Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent


killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka
menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami
suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi.

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terbesar penyebab


morbiditas dan mortalitas pada penyakit kardiovaskular. Sejak tahun
1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi meningkat
sebanyak 17,1% dengan angka kematian akibat komplikasi hipertensi
mencapai 9,4 juta per tahunnya,

Berdasarkan Riskesdas, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar


26,5% pada tahun 2013 kemudian meningkat menjadi 34.8 % pada
tahun 2018. Hanya 54.4 % penderita hipertensi yang rutin berobat
sedangkan sisanya tidak rutin atau tidak minum obat sama sekali. Di
UPT Puskesmas Haji pemanggilan sendiri kasus hipetensi selalu
menempati 10 penyakit terbesar setiap bulannya. Tetapi banyak sekali
pasien yang tidak rutin berobat, karena kurang optimalnya monitoring
pasien hipertensi.

Berdasarkan Undang-undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun


2014 dijelaskan bahwa Aparatur sipil negara (ASN) adalah profesi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN memiliki fungsi sebagai

1
pelaksana pelayanan publik, pemersatu bangsa serta sebagai
pelaksanan kebijakan publik. Dalam pelaksanaannya, peran ASN
menentukan kualitas pelayanan publik di berbagai sektor untuk
memenuhi hak dasar warga negara, salah satunya adalah di sektor
kesehatan.

Puskesmas sebagai salah satu unit pelayanan masyarakat berperan


penting dalam program pemerintah untuk mengendalikan hipertensi.
Terutama dokter sebagai ASN harus berperan aktif dalam
melaksanakan program pemerintah tersebut.

Untuk merealisasikan penyelesaian isu diatas,penulis selaku dokter


ahli pertama di
Puskesmas Haji Pemanggilan dibekali nilai-nilai dasar ASN dalam
latihan dasar CPNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi. Sehinngga diharapkan isu dapat
diselesaikan dengan baik.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan kegiatan aktualisasi berikut:
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di tempat tugas
2. Melakukan monitoring penyakit hipertensi menggunakan kartu
kontrol
3. Sebagai salah satu prasyarat kelulusan latihan dasar CPNS
golongan III

Manfaat kegiatan aktualisasi:


1. Bagi Pemerintah yaitu dapat membantu menurunkkan angka
morbiditas dan mortalitas penyakit hipertensi di Indonesia
2. Bagi Instansi yaitu dapat membantu pencapaian program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM)

2
3. Bagi peserta latsar yaitu dapat menerapkan nilai-nilai dasar
profesi ASN tersebut di lingkungan kerja yang mengandung nilai-
nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi.
4. Bagi pasien dapat membantu dalam mendisiplinkan kontrol
penyakit hipertensi yang dideritanya

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi dilakukan di UPT Puskesmas Haji
Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha Lampung Tengah dalam waktu
30 (tiga puluh) hari yang menerapkan nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai
Aparatur Sipil Negara (ASN). Objek kegiatan aktualiasi yaitu pesien
hipetensi yang berobat ke Poli Umum UPT Puskesmas Haji
Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Organisasi


A. Sejarah Singkat Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes, 2004).
Merujuk dari definisi puskesmas tersebut, dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelayanan teknis dinas Kabupaten/Kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional dinas kesehatan
Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Penanggungjawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah dinas
kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya sebagian Universitas Sumatera

4
Utara 11 upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas
adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa,
kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

B. Fungsi Puskesmas

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di


wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya

C. Rincian Tugas dan Fungsi dan atau Tugas Tambahan, dan atau
Kegiatan Inisiatif Sendiri dengan Persetujuan Atasan
1. Tugas Pokok:
a. Memberikan pelayanan medis pada wilayah kerja
Puskesmas yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
b. Melakukan pelayanan kesehatan pada pasien rawat jalan

5
c. Membuat catatan medik untuk pasien rawat jalan
d. Memberikan pelayanan surat rujukan
e. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi pelayanan
kesehatan
f. Melaksanakan penanggulangan wabah penyakit
g. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
program lapangan
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai
peraturan yang ada

2. Fungsi:
a. Tenaga Medis pada Puskesmas
b. Penanggung jawab pelayanan medis pada puskesmas
c. Konsulen medis pada puskesmas

D. Data Umum Puskesmas


Puskesmas Haji Pemanggilan terletak di Kecamatan Anak Tuha
Kabupaten Lampung Tengah, letak kordinat: lintang S-5,019030 Bujur
E105,039246 yang wilayah kerjanya meliputi 9 kampung, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Timur : Puskesmas Terbanggi Subing
 Selatan : Puskesmas Kesumadadi dan Bangun Rejo
 Barat : Puskesmas Padang Ratu
 Utara : Puskesmas Simpang Agung dan Anak Tuha
Puskesmas Haji Pemanggilan dibangun berawal dari Balai
Pengobatan yang dibuat Tahun 1978, berkembang menjadi
Puskesmas Pembantu yang kemudian pada Tahun 1983 menjadi
Puskesmas induk. Ditahun 2014 puskesmas induk menempati lokasi
baru yaitu berlokasi dikecamatan Anak Tuha.
Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan mempunyai
Puskesmas Pembantu sebelumnya sebanyak3 buah yaitu : Pustu

6
Srikaton, Pustu Negara Aji Tua, Pustu Bumi Jaya,. Namun mulai tahun
2018 Pustu Negara Bumi Udik dan Pustu Sriharjo mulai masuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Anak Tuha sehingga sekarang tinggal 3
Pustu yang masuk wilayah kerja Puskesmas Haji Pemanggilan yaitu
Pustu Negara Aji Tua, Pustu Srikaton dan Pustu Bumi jaya.

E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi terlampir di lampiran 1.1

F. Visi Misi Puskesmas


1. Visi Puskesmas
Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Dasar yang
Bermutu Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri.

2. Misi Puskesmas
a. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang profesional
b. Meningkatkan kapasitas SDM, Sarana dan Prasarana
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan berkesinambungan

3. Tata Nilai Puskesmas Haji Pemanggilan


Berikut adalah beberapa nilai organisasi UPTD Puskesmas
Haji Pemanggilan :
S : Semangat Melayani dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan, Santun)
E : Empati Dalam Pelayanan
N : Nyaman Dalam Pelayanan, Sarana dan Prasarana
Y : Yakin Bekerja Sesuai SOP

7
U :Utamakan Pelayanan Pada Lansia, Ibu Hamil, dan
Pasien berkebutuhan khusus
M : Mutu Pelayanan Prima

4. Motto dan Kebijakan Mutu Puskesmas Haji Pemanggilan


a. Motto
Melayani dengan sepenuh hati
b. Kebijakan Mutu
Meningkatkan Mutu dan Kinerja dengan berorientasi pada
kepuasan dan keselamatan pasien

2.2 Teori Singkat Hipertesi


A. Epidemiologi Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum


ditemukan dalam praktik kedokteran primer. Menurut (National Heart,
Lung, and Blood Institute) 1 dari 3 pasien menderita hipertensi.
Hipertensi juga merupakan faktor risiko infark miokard, stroke gagal
ginjal akut dan juga kematian.

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terbesar penyebab


morbiditas dan mortalitas pada penyakit kardiovaskular. Sejak tahun
1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi meningkat
sebanyak 17,1% dengan angka kematian akibat komplikasi hipertensi
mencapai 9,4 juta per tahunnya,

Berdasarkan Riskesdas, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar


26,5% pada tahun 2013 kemudian meningkat menjadi 34.8 % pada
tahun 2018. Hanya 54.4 % penderita hipertensi yang rutin berobat
sedangkan sisanya tidak rutin atau tidak minum obat sama sekali. Di
UPT Puskesmas Haji pemanggilan sendiri kasus hipetensi selalu

8
menempati 10 penyakit terbesar setiap bulannya. Tetapi banyak sekali
pasien yang tidak rutin berobat, karena kurang optimalnya monitoring
pasien hipertensi.

Gambar 2.1 Proprosi Riwayat Minum Obat dan Alasan Tidak Minum
Obat

B. Pengertian dan Klasifikasi Hipertensi


Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri
yang persisten. Peningkatan tekanan darah sistolik pada umumnya
>140 mmHg atau tekanan darah diastolik >90 mmHg. Tekanan
darah diklasifikasikan dalam beberapa bagian, yaitu :

9
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut Joint National
Committe 8 (JNC 8)

C. Tatalaksana Hipertensi
Dalam penanganan hipertensi para ahli umumnya mengacu
kepada guideline-guideline yang ada. Salah satu guideline terbaru
yang dapat dijadikan acuan dalam penanganan hipertensi di
Indonesia adalah guideline Joint National Committee (JNC) 8 yang
dipublikasikan pada tahun 2014.

Tabel 2.2 Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 8

10
2.3 Identifikasi Permasalahan dan Penetapan Isu
A. Identifikasi Permasalahan dan Isu

Tabel 2.3 Identifikasi Permasalahan Isu

URAIAN TUGAS
NO PERMASALAHAN SOLUSI
(sesuai point 1G)
1. Kurang optimalnya monitoring Monitoring pasien
Memberikan pelayanan medis
pasien hipertensi hipertensi
pada wilayah kerja Puskesmas
menggunakan kartu
yang meliputi promotif,
kontrol
preventif, kuratif dan
rehabilitatif untuk
meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
2. Belum optimalnya kegiatan Melakukan
Memberikan pelayanan medis
promotif dan prefentif di penyuluhan untuk
pada wilayah kerja Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas Haji meningkatkan tingkat
yang meliputi promotif,
Pemanggilan pengetahuan
preventif, kuratif dan
masyarakat di
rehabilitatif untuk
wilayah kerja
meningkatkan derajat
Puskesmas Haji
kesehatan masyarakat
Pemanggilan

3. Belum optimalnya
Optimalisasi
Melaksanakan
penanggulangan wabah
penanggulangan
penanggulangan wabah
penyakit di wilayah kerjawabah penyakit di
penyakit
Puskesmas Haji Pemanggilan
wilayah kerja
Puskesmas Haji
Pemanggilan
Kurang terjadwalnya kegiatan Melakukan kegitan
Melaksanakan tugas lapangan
4 tugas lapangan tugas lapangan yang
dibidang kesehatan
terjadwal di
puskesmas Haji
Pemanggilan

B. Penetapan Isu
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, isu yang penulis
angkat yaitu Kurang optimalnya monitoring pasien hipertensi di
Puskesmas Haji Pemanggilan, kemudian solusi yang diambil adalah
dengan Monitoring pasien hipertensi menggunakan kartu kontrol. Isu

11
ini diambil karena hipertensi merupakan salah 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Haji Pemanggilan dan kurangnya kepatuhan pasien untuk
rutin mengontrol penyakitnya. Oleh karena itu diharapkan dengan
adanya kartu kontrol ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan
mengurangi angka kesakitan karena penyakit hipertensi.

2.4 Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN)


Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) peserta diklat
mendapatkan materi mengenai pemahaman nilai-nilai dasar profesi PNS
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA). Penjelasan nilai – nilai ANEKA sebagai berikut:
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa


indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu:

12
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4) Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak
di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan


yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam
politik praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.

13
B. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.

Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang


meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme
berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila.
C. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah
perilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Indikator etika
publik, antara lain sebagai berikut:
1) Memegah teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

14
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepeminpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh
individuterhadap produk atau jasa berupa ukuran baik atau buruk.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Indikator komitmen mutu
antara lain:
1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.

15
2) Efisien, adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat
waktu.
3) Efektif, adalah berhasil guna, menunjukan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
4) Inovatif, adalah sesuatu yang baru sebagai perwujudan ide
kreatifitas untuk meningkatkan mutu pelayanan.

E. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat, baik secara langsung mau pun tidak lengsung.
Tindak pidana korupsi terdiri dari:
1) kerugian keuangan negara;
2) suap-menyuap;
3) pemerasan;
4) perbuatan curang;
5) penggelapan dalam jabatan;
6) benturan kepentingan dalam pengadaan;
7) gratifikasi.

Nilai-nilai yang terkandung dalam anti korupsi antara lain


mencakup jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, berani, adil, dan sederhana.

Selain mendapatkan materi tentang nilai – nilai dasar PNS,


peserta diklat on campus juga mendapatkan materi mengenai
pemahaman kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu
Manajemen ASN, Whole of Government, danPelayanan Publik.
Penjelasan dari ketiga materi tersebut adalah sebagai berikut:

16
F. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan upaya pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika, profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari KKN.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola
karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun
dan perlindungan. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
1) Kepastian hukum;
2) Profesionalitas;
3) Proporsionalitas;
4) Keterpaduan;
5) Delegasi;
6) Netralitas;
7) Akuntabilitas;
8) Efektif dan efisien;
9) Keterbukaan;
10) Non diskriminatif;
11) Persatuan;
12) Kesetaraan;
13) Keadilan; dan
14) Kesejahteraan.

G. Whole of Government
Whole of Government (WoG) merupakan cara pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintah dari seluruh sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan perumusan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.

17
Whole of Government bertujuan menciptakan Good Governance di
mana terdapat tiga pilar di dalamnya, yaitu pemeritah,
swasta/bisnis dan masyarakat. Adapun WoG diperlukan, antara
lain:
1) Dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program
2) pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
3) pemerintahan yang lebih baik;
4) Mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintah
5) sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik;
6) Adanya nuansa kompetisi antar sektor, satu sektor bisa
menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-
masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontraproduktif atau ‘saling membunuh’;
7) Tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong
perilaku dan nilai individu maupun kelompok yang
menyempit pada kepentingan sektornya yang kontra
produktif terhadap tujuan-tujuan yang lebih besar atau yang
berskala nasional; dan
8) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya
potensi disintegrasi.
Adapun indikator dari Whole of Govermenmet, antara lain:
1) Integrasi;
2) Koordinasi; dan
3) Kapasitas.

H. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung

18
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di
daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah, dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Unsur dalam Pelayanan Publik terdiri dari 3, yaitu:
1) Organisasi penyelenggara pelayanan
2) Penerima layanan pelanggan yaitu orang atau masyarakat
atau organisasi yang berkepentingan, dan
3) Kepuasan diterima oleh penerima layanan (pelanggan)

Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip


pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:

19
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan Murah
6) Efektif dan Efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

20
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pegembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013.


Riset kesehatan dasar. RISKESDAS 2013 . 2013 . Available From: http://
www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/laporan@riskesdas2013.ID

Badan Penelitian dan Pegembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2018.


Riset kesehatan dasar. RISKESDAS 2018 . 2018 . Available From: http://
www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2018/laporan@riskesdas2018.ID

James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C Handler J et al.
Evidence-based Guideline For the management of high blood pressure in adults:
Report from the panel members appointed to the eighth Joint National Committee
(JNC) 8 .2014.311 (5) : 507-20. doc:10.1001/jama.2013.284427

Permenkes No 74 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Available form :


http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-2014-ttg-
Puskesmas.pdf

Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Akuntabilitas.


Lembaga Administrasi negara: Jakarta.

Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Etika Publik. Lembaga


Administrasi negara: Jakarta.

Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Komitmen Mutu.


Lembaga Administrasi negara: Jakarta.

Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Anti Korupsi. Lembaga Administrasi
negara: Jakarta.

Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Manajemen ASN.


Lembaga Administrasi negara: Jakarta.

Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Whole of Government.


Lembaga Administrasi negara: Jakarta.

Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Pelayanan Publik. Lembaga


Administrasi negara: Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai