;
b) Dimensi waktu;
c) Dimensi panjang dan waktu;
d) Perpaduan dimensi panjang dan waktu.
2. Apa yang dimaksudkan dengan tingkat ketelitiian suatu alat ukur?
a) Penyimpangan maksumum hasil pengukuran;
b) Penyimpangan maksimum hasil pengukuran yang dapat dicapai alat ukur
tersebut.
c) Penyimpangan minimum hasil pengukuran
d) Penyimpangan minimum hasil pengukuran
3. Alat ukur mistar penggaris pada umumnya dipakai untuk mengukur bahan
baku sebelum dikerjakan pada alat mesin
a) Karena alat mistar penggaris memiliki tingkat ketelitian yang rendah;
b) Karena alat mistar penggaris memiliki tingkat ketelitian yang rendah dan
sering terjadi kesalahan paralak;
c) Karena tingkat kepersisian rendah
d) Kapasitas terbatas.
4. Alat ukur jenis mistar geser memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik dengan
alat mistar penggaris misal dengan tingkat ketelitian +- 0.02 mm, Arti angka +-
0.02 mm diartikan bahwa ketelitian alat ukur tersebut adalah
a) Maksimum-minimum penyimpangan pengukuran +- 0.02 mm
b) Maksimum- pengukuran +- 0.02 mm
c) Minimum penyimpangan pengukuran +- 0.02 mm
d) Maksimum penyimpangan pengukuran +- 0.02 mm

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lembar Jawaban:
Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………

No. Opsi jawaban


soal
a b c d

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11.

12.

13

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lembar Kunci Jawaban:

No. Opsi jawaban


soal
a b c d

1. X

2. X

3. X

4. X

5. X

6. X

7. X

8.

9. X

10 X

11. X

12. X

13 X

14. X

15. X

16. X

17. X

18. X

19. X

20. X

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 7, Form Aplikasi pendaftaran peserta
Form Aplikasi Pendaftaran ini disiapkan oleh Wali Kelas dalam mendaftarkan siswanya ke PUTN untuk sertifikasi kompetensi
Kelas : …………………………………
Program Keahlian : …………………………………
Kompetensi Keahlian :………………………………….
TUK Keahlian : …………………………………

Diisi oleh Petugas PUTK


Nomor Dokumen/
Skema
Induk Portofolio yang Status Calon
No. Nama Peserta Didik Sertifikasi Keberadaan Keterangan
Peserta diajukan oleh Memenuhi Peserts
Yang Dituju persyaratan
Didik Calon Peserta V.R.T.M
Dokumen
OK B OK
Lampiran 8. Form Penilaian Peserta Sertfikasi Kompetensi.
Kelas : …………………………………
Program Keahlian : …………………………………
Kompetensi Keahlian :………………………………….
TUK Keahlian : …………………………………
Skema Sertifikasi : …………………………………( kode/Judul)

Dokumen
Asesmen Penilaian Hasil akhir
Nomor Induk Asesmen Rekomendasi Nomor Registrasi
No. Nama Peserta Keterangan
Peserta Dokumen Sertifikat

Lkp T.lkp Prkt Teori Kom B.Kom

Asesor Kompetensi Petugas PTUK

(Nama Asesor ) tgl (Nama……………)

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 9 Contoh format MoU antara SMK/MAK dan DU/DI
Isi draf kerjasama ini dapat dimodifikasi

PERJANJIAN KERJASAMA
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

ANTARA SMK/MAK ….. DENGAN PT……/CV………

TAHUN 2017

No. ……/PT……./CV………./II/2017 ( Nomor suar DU/DI


No. ……./ SMK/MAK…./II/2017 (nomor surat sekolah)
SURAT KESEPAKATAN BERSAMA
NO……/SMK……MAK…../II/2017
NO. /PT. CV……/II/2017

Pada hari ini ………………. Tanggal ………………………..tahun …………, kami


yang bertandatangan di bawah ini :

1. Nama :…………………….
Jabatan : Kepala SMK/MAK ……
Alamat :
……………………………………………………………..
Selaku : Kepala SMK/MAK………..
Selanjutnya dalam hal ini disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :…………………….
Jabatan : Manajer HRD PT……./CV…….
Alamat :
……………………………………………………………..
Selaku : Wakil dari PT…… CV………..
Selanjutnya dalam hal ini disebut PIHAK KEDUA

Yang masing-masing bertanggungjawab secara prbadi dan tanggung renteng


atas semua kewajiban SMK/MAK terhadap Surat Kesepakatan Bersama Ini
MAKA OLEH KARENA ITU, SMk/MAK …… dalam pelaksanaan sertifikasi
kompetensi peserta didik bersepata dan mnyetujui hal- hal sebagai berikut:

Pasal 1
Mengingat

(1) SMK/MAK ……… merupakan sekolah kejuruan menengah yang memiliki


tujuan mengantarkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja
dalam hal ini adalah dunia usaha/dunia industri (DU/DI);
(2) Agar para peserta didik mampu memasuki lapangan kerja di DU/DI,
sekolah harus mampu membekali peserta didik memiliki kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan oleh DU/DI;
(3) Agar sekolah mampu membekali peserta didik dengan kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan oleh DU/DI, maka perlu adanya keterlibatan
pihak DU/DI dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK/MAK;

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


(4) Keterlibatan pihak DU/DI dalam pembelajaran di SMK/MAK dilakukan
dalam bentuk pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk
mengikuti praktik kerja lapangan (PKL);
(5) Disamping praktik kerja lapangan (PKL) yang telah disediakan oleh DU/DI
dimungknkan adanya tambahan keterlibatan DU/DI dalam sertifikasi
kompetensi.

Pasal 2
Kesepakatan Kerjasama dalam Sertifikasi Kompetensi

(1) SMK/MAK……… sepakat dengan PT/ CV ……… untuk melaksanakan


sertifikasi kompetensi bagi peserta didik SMK/MAK.
(2) Aspek kerjasama antara SMK/MAK……… dengan PT/CV ……..
dilaksanakan mulai dari perencanaan dan pengorganisasian, perumusan
skema sertifikasi, perumusaan perangkat asesmen, perencanaan blangko
sertifikasi kompetensi, penyiapan asesor kompetensi, pelaksanaan
asesmen kompetensi, penerbitan sertifikat kompetensi dan penyerahan
sertifikat kompetensi bagi peserta yang direkomendasikan kompeten.

Pasal 3
Keterlibatan DU/DI

(1) Pihak DU/DI memberi masukan dan konstribusi dalam:


 Merumuskan dan menetapkan Panitia Teknis Uji Kompetensi
(PTUK)
 Mengikutsertakan wakil dari DU/DI sebagai anggota PTUK dan
asesor kompetensi
 Merumuskan dan menetapkan skema sertifikasi;
 Merumuskan dan menetapkan blangko sertifikat
 Mengembangkan perangkat asesmen
 Memfasilitasi pelaksanaan asesmen kompetensi.

Pasal 4
Pembiayaan
(1) Pihak SMK/MAK ………… akan menanggung pembiayaan sebagai akibat
dari penyelenggaraan sertifikasi kompetensi.
(2) Pihak DU/DI dapat memberikan bantuan pembiayaan, apabila
memungkinkan

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Pasal 5
Penutup

Demikian Surat Kesepakatan Bersama dibuat dan ditandatangani pada hari


dan tanggal tersebut di atas oleh kedua belah pihak dalam rangkap 3 (dua)
yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan bermeterai
RP. 6000,- (enam ribu rupiah) masing-masing 1(satu) set di pegang oleh PIHAK
PERTAMA DAN PIHAK KEDUA.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


SMK/MAK ……… PT/CV…………..

(……………………………) ( ……………………………)

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 10 Contoh format PTUK Bersama

Logo SMK/MAK Logo DU/DI

KEPUTUSAN BERSAMA
PT./CV.................................................
Nomor : ................................
KEPALA .................................................
Nomor : ...............................

TENTANG
PANITIA TEKNIS UJI KOMPETENSI (PTUK) BERSAMA
MANAJER PT.......................
BERSAMA
KEPALA SMK ...................

Menimbang : a. bahwa Ditjen Dikdasmen Kemendikbud telah


menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi
Keahlian (UKK) yang telah menjadi pedoman bagi
SMK/MAK dalam melaksanaakan uji kompetensi
keahlian pada setiap akhir tahun durasi
pembelajaran 3 (tiga ) atau 4 (empat) tahun di
SMK/MAK;
b. bahwa pada lingkup SMK/MAK telah ditetapkan
Permen No. ............ tentang Kurikulum SMK/MAK
Tahun 2013 sebagai acuan sekolah dalam
melaksanakan pembelajarannya;
c. bahwa sehubungan dengan diterbitkannya
peraturan BNSP No. 1/BNSP/III/2014 tentang
Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum
Lembaga Sertifikasi Profesi, BNSP No.
2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Ketentuan
Umum Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi
dipandang perlu menerbitkan pedoman
pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang lebih
fleksibel dari pada UKK yng telah ada;
d. bahwa untuk itu telah diterbitkan Pedoman
Pelaksanaan Srtifikasi di SMK/MAK dengan
No................ tahun 2017 tertanggal ......... 2017;
e. bahwa untuk pelaksanaan Pedoman tersebut Perlu
ditetapkan Panitia Tenis Uji Kompetensi Sekolah
Menengah Kejuruan...... ;

Mengingat : 1. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi


......... tentang SK pengangkatan Kepala SMK .......
2. Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/III/2014 Tentang
Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum
@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Lembaga Sertifikasi Profesi.
3. Peraturan BNSP Nomor 2/BNSP/III/2014 Tentang
Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : 1) Menetapkan Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK)


PT/CV.... SMK/MAK ......... ;
2) Pengurus PTUK PT/CV.....SMK/MAK ..... terdiri dari
Pengarah, Ketua D, Sekretaris, Manajer manajemen
Mutu, Manajer Sertifikasi, Mmanajer Standardisasi
dan Pengembangan Skema Sertifikasi;
3) Struktur Organisasi dan nama-nama personil
Pengurus sebagaimana tercantum dalam lampiran 1
dan Lampiran 2 Surat Keputusan ini.

Kedua : Tugas dan Kewajiban Pengurus adalah:

(1) Pengarah bertanggungjawab atas perncanaan dan


pengorganisasian uji kompetensi;

(2) Ketua bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas


dan fungsi LSP Intala;

(3) a) Manajer Sertifikasi bertanggung jawab atas:


b) Pelaksanaan sertifikasi;
c) Pemeliharaan kompetensi;
d) Penyusunanpesyaratan tempat uji (TUK);
e) Pelaksanaan verifikasi dan pengusulan penetapan
TUK;
f) Pengkoordinasian Asesor Kmpetensi Metodologi
Pelatihan.

(3) Manajer Manajemen Mutu bertanggung jawab atas;


a) Pengembangan dan penerapan sistem manajemen
mutu LSP;
b) Pemeliharaan keberlangsungan sistem manajemen
mutu;
c) Audit internal dan kaji ulang manajemen;
d) Penyiapan dukumen kutu untuk surveilen.

(4) Manajer Standardisasi dan Pengembangan Skema


Sertifikasi bertanggung jawab atas:
a) Penelaahan standar kompetensi;
b) Penyusunan skema sertifikasi;
c) Penyiapan perangjat asesmen dan materi uji;
d) Penyiapan penetapan skema sertifikasi.

(5) Sekretaris bertanggung jawab atas:


a) Penelaahan administrasi LSP Intala;

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


b) Pengelolaan administrasi keuangan LSP Intala;
c) Penyiapan dokumen kerjasama;
d) Penyiapan administrasi sertifikasi;
e) Penyiapan laporan kegiatan LSP Intala;
f) Pemeliharaan informasi LSP Intala;
g) Pengelolaan Asesor Kompetensi;

Ketiga: (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PTUK


mengacu kepada Pedoman BNSP dan Panduan Mutu
LSP P1 SMK/MAK.....;

(2) Ketua PTUK menyampaikan laporan pelaksanaan


tugas kepada Dewan Pengarah setiap akhir semester.

Keempat: Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat


Keputusan ini dibebankan kepada SMK/MAK

Kelima: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Kota/Kabupaten Ditetapkan di : Kota/Kabupaten


Pada tanggal : ........... Pada tanggal : ........... 2017
2017PT/CV.......................... ...... Sekolah Menengah Kejuruan ......
Manajer .............. Kepala

............................................... ...............................................

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


: Contoh Lampiran 1 Surat Keputusan Pembentukan PTUK

Nomor : .......................
Tanggal : .......................

STRUKTUR ORGANISASI
PANITIA TEKNIS UJI KOMPETENSI (PTUK) BERSAMA

PENGARAH

KETUA

Sekretaris

Staff

Manajer
Standardisasi dan
Manajer Manajemen
Pengembangan Manajer Sertifikasi
Mutu
Skema Sertifikasi

Ditetapkan di : Kota/Kabupaten Ditetapkan di : Kota/Kabupaten


Pada tanggal : ........... Pada tanggal : ........... 2017
2017PT/CV.......................... ...... Sekolah Menengah Kejuruan ......
Manajer ..............
Kepala

............................................... ...............................................

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


: Contoh Lampiran 2 Surat Keputusan Pembentukan PTUK

Nomor : .......................
Tanggal : .......................

PANITIA TEKNIK UJI KOMPETENSI BERSAMA


SMK ..................... PERIODE ..................

No. Nama Jabatan

1. Pengarah

2. Ketua

3. Sekretaris

4. Manajer Manajemen Mutu

5. Manajer Sertifikasi

6 Manajer Standardisasi dan


Pengembangan Skema Sertifikasi

Ditetapkan di : Kota/Kabupaten Ditetapkan di : Kota/Kabupaten


Pada tanggal : ........... Pada tanggal : ........... 2017
2017PT/CV.......................... ...... Sekolah Menengah Kejuruan ......
Manajer .............. Kepala

............................................... ...............................................

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 11 : Comtoh Program Kerja PTUK Bersama

PROGRAM KERJA PTUK PT/CV………SMK …………


TAHUN …………………..

Hasil yang Para pilak yang Batas waktu


No. Kegiatan Penanggungjawab Biaya Ket
diharapkan dilibatkan Penyelesaian

1. Perumusan Visi dan Diperolehnya Ketua PTUK Seluruh anggota Bulan ketiga
Misi PTUK visi dan misi PTUK
yang vioner dan
dapat tercapai

2. Perumusan skema Diperolehnya Manajer Standard Seluruh anggota Bulan


sertifikasi skema an skema PTUK keempat
sertifikasi
dalam bentuk
kluster dan

3. Pengembangan Untuk masing- Manajer Seluruh anggota Bulan ke


perangkat asesmen masing l;uster Sertifikasi PTUK enam

4. Dan seterusnya
Manajer PT/CV

(………………………………..) (
……………………………………

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 12. Pengembangan Skema Sertiifikasi
(Memecah Paket Kompetensi)

Contoh dari Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa


Program Keahlian : Teknik Mesin (3 tahun)
Kelompok Kompetensi (Mapel) : Dasar Teknik Mesin

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui
keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
5. Memahami, menerapkan, menganalisis, 6. Melaksanakan tugas spesifik, dengan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
faktual, konseptual, operasional dasar, dan kerja yang lazim dilakukan serta
metakognitif sesuai dengan bidang dan menyelesaikan masalah sederhana sesuai
lingkup Dasar Teknik Mesin pada tingkat dengan bidang dan lingkup Dasar Teknik
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, Mesin.
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan mutu dan kuantitas yang terukur
dalam konteks pengembangan potensi diri sesuai dengan standar kompetensi kerja.
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, Menunjukkan keterampilan menalar,
Dunia Kerja, warga masyarakat nasional, mengolah, dan menyaji secara efektif,
regional, dan internasional. kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempresepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerak
mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR ALOKASI SERTIFIKASI
(Pengetahuan) (Keterampilan) WAKTU KOMPETENSI
Tingkat/Kelas 1
3.1 Memahami 4.1 Melaksanakan 8 LOG.OO01.002.01 Kompetensi-kompetensi yang
keselamatan, kesehatan keselamatan, kesehatan menjadi andalan DU/DU dan
kerja dan lingkungan kerja dan lingkungan akan dikonstribusikan kedalam
(K3L) (K3L) proses sertifikasi kompetensi
3.2 Memahami konsep 4.2 Melakukan pengukuran 4 LOG.OO12.001.01
penggunaan alat ukur dengan alat ukur
pembanding dan atau pembanding dan atau alat
alat ukur dasar ukur dasar
3.3 Menentukan alat ukur 4.3 Menggunakan alat ukur 4 LOG.OO12.003.01
Mekanik Presisi Mekanik Presisi
3.4 Menentukan perkakas 4.4 Menggunakan perkakas 164 LOG.OO18.001.01
tangan tangan
3.5 Menerapkan 4.5 Mengoperasikan perkakas 8 LOG.OO18.002.01
penggunaan perkakas bertenaga/operasi
bertenaga/operasi digenggam
digenggam
3.6 Menerapkan prosedur 4.6 Mengoperasikan mesin 8 LOG.OOO7.005.00
pengoperasian mesin umum
umum
3.7 Menerapkan prosedur 4.7 Mengoperasikan mesin 38 LOG.OOO7.010.00
pengoperasian mesin gerinda alat potong
gerinda alat potong
3.8 Menerapkan prosedur 4.8 Melakukan rutinitas proses 38 LOG.OO05.012.01
proses pengelasan pengelasan
3.9 Menjelaskan teknik 4.9 Melakukan teknik 8 LOG.OO05.010.01
pengerjaan pengerjaan pembentukan
pembentukan dan dan fabrikasi logam
fabrikasi logam
3.10 Menjelaskan teknik 4.10 Melakukan teknik 8 LOG.OO04.002.01
pengecoran logam pengecoran logam

Catatan:
- Kolom sertifikasi diisi dengan nama Sertifikasi Kompetensi berdasarkan satu pasang KD atau beberapa pasang KD dari 1 (satu) mata pelajaran atau
lintas mata pelajaran;
- Sertifikasi Kompetensi ditetapkan berdasarkan skema kompetensi yang berlaku di Asosiasi/LSP/Industri pasangan.
Narasi uraian jenjang KKNI

JENJANG
URAIAN
KUALIFIKASI

Deskripsi a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


umurn
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di
dalam menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
Cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial
dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat
dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan
original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan


menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja
yang Iazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja
dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan
langsung atasannya.

2 Memiliki pengetahuan operasional dasar dan


pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik,
sehingga mampu memilih penyelesaian yang tersedia
terhadap masalah yang Iazim timbul.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat


diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

Melakukan analisis Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan


dari KD 3.1 sampai dengan KD 3.10 dan KD 4.1 sampi dengan KD
4.10, dari KD 3.1 sampai 3.10 dapat terbagi atas 3 (tiga) kelompok.
Kelompok pertama berwarna hijau muda diberi judul Skema Sertifikasi
Kluster Menggunakan Peralatan Ukur, Kelompok kedua berwarna
oranye diberi judull skema sertifikasi peralatan tangan dan mesin
genggam dan kelompok ketiga berwarna abu-abu muda diberi judul
Skema fabrikasi logam dan pengelasan dasar. Berdasar pada
pengelompokan KD-KD tersebut kemudian dipaketkan (dikemas) dalam
paket KD untuk skema sertifikasi kluster sebagai berikut:

Klaster Menggunakan Peralatan Ukur…

NO KODE KD JUDUL KD

01 Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan


3.1, 4.1
lingkungan (K3L)

02 Melakukan pengukuran dengan alat ukur pembanding dan


3.2, 4.2
atau alat ukur dasar
03 3.3, 4.3 Menggunakan alat ukur Mekanik Presisi

Selanjutnya Paket KD-KD untuk Skema Kluster Menggunakan


Peralatan Ukur, akan menjadi paket KD-KD untuk Skema Kluster
Menggunakan Peralatan Ukur sebagaimana di contohkan pada
Lampiran 3 B berikut ini

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 12.B Skema Sertifikasi
Lampiran 12 b Template Skema Sertifikasi ( Kluster)

2017

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


KLASTER MENGGUNAKAN PERALATAN UKUR

Skema sertifikasi Kluster Menggunakan Peralatan Ukur merupakan skema yang disusun atas
dasar permintaan Dit PSMK untuk memastikan dan memelihara kompetensi bagi siswa SMK
Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, ProgramK eahlian Teknik Mesin (3 tahun) dalam
melakukan pekerjaan klaster serta sebagai acuan dalam melakukan uji kompetensi di Kelompok
Kompetensi (Mapel) Dasar Teknik Mesin)

Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal:


Oleh: Oleh:

Kelompok Program Keahlian Ketua PTUK SMK


PTUK-SMK

NomorDokumen: SS-R4-ETK-2603-2015 REV


NomorSalinan : 0
Status Distribusi :
Terkendali
Takterkendali

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


1. LATARBELAKANG
1.1. Memenuhi tuntutan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 61 bahwa peserta didik diberikan
sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas jenjang pendidikan dan
pengakuan kompetensi.

1.2. PTUK SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi ad hoc melaksanakan sertifikasi kompetensi lulsan SMK
agar memenuhi tuntutan persyaratan kompetensi tenaga kerja menghadapi MEA dan persaingan global.

1.3. Tuntutan persyaratan kompetensi setiap teknisi dalam melakukan perawatan dan perbaikan/servis pada
setiap bengkel kendaraan ringan.

1.4. Sesuai regulasi akreditasi bengkel sebagaimana persyaratan Kemenperin, setiap teknisi kendaraan
ringan harus mempunyai sertifikat kompetensi yang dipersyaratkan.

1.5. Pengakuan kompetensi lulusan SMK dengan kualifikasi II dapat ditempuh dengan cara akumulasi
pencapaian kompetensi berdasarkan paket kompetensi (klaster) secara bertahap.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1. Pemeliharaan dan Perbaikan/Servis pada bagian ............................... secara berkala pada kendaraan
ringan.

2.2. Penggunaan skema sertifikasi ini berlaku untuk cakupan industri otomotif dan bengkel pemeliharaan
kendaraan ringan.

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para siswa SMK Otomotif Kelas ......... sesuai dengan tuntutan
industri, tuntutan profesi dan tuntutan pasar/konsumen.

3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh PTUK dan asesor.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang No .13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

4.2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

4.3. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 Tentang BNSP.

4.4. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sislatkernas.

4.5. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI

4.6. Peraturan Menakertrans No. 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional

4.7. ISO/IEC 17024: Conformity assessment – General requirements for bodies operating certification for
persons (Penilaian kesesuaian – Persyartan umum badan/lembaga sertifikasi personil)

4.8. Keputusan Menakertrans No. Kep.116/Men/VII/2004 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan.
4.9. Pedoman BNSP 201 : 2014

4.10. Tuntutan persyaratan kompetensi dari persyaratan pasar (Owner Requirement).

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

6. Klaster Menggunakan Peralatan Ukur

NO KODE KD JUDUL KD

01 Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan


3.1, 4.1
lingkungan (K3L)

02 Melakukan pengukuran dengan alat ukur pembanding dan


3.2, 4.2
atau alat ukur dasar
03 3.3, 4.3 Menggunakan alat ukur Mekanik Presisi

7. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


7.1. Minimal siswa SMK Otomotif Kelas .......paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang telah memperoleh
materi pembelajaran sesuai unit-unit kompetensi yang tercantum dalam klaster ............................
7.2. Memiliki bukti laporan pelaksanaan praktik atau bukti lain yang diketahui oleh guru praktik

8. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


8.1. Hak Pemohon

7.1.1.Peserta yang kompeten dalam asesmen kompetensi diberikan sertifikat dan Log Book sesuai
pencapaian unit yang direkomendasikan oleh asesor dan dievaluasi oleh manajemen PTUK.

7.1.2.Mempunyai hak banding jika dalam proses uji ada yang merasa dirugikan.

7.1.3. Pemohon berhak mengetahui besarnya biaya proses uji secara rinci.

8.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1.Mematuhi persyaratan skema sertifikasi terkini.

7.2.2.Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dimiliki.

7.2.3. Sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan.

9. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari perusahaan, pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana
lainnya.

8.2. Biaya uji terdiri dari biaya sertifikasi awal, surveilan, administrasi dan sertifikasi ulang, biaya akomodasi
dan transport asesor, yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen

10. PROSES SERTIFIKASI


10.1. Persyaratan Pendaftaran
10.1.1. Pemohon mengajukan permohonan mengikuti asesmen dengan mengisi form APL-01 (Aplikasi
Permohonan Sertifikasi).

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


10.1.2. Pemohon diberikan penjelasan tentang skema dan ruang lingkup sertifikasi.
10.1.3. Pemohon menyetujui persyaratan sertifikasi dan memberikan informasi yang diperlukan untuk
penilaian.
10.1.4. Pemohon melampirkan fotokopi transkrip semester 1 sampai semester 4, bukti pelaksanaan
praktik dan pas photo 3x4 berwarna sebanyak 4 lembar.
10.1.5. Pemohon diberikan penjelasan tentang kebutuhan khusus dalam sertifikasi.
10.1.6. PTUK SMK akan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

10.2. Proses Asesmen


10.2.1. PTUK SMK akan menerapkan metoda dan prosedur asesmen yang disesuaikan terhadap
persyaratan dasar pemohon sertifikasi.
10.2.2. Peserta diberikan Standar Kompetensi Kerja (SKKNI) sesuai pada skema sertifikasi yang akan
diujikan.
10.2.3. Peserta melakukan uji mandiri dengan cara mengisi penilaian mandiri (APL-02) yang telah dibuat
PTUK SMK.
10.2.4. Peserta bertemu dengan Asesor Kompetensi (Konsultasi Pra Uji) mendiskusikan tentang
pelaksanaan uji yang akan dilakukan termasuk metode yang akan digunakan.
10.2.5. Asesor melakukan verifikasi bukti-bukti secara obyektif dan sistematis sesuai persyaratan skema
sertifikasi
10.2.6. Asesor akan melakukan asesmen lanjut apabila bukti-bukti tidak valid, asli, terkini dan memadai.

10.3. Proses Uji Kompetensi


10.3.1.Peserta Uji melaksankan uji kompetensi di Tempat Uji Kompetensi sesuai dengan perencanaan.
10.3.2.Asesor mengumpulkan bukti-bukti baik secara langsung, tidak langsung maupun tambahan untuk
menilai kompetensi peserta.
10.3.3.PTUK SMK akan menetapkan, mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi uji
kompetensi peserta sertifikasi.
10.3.4.Peralatan teknis yang digunakan dalam proses uji kompetensi harus diverifikasi atau dikalibrasi
secara tepat.
10.3.5.Asesor memberikan rekomendasi keputusan sesuai bukti-bukti yang telah dikumpulkan peserta
10.3.6. Asesor segera melaporkan rekomendasi kepada PTUK SMK

10.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1.PTUK SMK akan melakukan sidang pleno keputusan sertifikasi setelah dilakukan verifikasi berkas
sertifikasi dan menetapkan status kompetensi serta menerbitkan Log Book kompetensi sesuai
pencapaian unit dan Sertifikat kompetensi bagi yang seluruhnya kompeten.
9.4.2.Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk peserta sertifikasi oleh PTUK SMK harus berdasarkan
informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi
tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan peserta sertifikasi.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


9.4.3.PTUK SMK memberikan sertifikat kepada semua peserta yang telah dinyatakan kompeten dan atas
rekomendasi asesor kompetensi.
9.4.4. Peserta tidak diberikan Serifikat Kompetensi Klaster ...................................... jika semua unit yang
diujikan masih terdapat unit kompetensi yang dinyatakan belum kompeten dan hanya diberikan Log
Book sesuai Unit Kompetensi yang dicapai dan selanjutnya diberikan kesempatan 1 (satu) kali untuk
mengulang unit kompetensi yang belum kompeten
9.4.5. Peserta akan diberikan Serifikat Kompetensi Klaster ............................. dan Log Book jika semua
unit yang diujikan dinyatakan kompeten.
9.4.6. Sertifikat Kompetensi kerja berlaku dalam jangka waktu 3 Tahun setelah tanggal penerbitanya, dan
setelah itu harus diperpanjang kembali.

10.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait
dengan sertifikasi yang dibekukan.
9.5.2. Setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya
sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.

10.6. Pemeliharaan sertifikasi ( jika ada )


9.6.1.Survailen minimal dilakukan sekali dalam jangka waktu masa berlaku sertifikat kompetensi.
9.6.2.Bentuk surveilen bukti rekaman hasil pekerjaan / laporan di tempat kerja, baik secara langsung, fax
ataupun email dan lainnya.
9.6.3.Witness (bila diperlukan).

10.7. Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1.PTUK SMK menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk
menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir dengan
melaksanakan asesmen.
9.7.2.Jika peserta tidak bekerja lagi pada bidang sesuai kompetensinya lebih dari 2 tahun, maka peserta
harus mengikuti pelaksanaan uji ulang kegiatan asesmen (praktik / unjuk performance).
9.7.3.Jika peserta tetap bekerja atau maksmal 1 tahun tidak bekerja sesuai bidang kompetensinya, maka
cukup berupa portfolio rekaman pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja.

10.8. Penggunaan Sertifikat


9.8.1.Memenuhi ketentuan skema sertifikasi.
9.8.2. Sertifikat hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan.
9.8.3.Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan PTUK SMK dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut PTUK SMK dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah.
9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat
acuan PTUK SMK setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat
kepada PTUK SMK yang menerbitkannya.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


9.8.5. Penyalahgunaan sertifikat kompetensi akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku

10.9. Banding
9.9.1.PTUK SMK akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding.
9.9.2. PTUK SMK akan menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara
konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4. PTUK SMK akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 13. Contoh blangko sertifikat kompetensi ( Halaman
Depan)

Logo SMK/MAK Logo PT/CV

PT/CV …………………………….
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
………………………

SERTIFIKAT KOMPETENSI
No. XXX.XXX SKK/SMK…./2017

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA

ACHMAD GOZALI
TELAH KOMPETEN DALAM

Judul Skema Kluster

Sertifikat Ini Berlaku sampai dengan


Tanggal setelah 3 (tiga) tahun penetapan.

Kepala Manajer
Sekolah Menengah Kejuruan PT/CV
…………………………………. ………………………………….

Cap sekolah Cap PT/CV

(nama kepala sekolah) (nama manajer)

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
(halaman Belakang)

DAFTAR UNIT KOMPETENSI


Kluster …………………………………

Non. Kode KD Judul KD

……………………….., …………………..2017

Cap sekolah

pas photo ybs

(Asesor Kompetensi)

Tanda tangan
ybs

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 14 A. Modifikasi Skema SMK/MAK

Modifikasi Skema Sertifikasi SMK/MAK yang telah ditetapkan bersama antara


Ditjen Dikdasmen Kemendikbud dan BNSP, dimaksudkan agar paket unit
kompetensi tersebut lebih kecil dan memungkinkan dilakukan tidak hanya
pada akhir durasi tahun ketiga dan keempat SMK/MAK. Atau sebaliknya
melakukan modifikasi agar paket unit kompetensi semakin besar, sehingga
memenuhi tuntutan pembelajaran untuk SMK 4 Tahun.

Untuk melakukan modifikasi skema sertifikasi perlu copy dokumen skema


sertifikasi SMK/MAK yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dikdasmen
Kemendibud, copy Narasi jenjang kualifikasi KKNI Penpres No. 8 Tahun
2012, copy dokumen kurikulum SMK/MAK 2013 dan copy SKKNI yang
terkait.
 Modifikasi skema sertifikasi menjadi paket lebih kecil (skema sertifikasi
sub-klaster)
Ambil salah satu skema sertifikasi kompetensi, yang telah ditetapkan oleh Ditjen
Dikdasmen. Sebagai contoh kita ambil Skema Sertifikasi dari Bidang Keahlian
Pariwisata, untuk Skema Sertifikasi Klaster Front Office. Dari dokumen skema sertifikasi
tersebut, ditelaah paket unit kompetensinya. Berdasar pada hasil telaah, dicari opsi
pemecahan paket kedalam subpaket yang lebih kecil. Paket unit kompetensi yang
lebih kecil, dimaksudkan agar kapet unit kompetensi yang lebih kecil memungkinkan
dilaksanakan pada setiap tahun pembelajaran. Dari kumpulan sub paket unit yang
telah disepakati, diidenetifikasi unit kompetensi yang dapat menjadi judul sertifikasi
kompetensi sub-klaster.

 Modifikasi skema sertifikasi menjadi paket lebih besar (skema


sertifikasi klaster plus)
Ambil salah satu skema sertifikasi kompetensi, yang telah ditetapkan oleh Ditjen
Dikdasmen. Sebagai contoh kita ambil Skema Sertifikasi dari Bidang Keahlian
Pariwisata, untuk Skema Sertifikasi Klaster Front Office. Dari dokumen skema sertifikasi
tersebut, ditelaah paket unit kompetensinya. Berdasar pada hasil telaah, dicari opsi
penambahan unit kompetensi kedalam paket yang lebih besar. Penambahan unt-unit
kompetensi dapat diidentifikasi dari unit kompetensi lain dari SKKNI Pariwisata
dikaitkan dengan narasi jenjang 3 pada KKNI. Paket unit kompetensi yang lebih besar,
dimaksudkan agar pakett unit kompetensi yang lebih besar memungkinkan memiliki
kesesuaian skema sertifikasi plus dengan jenjang pendidikan SMK 4 tahun.

Pada lampiran 14 B berikut ini mengilustrasikan proses modifikasi (dikurangi


atau ditambah) sesuai dengan kabutuhan.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Lampiran 14- B Alur proses modifikasi skema sertifikasi

Kemasan /paket kompetensi diambil dari skema setifikasi Pariwisata,


dari paket kompetensi yang berjumlah 10 unit kompetensi.
Skema Sertifikasi Klaster Front Office
11. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : KKNI / Okupasi Nasional / Klaster
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

NO KODE UNIT JUDUL UNIT

01 PAR.HT01.001.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

02 PAR.HT01.002.01 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda

03 Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan


PAR.HT01.003.01
keamanan di tempat kerja
04 Mengembangkan dan memperbaharui pengetahuan
PAR.HT01.004.01
tentang industri perhotelan
05 Menerima dan memproses reservasi
PAR.HT02.017.01
06 Menyediakan layanan akomodasi reception
PAR.HT02.018.01
07 Berkomunikasi melalui telepon
PAR.HT02.022.01
08 Menyediakan jasa porter
PAR.HT02.025.01
09 Menyediakan layanan kehilangan dan penemuan barang
PAR.HT02.046.01
10. Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris pada tingkat
D1.LAN.CL1.01
operasional dasar

Dari paket unit kompetensi yang berjumlah 10 unit tersebut, ditelaah dan dianalisis untuk
memodifikasi paketnya. Dalam contoh ini diasumsikan unit kompetensi dari nomor 1 s.d 3 diberi
warna hijau ,uda, dari nomor 4 s.d 6 diberi warna kuning muda dan dari no. 7 s.d nomor 10 diberi
warna abu-abu muda. Masing-masing sub kelompok tersebut diberi judul sub klater dan
dicarikan judul sub kalster dengan nama judul unit ompetensi yang dominan. Sebagai contoh
untuk kelompok sub klaster warna hijau muda
6.1. Jenis Kemasan : KKNI / Okupasi Nasional / Sub-Klaster Melakukan kerja Dasar
dan K3L di bidang Pariwisata.
6.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


NO KODE UNIT JUDUL UNIT

01 PAR.HT01.001.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

02 PAR.HT01.002.01 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda

03 Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan


PAR.HT01.003.01
keamanan di tempat kerja

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


SUB-KLASTER MELAKUKAN KERJA DASAR DAN
K3L DI BIDANG PARIWISATA
Skema sertifikasi sub-Kluster Melakukan Kerja Dasar Dan K3l Di Bidang Pariwisata merupakan
skema yang disusun atas dasar permintaan Dit PSMK untuk memastikan dan memelihara
kompetensi bagi siswa SMK Bidang Keahlian Pariwisata, Program Keahlian Hotel dan Restoran (3
tahun) dalam melakukan pekerjaan klaster serta sebagai acuan dalam melakukan uji kompetensi
di Kelompok Kompetensi (Mapel) Dasar Pelayanan Fron t Office)

Selanjutnya sub-klaster Melakukan kerja Dasar dan K3L di bidang Pariwisata.

tersebut dimasukan kedalam kedalam format skema sertifikasi


dengan menggunakan format skema sertifiksi klaster . dengan
contoh sebagai berikut:

2017
Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal:
Oleh: Oleh:

Kelompok Program Keahlian Ketua PTUK SMK


PTUK-SMK

NomorDokumen: SS-R4-ETK-2603-2015 REV


NomorSalinan : 0
Status Distribusi :
Terkendali
Takterkendali

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


1. LATARBELAKANG
1.1. Memenuhi tuntutan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 61 bahwa peserta didik diberikan
sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas jenjang pendidikan dan
pengakuan kompetensi.

1.2. PTUK SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi ad hoc melaksanakan sertifikasi kompetensi lulsan SMK
agar memenuhi tuntutan persyaratan kompetensi tenaga kerja menghadapi MEA dan persaingan global.

1.3. Tuntutan persyaratan kompetensi setiap teknisi dalam melakukan perawatan dan perbaikan/servis pada
setiap bengkel kendaraan ringan.

1.4. Sesuai regulasi akreditasi bengkel sebagaimana persyaratan Kemenperin, setiap teknisi kendaraan
ringan harus mempunyai sertifikat kompetensi yang dipersyaratkan.

1.5. Pengakuan kompetensi lulusan SMK dengan kualifikasi II dapat ditempuh dengan cara akumulasi
pencapaian kompetensi berdasarkan paket kompetensi (klaster) secara bertahap.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1. Pemeliharaan dan Perbaikan/Servis pada bagian ............................... secara berkala pada kendaraan
ringan.

2.2. Penggunaan skema sertifikasi ini berlaku untuk cakupan industri otomotif dan bengkel pemeliharaan
kendaraan ringan.

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para siswa SMK Otomotif Kelas ......... sesuai dengan tuntutan
industri, tuntutan profesi dan tuntutan pasar/konsumen.

3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh PTUK dan asesor.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang No .13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

4.2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

4.3. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 Tentang BNSP.

4.4. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sislatkernas.

4.5. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI

4.6. Peraturan Menakertrans No. 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional

4.7. ISO/IEC 17024: Conformity assessment – General requirements for bodies operating certification for
persons (Penilaian kesesuaian – Persyartan umum badan/lembaga sertifikasi personil)

4.8. Keputusan Menakertrans No. Kep.116/Men/VII/2004 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan.
4.9. Pedoman BNSP 201 : 2014

4.10. Tuntutan persyaratan kompetensi dari persyaratan pasar (Owner Requirement).

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

6. Klaster Menggunakan Peralatan Ukur

NO KODE UNIT JUDUL UNIT

01 PAR.HT01.001.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan

02 PAR.HT01.002.01 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda

03 Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan


PAR.HT01.003.01
keamanan di tempat kerja

7. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


7.1. Minimal siswa SMK Otomotif Kelas .......paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang telah memperoleh
materi pembelajaran sesuai unit-unit kompetensi yang tercantum dalam klaster ............................
7.2. Memiliki bukti laporan pelaksanaan praktik atau bukti lain yang diketahui oleh guru praktik

8. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


8.1. Hak Pemohon

7.1.1.Peserta yang kompeten dalam asesmen kompetensi diberikan sertifikat dan Log Book sesuai
pencapaian unit yang direkomendasikan oleh asesor dan dievaluasi oleh manajemen PTUK.

7.1.2.Mempunyai hak banding jika dalam proses uji ada yang merasa dirugikan.

7.1.3. Pemohon berhak mengetahui besarnya biaya proses uji secara rinci.

8.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1.Mematuhi persyaratan skema sertifikasi terkini.

7.2.2.Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dimiliki.

7.2.3. Sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan.

9. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari perusahaan, pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana
lainnya.

8.2. Biaya uji terdiri dari biaya sertifikasi awal, surveilan, administrasi dan sertifikasi ulang, biaya akomodasi
dan transport asesor, yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen

10. PROSES SERTIFIKASI


10.1. Persyaratan Pendaftaran

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


10.1.7. Pemohon mengajukan permohonan mengikuti asesmen dengan mengisi form APL-01 (Aplikasi
Permohonan Sertifikasi).
10.1.8. Pemohon diberikan penjelasan tentang skema dan ruang lingkup sertifikasi.
10.1.9. Pemohon menyetujui persyaratan sertifikasi dan memberikan informasi yang diperlukan untuk
penilaian.
10.1.10. Pemohon melampirkan fotokopi transkrip semester 1 sampai semester 4, bukti pelaksanaan
praktik dan pas photo 3x4 berwarna sebanyak 4 lembar.
10.1.11. Pemohon diberikan penjelasan tentang kebutuhan khusus dalam sertifikasi.
10.1.12. PTUK SMK akan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

10.2. Proses Asesmen


10.2.7. PTUK SMK akan menerapkan metoda dan prosedur asesmen yang disesuaikan terhadap
persyaratan dasar pemohon sertifikasi.
10.2.8. Peserta diberikan Standar Kompetensi Kerja (SKKNI) sesuai pada skema sertifikasi yang akan
diujikan.
10.2.9. Peserta melakukan uji mandiri dengan cara mengisi penilaian mandiri (APL-02) yang telah dibuat
PTUK SMK.
10.2.10. Peserta bertemu dengan Asesor Kompetensi (Konsultasi Pra Uji) mendiskusikan tentang
pelaksanaan uji yang akan dilakukan termasuk metode yang akan digunakan.
10.2.11. Asesor melakukan verifikasi bukti-bukti secara obyektif dan sistematis sesuai persyaratan skema
sertifikasi
10.2.12. Asesor akan melakukan asesmen lanjut apabila bukti-bukti tidak valid, asli, terkini dan memadai.

10.3. Proses Uji Kompetensi


10.3.1.Peserta Uji melaksankan uji kompetensi di Tempat Uji Kompetensi sesuai dengan perencanaan.
10.3.2.Asesor mengumpulkan bukti-bukti baik secara langsung, tidak langsung maupun tambahan untuk
menilai kompetensi peserta.
10.3.3.PTUK SMK akan menetapkan, mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi uji
kompetensi peserta sertifikasi.
10.3.4.Peralatan teknis yang digunakan dalam proses uji kompetensi harus diverifikasi atau dikalibrasi
secara tepat.
10.3.5.Asesor memberikan rekomendasi keputusan sesuai bukti-bukti yang telah dikumpulkan peserta
10.3.6. Asesor segera melaporkan rekomendasi kepada PTUK SMK

10.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1.PTUK SMK akan melakukan sidang pleno keputusan sertifikasi setelah dilakukan verifikasi berkas
sertifikasi dan menetapkan status kompetensi serta menerbitkan Log Book kompetensi sesuai
pencapaian unit dan Sertifikat kompetensi bagi yang seluruhnya kompeten.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


9.4.2.Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk peserta sertifikasi oleh PTUK SMK harus berdasarkan
informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi
tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan peserta sertifikasi.
9.4.3.PTUK SMK memberikan sertifikat kepada semua peserta yang telah dinyatakan kompeten dan atas
rekomendasi asesor kompetensi.
9.4.4. Peserta tidak diberikan Serifikat Kompetensi Klaster ..................... jika semua unit yang diujikan
masih terdapat unit kompetensi yang dinyatakan belum kompeten dan hanya diberikan Log Book
sesuai Unit Kompetensi yang dicapai dan selanjutnya diberikan kesempatan 1 (satu) kali untuk
mengulang unit kompetensi yang belum kompeten
9.4.5. Peserta akan diberikan Serifikat Kompetensi Klaster ................... dan Log Book jika semua unit yang
diujikan dinyatakan kompeten.
9.4.6. Sertifikat Kompetensi kerja berlaku dalam jangka waktu 3 Tahun setelah tanggal penerbitanya, dan
setelah itu harus diperpanjang kembali.

10.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait
dengan sertifikasi yang dibekukan.
9.5.2. Setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya
sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.

10.6. Pemeliharaan sertifikasi ( jika ada )


9.6.1.Survailen minimal dilakukan sekali dalam jangka waktu masa berlaku sertifikat kompetensi.
9.6.2.Bentuk surveilen bukti rekaman hasil pekerjaan / laporan di tempat kerja, baik secara langsung, fax
ataupun email dan lainnya.
9.6.3.Witness (bila diperlukan).

10.7. Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1.PTUK SMK menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk
menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir dengan
melaksanakan asesmen.
9.7.2.Jika peserta tidak bekerja lagi pada bidang sesuai kompetensinya lebih dari 2 tahun, maka peserta
harus mengikuti pelaksanaan uji ulang kegiatan asesmen (praktik / unjuk performance).
9.7.3.Jika peserta tetap bekerja atau maksmal 1 tahun tidak bekerja sesuai bidang kompetensinya, maka
cukup berupa portfolio rekaman pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja.

10.8. Penggunaan Sertifikat


9.8.1.Memenuhi ketentuan skema sertifikasi.
9.8.2. Sertifikat hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan.
9.8.3.Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan PTUK SMK dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut PTUK SMK dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat
acuan PTUK SMK setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat
kepada PTUK SMK yang menerbitkannya.
9.8.5. Penyalahgunaan sertifikat kompetensi akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku

10.9. Banding
9.9.1.PTUK SMK akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding.
9.9.2. PTUK SMK akan menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara
konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4. PTUK SMK akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Anda mungkin juga menyukai