0 - Tape Singkong Manis Sari Madu
0 - Tape Singkong Manis Sari Madu
Dibuat oleh:
Kelompok 7/THP
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya kunjungan ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui profil agroindustri tape singkong manis Sari Madu.
b. Untuk mengetahui pengolahan limbah tape singkong manis Sari Madu.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pengupasan
Pencucian
Pengukusan
Pendinginan
Peragian
Pada pengolahan di industri tape sarimanis sumber madu terdapat dua jenis
limbah yaitu limbah padat berupa kulit singkong dan tanah serta limbah cair
berupa air cucian singkong. Untuk mengatasi limbah tersebut, Industri
menanggulangi limbah padat dengan cara memberikannya kepada orang-orang
yang membutuhkan untuk dijadikan pakan ternak.
Kulit singkong dimanfaatkan sebagai bahan pakan tambahan untuk ruminansia,
karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Limbah ini merupakan hasil
samping pengolahan tape singkong. Setiap kilogram umbi ketela pohon biasanya
menghasilka 15-20% kulit, maka semakin tinggi jumlah produksi singkong
semakin banyak pula kulit yang dihasilkan. Kulit singkong saat ini mulai banyak
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Nilai nutrisi kulit singkong relative baik
untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak, karena mengandung protein kasar
8,11%, serat kasar 15,205 dan TDN 74,735 (Rukmana, 1997).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa kulit singkong
memiliki kandungan protein yang rendah dan serat kasar yang tinggi serta
memiliki kandungan HCN (asam sianida/racun sianida) di dalamnya, di mana
HCN ini berfungsi sebagai zat anti nutrisi yang merugikan terhadap ternak.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi fermentasi dapat
meningkatkan kandungan protein dan menurunkan kadar serat kasar dan HCN
kulit singkong. Oleh karena itu sebelum dijadikan pakan ternak, diperlukan cara-
cara untuk mengurangi atau menghilangkan racun tersebut dari kulit singkong
yang akan digunakan sebagai pakan ternak. Menurut, Coursey (1974) HCN
mempunyai ikatan yang tidak begitu kuat, mudah menguap dan hilang atau
berkurang dengan jalan pengolahan, seperti pencucian, perendaman, perebusan,
pengukusan, dan pemanasan. Selain itu Tjokroadikoesoemo (1988), menyatakan
bahwa racun HCN dapat dihilangkan dengan cara sederhana antara lain melalui
penggorengan, pengukusan, penjemuran, atau diolah menjadi panganan-panganan
lainnya. Kompianag (1993) menambahkan bahwa kandungan HCN dalam suatu
bahan pakan dapat dikurangi atau dihilangkan dengan proses fermentasi.
Selain itu, pada limbah cair hanya dibuang ke sungai begitu saja. Hal tersebut
dapat mencemari lingkungan sekitar, karena limbah tersebut mengandung
senyawa racun CN atau HCN. Dampak negative dari limbah cair mengakibatkan
terjadinya pencemaran lingkungan, diantaranya bau yang tidak sedap karena
limbah cair yang dibuang disungai mengandung senyawa-senyawa organic
tersuspensi seperti protein, lemak, karbohidrat yang mudah membusuk dan
beberapa sumur warga yang tidak layak untuk dikonsumsi. Hal ini biasanya sering
menjadi keluhan dari masyarakat yang berada disekitar industry tersebut karena
dapat membahayakan kesehatan serta merusak keindahan lingkungan (Rukmana,
1997). Untuk mengatasinya maka dapat dilakukan pengolahan limbah air cucian
singkong dengan cara mengupayakan agar limbah cair diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke perairan umum dan membina agar pelaku usaha industri
mampu memanfaatkan limbah cairnya untuk menghasilkan tambahan pendapatan.
Limbah cair dari industri tapioka dapat diolah menjadi etanol atau pupuk organik
cair. Dengan begitu industri tersebut dapat memberikan dampak yang baik dan
sehat untuk lingkungan.
BAB 4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Agroindustri pengolahan tape singkong Manis Sari Madu didirikan pada
tahun 2009 yang terletak di Jalan Kenanga dan Melati II/ 122 Jember oleh
pasangan Suami Istri yaitu Bapak Yanuar Pribadi dan Ibu Yanuar. Awal
mula didirikan usaha ini mereka memproduksi tape dengan coba-coba
bersamaan dengan kue-kue basah. Namun, pada akhirnya agroindustri ini
menetapkan untuk konsisten dalam memproduksi tape singkong saja.
Agroindustri ini berkembang pesat dengan diproduksinya berbagai
macam olahan dari tape singkong seperti suwar-suwir, prol tape, dan
kripik tape. Namun produk turunan tersebut diproduksi oleh anak cabang
dari induk agroindustri.
2. Limbah yang diperoleh dari agroindustri tape singkong berupa limbah
padat dan limbah cair. Untuk pengolahan limbah padat sudah
dimanfaatkan dengan baik yaitu diolah menjadi pakan ternak, namun jenis
limbah cair yang dihasilkan memiliki warna yang keruh. Limbah tersebut
langsung dibuang ke parit terdekat tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut.
4.2. Saran
Adapun saran untuk pengolahan limbah dari agroindustri tape singkong yaitu
perlu adanya binaan atau bimbingan bagi pelaku usaha agar lebih memanfaatkan
limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan dan menghasilkan
tambahan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral. 2014. Direktori
Perusahaan Industri Kecil dan Menengah Tahun 2014. Jember:
DISPERINDAG dan ESDM.