Anda di halaman 1dari 11

FT UNP Padang Lembaran : Pratikum

Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV


Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

A. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahiu pembagian kanal pada sistem pemancaran televisi
2. Mengetahui blok rangkaian tuner pada TV
3. Memahami dan mengetaui fungsi dari tuner dan prinsip kerjanya
4. Dapat mengukur tegangan tala untuk tuner pada setiap perubahan talaan
siaran dari masing-masing stasiun pemancar TV di sekitar anda
5. Dapat mengukur sinyal untuk rangkaian IF dari keluaran rangkaian tuner

B. ALAT DAN BAHAN


1. Antena TV
2. Trainer televise warna
3. Toolset
4. Multimeter dan Osiloscop
5. Kabel penghubung serta alat tulis untuk pengambilan data

C. LANDASAN TEORI
Sinyal yang diterima oleh antenna televisi adalah semua frekuensi yang
termasuk dalam range kerja frekuensi dari antena yang digunakan pada sebuah
TV, tetapi pada sistem PAL dan NTSC telah ditetapkan frekuensi kerja dari
masing-masing kanal frekuensi untuk VHF dan UHF. Untuk VHF bekerja pada
range kanal 2 hingga 12 dengan frekuensi kerja 47-230Mhz, sedangkan untuk
UHF bekerja pada kanal 14-83 dengan frekuensi kerja 470-890 MHz. Semua
frekuensi yang diterima oleh antena dan diteruskan oleh saluran transmisi diolah
pada bagian tuner dari sebuah televisi.
Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsiuntuk
memilihsalah satu frekuensi dari pemancar (repeater) televise yang
ditangkapoleh antenna.
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

Tuner digunakan untuk memilih gelombang pembawa sinyal-sinyal RF


yang dikehendaki sesuai dengan frekuensi atau panjang gelombang dari
pemancar. Agar tuner dapat menangkap gelombang-gelombang gambar
bersama-sama dengan gelombang suara hanya dengan menggunakan satu
system penala, maka harus mempunyai saluran ban yang cukup besar. Misalnya
6 mc untuk system PAL dan 7 cm untuk system NTSC.

Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsi


untuk memilih salah satu frekuensi pemancar (repeater) televisi yang ditangkap
antenna.

GAmbar di bawah inimenunjukkansalah satu rangkaian penala (tuner


system saklar). Tiap kanal dapat dipilih dan diubah menjadi sinyal If.gambar
oleh penala tersebut.

Gbr. Penala VHF

Bagian-bagian tuner :
1. Pemilihan kanal (pemilihan stasiun pemancar)
Tuner blok memilih gelombang pemancar yang akan diterima,
mencakup kanal 2 hingga kanal 12 (47-230 MHz) pada VHF dan tiap kanal

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

memiliki lebar frekuensi 7 MHz. Rangkaian penala dapat dipilih sehingga


beresonasi dengan frekuensi kanal yang dikehendaki.
Didalam tuner blok terdapat penguat RF, Mixer dan Osilator. Penguat
RF memilih pemancar yang akan diterima, kemudian diberikan ke mixer,
osilator membangkitkan frekuensi yang tertentu besarnya untuk pembanding
frekuensi yang akan diterima penguat RF kemudian diberikan ke mixer
kemudian di filter akhirnya menghasilkan frekuensi baru yang keluar yaitu
38,9MHz merupakan frekuensi pembawa gambar yang didalamnya terdapat
sinyal sinkronisasi dan 33,4 MHz merupakan frekuensi pembawa suara dan
kedua frekuensi tersebut di teruskan ke penguat video IF.

2. Penguat frekuensi tinggi (HF Amplifier)


Sebelum sampai pada rangkian pencampur (mixing) gelombang tv
diperkuat oleh penguat HF. Karena rasio S/N (pembanding sinyal/noise) pada
penerima TV berwarna ditentukan oleh pengaut HF ini, maka pengguatan HF
harus dapat menghasilkan penguat (gain) yang besar. Juga memerlukan
distorsi yang kecil walaupun bila gelombang TV input besar. Maka
dibutuhkan tegangan AGC (Automatic Gain Control/ pengatur penguat
otomatis) pada penguat HF itu dipasang rangkaian netralisasi, pada pengauat
HF untuk mencegah osilasi parasit yang timbul. Karateristik respon frekuensi
penguat HF pada bidang frekuensi kanal penerima, harus setara mungkin dan
perbedaan penguatan antara kanal-kanal yang diterima harus sekecil mungkin.

3. Pencampur (Mixer)
Gelombang TV yang diterima TV dicampur dengan output osilator
lokal dengan menggunakan pencampur (mixer) dan dirubah menjadi sinyal IF
(Intermediate) gambar yang mempunyai frekuensi sama dengan selisih dengan
kedua frekuensi tadi. Frekuensi pembawa sinyal IF gambar adalah 38,9 Mhz
dan frekuensi pembawa sinyal suara adalah 33,4MHz.

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

Kanal No 3 :
Frekuensi Osc
38,9MHz
33,4MHz

55,25 60,75 95,15MHz

4. Osilator lokal
Frekuensi pencampur (Frekuensi lokal) dibangkitkan oleh osilator
lokal, dan diberikan ke pencampur (Mixer). Frekuensinya dapat dirubah
tergantung pada kanal penerima yang dipilih.
Sebagai osilator lokal biasanya digunakan osilator Colpitts karena
sifat kestabilannya dan juga sederhana stuktur rangkaiaannya. Ada dua cara
memilih frekuensi lokal pertama dengan merubah kumparan resonansi dan
yang kedua dengan mengontrol tegangan bias dioda kapasitansi variabel.

AGC :
Pada sirkit tuner terdapat alat pengontrol pemilih saluran (chane! selec-
tor) dan fine tuning .
ChaneL seLektcr untuk memilih saluran pemancar TV yang akan ditang-
kap , sedangkan fine tuning untuk mengoreksi/menepatkan sinyal sinyal TV
yangditerima.
Bila pesawat TV menangkap saluran TV pada chanel 8 (jaiu~ frekwensi
202 sid 209 MHz), RF amplifier harus mempunyai penguatan yang baik dan
mempunyai lebar jalur (bandwidth) 7 MHz.
Adapun hasil kerja rangkaian tuner akan mengeluarkan standard frek-
:wensi IF Video yaitu: a. frekwensi pembawa gambar = 38,9 MHz.
b. frekwensi pembawa gambar = 33,4 MHz.

Sirkit AGC mengatur/mengontrol pengua~an penguat RF dan penguat IF


Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

Video hingga menghasilkan sinyal2 keluaran yang lebih stabil didetektor


Video, walaupun yang tertangkap diantena berubah ubah lemah/kuat.

Hasil kerja sirkit AGC berupa tegangan DC yang dipakai untuk tegangan bias
Transistor penguat RF dan penguat IF Video, tegangan DC ini datangnya dari
detektor Video.
Tipe AGC berdasarkan sistim penguatan
1. AGC maju (Forward AGC).
Menaikkan arus Emitor Transistor yang dikemudikan, kurang peka
kerjanya(Transistor mendapat bias maju).
2. AGC terbalik (Reverse AGC). .
Menurunkan alus Emitor Transistor yang dikemudikan, peka kerjanya .
(Transistor mendapat bias terbalik).

Tipe AGe oordasarkan lokasinya.


1. RF .d.GC

Mengatur penguatan transistor RF dHiirKit tuner Blok.


2.IF AGC.
Mel1gatur penguatan transistor I F Video, pada sirkit I F Video.

Variasi Sistim AGC


A. AGC Rata2 (Average AGC).
Disini Sinyal Video komposit diambil harga rata-ratanya; sistim ini.
kurang baik, jarang dipakai sebab kontras gambar akan terpengaruh. Misal
antena menangkap Sinyal- Video komposit (gambar yang kontras terang
gelapnya) hasilnya akan menjadi tidak nyata perbedaan terang ge1apnya,
karena disini diambi I harga rata2-nya.

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

B.AGC Puncak (peak AGCl.


AGC puncak bekerja dengan mengambil tingkat rata2 puncak2
Sinkronisasi/blanker (tingkat puncak hitam) dari sinyal Video komposit,
hingga hasil kerjanya tidak mempengaruhi kontras gambar dari sinyal Video
komposit.

C.AGC terkunci (Keyed AGCI.


AGC ini bekerja hanya pada waktu ada periode pulsa sinkronisasi dan
pulsa melayang kembali (flyback pulses) dari flyback transformer . Sistim
AGC terkunci merupakan sistim AGe yang paling' banyak d ipakai pada

D.LANGKAH KERJA
1) Ambil masing-masing kelompok, tv trainer yang sudah disediakan, dan
jangan dihubungkan catu daya listrik ke jal-jala PLN
2) Ambil multimeter dan Osiloscope, lakukan kalibrasikedua alat ini.
3) Bukan tv trainer tersebut dan pastika sudah melakukan tegangan simpan
pada kapasitor tegangan tinggi dengan kabel penghubung
4) Cari dan amati bagian dari tuner yang akan kita bahas pada pratikum ini
5) Sambungkan televisidengan antenna penerima
6) Hubungkan jala-jala listrik dan hidupkan televise tersebut
7) Ukur tegangan B+ tuner (untuk tuner manual) dan/atau tegangan BP dan
BT/LOCK adjucts (untuk truner digital)pada siaran dari setiap stasiun
pemancar TV yang ada di Padang danmasukkan ke dalam tabel
pengamatan berikut.
NO Stasiun TV Frekuensi Siaran Tegangan yg Keterangan
Diukur
1 Trans 7 486 MHz 5V -
2 Global TV 598 MHz 5V -
3 ANTV 662 MHz 5V -
4 TPI 630MHz 5V -
5 Trans TV 534 MHz 5V -
6 RCTI 647 MHz 5V -
7 INDOSIAR 694 MHz 5V -
Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

8 Metro TV 614 MHz 5V -


9 SCTV 678 MHz 5V -

8) Lengkapi tabel di atas untuk seluruhsiaran TV yang ada di kota Padang


9) Cari salah satu siaran yang paling bersih dan kuat sinyalnya
10) Ukurlah dengan menggunakan osiloscope keluaran dari rangkaian tuner
yang akan diumpankan ke bagian IF.

NO Stasiun TV Tegangan yang Gambar Gelombang


diukur pada IF
1 Trans 7 33 V

2 Global TV 33 V

3 ANTV 33 V

4 TPI 33 V

5 Trans TV 33 V

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

6 RCTI 33 V

7 INDOSIAR 33 V

8 Metro TV 33 V

9 SCTV 33 V

E. EVALUASI

1. Pembagian frekuensi pada masing-masing kanal pada VHF dan UHF


untuk sistem PAL dan NTSC :

Nomor PAL NTCS Keterangan


Range(MHz) Video Sound Range(MHz) Video Sound
Chanel
1 43-50 44.25 49.75 - - - -
2 54-61 55.25 60.75 54-60 55.25 58.83 VHF1
3 61-68 62.25 67.75 60-66 61.25 64.83 VHF1
4 174-181 175.25 180.75 66-72 67.25 70.83 VHF1
5 181-188 182.25 187.75 76-82 77.25 80.83 VHF1

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

6 188-195 189.25 194.75 82-88 83.25 86.83 VHF1


7 195-202 196.25 201.75 174-180 175.25 178.83 VHF2
8 202-209 203.25 208.75 180-186 181.25 184.83 VHF2
9 209-216 210.25 210.75 186-192 187.25 190.83 VHF2
10 - - - 192-198 193.25 196.83 VHF2
11 - - - 198-204 199.25 202.83 VHF2
12 - - - 204-210 205.25 208.83 VHF2
13 - - - 210-216 211.25 214.83 VHF2
14 - -- - 470-476 471.25 474.83 UHF
15 - - - 476-482 477.25 480.83 UHF
16 - - - 482-488 483.25 486.83 UHF
17 - - - 488-494 489.25 492.83 UHF
18 - - - 494-500 595.25 498.83 UHF
19 - - - 500-506 501.25 504.83 UHF
20 - - - 506-512 507.25 510.83 UHF
21 - - - 512-518 513.25 516.83 UHF
22 - - - 518-524 519.25 522.83 UHF
23 - - - 524-530 525.25 528.83 UHF
24 - - - 530-536 531.25 534.83 UHF
25 - - - 536-54 537.25 540.83 UHF
26 - - - 542-548 543.25 546.83 UHF
27 - - - 548-554 549.25 552.83 UHF

28 - - - 554-560 555.25 558.83 UHF

2. Komponen utama yang terdapat pada bagian tuner :


Mixer, IF amp Tuner AA40-00039A
RF TAEL-6576D
IF(DAP 103)

3. Besar tegangan untuk B+ (BP) Tuner, BP dan BT untuk setiap tahan siaran
dari setiap stasiun pemancar tersebut:
NO Stasiun TV Frekuensi Siaran Tegangan yg Keterangan
Diukur
1 Trans 7 486 MHz 5V -
2 Global TV 598 MHz 5V -
3 ANTV 662 MHz 5V -
4 TPI 630MHz 5V -

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

5 Trans TV 534 MHz 5V -


6 RCTI 647 MHz 5V -
7 INDOSIAR 694 MHz 5V -
8 Metro TV 614 MHz 5V -
9 SCTV 678 MHz 5V -

4. Sinyal yang terdapat pada sinyal IF yang diukur adalah


Bentuk gelombang IF suara yang keluar dari titik pemisahan dengan
sinyal video berupa sinyal IF-M (frekuensi modulasi). Sinyal ini
mempunyai frekuensi 4.5 mc (untuk system PAL) atau 5.5 mc (untuk
sistem NTSC). Detetor suakra FM memisahkan frekuensi sinyal A-F dari
sinyal pembawa menengah termodulir, kemudian sinyal A-F itu cukup
kuat kemudia diubah menjadi suara yang dapat didengar oleh speaker.
Bentuk gelombang audio frekuensi dan amplitudonya tidak menentu
tergantung pada nada suara yang ada.

5. Televisi multisistem adalah televisi yang memiliki banyak perangkat


tambahan yang cocok untuk komponen analog ataupun digital. Pada
umumnya televisi multi system mempunayai banyak kelebihan dan sarana
baru untuk mempermudah pengguna dalam mengopersikannya. Seperti
yang diproduk oleh Neosonik yang terdiri atas tiga subsistem: perangkat
pengendali (controller), rangkaian pengeras suara (loudspeaker), dan
penerima video definisi tinggi (HD video receiver).
6.
F. KESIMPULAN
Dari Pratikum kali ini dapat disimpulkan :
1. Tuner merupakan tempat pemrosesan penerimaan gelombang TV. Bersih
tidaknya siaran tergantung pada tuner
2. Pada tuner meiliki komponern yang utama yaitu :
Mixer, IF amp Tuner AA40-00039A
RF TAEL-6576D
IF(DAP 103)

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)
FT UNP Padang Lembaran : Pratikum
Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 03/ELK-ELA255/2005 Judul : Regulator Tuner

3. VHF bekerja pada range kanal 2 hingga 12 dengan frekuensi kerja 47-
230Mhz tiap kanal dan memiliki lebar frekuensi 7 MHz , sedangkan untuk
UHF bekerja pada kanal 14-83 dengan frekuensi kerja 470-890 MHz
4. Tegangan yang di ukur pada IF semuanya sama yaitu sebesar 33V
5. TV yang chanelnya bersih memiliki B+ yang bersar pula.

Rommy Laharisa
(2005 / 65526)

Anda mungkin juga menyukai