Anda di halaman 1dari 18

Penanganan Pada Pasien

CEREBRAL PALSY

Oleh : Dr. Maulina Sari, Puskesmas Arjasari


Definisi

Cerebral palsy adalah suatu keadaan dimana penderitanya


mengalami buruknya pengendalian otot, kekakuan,
kelumpuhan serta mengalami gangguan fungsi saraf
lainnya. CP bukanlah merupakan suatu penyakit dan tidak
bersifat progresif.
E tio l o g i

Pranatal Perinatal
-Terkena infeksi jalan Pascanatal
-Ibu menderita penyakit/
lahir - Infeksi pada
infeksi
-Saat lahir bayi dalam selaput otak atau
-Perilaku ibu keadaan tidak sadar
mengkonsumsi obat- jaringan otak
- Kelahiran yang sulit
obatan, merokok, - Bayi lahir prematur - Kejang/step
minuman keras. - Berat lahir rendah sekali - karena trauma/bent
-Masalah gizi, ibu yang - Pendarahan otak uran
kurang gizi - Bayi kuning
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis cerebral palsy tergantung dari bagian dan luas jaringan otak
yang mengalami kerusakan :
a) Spastisitas, Terdapat peninggian tonus otot dan reflek yang disertai dengan
klonus dan reflek Babinski.
b) Tonus otot yang berubah.
c) Ataksia ialah gangguan koordinasi kerusakan terletak di serebulum.
d) Gangguan Pendengaran
e) Gangguan Bicara
f) Gangguan mata
Patofisiologi

ADANYA MALFORMASI PADA OTAK, PENYUMBATAN PADA VASKULER,


ATROPI, HILANGNYA NEURON DAN DEGENERASI LAMINAR AKAN MENIMBULKAN
NARROW GYN, SALURAN SULCI & BERAT OTAK RENDAH.
Pathways
Komplikasi
1. Skoliosis
2. Dekubitus
3. Kontraktur
4. Deformitas
5. Gangguan mental
Diagnosa Banding

Mental subnormal Pemendekan kongenital pada gluteus


Retardasi motorik terbatas maksimus, sastrak nemius atau
hamstring
Tahanan volunter terhadap gerakan Kelemahan otot-otot pada miopati,
pasif
hipotoni atau palsy erb
Kelainan persendian Lain penyebab dari gerakan
Cara berjalan yang belum stabil involunter

Gerakan normal Penyakit-penyakit degeneratif pada


susunan saraf
Berjalan berjinjit Kelainan pada medala spinalis
Sindrom lain
ASUHAN MULTI DISIPLIN
Penatalaksanaan
1. Redukasi dan rehabilitasi
Dengan adanya kecacatan yang bersifat multifaset, seseorang penderita CP perlu
mendapatkan terapi yang sesuai dengan kecacatannya.
2. Psiko terapi untuk anak dan keluarganya.
3. Koreksi operasi
Bertujuan untuk mengurangi spasme otot, menyamakan kekuatan otot yang
antagonis.
4. Obat-obatan
Pemberian obat-obatan pada CP bertujuan untuk memperbaiki gangguan tingkah
laku, neuromotorik dan untuk mengontrol serangan kejang.
- Pada penderita dengan kejang : anti kejang (luminal, dilatin )
- Pada keadaan tonus otot yang berlebihan : benzodiazepine
- Pada penderita yang hiperaktif : diberikan dextroamphetamine
SUBJEKTIF
1. Identifikasi anak yang mempunyai resiko.
2. Jenis kelamin.
3. Kap iritabel anak, kesukaran dalam makan, perkembangan terlambat.
4. Monitor respon untuk bermain.
5. Kap fungsi intelektual anak, meliputi :
 Pemeriksaan fisik
Spastisitas dan ataksia, gangguan bicara, konstipasi.
 Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
CT scan, Pemeriksaan pendengaran dan pengelihatan, Pem
serum, EEG.
Diagnosa

1. Risiko cedera b/d gangguan fungsi motoric.


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesukaran menelan dan
meningkatnya aktivitas.
3. Gangguan aktivitas b/d kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif
4. Resiko tinggi terhadap trauma b/d ataksia dan kelemahan umum
5. Perubahan perfusi jaringan b/d edema serebral yang mengubah /
menghentikan aliran darah arteri / vena
6. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d penekanan respon inflamasi (akibat –
obat)
7. Kurangnya pengetahuan b/d perawatan dirumah dan kebutuhan terapi.
DIAGNOSA TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONAL

Resiko cidera b/d setelah dilaksanakan 1. Ajarkan pola makan 1. Memberikan intake
gangguan pada fungsi perawatan, diharapkan yang teratur yang adekuat dan
motorik berkurangnya resiko menghindari terjadinya
cidera. 2. Anjurkan untuk komplikasi /
KH : berpartisipasi dalam memperberat penyakit
-menyatakan program latihan / lebih lanjut
pemahaman faktor yang kegiatan, pertahankan
menyebabkan cidera kebersihan mulut anak 2. Meningkat kerja
-menunjukkan sistem endorphin
perubahan perilaku, pola 3. Kolaborasi dengan sehingga meningkatkan
hidup untuk menurunkan ahli gizi dalam kemauan untuk makan
faktor resiko dan untuk pemberian nutrisi
melindungi diri dari 3. Meningkatkan gizi
cidera. anak
Implementasi

1. Resiko
cidera b/d gangguan pada 2. Perubahan nutrisi kurang dari
fungsi motorik kebutuhan tubuh b/d kesukaran
a) Mengajarkan pola makan yang teratur menelan dan meningkatnya aktifitas
b) Menganjurkan untuk berpartisipasi a) Mengajarkan gerakan Px dalam
dalam program latihan / kegiatan melaksanakan ADL
c) Mempertahankan kebersihan mulut b) Membantu Px untuk memenuhi
anak kebutuhannya
d) Mengkolaborasi dengan ahli gizi dalam c) Memperhatikan posisi penderita pada
pemberian nutrisi waktu istirahat / tidur
Lanjutan. . .

4. Kurangnya pengetahuan b/d


3. Gangguan aktifitas b/d kelainan perawatan dirumah dan kebutuhan
gerakan dan postur tubuh yang tidak terapi
progresif a) Memberikan informasi dalam bentuk-
a) Memberikan aktivitas ringan yang bentuk dan segmen yang singkat dan
dapat dikerjakan anak sederhan
b) Melibatkan anak dalam mengatur b) Mendiskusikan mengenai
jadwal harian dan memilih aktifitas kemungkinan proses penyembuhan
yang diinginkan yang lama
c) Mengkolaborasi dengan ahli c) Memberikan informasi tentang
fisioterapi kebutuhan untuk diet tinggi protein /
d) Menganjurkan keluarga turut karbohidrat yang dapat diberikan /
membantu program latihan dirumah dimakan dalam jumlah kecil tetapi
sering.
Evaluasi

1. Menyatakan pemahaman faktor yang menyebabkan


cidera
2. Tidak mengalami tanda-tanda malnutrisi
 konsul gizi
3. Aktifitas berjalan dengan normal
4. Adanya kemajuan peningkatan berat badan

Anda mungkin juga menyukai