PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya mewujudkan Banyumas Sehat, pembangunan kesehatan
di Banyumas tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat Pemerintah di sektor
kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan
peran serta swasta dan masyarakat. Upaya kesehatan yang dilakukan selama
ini tidak hanya oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga tidak luput peran dari
sektor non kesehatan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dan upaya mengatasi permasalahan kesehatan.
Agar proses pembangunan kesehatan dapat berjalan sesuai dengan
arah dan tujuan, maka diperlukan manajemen yang baik sebagai langkah
dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di semua tingkat administrasi
pelayanan kesehatan. Untuk itu pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik dalam suatu sistem
informasi kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan
untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu.
Untuk itu, peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan
semakin dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak.
Masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil
pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah, terutama
terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan
kesehatan mereka.
Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan
nilai positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu pengelola
program harus bisa menyediakan dan memberikan informasi yang
dibutuhkan masyarakat dengan dikemas secara baik, sederhana, informatif,
dan tepat waktu. Profil Puskesmas Sumpiuh I Tahun 2018
1
Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi
Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin
tetapi informatif, untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan
pembangunan kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-
program kesehatan. Profil Kesehatan Puskesmas I Sumpiuh adalah
gambaran situasi kesehatan yang memuat berbagai data tentang situasi dan
hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data derajat
kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian indikator hasil
pembangunan kesehatan.
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Profil Kesehatan Puskesmas I Sumpiuh tahun 2018 ini disusun
berdasarkan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika
penyajiannya.
BAB VI : KESIMPULAN
Berisisajian garis besar hasil-hasil cakupan porgram /
kegiatan berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan
untuk dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan
pembangunan kesehatan serta pengambilan keputusan di
Puskesmas I Sumpiuh.
A. KEADAAN GEOGRAFI
Puskesmas I Sumpiuh merupakan salah satu Puskesmas di
Kabupaten Banyumas yang letaknya cukup strategis karena terletak ditepi
jalan raya Provinsi dan berada di daerah perbatasan dengan Kabupaten
Cilacap, wilayah Puskesmas I Sumpiuh secara administratif mencakup 7
Desa, seluas 20.641,6 Ha dengan rincian sebagai berikut :
1) Kelurahan Kebokura : 2.029.48 Ha
2) Desa Karanggedang : 2.024.58 Ha
3) Desa Kemiri : 2.840.00 Ha
4) Desa Kuntili : 3.275.00 Ha
5) Desa Pandak : 2.759.30 Ha
6) Desa Lebeng : 2.286.56 Ha
7) Desa Ketanda : 5.421.79 Ha
2. Aksesibilitas/Kemudahan
Jarak Puskesmas ke kabupaten : 100 % aspal 40 km
Jarak Puskesmas ke desa : 0,5 – 6 km
Ke 7 desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2
Komunikasi berita : Kantor Pos, Telepone, Radio, TV, Surat
Kabar
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan
menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta
dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat
Profil yang memiliki
Puskesmas Sumpiuh pendidikan
I Tahunyang
2018
6
lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta
dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya
dan keluarganya.
Data pada tahun 2018 penduduk terbanyak berpendidikan SD/MI
sejumlah 7.268 jiwa. Sedangkan penduduk berpendidikan S2/S3
(Master/Doktor) sejumlah 47 jiwa. (Tabel 3)
A. ANGKA KEMATIAN
Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status
kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan
kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung.
Angka tersebut dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.
Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA, AKI dan
Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas
B. ANGKA KESAKITAN
1. AFP/ Acute Flaccid Paralysis
Upaya membebaskan Indonesia dari penyakit Polio, pemerintah telah
melaksanakan Program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari
pemberian imunisasi polio rutin, pemberian imunisasi masal pada anak
balita melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan surveilans AFP.
Surveilans AFP merupakan pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan
yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat
kelumpuhan pada poliomyelitis.
Selama tahun 2018 tidak didapatkan kasus AFP di wilayah Puskesmas
Sumpiuh I (0%). (Tabel 18)
5. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga
dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia.
Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang
dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki
masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Pada tabel 10 bisa dilihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas
Sumpiuh I terdapat jumlah perkiraan penderita Pnemonia sebanyak 102
(3.58%) dari total jumlah balita sebesar 2.853 balita dengan perbandingan
penderita balita perempuan 34 (91.89%) dan balita laki-laki 64
(98.46%) sedankan Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 98 balita
(96.08%).
Jumlah perkiraan penderita dibanding dengan
Profil Puskesmas jumlahI Tahun
Sumpiuh balita pada
2018
12
mmasing-masing wilayah persentase tertinggi di Desa Kuntili yaitu 24
(16.67%) dan persentase terendah di Desa Karang Gedang yaitu 7 (6.86%).
6. HIV
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan
ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam
penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan
sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat
diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counselling, and
Testing (VCT), sero survey dan Survei Terpadu Biologis dan perilaku
(STBP). Berdasar tabel 11 dapat dilihat kasus HIV AIDS selama tahun
2018 terdapat 14 kasus dan meninggal dunia masih nihil. Dan kasus
Syphilis sebanyak nol kasus.
7. Penyakit IMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin
adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS meliputi
Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain. Infeksi
Menular Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus IMS yang ditemukan
berdasarkan sindrom dan etiologi serta diobati sesuai standar.
Jumlah kasus baru IMS lainnya di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018
sebanyak 27 kasus, turun dari tahun 2017 sebanyak 103 kasus. Dari
kunjungan layanan IMS, ditemukan IMS sebanyak 22 kausu, hasil sifilis
positif sebanyak 1, GO positif 4 kasus dan. Meskipun demikian
kemungkinan kasus yang sebenarnya di Masyarakat masih banyak yang
belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus IMS yang ditemukan harus
diobati sesuai standar. Profil Puskesmas Sumpiuh I Tahun 2018
13
8. Penyakit Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan
menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air
besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak
berdarah dalam waktu 24 jam.
Berdasar tabel 13 tercapai kasus diare yang ditangani sebesar 91.4 %
dari jumlah target penemuan sebesar 1.160 kasus (4,22% dari jumlah
penduduk). Jumlah target penemuan kasus diare sebesar 0.04% dari jumlah
penduduk masing-masing wilayah.
9. Penyakit Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat
menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen
pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Pada tahun 2018 diwilayah Puskesmas Sumpiuh I terdapat 0 kasus
Kusta (0 %), tahun 2017 tidak terdapat kasus baru sedang pada tahun 2016
sebanyak 2 kasus. Dengan begitu penyakit menular ini bisa tertangani
dengan baik.
a. Difteri
Tahun 2018 tidak ada kasus.
b. Pertusis
Tahun 2018 tidak ada kasus.
c. Tetanus ( Non Neonatorum)
Tahun 2019 tidak ada kasus.
d. Tetanus Neonatorum
Tahun 2018 tidak ada kasus.
e. Campak
Tahun 2018 tidak ada kasus.
f. Polio
Tahun 2018 tidak ada kasus.
3. Pelayanan Gizi
a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar
diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada
semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat
menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related
Diseases” yang dapat mengenai
Profilberbagai macam Sumpiuh
Puskesmas anatomi dan fungsi 2018
I Tahun dari
27
organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan
epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah
kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun
yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.
b. Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
Cakupan peserta KB aktif adalah perbandingan antara jumlah peserta KB
aktif dengan PUS di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan
peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara
PUS.
Cakupan peserta KB aktif Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sebesar
4.387 (80.5%) peserta mengalami penurunan jika dibandingkan Tahun 2017
sebanyak 87,4 %. Tahun 2016 (83,8%). Angka ini sudah mencapai target
SPM sebesar 70%. Cakupan tertinggi di kelurahan Kuntili (80.7%) dan
terendah di desa Lebeng (79.7%).
Profil(Tabel 36)
Puskesmas Sumpiuh I Tahun 2018
35
5. Pelayanan Imunisasi
a. Persentase Desa yang Mencapai “Universal Child
Immunization” (UCI)
Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi dan merata berupa
pencapaian Universal Child Immunization (UCI) yang berdasarkan indikator
ccakupan DPT-HB 3, Polio 4 dan Campak dengan cakupan minimal 80%
dari jumlah sasaran bayi di desa. Pencapaian UCI desa tahun 2018 sebesar
100 % Pencapaian yang sama pada tahun 2017 (100%) dan Tahun 2016
(100%). (Tabel 41)
Kabupaten/kota yang belum mencapai target imunisasi dasar lengkap
pada bayi disebabkan antara lain :
1) Adanya perbedaan jumlah dibandingkan dengan sasaran yang
ada, hal ini dikarenakan penentuan jumlah sasaran masih
berdasarkan angka estimasi jumlah penduduk, bukan dari hasil
pendataan.
2) Belum semua Puskesmas membuat Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) imunisasi secara rutin (bulanan, tribulanan)
dikarenakan banyak petugas imunisasi yang merangkap dengan
tugas lain.
3) Belum dilakukan pelaksanaan sweeping atau kunjungan
rumah untuk melengkapi status imunisasi pada daerah-
daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah, pada
umumnya disebabkan keterbatasan sumber daya atau tenaga
banyak yang merangkap dengan tugas lain.
4) Masih ada sebagian kecil orang tua yang menolak anaknya
untuk diimunisasi dikarenakan keyakinan/kepercayaan agama,
dan lain-lain.
A. SARANA KESEHATAN
1. Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat
Pada tahun 2018 sebanyak 210 jenis obat dengan penggunaan terbanyak
adalah Paracetamol 500 mg sebanyak 78.800 tablet. Penggunaan terendah adalah
Metilergometrin amleat injeksi 0,200 mg-1ml sebanyak nol ampul. Persentase
ketersediaan tertinggi adalah Metilergometrin maleat injeksi 74%, persentase
ketersediaan terendah adalah Natrium Bikarbonat tablet (Nol %). Tahun 2017 dari
239 jenis obat dengan penggunaan terbanyak adalah Paracetamol 500 mg
sebanyak 80.400 tablet. Penggunaan terendah adalah Metilergometrin Maleat
injeksi 0,200 mg-1ml sebanyak 5 ampul. Persentase ketersediaan tertinggi adalah
Anti Hemoroid Suppositoria (1.390%), persentase ketersediaan terendah adalah
Obat Batuk Hitam (7,45%). (Tabel 66)
a) Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja
Posyandu.
Posyandu yang mencapai Strata Purnama pada tahun 2018 sebanyak
28 (68,29%) dengan nilai tertinggi di desa Kuntili dan desa Pandak (100%)
dan terendah di desa Ketanda (33,33%). (Tabel 69)
Kegiatan revitalisasi posyandu masih perlu mendapat perhatian dari
semua sektor/pihak terkait. Termasuk didalamnya adalah dengan
mengoptimalkan fungsi Posyandu maupun Pokjanal Posyandu yang sudah
terbentuk.
b) Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Posyandu yang mencapai Strata Mandiri tahun 2018 dengan nilai
tertinggi Kelurahan Kebokura (37,5%), sedangkan desa Karanggedang,
Kuntili, Pandak, Lebeng dan Ketanda (0%) belum memenuhi target SPM,
namun secara keseluruhan pencapaian Strata Mandiri
Profil Puskesmas adalah (9,76%)
Sumpiuh I Tahunsudah
2018
56
melebihi target SPM (> 2%) yaitu (9,76%). (Tabel 69)
5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) terdiri atas Desa
Siaga, Forum Kesehatan Desa, Poskesdes, Polindes, dan Posyandu. Total UKBM
tahun 2017 adalah 9.
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) adalah wujud upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat yang merupakan Program Unggulan di Banyumas
dalam rangka mewujudkan desa siaga. PKD merupakan pengembangan dari
Pondok Bersalin Desa. Dengan dikembangkannya Polindes menjadi PKD maka
fungsinya menjadi tempat untuk memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan masyarakat, sebagai tempat untuk melakukan pembinaan
kader/pemberdayaan masyarakat, forum komunikasi pembangunan kesehatan di
desa, memberikan pelayanan kesehatan dasar termasuk kefarmasian sederhana
dan untuk deteksi dini serta penanggulangan pertama kasus gawat darurat.
Pengembangan PKD dimulai sejak tahun 2004. Jumlah PKD pada tahun 2017
sebanyak 6 buah.
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Jumlah Desa Siaga pada
tahun 2018 adalah 7 buah, dengan desa siaga desa siaga madya sebanyak 6
(Kebokura, Karanggedang, Kemiri, Pandak, Lebeng, Ketanda), desa siaga
purnama sebanyak 1 (Kuntili). (Tabel 71)
PKD yang tercakup di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh sebanyak 6
(Kebokura, Karanggedang, Kuntili, Pandak, Lebeng, Ketanda), 1 polindes
( Kemiri), 2 Posbindu (Kebokura dan Karanggedang).
B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sejumlah tenaga
yang terdiri dari tenaga medis, perawat, bidan, tenaga farmasi, sanitasi, dan
kesehatan masyarakat serta tenaga penunjang lainnya. Jumlah tenaga kesehatan
tersebut meningkat. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Kebutuhan tenaga
kesehatan belum dapat terpenuhi, khususnya di tingkat Puskesmas dikarenakan
beban terhadap penganggaran pegawai serta belum berjalannya kegiatan
mobilisasi tenaga kesehatan yang sesuai dengan penempatan tugas tenaga
tersebut. Sehingga menyebabkan sulitnya dalam menentukan kebutuhan tenaga
kesehatan di tingkat Puskesmas.
Kekurangan lain disebabkan belum adanya formasi bagi tenaga baru dan
makin kompleksnya masalah-masalah yang ditangani oleh tenaga kesehatan.
Untuk mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan tersebut, maka kami telah
mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas untuk memenuhi
kekurangan tenaga tersebut.
b. Dokter Umum
Di Puskesmas Sumpiuh I pada tahun 2018, jumlah tenaga dokter
umum sebanyak 3 orang, sehingga rasio dokter umum per 100.000
penduduk adalah 10,935. Rasio tersebut masih di bawah target nasional 40
per 100.000 penduduk. (Tabel 72)
c. Dokter Gigi
Jumlah tenaga dokter gigi di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2018
sebanyak 1 sehingga rasio dokter gigi di Puskesmas I Sumpiuh per 100.000
penduduk tahun 2017 sebesar 3,64. Rasio tersebut masih di bawah target
nasional 11 per 100.000 penduduk. (Tabel 72)
b. Bidan
Jumlah Tenaga Bidan Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2018 adalah
12 orang, jadi Rasio Tenaga Bidan per 100.000 penduduk tahun 2018
sebesar 42.07. (Tabel 73)
3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker, S-1 Farmasi, D-III Farmasi,
dan Asisten Apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian di Puskesmas I Sumpiuh
pada tahun 2018 adalah 1. Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk
adalah 3,51. (Tabel 74)
b. Tenaga Sanitasi
Tenaga sanitasi terdiri dari D-I sanitasi, D-III sanitasi dan D-IV
sanitasi. Jumlah Tenaga Sanitasi di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2018 adalah
1 orang. Rasio tenaga sanitasi per 100.000 penduduk sebesar 3,51 (Tabel 75)
b. Tenaga Fisioterapi
Jumlah tenaga fisioterapi di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 tidak
ada. Rasio jumlah tenaga fisioterapi 0 sama bila dibanding tahun 2017.
(Tabel 77)
jJumlah tenaga kesehatan
ProfildiPuskesmas
Puskesmas Sumpiuh
SumpiuhI Imasih
Tahunbelum
2018
60
tercukupi dan belum merata sesuai kebutuhan Puskesmas.
Mobilitas tenaga atau distribusi tenaga kesehatan yang tersebar di
wilayah pelayanan kesehatan diupayakan dengan peningkatan sarana-sarana
kesehatan yang ada.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota
Pada tahun 2018 alokasi dana yang Puskesmas Sumpiuh I sebagai
berikut:
a. Dana Belanja Langsung : Rp. 3.438.184.415,-
b. Dana Jamkesmas/Jampersal : Rp.-
c. Dana BOK : Rp. 535.000.000,-
d. Dana APBN : Rp.
A. Derajat Kesehatan
1. Mortalitas/Angka Kematian
a. AKB di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sebesar 5/1.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan dengan berarti pelayanan komprehensif pada bayi
sudah bagus karena AKB di bawah 12/1.000 KH.
b. AKABA Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sebesar 0 /1.000 (Nihil)
kelahiran hidup. Sehingga sudah memenuhi sesuai cakupan yang
diharapkan dalam capaian SDGs (Sustainable Development Goals)
yaitu 25/1.000 kelahiran hidup.
c. Angka Kematian Ibu (AKI) Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sebesar
0/100.000 (nihil). Sesuai capaian SDGs (Sustainable Development
Goals) sebesar 70/100.000 kelahiran hidup, maka Puskesmas
Sumpiuh I memenuhi target SDGs AKI.
2. Morbiditas/Angka Kesakitan
a. Pada tahun 2018 di Puskesmas Sumpiuh I tidak ditemukan kasus AFP.
b. Jumlah kasus TB paru positif tahun 2018 sebanyak 27 kasus,
sementara pada tahun sebelumnya didapatkan 23 kasus TB paru positif
atau mengalami peningkatan kasus sebanyak 4 kasus.
c. Pencapaian CNR di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sebesar 97,52%
(27 kasus) masih dibawah target yang ditetapkan sebesar 100%.
Meskipun masih dibawah target yang ditentukan.
d. Angka kesembuhan (Cure Rate) TB paru Puskesmas Sumpiuh I tahun
2018 sebesar 100% sam seperti tahun sebelumnya (2017).
e. Penderita pneumonia balita dari 2.853 balita, ditemukan dan ditangani
balita dengan pneumonia sebanyak 98 balita (96,08%). Dibanding
tahun 2017 diwilayah Puskesmas Sumpiuh I yang terdapat 251 kasus,
berarti jumlah kasus menurun.
f. Kasus HIV AIDS selama tahun
Profil 2018 terdapat
Puskesmas 14 kasus
Sumpiuh dan tidak
I Tahun 2018
62
ditemukan kasus AIDS.
g. Jumlah kasus baru IMS lainnya di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018
tidak ada laporan kasus sedangkan pada tahun 2017 ini sebanyak 6
kasus, diantaranya hasil sifilis positif 6.
h. Penemuan dan penanganan diare di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018
tercapai kasus diare yang ditangani sebesar 91,4% dari jumlah target
penemuan (4,22% dari jumlah penduduk).
i. Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD di Puskesmas Sumpiuh I
pada tahun 2018 sebesar 0/100.000 penduduk, sama dibandingkan
tahun 2017 dan sudah mencapai target nasional yaitu <20/100.000
penduduk.
j. Jumlah kasus Malaria tahun 2018 sebanyak 0 kasus masih bertahan
dari tahun 2017.
k. Angka kesakitan Filariasis pada tahun 2018 tidak ada (0 penderita),
sama bila dibanding dengan tahun 2017 (0 kasus).
l. Kasus PD3I yang terdapat di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2018 tidak
ada kasus.
3. Status Gizi
a. Jumlah bayi berat lahir rendah (BBLR) di Puskesmas Sumpiuh I pada
tahun 2018 sebanyak 29 kasus (6,9%) meningkat dibanding tahun
2017 sebesar 20 kasus (5,0%).
b. Persentase balita dengan gizi kurang/BGM Puskesmas Sumpiuh I
tahun 2018 terdapat 7 anak sebesar 0,5%.
c. Terdapat 1 anak dengan kasus gizi buruk di desa Kemiri dan sudah
mendapat perawatan
B. Upaya Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan
a. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 tahun 2018 jumlah sasaran ibu
hamil sebanyak 455 dan kunjungan K-1 sebanyak 455 (100%) . (Tabel
29) Profil Puskesmas Sumpiuh I Tahun 2018
63
b. Adapun ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K-4 adalah sebesar
414 (91,0%) mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2017
dengan ibu hamil 382 ibu hamil (83,6%) .
c. Jumlah ibu bersalin tahun 2018 adalah 419 dan jumlah yang ditolong
nakes sebanyak 419 orang (100%) meningkat dibanding tahun 2017
adalah 399 orang, jumlah yang ditolong oleh nakes sebanyak 398
(99,7%).
d. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2018 yaitu 419 (100%) dan
sudah memenuhi target SPM tahun 2018 (90%). Cakupan yang telah
mencapai 100% meliputi semua desa di wilayah Puskesmas I
Sumpiuh.
e. Jumlah komplikasi kebidanan Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 yang
ditangani sebanyak 154 kasus (169%) mengalami peningkatan
dibanding tahun 2017 yang ditangani sebanyak 131 (143,3%). Tetapi
pencapaian penanganan komplikasi kebidanan Puskesmas I Sumpiuh
sudah melampaui target SPM (80%).
f. Cakupan kunjungan neonatus 1 (KN1) di Puskesmas Sumpiuh I pada
tahun 2018 sebesar 420 (100%) sama dengan tahun 2017 sebesar 401
(100%) dan cakupan kunjungan neonatus 3 (KN-lengkap) sebesar 419
(99,8%) .
g. Cakupan kunjungan bayi di Puskesmas Sumpiuh I pada tahun 2018
sebesar 410 bayi (102,8%) mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2017 sebesar 398 (99,7%). Pencapaian kunjungan Bayi sudah
melebihi target SPM (90%).
h. Pada tahun 2017 sebanyak 420 bayi. Jumlah perkiraan tersebut yang
mendapat penanganan tenaga kesehatan di tiap jenjang pelayanan
kesehatan sebesar 420 bayi (100%). Cakupan Neonatus Risiko Tinggi/
komplikasi yang ditangani tersebut juga sudah memenuhi dari target
cakupan sebesar 80%. ?
i. Jumlah balita di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sebanyak 1.705
balita yang mendapatkan pelayanan
Profil kesehatanSumpiuh
Puskesmas minimal 8 Ikali sebanyak
Tahun 2018
64
1.860 (109,1%) pada tahun 2017 sebanyak 1.757 yang mendapatkan
pelayanan kesehatan minimal 8 kali sebanyak 2.236 (121,1%).
j. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah tahun 2018 sebanyak
410 siswa (102,8%) , dan sudah mencapai target SPM.
k. Cakupan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada bayi usia 6-11
bulan sebesar 100%, anak balita usia 12-59 bulan sebesar 100% dan
pada balita usia 6-59 bulan sebesar 100%.
l. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita tahun 2018 sebesar
100 %, sama bila dibandingkan tahun 2017 (100%).
m. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A tahun 2018 sebesar 410
bufas (97,85%) menurun dibandingkan tahun 2017 sebesar 100%.
n. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Puskesmas I Sumpiuh
pada tahun 2018 sebesar 414 bumil (90,99%) meningkat dibandingkan
tahun 2017 sebesar 83,58% . Cakupan
o. terendah di desa Ketanda 79,17%.
p. Cakupan pemberian ASI eksklusif 56,4% meningkat dibanding tahun
2017 sebesar 38,0%.
q. Jumlah sasaran anak yang mendapatkan MP ASI Tahun 2018 sebesar
102 anak, sedangkan yang mendapat makanan tambahan sebesar 102
(100%) da Tahun 2017 sebanyak 205, yang mendapatkan makanan
tambahan ASI (MP-ASI) sebanyak 73 (35,61%). Dengan demikian
cakupan pemberian MP ASI tahun 2018 tercapai sesuai target SPM
2018 (100%).
r. Partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu tahun 2018
sebesar 70,4% menurun dibaningkan dengan tahun 2017 sebesar 79,4
% . Cakupan tertinggi adalah di desa Karang gedang 92,3% dan
terendah desa Kemiri 58,1%.
s. Balita Gizi Buruk tahun 2018 berjumlah 1 yaitu di desa Kemiri dan
mendapat perawatan (100%).
t. Jumlah PUS PuskesmasProfil
Sumpiuh I tahun 2018
Puskesmas sebanyak
Sumpiuh 5.447 jiwa
I Tahun 2018
65
meningkat dibanding tahun 2017 sebanyak 5.056 . Peserta KB baru
pada tahun 2018 sebanyak 4.387 (80,5 %) menurun dibanding tahun
2017 (87,4%)
u. Peserta KB baru tersebut menggunakan kontrasepsi sebagai berikut;
MKJP: Tahun 2018 IUD (20,2%), MOP (0%), MOW (3%) dan Implant
(15,5%).
v. Cakupan peserta KB aktif Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018 sebesar
80,5% menurun dibandingkan tahun 2017 sebesar 87,4%. Angka ini
sudah mencapai target SPM sebesar 70%. Cakupan tertinggi di desa
Pandak (81,1%) dan terendah di desa Lebeng (79,7%).
w. Cakupan minimal 80% dari jumlah sasaran bayi di desa. Pencapaian
UCI desa tahun 2018 (100%) sama bila dibandingkan dengan tahun
2017 (100%).
x. Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Puskesmas Sumpiuh I tahun
2018 sebagai berikut BCG (104,26%), DPT3+HB3 (96%), Polio 4
(97,24%), dan Campak (104%), meningkat bila dibandingkan dengan
capaian tahun 2017 cakupan imunisasi dasar lengkap 94,23%.
y. Tahun Tahun 2018 DO tingkat Puskesmas Sumpiuh I sebanyak 4 %.
Dengan rincian Kelurahan Kebokura 4 %, Desa Karanggedang 5
%Desa Kemiri 15 %, Desa Kuntili -3%, Desa Pandak 0 %, Desa
Lebeng -5%, Desa Ketanda 6%. Sedangkan Tahun 2017 DO tingkat
Puskesmas Sumpiuh I sebanyak (2%). Dengan indikator DO masing-
masing wilayah yaitu Kebokura -3%, Karanggedang -8%, Kemiri 3%,
Kuntili 8%, Pandak 2%, Lebeng 15% dan Ketanda -15%. Jadi
indikator DO tahun 2017 sudah sesuai dengan kesepakatan kabupaten
Banyumas (±5%).
z. Jumlah WUS (15-39 tahun) 2018 di Puskesmas Sumpiuh I sebanyak
6.085, yang tertinggi WUS yang mendapat TT-5 sebanyak 184 WUS
(3,0%).
aa. Rasio tumpatan dan pencabutan gigi tetap tahun 2018 sebesar 0,3
mengalami kenaikan bila dibanding
Profil tahun 2017
Puskesmas yaitu 0,1.I Hal
Sumpiuh tersebut
Tahun 2018
66
menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang melakukan
pencabutan gigi dibandingkan melakukan tumpatan gigi tetap.
bb. Prosentase jumlah murid yang diperiksa untuk tahun 2018 407 (100%)
meningkat jika dibandingkan Tahun 2017 (91,24%) dan Tahun 2016
(35,4%).
cc. Jumlah Murid SD/MI diperiksa dan memerlukan perawatan tahun
2018 sebanyak 407 dan Tahun 2017 sebanyak 290 anak dan yang
mendapat perawatan sebanyak 245 (84,5%).
dd. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut Puskesmas Sumpiuh I tahun
2018 1.290 (40.19 %) menurun jika dibanding tahun 2017 sebesar
53,18% meningkat bila dibandingkan cakupan pada tahun 2016
sebesar 25,24%.
ee. Puskesmas rawat inap dengan kemampuan pelayanan gawat darurat
yang dapat diakses masyarakat Puskesmas Sumpiuh I tahun 2018
sebanyak 1 puskesmas atau 100%.
ff. Jumlah desa/kelurahan yang terkena KLB yang ditangani kurang dari
24 jam sebanyak 0 %, di Puskesmas Sumpiuh I desa/kelurahan KLB
tahun 2018 nol artinya tidak ada kausus KLB.
gg. Sama bila dibanding pada tahun 2016 yaitu sebanyak 2 kasus dan
tertangani kurang dari 24 jam sebesar 100%.
hh. Jumlah penduduk terancam KLB tahun 2018 sebanyak 27.688 jiwa.
Sedangkan yang menderita akibat kejadian luar biasa tersebut
sebanyak nol jiwa, sehingga attack rate atau rata-rata kejadian sebesar
nol %. Dari sejumlah penderita tersebut, yang meninggal sebanyak 0
orang (case fatality rate/CFR: 0%).
ii. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan dibagi menjadi penyuluhan
kelompok dan penyuluhan massa. Penyuluhan kelompok pada tahun
2018 sebanyak 484 kali paling banyak Kelurahan Kebokura 86 Kali
paling sedikit desa Pandak 44 kali. Penyuuhan masa sebanyak 106 kali
Paling banyak Desa Kemiri dan Desa Kuntili dan Desa Pandak
sebanyak 17 kali dan Profil
paling Puskesmas
sedikit Kelurahan Kebokura
Sumpiuh dan Desa
I Tahun 2018
67
Ketanda sebanyak 9 Kali
2. Tenaga Kesehatan
a. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk di Puskesmas Sumpiuh I
tahun 2018 sebesar (0)
b. Rasio tenaga dokter umum per 100.0000 penduduk di Puskesmas
Sumpiuh I tahun 2018 sebesar 7,76 sama dibanding tahun 2017 (7,76)
c. Rasio tenaga dokter gigi per 100.000 penduduk di Puskesmas Sumpiuh I
tahun 2017 sebesar 3,38. Sama bila dibanding dengan tahun 2016 sebesar
3,38
d. Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk tahun 2018 sebesar 3,88.
Sama dengan tahun 2017 (3,88)
e. Rasio tenaga gizi per 100.000 penduduk tahun 2018 sebesar 3,88 sama
dengan tahun 2017 ( 3,88)
f. Rasio tenaga keperawatan per 100.000 penduduk di Puskesmas Sumpiuh I
tahun 2018 sebesar 56,10 meningkat dibanding tahun 2017 (38,8)
g. Bidan per 100.000 penduduk di Puskesmas Sumpiuh I tahun 2017 sebesar
45,58 meningkat bila dengan tahun 2016 (40,09)
h. Rasio tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk di Puskesmas
Sumpiuh I tahun 2018 sebesar 3,88 sama dibandingkan dengan tahun 2017
sebesar 3,88.
i. Rasio tenaga sanitasi per Profil
100.000 penduduk diSumpiuh
Puskesmas Puskesmas Sumpiuh
I Tahun I
2018
71
tahun 2018 sebesar 3,88 sama dibandingkan tahun 2017 sebesar 3,88.
j. Rasio tenaga teknisi medis per 100.000 penduduk di Puskesmas Sumpiuh
I tahun 2018 sebesar 0, sama bila dibandingkan tahun 2017 sebesar 0.
3. Pembiayaan Kesehatan
Anggaran belanja yang dialokasikan untuk pembiayaan kesehatan di
Puskesmas tahun 2018 sebagai berikut :
a. Dana Belanja Langsung : Rp. 3.438.184.415,-
b. Dana Jamkesmas/Jampersal : Rp .-
c. Dana BOK : Rp. 535.000.000,-
d. Dana APBN : Rp. ,-