Bab 1 Dan 2 Revisi
Bab 1 Dan 2 Revisi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara
untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen
dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling
berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan
antar manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan
keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada pasien
(Nursalam, 2002).
Rumah sakit adalah sebagian organisasi yang sangat kompleks dan
merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya meningkatkan status
kesehatan bagi masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah salah
satunya adalah penyelenggara asuhan keperawatan senantiasa memberiakan
pelayanan yang memuaskan kepada pasien maupun keluarganya (Depkes,
1987) dan supaya tujuan tersebut dapat tercapai maka diperlukan suatu cara
pengelolaan pelayanan keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip
manajemen.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Oleh karenanya, kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin.
Dengan memperhatikan hal tersebut maka proses manajemen yang baik perlu
juga diterapkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan sehingga dicapai
suatu Asuhan Keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan,
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil pengkajian di Ruang Shofa 3 RSU Haji Surabaya
2. Bagaimana penatalaksanaan analisis SWOT di Ruang Shofa 3 RSU Haji
Surabaya
3. Apa saja rencana strategi penyelesaian masalah dari pengkajian di Ruang
Shofa 3 RSU Haji Surabaya
4. Bagaimana proses penatalaksanaan dari rencana strategi yang telah
ditentukan
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman klinik mata ajar ini, praktikan
mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu
sesuai dengan konsep dan langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Kusus
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik praktikan secara
individu dan kelompok mampu :
a. Melakukan kajian situasi unit pelayanan keperawatan tertentu sebagai
dasar untuk menyusun rencana operasional unit
b. Melakukan peran kepemimpinan sebagai kepala ruangan dan ketua tim
dalam satu unit
c. Mampu melakukan praktek manajemen keperawatan operasional
(melakukan peran tentang pre conference, post conference, delegasi,
operan jaga, supervisi dan pengarahan, kolaborasi, ronde keperawatan,
problem solving, discharge planning, penerimaan pasien baru dan
mengatasi konflik klinik suatu unit).
d. Mampu melakukan praktek klinik manajemen asuhan keperawatan
e. Mampu mengidentifikasi mutu pelayanan keperawatan
F. Kategori Penilaian
Standar penilaian yang digunakan untuk menilai mutu asuhan
keperawatan adalah menggunakan instrument A, B dan C. Kriteria penilaian
dengan menggunakan acuan dari Arikunto (2006), dengan rentang nilai
sebagai berikut:
1. Kategori baik (76-100%)
2. Kategori Cukup (65-75%)
3. Kriteria Kurang (0 - 64%)
HASIL KAJIAN
Selain Visi dan Misi Rumah Sakit, adapun Visi dan Misi bidang
Keperawtan yaitu:
a. Visi
Menjadi pionir keperawatan professional yang islami
b. Misi
1. Meningkatkan kompetensi tenaga keperawatan
2. Meningkatkan sarana prasarana yang memadai
3. Menata system pelayanan keperawatan yang professional
4. Menata program bimbingan mahasiswa keperawatan
5. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan
c. Tujuan
1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dengan 6 sasaran,
yaitu :
- Meningkatkan keselamatan pasien
B. Unsur Input
1. M1 (Man)
Pengumpulan data dilakukan tanggal 8 April 2019 sampai dengan
10 April 2019, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP,
sumber keuangan, dan mutu. Data yang didapat dianalisis menggunakan
analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah,
kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.
a. Struktur Organisasi MAKP Tim Primer Ruang Shofa Lantai 3
KEPALA RUANGAN
LILIK HAMIDAH,SST
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Ruang Shofa 3 RSU Haji Surabaya
d) Pengawasan
Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim
Melalui supervisi:
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati
sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki kelemahan/kendala yang terjadi saat itu
juga
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar
hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksankan, dan
mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas.
Klasifikasi pasien
Jumlah Minimal Partial Total
Pasien P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3dst 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Sumber: Administrasi Shofa 3 Tahun 2019
2. M2 (Material)
Penerapan proses praktik profesi manajemen keperawatan
mahasiswa program pendidikan Profesi Ners jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surakarta di Ruang Shofa 3 RSU Haji Surabaya.
Pengkajian data awal dilakukan tanggal 8-11April 2019. Adapun data
yang didapat adalah sebagai berikut :
a. Lokasi dan denah/setting gedung
Lokasi penerapan proses profesi manajemen yang digunakan dalam
kegiatan praktik klinik managemen program studi profesi Ners
Gambar 2.2
3. M3 (Methode)
a. Penerapan Pemberian Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
Dari hasil pengamatan mulai tanggal 8-10 April 2019
didapatkan dari hasil wawancara kepada kepala ruangan dan perawat
primer bahwa Rumah sakit memiliki visi, misi dan moto sebagai
acuan melaksanakan kegiatan pelayanan. Sudah ada metode MAKP
yang menggunakan metode tim dengan komunikasi yang ade kuat
antar perawat dan tim kesehatan yang lain. Di ruang Shofa 3 sudah
mempunyai protap setiap tindakan. Untuk pelaksanaan metode
MAKP tim dilaksanakan belum optimal dikarenakan
endokumentasian proses keperawatan belum optimal dan proses
timbang terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan.
c. Timbang Terima
Dari pengkajian yang kami dapatkan di Ruangan Shofa 3
pelaksanaan timbang terima dilakukan belum fokus pada masalah
keperawatan dan masih mengedepankan masalah medis. Pelaksanaan
timbang terima mencakup penyampaian tentang kondisi pasien,
terapi medis dan pemeriksaan penunjang yang belum atau sudah
dilakukan sesuai instruksi dokter serta rencana pasien pada hari itu.
Pelaksanaan timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
atau ketua tim dan dilakukan secara lisan dan tertulis. Adanya format
timbang terima yang sudah sesuai dengan standart dan buku khusus
tentang pelaporan timbang terima. Setelah timbang terima dilakukan
di ruang ners station kemudian divalidasi langsung ke semua pasien.
Timbang terima sudah dilakukan pada setiap shift, isi dan substansi
dari kegiatan timbang terima sudah menyentuh aspek asuhan
keperawatan namun belum tersampaikan seluruhnya. Waktu yang
digunakan saat timbang terima menyita waktu yang lama dan kurang
efisien dan masih banyak timbang terima tentang masalah medis dan
penggunaan SBAR belum optimal. Rencana tindakan keperawatan
ada yang tidak tersampaikan ke shift berikutnya dan hanya terbatas
pada tim yang bertanggung jawab.
d. Ronde Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan sebagian perawat
mengerti tentang definisi ronde keperawatan. Ronde keperawatan
sudah dilakukan di Ruang Shofa 3 tetapi proses pelaksanaannya
belum optimal karena ronde keperawatan hanya dilakukan sesama
perawat dan belum ada format atau dokumentasi maupun jadwal.
Berdasarkan hasil wawancara perawat mengatakan ronde
keperawatan dilakukan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde..
e. Supervisi Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan, RSU Haji Surabaya
merupakan rumah sakit pendidikan dimana kualitas pelayanan sangat
diutamakan. RSU Haji Surabaya adalah rumah sakit pendidikan yang
terakreditasi B.
Di ruang Shofa 3 belum dilakukan supervise dari kepala
ruangan ke perawata ruangan. Salah satu kendala tidak dilakukannya
supervise yaitu belum ada format baku dalam pelaksanaan supervise,
kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervise dan
belum adanya dokumentasi supervise yang jelas.
f. Discharge Planning
Dari pengkajian yang kami dapatkan Discharge planning di
Ruang Shofa 3 sudah optimal dan dilakukan hampir pada semua
pasien yang akan pulang, tetapi Discharge planninghanya dilakukan
saat pasien akan pulangyang seharusnya Discharge planning
dilakukan ketika pasien datang, saat pasien dirawat dan saat pasien
akan pulang.Di ruang Shofa 3 sudah tersedia format discharge
planning, resume keperawatan dan dokumentasi serta leaflet, format
edukasi saat Discharge planning dan pendidikan kesehatan hanya
dilakukan secara lisan tanpa tulisan atau menggunakan leaflet.
Alur obat
Dokter Visite
Dibagi oleh perawat diberikan ke pasien Obat injeksi dan alat infus di letakkan pada
Kesimpulan
sesuai waktu :
untuk disimpan , diminum box tiap pasien di ruangan sentralisasi obat
sesuai anjuran perawat
4. M4 (Money)
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kepala ruangan
ruang Shofa RSU Haji Surabaya, anggaran dana untuk pembayaran gaji
perawat yang PNS yang sudah diatur oleh pihak pemerintah Daerah
maupun pusat sedangkan untuk pembayaran gaji non PNS datur oleh
pihak Rumah Sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan
RSU Haji Surabaya.
Kelas II Rp139.000
Fasilitas:
1) 4 tempat tidur pasien per kamar dan
ada 3 tempat tidur per pasien (pasien
Stroke)
2) Bedhead
3) Bedside cabinet (lemari)
4) Kursi
5) Tirai
No Kategori N %
1 Sangat Puas 10 55,5%
2 Puas 5 27,7%
3 Tidak Puas 2 11,1%
4 Sangat Tidak Puas 1 5,5%
Total 18 100%
Sumber: Data Primer Tahun 2019
b. Pasien Jatuh
Dari hasil pengkajan dari tanggal 8 – 10 April 2019 dan data
yang didapat selama bulan Januari – Maret 2019 diketahui tidak ada
pasien yang mengalami kejadian jatuh dari tempat tidur.
Tabel 2.19 Data Angka Pasien Jatuh
Bulan Jumlah Angka Pasien Persentasi
Pasien Jatuh (%)
Januari 153 0 0%
Februari 133 0 0%
Maret 169 0 0%
Total 455 0 0%
Sumber: Data Primer Tahun 2019
WEAKNESS
1. Jumlah perawat masih belum 0,5 2 1
sebanding dengan jumlah
pasien
2. Tidak adanya tenaga 0,5 4 2
administrasi
TOTAL 1 3
3 M3 (Metode)
MAKP
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Rumah sakit memiliki visi, misi 0,2 2 0,4
dan moto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan
2. Sudah ada metode MAKP yang 0,3 3 0,9
menggunakan metode tim
3. Terlaksananya komunikasi 0,3 3 0,9
yang ade kuat antar perawat
dan tim kesehatan yang lain
4. Mempunyai protap setiap 0,2 2 0,4 S–W=
tindakan 2,6 – 2,7 =
TOTAL 1 2,6 - 0,1
WEAKNESS
1. Pelaksanaan metode MAKP tim 0,4 3 1,2
dilaksanakan belum optimal
2. Pendokumentasian proses 0,3 3 0,9
keperawatan belum optimal
3. Proses timbang terima belum 0,3 2 0,6
menyentuh pada aspek asuhan
keperawatan
TOTAL 1 2,7
SENTRALISASI OBAT
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengeloalaan 0,4 3 1,2
sentralisasi obat
2. Ada lembar pendokumentasian
obat yang diterima disetiap 0,3 3 0,9
status pasien
3. Perawat mengatakan bahwa
berwenang mengurusi 0,3 3 0,9
sentralisasi obat
TOTAL
1 3
WEAKNESS
1. Sentralisasi obat tidak dilakukan
karena RS menerapkan sistem 1 3 3
RPO
TOTAL
1 3
Eksternal Factor (EFAS) S–W=
OPPORTUNITY 3–3=0
1. Adanya mahasiswa profesi
keperawatan yang praktik 0,5 3 1,5
manajemen keperawatan
2. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa profesi 0,5 3 1,5
keperawatan dalam pelaksanaan
TOTAL
1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang 1 3 3
professional
TOTAL
1 3
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Pendokumentasian asuhan O–T=
keperawatan metode SBAR 0,3 3 0,9 3–3=0
(Situation, Background,
Assesment, Re-assesment.
2. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk 0,2 3 0,6
O–T=
3–3=0
WEAKNESS
Tidak ada kelemahan dalam bagian 0
money (keuangan)
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kantin kejujuran 1 3 3
diruangan sebagai penambah
kesejahteraan ruangan.
TOTAL 1 3 O–T=
3–3=0
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari 1 3 3
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional.
TOTAL 1 3
5 M5 (Mutu )
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. 55,5 % menyatakan merasa 0,5 3 1,5
sangat puas terhadap pelayanan
rumah sakit.
2. Adanya variasi karakteristik dari 0,5 3 1,5
pasien (BPJS, umum , ASKES
TOTAL 1 3 S–W=
3–3=0
WEAKNESS
1. Terdapat pasien yang 1 3 3
menyatakan sangat tidak puas
THREATENED
1. Adanya peningkatan standar 0,5 3 1,5 O–T=
masyarakat yang harus dipenuhi 3–3=0
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan 0,5 3 1,5
keperawatan
TOTAL
1 3
PRIORITAS MASALAH