Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

GANGGUAN SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh: Fitriani


NIM: 112017147

Penguji :
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
dr. M. Riza Syah, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEJIWAAN


RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN
PERIODE 21 MEI - 29 JUNI 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2018
Status Psikiatri

Nama : Fitriani NIM : 112017147 FK UKRIDA


Dokter Penguji: Tanda Tangan:
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
dr. M. Riza Syah, Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Tn. R
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Juni 1998
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jln. Angke Indah No.1 RT005/RW003
Dokter yang Merawat : dr. Dharmawan, Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 16 Juni 2018
Ruang Perawatan : Ruang Puri Kenanga
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Diantar kakaknya

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Autoanamnesis
 Tanggal 22 Juni 2018, pukul 16.30, di Bangsal Puri Kenanga Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan.

2
 Tanggal 23 Juni 2018, pukul 16.10, di Bangsal Puri Kenanga Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan.
Alloanamnesis
 Tanggal 22 Juni 2018, pukul 16:30, dilakukan kepada kakak pasien yang sedang
datang menjenguk pasien.
 Tanggal 23 Juni 2018, pukul 11.00, dilakukan kepada kakak pasien melalui
telepon.

A. Keluhan Utama
Pasien diantar kakaknya ke IGD RSJSH karena mengamuk, bicara melantur dan
memakan rumput sejak 1 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan pada tanggal
16 Juni 2018 dibawa oleh kakaknya karena mengamuk, berbicara melantur, dan
memakan rumput. Pasien sebelum mengamuk sedang melakukan takbiran di
masjid, kemudian sekitar pukul jam 4 subuh pasien lari ke lapangan dan
memakan rumput. Kakaknya mengatakan, saat pasien memakan rumput pasien
merasa ada harimau yang masuk kedalam tubuhnya, saat itu pasien juga
mengamuk dan meminta golok (pisau) untuk menebang pohon kelapa karena
menurut pasien dipohon kelapa itu ada setannya. Pasien mengatakan, saat
harimau masuk kedalam tubuhnya, harimau tersebut mengajak untuk pasien
keluar dari masjid, dan mengajak bermain dilapangan. Sebelumnya pasien juga
merasakan tubuhnya dimasuki oleh ‘syekh’, saat pasien merasa tubuhnya
dimasuki oleh ‘syekh’ pasien merasa tenang, merasa menjadi orang yang baik,
dan suka menasehati orang-orang disekitarnya. Pasien juga pernah mendengar
suara-suara yang suka mengajak dirinya untuk bermain. Ia meyakini suara
tersebut berasal dari harimau. Pasien mengatakan awal timbul gejala saat pasien
kelas 6 SD, saat itu pasien merasa dadanya panas, marah-marah, ada jin yang
masuk kedalam tubuhnya, sehingga membuat pasien tidak nyaman. Kemudian,
kakak pasien membawanya ke kyai yang berada di sukabumi untuk berobat,

3
pasien berobat disukabumi selama 3 bulan. Keluarga pasien mengatakan 5 tahun
kemudian pasien kumat lagi tetapi gejala yang timbul saat ini, pasien ngomong
sendiri, tidak bisa diajak komunikasi, tidak bisa makan dan mandi sendiri.
Kakaknya membawa pasien berobat ke ustadz di jakarta dan hanya diberikan air
suci (menurut ustadz yang mengobati pasien). 1 tahun kemudian pasien kumat
lagi, saat dirumah pasien mangamuk, berbicara semua masalah keluarganya, dan
masalah dengan temannya. Kakak pasien membawanya ke RSJSH dan dirawat di
RSJSH. Setelah pasien keluar dari RSJSH pasien mengikuti pesantren dan
mengkonsumsi obat yang diberikan dari RSJSH selama 1 minggu, saat obatnya
habis kakak pasien datang ke RSJSH untuk membeli obat, akan tetapi pasien
tidak ikut saat kontrol. Karena pasien tidak ikut, dari pihak RSJSH tidak bisa
memberikan obat. Kakak juga mengatakan tidak datang kembali ke RSJSH
karena keluarga merasa pasien sudah sembuh. 2 bulan kemudian pasien kumat
lagi dan dibawa ke RSJSH dan saat ini pasien masih dirawat dibangsal Puri
Nurani.
Pasien merupakan anak yatim piatu dan tinggal bersama kakaknya.
Pasien juga pernah mencoba melukai dirinya dengan gelas yang ia pecahkan ke
dinding dan pecahan gelasnya ia goreskan ke tangannya, pasien melakukan itu
karena pasien kesal dengan kakaknya, pasien meminta untuk diantarakan
berziarah ke makam ayah dan ibunya yang sudah meninggal akan tetapi
kakaknya belum bisa mengantarkannya.
Pasien juga mengatakan sudah 15 hari ini mengkonsumsi zat psikoaktif
(excimer), pasien mendapatkan obat tersebut dari salah satu temannya yang saat
itu pasien sedang mengamen. Teman pasien tersebut mengatakan, obat ini adalah
vitamin dan diminum setelah makan. Pasien mengkonsumsi obat tersebut 1 x 3
setelah makan. Awalnya pasien percaya kalau obat itu adalah vitamin, beberapa
hari kemudian pasien mengetahui obat tersebut bukan vitamin dan pasien
mengatakan kalau obat itu adalah obat untuk halusinasi dan untuk mengurangi
marah-marah. Tetapi pasien masih tetap mengkonsumsi obat tersebut. Pasien
pernah dalam sehari tidak minum obat tersebut, saat tidak minum obat tersebut

4
pasien merasa tubuhnya tidak enak, menggigil dan gemetar. Karena merasa jika
tidak minum obat badannya tidak enak akhirnya pasien membeli obat itu lagi dan
terus mengkonsumsinya. Pasien tidak mengetahui efek samping obat yang ia
konsumsi selama 15 hari ini.
Dirumah sakit pasien mau berinteraksi dengan temannya. Pasien juga
bisa merawat dirinya dengan baik. Pasien sudah mengetahui harimau yang
masuk kedalam dirinya itu adalah halusinasi dan sebenernya tidak ada. Pasien
juga sudah bisa menghardik jika ada suara-suara yang mengajaknya untuk
bermain. Saat wawancara pasien juga megatakan ingin cepat pulang dari RSJSH
dan ingin kembali ke pesantren.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien mengaku awal timbul keluhan muncul sejak kelas 6 SD saat itu
pasien merasa ada jin yang masuk kedalam tubuhnya, sehingga pasien
merasa dadanya panas, dan lebih sering marah-marah. 5 tahun kemudian
menurut kakak pasien, pasien tidak bisa di ajak berkomunikasi, berbicara
sendiri, tidak bisa makan dan mandi sendiri. 1 tahun kemudian pasien tiba-
tiba mengamuk dan berbicara semua masalah keluarga serta masalah dengan
temannya sehinga pasien dibawa ke RSJSH dan dirawat di RSJSH. Setelah
keluar dari RSJSH, pasien mengikuti pesantren dan selama 1 minggu setelah
pasien diberikan obat risperidone, clozapin dan trihexypenidyl. Akan tetapi
setelah obatnya habis pasien tidak kontrol lagi karena pada saat kakaknya ke
RSJSH untuk membeli obat, pasien tidak diajak ke RSJSH sehingga pihak
RSJSH tidak bisa memberikan obat untuk pasien. 2 bulan kemudian tepatnya
tanggal 16 juni 2018 pasien dibawa ke IGD RSJSH oleh kakaknya karena
tiba-tiba mengamuk, berbicara melantur, mamakan rumput dan merasa ada
harimau yang masuk kedalam tubuhnya dan harimau tersebut menyuruhnya
untuk keluar dari masjid dan mengajak untuk bermain dilapangan. Saat ini
pasien dirawat lagi di RSJSH diantar oleh kakaknya.

5
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan dan tidak pernah ada riwayat
trauma kepala. Pasien tidak pernah kejang maupun demam tinggi
berkepanjangan. Pasien juga tidak pernah dirawat dirumah sakit, selain
karena masalah dengan kejiwaannya.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien menagaku sudah 15 hari mengkonsumsi obat psikoaktif (excimer)
yang ia dapatkan dari temannya. Pasien merokok, akan tetapi riwayat
mengkonsumsi alkohol disangakal oleh.

6
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

2012 (6 SD) 2018 2018


Pasien merasa ada 2017 Pasien 2 bulan setelah keluar dari RSJSH
yang masuk kedalam Pasien tidak dirawat di pasien mengamuk secara tiba-tiba
tubuhnya sehingga bisa diajak RSJSH dan memakan rumput. Pasien
pasien merasa komunikasi, karena merasa ada harimau yang masuk
dadanya panas, lebih berbicara mengamuk. kedalam tubuhnya.
sering marah-marah. sendiri, tidak
bisa makan dan
mandi sendiri.

Tingkat
Keparahan
Gangguan

Waktu
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Pasien lahir di bidan
secara spontan, dalam keadaan sehat dan langsung menangis. Riwayat
komplikasi kelahiran, trauma, dan cacat bawaan disangkal.
2. Riwayat Perkembangan Fisik
Tidak terdapat kelainan, pasien berkembang baik secara berat badan dan tinggi
badan sesuai dengan anak-anak seusianya.

7
3. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak Awal (0–3 tahun)
Pasien merupakan anak yang aktif, dengan proses tumbuh kembang sesuai
dengan anak-anak seusianya, dalam hal berbicara, berjalan, bergerak motorik
maupun sensorik.
b. Masa Kanak Pertengahan (3–11 tahun )
Pasien merupakan anak yang baik, tetapi saat sekolah ia malas belajar. Pasien
mudah bergaul dengan teman seusianya.
c. Masa Kanak Akhir ( Pubertas dan Remaja )
Pasien bersekolah hanya sampai SMP kelas 1, pasien tidak melanjutan
sekolahnya karena pasien mengaku lebih sering bermain di warnet dan malas
untuk sekolah.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hanya sampai SMP kelas 1
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengatakan pernah bekerja sebagai tukang steam motor, dan sempat
mengamen di jalanan.
6. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Menurut keluarga, jika pasien sedang tidak kumat,
pasien taat beribadah dan menjalankan sholat 5 waktu.
7. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien belum menikah.
8. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah
terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
9. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarganya selama ini kurang baik, terutama semenjak
ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi. Pasien merasa kurang kasih sayang
dari kedua orangtuanya dan keluarganya. Pasien saat ini tinggal bersama

8
kakaknya (anak ke 3) karena menurut pasien, hanya kakaknya ini yang peduli
dengan dirinya.

E. Riwayat Keluarga

: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien

9
F. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menyadari dirinya berada di rumah sakit jiwa, saat ini ia merasa sakit
karena halusinasi dan mengatakan ingin segera pulang dan ingin kembali ke
pesantren.

III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 22 dan 23 Juni 2018)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki usia 20 tahun tampak sesuai dengan usianya. Tampak
tenang, cukup rapi dan perawatan diri tampak cukup baik. Pasien berambut hitam
dan tampak terawat.
2. Kesadaran
Kesadaran: compos mentis, pasien tampak sadar penuh saat dilakukan
wawancara.
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
a. Sebelum Wawancara
Pasien sedang duduk sambil berbicara dengan keluarganya, yang saat itu
sedang datang menjenguknya.
b. Selama Wawancara
Pasien duduk tenang disamping pemeriksa. Pasien jarang dan hanya sesekali
menatap dan melakukan eye contact dengan pemeriksa. Semua pertanyaan
dapat dengan baik dijawab oleh pasien.
c. Sesudah Wawancara
Pasien menjawab salam terima kasih dari pemeriksa. Pasien tidak
menunjukkan perilaku atau gerakan yang tidak lazim.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dan sopan.
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara: Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan baik. Bicara pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi dan volume cukup.

10
b. Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Mood : Hipotim
2. Afek : Menyempit
3. Keserasian : Serasi
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Terdapat halusinasi auditorik.
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi : Tidak ada
d) Derealisasi : Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Cukup ide
b. Kontinuitas : Koheren
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Terdapat waham dikendalikan
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
E. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan SD
2. Pengetahuan Umum Cukup (pasien mengetahui siapa presiden dan wakilnya
saat ini)
3. Kecerdasan Rata-rata
4. Konsentrasi dan Konsentrasi baik (saat diajak berhitung, pasien dapat
Perhatian menjawab dengan benar). Perhatian baik (pasien mudah
teralih perhatiannya terhadap kegiatan atau orang yang
lewat didepannya)

11
5. Orientasi
- Waktu Cukup (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam
hari. Pasien juga dapat mengenali jam). Namun pasien
tidak bisa mengingat hari, tanggal dan bulan saat ini.
- Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ
Soeharto Heerdjan Grogol).
- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh dokter
muda dan mengenal pasien lain yang berada di satu
ruangan dengan pasien).
6. Daya Ingat
- Jangka Baik (pasien dapat mengingat riwayat pendidikan SD)
Panjang
- Jangka Baik (pasien mengingat kegiatan yang dilakukannya sejak
Pendek pagi tadi di RS).
- Segera Baik (pasien mengingat nama dokter muda yang
mewawancarai).
7. Pikiran Abstrak Pasien dapat membedakan perbedaan antara kursi dan meja

8. Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar jam yang waktunya


ditentukan oleh pemeriksa).
9. Kemampuan Baik (pasien bisa makan, mandi, dan berpakaian sendiri).
Menolong Diri

F. Pengendalian Impuls
Baik. Saat wawancara ia tampak tenang.
G. Daya Nilai
 Daya Nilai Sosial
Baik (pasien tidak pernah melakukan kekerasan kepada teman-temannya selama
di ruangan, pasien juga bersikap baik kepada perawat dan dokter.

12
 Uji Daya Nilai
Baik (pasien mengatakan bila ia menemukan dompet di jalan yang tidak ia
ketahui pemiliknya, ia akan menyerahkannya kepada polisi)
 Daya Nilai Realita
Terganggu (halusinasi auditorik dan waham dikendalikan)
H. Tilikan
Tilikan 4  Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak
memehami penyebab sakitnya.
I. Reliabilitas : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK


A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik, tampak tenang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah : 125/85 mmHg
Nadi : 76 x/ menit
Suhu : 36,5 oC
Pernafasan : 20 x/ menit
Kulit : Coklat sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal, efloresensi primer/sekunder (-)
Kepala : Normocephali, rambut warna hitam dan tidak mudah
patah
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-,
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung
(-), sekret -/-.
Telinga : Sekret -/-, membran timpani normal, nyeri tekan -/-.
Mulut : Bibir kecoklatan, agak kering, sianosis (-), trismus (-),

13
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Gigi geligi : Dalam batas normal
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba .
Membesar.
Thorax
 Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis
maupun dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1 – S2 reguler, murmur -, gallop –
Abdomen
Inspeks : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting
dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar, balotemen (-)

Ekstremitas
- Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

14
- Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
Genitalia : Tidak diperiksa karena tidak ada indikasi

B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus
otot (N), tremor (-), distonia (-), disdiadokokinesis (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan adalah pemeriksan urin.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


 Pasien sering mengamuk, berbicara melantur, memakan rumput dan merasa ada
harimau yang masuk kedalam badannya.
 Pasien merasa harimau tersebuat berbicara ditelinga agar terus bermain.
 Pasien meminum obat excimer sudah selama 15 hari.
 Pasien merasa ketika tidak minum obat excimer, badannya menggigil, gemetar,
dan merasa tidak nyaman.
 2 bulan yang lalu pasien pernah di rawat di RSJSH, mengalami perbaikan,
namun tidak kontrol dan minum obat rutin.
 Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak memehami
penyebab sakitnya  Tilikan 4.
 Pasien memiliki waham dikendalikan

15
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
 Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
 Gangguan/hendaya dan disabilitas: pada saat awal masuk didapati
hendaya dalam fungsi sosial dan hendaya fungsi sehari-hari.
 Distress/penderitaan: pada saat awal masuk marah-marah, mengamuk,
memakan rumput dan merasa ada harimau yang masuk kedalam
tubuhnya.
2. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
 Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
 Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik,
infeksi, penyakit vaskuler, neoplasma).
 Penyalahgunaan zat psikoaktif.
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya:
 Halusinasi auditorik : pasien mengatakan mendengar suara ditelinganya
yang mengajak untuk bermain.
 Halusinasi visual: Tidak ada
 Waham : dikendalikan (pasien merasa ada harimau yang masuk kedalam
tubuhnya).
4. Termasuk gangguan skizofrenia paranoid karena:
 Memenuhi kriteria skizofrenia.
 Terdapat halusinasi auditorik.
 Terdapat waham dikendalikan.
 Adanya gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu lebih
dari 1 bulan.

16
 Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Perlu observasi lebih lanjut untuk mengetahui ada tidaknya gangguan
kepribadian. Tidak ada retardasi mental karena pasien mampu menempuh
sekolah sampai lulus dengan baik.
 Aksis III : Kondisi Medis Umum
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan
sehingga aksis III tidak ada diagnosis.
 Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan
Dari anamnesis, pasien memiliki masalah dengan compliance atau kepatuhan
minum obat. Pasien juga tidak rutin untuk kontrol penyakitnya. Pasien juga
terdapat masalah primary support group (keluarga) dimana keluarganya sudah
tidak peduli dengan dirinya.
 Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current: 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi).
GAF HLPY: 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


 Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
 Aksis II : Perlu observasi
 Aksis III : Tidak ada
 Aksis IV : Masalah compliance minum obat dan primary support group
(keluarga)
 Aksis V : GAF current : 40-31
GAF HLPY : 60-51

IX. DAFTAR MASALAH


A. Organobiologi : Tidak ada

17
B. Psikologik : Mengamuk, halusinasi auditorik, waham bizzare dan
ada masalah dengan depersonalisasi
C. Sosial/keluarga : Keluarga pasien sudah tidak peduli dengan dirinya.

X. DIAGNOSA DIFERENSIAL
1. Skizoafektif tipe depresi.
XI. PROGNOSIS
- Quo vitam : ad bonam (tidak ada tanda gangguan mental organik).
- Quo functionam : Dubia ad bonam (selama pasien meminum obat dengan
teratur, gejala terkontrol sehingga pasien dapat melakukan
kegiatan sehari-harinya).
- Quo sanationam : Dubia ad malam (ketika pasien mendengarkan
bisikannya kembali dan mengikutinya serta tidak mau
minum obat sehingga akan kambuh kembali gejala-
gejalanya).
XII. TATALAKSANA
- Rawat inap
o Indikasi: pasien membahayakan dan mengganggu ketenangan orang lain
- Medikamentosa:
o Oral:
 Risperidone 2x2mg PO
- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit
o Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut
serta dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi
dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit untuk memperbaiki
kualitas hidup pasien.

18
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien.

Psikoterapi
o Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
o Reassurance : Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk mengobati penyakitnya.
Sosioterapi :
o Menganjurkan pasien untuk mau mencari pekerjaan setelah pulang dari
rawat inap dan bersosialisasi dengan orang lain.

19

Anda mungkin juga menyukai