ChemistryProgress 2013A PDF
ChemistryProgress 2013A PDF
ABSTRAK
Telah dilakukan sintesis tris-(4-thioanisil)oktilsilan (1) melalui reaksi kopling antara oktilsilan dengan 4-iodida
thioanisol. Reaksi dilakukan menggunakan katalis paladium dalam kondisi atmosfir inert menggunakan pelarut
tetrahidrofuran. Senyawa (1) diperoleh dalam bentuk cairan tak berwarna dengan rendemen 20% mempunyai
1 13
tujuh puncak H NMR, tigabelas puncak C NMR dan memiliki nilai m/z 510.
ABSTRACT
Synthesis of tris-(4-thioanisyl)octylsilane (1) by coupling reaction between octylsilane and 4-iodo thioanisole has
been done. Reaction was carried out using palladium as catalyst in inert condition and tetrahydrofuran as
1
solvent. Compound (1) was obtained in colorless oil with the yield 20% has seven peaks of H NMR, thirteen
13
peaks of C NMR and m/z 501.
PENDAHULUAN
Sintesis senyawa-senyawa baru untuk keperluan halida telah dikembangkan untuk tujuan sintesis obat-
manusia terus dilakukan hingga saat ini yang meliputi obatan (Kagechika et al, 2005), sintesis pestisida
sintesis obat-obatan, sintesis bahan pangan, sintesis (Tacke et al., 1992), maupun sintesis material baru
parfum dan kosmetika maupun sintesis bahan-bahan (Yabusaki et al., 2010).
pertanian (Yamakawa et al., 1990). Untuk melakukan Lesbani et al. (2010a) melaporkan bahwa reaksi
sintesis senyawa-senyawa baru tersebut diperlukan kopling senyawa organologam grup 14 dengan aril
suatu teknik sintesis yang efisien dengan rute sintesis halida menghasilkan senyawa baru sebagai material
yang pendek. Salah satu teknik sintesis senyawa- yang mempunyai sifat photoluminescence violet biru
senyawa kimia yang terus dikembangkan adalah yang khas. Selanjutnya Lesbani et al. (2012a) telah
reaksi kopling (Negishi, 2002). Reaksi kopling mengaplikasikan konsep reaksi kopling pada senyawa
merupakan reaksi penggabungan atom-atom terutama organosilika dengan aril halida untuk sintesis pestisida
atom karbon (Hagedus, 2002). Pada reaksi kopling dimana tahapan sintesis dapat diperpendek sehingga
dipergunakan katalis untuk menggabungkan atom- reaksi lebih efisien. Variasi aril halida yang digunakan
atom karbon (Tsuji, 2004). Katalis yang umum memungkinkan pembentukan senyawa-senyawa baru
dipergunakan yakni katalis dari logam transisi dan yang memiliki sifat-sifat yang khas dapat dilakukan
senyawanya (Suginome et al., 2000). Salah satu seperti yang dilakukan oleh Lesbani et al. (2012b).
manfaat reaksi ini yakni sintesis obat-obatan yang Beberapa aril halida mempunyai toleransi terhadap
mempunyai atom karbon kiral yang sulit untuk kondisi reaksi kopling sehingga reaksi dapat dilakukan
dilakukan dengan teknik reaksi substitusi biasa (Horn, dengan pembentukan rendemen yang tinggi (Lesbani
1995). et al., 2010b).
Salah satu reaksi kopling yang menarik untuk Pada penelitian ini akan dilakukan reaksi
diteliti yakni reaksi antara organosilika dengan aril kopling antara oktilsilan yang merupakan organosilika
halida (Yamanoi, 2005). Reaksi ini dikatalis oleh primer dengan rantai karbon alifatik (C8) dengan 4-
senyawa logam transisi terutama paladium, platina, iodida thioanisol. Reaksi kopling oktilsilan dengan aril
maupun rhodium (Yamanoi et al., 2006). Reaksi halida yakni 2-iodida thiophen telah dilakukan oleh
antara senyawa organologam grup 14 dengan aril Lesbani et al. (2010b) dengan rendemen produk yang
SCH3
H
Si H + I SCH3 Si SCH3
H
[C8-SiH3]
SCH3
(1)
Gambar 1. Sintesis senyawa tris-(4-thioanisil)oktilsilan
Hasil pemisahan senyawa (1) hasil sintesis (GC-MS). Senyawa (1) yang berupa cairan langsung
diperoleh senyawa (1) berupa cairan tak berwarna. diukur dengan GC-MS tanpa penambahan pelarut.
Selanjutnya cairan ini diidentifikasi dengan Pola fragmentasi senyawa (1) hasil pengukuran
menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa dengan GC-MS disajikan pada Gambar 2.
46
Lesbani : Sintesis tris …
Dari pola fragmentasi pada Gambar 2 terlihat alifatik (C8H17) yang merupakan rantai alifatik pada
bahwa senyawa (1) mempunyai nilai m/z sebesar 510. senyawa bahan dasar yakni oktilsilan. Hasil ini
Nilai ini bersesuaian dengan perhitungan berat menunjukkan bahwa senyawa (1) telah berhasil
molekul senyawa (1) secara teori dimana diperoleh disintesis. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan
nilai berat molekul sebesar 510 g/mol. Pola menggunakan 1H dan 13C NMR. Spektrum 1H NMR
fragmentasi selanjutnya terlihat nilai m/z sebesar 397 senyawa (1) hasil pengukuran dalam pelarut CDCl3
dengan intensitas mendekati 100%. Nilai ini disajikan pada Gambar 3.
bersesuaian dengan fragmentasi atau hilangnya rantai
Pada spektrum 1H NMR seperti yang terlihat (d, 6H, J = 8,1 Hz). Total jumlah proton yang dimiliki
pada Gambar 3 terdapat tujuh puncak proton ekivalen oleh senyawa (1) hasil sintesis hasil perhitungan yakni
dari senyawa (1). Ketujuh puncak proton dan 38 buah. Jumlah ini bersesuaian dengan total jumlah
pergeseran kimia yang dimilikinya yakni 0.86 ppm proton yang terdapat pada senyawa (1) hasil sintesis
(t, 3H, J = 7,1 Hz), 1,28 ppm (m, 10H), 1,34 ppm (t, (Clayden et.al, 2008). Selanjutnya pengukuran dengan
2H, J = 6,5 Hz), 1,42 ppm (q, 2H, J = 8,1 Hz), 2,48 menggunakan 13CNMR menghasilkan spektrum 13C
ppm (s, 9H), 7,21 ppm (d, 6H, J = 8,1 Hz), 7,38 ppm NMR seperti yang tersaji pada Gambar 4.
47
Chem. Prog. Vol. 6, No.2. November 2013
Spektrum 13C NMR senyawa (1) hasil sintesis memiliki rantai alifatik (C8) sehingga dalam senyawa
memiliki total puncak karbon ekivalen sebanyak (1) terdapat karbon –CH3 (metil), -CH2- (metilen), -
tigabelas buah. Sebaran ketigabelas karbon tersebut CH- (metin) dan –C- (karbon kuartener) (Solomons
yakni 13,3 ppm (CH2), 14,1 ppm (CH3), 15,1 ppm et.al, 2008). Untuk menentukan karbon-karbon primer,
(CH3), 22,7 ppm (CH2), 23,9 ppm (CH2), 29,1 ppm sekunder, tersier dan kuartener tersebut maka
(CH2), 29,2 ppm (CH2), 31,9 ppm (CH2), 33,8 ppm dilakukan pengukuran dengan menggunakan DEPT-
(CH2), 125,4 ppm (CH), 131,1 ppm (Cq), 135,9 ppm 135. Spektrum karbon DEPT-135 tersaji pada Gambar
(CH), 140,3 ppm (Cq). Senyawa (1) hasil sintesis 5.
Karbon-karbon sekunder pada spektrum DEPT (CH2). Puncak karbon-karbon tersier tampak muncul
135 terlihat memiliki puncak mengarah kearah bawah dengan intensitas yang tinggi yakni pada perseseran
dari baseline pergeseran kimia seperti terlihat pada kimia 125,4 ppm (CH), dan 135,9 ppm (CH). Puncak
Gambar 4. Karbon-karbon tersebut yakni 13,3 ppm karbon-karbon kuartener seperti yang terlihat pada
(CH2), 22,7 ppm (CH2), 23,9 ppm (CH2), 29,1 ppm spektrum 13C NMR pada Gambar 3 tidak muncul pada
(CH2), 29,2 ppm (CH2), 31,9 ppm (CH2), 33,8 ppm pengukuran menggunakan karbon DEPT-135 yakni
48
Lesbani : Sintesis tris …
pada pergeseran kimia 131,1 ppm (Cq), dan 140,3 Lesbani. A, Kondo. H, Sato J. I, Yamanoi. Y, Nishihara. H,
ppm (Cq). Karbon primer (-CH3) tampak pada 2010a, Facile Synthesis of Hypersilylated Aromatic
spektrum karbon DEPT 135 dengan intensitas yang Compounds by Palladium-Mediated Arylation
rendah dengan puncak mengarah keatas yakni pada Reaction, Chemical Communications, 46, 7784-
7786.
pergeseran kimia 14,1 ppm (CH3), dan 15,1 ppm
Lesbani. A, Kondo. H, Yabusaki. Y, Nakai. M, Yamanoi.
(CH3). Dari hasil keseluruhan pengukuran dengan Y, Nishihara. H, 2010b, Integrated Palladium-
spektrometer NMR dapat dipastikan bahwa senyawa Catalyzed Arylation of Heavier Group 14 Hydrides,
(1) dapat disintesis dengan reaksi kopling antara Chemistry A European Journal, 16, 13519-13527.
oktilsilan dengan 4-iodida anisol. Negishi. E, 2002, Organopalladium Chemistry, New York:
Wiley-Interscience.
Solomons. T.W.G, Fryhle. C.B, 2008, Organic Chemistry
KESIMPULAN 9th Edition, John Wiley & Sons, Inc, USA.
Senyawa tris-(4-thioanisil)oktilsilan (1) hasil Suginome. M, Ito. Y, 2000, Transition-metal-Catalyzed
Additions of Silicon-Silicon and Silicon-Heteroatom
sintesis oktilsilan dengan 4-iodida thioanisol Bonds to Unsaturated Organic Moleculs, Chemical
mempunyai wujud cairan tak berwarna dengan Reviews, 100, 3221-3256.
rendemen sebesar 20%. Hasil analisis dengan 1H, 13C Tacke. R, Becker. B, Berg. D, Brandes. W, Dutzmann. S,
NMR dan GC-MS menunjukkan bahwa senyawa (1) Schaller. K, 1992, Bis(4-fluorophenyl)methyl(1H-
hasil sintesis melalui reaksi kopling mempunyai 2,3,4-triazol-1-yl-methyl)-germane, A Germanium
kemurnian yang tinggi. Analogue of The Agricultural Fungicide Flusilazole:
Synthesis and Biol, Journal of Organometallic
Chemistry, 438, 45-5
DAFTAR PUSTAKA Tsuji. J, 2004, Palladium Reagents and Catalyst,
Chichester: Wiley.
Clayden, Greeves, Warren, Wothers, 2008, Organic
Yabusaki. Y, Ohshima. N, Kondo. H, Kusamoto. T,
Chemistry, Oxford University Press, Oxford, UK.
Yamanoi. Y, Nishihara. H, 2010, Versatile Synthesis
Hegedus. L. S, 2002, Organometallics in Synthesis,
of Blue Luminescent Siloles and Germoles and
Chichester: Wiley.
Hydrogen-Bond-Assisted Color Alteration,
Horn. K. A, 1995, Regio-and Stereochemical Aspects of the
Chemistry A Eurpean Journal, 16, 5581-5585.
Palladium-Catalyzed reactions of Silanes, Chemical
Yamakawa. T, Kagechika. H, Kawachi. E, Hashimoto. Y,
Reviews, 95, 1317-1350.
Shudo. K, 1990, Retinobenzoid acids.5. Retinoidal
Kagechika. H, Shudo. K, 2005, Synthetic Retinoids: Recent
Activities of Compounds Having a Trimethylsilyl or
Developments Concerning Structure and Clinical
Trimethylgermyl group(s) in Human Promyelocytic
Utility, Journal of Medicinal Chemistry, 48, 19,
Leukemia Cells HL-60, Journal of Medicinal
5875-5883. Chemistry, 33, 1430-1437.
Lesbani. A, Kondo. H, Yamanoi. Y, Nishihara. N, 2012a, Yamanoi. Y, 2005, Palladium-Catalyzed Silylations of
Sintesis Pestisida Flusilazol, Jurnal Kimia FMIPA Hydrosilanes with Aryl Halides Using Bulky Alkyl
Universitas Udayana, 6, 1-7. Phosphine, Journal of Organic Chemistry, 70, 9607-
Lesbani. A, Mohadi. R, 2012b, Tripel Arilasi Organosilika 9609.
Primer Dengan Beberapa Aril Iodida Menggunakan Yamanoi. Y, Nishihara. H, 2006, Rhodium-catalyzed
Katalis Paladium, Chemistry Progress, Universitas Silylation of Ortho-Functionalized Aryl Halides
Sam Ratulangi, 5,2, 66-69. wiyh Hydrosilanes, Tetrahedron Letters, 47, 7157-
7161.
49