Anda di halaman 1dari 18

1. Anemia 2.

Suplement FE

3. DM
gestational

4. BBLR 5. Prematur
Anemia adalah kondisi dimana sel darah
merah menurun atau menurunnya hemoglobin,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan
janin menjadi berkurang.

“Anemia pada wanita hamil jika :


kadar hemoglobin < 10,00 gr”
Didapat Heredite
r
1. Defisiensi besi
1. Talasemia
2. Kehilangan darah
2. Hemoglobinopa
akut
ti sel sabit
3. Peradangan atau
3. Anemia
keganasan
hemolitik
4. Defisiensi vitamin
herediter
B12
5. Hemolisis
6. Aplastik
1. Kurang Gizi (Mal Nutrisi)

2. Kurang Zat Besi Dalam Diet

3. Mal Absorbsi

4. Kehilangan banyak darah

5. Penyakit-Penyakit Kronis
1. Anemia Zat Besi (kejadian 3. Anemia Hipoplastik
62,30%) dalam kehamilan (kejadian 80,00%)
yang paling sering ialah Anemia pada wanita
anemia akibat kekurangan hamil yang disebabkan
zat besi. karena sumsum tulang
kurang mampu membuat
sel-sel darah merah.
2. Anemia Megaloblastik
(kejadian 29,00%)
Anemia megaloblastik 4. Anemia Hemolitik (kejadian
dalam kehamilan 0,70%)
disebabkan karena Anemia yang disebabkan
defisiensi B12 /asam folat. karena penghancuran sel
darah merah berlangsung
lebih cepat, yaitu penyakit
malaria.
1. Bahaya Pada Trimester I anemia dapat menyebabkan terjadinya
missed abortion, kelainan congenital, abortus / keguguran.
2. Bahaya Pada Trimester II
anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature,
perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah
terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
3. Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his
primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan
tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).
Klasifikasi Derajat Anemia
Menurut WHO :

1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 g


2. Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3. Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
4. Berat Hb < 6,00 gr%
Suplement Fe

Kebutuhan tablet besi pada kehamilan menurut Jordan


(2003):

 Pada kehamilan dengan janin tunggal : 200-600 mg


 200-370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya
 150-200 mg untuk kehilangan eksternal, 30-170 mg untuk tali
pusat dan plasenta
 90-310 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat
melahirkan
Diabetes Gestational terjadi karena
pangkreas tidak mampu
menghasilkan insulin yang cukup
untuk mengontrol gula darah
(glukosa) pada keadaan yang aman
selama kehamilan.
Ibu mempunyai resiko hipertensi semasa kehamilan

Janin yang berat dan berlebihan menyebabkan


kesulitan dalam melahirkan.

Setelah persalinan bayi akan mengalami hipoglikomia


Penyebab bayi non prematur disebabkan:
 Penyakit kronis: DM,Paru – paru kronik,
hipertensi berat
 Keadaan rahim : keadaan plasenta
yang tidak baik, sebagai sumber asupan
janin
 Faktor lain seperti : konsumsi alkohol,
merokok dan genetik
Kelahiran prematur atau kelahiran
sebelum waktunya terjadi saat
melahirkan sebelum kehamilan
genap 37 minggu.
Ada tiga kelompok perempuan yang
memiliki risiko paling besar akan
mengalami kelahiran prematur:
 Perempuan yang sebelumnya pernah
mengalami kelahiran prematur
 Perempuan yang menjalani kehamilan
kembar dua, tiga atau lebih
 Perempuan yang memiliki rahim atau
saluran rahim yang abnormal.
 Frekuensi
Penyakit ke-4 yang prevalensinya terbanyak dengan prevalensi
50,9% pada tahun 1995, kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2001 menjadi 40,1%. Jenis anemia yang dominan adalah
anemia karena kekurangan zat besi.
 Distribusi
- Orang :ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari
35 tahun lebih berisiko menderita anemia dari pada ibu hamil usia
20-35 tahun.
- Waktu :Prevalensi Anemia Pada Bumil di Indonesia
Berdasarkan Data SKRT 1992-2001 Besarnya angka kejadia anemia
ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II
sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%.
1. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
2. sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi
rendah.
3. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di
negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram
4. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah
dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%
5. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar
7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada
sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni
maksimal 7% (2,3).

Anda mungkin juga menyukai