PENDAHULUAN
1
pelaksana pelayanan publik, pemersatu bangsa serta sebagai
pelaksanan kebijakan publik. Dalam pelaksanaannya, peran ASN
menentukan kualitas pelayanan publik di berbagai sektor untuk
memenuhi hak dasar warga negara, salah satunya adalah di sektor
kesehatan.
2
3. Bagi peserta latsar yaitu dapat menerapkan nilai-nilai dasar
profesi ASN tersebut di lingkungan kerja yang mengandung nilai-
nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi.
4. Bagi pasien dapat membantu dalam mendisiplinkan kontrol
penyakit hipertensi yang dideritanya
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Utara 11 upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas
adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa,
kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
B. Fungsi Puskesmas
C. Rincian Tugas dan Fungsi dan atau Tugas Tambahan, dan atau
Kegiatan Inisiatif Sendiri dengan Persetujuan Atasan
1. Tugas Pokok:
a. Memberikan pelayanan medis pada wilayah kerja
Puskesmas yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
b. Melakukan pelayanan kesehatan pada pasien rawat jalan
5
c. Membuat catatan medik untuk pasien rawat jalan
d. Memberikan pelayanan surat rujukan
e. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi pelayanan
kesehatan
f. Melaksanakan penanggulangan wabah penyakit
g. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
program lapangan
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai
peraturan yang ada
2. Fungsi:
a. Tenaga Medis pada Puskesmas
b. Penanggung jawab pelayanan medis pada puskesmas
c. Konsulen medis pada puskesmas
6
Srikaton, Pustu Negara Aji Tua, Pustu Bumi Jaya,. Namun mulai tahun
2018 Pustu Negara Bumi Udik dan Pustu Sriharjo mulai masuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Anak Tuha sehingga sekarang tinggal 3
Pustu yang masuk wilayah kerja Puskesmas Haji Pemanggilan yaitu
Pustu Negara Aji Tua, Pustu Srikaton dan Pustu Bumi jaya.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi terlampir di lampiran 1.1
2. Misi Puskesmas
a. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang profesional
b. Meningkatkan kapasitas SDM, Sarana dan Prasarana
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan berkesinambungan
7
U :Utamakan Pelayanan Pada Lansia, Ibu Hamil, dan
Pasien berkebutuhan khusus
M : Mutu Pelayanan Prima
8
menempati 10 penyakit terbesar setiap bulannya. Tetapi banyak sekali
pasien yang tidak rutin berobat, karena kurang optimalnya monitoring
pasien hipertensi.
Gambar 2.1 Proprosi Riwayat Minum Obat dan Alasan Tidak Minum
Obat
9
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut Joint National
Committe 8 (JNC 8)
C. Tatalaksana Hipertensi
Dalam penanganan hipertensi para ahli umumnya mengacu
kepada guideline-guideline yang ada. Salah satu guideline terbaru
yang dapat dijadikan acuan dalam penanganan hipertensi di
Indonesia adalah guideline Joint National Committee (JNC) 8 yang
dipublikasikan pada tahun 2014.
10
2.3 Identifikasi Permasalahan dan Penetapan Isu
A. Identifikasi Permasalahan dan Isu
URAIAN TUGAS
NO PERMASALAHAN SOLUSI
(sesuai point 1G)
1. Kurang optimalnya monitoring Monitoring pasien
Memberikan pelayanan medis
pasien hipertensi hipertensi
pada wilayah kerja Puskesmas
menggunakan kartu
yang meliputi promotif,
kontrol
preventif, kuratif dan
rehabilitatif untuk
meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
2. Belum optimalnya kegiatan Melakukan
Memberikan pelayanan medis
promotif dan prefentif di penyuluhan untuk
pada wilayah kerja Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas Haji meningkatkan tingkat
yang meliputi promotif,
Pemanggilan pengetahuan
preventif, kuratif dan
masyarakat di
rehabilitatif untuk
wilayah kerja
meningkatkan derajat
Puskesmas Haji
kesehatan masyarakat
Pemanggilan
3. Belum optimalnya
Optimalisasi
Melaksanakan
penanggulangan wabah
penanggulangan
penanggulangan wabah
penyakit di wilayah kerjawabah penyakit di
penyakit
Puskesmas Haji Pemanggilan
wilayah kerja
Puskesmas Haji
Pemanggilan
Kurang terjadwalnya kegiatan Melakukan kegitan
Melaksanakan tugas lapangan
4 tugas lapangan tugas lapangan yang
dibidang kesehatan
terjadwal di
puskesmas Haji
Pemanggilan
B. Penetapan Isu
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, isu yang penulis
angkat yaitu Kurang optimalnya monitoring pasien hipertensi di
Puskesmas Haji Pemanggilan, kemudian solusi yang diambil adalah
dengan Monitoring pasien hipertensi menggunakan kartu kontrol. Isu
11
ini diambil karena hipertensi merupakan salah 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Haji Pemanggilan dan kurangnya kepatuhan pasien untuk
rutin mengontrol penyakitnya. Oleh karena itu diharapkan dengan
adanya kartu kontrol ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan
mengurangi angka kesakitan karena penyakit hipertensi.
12
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4) Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak
di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
13
B. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
14
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepeminpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh
individuterhadap produk atau jasa berupa ukuran baik atau buruk.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Indikator komitmen mutu
antara lain:
1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.
15
2) Efisien, adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat
waktu.
3) Efektif, adalah berhasil guna, menunjukan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
4) Inovatif, adalah sesuatu yang baru sebagai perwujudan ide
kreatifitas untuk meningkatkan mutu pelayanan.
E. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat, baik secara langsung mau pun tidak lengsung.
Tindak pidana korupsi terdiri dari:
1) kerugian keuangan negara;
2) suap-menyuap;
3) pemerasan;
4) perbuatan curang;
5) penggelapan dalam jabatan;
6) benturan kepentingan dalam pengadaan;
7) gratifikasi.
16
F. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan upaya pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika, profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari KKN.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola
karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun
dan perlindungan. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
1) Kepastian hukum;
2) Profesionalitas;
3) Proporsionalitas;
4) Keterpaduan;
5) Delegasi;
6) Netralitas;
7) Akuntabilitas;
8) Efektif dan efisien;
9) Keterbukaan;
10) Non diskriminatif;
11) Persatuan;
12) Kesetaraan;
13) Keadilan; dan
14) Kesejahteraan.
G. Whole of Government
Whole of Government (WoG) merupakan cara pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintah dari seluruh sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan perumusan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.
17
Whole of Government bertujuan menciptakan Good Governance di
mana terdapat tiga pilar di dalamnya, yaitu pemeritah,
swasta/bisnis dan masyarakat. Adapun WoG diperlukan, antara
lain:
1) Dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program
2) pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
3) pemerintahan yang lebih baik;
4) Mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintah
5) sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik;
6) Adanya nuansa kompetisi antar sektor, satu sektor bisa
menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-
masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontraproduktif atau ‘saling membunuh’;
7) Tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong
perilaku dan nilai individu maupun kelompok yang
menyempit pada kepentingan sektornya yang kontra
produktif terhadap tujuan-tujuan yang lebih besar atau yang
berskala nasional; dan
8) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya
potensi disintegrasi.
Adapun indikator dari Whole of Govermenmet, antara lain:
1) Integrasi;
2) Koordinasi; dan
3) Kapasitas.
H. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung
18
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di
daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah, dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Unsur dalam Pelayanan Publik terdiri dari 3, yaitu:
1) Organisasi penyelenggara pelayanan
2) Penerima layanan pelanggan yaitu orang atau masyarakat
atau organisasi yang berkepentingan, dan
3) Kepuasan diterima oleh penerima layanan (pelanggan)
19
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan Murah
6) Efektif dan Efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan
20
DAFTAR PUSTAKA
James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C Handler J et al.
Evidence-based Guideline For the management of high blood pressure in adults:
Report from the panel members appointed to the eighth Joint National Committee
(JNC) 8 .2014.311 (5) : 507-20. doc:10.1001/jama.2013.284427
Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. (2017). Anti Korupsi. Lembaga Administrasi
negara: Jakarta.
21