Anda di halaman 1dari 6

PHBS Sekolah

Phbs adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan kesehatan dan juga berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.

Phbs di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat di sekolah.

Anak sekolah sebagai asset bangsa dimasa yang akan datang, yang wajib diperhatikan dan dilindungi.
Anak usia sekolah berjumlah sepertiga dari total penduduk, merupakan kelompok strategis dalam
transfer informasi karena terorganisir dalam suatu institusi. Promosi pembiasaan Prilaku hidup bersih
dan sehat (PBHS) pada anak sekolah diharapkan akan sampai ke tingkat rumah tangga dan lingkungan
masyarakat sekitar. Dalam jangka panjang akan berdampak pada penurunan angka kesakitan (penurunan
absensi anak dan peningkatan prestasi belajar) dan angka kematian umumnya. Munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan
PHBS. Oleh karena itu,penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak

B. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah:

a. Siswa

b. Warga sekolah, yakni kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite

sekolah dan orangtua siswa.

c. Masyarakat lingkungan sekolah, seperti penjaga kantin, satpam dan lainlain.

C. Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.

b. Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa.

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga


mampu menarik minat orangtua.

d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

e. Menjadi percontohan Sekolah Sehat bagi daerah lain.

D. Indikator PHBS di Sekolah:

a. Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.

dengan memakai sabun maka kotoran dapat dibersihkan dan juga sabun bisa membunuh kuman,
karena itu biasakan mencuci tangan dengan memakai air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
Jangan lagi menggunakan kobokan/air yang ditampung di dalam baskom. Apalagi digunakan untuk
mencuci tangan secara bergantian.

b. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

Jajanan yang tidak terjamin kebersihannya bisa saja sudah tercemar kuman sehingga
menyebabkan penyakit diare, disentri atau terkontaminasi telur cacing.

Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang
digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan
atau tidak.

Berhati-hatilah pada makanan atau minuman yang warnanya terlihat mencolok.

BTM yang tidak aman bisa menjadi racun bagi tubuh, reaksi yang ditimbulkan oleh keracunan makanan
bisa berupa muntah, diare bahkan syok.

Siswa lebih aman dengan jajan di kantin sekolah. Karena makanan yang dijual cukup mengandung gizi,
terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus.

Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi maka akan meningkatkan kesehatan dan kecerdasan siswa,
sehingga siswa menjadi lebih berprestasi di sekolah.

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak mencemari
sumber air dilingkungan sekitar,siswa diharuskan memakai jamban sekolah saat BAK dan BAB.

Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit
seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
Bagaimanakah jamban yang sehat itu

* Tidak mencemari sumber air minum (berjarak minimal 10 meter dari sumber air)

* Tidak berbau

* Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

* Tidak mencemari tanah sekitarnya

* Mudah dibersihkan dan aman digunakan

* Dilengkapi dinding dan atap pelindung

* Penerangan dan ventilasi cukup

* Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

* Tersedia air, sabun dan alat pembersih.

d. Olahraga yang teratur dan terukur.

Olahraga teratur yang bertujuann agar tubuh selalu bugar, lebih bersemangat dalam belajar,
memelihara fisik dan mental agar tetap bugar dan tidak mudah sakit serta untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang optimal.

Tapi tetap saja harus mengikuti cara berolah raga yang benar ya, pakailah pakaian olah raga yang
menyerap keringat, pakai sepatu olah raga sesuai ukuran kaki, lakukan pemanasan sebelumnya.

e. Memberantas jentik nyamuk.

Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di
lingkungan sekolah sangat perlu dilakukan pemberantasan jentik nyamuk. Khususnya jentik nyamuk
Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana
siswa sedang belajar.

Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali seperti
vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur
barang bekas yang dapat menampung air hujan.

Bila tidak memungkinkan dapat juga dilakukan larvasida/abatisasi (menaburkan bubuk abate) pada
tempat- tempat yang sulit dikuras dan sedikit air, atau memelihara ikan predator jentik di kolam sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah

Siswa sangat dilarang merokok karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok,
antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan
kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.

Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan
kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.

Nikotin bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penggumpalan darah. Aliran darah dan
jantung menjadi terganggu. Nikotin juga menyebabkan kecanduan pada perokok.

Tar merupakan bahan kimia beracun yang dapat mengakibatkan kerusakan sel paru-paru dan
menyebabkan kanker.

CO merupakan gas beracun yang berakibat pada kurangnya kemampuan darah membawa oksigen
sehingga mengakibatkan otak, jantung dan organ tubuh yang penting menjadi kekurangan oksigen.

Agar siwa terhindar dari bahaya merokok maka JANGAN pernah mencoba untuk merokok, JANGAN mau
terbujuk rayuan untuk merokok, berani bilang TIDAK jika ada yang menawari rokok, katakan TIDAK MAU
kalau ada yang mengajak merokok, TEGUR kalau ada yang merokok di sekolah, Katakan TIDAK BOLEH
untuk penjual rokok di lingkungan sekolah, pilih dan bergaul dengan yang tidak merokok.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.

Mengukur berat dan tinggi badan siswa itu perlu Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.

* Tanda-tanda siswa dengan gizi kurang antara lain : siswa tampak kurus, tidak segar, tidak ceria, malas
melakukan aktifitas dan cenderung sering sakit.

* Tanda-tanda siswa dengan gizi berlebih : siswa terlihat gemuk, bentuk tubuh tidak seimbang, tidak bisa
bergerak bebas, nafas mudah tersengal-sengal jika beraktifitas, mudah lelah dan malas bergerak.

* Tanda-tanda anak dengan gizi normal :tumbuh normal, segar, giat ceria, mata bersih bersinar. Nafsu
makan baik.

i. Membuang sampah pada tempatnya.

Seperti yang kita tahu sampah merupakan sarang kuman dan bakteri penyakit. membuang
sampah pada tempatnya menghindarkan tubuh agar tidak tertular penyakit dan juga untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekolah.
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan
pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan
kebakaran.

Kategori sampah dapat dibedakan menjadi :

* Sampah organik/basah yakni sampah yang bisa membusuk secara alami misalnya dedaunan, sisa
sayuran, buah dan makanan.

* Sampah anorganik/kering yakni sampah yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami,
contohnya logam, kertas, plastik, karet, pecahan kaca.

* Sampah berbahaya yakni sampah yang bila dibuang ke lingkungan tidak mudah terurai dan bisa
menjadi sumber pencemar berbahaya seperti baterai, botol obat nyamuk, jarum suntik bekas, plastik
pembungkus bahan kimia.

BAB III

KESIMPULAN

Phbs di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat di sekolah.

Anak sekolah sebagai asset bangsa dimasa yang akan datang, yang wajib diperhatikan dan
dilindungi. Anak usia sekolah berjumlah sepertiga dari total penduduk, merupakan kelompok strategis
dalam transfer informasi karena terorganisir dalam suatu institusiAnak Sekolah merupakan asset atau
modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan
penyakit jika tidak dikelola dengan baik.peran guru, orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah
dalam mendidik anak sekolah untuk Berperialaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi sangat berarti.
Disamping itu, tanggung jawab Pemerintah Daera, beserta jajarannya juga dunia usaha sangat penting
untuk memfasilitasi kegiatan promosi kesehatan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai