Full
Full
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 108114089
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 108114089
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
dengan baik skripsi yang berjudul “Efek Perbedaan Basa Terhadap Karakteristik
Fisik Sabun Transparan Minyak Jahe” sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
penulis mendapat banyak bantuan, dukungan, semangat, doa, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
1. Kedua orang tua yang telah memberikan banyak dukungan, doa, kasih,
3. Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. Selaku dosen pembimbing
4. Bapak dan Ibu Penguji selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu.
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
skripsi.
6. Pak Musrifin, Mas Agung, dan Mas Otok atas segala bantuan dan
7. Teman – teman kelompok skripsi, Maria, Nita, Niken yang sama – sama
motivasi, semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir ini masih terdapat
saran dan kritik yang dapat membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga
Penulis
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................... v
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Sabun .................................................................................................. 6
3.3.Pengawet ................................................................................ 11
3.5.Gliserin ................................................................................... 12
3.7.Sukrosa ................................................................................... 13
3.8.Betain ..................................................................................... 13
C. NaOH ................................................................................................. 14
D. Ca(OH)2............................................................................................... 15
E. KOH ................................................................................................... 15
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
H. Hipotesis ............................................................................................. 19
2. Definisi Operasional...................................................................... 20
C. Bahan................................................................................................... 22
D. Alat ..................................................................................................... 22
1. Kekerasan sabun............................................................................ 35
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. KESIMPULAN ................................................................................... 43
B. SARAN ............................................................................................... 43
LAMPIRAN .......................................................................................................... 47
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Macam – macam asam lemak dan sifat sabun yang dihasilkan............... 10
Tabel VI. p-value pada Paired t-test penyusutan bobot 1-4 minggu ................... 34
Tabel IX. Unpaired t-test kemampuan membentuk busa level tengah dan tinggi. 39
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Data Uji Kemampuan membentuk busa level tengah Sabun “Mf” .. 49
Lampiran 4. Data Uji Kemampuan membentuk busa level tinggi Sabun “Mf” .. 49
“Mf” ..................................................................................................................... 50
Lampiran 6. Data Uji Kemampuan mempertahankan busa level tinggi Sabun “Mf”
............................................................................................................................... 50
Lampiran 7. Data Uji Kekerasan Sabun level tengah dengan standar “Lf” ......... 51
Lampiran 8. Data Uji Kekerasan Sabun level tinggi dengan standar “Lf” .......... 51
Lampiran 9. Data Uji Kemampuan membentuk busa pada level tengah dengan
Lampiran 10. Data Uji Kemampuan membentuk busa pada level tinggi dengan
Lampiran 11. Data Uji Kemampuan Mempertahankan busa pada level tengah
Lampiran 12. Data Uji Kemampuan Mempertahankan busa pada level tinggi
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 13. Data % penurunan busa level tengah sabun “Lf” .......................... 56
Lampiran 14. Data % penurunan busa level tengah sabun “Mf” ......................... 56
Lampiran 15. Data % penurunan busa level tinggi sabun “Lf” ........................... 57
Lampiran 16. Data % penurunan busa level tinggi sabun “Mf” .......................... 57
Lampiran 20. Data sifat fisik kekerasan sabun pada level tengah dan tinggi ...... 59
Lampiran 21. Data busa awal pada level tengah dan tinggi minggu ke 4 ............ 60
Lampiran 22. Data busa setelah pendiaman pada level tengah dan tinggi ........... 60
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This research about the formulations of ginger oil transparent soap using
different bases had been conducted with aims to identify the possibilities of the
development in the formulations of ginger oil transparent soap bar, and to
identify the differences on the physical characteristic of the soaps.
This research was a randomized experimental research. The physical
characteristics of the transparent soap bar which observed were the hardness of
the soap, the ability to form and to preserve the foam of the soap, pH, and the
transparency of the soap. The statistical analysis which was used to identify the
significant differences was Paired t test and Unpaired t test, on 95% confident
interval.
The result showed that there were significant differences on the soap
physical characteristics on medium and high level of NaOH. However, soap with
Ca(OH)2 could not be formed, while the KOH could only produced very soft soap,
which could not meet the criteria of hardness.
Key words : transparent soap, base, hardness of soap, ability to form and to
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
matahari langsung. Salah satu produk perawatan tubuh seperti sabun merupakan
kebutuhan yang dapat dikatakan penting bagi banyak orang karena sabun yang
akibat kuman yang menempel pada kulit, selain itu juga dapat memberi kesegaran
kembali.
Sabun didefinisikan sebagai garam alkali dari asam lemak rantai panjang.
logam Natrium, maka dapat membentuk garam yang disebut sabun (Barel et al.,
2001). Pada umumnya, sabun yang digunakan oleh banyak masyarakat berupa
sabun cair dan batang. Sabun batang sendiri dibagi menjadi dua, yaitu opaque
transparan yang memiliki nilai estetika lebih tinggi dibandingkan opaque soap,
karena tampilannya yang bening atau transparan sehingga dapat menambah nilai
estetika dari sabun itu sendiri. Selain tampilan yang menarik, dasar pemilihan
sabun oleh konsumen juga berdasarkan wangi dari sabun itu sendiri.
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
inovasi dari sabun opaque. Menurut sumber yang lain (Anonim, 2007), dikatakan
bahwa sabun batang transparan memiliki potensi yang cukup baik untuk dapat
dikembangkan, tidak hanya sebagai sabun mandi, akan tetapi juga dapat
daya beli konsumen. Minyak jahe yang telah diekstrak dari bahan alami berupa
tanaman jahe, digunakan oleh peneliti sebagai fragrance dari sabun transparan
yang akan dibuat. Digunakan minyak jahe karena memiliki banyak kegunaan,
selain dapat digunakan sebagai fragrance juga dapat digunakan untuk memberi
sensasi rileks.
Fungsi basa dalam pembuatan sabun adalah sebagai agen pereaksi dengan
fase minyak sehingga akan terjadi reaksi saponifikasi (Barel et al., 2001). Proses
terjadi antara asam lemak bebas dengan alkali. Dalam proses saponifikasi, dengan
adanya reaksi antara fase minyak dan basa alkali, maka dapat terbentuk gliserol
dan sabun yang berupa garam sodium atau pottasium (Fitrianti, 2007).
pembuatan sabun. Berikatannya logam alkali dengan asam lemak, maka sabun
dapat terbentuk. Macam – macam logam alkali antara lain, Natrium Hidroksida
digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang
biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Dengan
berikatannya logam Natrium atau Kalium dengan asam lemak, maka sabun dapat
golongan basa alkali, akan tetapi memiliki kebasaan yang lebih rendah
karakteristik fisiknya.
B. Rumusan Masalah
C. Keaslian Karya
jahe dengan basa terhadap karakteristik fisik yang dihasilkan belum pernah diteliti
lain :
Hasil yang diperoleh adalah dengan adanya perbedaan minyak atsiri yang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat praktis
E. Tujuan Penelitian
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sabun
1. Pengertian Sabun
Sabun adalah salah satu kosmetika yang telah dikenal oleh banyak orang,
yang dapat berfungsi untuk membersihkan kulit dari kotoran – kotoran yang
menempel serta dapat memberi rasa harum pada kulit (Wasitaatmaja, 1997).
dan berfungsi sebagai pembersih. Molekul sabun tersusun dari alkil (-R) yang
bersifat nonpolar, sehingga dapat larut dalam minyak, dan ion karboksilat(-
COONa) yang bersifat polardapat larut dalam air. Dilihat dari sifat molekuler
sabun tersebut, maka sabun dapat memiliki fungsi sebagai daya pembersih. Ketika
sabun digunakan pada saat mandi, gugus nonpolar dari sabun akan menempel
pada kotoran dan bagian polarnya akan menempel pada air. Hal ini akan
mengakibatkan tegangan permukaan sabun yang memiliki gugus non polar yaitu
gugus –R akan mengikat kotoran, dangugus –COONa yang akan mengikat air
Molekul sabun tersusun dari 2 gugus, yaitu gugus hidrofobik dan hidrofilik.
Ketika sabun digunakan untuk membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh
(berupa lemak), gugus hidrofobik pada bagian sabun akan menempel pada
kotoran, sedangkan gugus hidrofilik pada sabun akan menempel pada air.
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
permukaan air berkurang, sehingga kotoran dapat terbuang saat pembilasan oleh
Jenis sabun yang dikenal oleh masyarakat ada 2, yaitu sabun padat dan
sabun cair. Sabun padat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sabun opaque,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena adanya reaksi asam lemak bebas
dengan alkali. Proses saponifikasi terjadi pada suhu 80-100 oC (Mitsui, 1997).
Reaksi kimia pada proses saponifikasi dapat dilihat pada gambar 1, dan proses
Sabun batang transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki
dapat membaca tulisan dengan font tipe 14 melalui sabun dengan ketebalan 0,25
inchi. Sabun transparan dibuat dengan melarutkan base soap (chip soap) dalam
etanol (20%-50%), gliserin (5%-25%), dan sirup (10%-25%). Sirup gula yang
Tujuannya adalah untuk membentuk larutan sabun menjadi jernih. Alkohol yang
3.1.Asam Stearat
ujungnya dan gugus metil diujung yang lain, memiliki 18 atom karbon.
pucat. Asam stearat praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%,
namun mudah larut dalam kloroform dan eter (Depkes RI, 1980).
Asam lemak dengan rantai pendek dan ikatan tak jenuh akan
Berikut ini adalah tabel jenis asam lemak dan sifat sabun yang
dihasilkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Tabel I. Macam – macam asam lemak dan sifat sabun yang dihasilkan
(Steve, 2008).
Asam Lemak Sifat Sabun yang dihasilkan
Lauric Acid Dapat menambah kekerasan pada sediaan sabun,
memiliki busa yang lembut dan memiliki kualitas
pembersihan yang baik. Apabila menggunakan
asam laurat dalam jumlah yang banyak, dapat
menyebabkan kulit menjadi kering.
Linoleic Acid Sabun yang dihasilkan dapat memberikan sensasi
melembabkan pada saat digunakan.Apabila sabun
menggunakan asam lemak jenis linoleic acid
dalam jumlah yang banyak, cenderung memberi
rasa tengik lebih cepat dibandingkan asam lemak
lainnya.
Linolenic Acid Dapat memberikan rasa lembab pada saat
digunkan.
Oleic Acid Dapat memberikan rasa lembab untuk sabun yang
dihasilkan. Busa yang dihasilkan sedikit.
Palmitic Acid Dapat menambah kekerasan terhadap sabun yang
dihasilkan dan memiliki kebusaan yang stabil.
Penggunaan palmitic acid dapat menyebabkan
kulit menjadi kering.
Ricinoleic Acid Menghasilkan busa yang lembut. Asam lemak ini
cocok digunakan bersama dengan minyak jarak
karena dapat menghasilkan busa yang banyak dan
lembut.
Stearic Acid Dapat memberikan konsistensi dan kekerasan
pada sabun, serta dapat menstabilkan busa.
Myristic Acid Dapat menambah kekerasan pada sabun, memiliki
sifat pembersihan yang baik, serta dapat
menghasilkan busa yang halus. Penggunaan yang
terlalu banyak dapat menyebabkan kulit menjadi
kering.
Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dari biji Ricinus
berwarna, memiliki bau yang lemah, bebas dari bau asing dan tengik,
3.3.Pengawet
atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutannya praktis tidak larut dalam air, dalam gliserol P dan dalam
cair P, serta dalam minyak lemak. BHT praktis tidak larut dalam
3.4.Etanol 96%
menguap walaupun pada suhu yang rendah, dan dapat mendidih pada
3.5.Gliserin
Gliserin mudah bercampur dengan air dan etanol 95% namun praktis
tidak larut dalam kloroform, etanol, minyak lemak dan minyak atsiri
3.6.Asam sitrat
sehingga kulit pengguna tidak akan teriritasi akibat sifat alkalis dari
serbuk warna putih, tidak berbau, rasa asam kuat, dalam udara lembab
sangat tinggi dalam air dan etanol 95% namun sukar larut dalam eter
3.7.Sukrosa
officinarum Linne, Beta vulgaris Linne dan sumber lainnya. Gula ini
berbentuk kubus atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis,
stabil di udara. Sukrosa sangat mudah larut dalam air, terlebih air
3.8.Betain
B. Minyak Jahe
Bagian dari tanaman jahe yang berfungsi pemberi aroma dan rasa adalah
minyak atsiri. Minyak atsiri jahe memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai
rempah, industri parfum, industri farmasi, industri kosmetik, dan obat tradisional
senyawa kimia antara lain zingiberen, kamfen, fellandren, sitral, sineol dan
zingiberol.
Organoleptis dari minyak jahe yaitu memiliki bentuk berupa cairan kental,
memiliki bau yang khas, yaitu jahe, serta berwarna kehijauan hingga kuning.
merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras
dari Na+. Natrium hidroksida mengandung unsur dari golongan alkali, yakni
Natrium (Na+). Ciri – ciri yang dimiliki golongan alkali antara lain, seperti
reduktor kuat dan mampu mereduksi asam, mudah larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P, merupakan penghantar arus listrik yang baik dan panas, dan
massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur;
putih, mudah meleleh basah, bersifat alkalis dan korosif, mudah menyerap
proses pembuatan sabun. Apabila NaOH yang ditambahkan terlalu pekat, maka
alkali bebas yang tidak berikatan dengan trigliserida atau asam lemak akan terlalu
ditambahkan terlalu encer atau terlalu sedikit, maka sabun yang dihasilkan akan
Kalsium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
memiliki rasa agak pahit (Depkes RI, 1979). Kelarutan pada kalsium hidroksida,
larut dalam lebih kurang 630 bagian air dan dalam lebih kurang 1300 bagian air
mendidih; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P; larut dalam gliserol P dan
sangat mudah meleleh basah. Larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam
F. Karakteristik Fisik
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Secara umum, sifat fisik dalam
Beberapa karakteristik fisik yang akan diamati pada penelitian ini adalah
1. Kekerasan sabun
tekanan fisik. Sabun yang dihasilkan memiliki kekerasan yang kurang, maka akan
lebih susah untuk menentukan kekerasannya karena tidak terjadi kerusakan yang
hardness tester. Apabila sabun yang dihasilkan terlalu lunak, maka akan sulit
Kekerasan sabun dipengaruhi oleh asam lemak jenuh yang digunakan pada
pembuatan sabun. Asam lemak jenuh biasanya berbentuk padat pada suhu ruang,
sehingga akan menghasilkan sabun yang lebih keras. Apabila sabun terlalu lunak,
maka akan menyebabkan sabun mudah larut dan menjadi cepat rusak (Steve,
2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Busa adalah suatu dispersi koloid, sehingga gas terdispersi dalam fase
pembentuk busa, dan kualitas busa. Evaluasi busa dapat menggunakan Ross-Miles
balikkan tabung silinder yang berisi sabun selama beberapa waktu (Barel et al.,
2001).
sabun. Sabun dengan busa melimpah pada umumnya lebih disukai oleh
kulit terkena cairan sabun, pH kulit akan naik beberapa menit setelah pemakaian
meskipun kulit telat dibilas dengan air. Pengasaman kembali terjadi setelah lima
dengan font tipe 14 melalui sabun dengan ketebalan 0,25 inchi. Sabun transparan
dibuat dengan melarutkan base soap dalam etanol (20%-50%), gliserin (5%-25%)
G. Landasan Teori
Bagian dari tanaman jahe yang berfungsi memberi aroma dan rasa adalah
minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai
Sabun merupakan salah satu bentuk sediaan kosmetik yang dapat berfungsi
untuk mengangkat kotoran atau lemak yang menempel pada kulit, dengan
reaksi asam lemak bebas dengan alkali.Struktur sabun yang memiliki bagian
kepala bersifat polar dapat mengikat air yang bersifat polar dan pada bagian
ekornya yang bersifat non polar dapat mengikat kotoran dan lemak yang bersifat
non polar.
Salah satu jenis sabun adalah sabun transparan atau transparent soap.
Transparent soap memiliki nilai estetika yang lebih tinggi dibandingkan jenis
sabun yang lain, karena kejernihan dan warna yang transparan yang ada dapat
membuat daya tarik seseorang meningkat. Semakin baik kualitas bahan bakunya,
maka transparent soap yang dihasilkan akan semakin jernih. Dalam pembuatan
sabun, khususnya transparent soap, diperlukan basa alkali yang nantinya akan
Salah satu basa alkali yang sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah
NaOH. Fungsi basa adalah sebagai agen pereaksi dengan fase minyak sehingga
dapat terjadi reaksi saponifikasi. Dengan adanya reaksi antara fase minyak dan
basa, maka dapat terbentuk gliserol dan sabun yang berupa garam sodium atau
pottasium.
H. Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
acak.
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis dan banyaknya basa yang
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik sabun batang
transparansi sabun.
2. Definisi Operasional
a. Sabun batang merupakan sabun yang dapat terlihat pada tulisan dengan
font tipe 14 dengan ketebalan 0,25 inchi, yang beraroma minyak jahe yang
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
b. Sabun Na+ adalah sabun batang transparan yang beraroma minyak jahe
c. Sabun Ca2+ adalah sabun batang transparan yang beraroma minyak jahe
g. Sabun “Mf” adalah sabun batang transparan yang beredar di pasaran, yang
j. Sifat fisik sabun adalah parameter untuk evaluasi sabun batang transparan
transparansi sabun.
C. Bahan
D. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah glassware (Pyrex), cawan
sabun, freezer, tabung reaksi berskala, hardness tester (Kiya seishuko), pH meter
(Hanna), homogenizer.
Tabel V. Formula 3
BAHAN KOMPOSISI (gram)
Asam stearat 8,4 8,4 8,4
Kalsium Hidroksida7,5 N 16,2 21,6 27
Minyak jarak 12 12 12
Etanol 96% 17,1 17,1 17,1
Gliserin 14,5 14,5 14,5
Asam sitrat 3,6 3,6 3,6
Sukrosa 9,3 9,3 9,3
Betain 6 6 6
Butil Hidroksitoluen 0,1 0,1 0,1
Minyak jahe 2 2 2
Aquades 10,8 5,4 0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Langkah pertama dengan mencairkan asam stearat pada suhu 70-80 oC.
Selanjutnya, minyak jarak dicampurkan pada asam stearat yang telah larut, diaduk
hingga homogen, kemudian ditambahkan BHT sebagai pengawet. Pada suhu yang
sitrat, betain, gliserin, serta larutan gula yang telah dilarutkan dengan aquadest
panas untuk mempercepat proses kelarutan. Suhu dijaga tetap sama. Setelah
tercampur. Tiga puluh detik pertama, larutan sabun dicampur dengan kecepatan
skala 1untuk memastikan semua bahan telah tercampur, dan 30 detik selanjutnya
dimasukkan dalam cetakan dan disimpan pada suhu ruangan selama 1 hari.
Setelah disimpan pada suhu ruangan selama 1 hari, sabun dimasukkan ke dalam
lemari es (freezer) dengan suhu -20oC selama 24 jam agar dapat membeku dan
Langkah kerja yang dilakukan sama pada saat basa NaOH digantikan
3. Penyusutan Bobot
cm, dan dapat digunakan untuk pengujian kekerasan, pembentukan busa, dan pH.
Kemudian sabun batang ditimbang untuk dijadikan data pada minggu ke-1.
ke-1, kemudian setelah ditimbang sabun batang dipotong dan ditimbang seperti
1 gram, kemudian diletakkan pada hardness tester secara vertikal. Hardness tester
ditekan sampai menembus bagian bawah sabun batang, skala kekerasan yang
dilakukan pada minggu ke-4 setelah pembuatan sabun batang. Sabun batang
font tipe 14 melalui sabun batang dengan ketebalan 0,25 inchi. Kemudian
5. Subjective Assessment
yang dihasilkan.
F. Analisis Hasil
digunakan uji Paired t test untuk masing – masing sabun batang. Uji Paired t test
digunakan apabila data yang diperoleh merupakan distribusi normal, tetapi apabila
data yang dihasilkan merupakan distribusi tidak normal maka dapat menggunakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
kepercayaan 95%.
Membandingkan hasil dari tiap uji sifat fisik sabun batang transparan
menggunakan basa dan level yang berbeda dengan dua merek sabun batang
Uji T tidak berpasangan digunakan karena pada hasil penelitian didapatkan bahwa
Hidroksida (NaOH) level rendah tidak dapat membentuk sabun batang transparan
sehingga yang akan dibandingkan dengan standart hanya sabun batang yang
menggunakan basa NaOH pada level tengah dan tinggi saja. Hasil sifat fisik yang
dan mempertahankan busa. Apabila dari analisis hasil didapatkan data distribusi
normal, maka dapat dilanjutkan analisis menggunakan t test, akan tetapi jika hasil
analisis data menunjukkan data distribusi tidak normal, digunakan Wilcoxon test.
dari penerimaan konsumen terhadap produk yang dibuat. Data dalam kuisioner
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
dari formula acuan sabun batang transparan yang dibuat oleh Hambali et al.
(2006). Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun batang transparan
ini, antara lain adalah asam stearat, minyak jarak, BHT (Butylated Hydroxy
Toluene), NaOH, Ca(OH)2, KOH, Etanol 96%, asam sitrat, betain, gliserin,
melelehkan asam stearat di atas waterbath pada suhu 70-80oC. Asam stearat
merupakan kristal putih yang meleleh pada suhu 69-70oC (Rowe, Sheskey, and
Quinn, 2009), sehingga agar asam stearat larut sempurna maka dipanaskan pada
kekerasan pada sabun, serta dapat menstabilkan busa (Steve, 2008). Setelah asam
asam stearat yang telah leleh. Minyak jarak yang telah bercampur dengan asam
stearat akan menjadi fase asam lemak dan akan bereaksi dengan basa NaOH untuk
untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada kulit saat sabun diaplikasikan. Hasil
dari reaksi RCOOH + NaOH RCOO- + Na+, dapat mensuspensi kotoran dalam
28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
kulit sehingga pori – pori yang ada dikulit akan terbuka sehingga kotoran pada
kulit dapat terangkat, akan tetapi terkadang sebum juga dapat ikut terbilas.
Apabila sebum yang berfungsi untuk melembabkan kulit tersebut ikut terbilas,
maka kulit seseorang akan terlihat kering, oleh sebab itu pada pembuatan sabun
batang digunakan minyak jarak yang dapat berfungsi sebagai emollientyang dapat
melembabkan kulit.
mencegah terjadinya oksidasi dari fase minyak yang dimungkinkan tidak beraksi
sempurna dengan NaOH. Apabila terjadi oksidasi, maka dapat menimbulkan bau
tengik pada sabun, karena sabun tersusun dari asam lemak yang sebagian besar
mengandung ikatan tak jenuh dan sangat mudah teroksidasi. Setelah penambahan
dalam larutan tersebut. Fungsi dari NaOH itu sendiri adalah sebagai basa, yang
akan berikatan dengan asam lemak untuk membentuk sabun dalam reaksi
saponifikasi.
komposisi terpenting. Dalam penelitian ini, basa alkali yang digunakan adalah
NaOH, KOH, dan Ca(OH)2, sehingga penulis ingin mengetahui dengan perbedaan
mol pada kedua basa tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya sabun batang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
atau tidak. Masing – masing basa dibuat menjadi 3 konsentrasi yang berbeda,
yaitu level rendah, tengah, dan tinggi. Pada saat pembuatan sabun batang
menggunakan basa NaOH level rendah, reaksi saponifikasi tidak dapat berjalan
sehingga sabun batang tidak terbentuk. Penambahan NaOH pada saat pembuatan
sabun batang harus dilakukan dengan jumlah yang tepat. Apabila NaOH yang
ditambahkan terlalu pekat, maka alkali bebas yang tidak berikatan dengan
trigliserida atau asam lemak akan terlalu tinggi sehingga dapat mengiritasi kulit.
Sebaliknya apabila NaOH yang ditambahkan terlalu encer atau terlalu sedikit,
maka sabun batang yang dihasilkan akan mengandung asam lemak bebas yang
tinggi (Kamikaze, 2002), sehingga sabun batang tidak dapat terbentuk dengan
sempurna.
sabun batang dapat dihasilkan, akan tetapi pada saat akan dilakukan pendinginan,
sabun batang lebih cepat mengeras dibandingkan pada level tengah. Sehingga
pada proses pembentukan sabun batang menggunakan basa NaOH, sabun batang
yang dapat terbentuk hanya pada level tengah dan tinggi, meskipun pada level
tinggi sabun memiliki pH yang sangat tinggi sehingga nantinya dapat beresiko
mengiritasi kulit.
terjadi. Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) merupakan jenis basa alkali yang hanya
dapat larut dalam gliserin, dan tidak dapat larut dalam etanol maupun aquadest.
Pada saat Ca(OH)2 dimasukkan ke dalam larutan yang berisi asam stearat, minyak
jarak, dan BHT, reaksi saponifikasi tidak dapat berjalan. Hal ini didukung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
Ca(OH)2 termasuk dalam lime saponification, sehingga pada saat terjadi reaksi
terjadi pada air sadah tinggi sehingga tidak akan dapat dihasilkan buih
sebagaimana mestinya pada sabun, karena keberadaan ion – ion kalsium dan
kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif.
Pada saat pembuatan sabun batang menggunakan basa KOH, sabun batang
dapat dihasilkan akan tetapi tidak terbentuk sabun batang padat, melainkan sabun
lunak (cair). Hal tersebut disebabkan karena molekul Kalium lebih besar daripada
Natrium sehingga dalam berjalannya reaksi lebih lambat sehingga terbentuk sabun
lunak (cair). Kalium Hidroksida juga memiliki sifat mudah larut dalam air,
sebagai pelarut untuk sabun yang mulai terbentuk. Etanol digunakan sebagai
pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam gugus non polar maupun polar.
Sabun yang mulai terbentuk dalam reaksi saponifikasi harus larut sempurna dalam
etanol agar dapat menghasilkan larutan sabun yang bening, sehingga pada saat
Basa NaOH yang telah larut sempurna dalam etanol, langkah selanjutnya
dimasukkan asam sitrat yang berfungsi sebagai pengatur pH.Sifat alkalis pada
sabun dapat membuat kulit teriritasi, sehingga perlu ditambahkan asam sitrat yang
merupakan asam lemah yang dapat menurunkan pH sabun. Selain itu asam sitrat
juga berfungsi sebagai agen pengkelat, yaitu pengikat ion – ion logam yang dapat
mencegah terjadinya oksidasi minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi. Setelah
asam sitrat dimasukkan, bahan lain seperti betain dan gliserin juga dimasukkan
pengemulsi, serta pembasah yang baik. Selain itu betain dipilih sebagai surfaktan
karena sifat betain itu sendiri yang relatif tidak mengiritasi kulit pada saat
digunakan, sehingga kulit tidak akan mengalami iritasi (Barel et al, 2001).
membentuk air dan kulit dapat terjaga kelembabannya. Kelembaban kulit sangat
perlu dijaga supaya sel pada kulit tetap hidup. Dengan menggunakan sabun,
lapisan hidrolipid yang dapat membantu untuk melembabkan kulit dapat hilang,
sabun. Sukrosa tersusun atas kristal yang tidak berwarna atau bening (Depkes RI,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
1995), sehingga pada saat mengalami fase pendiaman, sukrosa dapat membantu
setiap 1 menit.
larutan sabun telah homogen. Mixer dilakukan selama 1 menit, 30 detik pertama
sabun dengan minyak jahe dan dihomogenkan. Larutan sabun yang telah jadi
terbentuk semakin cepat sehingga sabun yang dihasilkan dapat memiliki tingkat
transparansi yang lebih tinggi. Sabun dapat menjadi keruh apabila pendiaman
sabun terlalu lama, karena akan terbentuk fiber putih sehingga dapat mengurangi
Dalam penelitian ini, Sabun K+, Ca2+, dan Na+ level rendah tidak dapat
Sabun batang transparan yang telah dibuat didiamkan pada suhu ruangan
selama 1 bulan agar memperoleh keadaan yang konstan, biasa disebut dengan
mengiritasi kulit. Jika hampir semua etanol telah menguap, maka dapat dikatakan
bobot sabun telah tetap / konstan. Pendiaman sabun batang pada suhu ruangan
data diolah menggunakan uji paired t-test, dikarenakan data yang didapat
berdistribusi normal.
Dilihat dari tabel di atas, pada minggu 3 ke minggu 4 memiliki p-value >
0,05, yaitu 0,113. Dengan melihat p-value yang ada, dapat disimpulkan bahwa
pada mulai minggu ke-3 bobot sabun batang sudah dalam keadaan konstan,
dansemua etanol yang terkandung di dalam sabun batang telah hilang sehingga
sabun batang dapat dikatakan tidak mengiritasi kulit. Hal ini menandakan bahwa
suatu produk. Sifat fisik sabun batang transparan yang dibuat akan dibandingkan
dengan sabun batang transparan yang telah beredar dipasaran. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sabun batang transparan yang dibuat telah memenuhi standar
digunakan adalah sabun “Lf” dan “Mf”, sabun “Lf” digunakan sebagai standar
untuk kekerasan yang tinggi, sedangkan sabun “Mf” digunakan sebagai standar
untuk kekerasan yang rendah. Sifat fisik yang akan diukur pada produk sabun
mempertahankan busa. Uji sifat fisik ini dilakukan pada minggu ke -4 dan
digunakan. Uji kekerasan pada penelitian ini dilakukan pada formula yang
menggunakan basa NaOH pada level tengah dan tinggi, dengan batas
yang dibuat memiliki kekerasan tidak kurang dari 1,8 kg. Hasil data
untuk formula tengah dan tinggi memasuki batas minimum yang telah
ditentukan.
formula pada sabun batang transparan level tengah berbeda dengan sabun
“Lf”, akan tetapi tidak berbeda dengan sabun “Mf”, yang dapat dilihat dari
nilai p value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa sabun batang
Pada sabun batang transparan level tinggi memiliki nilai p value <
“Lf”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
perlu dilakukan karena dengan uji ini dapat diketahui seberapa besar busa
Keterangan :
a. Tinggi busa awal merupakan indikasi kemampuan pembentukan busa.
b. Presentase penurunan busa menunjukkan ketahanan pembusaan.
tengah dan tinggi memiliki nilai tidak lebih besar dari 75%. Dilihat dari
tabel VIII, formula tinggi memiliki persentase penurunan busa lebih kecil
penurunan busa pada formula tinggi lebih baik dibandingkan pada formula
atas, didapatkan hasil bahwa untuk sabun batang pada formula tengah,
sedangkan pada formula tinggi berbeda dengan sabun merek dagang yang
digunakan.
Pada tahap uji T untuk sabun “Lf” dan “Mf” pada formula
pembentukan busa dari sabun batang transparan yang dibuat sama dengan
3. Derajat keasaman
telah dibuat. Derajat keasaman (pH) sabun batang sangat perlu diketahui
karena apabila sabun yang dihasilkan terlalu basa maka dapat mengiritasi
tabel X, sabun NaOH level tengah dan tinggi tidak memasuki rentang
untuk pH sabun standar, akan tetapi dapat dilihat bahwa sabun NaOH pada
lebih baik.
tinggi, sehinga dapat disimpulkan sabun batang NaOH level tinggi dapat
umumnya.
4. Transparansi sabun
hampir sama, akan tetapi warna sabun untuk NaOH level tinggi menjadi
lebih gelap dibandingkan level tengah karena menurut teori (Tokosh dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
sabun lebih gelap, sehingga transparansi dari sabun NaOH level tengah
D. Subjective Assessment
penerimaan dari konsumen terhadap produk yang dibuat. Untuk pengambilan data
telah mewakili populasi yang ada. Minimal pengambilan sampel adalah 20%
untuk populasi dengan jumlah kecil (Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala, Uriarte,
1993). Hasil dari Subjective Assessment ditulis dalam bentuk diagram seperti pada
gambar 3 dan 4.
sabun yang dibuat berikut dengan pertanyaan – pertanyaan yang ada (subjektif),
dibuat sesuai dengan produk yang dibuat (objektif). Dari hasil diagram yang ada
bentuk produk sabun, sensasi lembut pada kulit, busa yang dihasilkan, dan
produk yang telah dibuat. Akan tetapi kesimpulan saran yang diajukan oleh
responden adalah untuk mengurangi aroma jahe agar tidak terlalu beraroma pekat.
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
sabun memiliki sabun tidak terasa lembut saat busa yang sabun memiliki saya tertarik
aroma jahe melunak dan dapat digunakan dihasilkan baik penampilan yang menggunakan
mempertahankan transparan sabun ini
bentuk saat
digunakan
90%
80%
70%
60%
50%
sangat tidak suka
40%
tidak suka
30%
20% suka
10% sangat suka
0%
Aroma bentuk sensasi busa yg kekerasan
produk lembut dihasilkan produk
sabun setelah
digunakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Penggunaan basa NaOH level rendah dan Ca(OH)2 tidak dapat terjadi
2. Basa NaOH level tengah dan tinggi memiliki kekerasan sesuai dengan
sabun merek dagang “Lf” dan “Mf”, namun pH sabun pada level tinggi
dapat diterima oleh masyarakat, dan hanya sabun pada level tengah yang
lebih baik dibandingkan sabun pada level tinggi. Sabun Ca(OH)2, KOH,
dan NaOH level rendah tidak memiliki kekerasan yang sesuai dengan
B. SARAN
1. Hasil dari penilitian ini masih perlu dilakukan uji iritasi untuk memberi
lain yang dapat digunakan untuk membuat sabun transparan minyak jahe
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Daftar Pustaka
Depkes RI, 1980, Kodeks Kosmetika Indonesia, Volume II, 46, 48, 78, 119, 146,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta, pp. 631, 63, 748
44
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Hambali, E., Suryani, A. & Rifai M., 2006, Membuat Sabun Transparan
untukGift dan Kecantikan, 29, Penebar Swadaya, Jakarta
Heath, B.H., dan Pharm, B., 1978, Flavor Technology: Profiles, Products,
Application, AVI Publishing Company, Westport, Connecticut
Hill, M., and Moaddel, T., 2004, Soap Structure and Phase Behavior, in Spitz, L.,
(Eds), SODEOPEC: Soap, Detergent, Oleochemical and Personal Care
Product, 73 – 95, AOSC Press, USA
Jongko, 2009, Sabun Transparan Bebas
Etanol,http://www.scrib.com/doc/11527862/e-book-sabun-transparan-non-
etanol,diakses tanggal 18 April 2013
Kamikaze, D., 2002, Studi Awal Pembuatan Sabun Menggunakan
CampuranLemak Abdomen Sapi dan Curd Susu Afkir, Skripsi, 10, Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ketaren, S., 2005,Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Universitas Indonesia.
Jakarta.
Kimura I, Pancho LR, dan Tsuneki H. 2005. Pharmacology of Ginger. Di dalam:
Ravindran PN dan Babu KN. Ginger: The Genus Zingiber.: CRC Press.
Washington DC, pp: 469
Langingi, R., Momuat, L. I. Dan Kumaunang, M. G., 2012, Pembuatan
SabunMandi Padat dari VCO yang Mengandung Karotenoid Wortel, Jurnal
MIPA UNSRAT Online, 1(1), Hlm 20-23
Leung Albert, 1980, Encyclopedia of Common Natural Ingredients, John Wiley &
Sons, New York, pp.406
Linggih, S. R dan P. Wibowo. 1988. Ringkasan Kimia. Ganeca. Exact Bandung,
ITB, Bandung
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Amsterdam
Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P., Uriarte G.G.,
1993,Pengantar Metodologi Penelitian, diterjemahkan oleh Tuwu., A., 160
– 171, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Shrivastava, S. B., 1982, Soap, Detergent and Parfume Industry, Small
IndustryResearch Institute, New Delhi
Steve, 2008, Saponification Table Plus The Characteristics of Oil in Soap,
USA,http://www.soap-making-resource.com/saponification-table.html,
diakses pada tanggal 20 maret 2014
Thomssen, E. G., 1922, Soap-Making Manual, D. Van Nostrand Company, New
York, pp.118
Tjitrosoepomo, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gajah Mada Universitas Press,
Yogyakarta.
Tokosh R. and Baig M.A., 1995, Transparent Soap Formulation and Methods of
Making Same, United Stated Patent
Wasitaatmaja, S.M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, 95-103, Penerbit UI
Press, Jakarta
Willcox, M., 2000, Poucher’s perfumes, cosmetics and soaps, 10th edition, 453 –
465, Kluwer Academic Publisher, Great Britain
Wilson, T.V., 2013, How Play-doh Modeling Compound Works (Surfactants and
Inhibitors),http://entertainment.howstuffworks.com/play-doh3.htm, diakses
pada tanggal 19 Maret 2014
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia, Jakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Lampiran 3. Data Uji Kemampuan membentuk busa level tengah Sabun “Mf”
Lampiran 4. Data Uji Kemampuan membentuk busa level tinggi Sabun “Mf”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Lampiran 6. Data Uji Kemampuan mempertahankan busa level tinggi Sabun “Mf”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Lampiran 7. Data Uji Kekerasan Sabun level tengah dengan standar “Lf”
Lampiran 8. Data Uji Kekerasan Sabun level tinggi dengan standar “Lf”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Lampiran 9. Data Uji Kemampuan membentuk busa pada level tengah dengan
Sabun “Lf”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Lampiran 10. Data Uji Kemampuan membentuk busa pada level tinggi dengan
Sabun “Lf”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Lampiran 11. Data Uji Kemampuan Mempertahankan busa pada level tengah
dengan sabun “Lf”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Lampiran 12. Data Uji Kemampuan Mempertahankan busa pada level tinggi
dengan sabun “Lf”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
sulfate, PEG 4, iso propyl alcohol, sodium chloride, perfume, sodium meta B1
dan C1 17200.
Lampiran 20. Data sifat fisik kekerasan sabun pada level tengah dan tinggi
Lampiran 21. Data busa awal pada level tengah dan tinggi minggu ke 4
Lampiran 22. Data busa setelah pendiaman pada level tengah dan tinggi
Replikasi ke- Lf Mf
Uji Kekerasan UjiBusa Uji Kekerasan Uji Busa
setelah setelah
pendiaman pendiaman
Replikasi 1 4,2 14 mm 2,2 13 mm
Replikasi 2 4,4 12 mm 2,3 14 mm
Replikasi 3 4,5 15 mm 2,5 12 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
BIOGRAFI PENULIS