REAKTOR GANDA
1
2
FA0 1 X 0 FA 0
mol
Input A,
waktu
mol
Output A, FA FA 0 (1 X A )
waktu
mol
Kehilangan A karena reaksi, (-rA )V
waktu
Jika disubstitusikan ke neraca massa :
FA 0 X A (rA ) V
V X
A
FA0 rA
Sehingga :
1 V VC A0 C A0 X A
τ
s v0 FA0 - rA
Keterangan :
τ = Waktu tinggal (s)
V = Volume (L)
v0 = laju reaksi
CA = konsentrasi (mol/L)
FA = rate feed (mol/menit)
rA = rate reaksi (mol/m3.s)
XA = konversi
Di mana XA dan rA diukur pada kondisi aliran keluar reaktor, di mana kondisinya
sama dengan kondisi di dalam reactor (Levenspiel, 1999). Beberapa ubahan yang
memengaruhi rancangan reaktor :
1. Waktu tinggal
Waktu tinggal merupakan waktu yang diperlukan bahan baku untuk bereaksi di
dalam reaktor pada kondisi tertentu. Waktu tinggal berbanding terbalik dengan laju
reaksi, dimana semakin kecil waktu tinggal maka laju alir reaksi akan semakin
besar.
4
2. Volume (V)
Volume berbanding terbalik dengan laju reaksi dimana semakin kecil volume maka
laju alir reaksi akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan :
V (C A o C A )
τ
v0 rA
3. Suhu
Suhu dibagi menjadi dua yaitu:
- Endotermis: Semakin tinggi suhu maka konversi akan semakin besar dan
kecepatan reaksi juga semakin tinggi, sehingga sebaiknya reactor dioperasikan
pada suhu setinggi-tingginya dengan memperhatikan faktor keamanan, batas
material construction dan umur katalis.
- Eksotermis: Pada reaksi Irreversible maka sebaiknya reaktor dioperasikan pada
suhu setinggi-tingginya, sehingga kecepatan reaksi akan besar sihingga volume
reaktor akan kecil. Pada reaksi Reversibel sebaiknya suhu reaktor dioperasikan
pada suhu rendah supaya diperoleh konversi maksimum yang tinggi. Tetapi
suhu rendah akan mengakibatkan kecepatan reaksi menjadi kecil sehingga
volume reaktor akan menjadi besar. Maka diperlukan kondisi operasi yang
optimum.
4. Tekanan
Single reaction
- Penurunan jumlah mol
Bila selama reaksi terjadi penurunan jumlah mol maka Tekanan reaktor harus
besar. Sehingga reaksi akan bergeser kearah kanan
- Penambahan jumlah mol
Bila selama reaksi terjadi penambahan jumlah mol maka tekanan reaksi harus
kecil.
5
5. Konsentrasi
- Reaksi Irreversible tunggal
Pada reaksi tunggal tidak dapat balik maka memperbesar konsentrasi salah satu
reaktan akan memperbesar konversi. Maka dipilih salah satu reaktan dibuat
berlebih dan yang lain sebagai limiting reaktan sehingga reaksi mendekati
sempurna.
- Reaksi reversible tunggal
Konversi maksimum yang dapat dicapai pada reaksi dapat balik sangat
dipengaruhi oleh kesetimbangan reaksi, atau konversi setimbang (Bintoro).
6. Koefisien perpindahan panas
Saat reaksi berlangsung sangat cepat maka panas yang dilepas di dalam pellet tidak
dapat dikeluarkan dengan cukup cepat untuk menjaga agar pellet tetap tertutup dari
temperatur liquid, sehingga terjadi efek nonisothermal. Koefisien pindah panas
digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau perubahan fase antara
cair dan padat. Koefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam ilmu
termodinamika dan mekanika serta teknik kimia.
Q
h
A.T
Dimana:
permukaan bahan dalam reaktor, jika kurang dari toleransi yang diberikan (set point)
maka kran keluaran (output) akan mengecil sampai ketinggian mencapai tinggi yang
telah di set. Sebaliknya jika melebihi kran keluaran akan dibuka lebih lebar untuk
mengurangi bahan dalam reaktor.
- Pressure Controller (PC), Suatu alat yang bertugas untuk menjaga agar tekanan
dalam reaktor masih berada pada kisaran yang ditetapkan. Biasanya diterapkan pada
reaktor yang memakai reaktan berfase gas. Cara kerjanya mirip dengan LC yaitu
dengan membuka dan menutup kran.
- Temperature Controller (TC), suatu alat yang bertugas agar suhu di dalam reaktor
masih berada dalam kisaran suhu operasinya. TC juga bekerja dengan membuka dan
menutup kran, namun kran yang diintervensi adalah kran utilitas. Misalnya CSTR
berpemanas, jika suhu drop maka kran koil uap panas (steam) akan diperbesar
sehingga steam yang masuk akan lebih banyak yang akhirnya suplai panas pun
bertambah dan akhirnya suhu reaktor akan bertambah dan suhu reaktor pun dapat
kembali ke suhu yang normal. Sebaliknya jika suhu reaktor bertambah.
- Temperature Indicator
Temperature indicator atau penunjuk suhu merupakan aksesoris instrument penting
untuk keperluan proteksi dari peningkatan suhu yang terlalu tinggi. Penunjuk suhu
akan memberikan sinyal alarm jika terjadi peningkatan temperature di atas setting
kalkulasi desain.
- Level Indicator
Level indicator adalah instrumen untuk menunjukkan tingkat volume liquida baik
ketika liquida mengalami pemuaian atau pun penurunan volume karena kebocoran.
(https://stefanuswindarhariadi.wordpress.com/2011/04/)
Neraca Massa adalah cabang keilmuan yang mempelajari kesetimbangan massa
dalam sebuah sistem. Dalam neraca massa, sistem adalah sesuatu yang diamati atau
dikaji. Neraca massa adalah konsekuensi logis dari Hukum Kekekalan Massa yang
menyebutkan bahwa di alam ini jumlah total massa adalah kekal; tidak dapat
dimusnahkan ataupun diciptakan. Contoh dari pemanfaatan neraca massa adalah untuk
merancang reaktor kimia, menganalisa berbagai alternatif proses produksi bahan kimia,
dan untuk memodelkan pendispersian polusi. Massa yang masuk ke dalam suatu sistem
harus keluar meninggalkan sistem tersebut atau terakumulasi di dalam sistem.
7
Konsekuensi logis hukum kekekalan massa ini memberikan persamaan dasar neraca
massa :
[massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa]
dengan [massa masuk] merupakan massa yang masuk ke dalam sistem, [massa keluar]
merupakan massa yang keluar dari sistem, dan [akumulasi massa] merupakan akumulasi
massa dalam sistem. Akumulasi massa dapat bernilai negatif atau positif. Pada
umumnya, neraca massa dibangun dengan memperhitungkan total massa yang melalui
suatu sistem. Pada perhitungan teknik kimia, neraca massa juga dibangun dengan
memperhitungkan total massa komponen-komponen senyawa kimia yang melalui
sistem (contoh: air) atau total massa suatu elemen (contoh: karbon). Bila dalam sistem
yang dilalui terjadi reaksi kimia, maka ke dalam persamaan neraca massa ditambahkan
variabel [produksi] sehingga persamaan neraca massa menjadi:
[massa masuk] + [produksi] = [massa keluar] + [akumulasi massa]
Variabel [produksi] pada persamaan neraca massa termodifikasi merupakan laju reaksi
kimia. Laju reaksi kimia dapat berupa laju reaksi pembentukan ataupun laju reaksi
pengurangan. Oleh karena itu, variabel [produksi] dapat bernilai positif atau negative
(https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massa).
2.3. Variabel Percobaan
A. Variabel tetap
- Volume NaOH = 1500 mL
- Volume H2SO4 = 800 mL
- Perbandingan volume masukan H2SO4 = 50 : 50
B. Variabel berubah
- Konsentrasi H2SO4 = 0,4 N dan 0,5 N
- Waktu tinggal = 5; 10; 15 menit
- Bukaan globe valve = 45o dan 60 o
8
Tabel 2.7.3. Data hasil pengamatan suhu reaktor bukaan valve 45o
Konsentrasi Suhu Air Masuk Suhu Air Keluar
Waktu (menit)
H2SO4 (N) (oC) (oC)
0 27 30
5 27 29
0.4
10 27 29.5
15 27 29.5
0 27 28
5 27 28
0.5
10 27 29
15 27 29.5
12
Tabel 2.7.4. Data hasil pengamatan standardisasi NaOH awal dan produk bukaan
valve 45o
Standardisasi Produk (ml)
Konsentrasi
Reaktor I Reaktor II
H2SO4
0 5 10 15 15
11 24 39 42 58
0.4
10 22 35 44 60
14 30 49 53 70
0.5
13 28 44 55 76
Tabel 2.7.5. Data hasil pengamatan suhu reaktor bukaan valve 60o
Konsentrasi Suhu Air Masuk Suhu Air Keluar
Waktu (menit)
H2SO4 (N) (oC) (oC)
0 27 29
5 27 29
0.4
10 27 29
15 27 29
0 27 29.5
5 28 30
0.5
10 28 30
15 28 30.5
Tabel 2.7.6. Data hasil pengamatan standardisasi NaOH awal dan produk bukaan
valve 60o
Standardisasi Produk (ml)
Konsentrasi
Reaktor I Reaktor II
H2SO4
0 5 10 15 15
18 35 55 59 79
0.4
16 32 50 62 86
22 43 68 74 92
0.5
20 40 62 76 115
2.8. Data Perhitungan
Tabel 2.8.1. Hasil perhitungan konsentrasi NaOH untuk bukaan valve 45o
Standardisasi Produk (ml)
Konsentrasi Reaktor I Reaktor II
H2SO4 0 5 10 15 15
V (ml) N V (ml) N V (ml) N V (ml) N V (ml) N
11 0.1818 24 0.0758 39 0.0466 42 0.0433 58 0.0313
0.4
10 0.2 22 0.0826 35 0.0571 44 0.0455 60 0.0333
Rata-rata 10.5 0.1909 23 0.0792 37 0.0591 43 0.0444 59 0.0323
14 0.1429 30 0.0606 49 0.0519 53 0.0270 70 0.0204
0.5
13 0.1538 28 0.0649 44 0.0350 55 0.0280 76 0.0202
Rata-rata 13.5 0.1484 29 0.0628 46.5 0.0321 54 0.0275 73 0.0203
13
14
Tabel 2.8.2. Hasil perhitungan konsentrasi NaOH untuk bukaan valve 60o
Standardisasi Produk (ml)
Konsentrasi Reaktor I Reaktor II
H2SO4 0 5 10 15 15
V (ml) N V (ml) N V (ml) N V (ml) N V (ml) N
18 0.1111 35 0.0519 55 0.0202 59 0.0188 79 0.0141
0.4
16 0.1250 32 0.0568 50 0.0250 62 0.0202 86 0.0145
Rata-rata 17 0.1181 33.5 0.0544 52.5 0.0226 60.5 0.0195 82.5 0.0143
22 0.0909 43 0.0423 68 0.0134 74 0.0123 92 0.0099
0.5
20 0.1000 40 0.0455 62 0.0161 76 0.0132 115 0.0087
Rata-rata 21 0.0955 41.5 0.0439 65 0.0147 75 0.0127 103.5 0.0093
15
Tabel 2.8.3. Hasil perhitungan neraca massa reaktor I dengan konsentrasi H2SO4
0,4 N untuk bukaan valve 45° dengan waktu 5-15 menit
Untuk waktu (t) = 5 menit
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 15.6800 10.7813
NaOH 11.2854 7.2865
Na2SO4 - 7.0980
H2O 2273.6718 2275.4713
Total 2300.6372 2300.6372
Tabel 2.8.4. Hasil perhitungan neraca massa reaktor I dengan konsentrasi H2SO4
0,5 N untuk bukaan valve 45° dengan waktu 5-15 menit
Untuk waktu (t) = 5 menit
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 19.6000 12.8496
NaOH 11.2854 5.7749
Na2SO4 - 9.7812
H2O 2271.5476 2274.0273
Total 2302.4330 2302.4330
Tabel 2.8.5. Hasil perhitungan neraca massa reaktor I dengan konsentrasi H2SO4
0,4 N untuk bukaan valve 60° dengan waktu 5-15 menit
Untuk waktu (t) = 5 menit
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 15.6800 7.9843
NaOH 11.2854 5.0032
Na2SO4 - 11.1508
H2O 2273.6718 2276.4988
Total 2300.6372 2300.6372
Tabel 2.8.6. Hasil perhitungan neraca massa reaktor I dengan konsentrasi H2SO4
0,5 N untuk bukaan valve 60° dengan waktu 5-15 menit
Untuk waktu (t) = 5 menit
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 19.6000 10.7194
NaOH 11.2854 4.0359
Na2SO4 - 12.8678
H2O 2271.5476 2274.8098
Total 2302.4330 2302.4330
Tabel 2.8.7. Hasil perhitungan neraca massa reaktor II dengan konsentrasi H2SO4
0,4 N untuk bukaan valve 45°
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 22.5361 22.4479
NaOH 4.0823 4.0102
Na2SO4 12.7856 12.9134
H2O 3066.0962 3066.1286
Total 3105.5002 3105.5002
Tabel 2.8.8. Hasil perhitungan neraca massa reaktor II dengan konsentrasi H2SO4
0,5 N untuk bukaan valve 45°
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 28.4704 28.4628
NaOH 2.5266 2.5204
Na2SO4 15.5469 15.5579
H2O 3062.5478 3062.5506
Total 3109.0917 3109.0917
Tabel 2.8.9. Hasil perhitungan neraca massa reaktor II dengan konsentrasi H2SO4
0,4 N untuk bukaan valve 60°
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 22.5361 22.5109
NaOH 1.7937 1.7732
Na2SO4 16.8478 16.8842
H2O 3067.1261 3067.1353
Total 3108.3036 3108.3036
20
Tabel 2.8.10. Hasil perhitungan neraca massa reaktor II dengan konsentrasi H2SO4 0,5 N untuk bukaan valve 60°
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen
(gram) (gram)
H2SO4 28.4704 28.4476
NaOH 1.1704 1.1518
Na2SO4 17.9542 17.9872
H2O 3063.1581 3063.1664
Total 3110.7530 3110.7530
Tabel 2.8.11. Hasil perhitungan konversi reaksi untuk bukaan valve 45°
H2SO4
H2SO4
Konsentrasi Waktu mula-mula CA2 XA2 CA1 XA1 CA4 XA4 CA3 XA3
bereaksi
H2SO4 (N) (menit) /CA0 (mol) (%) (mol) (%) (mol) (%) (mol) (%)
(mol)
(mol)
5 0,16 0,0500 0,1100 31,2414 0,185 22,116
Tabel 2.8.12. Hasil perhitungan konversi reaksi untuk bukaan valve 60°
21
22
2.9. Grafik
Grafik 2.9.1. Grafik hubungan antara konversi dan waktu pengambilan sampel
untuk konsentrasi H2SO4 0,4 N dan 0,5 N pada bukaan valve 45°
60
50
40
Konversi (%)
30
0,4 N
20
0,5 N
10
0
0 5 10 15 20
Waktu
(menit)
Grafik 2.9.2. Grafik hubungan antara konversi dan waktu pengambilan sampel
untuk konsentrasi H2SO4 0,4 N dan 0,5 N pada bukaan valve 60°
80
70
60
50
Konversi (%)
40
30 0,4 N
0,5 N
20
10
0
0 5 10 15 20
Waktu
(menit)
23
2.10. Pembahasan
- Pada hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat pada hasil perhitungan
neraca massa pada tabel 2.8.3. sampai 2.8.10. Hasil yang diperoleh dalam
percobaan sesuai dengan teori yaitu jumlah input dan output pada neraca massa
akan selalu dalam keadaan setimbang,. Dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Untuk bukaan valve 45°
- Pada konsentrasi H2SO4 0,4 N untuk waktu reaksi mulai dari 5-15 menit
diperoleh massa input sama dengan massa output yaitu 2300.6372 gram pada
reaktor I, dan 3105.5002 gram pada reaktor II.
- Pada konsentrasi H2SO4 0,5 N untuk waktu reaksi mulai dari 5-15 menit
diperoleh massa input sama dengan massa output yaitu 2302.4330 gram pada
reaktor I, dan 3109.0917 gram pada reaktor II .
Untuk bukaan valve 60°
- Pada konsentrasi H2SO4 0,4 N untuk waktu reaksi mulai dari 5-15 menit
diperoleh massa input sama dengan massa output yaitu 2300.6372 gram pada
reaktor I, dan 3108.3036 gram pada reaktor II.
- Pada konsentrasi H2SO4 0,5 N untuk waktu reaksi mulai dari 5-15 menit
diperoleh massa input sama dengan massa output yaitu 2302.4330 gram pada
reaktor I, dan 3110.7530 garm pada reaktor II.
- Pada reaksi tunggal tidak dapat balik maka memperbesar konsentrasi salah satu
reaktan akan memperbesar konversi. Hasil perhitungan dari percobaan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
Pada bukaan valve 45°
- Untuk konsentrasi H2SO4 0,4 N pada reaktor I diperoleh:
- waktu 5 menit konversi sebesar 31,2414%
- waktu 10 menit konversi sebesar 50,8775%
- waktu 15 menit konversi sebesar 56,2747%
sedangkan pada reaktor II didapatkan konversi reaksi sebesar 0,3914%
- Untuk konsentrasi H2SO4 0,5 N pada reaktor I diperoleh:
- waktu 5 menit konversi sebesar 34,4407%
- waktu 10 menit konversi sebesar 52,0994%
- waktu 15 menit konversi sebesar 54,7425%
24