Anda di halaman 1dari 52

PENDAHULUAN

Bahan Ajar Mata Kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kelompok Matakuliah


Pengembangan Kepribadian (MPK) di perguruan tinggi berfungsi
sebagai orientasi mahasiswa dalam memantapkan wawasan dan
semangat kebangsaan, cinta tanah air, demokrasi, kesadaran hukum,
penghargaan atas keragamaan dan p a r t i s i p a s i n ya membangun
bangsa berdasar Pancasila .

Meskipun reformasi telah bergulir, namun hingga saat ini bangsa dan negara
Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan yang serius. Di dalam negeri, persoalan
rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah, lemahnya penegakan hukum,
meningkatnya potensi disintegrasi oleh meningkatnya semangat primordialisme,
perselisihan ideologi, politik, agama, dekadensi moral, kemiskinan dan pengangguran,
serta makin rusaknya lingkungan hidup, semakin mengancam kelanggengan persatuan
bangsa Indonesia. Dari luar negeri berupa tantangan globalisme bagi negara
kebangsaan.
Mencermati situasi kehidupan kebangsaan yang demikian, bagi dunia pendidikan
tidak ada pilihan lain kecuali melakukan upaya pro-aktif pembinaan nasionalisme untuk
menggugah semangat kebangsaan dan kecintaan pada tanah air para peserta didik
sebagai generasi muda penerus bangsa. Dengan pembinaan nasionalisme atau
kebangsaan melalui proses dan metode pembelajaran PKn yang efektif diharapkan
peserta didik memperoleh wawasan kebangsaan yang luas, sehingga mampu memahami
dan menyikapi dinamika persoalan kebangsaan yang terus berkembang, serta
menumbuhkan jiwa kemandirian dan rasa kecintaan pada tanah air.
Sesuai dengan fungsinya, Pendidikan Kewarganegaraan menyelenggarakan
pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum, multikulural dan kewarganegaraan bagi
mahasiswa guna mendukung terwujudnya warga negara yang sadar akan hak dan
kewajiban, serta cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan untuk
membangun bangsa dan negara berdasar Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan bidang
keilmuan dan profesinya.

1|Page
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Bahan Ajar Mata Kuliah

Ada Beberapa Manfaat yang akan Mahasiswa peroleh setelah mempelajari Materi
dalam Mata Kuliah ini, diantaranya adalah :
1. Materi dapat dipelajari secara terperinci
2. Bermanfaat untuk Mahasiswa agar mereka dapat mengetahui sejauh mana
kemampuan penguasaan materi dari pembelajaran yang sudah mereka lakukan
sendiri.
3. Sebagai Bahan Rujukan
Modul sebagai penuntun dalam proses pembelajaran mata kuliah
Kewarganegaraan. Bacalah modul ini secara teratur dimulai dari Kegiatan Belajar I,
dengan mengikuti setiap materi-materi yang dibahas,temukan kata kunci dan kata-kata
yang dianggap baru.
1. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang materi modul untuk lebih memahami
materi yang anda pelajari.
2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri
dan tukar pikiran dengan teman anda, dosen atau tutor anda.
3. Pada akhir kegiatan belajar akan ada latihan untuk menguji pemahaman anda mengenai
materi yang telah dibahas.
4. Apabila pemahaman anda belum mencapai sedemikian, maka anda ditugaskan kembali
untuk mempelajari materi yang terkait hingga memahami sehingga dapat melanjutkan
pada kegiatan belajar berikutnya.

DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini membahas dan menanamkan tentang rasa kebanggaan dan cinta tanah
air, demokrasi yang berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing,
berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai
berdasarkan system nilai pancasila.

2|Page
TUJUAN PEMBELAJARAN
Bahan Ajar Mata Kuliah

A. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa
2. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Memiliki pengetahuan tentang pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi
mahasiswa
2. Memiliki sikap dan prilaku sesuai dengan HAM
3. Memiliki kesadaran hak dan kewajiban sebagai WNI
4. Memiliki kesadaran bela negara
5. Memiliki kedasaran berdemokrasi
6. Memiliki gambaran tentang wawasan nasional Indonesia
7. Memiliki motivasi untuk berpartisispasi dalam mewujudkan ketahanan
Indonesia
8. Memiliki motivasi untuk berpartisipasi dalam mewujudkan Poltranas

3|Page
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Bahan Ajar Mata Kuliah


URAIANMATERI

I. KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN

A. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


1. Landasan Fisik
Hakikat manusia sebagai warga negara senantiasa di ukur dari
kemanfaatannya, yakni dari apa yang bisa ia berikan kepada bangsa dan
negaranya. Memang, peradapan bangsa dan negara memerlukan ilmu dan
nasionalisme, agar negara tidak terjual seperti pindahnya pasir dari kepulauan
Riau ke Singapura.
Untuk mengalirkan integritas dan nasionalisme itu diperlukan nilai-nilai
dan etika kebangsaan sebagimana dirumuskan dalam ranah pendidikan
Kewarganegaraan ini sebagai cabang ilmu politik yang mengajarkan tentang
nilai-nilai, asas dan norma-norma kebangsaan dan kewarganegaraan yang
berhubungan dengan negara, demokratis, HAM, masyarakat madani yang
pelaksanaanya dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang demokratis dan
humanis.
2. Landasan Sosiologi
Landasan sosiologi diperlukan pada pendidikan keewarganegaraan
dilatarbelakangi dengan memeperhatikan situasi cara hidup sehari-hari orang
Indonesia saat ini yang telah begitu pudar identitas aslinya, tergerus oleh faham
globalisasi dengan instrumennya yang berupa kapitalisme. Bangsa Indonesia
yang dulunya dikenal sebagai bangsa yang religious, toleran, ramah, gotong-
royong, nasionalisme dan memlikisolidaritas social, saat ini lebih dekat kepada
bentuk-bentuk kekekrasan, pergaulan bebas ataupun penggunaan narkoba.
Karena kebebasan dan keterbukaan teah membuat meraka lupa akan
tanggungjawab mereka sebagai anak bangsa.
Kehadiran pendidikan kewarganegaraan ini diharapkan dapat
membengkitkan kembali rasa kebangsaan dan nasionalisme orang-orang

4|Page
Bahan Ajar Mata Kuliah

Indonesia, sehingga memulihkan kondisi identitas nasional yang sesuai dengan


nilai-nilai hidup di masyarakat Indonesia sendiri.
3. Landasan Yuridis
Untuk landasan konstitusional bagi keberadaan Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia senantia berpijak pada UUD 1945, mulai dari
pembukaannya sebagimana telah diamanatkan pleh alenia kedua dan keempat
yang memuat tentang aspirasi, tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Pada pasal
27 ayat (3) amndemen menyebutkan; setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan keamanan negara. Pendidikan kewarganegaan
dengan tujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.

B. TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Menurut Syahri (2012), dalam visi Pendidikan Tinggi Tahun 2020 (higher long term
strategy 2003), materi dan kajian Pendidikan Kewarganeraan yang diharapkan mencapai
indikator keberhasilan perwujudan masyarakat Indonesia 2020 yang relevan sebagai
berikut:
a. Tumbuhnya penghormatan terhadap martabat manusia
b. Berkembangnya budaya dan perilaku sportif serta menghargai dan menerima
perbedaan
c. Meningkatkan semangat persatuan dan kerukunan bangsa serta toleransi,
kepedulian dan tanggung jawab social
d. Menguatnya partisipasi politik sbagai kedaulatan perwujudan kedaulatan rakyat
dan kontrlo social masyarakat
e. Berkembangnya organisasi social masyarakat dan politik yang bersifar terbuka
dan bermartabat
f. Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam meyelenggarakan kehidupan
berbangsa dan bernegara di tengah-tengah pergaulan bangsa agar sejajr dengan
bangsa lain.

5|Page
Bahan Ajar Mata Kuliah

Tujuan pendidikan kewarganegaan di pergruan tinggi sesuai dengan visi dan misi dari
Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri yang tertuang dalam keputusan DIRJEN DIKTI
No. 43/DIKTI/Kep-?2006, yaitu sebagai pedoman dan sumber nilai bagimahasiswa yang
berguna untuk memantapkan kepribadian mahasiswa sebagai manusia yang sebenarnya.
Lebih jelasnya membantu mahasiswa mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, emnerapkan dan
mnegembangkan pengetahuan dan teknologi serta dengan rasa tanggung jawab
(Dwiyatmi, 2012).
Tujuan Pendidikan Kewarganeraan di Perguruan Tinggi adalah:
1. Mengembangkan potensi mahasiswa dalam menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap kewarganegaraan yang diperlukan dalam kehidupan
masyarakat dan dilingkungan kerja kelak.
2. Menjadi warga negara yang cerdas, demokrasi, beradap dan bertanggungjawab,
menggalang kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi. Rumusan Civic
International tentang :Civic Education” yang efektif menurut Azyunardi dam
Dwiyanti (2012):
a. Pemahaman dasar cara kerja demokrasai dan lembaga-lembaganya
b. Pemahaman “rile of law” dan HAM
c. Penguatan keterampilampastisipatif untuk diterapkan dalam merespon dan
memecahkan masalas-masalah demokatis
d. Pengembanga bidaya demokratis dan lembaga endidikan dan kehidupan
masyarakat.

C. SEJARAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Sebelum membahas tentang sejarah pendidikan kewarganegaraan perlu diketahui
status pendidikan kewarganegaraan. Status pertama yakni, sebagai mata pelajaran pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kedua, yakni sebagai mata kuliah umum di
jenjang perguruan tinggi, ketiga yakni, program pendidikan bagi guru pendidikan

6|Page
Bahan Ajar Mata Kuliah

kewarganegaraan, yakni di LPTK (IKIP/STKIP). Keempat adalah program pendidikan


bagi seluruh masyarakat.
Pertama yakni sebagai salah satu mata pelajaran pada pendidikan dasar dan
menengah.aspek pertama ini, pendidikan kewarganeraan mengalami perubahan yang
fluktiatif berdasarkan kemasan dan substansinya. Perubahan kemasan yang ada selaras
dengan perubahan kurikulum yang diterapkan di tingkat pendidikan dasar dan menengah
dan juga brekaitan dengan visi dan misi kurikulum yang diterapkan. Adapun perubahan
kemasan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Kewarganegaraan pada tahun 1957
2. Civics tahun 1961
3. Pendidikan Kewarnegaraan tahun 1968
4. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) tahun 1957 dan 1984
5. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) tahun 1994
6. Kewarganegaraan tahun 2004
7. Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2006
Diwajibkan pendidikan kewarganegaraan di jenjang pendidikan sekolah ini
adalah mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga yang demkratis dan
bertanggungjawab.
Kedua, yakni pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum di jenjang
perguruan tinggi. Pada jenjang ini terdapat dua mata kuliah yakni mata kuliah Pancasila
dan kewiraan. Pendidikan padncasila mempelajari cara pandang dan falsafah hidup
bangsa Indonesia, sednagkan pendidikan kewiraan yang pada tahun 2000 berubah
menjadi pendidikan kewarganegaraan. Focus mata kuliah ini membahas kewajiban bela
negara oleh setiap warga negara. Kedua mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang
harusdiambil, saat ini kedua mata kuliah ini dihapuskan dan diganti dengan pendidikan
kewarganegaraan dengan substansi yang sama (Winarno, 2012).

7|Page
Bahan Ajar Mata Kuliah

Sejak tahun 1960 ada beberapa perguruan tinggi yang membuka program
pendidikan guru pendidikan kewarganegaraan. Jurusan yang diambil bernama program
studi civics dan hokum atau proram pendidikan juruna pendidikan kewarganegaraan
(PKN). Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru pendidikan
kewarnegaraan.
Masyarakat Indonesia secara umum mendapatkan pendidikan kewarganegaraan
dalam kemasan P-4 yang berjalan kurang lebih 20 tahun hingga pada tahun 1999
dilikuidasi dengan istilah BP7.

TES FORMATIF

1. Latar belakang kewarganegaraan yang berlandaskan pada undang-undang dasar


1945 dan pasal pada undang-undang adalah….
a. Landasan fisik
b. Landasan sosiologi
c. Landasan yuridis
d. Landasan nasional
e. Landasan empiris
Kunci Jawaban C
2. Salah satu tujuan yang utama pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi
adalah…
a. Menjadikan mahasiswa warga negara yang cerdas, demokrasi, beradap dan
bertanggungjawab
b. Menjadikan mahasiswa prior yang memperjuangkan HAM
c. Manjadikan mahasiswa mamu beremati dan bersosialisasi
d. Mampu menghargai sesama
e. Bertoleransi
Kunci Jawaban A
3. Pemahaman “rile of Law” dan HAM merupakan rumusan…

8|Page
Bahan Ajar Mata Kuliah

a. Pendidikan KWN dalam kemasan P-4


b. LPTK
c. Civic Education
d. Dirjen DIKTI
e. STKIP
Kunci Jawaban C

UMPAN BALIK

Apabila mahasiswa dapat menjawab soal maka mahasiswa akan dengan mudah
mengerjakan soal UAS

TINDAK LANJUT

Proses pembelajaran yang berkesimbunagn dan terstruktur mampu mengembangkan


pola piker mahasiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, selain dilakukan test
formatif/kuis di awal dan diakhir oembelajaran juga dilakukan penilaian melalui
penugasan baik lisan maupun tulisan dan ujian tengah semester dan akhir semester

GLOSARIUM

Masyarakat madani : merupakan masyarakat yang beradap dalam mebnagun, menjalani


dan memaknai hidup serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Humanis : suatu pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan kedudukan manusia
dan mendambakan serta memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih
baik.

9|Page
Bahan Ajar Mata Kuliah

Kapitalisme adalah system ekonomi dimana perdagangan, industry dan alat-alat


produksi dikendalikan oleh pemiki swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan
dalam ekonomi pasar
Rile of law: prinsip hokum yang menyatakan bahwa hokum harus memerintah sebuah
negara bukan keputujan pejabat –pejabat secara individual.

DAFTAR PUSTAKA

1. Barnawi dan arifin, M (2012). Etika dan profesi kepemndidikan. Yogyakarta,


Ar-russ Media
2. Danial dan Wasriah (2010). Metode Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung
Labiratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI
3. Supriya, Dkk ( 2010). Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung

II. SIKAP DAN PERILAKU SESUAI HAK AZASI MANUSIA (HAM)

A. Konsep Dasar HAM


1. Defenisi HAM
Sebuah buku yang berjudul “Human Rights, Individual Rights, and Collective
Rights” yang ditulis oleh Jack Donnelly dan dikutip oleh Peter R. Baehr dikatakan bahwa
“human rights are rights that human beings posses because they are human beings.”47
Sebagai sebuah identitas yang membedakan manusia dengan mahluk lain maka sudah
sepantasnya hak asasi manusia (HAM) diakui secara universal tanpa peduli apapun warna
kulit, jenis kelamin, usia, latar belakang kultural dan pula agama atau kepercayaan
spiritualitasnya.
Hak Asasi Manusia sebagai hak yang lahir secara adikodrati (Hobbes, Rosseau,
Kant, Vasak, Weissbrodt; Lih, Davidson, 1994: 30 – 63) mutlak untuk diberi kepastian
dalam tatanan yang fundamental. Agar tidak menjadi impian, cita-cita dan angan-angan
semata. Maka yang amat menonjol dalam konvensi (bisa dibaca: perjanjian/ agremeent)

10 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

sebagai instrumen hukum adalah pengakuan hak-hak politik. Bukan hak-hak ekonomi,
hak sosial dan budaya. Kalau dilihat dalam realitasnya organ PBB memang dalam
struktur organisasinya adalah pertarungan dua buah ideologi. Pertarungan antara
liberalisme dan sosialisme. Dapat dikatakan pertarungan antara ICCPR yang
terlegitimasi dalam organ Dewan Keamanan dan ICESCR yang diejawantahkan dalam
organ Majelis Umum yang banyak dipegang atau diisi oleh negara berkembang untuk
memperjuang hak-hak ekonomi, sosial dan kebudayaan.

B. SEJARAH HAM
Gagasan mengenai hak asasi manusia ditandai dengan munculnya konsep hak
kodrati (natural rights theory) dimana pada zaman kuno yaitu filsafat stoika hingga ke
zaman modern dengan tulisan-tulisan hukum kodrati Thomas Aquinas, Hugo de Groot
dan selanjutnya pada zaman pasca Reinaisans, John Locke mengajukan pemikiran
tentang hukum kodrati sehingga melandasi munculnya revolusi yang terjadi di Inggris ,
Amerika Serikat dan Perancis pada abad 17 dan 18.
Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf
Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural rights)
yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak
milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan politik. Sejarah
perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat,
yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.
1. Magna Charta (1215)
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut
Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para
bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya
pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya
pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak
tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.

11 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Revolusi Amerika (1776)


Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut
Revolusi Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika
Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi ini.
3. Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri
(Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration des droits
de I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan
oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty),
kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite).
4. Sejarah HAM di Indonesia
Sepanjang sejarah kehidupan manusia ternyata tidak semua orang memiliki
penghargaan yang sama terhadap sesamanya. Ini yang menjadi latar belakang perlunya
penegakan hak asasi manusia. Manusia dengan teganya merusak, mengganggu,
mencelakakan, dan membunuh manusia lainnya. Bangsa yang satu dengan semena-mena
menguasai dan menjajah bangsa lain. Untuk melindungi harkat dan martabat
kemanusiaan yang sebenarnya sama antarumat manusia, hak asasi manusia dibutuhkan.
Berikut sejarah penegakan HAM di Indonesia.
1. Pada masa prakemerdekaan
Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19. Orang
Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran mengenai HAM adalah
Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam surat-surat yang ditulisnya 40
tahun sebelum proklamasi kemerdekaan.
2. Pada masa kemerdekaan
 Pada masa orde lama
Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang
BPUPKI. Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam UUD
1945 dalam sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman.
Tetapi, upaya mereka kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang diatur

12 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

dalam UUD 1945. Sementara itu, secara menyeluruh HAM diatur dalam
Konstitusi RIS dan UUDS 1950.
 Pada masa orde baru
Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi terutama
karena HAM dianggap sebagai paham liberal (Barat) yang bertentangan dengan
budaya timur dan Pancasila. Karena itu, HAM hanya diakui secara sangat
minimal. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993. Namun, komisi
tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi politik. Berbagai
pelanggaran HAM terus terjadi, bahkan disinyalir terjadi pula berbagai
pelanggaran HAM berat. Hal itu akhirnya mendorong munculnya gerakan
reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde baru.
 Pada masa reformasi
Masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad dan
komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa terutama pada era reformasi
sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim kebebasan dan
lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik. Dokumen itu meliputi UUD
1945 hasil amendemen, Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia, UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26
tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada tahun 2005, pemerintah
meratifikasi dua instrumen yang sangat penting dalam penegakan HAM, yaitu
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR)
menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 2005, dan Kovenan Internasional tentang
Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR) menjadi Undang-Undang No. 12 tahun 2005.

C. KEDUDUKAN HAM DALAM UUD I945


Berbagai Instrumen HAM di Indonesia Berbagai instrumen HAM di Indonesia antara
lain termuat dalam :
a. Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945

13 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

1) Pembukaan UUD 1945 Hak asasi manusia tercantum dalam pembukaan UUD
1945
a) Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah haak segala bangsa
dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
b) Alinea IV : “… Pemerintah Negara Republik Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial……”
2) Batang Tubuh UUD 1945 Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam
pasal 27 sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :
a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30). Berdasarkan amandemen UUD
1945, hak asasi manusia tercantum dalam Bab X A

TES FORMATIF

1. Pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta
keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan
pengadilan. Peristiwa penting dalam perkembangan sejarah HAM menurut….
a. Revolusi Amerika
b. Magna Charta
c. Revolusi Prancis
d. Revolusi Inggris
e. Revolusi Indonesia
Kunci Jawan B

14 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Orang Indonesia yang menyuarakan HAM pada abad ke 19 pertama kali adalah….
a. Wagi Rudolf Supratman
b. Sukarno
c. M. Hatta
d. RA.Kartini
e. Cut Mutia
Kunci Jawaban D
3. Instrument HAM manusia tertuang dalam pembukaan UUD 1045 pada alinea….
a. Alinea I
b. Alinea II
c. Alinea III
d. Alinea IV
e. Alinea I dan IV
Kunci Jawaban E

UMPAN BALIK

Apabila mahasiswa dapat menjawab soal maka mahasiswa akan dengan mudah
mengerjakan soal UAS

TINDAK LANJUT

Proses pembelajaran yang berkesimbunagn dan terstruktur mampu mengembangkan pola


piker mahasiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, selain dilakukan test formatif/kuis
di awal dan diakhir oembelajaran juga dilakukan penilaian melalui penugasan baik lisan
maupun tulisan dan ujian tengah semester dan akhir semester

15 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

GLOSARIUM

Adikodrati: sebutan untuk kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan hukum alam, atau
berada di atas dan di luar alam. Adikodrati sering dikaitkan dengan paranormal dan
okultisme, hal ini berbeda dari konsep tradisional dalam beberapa agama.
Konversi :proses perubahan dari satu system ke system yang lebih baik.
Ideologi: kumpulan ide-ide dasar, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang bersifat
sistematis
Liberalisme: sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama

DAFTAR PUSTAKA

1. Jan Berting, et al., Human Rights in a Pluralist World: Individuals and


Collectivities, First. Edition, (London: Meckler, 1990)
2. Lili Rasjidi dan Ira Thania, Pengantar Filsafat Hukum, Cet. 3 (Bandung: Mandar
Maju, 2002)
3. Aristoteles by William Ellis, Politics a Treaties of Goverment, Ninth
Edition(London and Toronto J.M. Dent and Son Ltd
4. Azhary, Negara Hukum Indonesia: Analisis Yuridis Normatif tentang Unsur-
Unsurnya, Cet. 1 (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

III. HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA NEGARA RI

Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki olehwarga negara guna
melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain hak warga
negara merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga negara diperlakukan
sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan Kewajiban warga negara adalah suatu
keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warganegara dalam kehidupan
bermasyarkat berbangsa dan bernegara.Kewajiban warga negara dapat pula

16 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

diartikansebagai suatu sikapatau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga
negarasesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.
Erat kaitannya dengan kedua istilah ini ada beberapa istilahlain yang memerlukan
penjelasan yaitu : tanggung jawab dan peran warga negara. Tanggunjawab warga negara
merupakan suatu ndisi yang mewajibkan seorang warga negara untuk melakukantugas
tertentu. Tanggung jawab itu timbul akibat telah menerimasuatu wewenang. Sementara
yang dimaksud dengan peran warganegara adalahaspek dinamis dari kedudukan warga
negara. Apabilaseorang warga negara melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
kedudukannya maka warga tersebut menjalankan suatu peranan. Istilah peranan itu lebih
banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaiandiri dan sebagai suatu proses.
Istilah peranan mencakup 3 hal yaitu :
a. Peranan meliputi norma yang dihubungkn dengn posisi seseorangdalam masyarakat.
Dalam konteks ini peranan merupakanrangkaian peraturan yang membimbing
seseorang dalamkehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukanoleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yangpenting bagi struktur
sosial masyarakat.
Dari pengertian diatas tersirat suatu makna bahwa hak dan kewajiban warga negara
itu timbul atau bersumber dari negara. Maksudnya negaralah yang memberikan ataupun
membebankan hak dan kewajiban itu kepada warganya.
Pemberian/pembebanandimaksud dituangkan dalam peraturan perundang-
undangansehingga warga negara maupun penyelenggara negara memilikiperanan yang
jelas dalam pengaplikasian dan penegakkan hak sertakewajiban tersebut.
Adapun hak warga negara menurut UUD 1945 adalah :
1. Persamaan kedudukan dalam hukum pemerintahan
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Hak dalam upaya pembelaan negara
4. Hak berserikat dan berkumpul

17 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

5. Hak mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan termasukketik


6. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalampemerintahan
7. Hak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanannegara
8. Hak mendapat pengajaran
9. Hak fakir miskin dan akan terlantar di pelihara oleh warga
Selain itu kitapun masih menemukan hak-hak warga negara yangdiatur dalam berbagai
peraturan perundang-undangan, antara lain :
a. Hak perorangan atau kelompok untuk menyampaikan pendapatsebagai perwujudan
hak berdemokrasi (pasal 2 ayat I Undang-Undang nomor 9 tahun 1998).
b. Hak untuk memilih wakilnya di MPR, DPR/DPRD;
c. Hak untuk dipilih sebagai wakil di MPR maupun DPR/DPRD;
d. Hak untuk berusaha;
e. Hak untuk memperoleh perlakuan yang baik;
f. Hak untuk meperoleh bantuan hukum;g.
g. Hak memilih tempat tinggl;h.Hak untuk mendapatkan kepastian hukum;
h. Hak untuk memperoleh pelayanan dari pemerintah;
i. Hak memanfaatkan sarana hukum;
j. Hak untuk memperoleh perlindungan dari ancaman kekerasan danpenyiksaan
Sebaliknya warga negara mempunyai berbagai kewajiban sebagaimana tercantum
dalam UUD 1945 antara lain :
a. Menjunjung hukum dan pemerintahan
b. Turut serta dalam upaya pembelaan negara
c. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
Di samping itu warga negara mempunyai kewajiban lain yang diatur dalam aturan
perundang-undangan seperti :
a. Membayar pajak
b. Menghargai warga negara
c. Memenuhi panggilan aparat penegak hokum
d. Memelihara kelestarian lingkungan

18 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

e. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa


f. Ikut memelihara fasilitas kepentingan umum
Hak dan kewajiban warga negara sebagaimana tertuang dalamberbagai peraturan
perundang-undangan sudah tentu perludilaksanakan dan ditegakkan . Tetapi
bagaimana realitasnya akantergantung kepada beberapa faktor berikut :
1. Peraturan perundang-undangan itu sendiri
2. Penyelenggara negara
3. Kesadaran hukum warga negara
Apabila salah satu diantara ketiga faktor tadi mengandung kelemahan maka
kemungkinan perwujudan HAM maupun hak dan kewajiban tersebut tidak dapat
tercapaidengan optimal.

TES FORMATIF

1. Hak warga negara mnurut UUD 1945 adalah…


a. Persamaan kedudukan dalam hukum pemerintahan
b. Menjunjung hukum dan pemerintahan
c. Turut serta dalam upaya pembelaan negara
d. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
e. Menghargai warga negara
Kunci Jawaban A
2. Kewajiban lain yang diatur dalam aturan perundang-undangan adalah…
a. Menjunjung hukum dan pemerintahan
b. Turut serta dalam upaya pembelaan negara
c. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
d. Memenuhi panggilan aparat penegak hokum
e. Ikut memelihara fasilitas kepentingan umum
3. Faktor yang mempengaruhi terlaksananya hak dan kewajiban adalah…
a. Kesadaran hukum warga negara
b. Memenuhi panggilan aparat penegak hokum

19 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

c. Memelihara kelestarian lingkungan


d. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
e. Ikut memelihara fasilitas kepentingan umum

UMPAN BALIK

Apabila mahasiswa dapat menjawab soal maka mahasiswa akan dengan mudah
mengerjakan soal UAS

TINDAK LANJUT

Proses pembelajaran yang berkesimbunagn dan terstruktur mampu mengembangkan pola


piker mahasiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, selain dilakukan test formatif/kuis
di awal dan diakhir oembelajaran juga dilakukan penilaian melalui penugasan baik lisan
maupun tulisan dan ujian tengah semester dan akhir semester

DAFTAR PUSTAKA

1. Effendi, Hak Azasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, Ghaliah
Indonesia Jakarta 1994
2. Aswanto, Persfektif HAM dalam UUD 1945, makalah seminar Nasional tentang
HAM, UNHAS,Makassar
3. Baharudin Lopa, Alqur’an dan HAM, PT Dana Bakti Prima Yasa,Yogyakarta,
4. H.A.Mansyur Effendi, Hak Azasi Manusia dalam Hukum Nasional
danInternasional
5. Ghalia Indonesia, Jakarta 1994Theo Huijbers, Filsafat Hukum, Kanisius,
Yogyakarta
6. Soejono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar PT Raja Grafindo PersadaJakarta.

20 | P a g e
IV. KESADARAN BELA NEGARA
Bahan Ajar Mata Kuliah

A. LANDASAN YURIDIS BELA NEGARA


1. Filosofi Bela Negara
Bela negara adalah sebuah konsep yang menarik untuk diperdebatkan di era
globalisasi saat ini. Era globalisasi yang mengancam eksistensi bangunan nasionalisme
dan fondasi negara bangsa telah mendorong semua pihak untuk menekankan kepada
pentingnya bela negara bagi warga negaranya. Setiap warga negara diminta untuk selalu
berpikir, bertindak, berjuang dan berupaya membela negara. Negara perlu dibela agar
supaya tidak terancam oleh berbagai ancam an dan serangan musuh di era kapitalisme
global saat ini. Negara harus diamankan, harus dilindungi, harus dibela karena warga
negara selama ini telah dilindungi oleh negara.
Secara filosofis, bela negara merupakan sebuah implementasi dari teori kontrak sosial
atau teori perjanjian sosial tentang terbentuknya negara. Dalam pandangan para penganut
teori kontrak sosial dinyatakan bahwa negara terbentuk karena keinginan warga negara
atau masyarakat untuk melindungi hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat agar supaya terjalin hubungan yang harmonis, damai dan tentram. Setiap
warga negara memiliki kepentingan, masing-masing kepentingan pasti berpotensi
menimbulkan konflik kepentingan di tengah masyarakat. Negara dihadirkan oleh
kesepakatan atau perjanjian antara warga negara di tengah masyarakat untuk melindungi
hak dan kewajiban warga negara serta untuk menjamin tidak adanya konflik kepentingan
antar individu di tengah masyarakat.
Bela negara harus dipahami dalam konteks yang luas dimana setiap warga negara
merupakan entitas yang hidup didalam sebuah bangunan negara sehingga secara hakiki
warga negara wajib untuk menjaga, memelihara dan mengayomi setiap pranata, institusi
dan perangkat kelengkapan negara. Negara harus dibela sampai titih darah penghabisan
apabila memang negara tersebut amanah dalam menjalankan pemerintahannya. Tidak
ada alasan bagi warga negara untuk mengelak dan menghindar dari kewajiban untuk
membela negara. Warga negara harus patuh, loyal, taat, dan tunduk pada setiap regulasi
yang dibuat oleh negara dalam upaya menggalakkan bela negara.

21 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Regulasi Bela Negara


Bela negara merupakan sebuah kebijakan. Sebagai sebuah kebijakan, maka bela
negara tentu memiliki dasar hukum, landasan yuridis, dan regulasi yang tepat dan absah.
Bela negara merupakan kebijakan yang dibuat oleh negara atau pemerintah yang
bertujuan untuk melindungi negara dari ancaman musuh baik yang datang secara
langsung maupun tidak langsung. Bela negara harus disosialisasikan kepada semua
komponen masyarakat agar supaya dipahami dan dijiwai oleh semua komponen
masyarakat, sehingga semua komponen masyarakat secara suka rela membela negara.
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi
serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut,
sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Bela Negara adalah sikap, perilaku, dan tindakan warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD NRI 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya. Dasar hukum bela negara di Indonesia memang sudah sangat jelas termaktub
dalam berbagai aturan perundang-undangan, khususnya di dalam UUD NRI 1945. UUD
NRI 1945 Pasal 30 ayat 1 dan ayat 2 menyatakan secara eksplisit tentang bela negara
bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai berikut:
 Pasal 30 ayat 1: “Setiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pertahanan dan keamanan negara”.
 Pasal 30 ayat 2: “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai
kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.

22 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Selanjutnya dalam UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, di pasal 9


diamanahkan secara jelas tentang aturan bela negara bagi masyarakat Indonesia, sebagai
berikut:
 Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
 Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
a. pendidikan kewarganegaraan;
b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib;
d. pengabdian sesuai dengan profesi.

Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran


secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-undang.
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando
dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus
dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti: (1) Ikut serta dalam
mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling); (2) Ikut serta membantu korban
bencana di dalam negeri; (3) Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan atau PKn; (4) Mengikuti kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra,
PMR dan Pramuka. Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta
dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG /
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik
Indonesia seperti para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan
NKRI.
Bela negara merupakan sebuah keharusan dan keniscayaan bagi semua
komponen bangsa Indonesia sehingga tidak perlu diperdebatkan lagi eksistensinya.
Secara yuridis, bela negara telah tercantum dalam berbagai aturan hukum sehingga kuat
keabsahannya. Yang paling penting sekarang adalah bagaimana menjabarkan bela negara

23 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

dalam praktek kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Bela negara harus


mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari dan tercermin dalam sikap dan perilaku
warga negara. Setiap perilaku warga negara yang berbasis bela negara harus mengacu
pada unsur-unsur bela negara sebagai berikut: Cinta Tanah Air, Kesadaran Berbangsa &
bernegara, Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, Rela berkorban untuk bangsa
dan negara, dan Memiliki kemampuan awal bela negara.

B. KONSEPSI BELA NEGARA


1. Nilai-nilai Dasar Bela Negara
Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD
NRI Tahun 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara". Artinya secara konstitusional bela negara mengikat
seluruh bangsa Indonesia sebagai hak dan keawiban setiap warga negara. Bela Negara
terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-cita bangsa
sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUDNRI Tahun1945 yakni: Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan
kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, serta Ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pasca Proklamasi kemerdekaan tahun 1945, bangsa Indonesia telah
melaksanakan upaya bela negara dengan gigih untuk mengatasi berbagai bentuk ancaman
yang datang dari dalam negeriatau luar negeri. Berkat tumbuhnya karakter bangsa yang
ulet dan tangguh berdasarkan nilai-nilai dasar yang ada dalam konsepsi NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan konsepsi kebangsaan berdasarkan Bhinneka
Tunggal Ika, bangsa Indonesia berhasil mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa
yang mendeka dan berdaulat. Bangsa Indonesia berjuang tanpa henti sejak melawan
kolonial Belanda dan pasukan sekutu, serta mengatasi berbagai konflik dalam negeri
yang dartang silih berganti dengan banyak korbanjiwa.
Menyimak berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku seperti UU
No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Penjelasan Pasal 9 Ayat (1), menunjukkan

24 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

bahwa pengertian upaya bela negara adalah: “Sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaanny kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga
merupakankehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa”. Mengalir dari pemahaman bela negara dari berbagai sumber, nilai-nilai dasar
bela negaradapat dikelompokkan dalam enam kelompok ruang lingkup nilai yakni: 1)
Rasa Cinta Tanah Air, 2) Sadar Berbangsa dan Bernegara, 3) Setia Kepada Pancasila
Sebagai Ideologi Negara,4)Rela berkorban Untuk Bangsa dan Negara, 5)Mempunyai
Kemampuan Aawal Bela Negara, dan 6) Mempunyai Semangat Untuk Mewujudkan
Negara yang Berdaulat, Adil dan makmur.

2. Ruang Lingkup Nilai-Nilai Bela Negara


a. Cinta Tanah Air
Dengan memahami keberadaan Indonesia seutuhnya, akan menumbuhkan nilai-nilia
dasar bela negara sebagai rasa bangga sebagai bangsa pejuang, rasa memiliki sebagai
generasi penerus, dan rasa bertanggung jawab sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan tumbuhnya rasa cinta Tanah Air pada tiap warga negara
Indonesia akan lahir sikap bela negara yang kuat sebagai modal dasar kekuatan bangsa
dan negara yang siap berkorban untuk menjaga, melindungi dan membangun bangsa dan
negara menuju terwujudnya cita-cita nasional..
b. Sadar berbangsa dan Bernegara
Rasa cinta Tanah Air yang tinggi dari tiap warga negara, perlu ditopang dengan sikap
kesadaran berbangsa yang selalu menciptakan nilai-nilai kerukunan, persatuan dan
kesatuan dalam keberagaman di lingkungan masing-masing serta sikap kesadaran
bernegara yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai negara hukumberdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Untuk
menumbuhka nsikap kesadaran berbangsa dan bernegara yang merdeka dan berdaulat di

25 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

antara negara-negara lainnya di dunia, perlu memahami nilai-nilai yang terkandung


dalam konsepsi kebangsaan yang meliputi: Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional,
Kewaspadaan Nasional dan Politik Luar Negeri BebasAktif.
Dengan memahami konsepsi kebangsaan yang dianut oleh bangsa Indonesia,
diharapkan akan melahirkan sikap bela negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai
persatuan dan kesatuan bangsa berbasis pada sikap nasionalisme dan patriotisme untuk
memperkokoh ketahanan nasional yang berwawasan Nusantara. Ketahanan nasional
yang kuat, kokoh dan handal merupakan potensi bangsa dan negara yang dahsyat dalam
mengantisipasi dan mengatasi berbagai bentuk ATGH, baik yang datang dari dalam
negeri maupun dari luar negerisebagaiwujuddarikewaspadaannasional. Dengan sikap
sadar bela negara akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa sebagai kekuatan
utama bangsa Indonesia dalam menjamin keutuhan NKRI sepanjangzaman.
c. Setia Kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, telah terbukti ampuh dalam menjamin
kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Pasca Proklamasi kemerdekaan
Indonesia, telah terjadi berulang kali peristiwa sejarah yang mengancam keberadaan
NKRI, namun berbagai bentuk ancaman tersebut dapat diatasi, berkat kesetiaan rakyat
Indonesia terhadap ideologi Pancasila.
Untuk membangun kesetiaan tiap warga negara terhadap ideologi Pancasila perlu
memahami berbagai faktor yang turut mempengaruhi berkembangnya pengamalan nilai-
nilai Pancasila tersebut sebagai bagian dari nilia-nilia dasar bela negara yang meliputi:
penegakan disiplin, pengembangan etika politik dan sistem demokrasi serta
menumbuhkan taat hukum. Kesetiaan tiap warga negara kepada Pancasila sebagai
ideologi negara dan sekaligus sebagai dasar negara, perlu diterjemahkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, merupakan jaminan bagi
kelangsungan hidup Negara Kesatuan Repuplik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD NRItahun1945.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara

26 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Untuk membangun sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara tiap warga negara
perlu memahami beberapa aspek yang meliputi: konsepsi jiwa, semangat dan nilai juang
45 (JSN 45), tanggung jawab etik, moral dan konstitusi, serta sikap mendahulukan
kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan. Dengan sikap rela
berkorban demi untuk bangsa dan negara, akan dapat membangun kekuatan bangsa untuk
membangun ketahanan nasional yang kuat, kokoh dan handal dan mensukseskan
pembangunan nasional berpijak pada potensi bangsa negara secara mandiri.
e. Mempunyai kemampuan bela negara
Kemampuan awal bela negara dari tiap warga negara, diartikan sebagai potensidan
kesiapan untuk melakukan aksi bela negara sesuai dengan profesi dan kemampuannya di
lingkungan masing-masing atau di lingkungan publik yang memerlukan peran serta
dalam upaya bela negara. Pada dasarnya tiap warga negara mempunyai kemampuan awal
bela negara berdasarkan nilai-nilai dasar bela negara dari aspek kemampuan diri seperti
nilai-nilai percaya diri, nilai-nilai profesi dan sebagainya dalam mengantisipasi dan
mengatasi berbagai bentuk ATGH melalui berbagai tindakan dalam bentuk sederhana
hingga yang besar. Sesungguhnya tiap warga negara telah melakukan tindakan bela
negara dalam berbagai aspek yakni: aspek demografi, geografi, sumber daya alam dan
lingkungan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan aspek pertahanan
keamanan.
Sehubungan dengan perkembangan IPTEKS dan globalisasi yang sangat dinamis,
telah menimbulkan dampak berbagai bentuk ATGH yang semakin komplek dan
cangggih yang perlu dukungan sikap tiap warga negara untuk berperan bersama dalam
mengantispasi dan mengatasinya sebagai wujud dari bela negara. Agar aksi bela negara
dapat berhasil optimal perlu pemahaman bersama tentang berbagai bentuk ATGH,
sehingga aksi bela negara menjadi gerakan nasional yang lebih efektif. Untuk memahami
bentuk-bentuk ATGHdi lingkungan masing-masing perlu melakukan analisis sederhana,
dengan memerhatikan potensi yang ada termasuk kearifan lokal, dan ancaman faktual
atau potensial, sehingga aksi bela negara sebagai solusi tiap masalah dapat berkembang
dengan sudut pandang yang sama. Aksi bela negara dengan pemahaman yang sama

27 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

dalam mengantisipasi dan mengatasi setiap bentuk ATGH akan menjadi gerakan nasional
bela negara yang sangat potensial dan berdaya guna optimal membangun ketahanan
nasional dan mensukseskan pembangunan nasional.
f. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur
Semangat untuk mewujudkan cita-cita bangsa, merupakan sikap dan tekad
kebangsaan yang dilandasi oleh tekad persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-
cita bersama. Sikap dan tekad bersama merupakan kekuatan untuk mencapai cita-cita
bangsa sebagaimana tertuang dalam PembukaanUUD NRI Tahun 1945, yakni:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia. Pada dasarnya bangsa Indonesia berjuang untuk merdeka, berdaulat dan
berkeadilan, memberantas kemiskinan dan kebodohan serta mendambakan perdamaian
dunia yang damai.
Nilai-niai dasar yang terkandung dalam semangat kebangsaan merupakan energi
potensial yang tinggi dari bangsa Indonesia dan akan berdaya guna secara efektif jika
digunakan dengan semangat kebangsaan dalam persatuan dan kesatuan tanpa
membedakan suku, ras, agama dan kelompok. Dengan semangat yang tinggi
berlandaskan sikap dan tekad yang membara akan mampu mendayagunakan
seluruhpotensi sumber daya nasional dan kearifan lokal, dengan, memperhatikan secara
sungguh-sungguh berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang timbul sesuai dengan
perkembangan zaman. Kearifan lokal merupakan rujukan nilai-nilai peradaban bangsa
Indonesia yang dapat digunakan untuk mendorong akselerasi pembangunan ketahanan
nasional dan mensukseskan pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat adil
dan makmur.

TES FORMATIF

1. Upaya bela negara sudah tercantum dalam UUD 1945, pada pasal…..
a. Pasal 30 ayat 1
b. Pasal 30 ayat 2

28 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

c. Pasal 30 ayat 1 dan 2


d. Pasal 29 ayat 1 dan 2
e. Pasal 29 ayat 2
Kunci Jawaban C
2. Cara warga negara ikut serta dalam bela negara adalah…
1. Rasa Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia Kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela berkorban
Kunci Jawaban E
3. Salah satu bentuk cinta tanah air adalah…
a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. rela berkorban demi untuk bangsa dan negara
c. penegakan disiplin, pengembangan etika politik dan sistem demokrasi serta
menumbuhkan taat hukum.
d. memahami nilai-nilai yang terkandung dalam konsepsi kebangsaan
e. menumbuhkan nilai-nilia dasar bela negara sebagai rasa bangga sebagai bangsa
pejuang, rasa memiliki sebagai generasi penerus
Kunci Jawaban E

UMPAN BALIK

Apabila mahasiswa dapat menjawab soal maka mahasiswa akan dengan mudah
mengerjakan soal UAS

29 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

TINDAK LANJUT

Proses pembelajaran yang berkesimbunagn dan terstruktur mampu mengembangkan pola


pikir mahasiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, selain dilakukan test formatif/kuis
di awal dan diakhir pembelajaran juga dilakukan penilaian melalui penugasan baik lisan
maupun tulisan dan ujian tengah semester dan akhir semester

DAFTAR PUSTAKA

1. Agus Subagyo, “Bela Negara atau Negara Di Bela: Mengapa Negara Perlu Dibela?”,
dalam Jurnal Jipolis FISIP UNJANI, Vol. V, No. 14, Tahun 2006.
2. Agus Subagyo, “Revitalisasi Wawasan Kebangsaan”, Jurnal Karya Vira Jati Seskoad,
Edisi IV, No. 1,
3. Benedict Anderson, ”Kebutuhan Indonesia: Nasionalisme Dan Menumpas
Keserakahan”, dalam Joesoef Ishak, 100 Tahun Bung Karno, Jakarta: Hasta Mitra,
4. John Mc Kinsey, The Idea of Nationalism, Toronto: Cillier Books
5. Kenichi Ohmae, The End of The Nation State: The Rise of The Regional Economies,
New York: The Free Press

V. KESADARAN BERDEMOKRASI

A. KONSEP DEMOKRASI
1. Makna dan Hakikat Demokrasi
Demokrasi sebagai suatu sistemtelah dijadikan alternatif dalam berbagaitatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa Negara. Seperti diakuioleh Moh.
Mahfud MD, ada dua alasan dipilihnya demokrasisebagai sistembermasyarakat dan
bernegara.Pertama, hampir semua negara didunia ini telahmenjadikan demokrasi sebagai
asas yang fundamamental.;Kedua, demokrasisebagai asas kenegaraan secara esensial
telah memberikan arah bagi perananmasyarakat untuk menyelenggarakan Negara
sebagai organisasi tertingginya.Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman
yang benar pada wargamasyarakat tentang demokrasi.

30 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan


istilah (terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua katayang
berasaldari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduksuatu tempat
dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.Jadi secara
bahasademos-crateinataudemos-cratosadalah keadaan Negara dimana dalam
sistempemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat,kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa,pemerintah rakyat dan oleh rakyat.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimanadikemukakan
para ahli sebagaiberikut:
a. Menurut Joseph A. Schemer
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapaikeputusan
polituk dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untukmemutuskan cara
perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
b. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusanpemerintah
yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
c. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Demokrasi sebagaisuatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai
tanggung jawab atas tindakan—tindakan mereka diwilayah publik
olehwarganegara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi
dankerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.
d. Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistemyang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritasoleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dandiselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.

31 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Affan Ghaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitupemaknaan


secara normatif (demokrasi normatife) dan empirik (demokrasiempirik):
a. Demokrasi Normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh
sebuahNegara.
b. Demokrasi Empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik
praktis.
Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegaramengandung
pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah
mengenai kehidupannya, termasukdalam menilai kebijakan Negara, karena kebijakan
Negara tersebutakan menentukan kehidupan rakyat.Dengan demikian Negara yang
menganut sistem demokrasi adalah Negara yangdiselenggarakan berdasarkan kehendak
dan kemauan rakyat. Dari sudutorganisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara
yang dilakukan oleh rakyatsendiriatau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan
ditangan rakyat.
2. Demokrasi sebagai pandangan hidup
Tujuh norma-norma dan pandangan hidup demokratis yang dikemukakanoleh
Nurcholis Madjid (Cak Nun), sebagai berikut:
a. Pentingnya kesadaran akan pluralisme.
Hal ini tidak sekedar pengakuan (pasif) akan kenyataan masyarakat yang
majemuk. Lebih dari itu, kesadaran akan kemajemukan menghendaki tanggapan
yang positif terhadap kemajemukan itu sendiri secara aktif. Kesadaran akan
pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesiasebagai bangsa yang
sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agamadan potensi alamnya.
b. Musyawarah
Internaliasasi makna dan semangat musyawarah mengehendaki ataumeharuskan
keinsyafan dan kedewasaan untuk dengan tulus menerima kemungkinan
terjadinya “partial finctioning of ideals”, yaitu pandangan dasarbelum tentu, dan
tidak harus, seluruh keinginan sepenuhnya.
c. Pertimbangan moral

32 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Pandangan hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa caraharuslah


sejalan dengantujuan. Bahkan sesungguhnya klaim atas suatu tujuanyang baik
harus diabsahkan oleh kebaikan cara yang ditempuh untuk meraihnya. Demokrasi
tidak terbayang terwujud tanpa ahklak yang tinggi. Dengan demikian
pertimbangan moral (keseluruhan akhlak) menjadi acuandalam berbuta dan
mencapai tujuan.
d. Permufakatan yang jujur dan sehat
Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai danmenjalankan seni
permusyawaratan yang jujur dan sehat itu guna mencapaipermufaakatan yang
juga jujur dan sehat. Permufakatan yang dicapi melalui”engineering”, manipulasi
atau merupakan permufakatan yang curang, cacatatau sakit, malah dapat disebut
sebagai penghianatan pada nilai dan semangatmusyawarah. Musyawarah yang
benar dan baik hanya akan berlangsung jika masing-masing pribadi atau
kelompok yang bersangkutan memiliki kesediaanpsikologis untuk melihat
kemungkinan orang lain benar dan dirisendiri salah,dan bahwa setiap orang pada
dasarnya baik, berkecenderungan baik, danberiktikad baik.
e. Pemenuhan segi-segi ekonomi
Masalah pemenuhan segi-segi ekonomi yang dalam pemenuhannya tidaklepas
dariperencanaan sosial-budaya.Warga dengan pemenuhan kebutuhansecara
berencana, dan harus memiliki kepastian bahwa rencana-rencana itubenar-benar
sejalan dengan tujuan dan praktik demokrasi. Dengan demikianrencana
pemenuhan kebutuhan ekonomi harus mempertimbangkan aspek keharmosian
dan keteraturan sosial.
f. Kerjasama antar warga untuk mempercayai iktikad baik masing-masing.
Kerjasama antar warga untuk mempercayai iktikad baikmasing-
masing,kemudian jalinan dukung-mendukung secara fungsional antara berbagai
unsurkelembagaan kemasyarakatan yang ada, merupakan segi penunjang
efisiensiuntuk demokrasi. Pengakuan akan kebebasan nurani (freedom of
conscience),persamaan percaya pada iktikad baik orang dan kelompok lain (trust

33 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

attitude) mengharuskan adanya landasan pandangan kemanusiaan yang positif


danoptimis.
g. Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu
denganpendidikan demokrasi.
Pandangan hidup demokrasi terlaksana dalam abad kesadaran universalsekarang
ini, maka nilai-nilai dan pengertian–pengertiannya harus dijadikanunsur yang
menyatu dengan sistem pendidikan kita. Perlu dipikirkan dengansungguh-
sungguh memikirkan untuk membiasakan anak didik dan masyarakatumumnya
siap menghadapi perbedaan dan pendapat dan tradisi pemilihanterbuka untuk
mentukan pemimpin atau kebijakan. Jadi pendidikan demokrasitidak saja dalam
kajian konsepverbalistik , melainkan telah membumi dalaminteraksi dan
pergaulan sosialbaik dikelas maupun diluar kelas

B. SYARAT-SYARAT NEGARA DEMOKRATIS


1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilu yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat
6. Pendidikan Kewarganegaraan
Perlindungan secara konstitusional atas hak-hakwarga negara berartihak-hak
warga negara itu dilindungioleh konstitusi atau Undang Undang Dasar.Badan kehakiman
atau peradilan yang bebas dan tidak memihak artinya badan atau lembaga itu tidak dapat
dicampurtangani oleh lembaga manapun, termasuk pemerintah, serta bertindak adil.
Pemilihan umum yang bebas artinya pemilihan umum yang dilakukan sesuai dengan hati
nurani, tanpa tekanan atau paksaan dari pihak manapun.
Kebebasan untuk menyatakan pendapat adalah kebebasan warga negara untuk
menyatakan pendapatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik secara lisan
maupun tulisan. Kebebasan berorganisasi adalah kebebasan warganegara untuk menjadi

34 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

anggota organisasi politik maupun organisasi kemasyarakatan. Kebebasan beroposisi


adalah kebebasan untuk mengambil posisi di luar pemerintahan serta melakukan kontrol
atau kritik terhadap kebijakan pemerintah. Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan
agar warga negara menyadari hak dan kewajibannya sebagaiwarga negara, serta
mampumenunjukkan partisipasinyadalam kehidupan bernegara.
Keenam syarat tersebut harus terpenuhi dalam suatu pemerintahan yang
demokratis. Jika tidak, apalagi terdapat praktik-praktik yang bertentangan dengan
keenam prinsip tersebut, maka sistem pemerintahan itu kurang layak disebut
pemerintahan yang demokratis. Praktik demokrasi dapat dilihat sebagai gaya hidup serta
tatanan masyarakat. Dalam pengertian ini, suatu masyarakat demokratis mempunyai
nilai-nilai sebagai berikut:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. Dalamalam
demokrasi,perbedaan pendapat dan kepentingan dianggap sebagaihal yang wajar.
Perselisihan harus diselesaikan dengan perundingan dandialog, untuk mencapai
kompromi, konsensus, atau mufakat.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan dalam masyarakat secara damaiatau tanpa
gejolak. Pemerintah harus dapat menyesuaikankebijaksanaannya terhadap perubahan-
perubahan tersebut dan mampumengendalikannya.
3. Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur. Dalammasyarakat
demokratis, pergantian kepemimpinan atas dasar keturunan,pengangangkatan diri
sendiri, dancoup d’etat(perebutan kekuasaan)dianggap sebagai cara-cara yang tidak
wajar.
4. Menekan penggunaan kekerasan seminimal mungkin. Golongan minoritasyang
biasanya akan terkena paksaan akan lebih menerimanya apabiladiberi kesempatan
untuk ikut merumuskan kebijakan.
5. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman. Untuk ituperlu
terciptanya masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik dantersedianya berbagai
alternatif dalam tindakan politik. Namun demikian keanekaragaman itu tetap berada
dalam kerangka persatuan bangsa dannegara.

35 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

6. Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis, keadilan merupakan


cita-cita bersama, yang menjangkau seluruh anggota masyarakat.

C. UNSUR PENEGAK DEMOKRASI


Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tata kehidupan sosial dan sistempolitik sangat
bergantung kepada tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri,unsur-unsur tersebut
adalah:
1. Negara Hukum (Rechtsstaat dan Rule Of Law)
Dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia istilah negara hokum sebagai
terjemahan dari rechtsstaatdanrule of law. Konsepsi perlindungan hukum bagi warga
Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui perlembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia. Istilah
rechtsstaatdanrule of lawyang diterjemahkan menjadi Negara hukum menurut Moh.
Mahfud. MD pada haikatnya mempunyai makna berbeda. Istilah rechtsstaat banyak
dianut di negara-negara Eropa Kontinental yang bertumpu pada sisitemcivil law,
sedangkan the rule of law banyak dikembangkan dinegara-negara Anglo Saxon yang
bertumpu pada CommonLaw. Civil law menitikberatkan pada administration law,
sedangkan common law menitikberatkan pada judicial.
2. Masyarakat Madani (Civil Society)
Masyarakat madani (civilsociety) dicirikan dengan masyarakat terbuka,masyarakat
yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekananNegara,masyarakat yang kritis dan
berpatisipasi aktif serta masyarakat egalier. Menurut Gellner, masyarakat madani bukan
hanya merupakan syarat pentingbagi demokrasi semata, tetapi tatanan nilai dalam
masyarakat madani seperti kebebasan dan kemandirian juga merupakan sesuatu yang
inhern baik secarinternal maupun secara external.
3. Insfrastruktur
Politik Infrastruktur politik terdiri dari partai politik(political party), yaitu
kelembagaan politik yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, cita-cita
yang sama. Kelompok gerakan (movement group),yaitumerupakan sekumpulan orang

36 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

yang berhimpun dalam suatu wadah organisasipada pemberdayaan warganya. Kelompok


penekan atau kelompok kepentingan(Pressure/inters group), yaitu sekelompok orang
dalam wadah organisasi yangdidasarkan pada kriteria professionalitas dan keilmuan
tertentu

D. MACAM-MACAM DEMOKRATIS
Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak negara
menerapkan sistem politik demokrasi. Masing-masing negara menerapkan sistem
demokrasi dengan pemahaman masing-masing. Keanekaragaman pemahaman tersebut
dapat dirangkum ke dalam 3 sudut pandang, yaitu ideologi,cara penyaluran kehendak
rakyat, dan titik perhatian.
1. Berdasarkan ideology
Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik demokrasi dapatdibedakan
menjadi dua, yaitu demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal dan demokrasi
rakyat.
a) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)
Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri khas
pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya
terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-
wenang terhadap warganya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
b) Demokrasi rakyat
Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dantanpa
kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk khususdemokrasi yang
memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa PerangDingin, sistem demokrasi
rakyat berkembang di negara-negara EropaTimur, seperti Cekoslovakia,
Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria,Yugoslavia, dan Tiongkok. Sistem
politik demokrasi rakyat disebutjuga “demokrasi proletar” yang berhaluan
Marxisme-komunisme

37 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat


Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung, demokrasi perwakilan
atau demokrasi representatif, dan demokrasi perwakilan system referendum.
a) Demokrasi langsung
Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara langsungmengemukakan
kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh seluruhrakyat. Demokrasi ini dapat
dijalankan apabila negara berpenduduksedikit dan berwilayah kecil. Sistem ini
pernah berlaku di NegaraAthena pada zaman Yunani Kuno (abad IV SM).
b) Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif)
Di masa sekarang, bentuk demokrasi yang dipilih adalah demokrasiperwakilan.
Hal ini disebabkan jumlah penduduk terus bertambah danwilayahnya luas
sehingga tidak mungkin menerapkan sistem demokrasilangsung. Dalam
demokrasi perwakilan, rakyat menyalurkan kehendakdengan memilih wakil-
wakilnya untuk duduk dalam lembagaperwakilan (parlemen).
c) Demokrasi perwakilan sistem referendum
Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan gabunganantara
demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilihwakil mereka
untuk duduk dalam lembaga perwakilan, tetapi lembagaperwakilan tersebut d
ikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistemreferendum dan inisiatif rakyat.
3. Berdasarkan titik perhatian
Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik demokrasi dibedakanmenjadi tiga
macam, yaitu demokrasi formal, demokrasi material, dandemokrasi gabungan.
a) Demokrasi formal
Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi modelBarat.
Demokrasi formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Dalam demokrasi formal,
semua orang dianggapmempunyai derajat dan hak yang sama.

38 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

b) Demokrasi material
Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yangmenitikberatkan pada
upayaupaya menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang ekonomi,
sedangkan persamaan bidang politik kurangdiperhatikan bahkan kadang-kadang
dihilangkan. Usaha untuk mengurangi perbedaan di bidang ekonomi dilakukan
oleh partaipenguasa dengan mengatasnamakan negara di mana segala
sesuatusebagai hak milik negara dan hak milik pribadi tidak diakui.
c) Demokrasi gabungan
Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta
membuang keburukan demokrasi formal dan demokrasil material.Persamaan
derajat dan hak setiap orang diakui, tetapi demikesejahteraan seluruh aktivitas
rakyat dibatasi. Upaya yang dilakukanoleh pemerintah untukkesejahteraan
rakyat, jangan sampaimengabdikan apalagi menghilangkan persamaan derajat
dan hak asasimanusia

TES FORMATIF

1. Syarat-syarat negara demokratis adalah..


1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilu yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
Kunci Jawaban E
2. Salah satu nilai masyarakat demokratis adalah….
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
b. Persamaan derajat dan hak setiap orang diakui
c. menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik
d. rakyat menyalurkan kehendakdengan memilih wakil-wakilnya
e. kebebasan dan kemandirian
Kunci Jawaban A

39 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

3. demokrasi gabungan adalah…


a. sistem politik demokrasi yangmenitikberatkan pada upayaupaya menghilangkan
perbedaan rela berkorban demi untuk bangsa dan negara
b. suatu sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang
politik
c. gabungkan kebaikan serta membuang keburukan
d. disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
ekonomi.
e. mengurangi perbedaan di bidang ekonomi
Kunci Jawaban C

UMPAN BALIK

Apabila mahasiswa dapat menjawab soal maka mahasiswa akan dengan mudah
mengerjakan soal UAS

TINDAK LANJUT

Proses pembelajaran yang berkesimbunagn dan terstruktur mampu mengembangkan pola


pikir mahasiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, selain dilakukan test formatif/kuis
di awal dan diakhir pembelajaran juga dilakukan penilaian melalui penugasan baik lisan
maupun tulisan dan ujian tengah semester dan akhir semester

GLOSARIUM

Pluralisme: Sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang


menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup
bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik
Engineering: sebuah profesi, sama seperti halnya dengan ilmuan,dokter maupun profesi
lainnya. Profesi dimana didalamnya ada pengetahuan matematika dan ilmu alam yang
dapat melalui pendidikan dan pengalaman praktek.

40 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Demokrasi refresentatif: system demokrasi yang prinsipnya sedikit orang akan mewakili
banyak orang. Dalam demokrasi representative rakyat akan memilih wakilnya di lembaga
lefislatif untukkemudian membahas undang – undang dan meloloskannya sesuai dengan
keinginanrakyat. Wakil rakyat tersebut akan menduduki jabatannya di legislative dalam
kurun waktu tertentu.
Referendum: suatu proses pemungutan suara semesta untuk mengambil sebuah
keputusan

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdulkarim, Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yang


Demokratis, Jakarta: PT Grafindo Media Pratama
2. Beetham, David, Democracy and Human Rights, Cambridge: Polity Press
3. Birch, Anthony H, The Concepts and Theories of Modern Democracy, 2nd ed,
London & New York: Routledge
4. Hanifah, Kaisar A., Melampaui Demokrasi: Eksperimentasi Pemikiran Politik A.
Muhaimin Iskandar, Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta,
5. Mayo, Hendri B., Menjadikan Demokrasi Bermakna: Masalah dan Pilihan Indonesia,
Jakarta: Demos

VI. WAWASAN NUSANTARA

A. Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara


Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara
adalah sebagai berikut :
1. Falsafah Pancasila
Pancasila merupakan dasar dalam terjadinya wawasan nusantara dari nilai-nilai
yang terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia). misalnya pemberian kesempatan
dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
b) Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan indivud
dan golongan
c) Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat.

41 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
a) Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah,
kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan,
kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam
diri bangsa Indonesia.
b) Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia
justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan
penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
c) Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis wilayah
Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda.
Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak
lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu ketika
Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya disebut sebagai
Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari deklarasi tersebut menyatakan
bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil dan
secara resmi menggantikam Ordonansi 1939. Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam
UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang perairan Indonesia yang berisi :
1) Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman
Indonesia
2) Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3) Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi
dalam dari garis dasar.
Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara dimana laut
tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan Indonesia
diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

42 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

3. Aspek Geografis dan Sosial Budaya


Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara bangsa
dengan wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah
dan dan heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memilikui visi menjadi bangsa
yang satu dan utuh . Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut:
1) Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritime
2) Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang)
3) Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
4) Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim
5) Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik dan
Mediterania
6) Wilayah subur dan dapat dihuni
7) Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam
8) Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam
9) Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar.
4. Aspek Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memanndang wikayahnya sebagai ruang
hidupnya namun bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk memperluas wilayah
sebagai ruang hidup (lebensraum). Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah
bangaimanan menjadikan bangsa dan wilayah negara Indonesia senantiasa satu dan utuh.
Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan
nasional maupun visi nasional.

B. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA


Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan danNusantara.
Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan
penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari

43 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian
yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia. Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai
berikut :
a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti
cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

C. HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA


Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan
kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.

44 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan


menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya,
dan pertahanan keamanan.

D. TUJUAN WAWASAN NUSANTARA


Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa ataupun daerah. Hal tersebut
bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa, ataupun daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan
dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak.

E. PENERAPAN WAWAN NUSANTARA


Dalam implementasi wawasan nusantara, perlunya memperhatikan hal-hal berikut.
1. Kehidupan Politik
a. Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik, pemilihan umum,
pemilihan presiden dimana pelaksanaannya sesuai hukum dan mementingkan
persatuan bangsa. Misalnya dalam pemilihan presiden, DPR, dan kepala
daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, agar tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
b. Pelaksanaan kehidupa bermasyarakat dan bernegara harus sesuai dengan
hukum yang berlaku di Indonesia tanpa pengecualian.
c. Mengembangkan sikap HAM dan pluralisme dalam mempersatukan dan
mempertahankan berbagai suku, agama, dan bahasa, sehingga terciptanya dan
menumbuhkan rasa toleransi.
d. Memperkuat komitmen politik dalam partai politik dan pada lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan kebangsaan, persatuan dan kesatuan.

45 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

e. Meningkatkan peran indonesia dalam dunia internasional dan memperkuat


korps diplomatik dalam upaya penjagaan wilayah Indonesia khususnya pulau
terluar dan pulau kosong.
2. Kehidupan Ekonomi
a. Harus sesuai berorientasi pada sektor pemerintahan, perindustrian, dan
pertanian
b. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antara daerah, sehingga dari adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya
dalam keadilan ekonomi.
c. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

TES FORMATIF

1. Nilai-nilai yang terdapat pada pancasila adalah..


1. Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia).
2. Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan indivud dan
golongan
3. Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat.
4. Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik
Kunci Jawaban A
2. Salah satu isi deklarasi juanda adalah….
a. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman
Indonesia
b. Bumi, laut dan udara diatur dalam undang-undang
c. Semua warga negara berhak mempertahankan batas-batas wilayah
d. Semua warga negara berhak bela negara
e. Negara berwawasan nusantara harus di tegakkan
Kunci Jawaban A

46 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

3. Salah satu penerapan wawasan nusantara dalam aspek ekonomi adalah…


a. Pelaksanaan kehidupa bermasyarakat dan bernegara
b. Mengembangkan sikap HAM dan pluralisme
c. Memperkuat komitmen politik dalam partai politik
d. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat
e. Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik
Kunci Jawaban D

UMPAN BALIK

Apabila mahasiswa dapat menjawab soal maka mahasiswa akan dengan mudah
mengerjakan soal UAS

TINDAK LANJUT

Proses pembelajaran yang berkesimbunagn dan terstruktur mampu mengembangkan pola


pikir mahasiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, selain dilakukan test formatif/kuis
di awal dan diakhir pembelajaran juga dilakukan penilaian melalui penugasan baik lisan
maupun tulisan dan ujian tengah semester dan akhir semester

GLOSARIUM

Politik devide et impera: kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan
mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi
kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan. Dalam konteks lain, politik
pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi
sebuah kelompok besar yang lebih kuat.
Geopolitics: Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempattinggal suatu bangsa.

47 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

DAFTAR PUSTAKA

1. Sembiring, Kasim, SH, MSi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Dasar Karakter


Bangsa. Jember. Universitas Jember MKU Beetham, David, Democracy and Human
Rights, Cambridge: Polity Press
2. Syahrian, Erry.2003. Fasisme Terorisme Negara: Pemikiran Giovanni Gentile
Tentang Fasisme Sebagai Ideologi Negara.Solo.Pondok Edukasi
3. Read, Dick Robert. 2005. Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di
Afrika. Bandung: Mizan.

VII. KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

A. KONSEP KETAHANAN NASIONAL


1. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus
senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-menerus serta sinergik. Hal demikian itu,
dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu
mengembangkankekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus selalu didasari oleh
pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang dirancang dan
dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia.
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara
utuh,menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan
pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan.
2. Azas-azas Ketahanan Nasional Indonesia
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan.
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan
dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai

48 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara.
2. Asas komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu.
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara
utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar.
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional
juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya.

B. SIFAT KETAHANAN NASIONAL


Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung
dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :
1. Mandiri. Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah
menyerah serta bertumpu pada identitas , integritas dan kepribadian bangsa.
Kemandirian (independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama
yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
2. Dinamis. Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau
menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa
segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa
berubah pula.
3. Wibawa. Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia secara berlanjut
dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa
yang dapat menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat
ketahanan nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasonal yang
berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan Negara
Indoesia.
4. Konsultasi dan kerjasama. Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih pada sikap konsultatif dan
kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral
dan kepribadian bangsa.

49 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

C. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara.
Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi kehidupan nasional
Indonesia sesungguhnya ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi system
(tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap aspek didalam
tata kehidupan nasional relative berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama
pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat
sulit dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata
kehidupan nasional itu diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek
kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan
nyata, melalui suatu kesepakatan dari hasil analisa mendalam yang dilandasi teori
hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan manusia/masyarakat dan dengan
lingkungan.
Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran bahwa
konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung
kehidupan yaitu :
1. aspek yang berkaitan dengan alamiah bersifat statis meliputi aspek geografi,
kependudukan, dan sumber daya alam
2. aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis meliputi aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan hankam.

D. KEBERHASILAN KETAHANAN NASIONAL


Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminanKetahanan nasional yang
mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, dan bernegara dalam wadah NKRI yang
dilandasi Pancasila, UUD l945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Dalam
mewujudkan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga Indonesia yaitu:
1) Memiliki semangat perjuangan non fisik berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak
mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam rangka menghadapi segala ATHG baik yang datang dari luar dan
dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungagn hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2) Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan Hankam, sehingga setiap WNI baik individu maupun
kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut. Oleh karena bangsa Indonesia cinta
damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal tersebut tercermin dalam kesadaran bela
negara dan cinta tanah air.

50 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

Pada hakekatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu


bangsa untuk menjaminkelangsungan hidupnya. Penyelenggaraan Ketahanan Nasional
dilakukan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan;
1) Kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan Ketahanan yang berbentuk kemampuan
bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya menjadi
kemakmuran yang adil dan merata, baik rohaniah dan jasmaniah.
2) Keamanan adalah kemampuan dalam melindungi keberadaan bangsa, serta
melindungi nilai-nilai luhur bangsa terhadap segala ancaman dari dalam maupun dari
luar.
3) Kedua Pendekatan keamanan dan kesejateraan telah digunakan bersama-sama.
Pendekatan mana yang ditekankan tergantung pada kondisi dan situasi nasional dan
internasional. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan
tertentu, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian evaluasi penyelenggaraan
Ketahanan Nasional sekaligus memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan
dan keamanan suatu bangsa.
4) Konsep Ketahanan dikembangkan berdasarkan konsep Wawasan Nusantara sehingga
konsep Ketahanan Nasional dapat dipahami dengan baik apabila telah memhami
Wawasan Nusantara. Dengan memiliki konsep Ketahanan Nasional, maka keluaran
yang hendak dicapai adalah:
a. Dari segi ideologi mampu menetralisir pengaruh ideologi yang datang dari luar.
b. Dari segi politik mampu memjabarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD l945,
sehingga mewujudkan sistem politik yang mampu menetralisir pengaruh negatif
dari pengaruh lingkungan strategis yang dihadapi.
c. Dari segi ekonomi mampu mewujudkan segi ekonomi yang tidak mudah goyah
oleh perkembangan-perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi.
d. memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

TES FORMATIF

1. Asas ketahanan nasional terdiri dari adalah..


1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan.
2. Asas komprehensif intergral
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
4. Asas mawas dan keamanan
Kunci Jawaban A
2. Sifat ketahanan nasional terdiri dari….
1. Mandiri

51 | P a g e
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Wibawa
3. Dinamis
4. Konsultasi dan Kerjasama
Kunci Jawaban E
3. Salah satu keberhasilan ketahanan nasional adalah…
a. mampu mewujudkan segi ekonomi yang tidak mudah goyah
b. Memiliki semangat perjuangan fisik
c. kemampuan dalam melindungi keberadaan bangsa
d. mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ATHG
e. Ketahanan dikembangkan berdasarkan konsep Wawasan Nusantara
Kunci Jawaban A
UMPAN BALIK

Apabila mahasiswa dapat menjawab soal maka mahasiswa akan dengan mudah
mengerjakan soal UAS

TINDAK LANJUT

Proses pembelajaran yang berkesimbunagn dan terstruktur mampu mengembangkan pola


pikir mahasiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, selain dilakukan test formatif/kuis
di awal dan diakhir pembelajaran juga dilakukan penilaian melalui penugasan baik lisan
maupun tulisan dan ujian tengah semester dan akhir semester

DAFTAR PUSTAKA

1. Sembiring, Kasim, SH, MSi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Dasar Karakter


Bangsa. Jember. Universitas Jember MKU Beetham, David, Democracy and Human
Rights, Cambridge: Polity Press
2. Emhanas, 1995. Kewiraan Untuk Mahasiswa,Dirjen Dikti Depdikbud dan PT
Gramedia PustakaUtama, Jakarta. Meriam Budihrdjo, l988, Dasar-dasar Ilmu
Politik, Gramedia, Jakarta.
3. Noor Fitrihana, “Mengejar Mutu Pendidikan Bisakah Murah” Pendidikan Moralitas
Bangsa, Pewara Dinamika UNY, Volume 6, No. 2, September 2004.Nur Feriyanto,
2005. “Romantisme KAA”, Kedaulatan Rakyat, 23 April 2005.

52 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai