Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN RIWAYAT KELUARGA MENDERITA DM

DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DM TIPE 2 PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK


PENYAKIT DALAM BLU RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO
John S. Kekenusa*, Budi T. Ratag*, Gloria Wuwungan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Diabetes Melitus dan komplikasnya merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Berdasarkan
data rekam medis BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, terdapat 16.386 kunjungan pasien rawat jalan
yang menderita DM pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dan
riwayat keluarga menderita DM dengan kejadian penyakit DM Tipe 2 pada pasien rawat jalan di Poliklinik
Penyakit Dalam BLU RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control study.
Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan
Februari-April 2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah
sampel sebesar 120 sampel kelompok kasus dan 120 sampel kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI=95% dan α=5%) dengan bantuan
program SPSS versi 20 for windows.
Hasil penelitian antara umur dengan kejadian DM Tipe 2 menunjukkan nilai p=0,000 (OR=7,6),
sedangkan untuk riwayat keluarga menderita DM dengan kejadian DM Tipe 2 menghasilkan nilai p=0,000
(OR=4,7).
Terdapat hubungan antara umur dan riwayat keluarga menderita DM dengan kejadian DM Tipe 2 pada
pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Orang yang
berumur ≥45 tahun 8 kali lebih berisiko menderita DM Tipe 2 dibandingkan dengan orang yang berumur <45
tahun, sedangkan orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM 5 kali lebih berisiko menderita DM Tipe
2 dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita DM.

Kata kunci : DM Tipe 2, umur, riwayat keluarga menderita DM

ABSTRACT

Diabetes Mellitus and its complications are the leading cause of death in developing countries. Based on the
medical records of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital, there were 16 386 DM outpatient visits in 2012.
This study was conducted to determine the correlation between age and family history of diabetes mellitus with
the incidence of Type 2 Diabetes Melitus at outpatient of Internal Clinic Prof. Dr. R.D Kandou Manado Hospital.
This study is an observational analytic study with case control study approach. The research was
conducted in the Internal Clinic Prof. Dr. R.D Kandou Manado Hospital on February-April 2013. The sampling
method used was purposive sampling with samples is 120 cases and 120 control. The research instrument used
was a questionnaire. Bivariate analysis using Chi Square Test (CI=95% and α=5%) with SPSS version 20 for
windows.
The results between age with the incidence of Type 2 Diabetes Melitus showed p value=0,000 (OR=7,6),
and for family history of DM with the incidence of Type 2 Diabetes Melitus showed p value=0.000 (OR=4,7).
There is a correlation between age and family history of DM with the incidence of Type 2 Diabetes
Melitus at outpatient of Internal Clinic Prof. Dr. R.D Kandou Manado Hospital. Persons aged ≥45 years 8 times
more likely to have Type 2 DM compared to those aged <45 years, while those who have family history of DM 5
times more likely to have Type 2 DM compared to those who don’t have family history of DM.

Key words: Type 2 DM, age, family history

1
PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat yang ada di Provinsi
Sulawesi Utara. Pada tahun 2011, terdapat
Berdasarkan data dari World Health 11.084 kunjungan pasien rawat jalan yang
Organization (WHO), sekitar 347 juta orang di menderita DM dan mengalami peningkatan
seluruh dunia menderita diabetes, dan jumlah kunjungan pasien pada tahun 2012
diperkirakan bahwa kematian akibat diabetes yaitu sebanyak 16.386 kunjungan. Berdasarkan
akan meningkat dua pertiga kali antara tahun hal-hal di atas, maka penulis tertarik untuk
2008 dan 2030. Beban diabetes meningkat mengadakan penelitian di BLU RSUP Prof. Dr.
secara global, khususnya di negara-negara R.D Kandou Manado untuk menganalisis
berkembang (WHO, 2012). Pada tahun 2011, hubungan antara umur dan riwayat keluarga
Indonesia menempati urutan ke-10 jumlah menderita DM dengan kejadian penyakit DM
penderita DM terbanyak di dunia dengan Tipe 2.
jumlah 7,3 juta orang dan jika hal ini berlanjut Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
diperkirakan pada tahun 2030 penderita DM mengetahui hubungan antara umur dan riwayat
dapat mencapai 11.8 juta orang. Orang dengan keluarga menderita DM dengan kejadian
DM memiliki peningkatan risiko penyakit DM Tipe 2 pada pasien rawat jalan di
mengembangkan sejumlah masalah kesehatan Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP Prof.
akibat komplikasi akut maupun kronik (IDF, Dr. R.D Kandou Manado.
2011).
Provinsi Sulawesi Utara merupakan
salah satu provinsi yang mempunyai prevalensi METODE PENELITIAN
DM yang cukup tinggi. Menurut data
Riskesdas tahun 2007, prevalensi penyakit DM Jenis penelitian ini adalah penelitian
di provinsi Sulawesi Utara berada pada observasional analitik, dengan desain studi
peringkat ke enam yaitu sebesar 8,1%. Hal ini kasus-kontrol (case-control study). Penelitian
menunjukkan tingginya prevalensi penyakit ini diadakan di Poliklinik Penyakit Dalam BLU
DM di Sulawesi Utara jika dibandingkan RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado pada
dengan prevalensi nasional DM yang hanya bulan Februari-April 2013. Populasi pada
sebesar 5,7%. penelitian ini yaitu pasien rawat jalan di
Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP Prof.
penyakit multifaktorial dengan komponen Dr. R.D Kandou Manado pada bulan Maret
genetik dan lingkungan yang memberikan 2013. Teknik pengambilan sampel dalam
kontribusi sama kuatnya terhadap proses penelitian ini adalah purposive sampling
timbulnya penyakit tersebut. Sebagian faktor dengan jumlah sampel yaitu 120 sampel untuk
ini dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya kelompok kasus dan 120 sampel untuk
hidup, sementara sebagian lainnya tidakn dapat kelompok kontrol. Instrumen pada penelitian
diubah (Gibney dkk, 2005). Faktor-faktor yang ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan
berhubungan dengan DM Tipe 2 antara lain tentang identitas pasien, karakteristik pasien
umur, riwayat keluarga menderita DM, berat dan riwayat keluarga menderita DM.
badan berlebih, kurangnya aktifitas fisik, dan Pengumpulan data primer dilakukan dengan
diet tidak sehat. Umur dan riwayat keluarga memberikan kuesioner kepada pasien rawat
menderita DM termasuk dalam faktor yang jalan di Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP
tidak dapat dimodifikasi/diubah namun Prof. Dr. R.D Kandou Manado yang berisi
memiliki hubungan yang erat dengan kejadian pertanyaaan tentang karakteristik pasien dan
DM Tipe 2, sehingga dengan mengetahui riwayat keluarga menderita DM. Data sekunder
kedua faktor ini, orang yang berisiko menderita dikumpulkan melalui data yang diperoleh dari
DM Tipe 2 dapat melakukan pencegahan bagian rekam medis, buku registrasi pasien,
dengan mengendalikan faktor lain yang dan profil BLU RSUP Prof. Dr. R.D Kandou
berhubungan dengan kejadian DM Tipe 2. Manado. Pengolahan data dilakukan melalui
Badan Layanan Umum Rumah Sakit beberapa cara yaitu editing (untuk mengecek
Prof. Dr. R.D Kandou Manado merupakan kelengkapan data), coding (untuk mengubah

2
data berbentuk kalimat/huruf menjadi dibandingkan laki-laki (Bustan, 2007). Pada
angka/bilangan), entry data (memasukkan data kelompok kasus dalam penelitian ini, jumlah
untuk diolah memakai program SPSS versi 20 responden laki-laki lebih besar dari jumlah
untuk dianalisis), dan tabulating (memasukkan responden perempuan. Hal ini berbeda dengan
data dalam bentuk tabel-tabel). Analisis data hasil penelitian Lubis (2012) dan Bintanah
dilakukan dengan menggunakan uji statistik (2012) yang menunjukkan bahwa penderita
Chi-Square, dengan nilai α=0,05, Confidence DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada
Interval (CI) = 95%, dan Odds Ratio (OR) perempuan dibandingkan laki-laki.
dengan bantuan SPSS versi 20 for windows. Apabila ditinjau dari umur, penelitian ini
menunjukkan bahwa responden yang memiliki
umur ≥45 tahun merupakan responden dengan
HASIL PENELITIAN DAN persentase paling besar (56,3%). Hal ini sejalan
PEMBAHASAN dengan hasil penelitian Awad (2011) yang
menunjukkan peningkatan jumlah pasien DM
A. Karakteristik Responden Tipe 2 pada pasien yang berumur lebih dari 50
Berikut ini merupakan data distribusi tahun. Hasil Riskesdas tahun 2007 juga
responden berdasarkan karakteristik. menunjukkan bahwa jumlah penderita DM di
Indonesia semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya umur.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Dari segi tingkat pendidikan terakhir,
Karakteristik
sebagian besar responden adalah lulusan
Kategori Responden Total Sekolah Menengah Atas (46,7%), dan sekitar
Karakteristik Kasus Kontrol 29% merupakan lulusan Perguruan Tinggi.
n % n % n %
Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2012)
Umur
≥ 45 tahun 95 79,2 40 33,3 135 56,2 juga menunjukkan hasil yang sama yaitu
< 45 tahun 25 20,8 80 66,7 105 43,8 persentase tingkat pendidikan terakhir
Jenis Kelamin responden yang paling besar adalah lulusan
Laki-laki 62 51,7 36 30 98 40,8 SMA/sederajat. Semakin tinggi tingkat
Perempuan 58 48,3 84 70 142 59,2 pendidikan berarti ada kemungkinan semakin
Pendidikan
Terakhir baik pula pengetahuan seseorang dalam
Tidak 1 0,8 0 0 1 0,4 mencegah terjadinya peyakit termasuk DM
Sekolah Tipe 2, begitupun sebaliknya. Hal ini sejalan
SD 15 12,5 12 10 27 11,2 dengan hasil penelitian Zahtamal (2007) yang
SMP 18 15 12 10 30 12,5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
SMA 48 40 64 53,3 112 46,7
Perguruan 38 31,7 32 26,7 70 29,2 pengetahuan tentang DM dengan kejadian DM.
Tinggi Ditinjau dari jenis pekerjaan responden,
Pekerjaan yang terbanyak adalah responden yang tidak
PNS 14 11,7 28 23,3 42 17,5 memiliki pekerjaan (27,9%). Penelitian yang
Wiraswasta 9 7,5 33 27,5 42 17,5
dilaksanakan oleh Balkau et al (2008), pada 13
Buruh 1 0,8 0 0 1 0,4
Pensiunan 58 48,3 4 3,3 62 25,9 kota di Eropa disimpulkan bahwa akumulasi
Petani 8 6,7 5 4,2 13 5,4 aktivitas fisik sehari-hari merupakan faktor utama
Tidak Ada 29 24,2 38 31,7 67 27,9 yang menentukan sensitivitas insulin. Dalam
Lainnya 1 0,8 12 10 13 5,4 penelitian ini, sebagian besar responden kelompok
Jumlah 120 100 120 100 240 100 kasus memiliki pekerjaan sebagai pensiunan. Kadar
Pada penelitian ini jumlah responden yaitu 240 gula darah yang normal cenderung meningkat
secara bertahap setelah mencapai usia 50 tahun.
pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit
Untuk menurunkan kadar gula darah tersebut perlu
Dalam BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
dilakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, sebab
Manado yang terdiri dari 96 responden (40,8%)
otot menggunakan glukosa yang terdapat dalam
laki-laki dan 142 responden (59,2%) darah sebagai energi (Adib, 2011).
perempuan. Biasanya, penderita DM Tipe 2
lebih banyak terjadi pada perempuan

3
B. Hubungan Antara Umur dengan 2 karena adanya faktor lain selain umur yang
Kejadian DM Tipe 2 juga berhubungan dengan kejadian DM Tipe 2.
Tabel 2. Analisis Hubungan Antara Umur
C. Hubungan Antara Riwayat Keluarga
Dengan Kejadian DM Tipe 2
Menderita DM dengan Kejadian DM
Umur
Kategori Responden
Kasus Kontrol
Total Nilai OR
(CI Tipe 2
p
n % n % n % 95%)
≥ 45 95 79,2 40 33,3 135 56,2 7,6 Tabel 3. Analisis hubungan antara riwayat
tahun
<45
25 20,8 80 66,7 105 43,8
0,000(4,249 –
13,594)
keluarga menderita DM dengan Kejadian DM
tahun
Jumlah 120 100 120 100 240 100 Tipe 2
Riwayat Kategori Responden Total OR
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini Keluarga Kasus Kontrol Nilai (CI
Menderita p
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang DM
n % n % n % 95%)

antara umur dengan kejadian DM Tipe 2 Ada 72 60 29 24,2 101 42,1


0,000
4,707
(2,702
(p=0,000) dengan nilai Odds Ratio sebesar 7,6. Tidak Ada 48 40 91 75,8 139 57,9 –
8,199)
Hal ini berarti bahwa orang dengan umur ≥45 Jumlah 120 100 120 100 240 100

tahun memiliki risiko 8 kali lebih besar terkena Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
penyakit DM Tipe 2 dibandingkan dengan hubungan antara riwayat keluarga menderita
orang yang berumur kurang dari 45 tahun. DM dengan kejadian DM Tipe 2 (p=0,000)
Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian dengan nilai Odds Ratio sebesar 4,7. Hal ini
yang dilakukan oleh Zahtamal (2007) terhadap berarti bahwa orang yang memiliki riwayat
152 responden yang menunjukkan bahwa keluarga menderita DM, berisiko 5 kali lebih
hubungan antara umur dengan kejadian DM besar terkena DM Tipe 2 dibandingkan dengan
Tipe 2 pada pasien yang dirawat di RSUD orang yang tidak memiliki riwayat keluarga
Arifin Achmad Provinsi Riau bermakna secara menderita DM. Kondisi ini sejalan dengan
statistik, dimana orang yang berumur ≥45 hasil penelitian yang dilakukan oleh
tahun memiliki risiko 6 kali lebih besar terkena Wicaksono (2011) pada 30 pasien rawat jalan
penyakit DM Tipe 2 dibandingkan dengan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
orang yang berumur kurang dari 45 tahun. Kariadi Semarang, dimana riwayat keluarga
Adib (2011) menyatakan bahwa DM menderita DM merupakan faktor risiko
Tipe 2 bisa terjadi pada anak-anak dan orang terjadinya DM Tipe 2 yang bermakna secara
dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 statistik dan memiliki pengaruh terhadap
tahun. Masyarakat yang merupakan kelumpok kejadian DM Tipe 2 sebesar 75%.
berisiko tinggi menderita DM salah satunya Penelitian ini menunjukkan responden
adalah mereka yang berusia lebih dari 45 yang memiliki riwayat keluarga menderita DM
tahun. Prevalensi DM akan semakin meningkat berjumlah 101 responden, dimana 30%
seiring dengan makin meningkatnya umur, diantaranya memiliki lebih dari satu anggota
hingga kelompok usia lanjut (Bustan, 2007). keluarga yang menderita DM. Orang yang
Hal tersebut sesuai dengan penelitian Wild, dkk memiliki salah satu atau lebih anggota keluarga
(2004) tentang prevalensi DM secara global baik orang tua, saudara, atau anak yang
yang menunjukkan bahwa semakin menderita diabetes, memiliki kemungkinan 2
meningkatnya umur, semakin tinggi pula sampai 6 kali lebih besar untuk menderita
prevalensi DM yang ada. diabetes dibandingkan dengan orang-orang
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa yang tidak memiliki anggota keluarga yang
umur bukanlah satu-satunya faktor yang menderita diabetes (CDC, 2011).
mempengaruhi kejadian DM Tipe 2, karena Hasil penelitian ini menunjukkan ada
berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 24% kelompok kontrol (tidak menderita DM
terdapat 20% responden yang masih berumur Tipe 2) yang memiliki riwayat keluarga
kurang dari 45 tahun namun sudah didiagnosis menderita DM. Hal ini dapat berarti bahwa
menderita DM Tipe 2. Hal itu menunjukkan responden tersebut juga berisiko menderita DM
bahwa responden tersebut menderita DM Tipe pada usia lanjut, karena beberapa ahli percaya

4
bahwa risiko seseorang untuk menderita DM B. Saran
Tipe 2 lebih besar jika orang tersebut 1. Orang yang berusia ≥45 tahun dan memiliki
mempunyai orang tua yang menderita DM. riwayat keluarga menderita DM perlu lebih
(ADA, 2013). Namun demikian, adanya mengaktifkan diri dalam upaya pencegahan
penyakit dengan garis keturunan yang jelas DM Tipe 2 seperti melakukan aktivitas
hanya merupakan suatu tingkat risiko pada fisik, mengatur pola makan, melakukan
keluarga yang dipengaruhi oleh kebiasaan pemeriksaan gula darah secara teratur dan
hidup, status sosial keluarga dan lingkungan mencari informasi mengenai penyakit DM.
hidup (Noor, 2008). 2. Bagi pihak Rumah Sakit untuk dapat
Hasil penelitian ini juga menunjukkan memberikan informasi kepada pasien
bahwa riwayat keluarga menderita DM tentang seberapa besar risiko dari faktor
bukanlah satu-satunya faktor yang umur ≥45 tahun dan adanya riwayat
berhubungan dengan kejadian DM Tipe 2. keluarga menderita DM terhadap kejadian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa DM Tipe 2.
ada sekitar 41% responden yang telah 3. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
didiagnosis menderita DM Tipe 2 namun tidak untuk dapat memberikan informasi kepada
memiliki riwayat keluarga menderita DM. masyarakat tentang seberapa besar risiko
Meskipun faktor keturunan memiliki pengaruh dari faktor umur ≥45 tahun dan adanya
dalam menentukan seseorang berisiko terkena riwayat keluarga menderita DM terhadap
diabetes atau tidak, gaya hidup juga memiliki kejadian DM Tipe 2 agar masyarakat yang
peran besar terhadap risiko terjadinya DM Tipe berisiko dapat melakukan upaya
2. Penelitian yang dilakukan di Poliklinik pencegahan.
Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi 4. Perlunya dilakukan penelitian tentang
Semarang menunjukkan bahwa salah satu faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
faktor yang berhubungan dengan kejadian DM penyakit DM seperti berat badan berlebih,
Tipe 2 yaitu aktivitas fisik olahraga kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan
(Wicaksono, 2011). Oleh karena itu, tidak sehat.
pencegahan diabetes bagi yang berisiko dapat
dilakukan dengan membiasakan hidup sehat
dan berolahraga secara teratur (Adib, 2011). DAFTAR PUSTAKA

ADA, 2013. Genetics of Diabetes. American


PENUTUP Diabetes Association. (online)
A. Kesimpulan http://www.diabetes.org/diabetes-
1. Terdapat hubungan antara umur pasien basics/genetics-of-diabetes.html Diakses
dengan kejadian DM Tipe 2 pada pasien pada tanggal 3 Juni 2013.
rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam
BLU RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado. Penyakit Mematikan yang Paling Sering
Orang yang berumur ≥45 tahun 8 kali lebih Menyerang Kita. Jogjakarta: Buku Biru.
berisiko menderita DM Tipe 2 dibandingkan Awad, N., Langi, Y., dan Pandelaki, K. 2011.
dengan orang yang berumur kurang dari 45 Gambaran Faktor Resiko Pasien
tahun. Diabetes Melitus Tipe II Di Poliklinik
2. Terdapat hubungan antara riwayat keluarga Endokrin Bagian/Smf Fk-Unsrat Rsu
menderita DM dengan kejadian DM Tipe 2 Prof.Dr. R.D Kandou Manado Periode
pada pasien rawat jalan di Poliklinik Mei 2011 - Oktober 2011 (Skripsi).
Penyakit Dalam BLU RSUP Prof. Dr. R.D Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Kandou Manado. Orang yang memiliki Balkau, B., Mhamdi, L., Oppert, J. M., Nolan,
riwayat keluarga menderita DM berisiko 5 J., Golay, A., and Porcellati, F. 2008.
kali lebih besar menderita DM Tipe 2 Physical Activity and Insulin Sensitivity.
dibandingkan dengan orang yang tidak Diabetes. 57:2613-2618.
memiliki riwayat keluarga menderita DM.

5
Bintanah, S. dan Handarsari, E. 2012. Asupan
Serat Dengan Kadar Gula Darah, Kadar
Koleterol Total dan Status Gizi Pada
Pasien DM Tipe 2 Di Rumah Sakit
Roemani Semarang. Jurnal Unimus:
Seminar Hasil-Hasil Penelitian. Hal.
289-297.
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
CDC. 2011. Family History as a Tool for
Detecting Children at Risk for Diabetes
and Cardiovascular Disease. (online)
http://www.cdc.gov/ncbddd/pediatricgen
etics/genetics_workshop/detecting.html.
diakses pada tanggal 17 April 2013
Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007.
Jakarta: Depkes RI.
Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M.,
dan Arab, L. 2005. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
IDF. 2011. One adult in ten will have diabetes
by 2030. 5th edition Diabetes Atlas.
Lubis, J. P. 2012. Perilaku Penderita Diabetes
Melitus Rawat Jalan di RSUD
Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu
Dalam Pengaturan Pola Makan.
(Skripsi). Universitas Sumatera Utara.
Noor, N. N. 2008. Epidemiologi. Jakarta:
Rineka Cipta.
WHO. 2012. Diabetes. World Health
Organization. (online)
http://www.who.int/factsheets/fs312/en/i
ndex.html Diakses pada tanggal 28
Januari 2013
Wicaksono, R. 2011. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadia Diabetes
Melitus Tipe 2 (Skripsi). Universitas
Diponegoro, Semarang.
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., and
King, H. 2004. Global Prevalence of
Diabetes. Diabetes Care. 27:1047-1053.
Zahtamal, Chandra, F., Suyanto, dan
Restuastuti, T. 2007. Faktor-Faktor
Risiko Pasien Diabetes Melitus. Berita
Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 3.
Hal. 142-147.

Anda mungkin juga menyukai