PENDAHULUAN
di bidang kesehatan gigi tidak boleh ditinggalkan, demikian juga sebaliknya bila
(Suwelo,1992).
penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut adalah 25,9 %, sedangkan
berdasarkan kelompok umur 1-4 tahun yang bermasalah dengan gigi dan mulut
adalah sebanyak 10,4% dan yang mendapat perawatan dari tenaga medis gigi
sebanyak 25,8%. Kelompok umur 5-9 tahun yang bermasalah dengan gigi dan
mulut adalah sebanyak 28,9% dan yang mendapat perawatan dari tenaga medis
2015 menunjukan bahwa terdapat perbandingan angka perawatan gigi yang karies
1
antara tindakan penambalan dengan pencabutan adalah sebanyak 0,28%
(Kemenkes, 2016).
Penyakit karies gigi dapat terjadi apabila ketahanan faktor penjamu yaitu
adanya sukrosa dan adanya faktor waktu. Apabila salah satu faktor tersebut tidak
ada maka penyakit karies gigi tidak akan terjadi. Menurut Kidd dan Bechal, karies
merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan cementum
yang disebabkan aktifitas suatu jasad renik dalam karbohidrat yang diragikan.
Indeks yang dipakai untuk menentukan karies klinis gigi sulung adalah indeks
decay extraktie filling (def-t), d = decayed yang berarti gigi susu dengan karies
yang masih bisa di tambal, e = extractie yang berarti gigi sulung yang telah atau
akan dicabut karena karies dan f= filling adalah gigi sulung yang telah ditambal
karena karies dengan kondisi sehat. Indeks karies adalah angka yang
menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang.
Indeks ini diusulkan pertama kali oleh WHO sejak tahun 1977, kemudian WHO
juga menentukan kriteria def-t rata-rata tentang tinggi rendahnya suatu daerah atau
Faktor resiko tingginya angka def-t gigi sulung mempunyai kondisi dan
peranan tertentu. Keparahan dan penyebaran proses kerusakan gigi sulung lebih
cepat bila dibandingkan dengan gigi tetap. Lebih murah dan cepatnya proses
kerusakan disebabkan oleh kondisi tertentu anak, misalnya struktur dan morfologi
gigi sulung yang berbeda dengan gigi tetap. Anak masih sangat bergantung pada
orang dewasa dalam pemeliharaan kesehatan gigi, anak-anak lebih senang dan
2
lebih sering mendapat kesempatan makan makanan dan minuman kariogenik
(Suwelo, 1992).
Peran aktif orang tua dibutuhkan dalam perawatan gigi anak, biasanya
anak tidak peduli dengan kondisi giginya, hal ini tugas orang tua untuk
membiasakan menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur dengan cara
pengertian sedikit demi sedikit lambat laun akan menanamkan rasa disiplin dan
kebiasaan pada anak untuk merawat giginya sendiri. Orang tua sebagai orang
yang paling dekat dengan anak haruslah merawat gigi anak sedini mungkin agar
Ibu memegang peranan penting dalam keluarga, sebagai seorang istri dan
ibu dari anak-anaknya. Hal yang perlu dicermati yang teramat penting, yaitu
peranan ibu. Figur pertama yang dikenal anak begitu ia lahir adalah ibunya, maka
dari itu perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak. Pengetahuan
ibu tentang kesehatan gigi sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya,
namun tahu saja tidak cukup dan perlu di ikuti dengan peduli dan bertindak.
kesehatan gigi yang diberikan ibu kepada anaknya yang berusia 5 tahun di
karies, dan angka gingivitis (radang gusi) yang lebih rendah dari anak-anak yang
3
Penelitian terdahulu oleh Vivi Julita tahun tentang Gambaran Bimbingan
Tangah Wilayah Kerja Puskesmas Pariangan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005
Bimbingan Ibu Cukup sebanyak 38 orang dari 76 Responden serta Bimbingan Ibu
pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah dengan status kesehatan gigi anak
prasekolah yang jelek sebanyak 26 orang, bimbingan ibu yang baik dengan status
kesehatan gigi yang baik sebanyak 21 orang, bimbingan ibu yang baik dengan
status kesehatan gigi anak prasekolah yang jelek 17 orang, dan status kesehatan
gigi anak prasekolah yang baik dengan bimbingan ibu yang cukup sebanyak 12
orang.
terutama ibunya, begitu juga dengan pemeliharaan kesehatan gigi anak-anak juga
status kesehatan gigi anaknya. Setiap orang tua harus mempunyai keterampilan
dengan cara menggosok gigi yang baik dan benar. Penelitian yang dilakukan oleh
Sondang Pintauli tahun 2009 tentang Hubungan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan
4
Faktor diet makanan sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut
seseorang. Anak prasekolah sangat senang dengan makanan cariogenic. Orang tua
harus pintar mengatur diet makanan anak prasekolah. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Makinen (2010) Sugar Alcohols, Caries Incidence,
sangat penting dilakukan bimbingan oleh orang tua karena dapat melihat
bagaimana keadaan seluruh gigi-geligi. Hal ini pernah diteliti oleh Sondang
terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan yaitu
presentase siswa SD yang melakukan pemeriksaan gigi secara rutin yaitu setiap 6
bulan sekali lebih banyak dari anak SMP. Hal ini disebabkan oleh keterlibatan
orang tua pada anak SD lebih dominan dari pada anak SMP yang dianggap sudah
Datar didapatkan jumlah data anak prasekolah sebanyak 69 orang dari 69 orang
ibu, dengan mewawancarai 8 orang ibu dan memeriksa 8 orang anak prasekolah
didapatkan hanya 3 orang anak prasekolah yang mempunyai kebersihan gigi dan
5
mulut yang baik, sisa nya sebanyak 5 orang mempunyai kebersihan gigi dan
mulut yang tidak baik dan 5 orang anak memiliki gigi berlobang.
Tahun 2017 , sebab bimbingan orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut anak sangat dibutuhkan karena kesehatan gigi dan mulut sangat menjadi
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka dapat di buat
Gigi berupa bimbingan dalam cara menyikat gigi yang baik dan benar, bimbingan
secara berkala terhadap angka def-t anak prasekolah di Nagari Sungai Patai,
6
1.3.2 Tujuan Khusus.
menggosok gigi yang baik dan benar pada anak pasekolah di Nagari
1.3.2.5 Diketahui hubungan bimbingan ibu dalam cara menggsok gigi yang baik
dan benar terhadap angka def-t anak prasekolah di Nagari Sungai Patai
7
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat menjadi data dan bahan masukan tentang kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerjanya.
angka def-t anak prasekolah , bimbingan dalam cara menyikat gigi yang baik dan
memeriksakan gigi secara berkala terhadap angka def-t anak prasekolah di Nagari
Sungai Patai Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar tahun 2017. Variabel
independen nya adalah bimbingan ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak
prasekolah berupa bimbingan ibu dalam hal cara menggosok gigi yang baik dan
8
benar, memperhatikan diet makanan dan memeriksakan gigi secara berkala.
tahun 2017. Populasi penelitian ini adalah anak prasekolah yang ada di Nagari
orang. Seluruh populasi dijadikan sampel yaitu Total Population karena populasi
tidak lebih dari 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuisioner
Pengolahan data dilakukan secara manual dan analisa data melalui analisis
univariat dan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi dan analisis bivariat dengan
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Bimbingan.
pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan. Menurut Abu Ahmadi (1991) bahwa
diri secara optimal.Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti
(2004) bimbingan adalah proses pemberian batuan dari seseorang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja maupun
Besar kecilnya pengaruh faktor resiko terhadap timbulnya karies gigi sulung
anak usia prasekolah dipengaruhi oleh pengetahuan, kesadaran dan kebiasaan serta
Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan kumpulan dari bakteri. Plak
merubah karbohidrat atau gula yang berasal dari makanan menjadi asam yang
10
cukup kuat untuk merusak gigi, walaupun plak mempunyai konsistensi yang
lunak dan mudah dibersihkan dengan penyikatan gigi yang baik, plak akan terus
kebersihan gigi sangat penting (Ramadhan,2010). Perawatan gigi yang baik akan
dapat mencegah penyakit gigi dan mulut, antara lain dengan membersihkan gigi
dan mulut dari sisa-sisa makanan yang biasa tertinggal di antara gigi atau pada
fisur gigi. Pencegahan terhadap kerusakan atau kelainan gigi harus di mulai sejak
Melakukan bimbingan dalam menggosok gigi setiap hari saat anak dalam
keadaan tidak rewel dan tidak mengantuk dengan teliti namun tidak terlalu lama
supaya anak tidak menjadi bosan. Pada usia 3 tahun keatas, anak bisa mulai
diajarkan berkumur-kumur tapi tetap dengan air matang. Setiap anak mempunyai
satu buah sikat gigi dan pilihlah sikat gigi yang khusus untuk anak-anak. Jangan
memilih sikat gigi untuk dewasa. Umumnya sikat gigi anak bentuknya kecil
dengan tangkai sikat yang mudah dipegang. Pilihlah bulu sikat yang halus dan
lembut, namun cukup kuat. Bulu sikat yang keras dapat mengakibatkan gusi
Pasta gigi yang digunakan anak-anak untuk menggosok gigi ada dalam
bermacam-macam warna dan rasa dengan bentuk gel bening maupun pasta. Anak
bisa diajak membeli pasta gigi dengan rasa yang dipilihnya sendiri dan setelah
habis satu tube bisa digantikan dengan rasa lain untuk mencegah anak merasa
bosan (Maulani, 2005). Pasta gigi yang mengandung fluor baru boleh diberikan
11
kumurnya dan apabila anak sudah berusia 3–4 tahun berikan pasta gigi dengan
ukuran sebesar kacang tanah atau sekitar 0,5 cm dengan cara agak ditekan ke
sela–sela bulu sikat gigi, namun dalam proses menyikat gigi anak anak harus tetap
a. Waktu menggosok gigi minimal 2 kali dalam sehari, yaitu pagi hari setelah
sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini disebabkan karena dalam
waktu 4 jam bakteri mulai bercampur dengan makanan dan membentuk plak
tersebut. Lebih baik lagi menambah waktu menyikat gigi setelah makan siang
tekanan yang kuat karena plak memiliki konsistensi yang lunak, dengan
c. Durasi menggosok gigi jangan terlalu cepat karena tidak akan efektif
membersihkan gigi dari plak. Menggosok gigi yang tepat dibutuhkan waktu
minimal 2 menit.
d. Rutin mengganti sikat gigi minimal 3 bulan sekali, karena setelah 3 bulan
baik. Apabila kerusakan sikat gigi terjadi sebelum 3 bulan merupakan tanda
12
e. Menjaga kebersihan sikat gigi. Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang
paling utama karena sikat gigi adalah salah satu sumber menempelnya kuman
penyakit.
tidak perlu berlebihan karena yang terpenting dalam menggosok gigi adalah
g. Cara menggosok gigi yang baik dan benar harus diperhatikan, langkah-
langkah menggosok gigi yang baik dan benar itu adalah: 1) Ambil sikat gigi
dan pasta gigi, peganglah sikat gigi dengan cara yang nyaman dan oleskan
pasta gigi kira-kira sebesar biji jagung. 2) Bersihkan permukaan gigi bagian
luar yang menghadap ke bibir dan pipi dengan cara menjalankan sikat gigi
pelan-pelan dan naik turun. Mulai pada rahang atas kemudian dilanjutkan
(geraham) pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju
mundur dan sedikit memutar sebanyak 10-20 kali. Lakukan pada rahang atas
terlebih dahulu dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakkan
dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit-langit. Lengkung gigi bagian
gusi ke arah mahkota gigi. Dilakukan pada rahang atas dan dilanjutkan
13
sebagai langkah terakhir untuk menghilangkan bakteri-bakteri sisa dari proses
menggosok gigi.
Bimbingan seperti ini terus dilakukan agar dapat menurunkan angka def;t anak
prasekolah.
makanan serba manis, makanan yang mengandung zat seperti roti, kentang, nasi
dan sebagainya akan dipecah menjadi maltosa melalui proses yang berlangsung
relatif lama, dan baru kemudian akan diubah oleh bakteri–bakteri pada plak,
ditinjau dari kesehatan gigi resiko kerusakan jaringan mulut telah sangat
mulut yang berkaitan dengan karbohidrat akan sangat berkurang bila secara
proses demineralisasi dari jaringan keras gigi. Disini dapat disimpulkan bahwa
dari frekwensi konsumsi makanan yang mengandung gula harus sangat dikurangi,
di tinjau dari kesehatan gigi maka yang diartikan dengan mengurangi frekwensi
makan adalah suatu reduksi dari makan-makanan kecil yang dimakan diantara
Kedua jenis makanan tersebut bersifat manis dan lengket. Contoh lainnya seperti
roti yang diberi slai. Kandungan gula dalam makanan tersebut sangat tinggi,
14
dengan demikian bakteri akan mengubah sisa–sisa makanan yang mengandung
gula tersebut menjadi asam. Akhirnya terjadilah kerusakan gigi. Semakin lama
sisa-sisa makanan itu menempel pada gigi, semakin mudah juga gigi mengalami
karies. Dalam hal ini menjadi tanggung jawab ibu dalam memberikan bimbingan
makanan yang terlalu asam, makanan yang bersifat asam dapat merusak gigi,
makanan yang terlalu asam karena makanan tersebut dapat merusak email dan
Hindari makanan keras, terlalu panas, dan terlalu dingin, gigi juga dapat
rusak karena makanan yang keras, terlalu panas, atau terlalu dingin. Selain lapisan
email, saraf gigi juga dapat rusak karena makanan tersebut. Makanan yang panas
identik dengan minuman dingin. Gigi yang rusak ditandai rasa ngilu ketika
menyantap makanan yang terlalu manis, panas, atau dingin atau makanan yang
keras.
mengandung kalsium; 2) teh, daging sapi dan sayuran hijau mengandung fluor; 3)
15
2.1.1.3.Bimbingan orang tua dalam memeriksakan kesehatan gigi anak secara
berkala
Saat ini masih banyak orang yang begitu takut memeriksakan giginya.
Sudah merupakan budaya kita malu untuk membuka mulut dihadapan orang lain.
Untuk menghindarkan hal tersebut maka sejak kecil anak-anak harus diajari
dan juga harus diterangkan kepada anak bahwa pada waktu pemeriksaan akan
Umur 6 tahun, gigi tetap pertama akan tumbuh dibelakang gigi susu. Gigi
ini harus dirawat sebaik mungkin, karena selain gigi ini tidak ada gantinya juga
harus diperiksakan gigi dan mulutnya sehingga gigi-geligi yang mulai rusak dapat
segera diketahui dan ditambal. Kalau kesehatan gigi dan mulut anak tidak
diperiksa ibu tidak dapat secara pasti mengetahui bagaimana keadaan gigi
anaknya, kadangkala ada lobang kecil atau pit dan fissure yang dalam kalau tidak
segera ditambal akan menyebabkan kerusakan gigi anak akan bertambah sehingga
dokter akan memeriksa secara keseluruhan keadaan gigi. Pada saat pemeriksaan ini
dokter juga dapat membersihkan karang gigi yang setiap saat terbentuk dan akan
menumpuk di permukaan gigi bahkan sampai masuk ke saku gusi. Kunjungan ke dokter
gigi pertama kali merupakan pengalaman yang mengesankan. Ibu bisa menanamkan
16
tujuan kita untuk memeriksakan gigi sehingga anak bisa mengerti mengapa kita harus
prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti
Program Tempat Penitipan Anak dan Kelompok Bermain atau Play Group,
sedangkan anak usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program program
Taman Kanak-Kanak
Perkembangan yang terjadi pada anak prasekolah di usi 3-6 tahun adalah
Gigi susu akan tanggal pada masa akhir prasekolah. Gigi permanen akan tumbuh
setelah anak berusi 6 tahun. . Maksud dari penelitian ini anak prasekolah adalah
anak yang berumur 3-6 tahun. Otot dan sistim tulang akan terus berkembang
sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak mereka sudah mencapai ukuran
orang dewasa pada saat anak mencapai usia prasekolah. Jaringan syaraf mereka
17
dihimpun dari interaksi anak dengan lingkungannya, sehingga pada masa ini lah
paling tepat orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak memberikan
arahan, bimbingan tentang hal-hal yang baik termasuk bimbingan tentang cara
menggosok gigi yang baik dan benar, bimbingan dalam hal memperhatikan diet
secara fisik, mental spiritual maupun sosial yang memungkinkan orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis, sedangkan kesehatan gigi adalah
keadaan gigi yang bebas dari rasa sakit, gangguan atau kecacatan pada gigi
pertumbuhan gigi bagi orang tua pun tidak kalah penting. Kerapian dan keindahan
gigi seseorang tidak bisa lepas dari faktor genetik. Selain itu faktor kebiasaan juga
sering menjadikan tumbuhnya gigi tidak bagus, misalnya anak masih minum susu
Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak sering orang tua
dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Pendidikan kesehatan gigi
perhatian baik di rumah maupun sekolah. Beberapa alasan mengapa sering orang
18
tua kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan gigi anak. Alasan yang
paling banyak ditemukan adalah masih banyak orang tua yang beranggapan
bahwa gigi pada anak adalah gigi susu, jadi tidak usah dirawat karena juga akan
Pada masa gigi susu itu anak harus mulai diajarkan untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan giginya, karena alasan berikut: 1) Pada masa gigi susu,
sedang terjadi pembentukan gigi tetap didalam tulang. Sehingga jika ada
kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu proses pembentukan gigi
tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetapnya tumbuh dengan tidak normal;
2) Mulut adalah pintu utama masuknya makanan ke dalam perut. Mulut adalah
lokasi pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika terjadi
Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ di
dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal. Karena infeksi dalam mulut dapat
Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi malas
memberikan pendidikan kesehatan gigi bagi siswa mereka, bahkan ada sekolah
kesehatan umum sebagai bagian dari kurikulum sekolah, bagi para orang tua di
rumah pendidikan kesehatan gigi sudah harus dimulai sejak gigi pertama ada
19
dalam mulut anak, caranya yaitu dengan selalu membersihkan gigi anak setiap
namun bisa dilakukan dengan menggunakan kain kassa lembut yang dibasahi
dengan air hangat, sepertinya hanya sebuah perlakuan yang biasa saja, tapi
sesungguhnya hal itu memberikan sebuah pengalaman baru yang luar biasa pada
anak. Ketika ibu membersihkan gigi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat,
menyenangkan dan itu akan terekam dalam memori anak. Dampaknya, ketika
anak akan diperkenalkan dengan sikat gigi pada usia 1 tahun tidak akan ada lagi
keluhan anak tidak mau menyikat gigi karena takut melihat sikat gigi yang akan
Anak berusia 3-6 tahun jumlah gigi dalam mulut sudah lengkap 20 buah.
Anak mulai diajarkan menyikat gigi sendiri dan orang tua tetap mengawasi. Saat
mereka sudah bisa berkumur, boleh ditambah dengan pasta gigi. Ajaklah anak
untuk biasa mengkonsumsi sayur atau buah dan kontrol makanan manis yang
mereka konsumsi. Jangan dihentikan total anak memakan makanan yang manis
karena itu makanan kesukaan mereka, tapi orang tua perlu mengontrol banyaknya
Usia 3-6 tahun merupakan usia yang tepat bagi anak untuk belajar
mengenal dokter gigi. Ajaklah anak ke klinik gigi untuk memeriksa gigi mereka
walaupun belum ada keluhan, karena bisa saja sudah terjadi lubang kecil pada gigi
anak yang tidak dirasakan mereka namun sudah harus dilakukan penanganannya.
20
Gigi anak yang sehat akan membuat aktifitas dan kegiatan bermain anak tidak
terganggu sehingga anak akan melewati hari-harinya tanpa harus merasakan sakit
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure dan daerah interproximal)
produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan
Bila gigi telah berlubang dibiarkan saja dan tidak dilakukan perawatan
maka akan meluas makin dalam. Gigi yang berlubang tidak bisa menjadi utuh lagi
seperti jaringan lain yang lunak seperti kulit, jaringan di bawah kulit, gusi, bibir
kalau terluka akan sembuh sendirinya. Gigi tidak demikian. Email tidak ada
kapiler– kapiler darahnya yang bisa mengirim zat-zat pembangunan email. Sekali
berlubang akan tetap berlubang bahkan akan semakin dalam (Machfoedz, 2005).
diragikan
oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun
21
rentan dan proses karies pun dimulai. Paduan keempat faktor penyebab tersebut
mikroorganisme, substrat dan waktu. Karies hanya bisa terjadi kalau keempat
tergolong karbohidrat misalnya jagung, nasi, ubi dan roti mudah menempel
permukaan gigi akan diubah menjadi asam oleh kuman-kuman dalam rongga
mulut. Asam tersebut mampu melunakan email dan bagian-bagian dalam gigi
sehingga mudah larut oleh air. Keadaan ini menyebabkan gigi berlubang. Gigi
yang sudah berlubang akan meluas semakin dalam jika dibiarkan saja.
Sejak keyes (1961) yang di kutip oleh Volker dan Russel (1973), Newbrun
teori tentang 3 faktor utama penyebab karies, yaitu gigi dan saliva,
ke 3 faktor utama tersebut harus ada dan berinteraksi dalam prses terjadinya
karies. Newbrun (1977) menambahkan teori 3 faktor ini dengan faktor waktu
Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukkan klinis penyakit karies
gigi. Indeks karies gigi yang biasa di pakai adalah indeks def-t untuk gigi susu
(Herijullianti’dkk., 2002). Pengertian indeks def-t adalah keadaan gigi geligi (gigi
22
susu) seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang dan perbaikan yang
Untuk pengukuran dengan indeks def-t adalah d = decayed yaitu gigi susu
dengan karies yang masih dapat di tambal, e = extractie adalah gigi susu yang
telah atau harus di cabut karena karies dan f = filling adalah gigi sulung yang telah
di tambal karena karies dengan kondisi sehat. Angka def-t yang diperoleh dari
dengan data yang lain; 5) membuat rencana program dalam menentukan jumlah
tenaga, alat, bahan dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan program; 6)
mungkin dimasukkan dalam satu kategori saja yaitu kategori d, e atau f. Penentuan
skor dari status karies gigi susu ( def-t ) yaitu untuk kondisi sehat A; gigi
Sebagai indikator tingkat kesehatan gigi dan mulut untuk anak prasekolah
di gunakan indeks def-t. Menurut target WHO tahun 2010 tentang kesehatan gigi
dan mulut untuk anak berusia di bawah 5 tahun tanpa karies sebanyak 90%,
23
berarti sebanyak 18 buah gigi sehat dan hanya 10% atau sedikitnya pada 2 buah
gigi yang mengalami kerusakan termasuk kriteria baik, tetapi jika gigi yang
mengalami kerusakan lebih dari 2 buah gigi maka termasuk pada kriteria jelek
Karies gigi adalah proses patologis yang terjadi karena adanya interaksi faktor-
faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan proses
terjadinya karies antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi geligi di rahang,
bimbingan orang tuanya, yaitu bimbingan tentang kebersihan gigi, diet makanan,
perlakuan yang berbeda akan mempengaruhi keadaan kesehatan gigi dan mulut serta
perubahan urutan besar peranan faktor resiko terjadinya karies anak usia prasekolah.
Kesehatan gigi anak usia prasekolah dapat dilihat dari angka def-t anak prasekolah
tersebut. Tinggi rendahnya angka def-t anak prasekolah ini bergantung pada orang tua
atau pengasuhnya yang berbeda ilmu pengetahuannya tentang masalah kesehatan gigi
(Suwelo, 1992).
24
2.2 Kerangka Teori
Faktor Pendorong
(Presdiposing Factors)
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Nilai-nilai
- Tradisi, dsb
Faktor Pemungkin
(Enabling Factors)
Angka def-t Anak
- Sarana dan prasarana Prasekolah
seperti: Rumah Sakit,
Puskesmas, Posyandu, dll
Factor Penguat
(Reinforcing Factors)
- Orang-orang yang
menjadi penguat seperti:
orang tua
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang akan dilakukan adalah Survei Analitik dengan desain
3.3.1 Populasi
seluruh ibu yang mempunyai anak prasekolah di Nagari Sungai Patai, Kecamatan
Sungayang, Kabupaten Tanah Datar berjumlah 69 orang dan anak prasekolah dari
26
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek yang diteliti dan dianggap mewakili atau
a. Kriteria Inklusi
4) Bisa membaca.
b. Kriteria Ekslusi
27
1) Ibu yang mempunyai anak prasekolah yang tinggal tidak menetap
Datar.
sebagai berikut:
tetapi jika responden tidak bersedi maka peneliti tidak boleh memaksa
ukur dan hanya menjelaskan inisial dan kode responden pada lembar
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
28
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini didapat melalui responden yaitu orang
b. Data Sekunder
kepada anak prasekolah dan memberikan kuisioner kepada ibu dari anak
29
Pembantu Sungai Patai. Pada waktu pelaksanaan posyandu kuisioner
Data yang masuk perlu diperiksa kembali, apakah semua kuisioner sudah
diisi dengan benar dan semua pertanyaan sudah di jawab dan apakah ada
Pada tahap ini peneliti memberikan kode pada setiap data dan informasi
Pada tahap ini semua kuisioner dan format pemeriksaan def-t yang lengkap
dan benar diolah secara manual serta di sajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekwensi.
30
3.5.5 Penatbulasian Data (Tabulating)
memasukkan data kedalam tabel-tabel sesuai dengan kriteria yang digunakan pada
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
31
3.7 Kerangka Konsep
bimbingan ibu dalam hal cara menggosok gigi yang baik dan benar,
Dependen
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Bimbingan Dalam
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Terhadap Angka def-t Anak Prasekolah
32
3.8 Hipotesa Penelitian
1) . Ada hubungan antara bimbingan cara menggosok gigi yang baik dengan
33
3.9 Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Bimbingan Dalam
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Terhadap Angka def-t Anak Prasekolah
34