Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Manusia saling membutuhkan
dengan manusia yang lainnya. Manusia membutuhkan komunikasi untuk bisa saling
berinteraksi dengan kelompoknya. Interaksi antar manusia membantu untuk
kelangsungan hidupnya. Komunikasi sebagai media untuk mensosialisasikan diri
terhadap lingkungan. Perlunya keahlian komunikasi untuk dapat menerima dengan
baik pesan yang disampaikan oleh orang lain. Komunikasi membantu manusia untuk
saling memahami didalam kelompoknya. Didalam kelompoknya untuk saling
bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan
dengan cara saling berkomunikasi antar anggota didalamnya. Dengan demikian
komunikasi kelompok sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini kami merumuskan masalah sebagai berikut
1. Apa pengertian sistem komunikasi kelompok?
2. Bagaimana fungsi sistem komunikasi kelompok ?
3. Bagaimana bentuk komunikasi kelompok ?
4. Bagaimana klasifikasi komunikasi kelompok ?
5. Bagaimana pengaruh komunikasi kelompok ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kami menyusun tujuan penulisan sebagai
berikut :

1. Untuk memahami dan mengetahui pengertian sistem komunikasi kelompok.


2. Untuk mengetahui fungsi sistem komunikasi kelompok.
3. Untuk mengetahui bentuk komunikasi kelompok.
4. Untuk memahami dan mengetahui klasifikasi komunikasi kelompok.
5. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi kelompok.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Komunikasi Kelompok


Sebelum mengetahui tentang komunikasi kelompok, perlu diketahui
terlebih dahulu pengertian komunikasi. Komunikasi atau communication dalam
bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama” communico,
communicare yang berarti “membuat sama”. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses yang memungkinan
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).
Sistem komunikasi dapat diartikan sebagai seperangkat hal-hal tentang proses
penyampaian informasi yang berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu
keseluruhan Pada umumnya suatu sistem komunikasi yang lengkap akan mengandung
transmitter, medium pentransmisi dan suatu penerima informasi. Ketiga bagian ini
saling berhubungan dalam menciptakan sebuah sistem komunikasi yang bekerja
dengan baik. Dalam kebanyakan pesawat komunikasi, penstransmisian informasi
sangat berhubungan dengan modulasi. pada proses modulasi ini sinyal informasi yang
mempunyai frekuensi rendah ditumpangkan pada sinyal pembawa (carrier) yang
mempunyai frekuensi tinggi sehingga informasi yang ditransmisikan lebih efisien
dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah – ubah amplitudo, phasa atau
frekuensi sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai dengan informasi
yang ditransmisikan.
Setelah mengetahui pengertian komunikasi selanjutnya yang perlu
diketahui adalah pengertian komunikasi kelompok. Kelompok adalah sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan ), mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun
setiap anggota boleh jadi punya peran yang berbeda. Kelompok ini misalnya adalah
keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat, kelompok diskusi, kelompok

2
pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu
keputusan.
Komunikasi kelompok dapat didefinisikan sebagai pertukaran informasi
antara mereka yang memiliki kesamaan dalam hal budaya, linguistik, dan/atau
geografi. Hal ini ditegaskan oleh Rakhmat (2001 :140) yang menyatakan bahwa
komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah
pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan
kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.
Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada
komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small group communication), jadi
bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok
masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi
kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok.

2.2 Fungsi Sistem Komunikasi Kelompok


Adapun fungsi dari sistem komunikasi kelompok adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi hubungan sosial, yaitu suatu kelompok mampu memelihara dan
memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana
suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
melakukan aktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2. Pendidikan, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun
informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Melalui
fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok,
kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun
demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru
yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi
interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat

3
efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi
kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing
anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.
3. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan
anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang
yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko
untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha
persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan
menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah membahayakan
kedudukannya dalam kelompok.
4. Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk
memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan
masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi
yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision
making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi,
pemecahan masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan
keputusan.
5. Terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena
kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah
membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya,
individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna
mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya
sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari
kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok
penderita narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak
komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama
pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung,
setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang
menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi

4
yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang
akan mengaturnya.
Adapun menurut John Dewey dalam menjelaskan bahwa fungsi
komunikasi kelompok itu terbagi menjadi 6, antara lain :
1. Mengungkapkan kesulitan.
2. Menjelaskan permasalahan.
3. Menganalisis masalah.
4. Menyarankan solusi.
5. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan
kritertia berlawanan.
6. Mengamalkan solusi yang terbaik.
Sedangkan Randy Y. Hirokawa dalam Morissan (2009: 142),
mengatakan bahwa kelompok harus mampu melaksanakan empat fungsi untuk
dapat menghasilkan keputusan yang efektif yang terdiri atas :
1. Analisis Masalah Kelompok biasanya memulai proses pengambilan
keputusan dengan mengidentifikasi dan menilai suatu masalah (identifying
and assessing a problem).
2. Penentuan Tujuan Kelompok harus mengumpulkan dan mengevaluasi
informasi (gathers and evaluates information) terkait dengan masalah yang
tengah dihadapi.
3. Identifikasi Alternatif Pada tahap ini, kelompok membuat berbagai usulan
alternative (alternative proposal) untuk mengatasi masalah.
4. Evaluasi Konsekuensi Berbagai solusi alternatif yang tersedia kemudian di
evaluasi dengan tujuan akhirnya adalah untuk mengambil keputusan.

2.3 Bentuk Komunikasi Kelompok


Didalam bukunya Psikologi Komunikasi Jalaluddin Rahmat berdasarkan
pendapat Jhon.F Cragan dan David W.Wright. membagi kelompok pada dua
kategori yaitu kelompok deskriptif dan kelompok perspektif :
1. Komunikasi kelompok deskriptif
Dalam komunikasi kelompok deskriptif, menunjukkan kelasifikasi
kelompok melihat proses tahapan perkembangan kelompok. Kelompok
deskriftif dibedakan menjadi 3 :
a. Kelompok tugas
Kelompok tugas adalah kelompok yang bertujuan untuk mememcahkan
suatu masalah. Aubrey Fisher ( dalam buku Jalaluddin Rahmat 1999)

5
menjelaskan bahwa kelompok melewati empat tahap yaitu orentasi ,
konflik, pemunculan, dan peneguhan. Pada tahap orentasi, setiap anggota
saling mengenal dan saling memahami satu sama lain. Tindak komunikasi
pada tahap ini umumnya menunjukkan persetujuan, mempersoalkan
pernyataan serta terkadang tidak seragam dalam menafsirkan usulan. Pada
tahap konflik tentunya akan terjadi kontroversi diantara kelompok serta
mempertahankan pendirian masing-masing. Pada tahap pemunculan,
anggota-anggota bersikap tidak jelas dan komunikasi berupa usulan-usulan
yang ambigu. Pada tahap penengahan disini anggota kelompok mulai
menemukan solusi dari permasalahan dan menyatakan pendapat-pendapat
mereka, dan pernyataan umumnya bersifat positif.
b. Kelompok pertemuan
Kelompok peremuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka
sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih
banyak tentang dirinya. Sebagi contoh ialah kelompok terapi dirumah sakit
jiwa yang membantu pasiennya untuk menemukan jati dirinya sendiri.
c. Kelompok penyadar
Kelompok penyadar bertujuan untuk menciptakan indentitas sosial
politik yang baru. Kelompok penyadar ini dibentuk atas dasar kesamaan
nasib, golongan dan ras. Sebagai contoh yaitu pada tahun 1960-an di
Amerika muncul gerakan emansipasi wanita radikal, mereka membentuk
kelompok-kelompok yang menggunakan kelompok wanita untuk
menentang masyarakat yang di dominasi pria. Dari contoh diatas dapat
disimpulkan bahwa kelompok penyadar muncul karena mereka memiliki
pemikiran yang sama.
2. Komunikasi kelompok perspektif
Komunikasi kelompok sangat berpengaruh untuk menyelesaikan tugas,
memecahkan persoalan, membuat keputusan, serta dapat melahirkan gagasan-
gagasan keratif untuk memecahkan suatu masalah.

6
Dalam kelompok perspektif, kelompok ini mengacu pada langkah-langkah
yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapi tujuan kelompok.
Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok perspektif, yaitu
diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium dan prosedur
parlementer.
a. Diskusi Meja Bundar
Didalam diskusi meja bundar ini, lebih memberi
kebebasan kepada anggota kelompok. Karena sususnan tempat duduk
yang bundar menyebabkan arus komunikasi yang bebas diantara anggota-
anggota kelompok. Dan dengan susunan meja bundar memudahkan
pertisipasi spontan yang lebih demokratis, sehingga hubungan sosial
secara interpersonal dan semua anggota merasa diikut sertakan.
b. Simposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan
berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap
masalah yang kontroversal dalam format diskusi yang telah dirancang
sebelumnya.
c. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah format khusus yang anggota-anggota
kelompoknya berintraksi, baik berhadap-hadapan maupun melalui
mediator diantara mereka sendiri dan dihadiri tentang masalah yang
kontroversal.
Jalaludin Rahmat mengutip pendapat (Cragan dan Wright : 1980 )
menyatakan : “ biasanya, susunan tempat duduk diskusi panel meletakkan
peserta diskusi pada meja segi empat yang menghadap khalayak dengan
moderator yang duduk di tengah-tengah diantara kedua belah pihak.
d. Forum
Forum adalah waktu Tanya jawab yang terjadi setelah diskusi
terbuka, misalnya simposium. Ada lima macam simposium (1) Forum

7
ceramah (2) forum debat (3) forum dialog (4) forum panel dan, (5) forum
simposium.
a. Kolokium
Kolokium adalah sejenis format diskusi yang memberikan kepada
khalayak untuk bebas memberi pertanyaan kepada orang atau beberapa
orang ahli, perlu diingat, kolokium berformal dan diatur oleh seorang
moderator.
b. Prosedur Perlementer
Prosedur perlementer adalah format diskusi yang secara ketat
mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu
ketika sejumlah keputusan harus dibuat. Tata tertib perlemen dijalankan
dengan ketat sehingga sidang dapat menentukan siapa yang dapat
berbicara, untuk berapa lama dan berapa kali.

2.4 Klasifikasi Komunikasi Kelompok


Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan
sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi
kelompok.
1. Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)
mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi
dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita.
Kelompok primer adalah kelompok utama atau kelompok yang langsung
berhubungan dengan individu yang lain. Keluarga adalah kelompok primer atau
utama karena langsung berhubungan dengan individu-individu dari sejak
pertamakali lahir. Keluarga mengajarkan pertamakali tentang kelompok,
bangaimana berinteraksi, bagaimana berkomunikasi, bagaimana
menyampaikan pendapat, bagaimana menolak pendapat, dan belajar tentang
kesepakatan- kesepakatan lainya dalam kelompok. Keluarga terdiri dari ayah,
ibu dan saudara dimana dalam keluarga ini individu-individu dalam kelompok
ini mampu mengaktualisasikan diri dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam

8
kelompok primer ini banyaknya dukungan positif yang diberikan, karena masih
adanya hubungan darah.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik
komunikasinya, sebagai berikut:
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,
menyingkap unsur-unsur backstage(perilaku yang kita tampakkan dalam
suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang
menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder
komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok
sekunder nonpersonal.
c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada
aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok
sekunder instrumental.
e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok
sekunder formal.

2. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan


Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan
(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif
dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah
kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri
sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi
komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam
sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan
status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya
norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan
untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya
capai (fungsi normatif).
Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-
cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan
makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi
perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam

9
bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok
rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun
kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya
dalam berkomunikasi.

3. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif


John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi
dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi
kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.
Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif
dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan;
dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah,
misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok
pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara
pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang
dirinya.
Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok
pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan
identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada
tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus
ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan
Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi
meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur
parlementer.

2.5 Pengaruh Komunikasi Kelompok


1. Kon Formitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju
(norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau
dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau
melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan
melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua
kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika
anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara

10
persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah
setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
Contoh :
Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri
oleh 33 orang perwakilan daerah. Salah seorang calon ketua umum (misalnya
A) merancang 5 orang perwakilan daerah tersebut untuk berbicara dalam rapat
pemilihan tersebut dan menyatakan pilihannya pada A. Maka setelah kelima
orang tersebut selesai berbicara, anggota-anggota perwakilan daerah lainnya
tanpa sadar akan ”terbawa” pada pendapat/pilihankelima orang tersebut,
sehingga akan terpilih Calon A menjadi Ketua Umum.
2. Fasilitasi Sosial
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan
kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.
Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert
Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan
efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai
situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi
yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang
dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang
dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon
dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan
yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang benar; karena itu,
peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja
individu. Contoh :
Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik
perilakunya . Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya
(baca : Geng Nero), maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif.
Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya, karena tidak menyangka anaknya
bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat diam dan kalem.

11
3. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila
sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung
tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung
tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak
menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras. Jadi polarisasi adalah proses mengkutub, baik ke arah
mendukung/positif/pro maupun kearah menolak/negatif/kontra dalam suatu
masalah yang diperdebatkan.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil
(small group communication). Komunikasi kelompok memiliki fungsi sebagai
hubungan sosial, pendidikan, persuasi, memcahkan persoalan, dan terapi.
Kemudian komunikasi kelompok diklasifikasikan menjadi dua yaitu kelompok
primer dan kelompok sekunder. Kelompok dapat mempengaruhi perilaku
komunikasi yaitu dengan konformitas, perilaku sosial, dan polarisasi

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna seperti kata pepatah tak ada
gading yang tak retak, oleh sebab itu kami masih memerlukan banyak masukan
yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arni, Muhammad, (2007). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Deddy, Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar.Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Rahmat, Jalaludin, (1999). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tutiasri, Ririn. 2016. Komunikasi Dalam Komunikasi Kelompok. Jurnal Universitas


Ahmad Dahlan Jakarta. Vol (4) No:1, hal : 81-90
Wiryanto, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai