Anda di halaman 1dari 136

0

© Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi dan Organisasi Migrasi Internasional,


2010.

Pedoman ini disusun oleh Klaster CCCM dan dikoordinir oleh Kantor Komisioner
Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Migrasi Internasional
(IOM). Hak cipta dilindungi undang-undang. Diizinkan untuk diperbanyak,
kecuali untuk kepentingan komersial, dengan ketentuan bahwa UNHCR dan IOM
disebutkan sebagai sumber utama.

Penghargaan Gambar
Sampul depan © IOM, Myanmar, 2008.
Halaman vi © UNHCR / S. Schulman, Afghanistan, 2006.
Halaman vii © IOM, Filipina, 2009.
Halaman 1 © UNHCR, Kolumbia, 2002.
Halaman 5 © DRC, 2009.
Halaman 11 © IOM, Myanmar, 2008.
Halaman 17 © IOM / J. Perugia, Indonesia, 2005.
Halaman 25 © UNHCR / H. Coussidis, Uganda, 2006.
Halaman 29 © UNHCR / H. Coussidis, Uganda, 2006.
Halaman 43 © IOM / S. M. Winston, Sri Lanka, 2010.
Halaman 51 © IOM / C. Hoffman, Nepal, 2008.
Halaman 60 © UNHCR / P. Taggart, Georgia, 2008.
Halaman 61 © UNHCR / M. Shinohara, Georgia, 2007.
Halaman 62 © UNHCR / F. Del Mundo, Serbia, 1995.
Halaman 63 © IOM, Filipina, 2009.
Halaman 64 © UNHCR / J. Oatway, Afrika Selatan, 2009.
Halaman 65 © IOM, Bangladesh, 2009.
Halaman 71 © UNHCR / J. Matthews, Lebanon, 2006.
Halaman 81 © IOM / R. Leyesa, Filipina, 2009.
Halaman 85 © UNHCR / F. Noy, Republik Kongo, 2010.
Halaman 89 © UNHCR / J. Zapater, DRC, 2009.
Halaman 97 © IOM, Filipina, 2009.
Halaman 101 © IOM / R. M. Baguios, Filipina, 2009.
Halaman 107 © IOM, Filipina, 2009.
Halaman 113 © UNHCR / K. Hoffritz, Filipina, 2006.
Halaman 117 © IOM, Sri Lanka, 2010.

1
PEDOMAN
PUSAT
KOLEKTIF

2
Daftar Akronim
AIDS Sindrom Imunodefisiensi Perolthan
(Acquired Immunodeficiency Syndrome)
CC Koordinasi Kamp
CCCM Koordinasi Kamp/Manajemen Kamp
CM Manajemen Kamp
DRC Badan Pengungsi Denmark
GBV Kekerasan Berbasis Jender
GIS Sistem Informasi Geografis
Geographical Information System)
GPS Sistem Posisi Global
(Global Positioning System)
HHCW Limbah Perawatan Kesehatan Yang Berbahaya
HIV Virus Penurun Kekebalan Manusia
(Human Immunodeficiency Syndrome)
HRR Tinjauan Reformasi Kemanusiaan
IASC Komite Kerja Antar Badan
IDP Pengungsi Internal
INGO Organisasi Internasional Non Pemerintah
IOM Organisasi Migrasi Internasional
IRC Komite Penyelamatan Internasional
LWF Federasi Lutheran Dunia
MISP Paket Layanan Awal Minimum
MOU Nota Kesepahaman
NFI Barang Bantuan Non Pangan
NGO Organisasi Non Pemerintah
OCHA Kantor Koordinasi Kemanusiaan
SRH Kesehatan seksual dan reproduksi
UN Perserikatan Bangsa-Bangsa
(United Nation)
UNHCR Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi

ii
Tentang Klaster CCCM
Pada tahun 2005, Koordinasi Kamp/Manajemen Kamp (CCCM) ditetapkan sebagai sektor baru di
bawah kerangka kerja Reformasi Kemanusiaan dan Pendekatan Klaster. Tinjauan Reformasi
Kemanusiaan (HRR) menetapkan CCCM sebagai salah satu dari sembilan area celah kegiatan yang
di masa lalu tidak memiliki kepemimpinan dan akuntabilitas yang pasti dalam situasi darurat
kemanusiaan yang menyebabkan kesenjangan antara permukiman. Tujuan utama sektor ini adalah
meningkatkan kondisi kehidupan pengungsi internal (IDP) yang berada di kamp/permukiman.
Sektor ini memfasilitasi penyampaian bantuan dan perlindungan kepada pengungsi di kamp dan
pengaturan tempat seperti kamp dan mencari solusi jangka panjang setelah mengungsi di
kamp/permukiman. CCCM berlaku untuk semua jenis permukiman masyarakat tempat IDP berada
untuk sementara termasuk Kamp Terencana, Pusat Kolektif, Kamp yang Berdiri Sendiri dan Pusat
Penerimaan/Transit.

Klaster CCCM adalah suatu forum untuk pelaku kemanusiaan yang bekerja dalam bidang ini. IOM
dan UNHCR bersama-sama mengetuai Global CCCM klaster. IOM memimpin klaster untuk bencana
alam dan UNHCR untuk situasi konflik. Klaster Global CCCM memastikan perkembangan kebijakan,
standar, kemitraan dan keahlian dalam bidang CCCM. Anggota klaster di tingkat global adalah:
CARE International, Badan Pengungsi Denmark (DRC), Komite Penyelamatan Internasional (IRC),
Federasi Lutheran Dunia (LWF), Badan Pengungsi Norwegia (NRC), Kantor Koordinasi
Kemanusiaan (OCHA) dan Pusat Tempat Perlindungan.

Di tingkat nasional, klaster CCCM „diaktifkan‟, dalam keadaan darurat baru atau yang sedang
terjadi, berdasarkan rekomendasi yang dibuat oleh Tim Kemanusiaan Negara. Klaster CCCM
memastikan agar pelaku yang terlibat dalam respons kamp/permukiman dipandu oleh kerangka
kerja kebijakan umum, mengikuti standar yang disepakati dan bekerja bersama dalam kemitraan
untuk respons yang terkoordinir dan efektif.

iii
iv
Ringkasan Eksekutif
Di banyak negara di seluruh dunia, pengungsi internal terpaksa meninggalkan rumahnya karena
bencana alam atau konflik. Banyak pengungsi yang mencari akomodasi dan perlindungan
sementara di bangunan dan struktur yang sudah ada sebelumnya, yang pada umumnya dikenal
dengan Pusat Kolektif. Untuk memastikan perlindungan dan bantuan bagi pengungsi internal (IDP)
diterima dengan baik, Klaster CCCM mengembangkan pedoman manajemen dan koordinasi Pusat
Kolektif ini.

Pedoman ini diambil dari Perangkat Manajemen Kamp (2008), yang berfokus pada kekhususan
Pusat Kolektif. Kekhususan ini menyoroti pertimbangan sektoral di seluruh aspek Pusat Kolektif
dengan mengikuti prinsip-prinsip di bawah ini:
 Negara adalah pengemban tugas utama untuk penghuni Pusat Kolektif. Harus diberikan
dukungan yang tepat agar para pihak yang berwenang menerima tanggung jawab mereka
secara efektif, memberikan perlindungan yang diperlukan dan menjaga kesejahteraan para
pengungsi.
 Proses perencanaan dari pembentukan Pusat Kolektif hingga penutupan Pusat Kolektif
berupaya memastikan agar ditemukan solusi jangka panjang secepat mungkin.
 Partisipasi penduduk Pusat Kolektif dalam pengambilan keputusan sangat penting. Pria, wanita,
anak laki-laki dan perempuan dari semua usia dan latar belakang harus selalu dilibatkan dalam
struktur pemerintahan Pusat ini, dan memberikan mereka hak untuk berpartisipasi secara
efektif dalam membangun kepercayaan mereka dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan kebutuhan mereka dan memberdayakan kehidupan
mereka.
 Kebutuhan bantuan dan masalah perlindungan berbeda antara pusat kolektif jangka panjang
dan jangka pendek.
 Penduduk Pusat Kolektif harus mengetahui layanan yang tersedia dan bagaimana
mengaksesnya. Tempat distribusi harus dapat diakses dan mekanisme distribusi harus
mempertimbangkan kelompok dengan kebutuhan khusus untuk meminimalkan peluang
terjadinya kekerasan, penyalahgunaan dan eksploitasi.
 Sebisa mungkin, harus dijelaskan rencana darurat untuk berbagai kemungkinan skenario
perpindahan, seperti untuk bencana yang terjadi secara rutin (misalnya, banjir).
 Manajemen Pusat Kolektif adalah hal yang sangat penting bagi kualitas hidup dan martabat
penduduk. Pusat ini juga harus mempersiapkan penduduk untuk menjalani kehidupannya
setelah pengungsian berakhir.
Pedoman ini berfokus pada pelajaran yang dipetik dari pengalaman selama bertahun-tahun di
Pusat Kolektif dan berupaya membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan
keseluruhan manajemen Pusat Kolektif untuk memastikan perlindungan dan bantuan bagi yang
membutuhkan.

v
DAFTAR ISI

Daftar Akronim................................................................................................................... ii
Tentang Klaster CCCM ....................................................................................................... iii
Ringkasan Eksekutif ........................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN ............................................................................................................1
2. ULASAN UMUM MENGENAI MANAJEMEN PUSAT KOLEKTIF .........................................5
2.1 Definisi Pusat Kolektif........................................................................................................... 5
2.2 Tanggung Jawab Umum ....................................................................................................... 7
2.3 Jenis Dan Umur ................................................................................................................... 8
2.4 Tingginya Jumlah Pusat Kolektif ............................................................................................ 9
3. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB.................................................................................11
3.1 Konsep Tanggung Jawab Manajemen Tiga Tingkat ............................................................... 11
4. PARTISIPASI DAN KETERLIBATAN MASYARAKAT...................................................... 17
4.1 Partisipasi Penduduk .......................................................................................................... 17
4.2 Model Partisipasi................................................................................................................ 18
4.3 Regulasi Diri Oleh Penduduk ............................................................................................... 20
4.4 Inklusivitas ....................................................................................................................... 21
4.5 Komunitas Penampung....................................................................................................... 22
5. MEKANISME KOORDINASI......................................................................................... 25
5.1 Tingkat Koordinasi ............................................................................................................. 25
6. MANAJEMEN INFORMASI DAN REGISTRASI .............................................................. 29
6.1 Tanggung Jawab Manajemen Informasi ............................................................................... 29
6.2 Pengumpulan Data Darurat ................................................................................................ 35
6.3 Pengumpulan Data Jangka Menengah Dan Jangka Panjang ................................................... 38
6.4 Registrasi/Pendaftaran Individu Atau Keluarga ..................................................................... 39
6.5 Penduduk Pusat Kolektif Bukan Pengungsi ........................................................................... 40
7. BAHAYA LINGKUNGAN............................................................................................... 43
7.1 Lingkungan adalah masalah lintas sektor ............................................................................. 43
7.2 Kurangnya kesadaran masalah lingkungan ........................................................................... 44
7.3 Dampak lingkungan yang berkaitan dengan Pusat Kolektif ..................................................... 44
8. PEMBENTUKAN PUSAT KOLEKTIF ..............................................................................51
8.1 Mendukung Pusat Kolektif sebagai bagian dari strategi atau rencana Klaster secara keseluruhan51
8.3 Pengungsian tak terduga .................................................................................................... 54
8.4 Tempat dan struktur .......................................................................................................... 55

vi
8.5 Jenis bangunan ................................................................................................................. 59
8.6 Pusat Kolektif yang berdiri sendiri ....................................................................................... 67
8.7 Masalah kepemilikan .......................................................................................................... 68
9. PERLINDUNGAN ........................................................................................................... 71
9.1 Pertimbangan perlindungan umum ...................................................................................... 71
9.2 Masalah perlindungan khusus ............................................................................................. 73
9.3 Langkah pencegahan untuk perlindungan ............................................................................ 75
9.4 Kekerasan berbasis jender.................................................................................................. 76
9.5 Pencegahan kekerasan berbasis Jender ............................................................................... 76
9.6 Perlindungan orang dengan kebutuhan khusus ..................................................................... 78
10. DISTRIBUSI MAKANAN .............................................................................................. 81
10.1 Distribusi makanan ............................................................................................................ 81
10.2 Memasak .......................................................................................................................... 83
11. DISTRIBUSI BARANG BANTUAN NON PANGAN .......................................................... 85
11.1 Distribusi barang bantuan non pangan ................................................................................ 85
11.2 Transisi skema kesejahteraan ............................................................................................. 86
12. TEMPAT PERLINDUNGAN ........................................................................................... 89
12.1 Tempat perlindungan: penilaian lima tahap dan proses intervensi .......................................... 89
12.2 Standar tempat perlindungan ............................................................................................. 91
13. AIR, SANITASI DAN HIGINITAS ................................................................................ 97
14. AKSES KESEHATAN .................................................................................................. 101
14.1 Penyediaan layanan kesehatan ......................................................................................... 101
14.2 Masalah khusus ............................................................................................................... 102
15. PENDIDIKAN ............................................................................................................ 107
15.1 Pusat Kolektif di fasilitas pendidikan .................................................................................. 108
15.2 Praktik baik yang relevan untuk penyediaan pendidikan ...................................................... 110
16. DUKUNGAN PENGHIDUPAN ..................................................................................... 113
16.1 Pertimbangan umum penghidupan .................................................................................... 113
16.2 Pendekatan penghidupan ................................................................................................ 115
17. PENUTUPAN PUSAT KOLEKTIF ................................................................................. 117
17.1 Pengusiran ..................................................................................................................... 118
17.2 Menuju solusi jangka panjang ........................................................................................... 120

vii
viii
1. PENDAHULUAN

Pesan utama
u Pusat Kolektif digunakan untuk menampung populasi pengungsi di berbagai wilayah di
dunia.
u Pedoman ini disusun untuk pekerja lapangan kemanusiaan. Mereka memberikan
informasi praktis dan berbagi pelajaran yang dipetik.
u Pengelolaan Pusat Kolektif sangat penting bagi kualitas hidup, martabat dan
penduduk di masa yang akan datang dan kehidupan di Pusat ini harus
mempersiapkan kehidupan mereka setelah masa pengungsian berakhir.
u Pedoman ini diambil dari Perangkat Manajemen Kamp namun berfokus pada
kekhususan Pusat Kolektif.

Pendahuluan Terdapat beberapa wilayah di mana bangunan yang sudah ada digunakan
sebagai tempat akomodasi sementara, atau disebut Pusat Kolektif, untuk
menampung populasi pengungsi. Jenis bangunan yang digunakan sebagai Pusat
Kolektif sangat beragam. Bangunan-bangunan ini terdiri dari sekolah, hotel,
pusat komunitas, rumah sakit, pabrik, bangunan keagamaan, pos polisi dan
bahkan barak militer. Di negara-negara yang rawan bencana alam, banyak
pemerintah yang sudah memiliki rencana kontinjensi, yang biasanya terdiri dari
Pusat Kolektif yang sudah ditetapkan sebelumnya, seperti tempat perlindungan
dari siklon, angin ribut, badai atau banjir. Tetapi, jika tidak ada rencana
kontinjensi, penting untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Pusat Kolektif
berpengaruh besar pada kualitas hidup, martabat dan solusi jangka panjang di
masa yang akan datang bagi penduduk dan untuk memastikan agar hidup
mereka di Pusat ini mempersiapkan mereka untuk kehidupan setelah masa
pengungsian secara konstruktif.

1
Solusi Sekilas, menampung pengungsi di bangunan yang sudah ada bisa jadi solusi
Sementara yang memadai. Tetapi, persepsi awal ini tidak ada dalam kondisi hidup aktual di
Pusat Kolektif. Bangunan yang sudah tua mengakibatkan kondisi hidup yang
kumuh jika berbarengan dengan masalah sosial pengungsian dan penghuni yang
terlalu padat. Dengan demikian, Pusat Kolektif biasanya tidak dapat memberikan
apa yang seharusnya bisa mereka tawarkan – hidup bermartabat. Tetapi, jika
Pusat Kolektif dipilih dengan tepat, dipelihara dengan baik dan dilayani dengan
baik, maka akan dapat menawarkan solusi sementara yang memadai.

Tentang Pedoman Pusat Kolektif


Kebutuhan akan Mengingat pentingnya Pusat Kolektif sebagai solusi pengungsian sementara dan
Pedoman kompleksnya masalah di sekitarnya, kebutuhan pedoman praktis telah
ditekankan oleh praktisi lapangan.

Panduan Pedoman ini menyoroti masalah mendasar perlindungan dan penyediaan



Petunjuk layanan di Pusat Kolektif. Pedoman ini memberikan nasihat praktis mengenai
bagaimana cara terbaik mengkoordinir dan mengelola Pusat dan menjaga hak-
hak pengungsi. Ini merupakan panduan petunjuk dan tidak berupaya untuk
mengembangkan kebijakan atau instruksi.

Pengembangan Pedoman ini berfokus pada pelajaran yang dipetik dari bertahun-tahun
Pedoman pekerjaan Pusat Kolektif di berbagai negara dan konteks oleh badan dan
individu. Pedoman ini dikembangkan oleh anggota Klaster Koordinasi Kamp dan
Manajemen Kamp Global (CCCM), bekerja sama dengan mitra antar klaster.
Terima kasih khusus disampaikan kepada pihak-pihak yang berpartisipasi dan
ikut serta dalam pengembangan alat ini.

Khalayak yang dituju Pedoman Pusat Kolektif


Khalayak Pengguna utama Pedoman ini yaitu praktisi lapangan yang terlibat dalam
manajemen dan koordinasi Pusat Kolektif. Pedoman ini harus menjadi informasi
bagi semua mitra dalam respons Pusat Kolektif, termasuk otoritas negara,
populasi pengungsi dan masyarakat sipil.

Cara Penggunaan Pedoman ini


Cara Pedoman ini berfungsi sebagai tambahan Set Alat Manajemen Kamp. Sektor ini
Penggunaan telah dikembangkan selama lebih dari dua tahun ini sehingga telah dipadukan
pedoman tambahan. Referensi pedoman sektor lain yang sudah ada diberikan di
akhir masing-masing bab.

2
Kotak dan Kotak dan simbol digunakan di seluruh dokumen untuk menyoroti pesan utama,
Simbol informasi penting dan contoh lapangan. Simbol yang berbeda berikut ini
digunakan untuk membedakan tujuan kotak:

Pesan utama
Ini menggambarkan isi bab dan menyoroti beberapa informasi dan
masalah yang paling penting yang perlu dipertimbangkan saat
berhadapan dengan aspek atau sektor terkait.

Pengalaman Lapangan
Contoh kasus, tips praktis, pelajaran yang dipetik dan praktik yang baik
dari praktisi lapangan dan situasi pusat kolektif di seluruh dunia.

Tips
Fakta dan informasi teknis, dan poin yang harus diketahui secara khusus
saat mengelola pusat kolektif.

Tabel

Simbol lain yang digunakan:


uuTautan ke bab, alat atau bacaan dan referensi penting lain.

Umpan Balik Edisi Pedoman pertama ini adalah bersifat sementara. Praktisi lapangan
dipersilakan membagi pengalamannya dalam alat ini dan memberikan pelajaran
yang dipetik dan panduan praktis lebih lanjut berdasarkan pekerjaannya di Pusat
Kolektif. Kontribusi dapat dikirim ke cccmsupport@gmail.com dengan
menggunakan judul subjek “Umpan Balik Pedoman Pusat Kolektif".

3
4
2. ULASAN UMUM MENGENAI MANAJEMEN
PUSAT KOLEKTIF

Pesan utama
u Pusat Kolektif adalah bangunan komunal yang sudah ada sebelumnya yang
menampung populasi yang mengungsi karena konflik atau bencana alam.
u Bangunan yang digunakan sebagai Pusat Kolektif hampir semuanya sudah dibangun
sebelum masa pengungsian dan tidak dirancang untuk digunakan sebagai akomodasi.
u Pusat Kolektif seharusnya dianggap sebagai upaya terakhir saat menyediakan tempat
tinggal bagi populasi pengungsi.
u Di banyak negara dengan Pusat Kolektif, Negara memiliki kapasitas untuk
memberikan perlindungan dan bantuan kepada penduduk Pusat Kolektif. Dalam hal
ini, peran masyarakat internasional lebih fokus pada pengawasan dan advokasi, bukan
pada penyediaan.
u Pusat Kolektif digolongkan menurut:
o Jenis - terencana versus berdiri sendiri; dan
o Umur - jangka pendek versus jangka panjang

2.1 Definisi Pusat Kolektif

Definisi Pusat Kolektif tidak memiliki definisi yang pasti, namun definisi berikut ini
berlaku di hampir semua hal:

Pusat Kolektif adalah bangunan dan struktur yang sudah ada sebelumnya
yang digunakan untuk permukiman kolektif atau komunal bagi populasi
pengungsi dalam hal terjadinya suatu konflik atau bencana alam.

5
Bangunan yang Definisi ini termasuk bangunan dari semua jenis, ukuran dan bentuk hunian.
sudah ada Istilah kunci dalam definisi ini adalah
"bangunan dan struktur yang sudah ada
Tips
sebelumnya", karena hampir semua
Pusat Kolektif sudah dibangun sebelum Pusat Kolektif adalah bangunan
komunal yang sudah ada sebelumnya
masa pengungsian. Dalam beberapa hal,
yang menampung populasi
Pusat Kolektif dibangun secara khusus
pengungsi.
untuk menampung populasi pengungsi.

Tujuan Secara mendasar, Pusat Kolektif menampung pengungsi internal dan/atau


pengungsi lintas negara yang mengungsi karena bencana alam atau konflik.
Orang yang bukan pengungsi internal atau pengungsi lintas negara tapi
merupakan penduduk dari komunitas penampung juga tinggal di Pusat Kolektif.

Istilah yang digunakan dalam Pedoman ini untuk menyebut semua orang yang
tinggal di Pusat Kolektif adalah penduduk Pusat Kolektif.

Pengakuan Tidak semua Pusat Kolektif diakui oleh otoritas nasional karena alasan tertentu,
termasuk pertimbangan politik.

Jadi, definisi dan pengakuan Pusat Kolektif dalam konteks nasional yang
dimaksud harus dipantau secara seksama oleh Koordinator Pusat Kolektif.

Pemberian Dalam beberapa hal, akses ke Pusat Kolektif dan pemberian bantuan kepada
Bantuan penduduknya dapat ditolak. Oleh karena itu badan kemanusiaan internasional
harus mematuhi definisi Pusat Kolektif secara luas yang dimaksud di atas. Jika
diterapkan definisi yang lebih terbatas,
maka prinsip bantuan kemanusiaan dan
Tips
hak pengungsi dapat terganggu.
Pengakuan Pusat Kolektif oleh
Walaupun populasi pengungsi mungkin otoritas nasional sangatlah penting,
lebih memilih tinggal bersama sebagai namun kurangnya pengakuan tidak
masyarakat, namun Pusat Kolektif boleh mengesampingkan prinsip-
prinsip kemanusiaan.
bukanlah solusi jangka panjang,
namun, merupakan upaya terakhir.

6
2.2 Tanggung Jawab Umum
Tanggung jawab Untuk keperluan Pedoman ini, dianggap bahwa Negara yang menampung
Negara populasi pengungsi di Pusat Kolektif biasanya lebih kuat dalam hal ekonomi dan
struktural daripada Negara yang menampung populasi pengungsi di kamp
penampung. Mungkin terdapat pengecualian, namun secara umum, Negara-
negara ini memiliki kapasitas yang relatif tinggi untuk menangani goncangan,
dan mereka memiliki skema bantuan
sosial untuk penduduk yang berada di Tips
Pusat Kolektif. Dengan demikian,
negara-negara ini memililki tanggung Negara bertanggung jawab
terhadap pusat kolektif
jawab de jure kepada pengungsi, serta
kapasitas de facto untuk menjalankan
tanggung jawab ini.

Implikasi bagi Kesimpulan ini memiliki beberapa implikasi bagi semua pemangku kepentingan
pemangku yang bekerja dengan Pusat Kolektif:
kepentingan
 Tanggung jawab Negara sebagai entitas utama yang memberikan
perlindungan dan bantuan kepada pengungsi harus ditekankan oleh para
pemangku kepentingan di semua tingkat.

 Komunitas kemanusiaan internasional, secara mendasar, memiliki peran


monitoring dan advokasi atas nama penduduk Pusat Kolektif di Negara itu.
Badan internasional harus memastikan bahwa hak pengungsi dihargai.
Monitoring dan advokasi seksama sangatlah penting, khususnya jika
perundang-undangan nasional atau pelaksanaan kebijakan berbeda dari
praktik atau standar internasional.

 Tingginya kapasitas pada pihak Negara memerlukan kerjasama yang


seksama antara komunitas kemanusiaan internasional dan struktur negara di
tingkat pusat, regional dan lokal. Komunitas masyarakat internasional harus
mendukung kapasitas struktur negara untuk menangani masalah Pusat
Kolektif.

7
2.3 Jenis Dan Umur

Kategorisasi Dalam Pedoman ini, Pusat Kolektif dikategorikan menurut jenis dan umur.

Jenis
Terencana dan Pusat Kolektif pada umumnya dikategorikan sebagai terencana atau berdiri
berdiri sendiri sendiri, tergantung keadaan pembentukan atau pendudukan awal Pusat Kolektif:

 Pusat Kolektif terencana adalah pusat kolektif di mana otoritas yang


bertanggung jawab (yaitu Negara) menempatkan populasi pengungsi ke
bangunan tertentu yang telah disiapkan secara ideal untuk digunakan
sebagai tempat perlindungan sementara. Ini meliputi tempat perlindungan
yang telah dirancang khusus atau yang dibangun khusus untuk tempat
perlindungan dari siklon, angin ribut, badai atau banjir.

 Pusat Kolektif yang berdiri sendiri adalah pusat kolektif yang dibangun
oleh pengungsi sendiri karena inisiatif mereka, tanpa persetujuan atau
koordinasi formal dari pihak yang berwenang.

Jangka Waktu
Jangka pendek Pusat Kolektif memiliki umur yang sangat bervariasi. Sementara beberapa Pusat
dan jangka Kolektif hanya digunakan untuk beberapa hari atau minggu, dalam konteks lain,
panjang Pusat Kolektif dapat digunakan selama satu dekade atau lebih. Penggunaan
Pusat Kolektif untuk periode yang lebih pendek atau lebih panjang memiliki
implikasi yang penting bagi operasi dan manajemennya; oleh karena itu kategori
Pusat Kolektif jangka pendek dan jangka panjang digunakan dalam Pedoman ini.
Definisi Pusat Kolektif jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan lamanya
penggunaan tidak dapat diberikan karena konteks yang menyebabkan
pengungsian serta situasi dalam pengungsian sangat beragam.

Pemberian Pemberian layanan dan standar adalah dua area yang terpengaruh oleh lamanya
layanan dan penggunaan Pusat Kolektif.
standar
Pemberian layanan
Pusat Kolektif jangka sangat pendek pada umumnya tidak memberikan bantuan
kemanusiaan secara ekstensif. Program bantuan nasional atau internasional
pada umumnya dirancang untuk Pusat Kolektif yang dapat mengakomodasi
komunitas pengungsi untuk setidaknya beberapa hari atau minggu.

8
Dengan Pusat Kolektif jangka panjang, kebutuhan penduduk berubah seiring
berjalannya waktu dan mekanisme bantuan dapat berkembang ke arah
kemandirian dan tindakan pemulihan dini.

Pengalaman lapangan

Guatemala membedakan antara:


 Pusat Kolektif darurat, yang akan digunakan hingga 72 jam;
 Pusat Kolektif sementara, yang akan digunakan hingga 30 hari;

Standar

Dalam Pusat Kolektif jangka pendek, akan diterapkan standar tanggap bencana
(yaitu standar Sphere).

Kekakuan Dari waktu ke waktu, Pusat Kolektif cenderung menjadi tempat tinggal jangka
terhadap panjang, dengan penduduk yang menuntut kondisi tempat tinggal yang lebih
perubahan baik dengan standar yang lebih tinggi. Fleksibilitas untuk memberikan solusi
alternatif atau menyelesaikan kebutuhan yang semakin meningkat pun terbatas.
Kekakuan relatif Pusat Kolektif dalam hal perubahan kebutuhan adalah salah
satu dilema utama bagi penduduk Pusat Kolektif serta bagi semua pemangku
kepentingan lain.

2.4 Tingginya Jumlah Pusat Kolektif


Tingginya Sebagai aturan umum, Pusat Kolektif jauh lebih banyak daripada kamp. Tetapi,
jumlah pusat pusat kolektif mengakomodasi lebih sedikit orang. Banyaknya jumlah dan
kolektif beragamnya Pusat Kolektif harus diperhitungkan di banyak area manajemen
Pusat Kolektif termasuk:

 Koordinasi antara para pemangku kepentingan;

 Pemberian bantuan tepat waktu;

 Pemantauan penyampaian layanan;

 Masukan kasus hak asasi manusia; dan

 Formulasi pesan advokasi yang efektif.

9
Pengalaman lapangan

Di Georgia, pada tahun 2007, sekitar 100.000 pengungsi internal tinggal di


sekitar 1.600 Pusat Kolektif. Sebagai perbandingan, di Darfur, sebuah
kamp tunggal menampung lebih dari 20.000 pengungsi

Konsekuensi Hampir tidak mungkin untuk mengalokasikan satu manajer untuk setiap Pusat
jumlah yang Kolektif. Namun, Manajer Pusat Kolektif bertanggung jawab atas sejumlah
besar Pusat. Akibatnya, tugas para pemangku kepentingan harus diadaptasikan karena
kemungkinan kurangnya kehadiran manajer di Pusat Kolektif dibandingkan
dalam situasi kamp.

10
3. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pesan Utama

u Sebagaimana disebutkan pada Bagian 2 Pedoman ini, Negara adalah pemikul tanggung
jawab utama atas populasi yang terpengaruh.
u Koordinator Pusat Kolektif harus menyelesaikan tantangan yang muncul oleh banyaknya
jumlah Pusat. Mereka harus memberikan koordinasi dan aliran informasi yang lancar,
serta pekerjaan perencanaan yang jelas untuk solusi jangka panjang.
u Manajer Pusat Kolektif, sebagai penghubung langsung antara pengungsi dan mekanisme
koordinasi umum, harus mencakup semua Pusat dan memberikan hasil yang berkualitas
tinggi.

3.1 Konsep Tanggung Jawab Manajemen Tiga Tingkat


Koordinasi dan manajemen Pusat Kolektif berdasarkan konsep tanggung jawab tiga
tingkat:
 Administrator Pusat Kolektif, yang umunya adalah Negara;
 Koordinator Pusat Kolektif (Koordinator Klaster CCCM); dan
 Manajer Pusat Kolektif (organisasi internasional atau lokal, atau struktur

11
Kapasitas Konsep tanggung jawab tiga tingkat mungkin tidak berlaku bagi negara yang
otoritas nasional lebih siap, di mana semua fungsi mungkin ditanggung oleh negara. Pelaku
kemanusiaan tidak boleh mengesampingkan otoritas nasional yang mampu. Jika
otoritas nasional memiliki kapasitas untuk menyelesaikan semua kebutuhan dan
hak penduduk Pusat Kolektif, maka peran Koordinator Pusat Kolektif dan
Manajer Pusat Kolektif berkurang. Dalam hal ini, komunitas kemanusiaan
internasional dan Koordinator Pusat Kolektif yang ditunjuk dapat mencari celah
dalam koordinasi yang dipimpin pemerintah dan membangun kepasitasnya,
mengambil posisi sebagai mitra kerja.

Tanggung jawab masing-masing pelaku ini dijelaskan secara singkat di bawah


ini.

Administrator Pusat Kolektif – Negara


Tugas dan Pemerintah memiliki tanggung jawab utama di semua tahap situasi pengungsian
Tanggung Jawab yang melibatkan Pusat Kolektif.
Tugas utama Administrator Pusat Kolektif adalah:
 Merancang, membuka dan menutup Pusat Kolektif;
 Memberikan keamanan kepada penduduk Pusat Kolektif;
 Menerbitkan dokumentasi bagi pengungsi;
 Melindungi hak asasi manusia pengungsi; dan
 Memfasilitasi akses ke Pusat Kolektif.

uu Untuk informasi lebih lanjut mengenai tanggung jawab Administrator Pusat


Kolektif, lihat halaman 32 dan 92.

Pengalaman lapangan

Di Filipina, Pusat Kolektif dikelola oleh otoritas lokal. Koordinator Pusat


Kolektif memberikan dukungan dan memantau situasi

Tugas dan Negara juga memiliki peran penting sehubungan dengan penduduk Pusat
Tanggung Jawab Kolektif dalam memberikan solusi jangka panjang, khususnya jika diperkirakan
terjadinya masa pengungsian jangka panjang. Koordinator Pusat Kolektif dapat
mendukung keputusan, namun Negaralah yang memikul tanggung jawab untuk
memberikan dasar solusi jangka panjang.

12
Koordinator Pusat Kolektif – Koordinator Klaster
Tugas dan Koordinator Pusat Kolektif mengemban peran penting dan berfokus pada:
Tanggung Jawab
 Koordinasi keseluruhan pusat kolektif;
 Mengembangkan strategi CCCM;
 Menetapkan standar tanggap kemanusiaan di Pusat Kolektif dengan
Administrator Pusat Kolektif;
 Mengkoordinir tanggap kemanusiaan di Pusat Kolektif; dan
 Memberikan solusi jangka panjang bagi penduduk Pusat Kolektif.

uu Untuk informasi lebih lanjut mengenai tanggung jawab Koordinator Pusat


Kolektif, lihat halaman 33 dan 72.

Kebutuhan Kebutuhan koordinasi untuk masalah yang berkaitan dengan Pusat Kolektif
untuk koordinasi sangat tinggi, khususnya saat fase darurat. Beragamnya Pusat, kekhususannya
dalam hal keperluan dan aset, dan penggunaan berbagai model Manajer Pusat
Kolektif selanjutnya menuntut aktifnya Koordinator Pusat Kolektif. Di banyak
kasus, diterapkan suatu model koordinasi
desentralisasi, di mana pusat koordinasi Tips
regional yang bertugas di area tertentu
terbentuk. Pendekatan ini biasanya Sangat banyaknya Pusat Kolektif
menyebabkan koordinasi yang
meningkatkan kualitas koordinasi di tempat.
erat antar pusat menjadi
Koordinasi sentral dan terdesentralisasi penting.
dipadukan dengan pertukaran informasi
antar regional memberikan hasil yang terbaik.

Manajemen Kunci kesuksesan respons adalah informasi yang tepat waktu dan akurat, yang
Informasi dipisahkan berdasarkan indikator yang relevan. Oleh karena itu, manajemen
data yang kompeten dan aliran informasi yang tepat dari Manajer Pusat Kolektif
kepada Koordinator Pusat Kolektif dan sebaliknya sangat penting.

Pesan advokasi Pesan advokasi yang jelas yang menyelesaikan masalah-masalah Pusat Kolektif
secara efektif harus ditemukan. Pertimbangan dan advokasi strategis terpadu
oleh Koordinator Klaster, Manajer Kamp dan para pemangku kepentingan lain
biasanya diperlukan untuk menutup Pusat Kolektif jangka panjang dan/atau
solusi jangka panjang lain.

13
Manajer Pusat Kolektif
Tugas dan Peran Manajer Pusat Kolektif sangat penting bagi kesuksesan seluruh struktur
Tanggung Jawab manajemen, karena merupakan orang yang bekerja secara langsung dengan
penduduk Pusat Kolektif.

Manajer Pusat Kolektif memikul tanggung jawab berikut, di antaranya:

 Mereka memastikan agar standar, kebijakan dan pedoman operasi bantuan


untuk Pusat Kolektif yang disepakati diikuti.

 Mereka mengkoordinir dan memantau layanan yang diberikan kepada


penduduk Pusat Kolektif oleh badan yang berbeda, mengidentifikasi celah
dalam pemberian perlindungan dan bantuan dan menghindari duplikasi
kegiatan.

 Mereka membangun pemerintahan sendiri dan proses partisipasi masyarakat


dalam Pusat Kolektif, yang memastikan agar semua sub kelompok dalam
masyarakat – anak laki-laki, anak perempuan, wanita, pria dan
individu/kelompok yang terpinggirkan – terlibat secara berarti dalam proses
tersebut.

 Mereka menjalankan dan/atau mengkoordinir pekerjaan perawatan dan


pemeliharaan yang diperlukan.

 Mereka mengelola informasi dan data yang berkaitan dengan Pusat Kolektif
dan penduduknya.

 Mereka berkomunikasi langsung dengan penduduk Pusat Kolektif.

uu Untuk informasi lebih lanjut mengenai tanggung jawab Manajer Pusat


Kolektif, lihat halaman 73, 76 dan 92.

Kurangnya Dalam praktiknya, biasanya jumlah manajer yang dialokasikan untuk menangani
jumlah manajer Pusat Kolektif kurang atau
bahkan kadang tidak ada sama Tips
sekali. Kelalaian atau buruknya
kinerja figur kunci dalam Kemampuan Manajer Pusat Kolektif
struktur manajemen Pusat untuk mengunjungi Pusat Kolektif dapat
berkurang seiring berjalannya waktu.
Kolektif yang besar memiliki
Frekuensi kunjungan yang disarankan:
dampak yang sangat buruk
bagi manajemen Pusat Kolektif,  Darurat: harian
 Pasca darurat: mingguan
karena hubungan langsung  Jangka panjang: dua mingguan
antara komunitas pengungsi
dan struktur manajemen
terputus.

14
Model Dapat diterapkan sejumlah model untuk memastikan agar semua Pusat Kolektif
manajemen tertangani oleh Manajer Pusat Kolektif. Semua pilihan berfokus untuk menangani
sejumlah Pusat Kolektif tertentu atau membangun skema organisasi lokal atau
berbasis Pusat Kolektif. Kinerja Manajer Pusat Kolektif yang baik adalah sangat
penting.

Model Manajer Pusat Kolektif

Konsep Pelaku Tugas Kelebihan Kekurangan

Meningkatkan Tim Manajer Manajer Pusat Kolektif Minimnya jumlah Mahal;


lingkup Pusat membentuk tim bergerak Manajer Pusat
Kolektif yang mencakup sejumlah Kolektif; Tidak
bergerak Pusat Kolektif dalam area berkelanjutan
(mobile) tertentu dan melakukan Dapat menggunakan
tugas terkait di semua Manajer Pusat
kunjungan rutin (minimal Kolektif yang
sekali seminggu) berpengalaman

Desentralisasi Struktur Tergantung konteks Penanggung tugas Risiko kurangnya


pemerintah nasional khusus, struktur utama yang kapasitas dan
lokal pemerintah bertugas; komitmen
terdesentralisasi atau
terpusat dapat Pengetahuan lokal;
mengemban peran
sebagai Manajer Pusat Keberlanjutan
Kolektif

Asosiasi Khususnya dalam situasi Kepemilikan kuat; Risiko kurangnya


populasi pengungsian jangka kapasitas;
pengungsi menengah dan jangka Komitmen;
panjang, asosiasi populasi Jangkauan
pengungsi dan penduduk Keberlanjutan mungkin terbatas
Pusat Kolektif sendiri
dapat membentuk suatu
unit yang mengemban
peran sebagai Manajer
Pusat Kolektif

NGO lokal Di area dengan Pengetahuan lokal; Risiko kurangnya


atau konsentrasi Pusat Kolektif, kapasitas;
organisasi NGO lokal atau organisasi Tidak mahal
berbasis berbasis masyarakat Risiko kurangnya
masyarakat dapat mengemban peran keberlanjutan;
sebagai Manajer Pusat
Kolektif Banyak pelaku

Organisasi Penduduk Pusat Kolektif Kepemilikan kuat; Risiko kurangnya


mandiri membentuk suatu unit kapasitas;
yang mampu Keberlanjutan
menjalankan tugas utama Banyak pelaku
Manajer Pusat Kolektif

15
Hubungan antar Koordinator Pusat Kolektif bertanggung jawab untuk memastikan agar pedoman,
peran pengetahuan teknis dan peningkatan kesadaran yang memadai diberikan
kepada Manajer Pusat Kolektif. Manajer Pusat Kolektif harus mengetahui
tentang peran pelaku lain, seperti Koordinator Pusat Kolektif dan Administrator
Pusat Kolektif, sehingga mereka dapat melakukan kerja sama dan kolaborasi
dengan seksama mengenai masalah-masalah pada saat yang tepat. Harus
dilakukan upaya terpadu untuk meningkatkan kapasitas Manajer Pusat Kolektif
untuk mencapai kinerja yang diharapkan, khususnya jika digunakan model
alternatif Manajer Pusat Kolektif.

Pentingnya Manajer Pusat Kolektif sangatlah penting, jadi badan yang menunjukkan
manajer keengganan untuk menjalankan peran ini harus diganti atau didorong untuk
meningkatkan kinerjanya.

16
4. PARTISIPASI DAN KETERLIBATAN
MASYARAKAT

Pesan Utama

u Partisipasi penduduk Pusat Kolektif berarti bahwa semua penduduk – pria, wanita, anak
laki-laki dan anak perempuan – diberikan suara dalam keputusan yang memiliki pengaruh
dalam kehidupan mereka.
u Partisipasi seharusnya tidak hanya memungkinkan penduduk mengidentifikasi
kebutuhannya, namun juga memberikan mereka kesempatan untuk ikut serta dalam
mencari solusi dan perbaikan.
u Penduduk Pusat Kolektif yang terorganisir mengemban peran kritis dalam mendukung
Manajer Pusat Kolektif.
u Komunitas penampung seharusnya dilibatkan dalam upaya koordinasi.

4.1 Partisipasi Penduduk

Pemberdayaan Partisipasi penduduk Pusat Kolektif dalam keputusan yang berkaitan dengan
melalui kondisi tempat tinggal dan pemberian layanan merupakan pelaksanaan hak
partisipasi asasi manusia mendasar yang penting. Mendengarkan aspirasi mereka akan
memberdayakan penduduk Pusat Kolektif, mencegah pelanggaran hak asasi
manusia, dan meningkatkan kepercayaan penduduk dalam mengarahkan
hidupnya sendiri. Melibatkan penduduk dalam manajemen Pusat Kolektif
merupakan alat yang bermanfaat untuk menggali informasi tentang kebutuhan
mereka dan memasukkan pandangan mereka untuk mencari solusi dan
perbaikan. Hal ini juga memungkinkan untuk meningkatkan kualitas manajemen
dan akuntabilitas bagi penduduk Pusat Kolektif.

17
Pemberdayaan Selain itu, mendorong penduduk untuk bekerja mengembalikan tradisi budaya
melalui dan kebutuhan mereka – misalnya, dengan memberikan ruang untuk beribadah
partisipasi atau memastikan penempatan fasilitas memasak, fasilitas sanitasi atau kegiatan
rekreasi secara tepat – juga akan meningkatkan kesejahteraan psikososial
mereka selama mereka tinggal di sana.

Memperkuat Di mana pun penduduk memiliki kapasitas untuk menyelesaikan kebutuhan dan
kapasitas kesenjangan, Manajer Pusat Kolektif harus membangun dan memperkuat
kapasitas ini. Penduduk Pusat Kolektif dapat membantu Manajer Pusat Kolektif
dan Koordinator Pusat Kolektif dengan
memfasilitasi koordinasi tanggap kemanusiaan
Tips
melalui peningkatan pengumpulan data dan
pengungkapan pendapat penerima. Penduduk Partisipasi penduduk Pusat
Kolektif dapat
Pusat Kolektif juga dapat menangani masalah meningkatkan kualitas
perlindungan serta masalah sosial dan budaya manajemen Pusat Kolektif.
yang masuk, mendukung dan melengkapi peran
Manajer Pusat Kolektif.

Manajemen diri Organisasi struktur manajemen diri harus didorong dan ditingkatkan. Penduduk
dapat memainkan peranan penting dalam mendukung Manajer Pusat Kolektif
dengan mengumpulkan dan menyebarkan informasi, menyesuaikan dan
menyeimbangkan kebutuhan bantuan dan merancang penerimaan dan
penyelesaian keluhan. Penduduk Pusat Kolektif juga dapat mengemban peran
pemantau terhadap Manajer Pusat Kolektif, yang dapat meningatkan daya
respons Manajer terhadap peningkatan yang diinginkan.

4.2 Model Partisipasi

Mekanisme dan Mekanisme partisipasi serta tujuan banyak berubah sejalan dengan
tujuan bertambahnya masa pengungsian. Tujuan partisipasi untuk Pusat Kolektif jangka
pendek berfokus pada masalah pengumpulan data, mekanisme distribusi dan
perlindungan. Sebaliknya, dalam situasi pengungsian jangka panjang, advokasi
dan pengembangan kebijakan yang jelas yang berkaitan dengan solusi jangka
panjang menjadi semakin penting.

18
Model partisipasi
Jenis Pusat Tujuan khusus Model organisasi
Kolektif

Pusat  Meningkatkan pengumpulan Komite pengarah


Kolektif data  Dewan masyarakat
jangka  Peningkatkan distribusi dalam  Sub-komite sektor
pendek Pusat Kolektif (kelompok teknis)
 Menjamin distribusi yang merata
di antara Pusat Kolektif
 Solusi tempat perlindungan dan
sanitasi air yang tepat
 Komposisi ransum makanan dan
Barang bantuan non pangan
(NFI) yang tepat
 Pengaturan memasak yang
tepat
 Masukan masalah perlindungan
 Penyebaran informasi lokal
 Memperoleh kembali
kepercayaan diri
 Perawatan Pusat Kolektif
 Pemecahan konflik
Pusat  Solusi tempat perlindungan dan  Asosiasi nasional
Kolektif sanitasi air yang tepat  NGO nasional
jangka  Advokasi nasional  Komite advokasi (media
panjang  Penyebaran informasi secara cetak dan pesan televisi)
luas
 Masukan masalah perlindungan

Sub-komite Cara yang sangat tepat untuk memastikan partisipasi penduduk Pusat Kolektif
sektor adalah melalui pembentukan sub-komite sektor. Kelompok-kelompok ini terdiri
dari penduduk Pusat Kolektif yang berkomitmen untuk mengerjakan tugas-tugas
khusus dan penempatan yang terkait dengan masalah-masalah di Pusat Kolektif.
Sub-komite dapat menjalankan kegiatan monitoring atau peningkatan kesadaran
serta pekerjaan perawatan. Masalah
khusus yang ditangani oleh sub-komite Tips
adalah sanitasi air, kebersihan, jender, Pembuatan sub-komite adalah
orang dengan kebutuhan khusus, atau cara praktis untuk menyelesaikan
distribusi. Penetapan sub-komite sektor masalah khusus dan mempercepat
perpaduan sosial di antara
ini harus dilakukan berkoordinasi dengan penduduk Pusat Kolektif.
klaster teknis untuk menghindari
terjadinya komite masyarakat ganda.

19
Peran sub- Sub-komite sektor mengambil bagian dalam rapat koordinasi internal Pusat
komite Kolektif, dan mereka mempererat hubungan antara penduduk Pusat Kolektif dan
Manajer Pusat Kolektif. Partisipasi mereka dalam rapat ini mendukung
mengalirnya informasi serta perpaduan sosial di antara penduduk Pusat Kolektif.
Oleh karena itu, sub-komite sektor mengemban peran sosial yang penting di
suatu Pusat Kolektif.

Pelatihan dan Partisipasi penduduk Pusat Kolektif dapat diperkuat melalui kegiatan pelatihan
peningkatan dan peningkatan kesadaran yang diberikan oleh Manajer Pusat Kolektif. Di Pusat
kesadaran Kolektif jangka pendek, topik yang dapat tercakup meliputi: masalah
perlindungan, khususnya yang berkaitan dengan populasi rentan; pernyataan
konstruktif dan pertukaran pendapat; dan kesadaran di antara penduduk Pusat
Kolektif mengenai masuk dan keluarnya populasi pengungsi. Dari waktu ke
waktu, seiring meningkatnya keterlibatan langsung pejabat negara, pelatihan
resmi penduduk Pusat Kolektif akan meningkatkan kesempatan untuk terjadinya
dialog yang bermanfaat.

Pengalaman lapangan

Di Serbia, Asosiasi pengungsi internal (IDP) digunakan sebagai jalur


untukk menyebarkan informasi di antara pengungsi internal melalui
pertemuan, koran dan siaran TV.

4.3 Regulasi Diri Oleh Penduduk

Regulasi diri Model partisipasi penduduk Pusat Kolektif juga dapat digunakan untuk
memperkenalkan skema regulasi diri. Penting bagi Pusat Kolektif jangka pendek
dan jangka panjang untuk memiliki regulasi yang komprehensif namun
sederhana yang disampaikan dengan jelas kepada seluruh penduduk. Regulasi
ini dapat meliputi area berikut, di antaranya: waktu pembukaan; kewajiban
penduduk yang berkaitan dengan pemeliharaan; mekanisme pemerintahan dan
koordinasi; manajemen pembuangan sampah; standar kebersihan; dan standar
bahaya kebakaran.

Regulasi dan Manajer Pusat Kolektif harus mendorong penduduk untuk mengembangkan
aturan dasar regulasi dasar dan aturan rumah tangga. Hal ini khususnya terkait dengan
perilaku di area publik atau kegiatan publik. Subjek khusus yang tercakup oleh
aturan rumah tangga adalah penggunaan dapur umum, pemeliharaan dan
pembersihan area publik termasuk fasilitas sanitasi, dan keselamatan serta
keamanan di Pusat Kolektif.

20
Penetapan Menjadi penting agar aturan-aturan ini dibuat bersama dengan penduduk, untuk
aturan sendiri memastikan agar mereka menjalankan norma-norma budaya dan agama.
Berkoordinasi dengan penduduk untuk membuat aturan ini juga membantu
perkembangan diskusi internal dalam kelompok pada individu dan perilaku
kolektif serta tindakan yang tidak dapat diterima. Pendirian mandiri aturan
rumah tangga memberikan Manajer Pusat Kolektif dan penduduk suatu dasar
yang disepakati bersama untuk melibatkan individu yang melanggar aturan-
aturan ini.

4.4 Inklusivitas
Pelibatan pihak Keterlibatan secara menyeluruh (inklusifitas) prosedur yang digunakan untuk
terpinggirkan memilih penduduk yang berpartisipasi dalam pertemuan, menjadi bagian dalam
komite, atau berfungsi sebagai perwakilan Pusat Kolektif merupakan hal yang
sangat penting. Fenomena sosial seperti "yang lebih penting" dan "datang awal,
pertama dilayani" seringkali diamati di Pusat Kolektif dan merupakan ancaman
bagi partisipasi yang bermanfaat. Khususnya di tahap awal pengungsian,
ancaman perlindungan terhadap penduduk Pusat Kolektif yang terpinggirkan
sangat tinggi dan dapat menjadi masalah yang kronis jika tidak diselesaikan
sedini mungkin. Pelibatan orang yang mampu mendukung kepentingan dan
kebutuhan kelompok yang terpinggirkan dalam struktur manajemen diri dan
dengan Manajer Pusat Kolektif adalah salah satu mekanisme untuk melindungi
masyarakat yang rentan dan populasi yang terpinggirkan dalam Pusat Kolektif.

Pemilihan Manajer Pusat Kolektif memainkan peranan yang penting dalam memastikan
perwakilan partisipasi penduduk yang luas dan efektif melalui pengawasan pemilihan
perwakilan penduduk Pusat Kolektif. Sebagaimana diungkapkan, perlu diberikan
perhatian khusus terhadap pelibatan populasi yang secara umum terpinggirkan
(misalnya wanita, janda dan anak-anak)
serta kelompok yang terpinggirkan yang Tips
disebabkan oleh pengungsian saat ini Harus tersedia prosedur
(misalnya etnis minoritas dalam Pusat khusus partisipasi penduduk
Kolektif). Cara yang praktis dan sederhana Pusat Kolektif untuk
untuk mencapai keterlibatan ini adalah memasukkan individu
dengan menunda sejumlah fungsi tertentu terpinggirkan dan rentan.
dalam setiap forum partisipasi bagi anggota
dari kelompok yang terpinggirkan.

21
Dampak positif Pelibatan perwakilan Pusat Kolektif di semua aspek operasi Pusat Kolektif dan
isu advokasi memiliki dampak positif yang menyebar luas yang jauh di luar
ruang lingkup intervensi yang diharapkan dan diperhitungkan. Partisipasi aktif
memperkuat kemampuan penduduk dalam bertahan dan memberikan suara
bagi mereka yang tidak didengar. Jadi, partisipasi merupakan elemen yang
penting dalam membantu pengungsi memperoleh kembali kepercayaan atas
kemampuan dan potensi mereka sendiri.

4.5 Komunitas Penampung


Hubungan Hubungan antara penduduk Pusat Kolektif dan masyarakat penampung sangat
dengan dipengaruhi oleh keadaan lokal yang unik dan oleh karena itu khas bagi masing-
penduduk masing Pusat Kolektif. Disamping beragamnya hubungan, berlaku prinsip-prinsip
koordinasi dengan masyarakat pengampung sebagai berikut:

 Sesegera mungkin, kontak langsung dengan masyarakat penampung harus


terbangun. Komite lokal atau pemimpin lokal adalah jalur yang tepat yang
dapat dipilih dari anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam rapat
koordinasi awal. Sebisa mungkin, otoritas lokal harus dilibatkan dan menjadi
tuan rumah rapat ini. Di tahap selanjutnya, mekanisme formal harus
dibentuk untuk menunjuk perwakilan lingkungan dan menyelenggarakan
rapat rutin.

 Biasanya akan bermanfaat untuk membuktikan representasi penduduk Pusat


Kolektif dalam mekanisme pemerintahan lokal yang sudah ada, karena
banyak keputusan yang berkaitan dengan Pusat Kolektif akan dibuat dalam
forum ini.

22
Pertimbangan Berikut adalah pertimbangan utama masyarakat penampung:
utama keluarga
penampung
Siapa yang datang dan mengapa?
Akan bermanfaat untuk memberikan tinjauan umum mengenai jumlah orang
yang datang, serta informasi mengenai latar belakang orang yang baru datang.
Memberikan contoh spesifik keluarga bisa
bermanfaat, karena cerita penderitaan Tips
individu memperoleh empati yang lebih
Komunikasi awal, langsung
tinggi dibandingkan deskripsi perpindahan
dan tulus dengan masyarakat
populasi umum. Terima kasih hendaknya penampung akan sangat
disampaikan kepada masyarakat penampung bermanfaat.
karena sudah menerima penduduk Pusat
Kolektif.

Berapa lama mereka tinggal?


Negara bertanggung jawab memberikan informasi tentang perkiraan lama
pengungsian dan memberikan estimasi yang jujur. Namun, penting untuk
dicatat bahwa biasanya tidak mungkin mengetahui berapa lama pengungsian
akan berlangsung. Masyarakat penampung memberikan reaksi terbaik
berdasarkan fakta dan ketidakpastian yang dimaklumi.

Apa artinya bagi kita?


Masyarakat penampung takut akan dampak negatif dalam hidup mereka karena
kedatangan penduduk Pusat Kolektif. Kekhawatiran mereka berbeda dari
masalah keamanan hingga menurunnya layanan (misalnya sekolah) hingga
tekanan sosial. Masalah ini harus ditangani secara serius dan diselesaikan.
Sebisa mungkin, masyarakat penampung harus dilibatkan dalam mekanisme
solusi; mereka juga harus diberitahu mengenai manajemen harapan dan
menghindari tekanan. Janji yang tidak berdasar untuk memberikan bantuan
kepada masyarakat penampung untuk mempermudah tekanan tidak boleh
dilakukan.

23
Hubungan yang Karena Pusat Kolektif biasanya berlokasi di area perkotaan dan semi perkotaan,
kuat hubungan antara masyarakat penampung dan keluarga pengungsi pada
dasarnya kuat. Penduduk Pusat Kolektif dan penampung adalah bagian
lingkungan yang sama. Hubungan antar masyarakat ini membantu menormalkan
rutinitas sehari-hari dan memperkuat hubungan yang baik. Manajer Pusat
Kolektif harus memonitor interaksi ini dengan seksama dan mendukung
perkembangan yang positif.

Pengalaman lapangan

Di Georgia, penduduk Pusat Kolektif, bersama dengan masyarakat


penampung dari area di sekitar Pusat Kolektif, didukung dengan proyek
yang mendatangkan penghasilan.

Bacaan lebih lanjut


NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 3: Participation and
Community Involvement.

24
5. MEKANISME KOORDINASI

Pesan Utama

u Pedoman ini membedakan antara upaya koordinasi nasional, lokal dan internal Pusat
Kolektif.
u Penduduk Pusat Kolektif harus mengetahui layanan yang tersedia dan bagaimana
mengaksesnya. Tempat distribusi harus dapat diakses dan mekanisme distribusi harus
mempertimbangkan kelompok dengan kebutuhan khusus untuk meminimalkan peluang
terjadinya kekerasan, penyalahgunaan dan eksploitasi.

5.1 Tingkat Koordinasi

Memberikan Tujuan utama semua upaya koordinasi ini adalah memastikan agar layanan dan
bantuan efektif bantuan kemanusiaan disampaikan dengan cara yang terpadu dan efektif dan
perlindungan penduduk Pusat Kolektif terjamin. Penduduk Pusat Kolektif harus
mengetahui layanan yang tersedia dan bagaimana mengaksesnya. Juga penting
untuk memastikan agar tempat distribusi dapat diakses dan mekanisme
distribusi mempertimbangkan kelompok dengan kebutuhan khusus untuk
meminimalkan peluang terjadinya kekerasan, penyalahgunaan dan eksploitasi.
Pengaturan Pusat Kolektif mewajibkan agar Administrator, Koordinator dan
Manajer Pusat Kolektif dan penduduk Pusat Kolektif bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.

25
Tiga tingkat Untuk kemudahan, Pedoman ini membedakan tiga tingkat koordinasi: nasional,
koordinasi lokal dan internal Pusat Kolektif. Tabel di bawah ini meringkas peserta, tugas,
frekuensi pertemuan, dan prosedur tindak lanjut yang disarankan untuk
keseluruhan tingkat koordinasi.

Mekanisme koordinasi yang disarankan


Tingkat Posisi Peserta Tugas Frekuensi Tindak lanjut
utama pertemuan

Nasional Administrator • Perwakilan Mengkoordinir Bulanan • Berita acara


Pusat negara masalah hingga formal
Kolektif • Kepala tanggap dan triwulanan
Koordinator Koordinator perlindungan • Rencana aksi
Pusat Pusat kemanusiaan
Kolektif Kolektif umum
• Kepala dengan
Manajer Negara dan
Pusat pelaku utama
Kolektif
• Perwakilan
Pusat
Kolektif
Lokal Manajer • Otoritas Mengkoordinir Mingguan • Berita acara
Pusat local masalah hingga informal
Kolektif • Koordinator tanggap dan bulanan
Pusat perlindungan • Rencana aksi
Kolektif kemanusiaan
• Manajer di antara
Pusat Pusat Kolektif
Kolektif di suatu area
• Perwakilan yang
Pusat ditangani oleh
Kolektif satu atau
• Penduduk sejumlah kecil
Pusat Manajer Pusat
Kolektif Kolektif
• Penyedia
layanan
Internal Pusat Manajer • Perwakilan Mengkoordinir Mingguan • Rencana aksi
Kolektif Pusat Pusat masalah hingga
Kolektif Kolektif tanggap dan bulanan
(termasuk perlindungan
dari sub- kemanusiaan
kelompok) dalam satu
• Penduduk Pusat Kolektif
Pusat
Kolektif
• Penyedia
layanan

26
Koordinasi nasional
Pihak yang Jika Negara tidak mampu mengemban tanggung jawabnya, maka pada
bertanggung prinsipnya Koordinator Pusat Kolektif akan bertanggung jawab atas seluruh
jawab koordinasi dalam Pusat Kolektif. Untuk
mencapai tujuan ini, maka kerja sama
Tips
yang seksama dan dialog intensif dengan
Negara sangat penting. Semua Koordinasi bantuan dan
standar nasional bisa memakan
keputusan dengan badan koordinasi
waktu, namun sangat penting.
nasional, pada prinsipnya, harus
didorong dan didukung oleh otoritas
nasional.

Masalah Koordinasi nasional adalah tingkat koordinasi yang tertinggi dan menyelesaikan,
koordinasi di antaranya, masalah-masalah berikut:
nasional  Perpaduan dan keseragaman mekanisme tanggap dan perlindungan
kemanusiaan di seluruh negeri;

 Keputusan mengenai standar tanggap kemanusiaan umum;

 Pengembangan, pelaksanaan dan monitoring strategi nasional.

Koordinasi Bergantung pada konteks, kadang terdapat mekanisme koordinasi di tingkat


regional regional untuk menghubungkan upaya koordinasi lokal dan nasional.

Koordinasi lokal
Pengelompokan Dengan ketentuan bahwa Pusat Kolektif secara khusus menampung sejumlah
Lokal kecil orang per pusat, dan dengan ketentuan bahwa Manajer Pusat Kolektif
seringkali harus mengelola lebih dari satu pusat pada saat yang sama, penting
untuk mengelompokkannya di tingkat lokal berdasarkan lokasi geografis. Tujuan
utama upaya koordinasi lokal adalah pemberian layanan dan pemantauan
masalah perlindungan. Rapat koordinasi lokal sangat pragmatis dan fokus pada
kenyataan di lapangan. Pengumuman dan penyelarasan tanggal distribusi,
masukan masalah perlindungan, dan timbal balik penyampaian sebelumnya
adalah masalah khusus yang dibicarakan pada pertemuan ini.

27
Kewenangan Upaya koordinasi lokal menghadirkan kesempatan khusus untuk bekerja sama
lokal dengan otoritas lokal. Karena otoritas lokal pada umumnya memiliki yurisdiksi
administratif (misalnya administrasi kota mengontrol layanan pemerintah di
kota), disarankan agar tanggung jawab Manajer Pusat Kolektif dibagi sesuai
batasan entitas politik. Perilaku, modus operandi, dan penyampaian bantuan
pada umumnya berbeda di antara entitas, yang membuat koordinasi antar
entitas semakin kompleks dibandingkan koordinasi dalam satu entitas.

Koordinasi internal Pusat Kolektif


Rapat internal Rapat koordinasi internal Pusat Kolektif sangat penting, karena merupakan satu-
satunya forum formal untuk "mengetahui perkembangan" suatu Pusat Kolektif.
Kondisi sosial, peningkatan tekanan, kegelisahan, potensi kekerasan dan
pelanggaran hak asasi manusia dapat terdeteksi selama rapat ini. Untuk
memperoleh tingkat informasi ini, sangat penting agar rapat ini terbuka bagi
semua penduduk Pusat Kolektif. Pelibatan
dan undangan khusus bagi kelompok Tips
yang secara umum terpinggirkan dapat Rapat koordinasi internal
menjadi prosedur standar. Ingat bahwa terbuka bagi semua penduduk
mungkin diperlukan persiapan khusus kolektif.
(misalnya forum jenis kelamin yang sama)
agar partisipasi kelompok tersebut berarti. Sub-komite yang sudah ada harus
mengambil bagian dan melaporkan pekerjaannya.

Pengaturan diri Koordinasi internal harus memberikan penekanan yang tepat pada pengaturan
internal diri di antara penduduk Pusat Kolektif. Pengembangan aturan kepenghunian
bersama yang mencakup "apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan"
merupakan bantuan yang sangat efektif dalam mempercepat perpaduan sosial
dalam Pusat Kolektif. Topik tambahan untuk diskusi rapat koordinasi internal
dapat diambil dari saran tertulis yang dikumpulkan dari "kotak saran" yang
ditaruh di lokasi tengah-tengah Pusat Kolektif. Cara anonim berkomunikasi
dengan Manajer Pusat Kolektif ini membantu orang atau kelompok yang
terpinggirkan mengatasi sulitnya bagi mereka untuk mengungkapkan diri secara
bebas.

Bacaan lebih lanjut

NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Bab 4: Coordination.


Tersedia di: http://www.nrc.no/arch/_img/9293553.pdf

28
6. MANAJEMEN INFORMASI DAN
REGISTRASI

Pesan Utama

u Manajemen informasi adalah tanggung jawab semua pemangku kepentingan dan


terdiri dari tugas pengumpulan, analisis, penyimpanan dan penyebaran/diseminasi.
u Pengumpulan data darurat di tempat Pusat Kolektif berfokus pada pengumpulan
informasi mengenai karakteristik masyarakat pengungsi dan Pusat Kolektif yang
digunakan, serta mengenai aksesibilitas dan ketersediaan layanan dasar.
u Dalam pengungsian jangka menengah dan jangka panjang, manajemen informasi
mendukung proses pengenalan Pusat Kolektif dan memberikan pemutakhiran
pengungsian.
u Metode pengumpulan data/informasi kuantitatif maupun kualitatif harus
dipertimbangkan.
u Pusat Kolektif kadang menampung sejumlah besar individu pengungsi yang rentan,
yang menciptakan dilema yang serius bagi semua pemangku kepentingan.

6.1 Tanggung Jawab Manajemen Informasi


Pentingnya Informasi yang tepat, terkini, dapat dipercaya, dan terpilah sangat penting bagi
manajemen manajemen Pusat Kolektif.
informasi

29
Pentingnya Besarnya jumlah Pusat Kolektif, keragamannya, ketersediaan atau aksesibilitas
manajemen layanan dasar (air, kesehatan, dll.) dan, di atas semua itu, karakteristik dan
informasi kebutuhan penduduk Pusat Kolektif harus dipertimbangkan saat mengumpulkan
atau menyebarkan informasi. Pemberian jenis dan kuantitas bantuan yang benar
dan tepat waktu dan pengembangan standar dan kebijakan yang tepat sangat
tergantung pada kualitas data. Dan juga, pilihan metodologi pengumpulan data
tergantung pada banyak faktor, termasuk apakah situasinya masih dalam
kondisi darurat atau apakah sudah lebih stabil. Oleh karena itu, manajemen
informasi adalah bagian operasi Pusat Kolektif yang sangat krusial dan
memerlukan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan.

Pembagian Tanggung jawab manajemen informasi Pusat Kolektif, termasuk pengumpulan


tanggung jawab data dan pelatihan pengumpulan data, pemeriksaan, analisis dan penyebaran,
dibagi di antara Administrator Pusat Kolektif, Koordinator Pusat Kolektif, Manajer
Pusat Kolektif dan penduduk Pusat Kolektif atau penyedia layanan.

30
Tinjauan tanggung jawab manajemen informasi

Pemangku Pengumpulan/ Analisis dan Penyebaran


kepentingan kompilasi penggunaan

Penduduk pusat  Mengumpulkan  Menggunakan  Memberikan data


kolektif dan data di Pusat informasi dari kepada Manajer
penyedia Kolektif Manajer Pusat Pusat Kolektif
layanan Kolektif untuk  Berbagi informasi
pengambilan dari Manajer
keputusan Pusat Kolektif
Manajer Pusat  Mengumpulkan  Menggunakan  Menyampaikan
Kolektif data mengenai informasi dari data kepada
penduduk Pusat Koordinator Koordinator Pusat
Kolektif dan Pusat Kolektif Kolektif
penyedia layanan untuk analisis  Berbagi data
 Melakukan deskriptif dengan penduduk
penilaian dasar, Pusat Kolektif,
 Mematuhi standar termasuk pemerintah lokal,
data analisis dan masyarakat
 Menyusun data kesenjangan penampung
mengenai Pusat  Menggunakan
Kolektif masing- data untuk
masing merancang
proyek
Koordinator  Menetapkan  Melakukan  Menyampaikan
Pusat Kolektif standar analisis data kepada
pengumpulan data kesenjangan Administrator
jika antar regional Pusat Kolektif dan
memungkinkan  Menawarkan/ badan koordinasi
 Menetapkan titik meminta nasional dan
fokus manajemen bantuan penderma lain
informasi dalam hal  Berbagi data
 Menyusun data analisis dengan Manajer
dari berbagai informasi Pusat Kolektif
Pusat Kolektif/  Menggunakan
untuk wilayah data untuk
secara perencanaan
keseluruhan strategi
 Memastikan
perlindungan/
kerahasiaan data
Administrator  Melakukan  Melakukan  Melakukan analisis
Pusat Kolektif pendaftaran Pusat analisis kesenjangan
Kolektif dan kesenjangan nasional
penduduk Pusat nasional  Menggunakan
Kolektif  Menggunakan data untuk
 Melakukan data untuk perencanaan
pemantauan perencanaan strategi
kegiatan bantuan strategi

31
Administrator Pusat Kolektif
Tanggung jawab Pengakuan formal penduduk Pusat Kolektif dan memastikan akses populasi
negara pengungsi pada dokumentasi identitas nasional adalah fungsi pokok Negara.
Negara dapat menggunakan sistem manajemen informasinya sendiri untuk
pendaftaran penduduk, tetapi harus mengkoordinasikan basis datanya dengan
data yang dimiliki oleh Koordinator Pusat Kolektif.

Pengumpulan Negara biasanya menjadi pemain utama dalam mengelola basis data yang
data dan berkaitan dengan Pusat Kolektif dan penduduk Pusat Kolektif. Tergantung
manajemen data kapasitasnya, badan negara lokal dan pusat dapat mengemban tugas
pengumpulan data serta tanggung jawab manajemen data. Jika Negara
melakukan pengumpulan data, mungkin akan ada permintaan bantuan dan
petunjuk teknis dari pelaku kemanusiaan yang mungkin memiliki pengalaman
lebih banyak dalam pengumpulan data untuk keperluan bantuan kemanusiaan.
Dalam beberapa kasus, Koordinator Pusat Kolektif, dengan pengakuan penuh
akan peran Negara sebagai badan yang paling bertanggung jawab, akan
mendukung Negara dengan memperbaiki basis data dan metodologi
penilaiannya, khususnya yang berkaitan dengan prinsip-prinsip umum perlakuan
adil, perlindungan dan kerahasiaan/perlindungan data.

Pengalaman lapangan

Di Haiti, Koordinator Pusat Kolektif menganjurkan agar memasukkan basis


data Pusat Kolektif ke dalam Rencana Darurat Nasional.

Pengambilan Negara, bekerja sama dengan Koordinator Pusat Kolektif, harus menggunakan
keputusan dan semua data yang tersedia untuk menilai kesenjangan bantuan dan merumuskan
penyebaran strategi, serta untuk menyebarkan informasi yang paling komprehensif kepada
otoritas regional dan lokal, serta memperhitungkan standar perlindungan data
yang terkait yang ditetapkan oleh Koordinator Pusat Kolektif.

32
Koordinator Pusat Kolektif
Peran Koordinator Pusat Kolektif mengemban peran utama dalam manajemen
koordinator informasi dan biasanya berfungsi sebagai pusat utama pengumpulan dan
penyebaran data. Tugas utama Koordinator Pusat Kolektif adalah menetapkan
standar manajemen data bekerja sama dengan para pemangku kepentingan
nasional dan/atau internasional lain yang terkait. Standar ini bertujuan
memastikan tingginya kualitas informasi yang dikumpulkan di seluruh jenjang,
sebagaimana seharusnya, di antaranya, menetapkan peran dan tanggung jawab
pemangku kepentingan yang berbeda, dan menetapkan kegiatan pelatihan dan
prosedur pemantauan pengumpulan dan penyusunan data. Penerimaan data
yang dikumpulkan dalam prosesnya adalah kunci penggunaannya dalam
advokasi, analisis kesenjangan, koordinasi bantuan, dan desain program dan
perencanaan kegiatan solusi jangka panjang.

Aliran Informasi Saat bertindak sebagai titik pusat pengumpulan dan penyebaran data,
Koordinator Pusat Kolektif bertanggung jawab untuk menjamin aliran informasi
dari Pusat Kolektif kepada Administrator Pusat Kolektif dan sebaliknya. Oleh
karena itu, Koordinator Pusat Kolektif juga
memastikan penyimpanan data yang tepat, Tips
serta kerahasiaan dan perlindungan data Basis data terpusat
yang sensitif. Untuk mendukung manajemen mempermudah analisis dan
data dari sudut pandang teknis, Koodinator pemrosesan volume data yang
Pusat Kolektif dapat menetapkan titik fokus besar dari Pusat Kolektif.
manajemen informasi.

Manajer Pusat Kolektif


Hubungan Manajer Pusat Kolektif, karena kedekatannya dengan penduduk Pusat Kolektif,
dengan sangat kritis bagi pengumpulan data dan merupakan pelaku pertama yang harus
penduduk mematuhi standar data yang disepakati dalam proses pengumpulan data.
Manajer Pusat Kolektif mengumpulkan data yang diterima dari penduduk Pusat
Kolektif dan melakukan penilaian, serta menyampaikan data yang diperoleh
kepada Koordinator Pusat Kolektif.

Memberitahukan Manajer Pusat Kolektif pada dasarnya menyusun informasi dari masing-masing
pengambilan Pusat Kolektif. Data yang diperoleh digunakan untuk analisis kesenjangan di
keputusan tingkat Pusat Kolektif, untuk perbandingan antar daerah dan selanjutnya, untuk
desain proyek dan penyampaian bantuan. Manajer Pusat Kolektif memainkan
peranan yang penting dalam pembagian data dengan penduduk Pusat Kolektif,
otoritas lokal dan masyarakat penampung.

33
Penyebaran Tugas lain Manajer Pusat Kolektif adalah memberikan informasi umum. Karena
informasi umum masalah pengungsian atau isolasi, penduduk Pusat Kolektif seringkali
ketinggalan informasi tentang dunia di sekitarnya, termasuk berita regional atau
nasional. Ketersediaan infromasi yang dapat dipercaya ditafsirkan sebagai tanda
normalisasi. Hal ini dikenal untuk meningkatkan rasa kesejahteraan yang lebih
besar dan membantu menyingkirkan desas-desus dan gosip, yang dapat
menciptakan ketegangan yang tidak perlu ada dalam masyarakat.

. Pengalaman lapangan

Di Sri Lanka, distribusi koran nasional di antara populasi pengungsi


sebagai alat informasi memiliki respons yang sangat positif

Penduduk dan penyedia layanan


Pengumpulan Penduduk Pusat Kolektif dan penyedia layanan harus menjadi bagian tak
internal dan terpisahkan dari upaya manajemen informasi. Tugas utama mereka adalah
penyebaran mengumpulkan data langsung yang akan diberikan kepada Manajer Pusat
Kolektif, serta penyebaran informasi langsung kepada penduduk Pusat Kolektif.
Walaupun pekerjaan mereka relatif tidak formal, mereka harus tetap mematuhi
standar; misalnya, mereka harus mengisi formulir dan lembar data secara
akurat. Yang mungkin sangat membantu adalah penggunaan komite penduduk
Pusat Kolektif khusus yang terlatih dalam teknik pengumpulan data dasar dan
oleh karena itu akan dapat mendukung fungsi Manajer Pusat Kolektif.

Monitoring data Karena data yang dapat dipercaya adalah kunci pemrograman kemanusiaan,
peran utama penduduk dalam pengumpulan data tergantung baiknya prosedur,
peningkatan kapasitas dan keterampilan penduduk. Dalam hal ini peran Manajer
Pusat Kolektif adalah memantau pengumpulan data dan memeriksa kembali
keakuratan data yang dikumpulkan oleh penduduk Pusat Kolektif. Jika rutinitas
tersebut belum ada, maka Manajer Pusat Kolektif (atau Administrator Pusat
Kolektif, jika mereka memiliki kapasitas ini) harus mengambil peran yang lebih
kuat dalam pengumpulan data.

34
6.2 Pengumpulan Data Darurat
Penilaian situasi Fakta bahwa Pusat Kolektif pada umumnya muncul dalam jumlah yang besar
dengan cepat menimbulkan tantangan pengumpulan data dalam kondisi darurat. Jika
persiapan darurat tidak tersedia atau situasi darurat terjadi secara tidak terduga,
tujuan utamanya adalah memperoleh tinjauan yang cepat dan ringkas atas
situasi pengungsian. Penggunaan alat estimasi cepat atau metode pengumpulan
informasi kualitatif akan lebih tepat dalam situasi seperti ini. Dan juga, dalam
situasi ini, disarankan agar informasi dikumpulkan pada tingkat terpadu (desa,
masyarakat dan pusat), bukannya tingkat rumah tangga atau individu.

Peran utama Seringkali Koordinator Pusat Kolektif harus memimpin pengumpulan data
koordinator darurat, karena Manajer Pusat Kolektif mungkin tidak ditunjuk dan skema
organisasi diri dalam Pusat Kolektif mungkin belum dibuat. Kebutuhan akan
manajemen informasi yang tersusun dengan baik cukup tinggi sejak awal masa
pengungsian.

Penduduk dan penyedia layanan


Data mengenai Dalam kondisi darurat, data mengenai karakteristik Pusat Kolektif dan populasi
populasi pengungsi seringkali dikumpulkan dalam pelaksanaan yang berbeda.
pengungsi
Data darurat Untuk keperluan memperoleh tinjauan secepatnya untuk memandu fase awal
dasar koordinasi tanggap darurat, informasi mengenai pola pengungsian, jumlah
pengungsi, lokasinya, dan profil dasar, termasuk kebutuhan bantuannya,
dianggap cukup. Informasi dasar yang dikumpulkan diringkas dalam tabel
berikut.

35
Data darurat mengenai populasi pengungsi

Kategori Data

Jumlah pengungsi  Jumlah pengungsi terdaftar/diverifikasi


 Jumlah pengungsi yang diperkirakan
 Jumlah pengungsi yang membutuhkan bantuan kemanusiaan

Lokasi pengungsi  Wilayah dan kota yang dimasuki pengungsi


 Nama dan lokasi Pusat Kolektif (terencana dan berdiri sendiri)
 Koordinat Sistem Posisi Global (GPS)

Profil dasar  Statistik usia


 Statistik jenis kelamin
 Kerentanan (risiko perlindungan, dengan kebutuhan khusus seperti
orang cacat atau orang yang menderita penyakit kronis atau orang
tua, dll) di tingkat individu untuk manajemen kasus orang dengan
kebutuhan khusus
 Tanggal kedatangan
 Kebutuhan bantuan
 Aksesibilitas layanan dasar (misalnya air, sanitasi dan kesehatan)

Pengumpulan Dalam prinsipnya, kumpulan data awal ini dikumpulkan melalui kunjungan ke
dan pembagian semua Pusat Kolektif. Daftar data di atas tidak mendalam dan harus
data dipertimbangkan unsur data penting tambahan, tergantung konteks dan
lingkungan orang yang mengungsi. Tim yang terdiri dari staf yang sangat
terlatih harus menggunakan formulir dan lembar data yang menetapkan semua
informasi yang dibutuhkan. Data harus disampaikan kepada Koordinator Pusat
Kolektif, yang kemudian menyusun, menganalisa dan menyebarkan informasi
kepada para pemangku kepentingan yang terkait.

Pengalaman lapangan

Di Georgia, pada tahun 2008, upaya bersama antara Negara, PBB, INGO,
NGO dan jaringan sukarelawan memfasilitasi pendaftaran cepat Pusat
Kolektif dan populasi pengungsi ke basis data pusat yang dikelola oleh
Negara.

36
Mengidentifikasi Tantangan utama dalam upaya ini adalah mengidentifikasi Pusat Kolektif.
Pusat kolektif Pendeteksian memerlukan upaya khusus, khususnya jika Pusat Kolektif berdiri
sendiri:

 Koordinasi seksama dengan struktur lokal harus terbangun. Badan


pemerintah lokal dan organisasi non pemerintah (NGO) lokal mungkin
memiliki pengetahuan yang baik atas Pusat Kolektif di areanya.
 Penghubung khusus bekerja sama dengan tim tanggap darurat nasional,
polisi, pemadam kebakaran, atau angkatan bersenjata dapat memperoleh
informasi tentang Pusat Kolektif yang dihadapi entitas ini.

 Dapat dibentuk tim lokal untuk mengelilingi area yang dimasuki untuk
mendaftar Pusat Kolektif dan penduduknya. Penduduk Pusat Kolektif
biasanya dapat memelihara komunikasi dengan anggota masyarakat dari
luar Pusat Kolektif, dan mereka dapat memberitahukan tim tentang Pusat
Kolektif lain yang terletak di area itu.

 Dapat dipasang saluran siaga (hotline) untuk penduduk Pusat Kolektif,


dipasangkan dengan layanan radio atau cara lain untuk mengumumkan
ketersediaan layanan ini.

 Layanan atau hubungan ke layanan harus disiapkan bagi keluarga-keluarga


yang mencari anggotanya yang hilang, khususnya bagi anak-anak yang
mencari orang tua dan sebaliknya.

37
Data mengenai Pusat Kolektif
Informasi Semakin lama pengungsian berakhir, semakin mendalam informasi tentang
kualitatif Pusat Kolektif yang dibutuhkan. Karena banyaknya karakteristik Pusat Kolektif,
mendalam maka perlu dikumpulkan informasi kualitatif. Di samping lokasi dan ukuran Pusat
Kolektif jangka panjang, informasi berikut diperlukan untuk memberikan layanan
yang tepat:

Data darurat mengenai populasi pengungsi

Kategori Data

Lokasi Wilayah dan kota


Desa dan lingkungan
Nama (atau deskripsi)
Koordinat GPS
Penggunaan Penggunaan bangunan sebelum digunakan sebagai Pusat Kolektif
Pusat Kolektif Bangunan aktif atau tidak aktif
Menghalangi/menurunkan/mencegah layanan ke masyarakat penampung
Tanggal dimulainya penggunaan sebagai Pusat Kolektif
Kepemilikan Jenis kepemilikan
Adanya perjanjian mengenai penggunaan bangunan sebagai Pusat Kolektif
(yaitu apakah pemilik mengizinkan untuk digunakannya bangunan sebagai
pusat kolektif atau apakah ada risiko pengusiran)
Lamanya perjanjian
Lingkungan Kontaminasi umum, lokal, infrastruktur, atau internal

Stabilitas Tingkat stabilitas dan keselamatan umum Pusat Kolektif

Penyegelan Deskripsi dan mekanisme penilaian untuk penyegelan Pusat Kolektif


Kebutuhan persiapan musim dingin atau ventilasi alami
Infrastruktur Tingkat hubungan ke dan/atau ketersediaan infrastruktur, termasuk air dan
sanitasi
Ulasan Catatan khusus di Pusat Kolektif, seperti tentang masalah perlindungan, privasi,
kesehatan, psikososial dan keamanan.

6.3 Pengumpulan Data Jangka Menengah Dan Jangka Panjang


Pemantauan Dalam kondisi pengungsian jangka menengah, kebutuhan informasi berubah
bantuan dan menjadi lebih terfokus pada penyelesaian kesenjangan dan menghindari
tumpang tindihnya pembagian bantuan, serta tentang pendaftaran Pusat
Kolektif secara formal. Sampai tahap ini, Manajer Pusat Kolektif harus melacak
organisasi kemanusiaan mana yang aktif mengintervensi Pusat Kolektif, dan
informasi ini harus tersusun dan digunakan oleh Koordinator Pusat Kolektif.

38
Pengalaman lapangan

Di Timor Timur, peningkatan kapasitas struktur lokal dilakukan oleh tim


bergerak (mobile). Hal ini meningkatkan kualitas layanan untuk penduduk
Pusat Kolektif selama bertahun-tahun.

Pendaftaran Karena pendaftaran Pusat Kolektif merupakan pengakuan normatif Pusat


pusat kolektif Kolektif dan biasanya memberikan hak tertentu kepada penduduknya, maka
dalam prinsipnya harus dilakukan oleh Negara. Koordinator Pusat Kolektif
memegang peran utama dalam mendukung prosedur pendaftaran yang tepat,
termasuk penetapan Pusat Kolektif.

Pengintegrasian Setelah tiba saatnya pengumpulan data dan pendaftaran bantuan kemanusiaan,
pengumpulan penting untuk ditekankan agar pengumpulan data jangka menengah dan jangka
data panjang di Pusat Kolektif diintegrasikan ke dalam praktik pengumpulan data lain
dan kegiatan pendaftaran. Hal ini untuk memastikan agar penduduk Pusat
Kolektif tidak terabaikan atau tidak mendapatkan perhatian khusus di area di
mana hak dan kebutuhan mereka tidak berbeda secara substansial dari hak dan
kebutuhan dari pengungsi lain. Ini juga memastikan agar pengumpulan data
mengikuti standar kualitas yang sama seperti pada pengungsi lain, khususnya
jika isu-isu sensitive didaftarkan dan dinilai, misalnya perlindungan, pelanggaran
hak asasi manusia, pelecehan seksual dan bentuk pelanggaran berat lain.

6.4 Registrasi/Pendaftaran Individu Atau Keluarga


Pendaftaran Di beberapa namun tidak semua situasi pengungsi internal, rumah tangga atau
individu didaftarkan untuk keperluan bantuan kemanusiaan atau untuk
pengumpulan informasi.

Pendaftaran Dalam pendaftaran tingkat rumah tangga, nama kepala rumah tangga dan
rumah tangga perincian lain dikumpulkan, serta jumlah anggota keluarga yang dirinci menurut
kelompok usia dan jenis kelamin. Tingkat pendaftaran ini lebih cepat
dibandingkan pendaftaran tingkat individu dan dapat digunakan dalam keadaan
darurat.

Pendaftran Dalam pendaftaran tingkat individu, nama, jenis kelamin, usia dan informasi lain
individu dari masing-masing anggota keluarga dikumpulkan. Tingkat pendaftaran ini
dapat digunakan dalam situasi jika waktu, kapasitas dan kebutuhan yang tepat.

39
Pendaftaran Dalam situasi pengungsian dengan Pusat Kolektif jangka panjang, kebutuhan
berkelanjutan pendaftaran kembali secara berkala atau pemutakhiran data tentang pengungsi
internal yang terdaftar dapat meningkat (hal ini disebut "pendaftaran
berkelanjutan"). Penduduk Pusat Kolektif seringkali mencoba bermukim untuk
bersama dengan anggota keluarga atau tetangga pengungsi lain. Di sini, mereka
pindah dari satu Pusat Kolektif ke Pusat Kolektif lain. Selain perpindahan ini,
kelahiran akan menambah populasi pengungsi internal yang terdaftar,
sedangkan kematian akan mengurangi populasi. Karena perubahan ini, profil
demografis penduduk dan tingkat hunian di Pusat Kolektif juga akan berubah,
yang mengharuskan verifikasi pendaftaran secara periodik.

Survei Tingginya jumlah individu pengungsi dalam situasi pengungsian berskala besar
dan tingginya mobilitas pengungsi internal dapat berarti bahwa pendaftaran
individu atau rumah tangga bukan merupakan respons yang tepat. Dalam
keadaan ini, survei dengan sampel yang representatif dapat digunakan sebagai
alat untuk mengumpulkan data.

6.5 Penduduk Pusat Kolektif Bukan Pengungsi


Penduduk bukan Banyak Pusat Kolektif yang menampung bukan hanya populasi pengungsi,
pengungsi namun juga anggota rentan dari masyarakat penampung, yang menimbulkan
masalah khusus bagi penyampaian dan pendaftaran layanan. Penyertaan ini
dapat menciptakan ketegangan dalam Pusat Kolektif dan, khususnya, dengan
masyarakat penampung. Pengecualian, di sisi lain, dapat menghadirkan masalah
etika bagi penyedia bantuan, karena bertolak belakang dengan prinsip
pemberian bantuan kemanusiaan yang tidak berpihak kepada populasi yang
terdampak. Di semua kasus ini, Koordinator Pusat Kolektif (dan pemerintah
sebagai Administrator Pusat) harus diajak berunding, sehingga ditetapkan
standar yang seragam di semua Pusat Kolektif.

Analisis “kasus Solusi yang paling sering diterapkan adalah analisis "kasus demi kasus". Ini
demi kasus” dapat difasilitasi melalui struktur manajemen Pusat Kolektif lokal yang biasanya
memiliki pengetahuan rumah tangga lokal dan bagaimana mereka terkena
dampak. Penyertaan kelompok ini dapat menimbulkan pemahaman dan
penerimaan lebih lanjut atas individu bukan pengungsi di Pusat Kolektif. Hal ini
memungkinkan para pemangku kepentingan mempertimbangkan keadaan
khusus penduduk Pusat Kolektif bukan pengungsi. Di banyak kasus, penduduk
bukan pengungsi mendapatkan toleransi sampai batas tertentu di Pusat Kolektif
dan termasuk dalam beberapa aspek skema bantuan.

40
Lembaga social Koordinasi seksama dengan lembaga sosial nasional harus diupayakan.
nasional Kerjasama ini memberikan pilihan bagi penduduk bukan pengungsi agar
dipertimbangkan untuk disertakan dalam sistem kesejahteraan nasional.
Regulasi nasional atau tingkat di bawahnya mengenai masalah penduduk bukan
pengungsi yang tinggal di Pusat Kolektif juga dapat menjadi instrumen yang
tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Jika regulasi tersebut ada, maka
keputusan tentang penduduk bukan pengungsi dapat didasarkan pada kebijakan
nasional, dengan Administrator Pusat Kolektif sebagai penjamin.

Tantangan lebih Dilema mengenai pemberian bantuan kepada penduduk Pusat Kolektif bukan
lanjut pengungsi menjadi yang paling akut saat solusi jangka panjang bagi penduduk
Pusat Kolektif harus ditemukan. Penduduk Pusat Kolektif bukan pengungsi pada
dasarnya tidak dimasukkan dalam solusi dan tidak berhak menerima potensi
manfaat. Hal ini berlaku bagi semua solusi jika bantuan diberikan berdasarkan
status, bukan berdasarkan kebutuhan (misalnya bantuan pengungsi internal).
Alternatifnya yaitu mengganti standar kelayakan sehingga bantuan itu
berdasarkan kerentanan, bukan berdasarkan status. Namun, hal ini merupakan
keputusan besar dan mengganti seluruh respons dari bantuan pengungsian
menjadi kesejahteraan sosial umum.

Bacaan lebih lanjut


UNHCR, 2003 (rilis sementara). Handbook for Registration. Procedures and
Standards for Registration, Population Data Management and Registration.
Tersedia: http://www.unhcr.org/3f8e93e9a.html

UNHCR, 2007. Handbook for Emergencies.


Tersedia: www.reliefweb.int/rw/lib.nsf/db900SID/AMMF-75TFLQ?OpenDocument

NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 5: Information


Management; Chapter 9: Registration and Profiling.
Tersedia masing-masing: http://www.nrc.no/arch/_img/9293555.pdf dan
http://www.nrc.no/arch/_img/9293563.pdf

41
42
7. BAHAYA LINGKUNGAN

Pesan Utama
u Pertimbangan lingkungan perlu diperhitungkan di hampir seluruh aspek pekerjaan Pusat
Kolektif.
u Pedoman lingkungan yang berkaitan dengan sektor tertentu harus digunakan sehubungan
dengan pedoman yang dikembangkan untuk sektor lain.
u Kontaminasi lingkungan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan biasanya
berkepanjangan bagi penduduk Pusat Kolektif dan bagi penduduk yang tinggal berdekatan
dengan Pusat tersebut.
u Pusat Kolektif dapat menyebabkan masalah lingkungan, khususnya masalah lingkungan
yang berkaitan dengan manajemen air dan sanitasi dan limbah padat, termasuk limbah
berbahaya seperti limbah perawatan kesehatan yang berbahaya (Hazardous Health Care
Waste/HHCW).
u Pusat Kolektif dapat dipengaruhi oleh polusi umum dan kontaminasi dalam skala lokal.

7.1 Lingkungan adalah masalah lintas sektor


Pertimbangan Masalah lingkungan yang berkaitan dengan pusat kolektif pada dasarnya
lingkungan merupakan akibat dari tingginya konsentrasi orang yang biasanya terbentuk di
lokasi yang terpisah dalam periode waktu yang singkat. Dengan tidak adanya
tindakan mitigasi yang tepat, lingkungan sekitar dapat menjadi semakin buruk,
dan hal ini akan memiliki dampak jangka panjang. Pertimbangan dasar seperti
penyediaan air minum yang aman dan bersih, lokasi fisik Pusat Kolektif, dan
penyediaan makanan dan fasilitas sanitasi semuanya memiliki hubungan
langsung terhadap lingkungan.

43
Pertimbangan Sebaliknya, keadaan lingkungan memiliki hubungan langsung terhadap
lingkungan kesejahteraan orang yang tinggal di Pusat Kolektif serta populasi lokal. Oleh
karena itu pertimbangan lingkungan perlu diperhitungkan di hampir seluruh
aspek perencanaan, persiapan dan pekerjaan Pusat Kolektif.

Pedoman sektor Karena hubungan yang melekat dengan sektor lain, masalah lingkungan tidak
dapat ditangani sendiri. Oleh karena itu, pedoman lingkungan yang berkaitan
dengan sektor tertentu harus digunakan sehubungan dengan pedoman yang
dikembangkan untuk sektor lain.

7.2 Kurangnya kesadaran masalah lingkungan


Ancaman Di banyak negara, kesadaran umum terhadap ancaman lingkungan tetap
kontaminasi rendah, dan masalah lingkungan yang berkaitan dengan Pusat Kolektif dan
sekitarnya seringkali tidak dipertimbangkan sejauh yang diperlukan.
Sehubungan dengan Pusat Kolektif, dapat dibuat perbedaan antara dua bentuk
ancaman kontaminasi dasar:

 Masalah lingkungan yang berdampak pada Pusat Kolektif; dan


 Masalah lingkungan yang disebabkan oleh Pusat Kolektif.

Pelatihan dan Pemberian pelatihan dan peningkatan kesadaran mengenai masalah lingkungan
peningkatan di antara penduduk Pusat Kolektif dan otoritas lokal akan membantu mereka
kesadaran mengidentifikasi dan mengurangi potensi masalah.

7.3 Dampak lingkungan yang berkaitan dengan Pusat Kolektif


Dampak Dampak lingkungan yang, atau mungkin, berkaitan dengan Pusat Kolektif
lingkungan seringkali terabaikan, baik pada tahap perencanaan maupun selama
penggunaan dan penonaktifan pusat tersebut. Hal ini dapat memiliki dampak
yang serius dan kadang jangka panjang bagi lingkungan dan orang yang tinggal
berdekatan dengan Pusat Kolektif dan di luarnya.

44
Penilaian Sebagian besar Pusat Kolektif adalah struktur yang sudah ada sebelumnya, jadi
lingkungan sedikit yang dapat dilakukan sehubungan dengan lokasi fisiknya atau caranya
dibangun. Namun, ada sejumlah masalah
yang mungkin perlu dipertimbangkan. Tips
Sangat disarankan agar penilaian
Masalah lingkungan yang
lingkungan dilakukan untuk bangunan di tidak diselesaikan dalam tahap
dekatnya dan lanskap di sekitarnya. perencanaan kontinjensi,
Minimal, ini mungkin memelukan penilaian persiapan maupun perawatan
pada dasarnya tetap menjadi
lingkungan yang cepat – yang dapat
masalah selama Pusat Kolektif
dilakukan dalam beberapa jam oleh bukan masih ada dan setelahnya.
ahli1 – walaupun idealnya, penilaian yang
lebih mendalam harus dilakukan jika waktu
memungkinkan.

uu Untuk informasi mengenai ancaman lingkungan dan kesehatan di Pusat


Kolektif, lihat bab 14.

Pemetaan risiko Dengan sifat umum pedoman lingkungan, pertimbangkan untuk melakukan
lingkungan "pemetaan risiko lingkungan" (menggunakan GIS/penginderaan jarak jauh) agar
memahami guna lahan di sekitar Pusat Kolektif dengan lebih baik. Hal ini dapat
dijadikan sebagai latihan cepat dalam membantu pemilihan lokasi dan
penjajakan potensi ancaman lingkungan, serta untuk menilai potensi dampak
Pusat Kolektif di masa yang akan datang. Masalah utama yang harus
dipertimbangkan adalah lokasi Pusat Kolektif dalam area resapan air, potensi
sumber polusi, bahaya alam, dan kedekatan dengan area hutan dan terlindung,
di antaranya. Pemetaan risiko lingkungan juga dapat menjadi alat yang berguna
untuk peningkatan kesadaran.

Tindakan Tindakan perbaikan perlu diambil jika bahaya atau risiko khusus teridentifikasi
perbaikan selama pengkajian.

1
Lihat Andaman lingkungan dan kesehatan, halaman 102.
45
Tingkat dampak Pedoman ini menjelaskan dua tingkat yang sangat luas dari kemungkinan
dampak lingkungan, sebagaimana diringkas di bawah ini.

Dampak lingkungan yang berkaitan dengan pusat kolektif

Dampak Lingkup

Dampak umum Dampak yang luas, menyebar dan beragam yang berpengaruh terhadap
lanskap fisik di tempat yang berdekatan dengan Pusat Kolektif: misalnya,
kontaminan yang meresap ke cadangan air tanah dari sanitasi atau
manajemen limbah yang tidak tepat atau tidak memadai.
Dampak lokal Dampak khusus, terbatas dan mungkin berbatas waktu di lingkungan
terdekat (yaitu dalam beberapa ratus meter) dari Pusat Kolektif: ini
termasuk risiko internal di Pusat, seperti asbes yang terbuka.

Dampak Umum
Risiko kesehatan Pusat Kolektif biasanya terletak di area yang populasinya rendah, terpinggirkan
atau terlantar di mana potensi bahaya dapat meliputi limbah beracun, seperti
kontaminan dari logam berat, minyak bekas atau bahkan limbah nuklir. Dalam
situasi tersebut, air tanah dan permukaan, tanah dan bahkan udara dapat
terkena polusi dengan kadar yang berbeda. Hal ini merupakan ancaman yang
serius bagi kesehatan orang yang tinggal di Pusat Kolektif, baik jangka pendek
maupun jangka panjang: beberapa dampak mungkin nampak jelas setelah
orang-orang meninggalkan Pusat ini. Masalah ini harus diidentifikasi dan
dikelompokkan karena mungkin risiko yang paling serius dihadapi oleh penduduk
Pusat tersebut. Bantuan teknis khusus mungkin diperlukan untuk situasi
tersebut.

Pengalaman lapangan

Di Azerbaijan, Pusat Kolektif dibangun di area yang dengan kontaminasi


minyak yang parah, yang menyebabkan masalah kesehatan bagi
penduduknya selama lebih dari satu dekade.

46
Manajemen limbah
Manajemen Karena sebagian besar bahan perlu dibawa ke Pusat Kolektif, masalah
limbah manajemen limbah perlu diperhatikan. Kemasan barang dan bahan yang
berlebihan harus dihindari melalui program logistik hijau yang akan membantu
meminimalkan limbah hingga taraf tertentu. Idealnya, Pusat Kolektif harus
menjamin layanan penyedia pembuangan limbah publik, jika ini ada. Jika tidak
memungkinkan, penduduk Pusat Kolektif dapat menyediakan solusi
pembuangannya sendiri. Limbah padat dari Pusat harus disortir dengan asumsi
daur ulang sebanyak mungkin bahan. Pengkomposan limbah yang dapat terurai
secara hayati harus didorong secara aktif, dan dapat dipertimbangkan
pembuatan lubang pembakaran untuk bahan yang tersisa.

Faktor Masalah lingkungan seperti pengumpulan kayu bakar perlu dipertimbangkan


kontekstual sebagai faktor kontekstual. Misalnya lokasi Pusat, jumlah orang, lama masa
pengungsian, layanan yang diberikan dan jumlah dan macam bahan yang
tersedia.

Manajemen air dan sanitasi


Manajemen air Solusi sanitasi yang layak sangat penting untuk lingkungan yang bersih di
dan sanitasi sekitar Pusat Kolektif. Solusi sanitasi yang memungkinkan termasuk
menghubungkan Pusat Kolektif dengan sistem pembuangan air publik yang
sudah ada atau memperbaiki saluran yang ada, serta menggali tangki septik
yang tepat, walaupun tangki septik memerlukan pemeliharaan terus-menerus.
Dan juga, air limbah dapat mengkontaminasi air tanah di sekitar sumur air yang
tidak cukup dalam, mengkontaminasi air dan membuatnya tidak layak untuk
dikonsumsi manusia jika prosedur pengolahan air tidak digunakan.

Masalah utama Demikian pula, fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) yang lokasinya buruk, tidak
terawat atau tidak memadai dapat memiliki dampak yang lebih luas dari yang
dapat dibayangkan. Masalah utama berkaitan dengan: rembesan ke air
permukaan atau badan air tanah, yang mungkin dapat mengkontaminasi
cadangan air minum Pusat Kolektif; jamban yang meluap jika terjadi banjir; dan
buang air besar (BAB) terbuka jika fasilitas tidak memadai atau secara kultural
tidak pantas.

47
Dampak lokal
Ancaman Beberapa bangunan yang digunakan sebagai Pusat Kolektif terletak di area yang
kontaminasi sebelumnya telah terkontaminasi dengan beragam cara. Yang harus
yang ada diperhatikan secara khusus adalah udara, sumber air dan tanah sekitar, yang
mungkin telah terkena polusi hingga kadar tertentu dengan unsur yang beracun.
Kontaminasi ini menimbulkan risiko bagi kegiatan pertanian dan anak kecil yang
bermain di atau dengan tanah yang terkontaminasi. Secara teori, banyak dari
risiko ini yang dapat dikurangi dengan mengganti tanah yang terkontaminasi,
namun jenis intervensi ini membutuhkan banyak biaya dan oleh karena itu
jarang dilakukan.

Kontrol vektor Genangan air harus dihindari di sekeliling area mencuci dan memasak dan di
sekitar Pusat Kolektif secara umum. Bersama dengan limbah rumah tangga yang
dibuang secara tidak tepat, genangan air dapat menarik kutu dan berfungsi
sebagai tempat berkembang biak bagi vektor penyakit seperti tikus, lalat dan
nyamuk.

Infrastruktur Pertimbangan juga harus diberikan pada infrastruktur fisik Pusat Kolektif. Yang
fisik perlu diperhatikan secara khusus adalah penggunaan asbes sebagai atap, sistem
panel atau pipa saluran air di Pusat. Ancaman terhadap penduduk ini akan
sangat berkurang jika asbes tidak terganggu, misalnya, oleh tembakan. Jika
asbes teridentifikasi dan terpapar/rusak, maka harus diperoleh bantuan ahli
untuk menanganinya.

Pipa saluran air Pipa saluran air internal dan eksternal Pusat Kolektif, jika ada – khususnya pipa
tempat pasokan air mengalir – mungkin tidak memenuhi standar lingkungan,
dengan bahan beracun yang mengalir ke air. Tanda-tanda awal kontaminasi bisa
berupa bau yang tidak enak dari air, air berubah warna atau munculnya
ganggang. Oleh karena itu, mungkin diperlukan pekerjaan pemeliharaan sistem
air yang sudah ada, atau sistem secara keseluruhan mungkin perlu diganti

48
Manajemen kesadaran lingkungan
Memastikan Manajer Pusat Kolektif bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan
kesehatan dan lingkungan, yang dalam banyak hal juga disimpulkan untuk menjaga lingkungan
keselamatan lokal tetap bersih dan aman.
Penggunaan tim bergerak yang
terlatih dalam masalah lingkungan Tips
juga memungkinkan Manajer tetap
mendapatkan informasi secara penuh Konsultasikan dengan
tentang kondisi lingkungan di semua pemerintah lokal dan masyarakat
Pusat Kolektif yang berada di bawah penampung sebelum memilih
pengawasannya. Pembentukan Tim Pusat Kolektif, karena mereka
atau Klub Manajemen Lingkungan yang biasanya lebih tahu tentang
juga perlu dipertimbangkan. Hal ini
penggunaan dan status lahan di
juga menjadi kesempatan untuk
meningkatkan kesadaran dalam masa lalu dan saat ini di sekitar
masyarakat dengan melibatkan anak Pusat Kolektif.
perempuan, anak laki-laki dan
pemuda, serta pria dan wanita, dalam
tim atau klub tersebut.

Rencana penutupan

Memastikan Harus dikembangkan rencana yang memperhitungkan kondisi lingkungan sedini


kesehatan dan mungkin dalam hal penutupan Pusat Kolektif dan mengembalikannya kepada
keselamatan pemiliknya yang sah. Hal ini mungkin memerlukan tingkatan tertentu dalam hal
rehabilitasi dan pembersihan di sekitar bangunan. Pedoman penutupan kamp
yang dikembangkan oleh Klaster CCCM harus memberikan panduan agar hal ini
berjalan dengan lancar dan ramah lingkungan2.

2
UNHCR dan IOM (2010, yang akan datang) Pedoman Penutupan Kamp.
49
Bacaan lebih lanjut
UNHCR, 1998. Refugee Operations and Environmental Management: Key
Principles for Decision-making.
Tersedia:
http://www.unhcr.org/refworld/category,POLICY,UNHCR,THEMGUIDE,,
42a01f1b4,0.html

UNHCR, 2002. Refugee Operations and Environmental Management. Selected


Lessons Learned.
Tersedia: http://www.unhcr.org/406c38bd4.html

IASC, 2004 (Dalam perbaikan). Sphere. Humanitarian Charter and Minimum


Standards in Disaster Response.
Teredia:
www.sphereproject.org/component/option,com_docman/task,cat_view/gid,17/It
emid,203/lang,English/

UNHCR, 2005. Environmental Guidelines.


Tersedia: www.unhcr.org/protect/PROTECTION/3b03b2a04.pdf

UNHCR, CARE, 2009. Framework for Assessing, Monitoring and Evaluating the
Environment in Refugee-related Operations.
Tersedia: http://www.unhcr.org/4a97d1039.html

50
8. PEMBENTUKAN PUSAT KOLEKTIF

Pesan Utama

u Strategi atau rencana Klaster, berhubungan dengan strategi atau rencana antar
klaster, menetapkan pendekatan pilihan permukiman pendukung bagi pengungsi
dan bukan pengungsi, termasuk Pusat Kolektif.
u Perencanaan kontinjensi yang tepat yang mengidentifikasi potensi Pusat Kolektif
terlebih dahulu harus dilakukan jika terjadi pengungsian sesuai perkiraan atau biasa.
u "Struktur yang sesuai dengan lokasi yang tepat" adalah rumus pemilihan Pusat
Kolektif yang tepat.
u Pemilihan lokasi dan analisis struktur harus dilakukan oleh sekelompok ahli.
u Saat memilih Pusat Kolektif, maka harus dipertimbangkan kriteria jangka pendek
serta jangka panjang.
u Penutupan kamp perlu dipertimbangkan saat pembentukan Pusat Kolektif.Komunitas
penampung seharusnya dilibatkan dalam upaya koordinasi.

8.1 Mendukung Pusat Kolektif sebagai bagian dari strategi atau


rencana Klaster secara keseluruhan
Strategi atau Strategi/rencana Klaster, berhubungan dengan strategi/rencana antar klaster,
rencana klaster menetapkan pendekatan pilihan permukiman pendukung bagi pengungsi dan
bukan pengungsi, termasuk Pusat Kolektif.

51
Strategi atau Negara, Koordinator Klaster dan Manajer Pusat Kolektif bekerja bersama untuk
rencana klaster mengembangkan dan menyepakati suatu
strategi dan untuk meninjau dan
merevisinya secara berkelanjutan Tips
berdasarkan respons. Dalam
Solusi jangka panjang untuk
strategi/rencana, skenario, standar,
penduduk Pusat Kolektif
indikator, proses dan kegiatan pemantauan
harus dipertimbangkan sejak
ditetapkan untuk mendukung Pusat Kolektif
awal pembentukan Pusat
dalam mendukung tujuan klaster dan
Kolektif.
respons kemanusiaan secara keseluruhan.

Mengidentifikasi Strategi harus menetapkan pusat kolektif mana yang akan didukung dan berapa
prioritas dan lama, serta peran dan tanggung jawab Administrator (pemerintah), Koordinator
tanggung jawab Klaster dan Manajer Pusat Kolektif. Faktor-faktor seperti urusan penghidupan,
panen dan perlindungan, dan prioritas serta keputusan populasi pengungsi,
juga harus dimasukkan.

Fleksibilitas Pada akhirnya, strategi/rencana harus fleksibel agar dapat beradaptasi dengan
strategi atau perubahan populasi di Pusat Kolektif dari
rencana waktu ke waktu. Orang masuk dan
keluar dengan jenis akomodasi yang Tips
berbeda dan saat populasi mengungsi,
orang memutuskan berbagai alasan Yang sangat penting untuk
untuk memilih opsi permukiman yang dipertimbangkan dan direncanakan
berbeda, seperti hidup dengan keluarga adalah proses penutupan secepat
penampung, atau berdiri sendiri di tepi mungkin di awal tahap; ini dapat
mencakup tugas utama di tahap
jalan di tempat yang lebih tinggi setelah
pembentukan yang dapat
terjadi banjir. Populasi pengungsi juga
mempermudah proses penutupan
beralih antara pilihan yang berbeda,
(misalnya membuat persetujuan
sebagaimana prioritasnya berubah dan
dengan pemilik bangunan, Nota
sebagaimana respons terhadap konflik Kesepahaman (MoU)) 3.
atau bencana berkembang. Keluarga
dan kelompok akan pergi atau datang
dari pilihan permukiman sementara lainnya, tergantung kebutuhan mereka.
Misalnya, mereka yang dapat bekerja akan pergi, sedangkan orang lain yang
tidak dapat bekerja akan datang. Akibatnya, peran Pusat Kolektif dapat berubah,
misalnya, dari menjadi pusat transit menjadi berfungsi sebagai pusat bagi orang
tua.3

3
UNHCR dan IOM (2010, yang akan datang) Pedoman Penutupan Kamp.
52
8.2 Rencana kontinjensi
Rencana Sebisa mungkin, rencana kontinjensi untuk berbagai skenario pengungsian
kontinjensi harus dikembangkan. Khususnya untuk bencana alam yang terjadi secara rutin
(misalnya banjir), maka rencana tersebut harus dikembangkan. Dengan
pengungsian yang berkaitan dengan konflik, seringkali ada tanda-tanda bahaya
yang harus ditanggapi secara serius, yang memicu persiapan rencana
kontinjensi.

Dalam konteks Pusat Kolektif, aspek perencanaan kontinjensi berikut harus


dipertimbangkan: perkiraan aliran populasi dan identifikasi mekanisme
koordinasi lokal.

Perkiraan aliran populasi


Aspek-aspek Rencana kontinjensi pengungsian harus mencakup perkiraan jumlah orang yang
rencana mengungsi. Pada langkah pertama, jumlah penduduk area yang terkena dampak
kontinjensi harus ditetapkan. Angka ini biasanya dapat diperoleh dari badan Negara dengan
data per kota.

Menetapkan area tempat kemungkinan perpindahan populasi


pengungsi
Sejumlah faktor harus diperhitungkan, seperti karakteristik etnis, agama, atau
politik pengungsi dan masyarakat penampung, serta gambaran topografik.
Populasi pengungsi menunjukkan kecenderungan umum untuk tetap dekat
dengan tempat asal mereka, sehingga kawasan yang berdekatan dengan area
potensi pengungsi harus diprioritaskan. Dengan perkiraan masuknya populasi
pengungsi ke suatu area, total jumlah orang yang membutuhkan bantuan dapat
dihitung, termasuk populasi pengungsi yang membutuhkan akomodasi
sementara.

Identifikasi calon Pusat Kolektif


Pelaksanaan ini biasanya memerlukan sumber daya tingkat tinggi, karena
normalnya diperlukan penilaian lapangan. Oleh karena itu, diperlukan
pendekatan yang seksama dan baik untuk pemilihan calon Pusat Kolektif

53
Pembentukan mekanisme koordinasi awal di tingkat lokal
Yang sama pentingnya adalah pembentukan mekanisme koordinasi lokal yang
akan diaktifkan di tahap awal pengungsian. Struktur ini berfokus pada persiapan
di tingkat lokal bagi pengungsi, dan mereka mengarahkan aliran populasi
pengungsi yang sudah diperkirakan masuk ke Pusat Kolektif yang dipilih
sebelumnya. Biasanya koordinasi ini dilakukan oleh otoritas lokal.


Pengalaman lapangan

Guatemala, Lembaga Bantuan Bencana Pemerintah mengembangkan
rencana untuk merehabilitasi 58 Pusat Kolektif untuk 7.400 orang
pengungsi karena perubahan iklim.

8.3 Pengungsian tak terduga


Pusat kolektif Pengungsian yang tak terduga dan tiba-tiba, menyebabkan pemilihan Pusat
yang berdiri Kolektif menjadi tugas yang sangat kompleks. Dalam situasi ini, populasi
sendiri pengungsi mengambil inisiatif dan menempati bangunan apapun yang mereka
anggap layak yang mereka temukan untuk pengungsian sementara. Pusat
Kolektif yang berdiri sendiri ini biasanya tidak memenuhi standar minimum, dan
juga tidak mendapatkan izin dari pemilik untuk mengubah bangunan-bangunan
ini menjadi Pusat Kolektif. Kesalahan yang dilakukan atau masalah yang
ditimbulkan pada saat pemilihan lokasi memiliki dampak yang dramatis bagi
penduduk Pusat Kolektif di masa yang akan datang. Hal ini dapat
mengakibatkan pengungsian tambahan atau kondisi hidup yang mengerikan dan
tidak sehat. Tantangan yang berkaitan dengan pengungsian tak terduga ini
dapat dikurangi dengan membuat rencana kontinjensi.

Pengalaman lapangan

Di Nicaragua, pada tahun 2008, sebuah rencana kontinjensi nasional untuk


musim hujan menggambarkan organisasi dan pengaturan Pusat Kolektif di
tingkat lokal, regional dan nasional sesuai dengan tahapan keamanan yang
berbeda. Pusat-pusat Kolektif didaftarkan oleh departemen.

54
8.4 Tempat dan struktur
Mengidentifikasi Walaupun Pusat Kolektif bukanlah solusi pengungsian yang diharapkan, namun
bangunan yang ada skenario kasus terbaik untuk pemilihan Pusat Kolektif: jika ditemukan
layak struktur yang layak di lokasi yang tepat, maka akan banyak permasalahan dalam
manajemen Pusat Kolektif yang dapat diselesaikan dengan mudah di masa yang
akan datang. Mengidentifikasi Pusat Kolektif yang akan berfungsi dengan baik
berarti mengidentifikasi tempat yang memenuhi syarat dan struktur yang
memenuhi syarat. Kedua parameter ini sama pentingnya. Semua Pusat Kolektif
menggambarkan sejumlah ciri khas, kekuatan dan kelemahan, sehingga
keputusan aktual untuk menetapkan Pusat Kolektif melibatkan kompromi.

Lamanya Tidak ada perbedaan besar dalam hal pemilihan lokasi untuk Pusat Kolektif
penggunaan jangka pendek atau jangka panjang. Standar
minimum harus dipenuhi dalam keduanya.
Namun, lamanya perkiraan penggunaan
Tips
merupakan faktor yang harus
dipertimbangkan karena standar hidup dan Secara umum,
layanan yang diberikan di Pusat Kolektif rencanakan Pusat Kolektif
berubah dari waktu ke waktu. Dalam memilih untuk digunakan jauh
lebih lama dari yang
Pusat Kolektif, harus dianggap bahwa Pusat
diperkirakan semula.
Kolektif-Pusat Kolektif ini akan digunakan
untuk waktu yang lama, dan biasanya jauh
lebih lama, dibandingkan dengan perkiraan semula.

Pemilihan tempat
Pemilihan Tempat Pusat Kolektif merujuk pada lingkungan langsung dan yang lebih luas.
tempat Hal ini tidak hanya mencakup objek fisik suatu tempat di mana Pusat Kolektif
berada, namun juga karakteristik politik dan sosialnya.

55
Pertimbangan berkaitan dengan pemilihan tempat
Topik Ulasan tentang Lokasi

Keamanan  Aman dari ancaman langsung terhadap keamanan


 Meminimalkan potensi risiko (misalnya tanah longsor) terhadap penduduk
Pusat Kolektif
Aksesibilitas  Mudah diakses untuk pemberian bantuan selama krisis kemanusiaan
 Memperhitungkan permasalahan musim dan iklim (misalnya jalan
berlumpur selama musim hujan atau masalah akses di musim dingin)
Situasi lingkungan  Ancaman kontaminasi umum dan lokal perlu dipertimbangkan

Infrastruktur  Kemungkinan yang realistis dalam menghubungkan Pusat Kolektif dengan


infrastruktur yang sudah ada, jika ada, termasuk pasokan air, sistem
pembuangan air dan pembuangan sampah
 Akses listrik sangat penting, sementara solusi air dan sistem pembuangan
air relatif terpisah dari infrastruktur yang sudah ada
Faktor penarik  Kondisi perkotaan dapat menciptakan factor penarik yang tidak diinginkan
dan pendorong terhadap Pusat Kolektif

Penghidupan  Akses ke pasar lokal


 Akses untuk bekerja
 Ketersediaan sarana transportasi
Akses pada  Layanan pendidikan dan kesehatan harus tersedia
layanan sosial  Pengkajian umum terhadap kapasitas layanan sosial dasar dan skema
dasar bantuan

Identitas budaya  Hak penduduk Pusat Kolektif untuk mematuhi tradisi budaya, sosial, dan
agama mereka harus diberikan di lokasi Pusat Kolektif.
 Sikap Negara, otoritas lokal, dan masyarakat penampung terhadap
karakteristik penduduk Pusat Kolektif harus dipertimbangkan.
Warga negara  Akses pada kehidupan dan media sosial, serta kesempatan untuk
aktif melaksanakan hak sipil

Integrasi  Potensi solusi jangka panjang bagi penduduk Pusat Kolektif harus
dipertimbangkan

Pemilihan Pemilihan tempat meliputi persepsi dan interpretasi yang subjektif. Untuk
tempat mendapatkan evaluasi situasi yang seimbang, pengambilan keputusan harus
diambil oleh sebuah panel sejumlah anggota staf yang memenuhi syarat, bukan
satu individu tunggal. Jika memungkinkan, masyarakat dan penduduk di masa
yang akan datang harus berpartisipasi dalam pemilihan tempat dan selanjutnya,
dalam pemilihan struktur.

56
Pemilihan struktur
Pemilihan Pemilihan struktur yaitu menilai bangunan aktual untuk digunakan sebagai Pusat
tempat Kolektif. Pemilihan bangunan yang akan digunakan sebagai Pusat Kolektif pada
dasarnya menjadi keputusan yang paling
penting yang berdampak terhadap kualitas
hidup penduduk. Banyak Pusat Kolektif yang Tips
tidak dirancang untuk dihuni oleh manusia,
semenetara Pusat Kolektif lain memang Pemilihan Pusat Kolektif
dirancang untuk keperluan ini dan memiliki yang tepat dapat
lokasi ideal untuk akomodasi sementara bagi menjadi faktor yang
populasi pengungsi. Namun, menciptakan paling menentukan,
kondisi hidup yang memadai di Pusat Kolektif yang mempengaruhi
kualitas hidup
sangatlah sulit, karena biasanya hanya sedikit
penduduk.
yang bisa diubah atau diperbaiki, baik itu
bangunan maupun tempat Pusat Kolektif.

Analisis Analisis struktur adalah hal yang lebih teknis dan objektif dibandingkan
struktural pemilihan lokasi. Sebagian besar unsur yang perlu dipertimbangkan dapat dikaji
secara akurat oleh ahli teknis yang berkualitas.

57
Pertimbangan berkaitan dengan pemilihan struktur
Topik Ulasan tentang Lokasi

Kondisi  Struktur harus aman dan harus memenuhi standar konstruksi nasional
bangunan dan internasional
 Struktur harus dapat menahan dampak gempa bumi atau ancaman
lain
 Penutupan harus memungkinkan (atap, jendela dan pintu yang layak)
 Kondisi iklim harus diatasi (ventilasi alam di iklim yang hangat;
persiapan musim dingin di iklim yang dingin)
 Pemasangan infrastruktur yang layak (jika ada)
 Solusi air dan sanitasi di dalam dan di luar bangunan
 Kabel listrik dan sekering
 Fasilitas memasak dan pemanas (cerobong asap)
Karakteristik  Konsep dan desain harus memungkinkan pemisahan/privasi yang
bangunan layak untuk unit tempat tinggal dan area komunal, dengan
memperhatikan pertimbangan budaya, agama dan tradisi yang
berkaitan dengan kesesuaian ruang
 Ruang tertutup harus memberikan dimensi yang cukup untuk tujuan
penggunaannya
 Unsur kondisi tempat tinggal yang baik harus ada (misalnya tidak ada
unit yan tidak memiliki jendela)
Penggunaan  Bangunan aktif (sekolah, fasilitas kesehatan yang berfungsi, dll.)
bangunan - Dampak terhadap penggunaan saat ini harus dipertimbangkan
- Gangguan, penurunan atau hilangnya penggunaan atau layanan
harus dihindari
- Penggunaan ganda atas fasilitas pendidikan dapat menyeebabkan
risiko yang serius terhadap perlindungan anak dan remaja; risiko
ini harus dikurangi
 Bangunan pasif (hotel, gudang, pabrik yang tidak aktif, dll.)
- Berdampak kecil dalam penggunaan sebagai Pusat Kolektif, tetapi
struktur secara normal dalam kondisi yang buruk
Kepemilikan  Struktur milik pribadi
bangunan - Risiko pengusiran dan pengungsian tambahan secara paksa
- Penyelesaian dengan pemilik dapat memberikan solusi yang
cepat dan efektif
 Milik negara atau sosial
- Solusi yang sangat umum dan sesuai secara prinsip
- Perjanjian dengan Negara dapat memakan waktu
 Pusat Kolektif yang dimiliki bersama
- Biasanya problematik
- Struktur manajemen dapat menjadi penghalang
- Kurangnya akuntabilitas
Ukuran  Pusat Kolektif kecil (hingga 100 penduduk)
- Akses pada bantuan kemanusiaan mungkin saja bermasalah
dalam hal logistik untuk beberapa pusat kolektif yang kecil
- Pembentukan mekanisme koordinasi internal lebih mudah
- Perpaduan dan solidaritas sosial tinggi di antara penduduk Pusat
Kolektif
- Risiko keamanan rendah dalam hal keamanan di Pusat Kolektif,
Kekerasan Berbasis Jender (GBV), dan perlindungan
 Pusat Kolektif besar (lebih dari 100 penduduk)
- Solusi cepat dalam hal kondisi darurat

58
Topik Ulasan tentang Lokasi

- Mempermudah penyampaian bantuan kemanusiaan kepada


sejumlah besar penduduk; lebih sulit membentuk mekanisme
koordinasi internal
- Tidak ada atau berkurangnya perpaduan dan solidaritas sosial
- Risiko keamanan tinggi dalam hal keamanan di Pusat Kolektif,
GBV, dan perlindungan
Lamanya  Potensi peningkatan ruang tempat tinggal dan standar tempat tinggal
penggunaan harus dipertimbangkan dalam hal pengungsian jangka panjang
Pusat Kolektif

8.5 Jenis bangunan


Jenis bangunan Selain kriteria pemilihan tempat dan struktur Pusat Kolektif, jenis bangunan juga
harus dipertimbangkan dengan cermat. Di samping besarnya perbedaan
karakteristik masing-masing Pusat Kolektif dan masalah terkait, pengamatan dan
pernyataan umum yang diambil dari pengalaman lapangan dihadirkan dalam
tabel di bawah ini. Penting untuk dicatat bahwa semua jenis bangunan ini juga
dapat menjadi Pusat Kolektif yang berdiri sendiri atau terencana dan, tergantung
unsur tambahan ini, keuntungan dan kerugian jangka pendek dan jangka
panjang dapat dikaji dengan baik.

59
Pernyataan umum berkaitan dengan jenis bangunan

Jenis bangunan: Rumah sakit

Keuntungan Kerugian
Jangka  Memberikan solusi cepat bagi  Biasanya menghalangi atau
pendek orang yang cedera dan mengurangi kuantitas dan kualitas
layanan yang baik bagi orang layanan yang banyak dibutuhkan bagi
yang sangat rentan populasi pada waktu kebutuhan
 Struktur manajemen yang meningkat
jelas  Dapat menyebabkan ketidakpuasan
 Akses baik, diketahui secara pada masyarakat penampung
umum  Penduduk dapat diusir dengan
 Penyampaian layanan baik mudah
 Lokasi relatif aman
Jangka  Fasilitas fisik relatif baik  Biasanya menghalangi atau
panjang dengan infrastruktur yang mengurangi kuantitas dan kualitas
baik layanan yang banyak dibutuhkan bagi
 Dapat memberikan privasi populasi
bagi penduduk  Dapat menyebabkan ketidakpuasan
pada masyarakat penampung
 Penduduk dapat diusir dengan
mudah
Jenis bangunan: Stadion
Jangka  Fasilitas disiapkan untuk  Biasanya tidak ada atap dan tidak
pendek jumlah orang yang sangat dapat ditutup
besar (termasuk sanitasi)  Dukungan tempat perlindungan
 Akses mudah, diketahui dasar – biasanya hanya tenda
secara umum
 Penyampaian layanan baik
Jangka  Fasilitas disiapkan untuk  Solusi peningkatan tempat
panjang jumlah orang yang sangat perlindungan hampir tidak
besar (termasuk sanitasi) memungkinkan
 Dapat menyebabkan ketidakpuasan
pada masyarakat penampung
60
Pernyataan umum berkaitan dengan jenis bangunan
Jenis bangunan: Hotel

Keuntungan Kerugian

Jangka  Fasilitas fisik relatif baik  Dapat terletak di area pusat dan
pendek dengan infrastruktur yang baik oleh karena itu, penduduk dapat
 Disiapkan untuk hunian jangka diusir
pendek dan jangka menengah  Dapat terletak di area yang sangat
 Memberikan privasi bagi jauh dengan akses penyampaian
penduduk layanan yang terbatas
 Struktur manajemen yang jelas

Jangka  Fasilitas fisik relatif baik  Dapat terletak di area pusat dan
panjang dengan infrastruktur yang baik oleh karena itu, penduduk dapat
 Disiapkan untuk hunian jangka diusir
panjang  Penggunaan Pusat Kolektif dapat
 Memberikan privasi bagi menjadi penghalang pemulihan dan
penduduk perkembangan ekonomi
 Struktur manajemen yang jelas  Kadang terletak di area yang
sangat jauh dengan pilihan
penghidupan yang yang terbatas

61
Pernyataan umum berkaitan dengan jenis bangunan
Jenis bangunan: Sekolah, pusat perawatan anak

Keuntungan Kerugian

Jangka  Banyak  Mungkin mengganggu


pendek  Dekat dengan lingkungan pendidikan anak
asal penduduk Pusat Kolektif  Potensi risiko perlindungan anak
 Menyediakan infrastruktur dan anak belia dalam hal sama-
dasar sama berdirinya sekolah dan
 Struktur manajemen jelas Pusat Kolektif
 Dapat menyebabkan kerusakan
properti sekolah
 Dapat menyebabkan
ketidakpuasan dan ketegangan
antara masyarakat penampung
dan masyarakat pengungsi
 Mengganggu rutinitas anak
 Penduduk dapat diusir dengan
mudah

Jangka  Menyediakan infrastruktur  Mungkin mengganggu


panjang dasar pendidikan anak
 Struktur manajemen yang  Potensi risiko perlindungan anak
jelas dan anak belia dalam hal sama-
sama berdirinya sekolah dan
Pusat Kolektif
 Kerusakan properti sekolah
 Dapat menyebabkan
ketidakpuasan dan ketegangan
antara masyarakat penampung
dan masyarakat pengungsi
 Penduduk dapat diusir dengan
mudah

62
Pernyataan umum berkaitan dengan jenis bangunan

Jenis bangunan: Gedung pusat kegiatan masyarakat, gedung olah raga

Keuntungan Kerugian

Jangka pendek  Cukup banyak  Tidak disiapkan untuk hunian jangka


 Dekat dengan lingkungan asal panjang bagi manusia
penduduk Pusat Kolektif  Pilihan solusi tempat perlindungan
 Disiapkan untuk ditempati banyak sangat terbatas
orang  Kurangnya privasi
 Menyediakan infrastruktur dasar
 Struktur manajemen jelas

Jangka panjang  Dekat dengan lingkungan asal  Menghalangi atau mengurangi


penduduk Pusat Kolektif layanan bagi populasi
 Disiapkan untuk ditempati banyak  Dapat menyebabkan ketidakpuasan
orang pada masyarakat penampung

Jenis bangunan: Balai kota

Jangka pendek  Fasilitas fisik relatif baik dengan  Biasanya menghalangi atau
infrastruktur yang baik mengurangi kuantitas dan kualitas
 Struktur manajemen yang jelas layanan yang banyak dibutuhkan
 Negara terlibat langsung sebagai  Dapat menyebabkan ketidakpuasan
penanggung jawab utama pada masyarakat penampung
 Akses mudah, diketahui secara  Bukan lokasi yang aman dalam
umum konflik
 Penyampaian layanan baik  Penduduk dapat diusir dengan
mudah

Jangka panjang  Fasilitas fisik relatif baik dengan  Menghalangi atau mengurangi peran
infrastruktur yang baik pemerintah lokal
 Penduduk dapat diusir dengan
mudah
 Kurangnya privasi

63
Pernyataan umum berkaitan dengan jenis bangunan

Jenis bangunan: Bangunan keagamaan (kuil, gereja dan masjid)

Keuntungan Kerugian

Jangka  Cukup banyak  Hampir tidak pernah memiliki


pendek  Dekat dengan lingkungan asal infrastruktur yang baik (yaitu
penduduk Pusat Kolektif air/sanitasi)
 Disiapkan untuk ditempati  Hampir tidak memiliki pilihan solusi
banyak orang tempat perlindungan
 Struktur manajemen yang jelas  Dapat menjadi target selama
 Biasanya memiliki ikatan konflik
terhadap penduduk Pusat  Kadang berada di lokasi yang jauh
Kolektif di masa yang akan dengan akses layanan yang sulit
datang
 Kadang berlokasi di pusat;
dikenal secara umum
 Akses penyampaian layanan
mudah

Jangka  Struktur manajemen yang jelas  Hampir tidak pernah memiliki


panjang  Biasanya memiliki ikatan infrastruktur yang baik (yaitu
terhadap penduduk Pusat air/sanitasi)
Kolektif di masa yang akan  Hampir tidak memiliki pilihan solusi
datang tempat perlindungan
 Kadang terletak di lokasi yang jauh
dengan pilihan penghidupan
terbatas

64
Pernyataan umum berkaitan dengan jenis bangunan

Jenis bangunan: Tempat perlindungan yang khusus dibangun untuk perlindungan dari siklon,
angin ribut, badai atau banjir.

Keuntungan Kerugian
Jangka pendek  Bangunan yang didesain untuk  Kapasitas terbatas
tujuan yang jelas  Kurangnya privasi
 Disiapkan untuk ditempati
orang dalam hal akses dan
manajemen secara keseluruhan
 Dibangun khusus untuk
menahan angin, tanah longsor,
banjir dan badai air pasang
ekstrim
 Memiliki fungsi publik seperti
pusat kegiatan masyarakat atau
sekolah
Jangka panjang  Dibangun khusus untuk  Tidak disiapkan untuk hunian
menahan angin, tanah longsor, jangka panjang
banjir dan badai air pasang  Kurangnya privasi
ekstrim  Dapat menyebabkan
ketidakpuasan pada masyarakat
penampung

65
Pernyataan umum berkaitan dengan jenis bangunan
Jenis bangunan: Pabrik (terbengkalai dan aktif), gudang
Keuntungan Kerugian
Jangka pendek  Tersedia ruang yang besar  Tidak disiapkan untuk hunian
manusia
 Kurangnya solusi tempat
perlindungan dan sanitasi air
 Mungkin tidak memenuhi standar
lingkungan dasar
 Dapat menjadi target
 Lokasi biasanya tidak dikenal
secara umum
 Akses penyampaian layanan sulit
Jangka panjang  Tersedia ruang yang besar  Tidak disiapkan untuk hunian
manusia
 Kurangnya solusi tempat
perlindungan dan sanitasi air
 Mungkin tidak memenuhi standar
lingkungan dasar

Jenis bangunan: Barak militer


Jangka pendek  Fasilitas fisik relatif baik  Mengaburkan perbedaan antara
 Struktur manajemen yang jelas bangunan militer dan sipil
 Akses mudah, diketahui secara  Personel militer mungkin tidak
umum terbiasa berhubungan dengan
 Penyampaian layanan baik populasi pengungsi
 Batasan pergerakan pengungsi
mungkin berlaku
 Dapat menjadi target selama
konflik
 Beberapa pelaku kemanusiaan
mungkin menolak memberikan
layanan
 Risiko dikeluarkan paksa tinggi
(kecuali pemerintah mengizinkan
penggunaannya)
Jangka panjang  Fasilitas fisik relatif baik  Mengaburkan perbedaan antara
 Struktur manajemen yang jelas bangunan militer dan sipil
 Solusi jangka panjang di barak
tidak memungkinkan

66
8.6 Pusat Kolektif yang berdiri sendiri
Memasukan Pusat Kolektif yang berdiri sendiri, termasuk tenda yang berdiri sendiri di depan
pusat kolektif Pusat Kolektif, kadang secara tidak sengaja diabaikan dari upaya penyediaan
yang berdiri bantuan, baik karena mereka tidak diakui oleh pemerintah atau karena penyedia
sendiri layanan tidak menyadari keberadaan mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan dua
intervensi awal:

 Pendaftaran (registrasi): informasi tentang Pusat Kolektif yang berdiri sendiri


harus diperoleh, termasuk lokasinya, jumlah penduduk dan kebutuhan
bantuannya, dan situasi secara umum.

 Formalisasi: langkah berikutnya adalah memperoleh pengakuan formal


sebagai Pusat Kolektif. Hal ini mungkin memerlukan penandatanganan
perjanjian dengan pemilik bangunan atau dengan otoritas lokal. Advokasi
oleh Koordinator Pusat Kolektif dengan otoritas negara mungkin diperlukan
untuk memasukkan Pusat Kolektif yang sebelumnya tidak diakui dalam
program penyediaan bantuan. Jika pengakuan tidak dapat diperoleh dan
situasi di Pusat Kolektif tidak dapat ditingkatkan, maka pemindahan
penduduk Pusat Kolektif tersebut ke Pusat Kolektif yang terencana dan
diakui menjadi satu-satunya pilihan.

Melindungi Harus diberikan penekanan khusus terhadap ancaman perlindungan. Pengaturan


populasi yang hunian di Pusat Kolektif yang berdiri sendiri biasanya digolongkan dengan
berdiri sendiri penggunaan ruang tempat tinggal yang
tidak proporsional atau pengambil-alihan Tips
ruang yang tersedia oleh pihak yang kuat
Pusat Kolektif yang berdiri
atau dominan secara sosial. Pola hunian sendiri dapat menjadi
ini ada dengan mengorbankan risiko problematik dan
individu yang rentan, termasuk wanita, membutuhkan perhatian
khusus yang berkaitan
rumah tangga dengan kepala rumah
dengan penyediaan dan
tangga tunggal, orang tua dan orang perlindungan.
cacat, yang memerlukan dukungan dan
perhatian khusus dari Manajer Pusat Kolektif.

67
8.7 Masalah kepemilikan
Milik pemerintah Pemerintah lokal dapat menawarkan sejumlah struktur atau fasilitas milik
pemerintah untuk diubah menjadi Pusat Kolektif. Masalah strategis utama yang
harus dipertimbangkan, sehubungan dengan otoritas lokal atau pemilik struktur,
adalah sebagai berikut:

 Apakah struktur atau bangunan itu layak untuk digunakan?

 Berapa lama ketersediaannya?

 Siapa sebenarnya yang memilikinya?

 Bagaimana sifat akses, layanan dan utilitasnya?

 Dalam kondisi apa struktur atau fasilitas itu pada akhirnya harus
ditinggalkan?

 Protokol dan perjanjian

Protokol Penting untuk mengembangkan protokol kesepahaman atau perjanjian tiga arah
Perjanjian dengan otoritas lokal dan pemilik, untuk ditandatangani dalam tahap darurat.
Perjanjian ini harus menyelesaikan masalah-masalah berikut:

 Cara-cara yang harus diubah oleh struktur;

 Otoritasi administrasi untuk perubahan;

 Bangunan lokal atau nasional apapun, kaidah keselamatan, lingkungan atau


perencanaan yang harus dipenuhi;

 Hunian maksimum yang diusulkan;

 Ttenggat waktu, jika ada, untuk memulai dan mengakhiri masa hunian;

 Prosedur pemutusan;

 Bagaimana dan dalam kondisi apa struktur harus dikembalikan setelah


digunakan;

 Pasal yang mengidentifikasi siapa yang bertangung jawab (dan siapa yang
tidak) jika bangunan tidak dikembalikan ke kondisi yang disepakati;

 Penyelesaian sengketa;

 Hak dan tugas masing-masing pihak;

 Standar berdasarkan status hukum lembaga CM/CC (misalnya hak istimewa


dan imunitas).

68
Verifikasi Klaim kepemilikan harus selalu diverifikasi karena selalu ada risiko penipuan,
kepemilikan khususnya dalam konteks jika data pengukuran tanah (kadaster) musnah, tidak
lengkap atau tidak ada.

Adaptasi bangunan
Verifikasi Jika peningkatan mutu atau adaptasi bangunan diperlukan sebelum
kepemilikan penggunaan, perhitungkan hal ini saat melakukan negosiasi dengan pemilik
tentang penggunaan bangunan dan lokasi. Pertimbangkan bagaimana bangunan
akan digunakan saat dikembalikan ke fungsi aslinya, dan bagaimana pekerjaan
terencana akan mempengaruhi ini.

Perawatan bangunan

Perawatan Perawatan Pusat Kolektif yang baik akan meningkatkan moral penduduk dan
mendukung mereka, dengan memberikan pekerjaan dan penghasilan bagi
sebagian orang; ini mungkin juga meningkatkan penerimaan populasi Pusat
Kolektif. Perawatan adalah cara yang paling secara biaya efektif untuk
memastikan agar Pusat nantinya akan dikembalikan ke kepada pemiliknya dalam
kondisi yang baik.

Ketentuan pengembalian bangunan

Perawatan Ketentuan di mana Pusat dikembalikan kepada pemiliknya harus disepakati


sebelum memulai pekerjaan awal dan operasi. Sebelum menyepakati
kompensasi di bawah kondisi ini, dampak Pusat terhadap semua kelompok lokal
harus dikaji, karena mungkin keadaan itu akan berubah dan akan muncul
dampak yang tidak terduga. Paket atau kegiatan kompensasi harus dibicarakan
dan disepakati oleh semua pihak.

Bacaan lebih lanjut


NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 7: Camp Set-up and
Closure.
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293559.pdf

69
70
9. PERLINDUNGAN

Pesan Utama

u Hukum nasional adalah alat yang sangat kuat agar Negara bertanggung jawab atas
masalah perlindungan.
u Lingkungan sosial di Pusat Kolektif dapat menjadi ancaman perlindungan khusus bagi
penduduk.
u Memantau masalah perlindungan dalam konteks Pusat kolektif menuntut perhatian yang
besar karena banyaknya Pusat Kolektif.
u Pusat Kolektif berkaitan dengan sejumlah faktor risiko Kekerasan Berbasis Jender.
Meningkatkan kesadaran dan membangun jaringan sosial yang erat di antara penduduk
Pusat Kolektif merupakan tindakan pencegahan yang sangat efektif.
u Ruang tempat tinggal bagi individu dengan kebutuhan khusus harus dialokasikan di
lokasi yang mudah diakses.
u Bantuan bagi individu dengan kebutuhan khusus harus diberikan berdasarkan kasus
demi kasus oleh otoritas nasional, NGO, atau INGO khusus.

9.1 Pertimbangan perlindungan umum


Tanggung jawab Negara memiliki peran de jure dan de facto sebagai penanggung jawab utama
negara terhadap pengungsi internal, termasuk penduduk Pusat Kolektif yang rentan.

71
Tanggung jawab Akibatnya, kesadaran Negara mengenai
negara masalah perlindungan khusus yang Tips
berkaitan dengan Pusat Kolektif dan
kapasitasnya untuk menyelesaikan Hukum nasional yang tepat
masalah tersebut harus dibangun. adalah cara yang sangat
efektif untuk menjamin
Koordinator Pusat Kolektif mengemban perlindungan bagi penduduk
peran yang krusial dalam mendorong Pusat Kolektif.
tanggung jawab Negara melalui advokasi
dan pelatihan.

Advokasi
Advokasi bagi Advokasi bagi ketentuan hukum, undang-undang dan spesifikasi khusus adalah
perlindungan kompetensi inti lembaga yang memiliki mandat dalam hal perlindungan atau
Klaster Perlindungan. Koordinator Pusat Kolektif perlu dilibatkan dalam upaya ini
dan mereka harus meningkatkan kebutuhan advokasi dengan lembaga
bermandat perlindungan atau Klaster Perlindungan. Instrumen dan sistem
hukum nasional adalah alat yang sangat kuat agar hak pengungsi internal dan
penduduk Pusat Kolektif dapat ditetapkan dan dilindungi. Pada umumnya,
otoritas nasional memiliki kewajiban untuk menghormati hukum nasional dan
instansi internasional. Unsur utama seperti penetapan Pusat Kolektif, tanggung
jawab Negara, dan pelaku negara, serta spesifikasi hak pengungsi, sangat
penting untuk menjamin perlindungan bagi penduduk Pusat Kolektif.

Pelatihan

Pelatihan Unsur lain dalam memperkuat mekanisme perlindungan bagi penduduk Pusat
penyebarluasan Kolektif adalah pelatihan dan penyebarluasan. Pemahaman yang jelas atas hak
(diseminasi) pengungsi dan tanggung jawab untuk melindungi hak-hak ini, serta model
intervensi dalam hal pelanggaran hak-hak ini, adalah aset yang penting.
Pelatihan dan penyebarluasan informasi bagi penduduk Pusat Kolektif, otoritas
lokal dan pusat, dan Manajer Pusat Kolektif harus dipersiapkan oleh Koordinator
Pusat Kolektif.

72
9.2 Masalah perlindungan khusus
Risiko perlindungan di Pusat Kolektif diperburuk oleh fakta bahwa populasi
Risiko
pengungsi ditampung dalam struktur yang biasanya tidak sesuai atau terlalu
perlindungan
padat populasinya. Akibatnya, kekerasan domestik, penyalahgunaan obat-
obatan dan pelecehan seksual dapat terjadi setiap saat, dan beberapa kelompok
dapat mendominasi kelompok lain. Manajer Pusat Kolektif bertanggung jawab
menyelesaikan masalah-masalah ini, mengurangi risiko perlindungan dan
menciptakan lingkungan yang aman.

Faktor-faktor Terdapat sejumlah faktor yang meningkatkan ancaman perlindungan:


yang
meningkatkan  Pusat Kolektif yang padat: aturan dasar bahwa semakin padat populasi
ancaman Pusat Kolektif, maka semakin besar ketegangan sosial dan ancaman
perlindungan perlindungan terhadap individu atau kelompok rentan atau terpinggirkan
dalam Pusat Kolektif dibuktikan di banyak pengalaman lapangan.

 Pusat Kolektif besar: pada prinsipnya, semakin besar Pusat Kolektif dan
semakin besar jumlah
penduduk Pusat Kolektif, maka Tips
semakin lemah peran regulasi
diri. Jaringan sosial rusak dan Semakin kecil, lebih sepi, lebih
solidaritas antara penduduk layak, dan homogen Pusat Kolektif,
Pusat Kolektif menurun. Dalam dengan penduduk yang mendapat
bantuan dan memperoleh informasi
situasi ini, bentuk-bentuk
dengan baik, maka semakin rendah
pengucilan atau kekerasan
risiko perlindungan.
terhadap individu rentan
mungkin menjadi semakin
meningkat.

 Kurangnya privasi: khususnya pada tahap awal di Pusat Kolektif yang


persiapannya buruk atau berdiri sendiri, kurangnya privasi meningkatkan
ketegangan. Persepsi dan pengaruhnya sangat tergantung pada tradisi
budaya lokal. Situasi yang lebih pribadi (yaitu mencuci dan penggunaan
toilet) memerlukan rasa hormat karena norma sosial.

 Masalah struktural: beberapa ciri struktural Pusat Kolektif, seperti ruang


bawah tanah terisolasi, area gelap, dan lorong dan jalan yang kurang
penerangan di malam hari dapat mengesankan bertambahnya ancaman
keamanan bagi penduduk Pusat Kolektif, khususnya wanita, anak-anak,
orang cacat dan orang tua.

73
Faktor-faktor  Komposisi populasi Pusat Kolektif: pengungsian dapat menciptakan realita
yang sosial yang mengkhawatirkan. Di Pusat Kolektif, bisa jadi minoritas atau
meningkatkan kelompok yang terdiskriminasi. Dan juga, komposisi etnis, agama dan sosial
ancaman populasi Pusat Kolektif dengan masyarakat penampung harus
perlindungan
dipertimbangkan. Selain itu, anak-anak menghadapi risiko perlindungan
khusus, seperti penganiayaan, kekerasan dan eksploitasi.

Pengalaman lapangan

Di Albania, Pusat Kolektif tidak hanya menampung warga Albania dari


Kosovo, namun juga dari masyarakat Roma. Hal ini menciptakan
ketegangan di dalam Pusat Kolektif.

 Tidak adanya atau tidak meratanya bantuan: jika bantuan tidak diberikan,
atau tidak diberikan secara merata di antara Pusat Kolektif atau di antara
penduduk Pusat kolektif, maka potensi ketegangan dan pelanggaran akan
meningkat secara drastis. Fenomena sosial seperti "kebenaran ditentukan
oleh yang kuat" menimbulkan ancaman yang serius bagi stabilitas internal
Pusat Kolektif dan hampir terjadi selalu dengan mengorbankan individu
rentan.

 Tekanan: berbeda dari orang-orang yang sudah menyandang gangguan


kejiwaan sebelumnya, banyak individu, khususnya di masa-masa awal
pengungsian, menunjukkan gejala penderitaan psikis, yang mungkin
diperparah oleh kondisi tempat tinggal yang padat dan tidak layak.

 Tidak adanya otoritas negara atau kepemimpinan: khususnya di masa-masa


awal pengungsian dan di Pusat Kolektif besar dengan penduduk yang sangat
banyak, harus ada otoritas untuk menjaga hukum dan memastikan
keamanan dari risiko eksternal.

 Ketidakpastian atau kurangnya informasi: Penduduk Pusat Kolektif yang


kurang atau bahkan tidak mendapatkan informasi sama sekali mengenai
situasi mereka, skema bantuan, dan hak-hak mereka lebih besar
kemungkinannya akan merasa bahwa mereka berada dalam tekanan dan
dapat bertindak secara tidak wajar, yang menyebabkan ancaman bagi diri
mereka sendiri atau bagi orang lain.

74
9.3 Langkah pencegahan untuk perlindungan
Langkah Untuk mengurangi risiko perlindungan di dalam Pusat Kolektif bagi penduduk,
pencegahan maka harus diambil langkah-langkah pencegahan untuk perlindungan berikut
untuk ini:
perlindungan
 Lebih disarankan untuk menggunakan Pusat Kolektif yang kecil (hingga 100
individu), karena regulasi diri lebih memungkinkan dan solidaritas dapat
terpelihara, dengan penduduk saling memberikan bantuan satu sama lain.

 Mengalokasikan ruang yang mencukupi bagi populasi Pusat Kolektif untuk


mencegah kepadatan berlebihan di pusat. Penerapan standar hidup
minimum (yaitu standar Sphere) biasanya tidak memadai, khususnya jika
pengungsian terjadi untuk jangka waktu yang berkepanjangan.

 Area umum harus mendapatkan penerangan. Area-area yang tidak


mendapatkan penerangan atau tidak digunakan harus dikunci.

 Harus dibangun bentuk pemerintahan mandiri yang sesuai dan struktur


partisipasi yang jelas secepat mungkin setelah penduduk Pusat Kolektif
datang, karena partisipasi dapat
mengurangi risiko perlindungan
internal. Struktur pemerintahan Tips
mandiri dan partisipasi harus Mekanisme pemerintahan
memperhitungkan semua penduduk mandiri yang baik di antara
Pusat Kolektif, termasuk orang yang penduduk dapat
rentan dan terpinggirkan. Hubungan meningkatkan situasi
formal dan tepat waktu dengan perlindungan di Pusat
otoritas yang ada dan pejabat negara Kolektif.
dapat meningkatkan dampak positif.

 Pelatihan dan peningkatan kesadaran mengenai masalah perlindungan bagi


perwakilan Pusat Kolektif, penduduk Pusat Kolektif, dan otoritas adalah
instrumen yang sangat berharga untuk pencegahan dan juga untuk
masukan masalah perlindungan oleh Manajer Pusat Kolektif atau Koordinator
Pusat Kolektif.

 Pembentukan Pusat Kolektif di antara populasi penampung yang pada


umumnya memiliki perilaku yang positif terhadap pengungsi adalah aset
agar perlindungan bekerja, walaupun hal ini tidak menjamin tidak adanya
ketegangan. Dialog awal, terbuka dan langsung dengan masyarakat
penampung biasanya dapat mengurangi potensi risiko perlindungan bagi
penduduk Pusat Kolektif.

75
Langkah  Manajer Pusat Kolektif harus memastikan agar semua bentuk bantuan
pencegahan diberikan secara merata di antara Pusat Kolektif, dan juga di antara
untuk penduduk Pusat Kolektif.
perlindungan
 Harus diberikan akses layanan kesehatan secara tepat waktu, termasuk
layanan kesehatan mental bagi orang yang mengalami gangguan mental
parah dan pertolongan pertama psikis bagi orang dengan penderitaan akut.
Bentuk konseling non medis harus diberikan bagi individu yang mengalami
distress (penderitaan psikologis). Kegiatan konseling psikologis dan
dukungan psikologis harus tersedia di sepanjang masa pengungsian di Pusat
Kolektif.

Tanggung jawab Perlindungan penduduk Pusat Kolektif harus menjadi upaya bersama antara
bersama Manajer Pusat Kolektif dan Koordinator Pusat Kolektif, dan sebisa mungkin harus
merangkul lembaga negara. Kesadaran di antara semua pelaku mengenai
tanggung jawabnya masing-masing sangat vital bagi kesuksesan pekerjaan
perlindungan.

9.4 Kekerasan berbasis jender


Kekerasan Kekerasan berbasis Jender adalah soal risiko perlindungan yang penting yang
berbasis jender harus dipantau untuk memastikan agar tersedia strategi dan mekanisme respons
dan pencegahan yang tepat. Jadi, Pusat Kolektif jangka pendek biasanya
menjadi perhatian yang besar berkaitan dengan kekerasan berbasis jender
dibandingkan Pusat Kolektif jangka panjang, karena di Pusat Kolektif jangka
panjang beberapa struktur sosial telah dibentuk kembali sehingga dapat
mencegah kekerasan berbasis jender sampai taraf tertentu.

Risiko dan Banyak risiko kekerasan berbasis jender dan tindakan pencegahan yang sesuai
pencegahan di Pusat Kolektif adalah sama dengan risiko dan tindakan pencegahan
perlindungan umum; namun, di bawah ini dibahas tentang pendekatan
tambahan yang dapat mencegah kekerasan berbasis jender.

9.5 Pencegahan kekerasan berbasis Jender

Jaringan social Strategi yang mungkin efektif mencegah beberapa bentuk kekerasan berbasis
yang erat jender adalah memelihara jaringan sosial yang erat yang mencakup individu
rentan dan terancam. Tujuannya adalah agar masyarakat memberikan
keselamatan dan perlindungan bagi individu ini, bukannya malahan memberikan
ancaman bagi mereka.

76
Strategi Strategi tambahan yang mungkin dapat digunakan oleh Manajer Pusat Kolektif
pencegahan dengan tujuan mencegah kekerasan berbasis jender adalah sebagai berikut:

 Anonimitas di antara penduduk Pusat Kolektif dan kurangnya jaringan sosial


harus dihindari. Di atas itu semua, kurangnya hubungan keluarga di antara
penduduk dapat menimbulkan risiko
bagi orang-orang yang rentan,
khususnya individu tanpa Tips
pendamping. Ikatan sosial harus
diperkuat melalui upaya-upaya Jaringan sosial yang erat
adalah unsur yang sangat
pembentukan tim dan kegiatan
kritis yang dapat mencegah
bersama (misalnya memasak
kekerasan berbasis jender.
bersama) bagi penduduk Pusat
Kolektif yang berpotensi menjadi
target.

 Area aman yang secara eksklusif dapat diakses oleh wanita dan anak-anak
tidak hanya dapat memberikan keselamatan, namun juga menawarkan
kesempatan masukan atau tindak lanjut laporan insiden oleh staf yang
terlatih dalam hal manajemen kasus kekerasan berbasis jender.

 Penggunaan alkohol dan obat-obatan di antara penduduk Pusat Kolektif


harus diatasi dengan peningkatan kesadaran dan ketersediaan program
perawatan. Kolaborasi yang erat dengan penyedia layanan nasional khusus
juga harus dibangun.

 Pelatihan kesadaran kekerasan berbasis jender harus diberikan oleh Manajer


Pusat Kolektif atau Koordinator Pusat Kolektif. Pelatihan ini harus
mentargetkan perwakilan Pusat Kolektif dan penduduk Pusat Kolektif.
Pelatihan ini harus meliputi latihan pemetaan dimana penduduk dapat
mengidentifikasi risiko tertinggi, dan harus meningkatkan kesadaran akan
potensi bahaya kekerasan berbasis jender di area tertentu, misalnya titik
lokasi potensial yang diketahui. Tindakan untuk mengurangi risiko harus
dijelaskan dan entitas atau orang yang bertanggung jawab
melaksanakannya harus diidentifikasi.

Pengalaman lapangan

Di beberapa Pusat Kolektif di Serbia, area aman bagi wanita dan anak-
anak dibuat dan dikelola oleh kelompok perempuan.

77
Strategi  Kerja sama dengan pejabat negara, seperti polisi dan otoritas lokal, sangat
pencegahan penting, khususnya jika risiko kekerasan berbasis jender datang dari luar
Pusat Kolektif, misalnya, dari geng kriminal di masyarakat penampung. Kerja
sama ini juga sangat penting jika risiko datang dari dalam Pusat, misalnya,
jika risiko ditimbulkan oleh pasangan intim atau anggota keluarga.

 Koordinator Pusat Kolektif harus mendorong pengundangan dan/atau


pemberlakuan undang-undang nasional yang menetapkan dan melarang
kekerasan berbasis jender sesuai dengan standar hak asasi manusia
internasional. Undang-undang ini harus berlaku bagi populasi pengungsi dan
penduduk Pusat Kolektif, dan harus ada mekanisme yang kuat untuk
memberlakukan hukum ini.

 Harus diberikan perhatian pada risiko eksploitasi dan pelecehan seksual dari
staf, penyedia layanan, kontraktor dan pihak lain yang berhubungan dengan
Pusat Kolektif.

9.6 Perlindungan orang dengan kebutuhan khusus


Orang dengan Desain struktural Pusat Kolektif adalah faktor utama yang harus
kebutuhan dipertimbangkan saat menampung orang dengan kebutuhan khusus. Secara
khusus umum, struktur bangunan fisik yang tetap biasanya memberikan kemungkinan
dan fleksibilitas yang terbatas untuk terciptanya ruang tempat tinggal yang
layak. Kapasitas untuk memberikan pengaturan fisik yang disesuaikan bagi
orang dengan kebutuhan khusus semakin terbatas. Sebisa mungkin, individu ini
harus dialokasikan di lokasi yang paling mudah diakses dan paling sesuai di
Pusat Kolektif. Lantai atau area atas dengan akses yang sulit harus dihindari.
Permintaan yang lebih kompleks harus diatasi menurut kasus demi kasus,
karena kebutuhan orang dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Tanggung jawab Manajer Pusat Kolektif memiliki tanggung jawab khusus untuk memenuhi
manajer kebutuhan individu yang rentan ini. Koordinasi yang seksama antara Manajer
Pusat Kolektif dan badan layanan kesehatan atau sosial lokal sangat diperlukan.
Jika mendapatkan informasi yang tepat waktu dan mencukupi, mekanisme
perlindungan sosial nasional pasti memiliki kapasitas tertentu untuk memenuhi
kebutuhan penduduk Pusat Kolektif dengan kebutuhan khusus. Bantuan
tambahan dapat diberikan oleh NGO lokal atau NGO internasional khusus. Jika
pembagian informasi dan advokasi tidak memberikan hasil, maka Koordinator
Pusat Kolektif dapat diminta untuk memberikan dukungan sampai tingkat yang
cukup.

78
Bacaan lebih lanjut
ICRC, 2004. Inter-Agency Guiding Principles on Unaccompanied and Separated
Children.
Tersedia:
http://www.icrc.org/Web/Eng/siteeng0.nsf/htmlall/p1101/$File/ICRC_002_1011.
PDF

IASC, 2004 (Dalam perbaikan). Sphere. Humanitarian Charter and Minimum


Standards in Disaster Response.
Teredia:
www.sphereproject.org/component/option,com_docman/task,cat_view/gid,17/It
emid,203/lang,English/

IASC, 2005. Guidelines for Gender-based Violence Interventions in Humanitarian


Settings: Focusing on Prevention of and Response to Sexual Violence in
Emergencies.
Tersedia: http://www.humanitarianinfo.org/iasc/pageloader.aspx?page=content-
subsidi-tf_gender-gbv

IASC, 2005. IASC Guidelines for Gender-based Violence Interventions in


Humanitarian Settings.
UNHCR, 2006. Standard Operating Procedures for Prevention of and Response
to Gender-based Violence.
IASC, December 2006. Women, Girls, Boys and Men: Different Needs - Equal
Opportunities. IASC Gender Handbook in Humanitarian Action.
NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 8: Protection in Camp
Setting; Chapter 10: Prevention of and Response to Gender-Based Violence;
Chapter 11: Protection of Persons with Specific Needs.
Tersedia masing-masing: http://www.nrc.no/arch/_img/9293561.pdf;
http://www.nrc.no/arch/_img/9293565.pdf and
http://www.nrc.no/arch/_img/9293567.pdf

IASC, March 2010. Handbook for the Protection of Internally Displaced Persons.
Global Protection Cluster Working Group.
Tersedia di: http://www.unhcr.org/refworld/docid/4790cbc02.html
Situs web oneresponse:
http://oneresponse.info/GlobalClusters/Pages/default.aspx

79
80
10. DISTRIBUSI MAKANAN

Pesan Utama

u Bantuan makanan di Pusat Kolektif memerlukan lebih dari sekedar penghitungan dan
pendaftaran penerima. Ini memerlukan pengkajian kebutuhan secara mendalam, antara
lain, untuk menentukan relevansi dan jenis bantuan dan penyaluran makanan yang
diperlukan.
u Tantangan khusus dalam situasi Pusat Kolektif disebabkan oleh risiko mengecualikan
beberapa Pusat Kolektif yang berdiri sendiri, serta kebutuhan di pengungsian yang
berubah seiring berjalannya waktu.
u Bantuan makanan dengan mudah terancam risiko manipulasi dan/atau politisasi saat
didistribusikan di Pusat Kolektif.
u Masalah perlindungan, akses dan kebebasan perpindahan populasi yang ditampung
harus diperhatikan secara seksama saat bekerja dengan Pusat Kolektif.

10.1 Distribusi makanan


Koordinasi Tantangan besarnya adalah mencapai semua Pusat Kolektif dan memberikan
distribusi bantuan yang tepat dan tepat waktu. Untuk mencapai tujuan ini, upaya
makanan pendaftaran dan dokumentasi harus diarahkan untuk memberikan informasi
yang akurat dalam periode waktu yang singkat, dan harus dirancang mekanisme
untuk mencakup area di mana semua Pusat Kolektif berada. Pusat Kolektif yang
bediri sendiri adalah tantangan khusus, karena tidak dapat didaftar dan oleh
karena itu dapat dikecualikan dari pemberian bantuan.

81
Koordinasi
distribusi
makanan
Namun, tidak tersampaikannya bantuan ke Pusat Kolektif dapat memicu
pengungsian tambahan; masalah ini secara mendasar berdampak terhadap
pihak yang paling lemah dan rentan. Pendaftaran sendiri tidaklah cukup. Penting
untuk menghubungkan bantuan yang diberikan dengan pengkajian kebutuhan
yang tepat atas populasi yang ditampung di Pusat Kolektif.

Pengkajian Pengkajian kebutuhan diperlukan untuk menetapkan hal-hal berikut:


kebutuhan
 Profil kerentanan/mekanisme bertahan populasi (sebagian tergantung letak
pedesaan vs. perkotaan dan kebebasan perpindahan);

 Ukuran ransum;

 Frekuensi distribusi (apakah orang dapat menyimpan ransum bulanan saat


ditampung di gedung olahraga, sekolah atau lahan pertanian yang ramai);

 Jenis makanan dan jenis penyaluran (makanan vs. uang/voucher, atau Pusat
Kolektif pedesaan vs. Pusat Kolektif perkotaan);

 Kebutuhan kelompok khusus di Pusat Kolektif (hamil/menyusui, bayi dan


anak kecil, dll.);

 Kebebasan berpindah dan mekanisme bertahan populasi yang ditampung di


Pusat Kolektif; kemungkinan populasi yang memiliki kebebasan perpindahan
yang terbatas dan/atau tidak berhak bekerja lebih bergantung pada bantuan
kemanusiaan;

 Panduan khusus mengenai pengkajian makanan4 tersedia dan harus


dikonsultasikan dengan lembaga yang menyiapkan distribusi makanan dan
barang bantuan non pangan.

Pertimbangan Masalah berikut juga harus dipertimbangkan dalam mendistribusikan makanan


distribusi di Pusat Kolektif:
makanan
 Keterlibatan penduduk Pusat Kolektif secara transparan dalam mekanisme
distribusi makanan adalah kunci untuk meminimalkan risiko penyimpangan
dan manipulasi makanan;

 Sistem “monitoring dan keluhan” yang terbuka dapat dibuat di masing-


masing Pusat Kolektif, sebagai cara untuk melaporkan potensi
penyalahgunaan makanan oleh komite distribusi;

 Penting untuk memantau gizi buruk dan menemukan kasus gizi buruk akut,
sehingga kasus-kasus ini dapat diidentifikasi, diarahkan, dan ditangani oleh
struktur yang tepat.

4
http://www.wfp.org/content/emergency-food-security-assessment-handbook
http://www.wfp.org/content/unhcrwfp-joint-assessment-missions-jam-guidelines

82
10.2 Memasak
Pengaturan Tempat memasak di Pusat Kolektif ditemukan di dalam bangunan atau, kadang,
memasak di luar di dekat fasilitas terdekat
(misalnya pondok). Seringkali ada
Tips
kecenderungan untuk beralih dari
masakan publik (di dapur umum) di Memasak di Pusat Kolektif
adalah masalah yang beragam
tahap awal penggunaan Pusat Kolektif
dan membutuhkan perhatian
ke masakan individu di Pusat Kolektif
khusus.
dengan jangka yang lebih panjang.

Potensi masalah Namun, pengaturan memasak individu menimbulkan beban yang berat terhadap
memasak sumber daya energi, yang dapat menambah dampak lingkungan lokal dan luas
di Pusat. Penerimaan budaya dan pengalaman dalam menggunakan kompor dan
sumber bahan bakar yang berbeda juga harus dipertimbangkan sejak
permulaan, termasuk dampak bahaya yang berkaitan dengan: misalnya, orang
yang tidak terbiasa memasak dengan minyak tanah bisa dengan tidak sengaja
menyebabkan kebakaran. Harus diberikan perhatian khusus terhadap hal
berikut:

 Oven listrik memerlukan jaringan kabel dan sekering yang layak;

 Tungku kayu bakar tertentu membutuhkan cerobong asap yang dapat


berfungsi dan cukup ventilasi. Penyimpanan kayu kering sendiri dapat
menyebabkan bahaya kebakaran;

 Kompor gas memerlukan koneksi yang secara teknis tanpa cacat. Wadah
penyimpanan gas dapat menyebabkan risiko kebakaran dan ledakan,
khususnya jika disimpan di dalam bangunan.

Perhatian Karena beragamnya Pusat Kolektif, tradisi lokal dan pasokan energi, tidak ada
terhadap pernyataan umum mengenai beragam bentuk pengaturan memasak apa yang
lingkungan yang disarankan yang bisa digunakan, kecuali bahwa masalah ini membutuhkan
berbeda perhatian yang seksama. Populasi penduduk harus dilibatkan dalam
pengambilan keputusan dan solusi harus mematuhi penilaian keselamatan dan
keamanan Pusat.

83
Bacaan lebih lanjut
IASC, 2004 (Dalam perbaikan). Sphere. Humanitarian Charter and Minimum
Standards in Disaster Response; Chapter 3: Minimum Standards in Food
Security, Nutrition and Food Aid.

UNHCR/WFP, 2008. Joint Assessment Mission (JAM) Guidelines.


Tersedia:
http://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/manual_guide_proc
ed/wfp203513.pdf

NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 13: Food Distribution and
Non-Food Items (NRC, 2008).
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293571.pdf

WFP, 2009. Emergency Food Security Assessment Handbook (EFSA).


Tersedia: http://www.wfp.org/content/emergency-foodsecurity-assessment-
handbook
Situs web oneresponse:
http://oneresponse.info/GlobalClusters/Pages/default.aspx

84
11. DISTRIBUSI BARANG BANTUAN NON
PANGAN

Pesan Utama

u Standar bagi barang bantuan non pangan (NFI) adalah kunci, karena kebutuhan
penduduk di pengungsian berubah seiring berjalannya waktu.
u Di Pusat Kolektif dengan kelompok populasi campuran, distribusi NFI dapat menjadi
tantangan. Sebisa mungkin, semua penduduk Pusat Kolektif harus mendapatkan
manfaat dari bantuan tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebelumnya, jelas
dan transparan untuk menghindari kemungkinan kesalahpahaman/konflik.
u Perlu dibuat perjanjian mengenai paket NFI, dengan pertimbangan faktor tarik ulur.

11.1 Distribusi barang bantuan non pangan


Mengembangkan Administrator Pusat Kolektif dan Koordinator Pusat Kolektif dengan Klaster
paket NFI Tempat Perlindungan (Shelter) secara umum mengemban peran penting dan
mempersiapkan daftar barang bantuan non pangan yang akan diberikan kepada
Pusat Kolektif. Pemilihan NFI harus
dilakukan dengan melakukan pembicaraan
dengan berbagai kelompok di pusat Tips
Kolektif, termasuk pria dan wanita, anak Distribusi NFI di Pusat Kolektif
laki-laki dan anak perempuan, orang cacat jangka panjang dapat meliputi
dan orang tua. Hal ini akan perabot.
mempertimbangkan kebutuhan khusus
mengenai konteks dan budaya di mana
penduduk berada.

85
Memilih NFI Sementara mengembangkan paket NFI, harus diperhitungkan pertimbangan
tertentu, karena situasi tertentu, seperti pengungsian, lokasi, distribusi dan
kepulangan yang berlarut-larut, semuanya berdampak terhadap jenis NFI yang
diperlukan.

Pertimbangan mengenai paket NFI


Situasi Pertimbangan

Pengungsian Untuk pengungsian jangka panjang, skenario situasi berubah, karena


kebutuhan untuk kondisi hidup semi permanen meningkat. Jadi, distribusi
berlarut- tempat tidur, kursi, meja, lemari, dll. diperlukan, walaupun hanya sekali.
larut

Musim Mungkin diperlukan selimut tambahan di musim dingin.

Distribusi Jenis makanan yang didistribusikan juga harus dipertimbangkan dalam


makanan mengembangkan paket NFI. Misalnya, jika didistribusikan tepung untuk
membuat roti, maka harus tersedia oven, makanan yang siap saji tidak
memerlukan peralatan tersebut.

Lokasi Tempat perdesaan dan perkotaan mungkin memerlukan NFI khusus.


Distribusi NFI juga dapat dilakukan agak berbeda: misalnya, dapat diberikan
token untuk mengambil paket NFI di tempat penyimpanan.

Kepulangan Setelah orang-orang mulai pulang ke rumah, di mana pengungsi akan


bermukim dan bagaimana benda untuk permukiman itu akan didistribusikan
dan disimpan harus dipertimbangkan.

Standar NFI Penting untuk memastikan agar pelaksana mematuhi standar NFI yang
disepakati. Kit dan kualitas standar memastikan tingkat respons sama bagi
semua pengungsi. Ini juga membantu menghindari ketimpangan antar kamp
dan pusat, serta faktor penarik dan pendorong yang dapat menyebabkan
pengungsian tambahan.

Melacak Pada akhirnya, penting untuk memiliki sistem untuk melacak distribusi NFI di
distribusi NFI mana terjadi ketegangan sosial internal dan ditandai dengan pertentangan atau
keluhan internal, karena staf yang melakukan distribusi dapat berada dalam
bahaya, dipersalahkan dengan tuduhan menguntungkan satu kelompok
penduduk lebih dari kelompok penduduk lain.

11.2 Transisi skema kesejahteraan


Melacak Dalam skenario pengungsian jangka panjang, banyak negara dengan Pusat
distribusi NFI Kolektif meninggalkan metoda penyediaan makanan atau NFI secara langsung
dari waktu ke waktu. Sebaliknya, dilakukan upaya oleh negara untuk
memasukkan penduduk Pusat Kolektif dalam skema kesejahteraan (welfare
scheme). Dengan tidak adanya sistem seperti ini, lembaga-lembaga harus
didorong untuk mengembangkan program bantuan yang lebih komprehensif
86
untuk mengatasi kebutuhan kesejahteraan jangka panjang. Manajer Pusat
Kolektif harus memberikan perhatian lebih terhadap potensi kesenjangan
bantuan dan mungkin harus memberikan pelatihan kepada penduduk Pusat
Kolektif dalam hal persiapan seperti prosedur pendaftaran atau permohonan.

Bacaan lebih lanjut


IASC, 2004 (Dalam perbaikan). Sphere. Humanitarian Charter and Minimum
Standards in Disaster Response; Chapter 4: Minimum Standards in Shelter,
Settlement and Non-Food Items.
IASC Emergency Shelter Cluster, 2009. Selecting NFIs for Shelter.
Tersedia: http://www.sheltercentre.org/library/Selecting+NFIs+Shelter

87
88
12. TEMPAT PERLINDUNGAN

Pesan Utama

u Standar tempat perlindungan (shelter) harus menetapkan ruang tempat tinggal,


termasuk fasilitas seperti ruang dapur dan kamar mandi per keluarga, jika ada, dan
spesifikasi teknis.
u Memberikan tempat perlindungan yang layak adalah tantangan karena terbatasnya
fleksibilitas untuk memperbaiki struktur Pusat Kolektif yang sudah ada.
u Perawatan Pusat Kolektif, khususnya ruang komunal, yang selalu menjadi tantangan
dan memerlukan partisipasi penduduk.
u Kriteria yang jelas mengenai alokasi kamar-kamar Pusat Kolektif harus ditetapkan
dengan keterlibatan dan kesepakatan penduduk jika berlaku.
u Standar tempat perlindungan minimum nasional dan internasional mungkin berbeda.

12.1 Tempat perlindungan: penilaian lima tahap dan proses


intervensi
Solusi Membuat solusi tempat perlindungan yang memadai dalam struktur Pusat
perlindungan Kolektif yang sudah ada pada umumnya merupakan aspek yang paling sulit
yang memadai dalam mencapai standar minimum hidup bermartabat di Pusat Kolektif.

89
Proses Disamping beragam karakteristik Pusat Kolektif di seluruh dunia, pada prinsipnya
pengkajian dan intervensi tempat perlindungan mengikuti logika lima tahapan penilaian dan
intervensi intervensi:

Stabilitas
Pusat Kolektif harus memenuhi standar keselamatan struktural. Bangunan Pusat
Kolektif tidak hanya harus memenuhi persyaratan kestabilan dalam situasi biasa,
namun juga dalam keadaan darurat seperti gempa bumi, angin ribut, atau
kondisi ekstrim lainnya.

Perbaikan dan peningkatan kekurangan struktural biasanya banyak


menghabiskan biaya dan waktu. Dalam hal ini, yang menjadi pertanyaan adalah
apakah perbaikan merupakan pilihan yang masuk akal, atau apakah jika relokasi
penduduk Pusat Kolektif ke Pusat Kolektif lain atau solusi alternatif lain akan
memberikan ruang tempat tinggal yang secara struktural lebih baik
dibandingkan yang sudah mereka tinggalkan.

Sistem "penutupan" dan isolasi


Jika struktur Pusat Kolektif diketahui stabil, prioritas kedua biasanya adalah
"penutupan (seal off)", yang meliputi perlindungan terhadap individu dari unsur
alam. Di atas itu semua, atap tahan air dan jendela yang baik adalah hal yang
sangat penting karena memungkinkan Pusat Kolektif bertahan di semua kondisi
iklim. Di area yang dingin, persiapan menghadapi musim dingin yang tepat bagi
Pusat Kolektif sangat penting, sementara di area yang hangat, ventilasi alam
sangat penting. Di kedua kasus ini, harus ada isolasi yang memadai sehubungan
dengan bahan lokal dan praktik regional. Pengerjaan bagian luar juga penting
untuk mencegah erosi atau kerusakan bangunan.

Adaptasi, perbaikan dan rehabilitasi


Pada saat yang sama ketika dilakukan upaya penutupan (seal off) Pusat Kolektif,
harus dimulai juga adaptasi yang lebih terperinci atau pekerjaan perbaikan. Saat
penduduk beradaptasi dengan berbagai jenis atau cara menghangatkan tempat
mereka, harus diberikan perhatian khusus terhadap keselamatan pusat kolektif
dari kemungkinan bahaya kebakaran. Banyak Pusat Kolektif yang berupa
bangunan bertingkat dan tidak dapat diadaptasikan dengan kebutuhan
penduduk. Harus diberikan perhatian khusus terhadap konstruksi lerengan.

90
Pemeliharaan dan perawatan berkelanjutan
Proses Pekerjaan perawatan dan perbaikan rutin sangat penting untuk mencegah
pengkajian dan menurunnya keselamatan, kesehatan atau kualitas hidup penduduk, serta
intervensi
degradasi struktur bangunan, termasuk kerusakan struktural. Pemeliharaan dan
perbaikan Pusat Kolektif adalah tanggung jawab utama Manajer Pusat Kolektif.
Namun, penduduk Pusat Kolektif dapat mengemban peranan penting dalam
menjalankan tugas ini. Mekanisme koordinasi internal Pusat Kolektif dan sedikit
insentif dapat mendorong penduduk Pusat Kolektif untuk memelihara bangunan
tempat mereka tinggal dengan lebih baik.

Keamanan dan keselamatan selama perbaikan


Keamanan dan keselamatan saat perbaikan struktural harus menjadi prioritas
pertama dan pusat tidak boleh digunakan saat sedang diperbaiki, karena ini
akan berisiko mengancam jiwa penghuninya (keselamatan jiwa akan terancam
jika persyaratan tidak diamati dengan baik).

12.2 Standar tempat perlindungan


Standar tempat Aspek intervensi tempat perlindungan yang krusial adalah standar untuk jumlah
perlindungan ruang tempat tinggal per orang dan karakteristik fisik lain. Saat ini, tidak ada
standar komprehensif yang disepakati secara internasional khusus untuk Pusat
Kolektif. Standar Pusat Kolektif sangat beragam sesuai dengan norma budaya,
lama penggunaan Pusat Kolektif, dan standar nasional.

Standar Standar internasional minimum, seperti yang ditetapkan oleh Sphere dan Buku
minimum Panduan Keadaan Darurat UNHCR, pada umumnya hanya dipatuhi selama
situasi yang sangat kritis. Dari waktu ke waktu, standar meningkat dengan
penduduk Pusat Kolektif berupaya menciptakan kondisi hidup yang kurang lebih
normal. Kompleksnya masalah standar yang selalu berubah seringkali mengarah
pada standar yang tidak jelas atau belum ditetapkan atau pengabaian standar
secara sengaja oleh pelaku tertentu.

91

Pengalaman lapangan

Di Georgia, lembaga yang memperbaiki Pusat Kolektif menghadapi

masalah standar besar meter persegi ruang tempat tinggal per orang yang
 berbeda.

Sphere: 3,5–4,5 m2
UNHCR: 4,5-5,5 m2
Negara: 8-10 m2

Menetapkan dan Administrator Pusat Kolektif dan Koordinator Pusat Kolektif memiliki tanggung
memenuhi jawab utama untuk menetapkan standar yang tepat, dan tanggung jawab
standar Manajer Pusat Kolektif adalah memastikan agar standar-standar itu diterapkan
selama masa penggunaan Pusat Kolektif. Harus diberikan perhatian yang
seksama terhadap dinamika kebutuhan tempat perlindungan selama periode
pengungsian yang panjang, serta terhadap dampak standar yang diterapkan
secara tidak terpadu dan tidak konsisten pada Manajer Pusat Kolektif dan,
terutama, penduduk Pusat Kolektif.

Pengaruh Pertumbuhan alami populasi dari waktu ke waktu mungkin perlu


pertumbuhan dipertimbangkan, khususnya jika bangunan Pusat Kolektif digunakan oleh
penduduk sebagai solusi pengungsian jangka panjang. Tidak disarankan
penggunaan standar minimum yang ketat; namun, harus disediakan ruang
tertentu untuk perkembangan keluarga.

Pemeliharaan Standar yang disepakati juga harus mempertimbangkan pemeliharaan dan


dan perawatan perawatan. Standar jangan hanya menyebutkan tentang ruang tempat tinggal
per orang atau keluarga, namun juga memberikan panduan mengenai sejumlah
masalah lain, seperti privasi, kehormatan, keselamatan, praktik sosial dan
ketentuan dan pemeliharaan sumber daya bersama, termasuk fasilitas air dan
sanitasi, memasak, distribusi makanan, dll. Penduduk Pusat Kolektif harus
dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ini.

Menetapkan Keputusan mengenai bagaimana cara menerapkan standar dalam kasus khusus
standar adalah hal yang kompleks, namun harus disepakati dan dipatuhi oleh para
pemangku kepentingan saat melakukan perbaikan Pusat Kolektif.

92
Spesifikasi structural yang harus ditetapkan untuk perbaikan pusat kolektif jangka panjang

Unsur Jenis spesifikasi


struktural

Atap  Atap runcing atau atap datar dengan drainase yang layak
 Bahan pelapis
 Masa jaminan solusi minimum
Dinding  Bahan yang digunakan untuk dinding penyangga dan bukan penyangga
 Ketebalan dinding bukan penyangga
 Plaster – ya atau tidak
 Cat – ya atau tidak
Lantai  Bahan yang akan digunakan untuk kamar yang berbeda

Jendela  Dimensi minimum (kaca tunggal atau ganda)


 Bahan yang digunakan
 Jenis jendela
Pintu  Bahan yang digunakan
 Dapat dikunci – ya atau tidak
 Dimensi minimum (misalnya untuk orang dengan kebutuhan khusus)
Air dan  Konsumsi air per hari
sistem  Lokasi dan jenis sumber air (identifikasi sumur air, jika ada)
pembuangan  Kapasitas penyimpanan air
air  Pasokan air di dalam dan di luar Pusat Kolektif
 Bahan yang digunakan
 Bak cuci per unit
 Dimensi tangki septik atau solusi lain (jika ada)
 Jarak antara tangki septik dan Pusat Kolektif dan/atau sumber air
Sistem listrik  Kilowatt jam yang digunakan per individu
 Meter listrik dan sekering per unit
 Bohlam dan soket per ruang
Pemanas  Jenis pemanas (kayu, gas, listrik, panel surya)
 Lokasi penyimpanan bahan dan kuantitas pemanas per unit
 Solusi cerobong asap
Kamar mandi  Kamar mandi dan toilet per keluarga/unit/orang
 Jarak ke kamar mandi
 Bentuk pemanas air (dan dimensi ketel)
 Kuantitas dan kualitas fasilitas (bak cuci, shower, toilet) per
keluarga/unit/orang
 Ubin atau dinding – ya atau tidak

93
Spesifikasi structural yang harus ditetapkan untuk perbaikan pusat kolektif jangka panjang

Unsur Jenis spesifikasi


struktural

Keselamatan  Pemadam kebakaran per unit


 Pintu keluar dan jalan keluar darurat
 Mekanisme deteksi dan alarm kebakaran yang terpasang
 Pintu darurat
Kamar tidur (jika  Dimensi
ada)  Jenis partisi

Sambungan dari halaman sebelumnya

Pentingnya Kurangnya perawatan atau perbaikan secara berkala menyebabkan pengikisan


perawatan dan kondisi tempat tinggal lebih lanjut dan semakin rusaknya fasilitas, dan bahkan
perbaikan kerusakan secara struktural. Oleh karena itu, perawatan dan perbaikan secara
berkala sangat penting.

Tanggung jawab Perawatan dan perbaikan Pusat Kolektif adalah tanggung jawab utama Manajer
perawatan dan Pusat Kolektif. Namun, penduduk Pusat Kolektif dapat mengemban peranan
perbaikan penting dalam menjalankan tugas ini. Mekanisme koordinasi internal Pusat
Kolektif dan insentif yang kecil dapat mendorong penduduk Pusat Kolektif untuk
memelihara bangunan tempat mereka tinggal dengan lebih baik. Khususnya di
Pusat Kolektif jangka panjang, harus dibentuk kelompok penduduk Pusat
Kolektif yang saling membantu untuk memelihara Pusat Kolektif.

Pengalaman lapangan

Di Armenia, penduduk Pusat Kolektif dilengkapi dengan alat dan


mendapatkan pelatihan untuk melakukan perbaikan kecil di Pusat Kolektif.

94
Bacaan lebih lanjut
UNDRO, 1982. Shelter after disaster.
IASC, 2004 (Dalam perbaikan). Sphere. Humanitarian Charter and Minimum
Standards in Disaster Response; Chapter 4: Minimum Standards in Shelter,
Settlement and Non-Food Items.
UNOCHA, 2008. Transitional Settlement and Reconstruction after natural
disasters.
Tersedia:
http://www.sheltercentre.org/library/Transitional+
settlement+and+reconstruction+after+natural+disasters
NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 15: Shelter.
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293575.pdf
IASC Emergency Shelter Cluster, 2009. Selecting NFIs for Shelter.
Tersedia: http://www.sheltercentre.org/library/Selecting+NFIs+Shelter
Situs web oneresponse:
http://oneresponse.info/GlobalClusters/Pages/default.aspx

95
96
13. AIR, SANITASI DAN HIGINITAS

Pesan Utama

u Infrastruktur dan fasilitas air, sanitasi dan kesehatan di Pusat Kolektif umumnya
sangat tidak layak. Solusinya biasanya cukup kompleks dan mahal, tetapi penting.
u Standar kuantitas dan kualitas fasilitas air, sanitasi dan kesehatan, serta tradisi
budaya dan skema perawatan, harus diatasi.
u Keterlibatan perwakilan kelompok pengguna yang berbeda adalah penting untuk
memastikan akses air, sanitasi dan higinitas yang aman, layak dan sesuai.

Pasokan air Kondisi air, sanitasi dan higinitas di dalam dan sekitar Pusat Kolektif sangat
berbeda. Di area perkotaan, air untuk Pusat Kolektif bisa berasal dari pasokan
air umum, yang terhubung ke Pusat Kolektif. Jika Pusat Kolektif sudah
terhubung namun masih kekurangan air, misalnya karena koneksi terputus,
maka koneksi ini perlu diperbaiki. Jika kekurangan air disebabkan masalah
dengan pasokan air kota, maka harus ditemukan solusinya. Jika memungkinkan,
solusi ini harus mencakup dukungan otoritas air untuk mengatasi masalah air
kota (hal ini akan cukup membantu meminimalkan ketidakpuasan di antara
otoritas dan masyarakat penampung terhadap penduduk Pusat Kolektif dan
penyedia layanan).

97
Pasokan air Tetapi, di banyak kasus, pasokan air Pusat Kolektif terjamin melalui sistem air
independen seperti sumur bor/galian manual
yang dioperasikan secara manual maupun
dengan pompa bermotor. Apapun sumber Tips
airnya, Pusat Kolektif harus memiliki fasilitas Disarankan untuk
penyimpanan air untuk mengatasi membuat komite
kekurangan air. Selanjutnya, pengumpulan Sanitasi-Higinitas Air di
air rumah tangga dan wadah penyimpanan Pusat Kolektif.
yang layak harus didistribusikan kepada
penduduk Pusat Kolektif sebagai bagian dari
paket NFI.

Pipa saluran air Di banyak negara dengan Pusat Kolektif, kelancaran air di dalam Pusat Kolektif
dalam ruangan dan di dalam tempat tinggal individu (yaitu pipa saluran air dalam ruangan)
adalah standar. Khususnya di Pusat Kolektif jangka panjang, aturan nasional ini
harus ditaati, bahkan jika aturan itu jauh di atas standar kemanusiaan dasar.

Menguji air Air minum harus diuji secara berkala untuk memastikannya memenuhi standar
minum kesehatan nasional. Struktur kesehatan nasional dan Manajer Pusat Kolektif
harus memastikan agar pengujian ini dilakukan, dan agar diterapkan tindakan
remediasi yang diusulkan.

Penggunaan air Mengenai pasokan air, secara umum, indikator Sphere 15 liter per orang per hari
terlalu rendah. Penggunaan air di antara penduduk Pusat Kolektif secara
substansial melebihi jumlah ini, sebagian karena banyak Pusat Kolektif memiliki
pasokan air yang disalurkan dengan pipa dan toilet yang menggunakan air
untuk flushing. Karena perbedaan kebiasaan budaya, standar nasional, dan
ketersediaan air secara aktual, tidak dapat dinyatakan aturan yang berlaku
secara standar dan luas.

98
Sanitasi yang Solusi sanitasi harus memperhatikan norma budaya dan standar higinitas yang
memadai dan relevan, disamping keterbatasan struktural Pusat Kolektif. Lebih lanjut, dari
aman perspektif perlindungan, pentingnya fasilitas terkait jender yang proporsional
terhadap rasio pria dan wanita tidak dapat diremehkan. Banyak Pusat Kolektif
yang tidak dibangun untuk hunian manusia dan seringkali tidak memiliki bentuk
instalasi sanitasi yang layak. Peremajaan Pusat Kolektif dengan solusi sanitasi,
walaupun mahal, sangatlah sulit dan memerlukan tingkat keahlian teknis yang
tinggi di pihak perancang dan pelaksana. Fasilitas luar ruangan bisa menjadi
pilihan yang memungkinkan yang masih dapat diterima oleh penduduk Pusat
Kolektif. Dalam kasus ini, akses yang aman ke fasilitas luar ruangan harus
diberikan bagi semua pengguna, khususnya anak-anak, wanita, dan individu
dengan kebutuhan khusus.

“Satu keluarga, Di Pusat Kolektif jangka panjang, keluarga atau rumah tangga biasanya
satu kamar merupakan unit yang tepat untuk satu ruang sanitasi (toilet dan mandi).
mandi” Sementara di banyak kasus, aturan "satu keluarga, satu kamar mandi" tidak
dapat diwujudkan karena keterbatasan struktural, dan pengalaman
menunjukkan bahwa, jika memungkinkan, ini adalah pilihan yang perlu
diupayakan. Pendekatan ini memastikan agar fasilitas ini terpelihara dengan baik
–tugas yang lebih sulit untuk unit yang digunakan oleh beberapa keluarga atau
rumah tangga. Fasilitas yang sering digunakan memerlukan skema perawatan
dan pembersihan yang harus diikuti oleh penduduk Pusat Kolektif, walaupun
skema seperti ini biasanya tidak terwujud.

Sistem Terkait pembuangan air, jika menghubungkan Pusat Kolektif dengan sistem
pembuangan air pembuangan air yang sudah ada tidaklah memungkinkan, maka dapat dibangun
tangki septik luar ruangan dengan jarak yang aman dari sumur air. Tetapi,
tangki septik ini memerlukan skema perawatan karena harus dikosongkan
secara berkala. Perawatan ini memerlukan koordinasi dengan unit kesehatan
dan sanitasi nasional, karena penduduk Pusat Kolektif biasanya tidak dapat
melakukan pekerjaan ini.

99
Bacaan lebih lanjut
NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 14: Water, Sanitation and
Hygiene.
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293573.pdf
Situs web oneresponse:
http://oneresponse.info/GlobalClusters/Pages/default.aspx

100
14. AKSES KESEHATAN

Pesan Utama

u Layanan kesehatan diberikan sesuai dengan strategi respons yang dikembangkan


oleh Klaster Kesehatan, dengan berkonsultasi dengan otoritas kesehatan nasional dan
lokal, jika memungkinkan.
u Standar minimum dalam layanan kesehatan ditetapkan, dengan memperhitungkan
pedoman dan kebijakan kesehatan nasional dan referensi teknis dan referensi
kemanusiaan internasional kunci.
u Masalah khusus yang terkait dengan situasi Pusat Kolektif ditemukan dalam
kesehatan lingkungan, kesehatan seksual dan reproduksi, kontrol penyakit menular
dan dukungan psikologis.

14.1 Penyediaan layanan kesehatan


Strategi untuk Mengembangkan strategi dan perencanaan akses layanan kesehatan adalah
layanan tindakan prioritas sektor kesehatan. Strategi ini adalah hasil dari analisis
kesehatan masalah dan risiko, sumber daya dan layanan, dan konteks kesehatan. Strategi
ini bertujuan mengurangi kematian (mortalitas), insiden atau prevalensi penyakit
(morbiditas) dan kecacatan yang dapat dihindari dan memulihkan penyediaan
dan akses yang merata pada layanan kesehatan dasar yang bersifat pencegahan
(preventif) dan pengobatan (kuratif) secepat mungkin dan dengan cara yang
berkelanjutan.

101
Strategi untuk Penyediaan layanan kesehatan dasar bagi pengungsi internal secara umum, dan
layanan kepada orang yang ditampung di Pusat Kolektif secara khusus, jangan sampai
kesehatan memiliki dampak negatif terhadap penyediaan layanan terhadap masyarakat
penampung. Meningkatnya kebutuhan
layanan kesehatan yang diakibatkan oleh
Tips
tingginya jumlah populasi membutuhkan
kerjasama dan advokasi yang baik dengan Ikuti strategi dan rencana
pemangku kepentingan nasional dan lokal. khusus kesehatan terbaru
untuk akses layanan
Hal ini juga memerlukan perencanaan
kesehatan; beritahukan
komprehensif, yang dapat mencakup
penduduk Pusat Kolektif
penyiapan fasilitas layanan kesehatan
segera.
sementara di area yang ditangani sebelum
dan/atau setelah krisis.

Standar Memastikan standar juga menjadi prioritas. Piagam Kemanusiaan dan Standar
kesehatan Minimum Sphere dalam Tanggap Darurat adalah referensi utama, namun bukan
satu-satunya. Juga ada referensi khusus; diberikan daftar di Klaster Kesehatan,
panduan IASC5. Terakhir, namun bukan minimal, juga dibuat referensi untuk
standar nasional, khususnya dalam situasi jika melebihi minimum yang
direkomendasikan oleh kebijakan internasional.

14.2 Masalah khusus


Ancaman lingkungan dan kesehatan
Risiko Manajer Pusat Kolektif harus mengambil langkah untuk mencegah dan
lingkungan yang mengurangi risiko utama yang berkaitan dengan lingkungan yang terlalu padat,
terlalu padat khususnya penyakit menular, dengan memastikan akses ke fasilitas air dan
sanitasi yang layak dan peningkatan higinitas, program pengendalian pembawa
penyakit (vektor) dan pembuangan sampah yang aman dan layak.
Harus tersedia peralatan dan prosedur komunikasi yang memadai agar fungsi
sistem peringatan penyakit epidemik berfungsi dengan baik.

Vaksinasi Kampanye vaksinasi campak harus dilaksanakan, jika ditemukan rendahnya


tingkat vaksinasi di antara penduduk Pusat Kolektif berusia 1 hingga 15 tahun.
Vaksinasi lain mungkin diperlukan sesuai ancaman lokal (misalnya meningitis
atau demam kuning) dan perlindungan imunisasi khusus di antara populasi
Pusat Kolektif.

5
http://www.who.int/hac/global_health_cluster/guide/en/index.html
102
Pengkajian oleh Spesialis lingkungan kesehatan masyarakat harus diterjunkan untuk menilai
spesialis secara sistematis semua potensi ancaman terhadap kesehatan manusia yang
mungkin ada di Pusat Kolektif, seperti jenis cendawan tertentu, bahan konstruksi
berbahaya seperti asbes, dan limbah medis/biologis. Manajer Pusat Kolektif
harus ada untuk segera mengatasi ancaman-ancaman ini secepatnya setelah
terdeteksi.

Kesehatan seksual dan reproduksi


Kesehatan Mengatasi kebutuhan seksual dan reproduksi orang yang tinggal di tempat
seksual dan kolektif adalah prioritas manusiawi yang penting dan umum. Penting untuk
reproduksi mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, kematian
ibu dan anak, dan transmisi penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

Kebutuhan kesehatan seksual dan reproduksi (SRH) cenderung diabaikan


sebagai bagian dari respons kesehatan secara umum, dan di tempat darurat
secara khusus. Penting agar penduduk Pusat Kesehatan memiliki akses
setidaknya layanan kesehatan seksual dan reproduksi prioritas (pencegahan
HIV, kesehatan ibu dan anak, dan pencegahan dan respons pelecehan seksual)
yang diuraikan dalam Paket Layanan Awal Minimum (MISP), serta akses
perencanaan keluarga. Perencanaan keluarga menyelamatkan jiwa dan
merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah aborsi yang tidak aman,
yang merupakan penyebab utama kematian ibu dan kecacatan. Oleh karena itu
sangat penting untuk memastikan agar alat kontrasepsi tersedia setiap saat bagi
orang yang tinggal di Pusat, terlepas dari status pernikahannya. Kondom pria
dan wanita harus ditempatkan di area yang tepat, seperti fasilitas tempat
mencuci dan toilet. Sama halnya, Manajer Pusat Kolektif bertanggung jawab
memastikan informasi mengenai dan akses metode perencanaan keluarga
jangka pendek dan jangka panjang untuk membantu pasangan dan individu
mengatur jarak kelahiran anak dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Kehamilan Diperkirakan 4 persen populasi pengungsi mengalami kehamilan pada saat


tertentu. Lima belas persen dari kehamilan ini akan mengalami komplikasi
kandungan yang mengancam jiwa yang membutuhkan perawatan kandungan
darurat. Manajer Pusat Kolektif bertanggung jawab bekerja dengan layanan
kesehatan untuk memastikan agar semua wanita dan anak perempuan yang
hamil memiliki akses informasi untuk membantu memandu kehamilannya, dan
tersedia mekanisme rujukan yang tepat untuk memastikan kelahiran yang aman
dan manajemen komplikasi kandungan.

103
Kesehatan Kebutuhan kesehatan seksual dan reproduksi lain, seperti pembalut dan tempat
wanita dan anak yang aman bagi wanita dan anak perempuan untuk mengganti dan
perempuan membersihkan diri, adalah sangat penting untuk memastikan kehormatan dan
kesehatan reproduksi dan keselamatan wanita dan anak perempuan, dan sangat
penting bagi mereka untuk berpartisipasi dalam masyarakat dan proses
pembangunan.

Manajemen penyakit menular


Manajemen Penyakit menular, khususnya yang ditularkan melalui serangga dan hama
penyakit tungau (kudis, kutu dll.), seringkali muncul di Pusat Kolektif. Manajer Pusat
menular Kolektif harus mengetahui ancaman ini dan mengambil langkah pencegahan
dengan:

 Memastikan akses ke fasilitas mencuci yang memadai, termasuk mencuci


pakaian dan linen (seprai, alas meja dan handuk);

 Menggalakkan higinitas; dan

 Menerapkan program pengendalian pembawa penyakit (vektor) yang tepat.

Layanan Penyakit menular lain juga dapat menyebar dengan cepat. Oleh karena itu,
kesehatan penting untuk bekerja sama dengan layanan kesehatan masyarakat dan
umum memastikan penduduk Pusat Kolektif mendapatkan vaksin sesuai kebijakan
imunisasi nasional.

Kesehatan mental dan dukungan psikologis


Keamanan, Kesehatan semua orang harus dilindungi melalui penetapan kembali keamanan
keselamatan dan dan keselamatan dan akses layanan yang dapat mengatasi kebutuhan dasar
layanan mereka.

Dukungan Orang dengan gangguan kejiwaan sebelumnya harus menerima perawatan dan
kejiwaan dukungan medis lanjutan yang baik. Ini meliputi dukungan psikotropika lanjutan,
yang diberikan bersama dengan bentuk dukungan non medis, seperti lokakarya
keterampilan atau kreatif dan konseling. Pendidikan kesehatan mental harus
diberikan bagi seluruh penduduk, untuk menghindari stigma terhadap individu
yang terdampak.

Kerentanan Banyak pengungsi bertahan terhadap pengalaman yang penuh tekanan selama
psikososial krisis dan/atau pengungsian mereka, dan mungkin menghadapi kondisi hidup
yang baru, yang kadang sangat buruk, di Pusat Kolektif. Salah satu faktor ini
atau efeknya secara bersamaan dapat menimbulkan kerentanan psikososial. Hal
ini dapat berdampak terhadap keluarga secara keseluruhan, dan setiap
anggotanya. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan perasaan normal dan
memastikan agar individu memiliki akses ke mekanisme utama dukungan
masyarakat dan keluarga.

104
Kegiatan Jika sudah ada, pertolongan pertama bantuan psikologis harus segera diberikan
kepada penduduk Pusat Kolektif. Pada tahap kedua, mobilisasi masyarakat,
kegiatan rekreasi, kegiatan sosialisasi dan keterampilan harus diorganisir bagi
seluruh pouplasi; anak-anak juga harus dibiarkan bermain. Kegiatan yang
mentargetkan penduduk Pusat Kolektif ini, pada tahap selanjutnya, harus
bersama-sama mentargetkan Pusat Kolektif dan populasi penampung.

Kelompok Selain itu, kelompok pendukung dan konseling individu dan kelompok harus
pendukung tersedia selama berada di Pusat Kolektif.
konseling
Layanan peka Walaupun pada umumnya dukungan diberikan kepada dan diterima oleh anak-
pria anak dan wanita, tekanan yang diakibatkan hilangnya atau berkurangnya peran
tradisional bagi pria dewasa tidak dapat dianggap remeh, dan dapat
menimbulkan kekerasan keluarga jika tidak diatasi. Laki-laki biasanya enggan
mengakui kerentanan dan masalah emosi. Oleh karena itu, mereka harus
ditargetkan untuk layanan peka pria, termasuk kelompok pendukung, kelompok
diskusi, dan kombinasi kegiatan keterampilan-konseling.

Penyediaan Lamanya waktu individu dan keluarga pengungsi berada di Pusat Kolektif
layanan jangka kemungkinan juga berdampak terhadap kesehatan psikologis mereka. Seperti
panjang halnya pada berbagai bentuk akomodasi institusional, kecuali dapat dipastikan
privasi dan kemandirian yang cukup, jangka waktu tinggal yang berkepanjangan
kemungkinan mengakibatkan tekanan, yang dapat menyebabkan depresi,
ketidaktenteraman sosial, atau masalah psikososial individu atau komunal lain.
Terlepas dari kebutuhan dukungan psikososial yang terdokumentasi dengan
baik, layanan aktual yang diberikan kepada penduduk biasanya rendah. Manajer
Pusat Kolektif bertanggung jawab untuk memastikan agar layanan ini diberikan.
Diperlukan bantuan psikososial di Pusat Kolektif jangka pendek dan jangka
panjang; masalahnya mungkin berbeda di pusat-pusat ini, namun kesemuanya
memerlukan tanggapan yang tepat.

105
Bacaan lebih lanjut
IASC, 2004 (Dalam perbaikan). Sphere. Humanitarian Charter and Minimum
Standards in Disaster Response; Chapter 5: Minimum Standards in Health
Services.
NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 16: Health Care and Health
Education.
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293577.pdf
IASC, Provisional version June 2009. Health Cluster: Global Health Cluster Guide.
Tersedia: http://www.crid.or.cr/digitalizacion/pdf/eng/doc17912/doc17912-a.pdf
Inter-agency Working Group on Reproductive Health in Crises, 2010. Inter-
agency Field Manual on Reproductive Health in Humanitarian Settings.
Tersedia: http://www.iawg.net/IAFM 2010.pdf
Situs web oneresponse:
http://oneresponse.info/GlobalClusters/Pages/default.aspx

106
15. PENDIDIKAN

Pesan Utama

u Pendidikan adalah hak asasi manusia yang paling mendasar dan dapat menjadi
penyelamat dan mendukung keberlanjutan kehidupan dalam konteks krisis.
u Menggunakan fasilitas pendidikan sebagai Pusat Kolektif harus dihindari. Tetapi, jika
tidak dapat terhindarkan, harus diambil langkah untuk mengurangi dampak
negatifnya.

Menegakkan hak Akses pendidikan yang aman dan berkualitas bagi semua orang yang terkena
pendidikan dampak oleh pengungsian adalah hak asasi manusia yang mendasar dan
merupakan tindakan perlindungan yang penting. Manajer Pusat Kolektif harus
bekerja sama dengan otoritas pendidikan lokal dan kelompok sektor/klaster
pendidikan terkait untuk memastikan agar hak pendidikan penduduk Pusat
Kolektif dan masyarakat penampung terpenuhi. Jika sekolah atau fasilitas belajar
lain digunakan sebagai Pusat Kolektif, harus diambil langkah pencegahan untuk
mengurangi gangguan yang disebabkan bagi pelajar dan sistem pendidikan
dalam jangka waktu pendek dan panjang.

Pengalaman lapangan

Di Filipina, akomodasi populasi pengungsi di sekolah menyebabkan


perdebatan tentang hak pendidikan dengan hak untuk mendapatkan
tempat perlindungan.

107
15.1 Pusat Kolektif di fasilitas pendidikan
Bangunan Idealnya, bangunan sekolah jangan digunakan untuk Pusat Kolektif. Harus
sekolah dilakukan identifikasi sebelumnya tentang lokasi alternatif yang akan digunakan
sebagai tempat perlindungan untuk memastikan agar sekolah hanya digunakan
sebagai upaya terakhir. Jika penggunaan sekolah sebagai tempat perlindungan
tidak terhindarkan, maka Manajer Pusat Kolektif dapat bekerja dengan otoritas
pendidikan lokal untuk meminimalkan dampak negatif penggunaan sekolah atau
fasilitas belajar lain sebagai tempat perlindungan, dengan menggunakan strategi
praktis yang baik berikut:

 Hindari penggunaan ganda bangunan untuk pendidikan sekaligus untuk


tempat perlindungan. Jika sekolah digunakan sebagai Pusat Kolektif, maka
harus dicari lokasi alternatif untuk sekolah itu. Pengurangan atau
pembatalan kegiatan pendidikan sebagai akibat dari pengungsian tidak
dapat diterima dan harus dihindari.

 Jika koeksistensi ini tidak dapat dihindari, maka harus ada pemisahan yang
jelas antara ruang yang digunakan untuk pendidikan dan ruang yang
digunakan untuk tempat perlindungan serta fasilitas air/sanitasi.

 Koeksistensi pendidikan dan tempat perlindungan dapat mengakibatkan


risiko perlindungan baru dan serius bagi anak-anak dan anak belia.
Mengidentifikasi dan mengelola risiko ini sangat penting, misalnya dengan
memastikan agar orang dewasa tidak melakukan kontak dengan anak
sekolah.

 Tidak boleh ada pengusiran paksa kapan pun6.

 Properti sekolah harus dilindungi sehingga tidak mengalami kerusakan


selama masa penggunaan bangunan sebagai Pusat Kolektif. Memindahkan
perpustakaan, berkas, bahan laboratorium, meja dan kursi ke tempat yang
dirancang untuk penyimpanan akan dapat menghindarkan potensi
kerusakan.

uu Untuk informasi lebih lanjut mengenai penutupan Pusat Kolektif, silakan


lihat bab 17.


Pengalaman lapangan

Di Sri Lanka, pengungsi internal yang berlindung di sekolah menggunakan

kursi sebagai kayu bakar. Peralatan yang berharga dihancurkan dan butuh
waktu bertahun-tahun untuk menggantinya. Hal ini memiliki dampak
negatif jangka panjang bagi penyediaan pendidikan.

6
Lihat Pengusiran, halaman 118.
108
Menghindari Penggunaan fasilitas pendidikan sebagai Pusat Kolektif dapat mengakibatkan
ketegangan lokal ketegangan dan ketidakpuasan di antara masyarakat penampung dan
pengungsi. Untuk menghindari hal ini, dapat diambil tindakan berikut:

 Jika bangunan pendidikan digunakan sebagai Pusat Kolektif, maka harus ada
jaminan bahwa akan ditemukan tempat alternatif untuk sekolah, dan bahwa
bangunan sekolah itu akan tetap dalam kondisi yang baik saat dikembalikan
untuk penggunaannya semula. Jika memungkinkan, kesempatan untuk
memperbaiki bangunan atau area di sekitarnya harus dilakukan, misalnya,
dengan memberikan dan memperbaiki penyediaan sanitasi, memperkuat
struktur atau memperbaiki tempat bermain.

 Mencari cara mengganti rugi masyarakat pendidikan dengan manfaat nyata


akan membantu mengurangi perasaan buruk dan potensi konflik.

 Batas waktu pengembalian bangunan pendidikan ke fungsi asalnya harus


ditetapkan di awal dan dipenuhi sebaik mungkin. Harus dilakukan upaya
untuk mencegah seluruh keluarga tinggal berkepanjangan tanpa batas di
sekolah setelah krisis terjadi untuk waktu yang lama.

 Jika memungkinkan, masyarakat pendidikan harus dilibatkan dalam


administrasi sekolah yang dihuni sebagai Pusat Kolektif. Pelaku pendidikan
dapat bekerja dengan Manajer Pusat Kolektif untuk menyediakan kegiatan
untuk meningkatkan kualitas hidup Pusat Kolektif. Jenis kegiatan ini dapat
berupa kegiatan yang bermanfaat secara psikososial, baik bagi masyarakat
penampung maupun pengungsi.

Pengalaman lapangan

Di Kuba, kelompok anak dan pemuda dari sekolah yang terdampak


menjalankan peran sebagai sukarelawan kultural dan rekreasional, dengan
memberikan kegiatan bagi penduduk Pusat dan terlibat dalam upaya
pemulihan.

109
15.2 Praktik baik yang relevan untuk penyediaan pendidikan
Penyediaan Dalam kondisi darurat, penyediaan pendidikan berkelanjutan sangat penting: hal
pendidikan ini adalah hak asasi manusia yang mendasar dan memainkan peran utama
dalam penyediaan perlindungan fisik, kognitif dan psikososial. Harus diberikan
perhatian untuk memastikan agar kedatangan populasi pengungsi secara umum,
dan penduduk Pusat Kolektif secara khusus, tidak mengganggu penyediaan
pendidikan bagi masyarakat penampung. Idealnya, penduduk Pusat Kolektif dan
pelajar yang tedampak di masyarakat penampung digabungkan ke sekolah-
sekolah sekitarnya. Jika tidak memungkinkan, maka harus dibangun tempat
belajar sementara, sementara mencari solusi jangka panjang. Selain panduan
yang diberikan di atas untuk mengurangi penggunaan dan dampak negatif
fasilitas pendidikan sebagai Pusat Kolektif, Manajer Pusat Kolektif harus bekerja
dengan otoritas pendidikan lokal dan kelompok sektor/klaster pendidikan terkait
untuk mengatasi masalah-masalah berikut:

Catatan umum mengenai pendidikan

Ranah Pertimbangan utama


pendidikan
Analisis • Penilaian jumlah anak dan pemuda yang tidak sekolah dari masyarakat
penampung dan pengungsi harus dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan utama dari kedua masyarakat ini. Data harus
dipilah berdasarkan jenis kelamin dan usia.
• Analisa penyediaan pendidikan yang tesedia – apakah ada kesempatan
bagi penduduk Pusat Kolektif untuk masuk ke sekolah lokal? Apakah
perlu membangun tempat belajar di dekat atau di Pusat Kolektif?
Apakah anak-anak dan pemuda dari masyarakat penampung juga
masuk ke tempat belajar sementara?
Partisipasi • Masyarakat pengungsi dan penampung harus dilibatkan dalam
masyarakat identifikasi pelajar yang tidak sekolah dan potensi lokasi alternatif
untuk kegiatan pendidikan.
• Analisa upaya pembelajaran berbasis komunitas dan pendidikan yang
telah berjalan – bagaimana caranya upaya ini dapat dibangun?
• Pertimbangkan sumber daya untuk mendukung partisipasi dan
pembelajaran di masyarakat, seperti guru, pekerja sosial atau orang
dewasa lain yang terpercaya – bagaimana caranya agar mereka dapat
dilibatkan untuk memfasilitasi kegiatan belajar dan rekreasi bagi anak
dan pemuda?
Bersambung ke halaman selanjutnya

110
Catatan umum mengenai pendidikan

Ranah Pertimbangan utama


pendidikan
Akses dan • Jika penduduk Pusat dan pelajar dari masyarakat penampung bisa
lingkungan masuk ke sekolah lokal, upayakan untuk memastikan agar rute jalan
belajar menuju sekolah aman dan dapat diakses, khususnya bagi kelompok
rentan seperti pelajar perempuan dan cacat, dan agar keperluan
dokumentasi (kertas identitas, laporan sekolah) dan biaya sekolah tidak
menjadi penghalang pendaftaran.
• Jika tempat belajar dibangun, lokasi harus aman dan protektif. Kuantitas
fasilitas air dan sanitasi yang aman sangat penting bagi kesehatan dan
perlindungan pribadi, dan penyediaan layanan lain seperti layanan
kesehatan dan nutrisi berbasis sekolah juga perlu dipertimbangkan.
• Kebutuhan fisik dan psikis pelajar dapat diatasi melalui upaya-upaya
untuk memastikan agar lingkungan belajar bebas dari sumber bahaya
bagi pelajar, dan agar guru dan personel pendidikan lain diberikan
keterampilan yang mereka perlukan untuk menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung, termasuk rutinitas dan interaksi biasa dengan
teman sebaya dan orang dewasa yang ramah.

Belajar dan • Pendidikan dapat berfungsi sebagai kesempatan untuk menyampaikan


mengajar informasi kunci penyelamat jiwa yang terkait dengan kebutuhan
perlindungan, kesehatan dan keselamatan, seperti pesan kesadaran
kebersihan atau ranjau darat.
• Jika tempat belajar sudah dibangun, gunakan kurikulum dan materi
populasi pengungsi, dalam bahasa yang dikuasai pelajar dan pengajar,
biasanya disarankan, khususnya di awal tahun-tahun belajar.
• Pertimbangkan untuk bekerja dengan sekolah lokal untuk memberikan
program percepatan pembelajaran atau mengejar kelas jika terjadi
keterlambatan yang substansial.
Guru dan • Cobalah mencari guru yang terlatih di antara populasi pengungsi. Orang
personel dewasa lain yang bertanggung jawab juga dapat mengambil tanggung
pendidikan lain jawab mengajar. Kembangkan Kode Etik bersama-sama.
• Mendukung kebutuhan psikososial guru sangatlah penting; misalnya,
berikan waktu dan ruang kepada guru untuk berbicara satu sama lain
dan berikan dukungan teman sejawat.
• Pastikan agar kompensasi bagi guru di tempat belajar sementara merata
dan berkelanjutan dan sejalan dengan tarif pasar lokal.

Kebijakan dan • Jika perlu, bekerjalah dengan otoritas pendidikan lokal untuk transisi
koordinasi peserta didik dari tempat sementara ke sekolah lokal; hal ini meliputi
pendidikan upaya untuk memastikan kebijakan itu mendukung akses kesempatan
belajar yang fleksibel.
• Bekerjalah dengan otoritas pendidikan untuk memastikan agar pelajar
menerima ijazah/pengakuan untuk pembelajaran yang diselesaikan di
masa pengungsian.
Sambungan dari halaman sebelumnya
111
Bacaan lebih lanjut
UNESCO, 2006. Guidebook for Planning Education in Emergencies and
Reconstruction; Chapter 10: Learning Spaces and School Facilities.
Tersedia: www.ineesite.org/toolkit/docs/Chapter10.pdf
Women‟s Refugee Commission, 2006. Right to Education During Displacement:
A resource for organisations working with refugees and internally displaced
persons.
Tersedia: www.ineesite.org/toolkit/docs/right_to_ed.pdf
UNHCR, 2007. Safe Schools and Learning Environment, How to Prevent and
Respond to Violence in Refugee Schools, A Guide.
NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 17 : Education.
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293579.pdf
UNICEF, 2009. A Practical Guide for Developing Child Friendly Space.
INEE, 2010. INEE Minimum Standards for Education: Preparedness, Response,
Recovery.
Tersedia: http://www.unicef.org/eapro/Minimum_Standards_English_2010.pdf
Situs web oneresponse:
http://oneresponse.info/GlobalClusters/Pages/default.aspx

112
16. DUKUNGAN PENGHIDUPAN

Pesan Utama

u Dukungan penghidupan/mata pencaharian sangat penting untuk masa pengungsian


jangka panjang.
u Intervensi harus mempertimbangkan lokasi, tingkat pendidikan dan jender dari
penerima bantuan, serta konteks pengungsian.
u Diperlukan kejelasan konseptual terhadap pendekatan yang digunakan.

16.1 Pertimbangan umum penghidupan


Pendukung Dukungan penghidupan bagi penduduk Pusat Kolektif berlaku untuk sebagian
penghidupan besar skenario pengungsian jangka panjang. Pertimbangan mengenai
kemungkinan cara bagi penduduk agar mandiri dan tidak bergantung pada
bantuan dari luar biasanya meningkat seiring dengan berkurangnya bantuan
kemanusiaan setelah bencana. Tetapi, sejumlah prakondisi penting untuk
kesuksesan program penghidupan biasanya tercapai jauh sebelum bantuan
kemanusiaan terhenti.

Pertimbangan Beberapa faktor yang sangat penting bagi program penghidupan bagi penduduk
program Pusat Kolektif adalah sebagai berikut:
penghidupan  Lokasi Pusat Kolektif: Sebagai aturan, lokasi Pusat Kolektif di area yang
berdekatan (dengan tempat asal pengungsi) dan yang lebih luas memiliki
dampak yang besar terhadap pilihan penghidupan. Pusat Kolektif di
pedesaan dan perkotaan dapat memberikan kesempatan yang berbeda.

113
Pertimbangan  Konteks pra pengungsian: Penduduk Pusat Kolektif pada umumnya ingin
program melanjutkan cara hidup yang dijalani sebelumnya setelah masa
penghidupan pengungsian. Latar belakang
penduduk perkotaan atau pedesaan
Tips
sebelum pengungsian sangat
berpengaruh terhadap kegiatan Inisiatif kesuksesan
ekonomi yang mereka jalankan penghidupan tergantung pada
selama mengungsi. Pelatihan beberapa faktor eksternal.
keterampilan yang ditargetkan dapat Banyak di antaranya hanya
memberikan dukungan penghidupan dapat dipertimbangkan,
yang berkelanjutan dan namun tidak diubah.
pengembangan penghidupan.

 Pusat Kolektif di area pedesaan kemungkinan dekat dengan tempat asal


penduduk, dan keluarga pengungsi mungkin masih dapat mengakses lahan,
aset fisik dan pasarnya (dengan ketentuan tidak ada masalah keamanan).
Walaupun tinggal di Pusat Kolektif, mereka mungkin bisa melanjutkan mata
pencaharian yang mereka kerjakan sebelum pengungsian.

 Pendidikan: meningkatkan tingkat pendidikan penduduk Pusat Kolektif dapat


membuka kesempatan ekonomi baru bagi mereka. Oleh karena itu, akses
pendidikan atau pelatihan keterampilan adalah dukungan yang penting bagi
kegiatan penghidupan.

 Jender: Seringkali didapati bahwa peran anak perempuan dan wanita


berubah saat tinggal di tempat pengungsian. Wanita umumnya ikut
memberikan kontribusi lebih dalam upaya keluarga untuk bertahan hidup
dibandingkan dengan sebelum pengungsian. Terikat oleh komitmen mereka
yang kuat untuk mempertahankan keluarga, wanita secara umum lebih
banyak akal dibandingkan pria dalam mencari peluang ekonomi.
Memberikan pelatihan keterampilan, memperkuat sumber pendapatan yang
ada, atau mendukung konsep penghidupan baru yang fokus pada wanita
dan anak perempuan secara konsisten menunjukkan hasil yang sangat
positif. Dengan hasil ini, bantuan penghidupan tidak hanya meningkatkan
pendapatan penduduk Pusat Kolektif, namun juga berkontribusi aktif
terhadap perubahan positif dalam peran anak perempuan dan wanita.
Tetapi, penting untuk memastikan agar dalam proses ini, pria tidak
diremehkan. Harus dilakukan analisis jender yang baik untuk memastikan
agar pemberdayaan wanita dan anak perempuan yang lebih besar tidak
menyebabkan tingkat kekerasan rumah tangga atau kekerasan berbasis
jender yang lebih tinggi.

114
16.2 Pendekatan penghidupan
Tujuan dan Program penghidupan harus memiliki tujuan yang jelas dan mekanisme yang
mekanisme pasti untuk mentargetkan individu. Kejelasan konseptual dan pengkajian aset
program dan kapasitas penduduk Pusat Kolektif yang baik adalah unsur utama
kesuksesan dukungan penghidupan Pusat Kolektif.

Bentuk dukungan penghidupan bagi penduduk di pusat kolektif


Jenis intervensi Tujuan Kebutuhan Ulasan

Keamanan dan  Meringankan  Keterampilan  Pusat Kolektif


kemandirian beban penduduk pertanian dasar pedesaan dengan
pangan dalam kesempatan
mengamankan pertanian berukuran
pasokan kecil
makanan yang  Terbuka untuk
layak (bukan individu rentan
pendapatan dengan sedikit
uang) keterampilan
Pelatihan  Memberikan  Motivasi  Ditujukan untuk
keterampilan pekerjaan  Kesadaran permintaan
berkelanjutan masyarakat
baru berdasarkan
kebutuhan pasar
tenaga kerja lokal
Peningkatan  Memulai,  Keterampilan  Terutama di lokasi
pendapatan mempertahanka teknis perkotaan dan semi
n, atau  Pengetahuan perkotaan
mengembangka pasar  Ditujukan untuk
n bisnis yang  Akuntansi dasar individu berkualitas
menguntungkan  Semangat dan proaktif
yang wiraswasta  Tidak bermanfaat
memberikan untuk individu yang
pendapatan bagi sangat rentan
keluarga
Penempatan  Mengamankan  Keterampilan  Terutama di lokasi
kerja/penciptaan pekerjaan di teknis perkotaan dan semi
lapangan kerja bisnis yang  Motivasi perkotaan
sudah ada  Ditujukan untuk
individu yang lebih
berkualitas dan
proaktif
 Dapat difokuskan
untuk pemuda
 Kurang bermanfaat
untuk individu yang
sangat rentan

115
Program Pusat Kolektif seringkali terletak di area yang sangat buruk, dengan masyarakat
penghidupan penampung yang mereka sendiri membutuhkan kesempatan ekonomi yang luas.
bersama Program penghidupan bersama, yang mencakup anggota masyarakat
penampung dan penduduk Pusat Kolektif, membantu menyeimbangkan bantuan
antara kedua populasi ini dan mengurangi potensi ketegangan.

Bacaan lebih lanjut


NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 18 : Livelihoods.
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293581.pdf

116
17. PENUTUPAN PUSAT KOLEKTIF

Pesan Utama

u Solusi jangka panjang untuk penduduk dari suatu Pusat Kolektif harus
dipertimbangkan dari waktu ke waktu selama pembentukan Pusat Kolektif.
u Solusi jangka panjang pengungsian setelah penutupan Pusat Kolektif termasuk
menciptakan permukiman baru, skema kompensasi untuk membeli perumahan,
privatisasi bangunan Pusat Kolektif dan perumahan sosial bagi penduduk Pusat
Kolektif yang rentan.
u Pengusiran adalah kemungkinan yang sah menurut hukum, namun hal ini tidak serta
merta harus memperburuk kehidupan penduduk Pusat Kolektif.

Program Sangat penting agar penutupan Pusat Kolektif dipertimbangkan dari saat
penghidupan pembentukan pusat Kolektif dan selama siklus hidupnya7. Bagaimana Pusat
bersama Kolektif ditutup akan memiliki dampak yang signifikan terhadap masa depan
penduduknya. Di beberapa kasus, penutupan dapat diakibatkan oleh
berakhirnya situasi darurat, yang memungkinkan penduduk Pusat Kolektif
kembali ke rumah mereka dan mendapatkan manfaat dari upaya pemulihan
sebelumnya. Dalam situasi lain, penutupan pusat Kolektif dapat disebabkan oleh
pengusiran penduduk atau solusi jangka panjang seperti integrasi local
penduduk dengan masyarakat penampung.

uu Untuk informasi lebih lanjut mengenai pembentukan Pusat Kolektif, silakan


lihat bab 8.

7
Pembentukan Pusat Kolektif, halaman 51.
117
Penutupan Koordinator Pusat Kolektif dan Manajer Pusat Kolektif bertanggung jawab untuk
terkoordinir menjamin agar hak-hak penduduk dihargai saat Pusat Kolektif ditutup atau
dikosongkan. Selain itu, diperlukan koordinasi yang baik dengan lembaga
dan/atau mekanisme koordinasi klaster untuk menjamin pesan advokasi yang
harmonis, khususnya jika Pusat Kolektif memberikan layanan kepada
masyarakat penampung (yaitu sekolah dan rumah sakit), tindakan para
pemangku kepentingan harus diselaraskan untuk mencegah pesan yang
bertentangan kepada otoritas yang bertanggung jawab atas lembaga ini.

Komite Disarankan untuk menciptakan komite penutupan kamp, yang terdiri dari
penutupan pejabat Negara, Koordinator Pusat Kolektif, Manajer Pusat Kolektif, penyedia
layanan Pusat Kolektif, perwakilan masyarakat penampung dan, di atas itu
semua, penduduk Pusat Kolektif. Komite memastikan tersedianya aliran
informasi yang baik ke kedua arah (dari dan kepada penduduk Pusat Kolektif).
Komite harus memastikan koordinasi antara semua klaster/sektor untuk
menjamin kelancaran kegiatan penutupan Pusat Kolektif.

17.1 Pengusiran
Alasan pengusiran
Alasan
Pusat Kolektif dapat ditutup dan penduduknya dapat dikeluarkan dengan
pengusiran
sejumlah alasan, termasuk di antaranya:

 Lokasi tidak layak (misalnya, karena kontaminasi);

 Risiko keamanan (misalnya, Pusat Kolektif terancam karena konflik);

 Kondisi bangunan tidak aman (misalnya, struktur Pusat Kolektif tidak stabil);

 Tidak adanya pengakuan otoritas lokal (yaitu Pusat Kolektif yang berdiri
sendiri); atau

 Bangunan dikembalikan ke penggunaan asalnya (misalnya, sebagai sekolah


atau kantor polisi), yang mengakibatkan pengusiran.

118
Memastikan Hak Negara untuk menutup Pusat Kolektif harus diakui, tetapi syarat agar situasi
kondisi yang penduduk Penduduk pusat Kolektif tidak semakin buruk (dengan memegang
layak di masa prinsip "tidak membahayakan") harus
yang akan dihargai. Kondisi kehidupan yang baru bagi
datang penduduk yang pernah tinggal di Pusat Tips
Kolektif harus setara atau lebih baik dari
standar yang berlaku di Pusat Kolektif yang Pengusiran dan penutupan
ditutup. Untuk menjamin kebutuhan dasar Pusat Kolektif adalah sah
ini, diperlukan pemantauan yang baik oleh menurut hukum, tetapi hak
minimum penduduk harus
Manajer Pusat Kolektif dan Koordinator
dihormati.
Pusat Kolektif. Manajer Pusat Kolektif dan
Koordinator Pusat Kolektif juga seharusnya
memberikan advokasi dan dukungan teknis kepada badan yang bertanggung
jawab untuk melakukan penutupan Pusat Kolektif.

Partisipasi Di atas itu semua, penduduk Pusat kolektif harus mengetahui tentang situasi
penduduk pada saat keputusan untuk
mengosongkan Pusat Kolektif dibuat. Tips
Hak mereka untuk berpartisipasi secara
aktif dalam pengambilan keputusan Jika pengusiran dipaksakan,
dan proses pelaksanaan tidak boleh diperlukan perjanjian Tim
dirampas. Pengusiran paksa dan Kemanusiaan Negara mengenai
cara untuk mendukung populasi
ketakutan akan "ditinggalkan sendiri di
pengungsi tanpa implikasi.
jalan" seringkali mengakibatkan
hilangnya fleksibilitas.

Standar Advokasi yang aktif atas nama penduduk terdampak, pemberian informasi dan
penutupan jaminan mengenai hak penduduk, dan peningkatan kesadaran di antara otoritas
minomum maupun penduduk akan sangat membantu memastikan standar minimum
penutupan Pusat Kolektif.

119
17.2 Menuju solusi jangka panjang
Menuju solusi Identifikasi solusi jangka panjang yang tepat adalah proses yang pertama-tama
jangka panjang memerlukan partisipasi penuh dari semua pelaku dan penduduk Pusat Kolektif.
Terkait solusi jangka panjang untuk penduduk Pusat Kolektif, atau untuk semua
pengungsi, berlaku tiga pilihan utama untuk semua bentuk pengungsian:
pemulihan berkelanjutan, permukiman/relokasi berkelanjutan, atau integrasi
lokal berkelanjutan. Dalam proses mencapai solusi jangka panjang, status
bangunan Pusat Kolektif dan penggunaannya sebagai Pusat Kolektif dapat
dihentikan. Jika status ini berakhir, maka pada umumnya akan terjadi salah satu
dari tiga situasi ini: bangunan dapat dikosongkan oleh penduduknya; dapat
tetap digunakan oleh penduduknya; atau penggunaannya dibiarkan tanpa
diputuskan. Masing-masing dari ketiga pilihan ini memiliki implikasi yang
berbeda terhadap penduduk yang pernah tinggal di Pusat Kolektif, sebagaimana
dijelaskan di bawah.

Mengosongkan Pusat Kolektif


Menuju solusi Pusat Kolektif dikosongkan oleh penduduk. Dalam kasus ini bangunan akan
jangka panjang dikosongkan secara berangsur-angsur atau cepat dan penduduk akan pindah ke
rumah baru, permanen atau menerima kompensasi. Setelah dikosongkan,
bangunan biasanya perlu direnovasi jika akan digunakan lagi. Tanggung jawab
dan anggaran untuk rehabilitasi pasca pusat kolektif adalah masalah utama bagi
pemilik dan badan pengelola, dan ini harus jelas sejak awal.

Pengalaman lapangan

Di Azerbaijan, dibangun sebuah desa baru untuk pengungsi internal dari


pusat Kolektif dan Kamp dan dikeluarkan izin untuk tempat tinggal jangka
panjang.

Pilihan setelah Secara umum, ada dua pilihan yang diterapkan ketika Pusat Kolektif
pengosongan dikosongkan:

Akomodasi baru
Rumah baru dibangun atau diadaptasi dari rumah yang sudah ada bagi
penduduk Pusat Kolektif sebagai tempat tinggal permanen mereka. Negara
biasanya memberikan rumah baru ini kepada masyarakat pengungsi tanpa biaya
atau dengan ketentuan yang menguntungkan

120
Kompensasi
Penduduk Pusat Kolektif menerima bentuk kompensasi finansial karena
hilangnya rumah mereka, baik melalui skema uang tunai maupun voucher.
Mereka menggunakan kompensasi ini untuk membeli rumah dengan pilihan
mereka menurut harga pasar.

Bangunan yang tetap digunakan


Privatisasi Solusi ini berarti bahwa penduduk akan tetap tinggal di Pusat Kolektif. Tetapi,
status hukum bangunan berubah sehingga menjadi blok flat yang dimiliki secara
pribadi atau kolektif. Perubahan ini disebut privatisasi.

Pengalaman lapangan

Di Georgia, kepemilikan Pusat Kolektif jangka panjang diberikan kepada


penduduk, bersama dengan program rehabilitasi.

Kepemilikan
Kepemilikan Jika bangunan Pusat Kolektif diprivatisasi, penduduk Pusat Kolektif menjadi
pemilik seluruh Pusat Kolektif, atau "flat" mereka, atau mereka ditawarkan
kesepakatan penyewaan jangka panjang yang menguntungkan di bangunan itu.
Pusat Kolektif kehilangan statusnya dan menjadi blok flat biasa.

Penggunaan yang tidak diputuskan / perumahan sosial


Penggunaan Alternatif yang mengakibatkan Pusat Kolektif dikosongkan atau digunakan
yang tidak disebut "penggunaan tidak diputuskan", dan terutama untuk model perumahan
diputuskan sosial. Dalam hal ini, penduduk yang pernah tinggal di Pusat Kolektif yang
rentan diterima ke dalam skema perumahan yang dijalankan oleh negara bagi
penduduk rentan.

Pengalaman lapangan

Di Serbia, penduduk Pusat Kolektif yang rentan dialokasikan tempat di


fasilitas perumahan sosial yang dijalankan oleh kota.

121
Perumahan Akomodasi dapat diberikan di bangunan selain bekas Pusat Kolektif, atau bekas
sosial Pusat Kolektif dapat dikonversi menjadi perumahan sosial di mana penduduk
Pusat Kolektif menjadi penyewa, yang didukung dengan bantuan kesejahteraan
sosial nasional.

Model penutupan
Penggunaan Hasil bagi Keunggulan Implikasi
bangunan penduduk

Mengosongkan Akomodasi  Kondisi tempat  Gangguan jaringan sosial terjadi


bangunan baru tinggal fisik selama pengungsian
secara umum  Layanan sosial dasar bagi penduduk
meningkat baru harus diamankan (akses
kesehatan dan layanan pendidikan)
 Prospek penghidupan harus
dipertimbangkan
 Mahal karena kebutuhan prasarana
(jalan, air, pembuangan air dan
jaringan listrik) harus dibangun
Kompensasi  Banyak pilihan  Harga pasar lokal meningkat, yang
dalam hal jenis mengurangi ketersediaan tempat
dan lokasi tinggal yang layak bagi penduduk
perumahan Pusat Kolektif
baru  Ketidaksetaraan yang dirasakan di
 Tidak antara penduduk Pusat Kolektif
memerlukan (berdasarkan kompensasi per kapita
konsep atau per meter persegi tempat
keseluruhan tinggal, atau besar dan kecil jumlah
kompensasi berdasarkan nilai pasar
bangunan Pusat Kolektif yang
berbeda)
Bangunan Privatisasi  Jaringan sosial  Kepemilikan Pusat Kolektif sangat
yang tetap tetap aktif penting, kepemilikan yang tidak jelas
digunakan  Layanan sosial memperlambat proses
ditangani  Proses hukum kompleks dan
 Solusi hemat panjang
biaya  Negara ragu untuk mengalihkan
kepemilikan
Penggunaan Perumahan  Menyediakan  Kelayakan berdasarkan kerentanan,
tidak sosial solusi yang bukannya status (hanya orang yang
diputuskan tepat bagi rentan yang memenuhi syarat untuk
individu rentan memperoleh bantuan, orang yang
bukan pengungsi atau penduduk
Pusat Kolektif)
 Memerlukan sistem kesejahteraan
negara
 Solusi yang mahal yang memerlukan
dukungan negara secara
berkelanjutan

122
Solusi Koordinator Pusat Kolektif mengemban peran yang penting dalam mendukung
komprehensif solusi komprehensif dan multisektoral yang dapat mengatasi semua unsur hidup
dan bermartabat, termasuk perumahan dan prasarana yang layak, akses layanan
multisektoral sosial dasar, prospek penghidupan,
pemulihan hak dan kemungkinan partisipasi Tips
dalam kehidupan sipil. Dukungan solusi
Solusi jangka panjang selalu
jangka panjang, seperti paket bantuan bagi
merupakan solusi
orang yang kembali ke tempat asal, harus
multisektoral
memperhitungkan tingkat perlindungan
yang diperlukan dan diterima.

Solusi jangka panjang


Solusi jangka Mungkin ada kecenderungan untuk mengatasi kebutuhan perumahan saja,
panjang karena hal ini biasanya merupakan masalah yang paling nyata; tetapi, semua
unsur yang disebutkan di atas memerlukan resolusi yang memuaskan untuk
memberikan solusi jangka panjang bagi penduduk Pusat Kolektif.

Bacaan lebih lanjut


NRC, 2008. The Camp Management Toolkit; Chapter 7: Camp Set-up and
Closure.
Tersedia: http://www.nrc.no/arch/_img/9293559.pdf

123
124
125

Anda mungkin juga menyukai