Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“PENDIDIKAN ISLAM DALAM MASA PEMBAHARUAN ISLAM”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

“Sejarah Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu : M. Ardi M Pd,

Disusun Oleh :

Kelas/Semester : D/VI

Gutus Yusmiati (1601010129)

Hanifah Mifta Husa’adah (1601010132)

Hawa Failasifa Salsabila (1601010039)

Ivatul Mukarromah (1601010248)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO

TH 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Allah SWT atas segala Rahmat,
Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga tersusun makalah yang sederhana ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW semoga kita semua termasuk umat yang kelak akan
mendapatkan syafa’atul udzmah-Nya.
Dalam penyusunan makalah ini kami memberi judul “Masa
Pembaharuan Pendidikan Islam”. Harapan kami dengan sedikit sumbangsih ini
dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada penyusun maupun kepada
para pembaca. Mudah-mudahan makalah yang singkat dan sederhana ini dapat
mendorong kami untuk lebih giat belajar serta menuntut ilmu dengan sebaik-
baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan segenap
kemampuan tetapi kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Karena terbatasnya pengetahuan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca
yang budiman, semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat, Taufiq,
Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kita semua.

Metro, 13 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
a. Latar Belakang....................................................................1
b. Rumusan Masalah ..............................................................1
c. Tujuan Penulisan.................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2
a. Pengertian pembaharuan pendidikan Islam.........................2
b. Hal-hal yang melatarbelakangi pembaharuan pendidikan
Islam.....................................................................................2
c. Pola-pola pembaharuan pendidikan Islam...........................3
d. Dualisme sistem pembaharuan pendidikan Islam.................7
BAB III PENUTUP..................................................................................9
a. Kesimpulan..........................................................................9
b. Saran...................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................11

3
.BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah pendidikan Islam, seperti juga dibagian dunia Islam lainnya
berjalan menurut rentak gerakan Islam pada umumnya, dalam politik, ekonomi,
sosial, budaya, pendidikan dan lain-lain. Pada permulaan abad ke-20 terjadi
beberapa perubahan dalam Islam yang dalam garis besarnya dapat digambarkan
sebagai kebangkitan, pembaharuan bahkan pencerahan. Lembaga-lembaga
pendidikan sanggup menghasilkan elite yang tahu akan momentum-momentum
ini dan sekaligus dapat menempatkan diri dalam pemimpin histori ini, maka ia
sebenarnya telah melaksanakan fungsinya membawa Indonesia menyongsong
terbitnya fajar Islam sebagai pertanda akan terbitnya sang surya yang akan
menyinari alam.
Pada kesempatan kali ini, pemakalah akan mencoba memaparkan tentang
pembaharuan pendidikan Islam, dimana pada masa ini umat Islam mulai sadar
akan ketertinggalannya dari dunia Barat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pembaharuan pendidikan Islam?
2. Apa saja hal-hal yang melatarbelakangi pembaharuan pendidikan Islam?
3. Apa saja pola-pola pembaharuan pendidikan Islam?
4. Bagaimanakah dualisme sistem pembaharuan pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian pembaharuan pendidikan Islam.
2. Agar mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi pembaharuan pendidikan
Islam.
3. Agar mengetahui pola-pola pembaharuan pendidikan Islam.
4. Agar mengetahui dualisme sistem pembaharuan pendidikan Islam

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam


Lahirnya modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu
beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
saat itu. Modernisasi atau pembaharuan bisa diartikan apa saja yang belum di
pahami, di terima, atau dilaksanakan oleh penerima pembaharuan, sesungguhnya
lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan keadaan baik dari segi cara, konsep,
dan serangkaian metode yang bisa diterapkan dalam rangka menghantarkan
keadaan yang lebih baik.1Sedangkan Harun Nasution menyebutkan modernisasi
dalam masyarakat Barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha
untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan
sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.2
Dengan demikian, kalau kita kaitkan dengan pembaharuan pendidikan Islam
akan memberi pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya melakukan proses
perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan kondisi pendidikan Islam dari
yang tradisional (orthodox) ke arah yang lebih rasional, dan professional sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu.3

B. Hal-hal Yang Melatarbelakangi Pembaharuan Pendidikan Islam


Terpuruknya nilai-nilai pendidikan Islam dilatarbelakangi oleh kondisi
internal Islam yang tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu
kesatuan ilmu yang hareus diperhatikan. Sehingga pada proses selanjutnya ilmu
pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan dimanfaatkan secara komprehensif
oleh Barat yang pada waktu itu tidak pernah mengenal ilmu pengetahuan.

1Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), hlm. 161
2Haidar putra daulay dan Nurgaya pasa, Pendidikan Islam dalam lintasan sejarah,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm. 155.
3Suwito, op.cit, hlm. 162

5
Secara garis besar, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses
pembaharuan pendidikan Islam, yaitu:
1. Faktor internal yaitu, (a) faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat
memerlukan satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan
rujukan dalam rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas,
bertaqwa, dan beriman kepada Allah. (b) agama Islam sendiri melalui ayat suci
Al-Qur’an banyak menyuruh atau manganjurkan umat Islam untuk selalu
berpikir, dan bermetaforma.
2. Faktor eksternal yaitu adanya kontak Islam dengan Barat juga merupakan
faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah
menggugah dan membawa perubahan paradigmatik umat Islam untuk belajar
secara terus menerus kepada Barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini
dirasakan akan bisa terminimalisir.4

C. Pola-Pola Pembaharuan Pendidikan Islam


Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran
umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan dengan
memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh bangsa-
bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan
pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah: (1) pola pembaharuan pendidikan
yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa, (2) yang berorientasi
dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran Islam, (3) yang berorientasi pada
kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat
nasionalisme.5
1. Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat
Pada dasarnya mereka berpandangan bahwa sumber kekuatan dan
kesejahteraan hidup yang dialami oleh Barat adalah sebagai hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai.
Mereka juga berpendapat bahwa yang dicapai bangsa Barat sekarang, tidak lain

4Ibid., hlm. 164-165.


5Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 117.

6
merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah
berkembang di dunia Islam. Atas dasar pemikiran demikian, maka untuk
mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan
kesejahteraan tersebut harus dikuasai kembali.
Penguasaan tersebut harus dicapai melalui proses pendidikan. Untuk itu,
harus memiliki pola pendidikan yang dikembangkan di dunia Barat, sebagaimana
dunia Barat dulu meniru yang dikembangkan di dunia Islam. Pembaharuan
dilakukan dengan mendirikan sekolah-sekolah dengan pola sekolah Barat. Di
samping itu, pengiriman pelajar-pelajar ke dunia Barat terutama ke Perancis untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern tersebut banyak dilakukan
oleh penguasa-penguasa di negeri Islam. Pembaharuan dengan pola Barat ini
munculnya di Turki pada akhir abad ke-11 H/abad 17 M, setelah mengalami
perang dengan negara Eropa Timur pada masa itu, yang merupakan benih bagi
usaha sekularisasi Turki yang berkembang kemudian dan membentuk Turki
modern. Salah satu pelopor pembaharuan di Turki adalah Sultan Mahmud II yang
memerintah di Turki Utsmani pada tahun 1807 sampai 1839 M. Ia mengirimkan
siswa-siswa ke Eropa untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi
langsung dari sumber pengembangan. Setelah mereka pulang ke tanah air, mereka
banyak berpengaruh terhadap usaha-usaha pembaharuan pendidikan. Mereka juga
memengaruhi berkembangnya paham sekularisme di Turki.
Sementara di Mesir, pembaharu yang berorientasi Barat adalah Muhammad
Ali Pasha, yang berkuasa pada tahun 1805-1848. Dalam rangka memperkuat
kedudukannya dan sekaligus melaksanakan pembaharuan di Mesir, ia
mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan berbagai macam sekolah,
yang meniru sistem pendidikan pengajaran Barat. Bahkan ia mendatangkan guru-
guru dari Barat, terutama dari Perancis.
2. Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Islam
yang murni
Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam sendiri merupakan sumber
bagi kemajuan dan perkembangan peradaban, serta ilmu pengetahuan modern.
Islam sendiri sudah penuh dengan ajaran-ajaran yang pada hakikatnya

7
mengandung potensi untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan, serta kekuatan
bagi umat manusia. Dalam hal ini Islam telah membuktikannya pada masa
kejayaannya.
Menurut analisa mereka, di antara sebab-sebab kelemahan umat Islam adalah
karena mereka tidak lagi melaksanakan ajaran Islam sebagaimana mestinya.
Ajaran-ajaran Islam yang menjadi sumber kemajuan dan kekuatan ditinggalkan,
dan menerima ajaran Islam yang sudah tidak murni lagi. Hal itu terjadi setelah
mandegnya perkembangan filsafat Islam, ditinggalkannya pola pemikiran
rasional, dan kehidupan umat Islam telah diwarnai oleh pola hidup yang bersifat
pasif. Di samping itu, dengan mandegnya perkembangan fiqih yang ditandai
dengan penutupan pintu ijtihad, umat Islam telah kekurangan daya mampunya
untuk mengatasi problematika hidup yang menantangnya sebagai akibat dari
perubahan dan perkembangan zaman. Pola pembaharuan ini dirintis oleh
Muhammad bin Abd Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh
akhir adad 19 M.
Menurut Jamamluddin Al-Afghani, pemurnian ajaran Islam dengan kembali
kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam arti yang sebenarnya tidaklah mungkin. Ia
berkeyakinan bahwa Islam sesuai dengan perkembangan zaman dan bangsa dan
semua keadaan.6
Kalau kelihatan ada pertentangan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam
dengan kondisi yang dibawa perubahan zaman dan perubahan kondisi,
penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi baru tentang ajaran-
ajaran Islam, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits. Untuk
interpretasi itu diperlukan ijtihad, dan karenanya pintu ijtihad harus dibuka.7
3. Pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada nasionalisme
Rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan
modern, dan mulai dari Barat. Bangsa-bangsa Barat mengalami kemajuan rasa
nasionalisme yang kemudian menimbulkan kekuatan-kekuatan politik yang

6Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 92-94.
7Zuhairini, dkk, op. cit., hlm. 122

8
berdiri sendiri. Keadaan tersebut mendorong bangsa-bangsa Timur dan bangsa
terjajah lainnya untuk mengembangkan nasionalisme masing-masing.
Kaum muslimin menghadapi kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagai
bangsa yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaan.
Merekapun hidup bersama dengan orang-orang yang beragama lain tapi sebangsa.
Inilah yang mendorng berkembangnya rasa nasionalisme di dunia Islam. Di
samping itu, adanya keyakinan di kalangan pemikir-pemikir pembaharuan Islam
bahwa hakikatnya ajaran Islam dapat diterapkan sesuai dengan segala situasi dan
kondisi. Oleh karena itu, ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme
inipun sesuai dengan ajaran Islam.
Golongan nasionalisme ini berusaha untuk memperbaiki kehidupan umat
Islam dengan memperhatiakan situasi dan kondisi obyektif umat Islam yang
bersangkutan. Dalam usaha ini, bukan hanya mengambil unsur-unsur budaya
Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur-unsur yang berasal dari
budaya warisan bangsa yang bersangkutan.8

D. Dualisme Sistem Pendidikan Islam


Sebagai akibat dari usaha-usaha pembaharuan pendidikan Islam yang
dilaksanakan dalam rangka untuk mengejar kekurangan dan ketinggalan dari
dunia Barat dalam segala aspek kehidupan, maka terdapat kecenderungan adanya
dualisme dalam sistem pendidikan umat Islam. Usaha pendidikan modern yang
sebagaimana telah diuraikan yang berorientasi pada tiga pola pemikiran (Islam
murni, Barat dan Nasionalisme), membentuk suatu sistem atau pola pendidikan
modern, yang mengambil pola sistem pendidikan Barat dengan penyesuaian-
penyesuaian dengan Islam dan kepentingan nasional. Di lain pihak sistem
pendidikan tradisional yang telah ada di kalangan umat Islam tetap dipertahankan.
Sistem pendidikan modern, pada umumnya dilaksanakan oleh pemerintah
yang pada mulanya adalah dalam rangka memenuhi tenaga-tenaga ahli untuk
kepentingan pemerintah, dengan menggunakan kurikulum dan mengembangkan
ilmu-ilmu pengetahuan modern. Sedangkan sistem pendidikan tradisional yang

8Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, loc. cit.

9
merupakan sisa-sisa dan pengembangan sistem zawiyah, ribat atau pondok
pesantren dan madrasah yang telah ada dikalangan masyarakat, pada umumnya
tetap mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pendidikan
dan pengajaran keagamaan. Dualisme sistem dan pola pendidikan inilah yang
selanjutnya mewarnai pendidikan Islam di semua negara dan masyarakat Islam, di
zaman modern. Dualisme ini pula yang merupakan problema pokok yang
dihadapi oleh usaha pembaharuan pendidikan Islam.
Pada umumnya usaha pendidikan untuk memadukan antara kedua sistem
tersebut telah diadakan dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan
modern ke dalam sistem pendidikan tradisional, dan memasukkan pendidikan
agama ke dalam kurikulum sekolah-sekolah modern. Dengan demikian
diharapkan sistem pendidikan tradisional akan berkembang secara berangsur-
angsur mengarah ke sistem pendidikan modern. Dan inilah sebenarnya yang
dikehendaki oleh para pemikir pembaharuan pendidikan Islam, yang berorientasi
pada ajaran Islam yang murni, sebagaimana dipelopori oleh Al-Afgani,
Muhammad Abduh, dan lain-lain. Sampai sekarang proses pemaduan antara
kedua sistem dan pola pendidikan Islam ini tampak masih berlangsung di seluruh
negara dan masyarakat Islam.9

9Zuhairini, dkk, op. cit., hlm. 124.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembaharuan pendidikan Islam adalah suatu upaya melakukan proses
perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan kondisi pendidikan Islam dari
yang tradisional (orthodox) ke arah yang lebih rasional, dan professional sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu.
Faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan pendidikan Islam,
yaitu: Faktor internal dan faktor eksternal.
Pola-pola pembaharuan pendidikan Islam ada 3 yaitu: (1) pola pembaharuan
pendidikan yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa, (2) yang
berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran Islam, (3) yang
berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang
bersifat nasionalisme.
Untuk mengejar kekurangan dan ketinggalan dari dunia Barat dalam segala
aspek kehidupan, maka terdapat kecenderungan adanya dualisme dalam sistem
pendidikan umat Islam yaitu dengan memadukan antara kedua sistem pendidikan
modern dan tradisional dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan
modern ke dalam sistem pendidikan tradisional, dan memasukkan pendidikan
agama ke dalam kurikulum sekolah-sekolah modern.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Untuk mengetahui lebih dalam ada baiknya
mahasiswa lebih banyak membaca buku-buku yang terkait dengan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Haidar Putra dan Pasa, Nurgaya. 2014. Pendidikan Islam dalam
Lintasan Sejarah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Engku, Iskandar dan Zubaidah, Siti. 2014. Sejarah Pendidikan Islam. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Suwito. 2008. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Zuhairini, dkk. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

12
SOAL SOAL

Nama : Gutus Yusmiati (1601010129)

1. Pembaharuan dalam islam yang timbul pada periode sejarah islam mempunyai
tujuan, yakni..

a. Membawa umat islam pada kemajuan

b. Membawa umat islam pada kemunduran

c. Membawa umat islam kecanggihan

d. Membawa umat islam dalam keadaban

e. Umat islam modernisasi

2. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisasi tersebut bertujuan untuk..

a. Kelancaran peradaban

b. Kecanggihan teknologi

c. Sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru

d. Perkembangan ajaran islam

e. Kebudayaan

3. Penyebab islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu


pengetahuan ialah..

a. Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkan pada


rasionalitas atau akal dan iman

b. Ilmu pengetahuan

c. Kebudayaan dan agama

d. Pengetahuan dan budaya

e. Kemajuan pada masa peradaban

13
Nama : Hanifah Mifta Husa’adah (1601010132)

4. Masa pembaharuan merupakan zaman..

a. Kebangkitan umat islam

b. Kejayaan umat islam

c. Kecanggihan teknologi

d. Ilmu pengetahuan

e. Kemunduran umat islam

5. Apa penyebab kesadaran umat islam dalam jatuhnya mesir ke tangan berat ialah..

a. Islam dalam masa kemunduran

b. Islam dalam kejayaan

c. Dibarat telah timbul peradaban baru lebih tinggi dan merupakan ancaman islam

d. Raja-raja dan pemuka islam

e. Memikirkan mutu dan kekuatan islam

6. Perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sejak..

a. Kekalahan-kekalahan yang dialami

b. Periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani

c. Peperangan melawan negara eropa

d. Kemajuan umat Isla

e. Pemikiran dan usaha

Nama : Hawa Failasifa Salsabila (1601010039)

7. Yang mereka dapatkan dari kebudayaan bizantium salah satu dari perpaduan
kebudayaan turki ialah..

a. Prinsip ekonomi

14
b. Prinsip kemiliteran

c. Prinsip organisasi

d. Prinsip ilmu pengetahuan

e. Prinsip kemasyarakatan

8. Yang mereka dapatkan dari kerajaan arab salah satu perpaduan dari kebudayaan turki
ialah..

a. Prinsip ekonomi

b. Prinsip organisasi

c. Prinsip ilmu pengetahuan

d. Prinsip ekonomi kemasyarakatan dengan ilmu pengetahuan

e. Prinsip kemiliteran

9. Toleransi beragama merupakan salah satu dari kebudayaan islam dan tidak ada
satupun ajaran islam yang bersifat..

a. Radikalisme

b. Optimisme

c. Modernisme

d. Rasialisme

e. Modernisasi

Nama : Ivatul Mukarromah (1601010248)

10. Bukan persoalan agama corak atau bentuk negara dianggap kelangan tertentu,
melainkan persoalan..

a. Dalam sejarah

b. Manfaat berupa inspirasi

c. Masa yang akan datang

15
d. Sesuai dengan ajaran islam

e. Duniawi sehingga hal tersebut diserahkan kepada manusia untuk menentukannya

11. Islam dan kebudayaan tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang
gemilang, namun salah satu kekuatan dari..

a. Toleransi beragama

b. Kebudayaan islam

c. Ilmu pengetahuan

d. Peradaban islam

e. Pentingnya yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini

12. Orang-orang turki usmani dikenal sebagai..

a. Ramah tamah

b. Tidak sombong

c. Bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka
terhadap kebudayaan luar

d. Baik hati dan suka menolong

e. Jujur dan adil

16
Jawaban:

1. A

2. C

3. A

4. A

5. C

6. B

7. B

8. D

9. D

10. E

11. E

12. C

17

Anda mungkin juga menyukai