Anda di halaman 1dari 8

Alex Ferguson : My Autobiography

Sir Alex Ferguson

Ikhtisar
Diajukan untuk tugas Bahasa Indonesia

Joshua Abel Oktavianus


XI-4/16
SMA Trinitas
Judul : Alex Ferguson : My Autobiography

Pengarang : Sir Alex Ferguson

Alih Bahasa : Zia Anshor

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2013

Alasan Memilih Buku :

Buku ini mengisahkan mengenai salah seorang yang bisa disebut sebagai

legenda. Dia adalah Sir Alex Ferguson. Sebagai manajer Manchester United selama

seperempat abad, dia telah menorehkan banyak sekali prestasi yang mengagumkan.

Dia juga disebut sebagai manajer Britania tersukses sepanjang sejarah. Beliau

adalah orang yang patut kita contoh dengan wibawanya sebagai pemimpin dan

kharismanya. Kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga dari seorang Sir

Alex Ferguson. Selain itu, saya juga adalah salah seorang pendukung Manchester

United dan fans dari Sir Alex Ferguson.

Sir Alex Ferguson lahir di Govan, Skotlandia pada tahun 1941. Sebelum

menjadi manajer klub sepak bola, beliau adalah seorang pemain sepak bola dengan

posisinya sebagai penyerang tengah. Sir Alex Ferguson memulai karirnya sebagai

manajer di klub sepak bola East Stirlingshire dan St Mirren pada tahun 1974. Alex

Ferguson juga memiliki bisnis Pub di daerah kelahirannya. Dia sempat memiliki

beberapa pub. Tapi pada tahun 1978 Alex Ferguson menutup kedainya karena
pekerjaannya sebagai manajer Aberdeen tidak menyisakan waktu lagi untuk

mengurus kedai.

Alex Ferguson memiliki kehidupan social yang cukup baik selama masih tinggal

di Govan. Dia memiliki beberapa teman baik dan sahabat. Tetapi semua itu seolah-

olah pecah ketika Ferguson meninggalkan klub Harmony Row dan pindah ke

Drumchapel Amateurs. Beberapa temannya berpikir bahwa dia telah membuat

keputusan yang salah. Pada saat dia berada di Aberdeen, dia memiliki teman-teman

yang akrab dengannya. Tetapi pada saat di Manchester United, kehidupan social

Ferguson semakin berkurang. Dia jarang keluar pada saat Sabtu malam karena sibuk

memikirkan sepak bola.

Sir Alex Ferguson dikenal sebagai seseorang yang sangat hebat sebagai

manajer klub. Dia juga memiliki beberapa sifat yang menunjangnya menjadi manajer

yang luar biasa. Seperti sifatnya yang sangat mengutamakan kedisiplinan diatas

segalanya. Sudah banyak pemain sepak bola yang mencicipi rasa sakit karena

Ferguson. Kebanyakan karena masalah indisipliner. Akan tetapi, semua itu yang

dapat membuat semua pemain yang dibinanya menjadi pemain yang hebat. Selain itu,

sifatnya yang humoris tetapi galak juga membuat dia disegani dan dikagumi oleh

banyak orang. Dia juga adalah seseorang yang sangat bertanggung jawab. Termasuk

melindungi anak asuhnya dari gangguan orang lain. Contohnya ketika salah seorang

pemainnya dihina oleh Arsene Wenger, dia tidak tinggal diam dan menghadap

Wenger. Sifat-sifatnya itulah yang membuatnya dihormati oleh semua orang yang

mengenal sepak bola.

Sekitar tahun 2002, Sir Alex Ferguson mulai berpikir untuk pensiun. Tetapi

dia mengurungkan niatnya. Terutama karena keluarganya yang masih ingin dia

bekerja dan mendapatkan banyak prestasi. Dan juga karena umurnya yang belum
terlalu tua untuk pensiun. Dia sempat berpikir untuk pensiun karena ada rasa

kekesalan kepada manajemen, rasa takut, dan juga rasa tidak yakin dapat meraih

prestasi lagi. Selain itu juga, dia merasa bahwa umur 60 adalah waktu yang pas

untuk pensiun.

Setelah memutuskan untuk tidak pensiun, Ferguson mulai berpikir untuk

kembali membuat pasukan yang baru. Terutama setelah melalui musim yang berakhir

tanpa gelar. Padahal sejak musim 1998 mereka selalu memenangkan gelar setiap

tahunnya. Ferguson mengalami masa-masa sulit dengan harus melepas Jaap Stam

dan 2 pemain jebolan Class of ’92 yaitu Nicky Butt dan Phil Neville.

Pada periode tahun 2003 dan 2006, Sir Alex Ferguson berkeinginan untuk

membangun kembali skuad yang kuat. Akan tetapi, masalah datang. Mereka tidak

meraih gelar juara selama periode tersebut. Terutama setelah Chelsea masuk

menjadi klub papan atas di Liga Inggris sebagai kekuatan finansial baru di Liga

Inggris. Ferguson sempat kesulitan untuk dapat menangani pemain-pemain baru

seperti Juan Sebastian Veron, Alan Smith, dll.

Sir Alex Ferguson mengungkapkan situasi sebelum dan sesudah final Liga

Champions tahun 2007/2008. Ketika itu mempertemukan Manchester United

dengan Chelsea. Yang akhirnya Manchester United berhasil menang melalui babak

adu penalty. Padahal sebelumnya Sir Alex Ferguson memiliki rekor buruk

menghadapi adu penalty. Sir Alex mengungkapkan kekagumannya pada Barcelona

pada era 2009. Dia selalu ingin mengalahkan tim Barcelona. Trio pemain Barcelona

yaitu Messi, Xavi, Iniesta adalah pemain-pemain hebat dan merupakan pemain kelas

dunia.
Sir Alex mengaku sangat bahagia dengan berhasil mengalahkan rekor jumlah

gelar yang dimiliki oleh Liverpool ketika mendapat gelar ke 19 tahun 2010/2011. Dia

juga menceritakan keadaan setelah Manchester United mendapat gelar tersebut.

Sir Alex juga mencoba untuk mempertahankan rekor penguasa Inggris dengan

membeli pemain-pemain baru seperti De Gea, Ashley Young, Phil Jones, dan masih

banyak lagi. Ferguson pernah ditawari untuk melatih Timnas Inggris. Tetapi beliau

menolak untuk menjadi pelatih Timnas.

Ferguson sangat kecewa ketika Manchester City berhasil meraih gelar juara

Liga Inggris. Dia mengkritik cara Roberto Mancini melatih City. Ferguson juga

kecewa karena Manchester United gagal di Champions League. Dan juga mengenai

konflik antara Patrice Evra dengan Luis Suarez.

Di musim terakhir Ferguson, dia menceritakan proses kepindahan Robin van

Persie dari Arsenal. Dan juga mengenai bakat-bakat yang sangat brilian seperti

Shinji Kagawa, Nick Powell, dan lain-lain. Dia juga sangat bahagia karena telah

berhasil selama 25 tahun memimpin Manchester United dan memberikan banyak

gelar.

Ferguson sempat mengalami konflik dengan salah satu pemainnya, yaitu David

Beckham. Ferguson yang sebenarnya sangat mengagumi Beckham, tetapi sifat

Beckham yang tidak suka disalahkan dan tidak mau mengakui kesalahan membuat

Ferguson marah. Selain itu juga, Beckham seolah-olah terbawa oleh arus

entertainment, padahal dia adalah pemain bola yang sangat hebat.

Sir Alex Ferguson pernah membantu Rio Ferdinand mengenai kasus yang

menimpa dirinya. Mulai dari kasus tes obat, hingga kasus rasisme yang melibatkan
adik dari Rio Ferdinand yaitu Anton Ferdinand yang ketika itu bermain untuk

Queens Park Rangers.

Sir Alex Ferguson menjatuhkan hatinya kepada Cristiano Ronaldo sebagai

pemain yang paling berbakat yang pernah ditangani olehnya. Dia melebihi semua

pemain besar yang pernah dilahirkan oleh Manchester United. Bakat Ronaldo sudah

terlihat dari saat dia masih berumur tujuh belas tahun. Bahkan Ferguson sangat

terpincut dengan bakatnya. Cristiano pun dipercaya dapat menjadi salah satu pemain

yang luar biasa. Kehebatan Ronaldo pun tak lepas dari peran Sir Alex Ferguson.

Bagaimana peran Ferguson dapat mengubah Ronaldo dari yang sebelumnya adalah

seorang pemain yang suka pamer, menjadi pemain yang memiliki kemampuan yang

lengkap.

Selain konflik dengan Beckham, Ferguson juga pernah mengalami konflik

dengan Roy Keane. Baik sebelum dan sesudah Roy Keane keluar dari Manchester

United. Keane yang sebenarnya telah lama menjadi kapten di Manchester United,

meminta izin untuk keluar setelah bertengkar dengan beberapa rekannya yang lebih

muda pada saat wawancara di stasiun MUTV. Siarannya pun tidak pernah disiarkan

oleh MUTV. Keane bahkan pernah menyerang pemain-pemain lain seperti John

O’Shea, Darren Fletcher, Rio Ferdinand, dll.

Kembali konflik dengan pemain, kali ini adalah Ruud van Nistelrooy. Ferguson

menganggap Nistelrooy sebagai pemain yang fantastis. Tetapi suatu ketika mereka

berkelahi. Dimulai ketika Nistelrooy menghina Ronaldo yang saat itu masih muda.

Merasa tidak suka, Ferguson membangkucadangkan Nistelrooy ketika final Piala

Carling 2006.
Selain dengan pemain, Ferguson juga memiliki persaingan dengan pelatih lain.

Diantaranya adalah Mourinho. Ferguson menganggap bahwa Mourinho yang ketika itu

menangani Chelsea, adalah seseorang yang sombong. Tetapi Ferguson mengakui

kecerdasan dan keyakinan yang dimiliki Mourinho. Selain itu Mourinho juga memiliki

kemampuan untuk membangun strategi pragmatis dalam setiap tim yang

ditanganinya. Selain Mourinho, Ferguson juga bersaing dengan Wenger. Terutama

karena mereka bersaing untuk waktu yang sangat lama. Yaitu sekitar 17 tahun.

Mereka bersaing di lapangan, namun bersahabat di luar lapangan.

Ferguson sangat bangga dengan angkatan 1992 yang diisi oleh pemain-pemain

hebat seperti Ryan Giggs, Paul Scholes, Nicky Butt, David Beckham, dan masih

banyak lagi pemain yang luar biasa. Dia pun sangat memuji para pemain angkatan

1992 yang dia sebut tidak takut apapun karena mereka adalah sekutu-sekutu

perkasa.

Ferguson memuji sosok Wayne Rooney yang menurutnya adalah pemain yang

paling berani dan berkemauan keras yang pernah dibinanya. Sir Alex sudah

mengamati bakatnya sejak Rooney masih di Everton. Ferguson juga sering

membantu Rooney untuk menghadapi kondisi sulit yang sedang dialami beberapa

tahun terakhir.

Target utama Ferguson ketika memasuki Liga Inggris adalah untuk

menjungkalkan Liverpool yang ketika itu adalah raja di kompetisi Inggris. Hasilnya

dia berhasil dan membawa Manchester United menjadi raja dari ranah Inggris.

Tidak hanya antar klub, ternyata para pelatihnya pun ada yang sempat bersitegang

dengan Ferguson. Sebut saja Rafael Benitez, Kenny Dalglish, Brendan Rodgers, dan

lain-lain.
Selama berada di Manchester United, Ferguson memiliki beberapa orang staf

yang sangat setia mendukungnya. Bahkan ada yang mengikuti dia dari awal dia

menjadi manajer hingga akhir dia pensiun. Dia juga sangat memuji hampir seluruh

staf yang pernah bekerja sama dengannya selama di Manchester United. Selain

bekerja sama dengan staf yang hebat, Sir Alex Ferguson juga memilki beberapa

pertandingan favorit selama menukangi Manchester United. Waktu favoritnya

adalah 15 menit terakhir dari setiap pertandingan. Karena ada banyak kejutan yang

terjadi. Oleh karena itu disebut dengan Fergie’s Time. Selain itu, tentunya Ferguson

memiliki banyak sekali pemain favorit yang pernah dididik oleh dia. Diantaranya

seperti David Beckham, Wayne Rooney, Paul Scholes, Jaap Stam, Ryan Giggs, dan

masih banyak lagi. Meskipun dia sempat memiliki masalah dengan beberapa pemain

favoritnya, dia tetap menghargai dan menghormati mereka.

Sebenarnya, Ferguson memiliki beberapa hobi lain di luar sepak bola.

Diantaranya adalah balap kuda, dia juga tertarik pada politik dan kasus John F.

Kennedy, mengkoleksi wine, dan juga ketertarikannya kepada otobiografi para

dictator.

Ferguson mengungkapkan bahwa kunci dari klub sepak bola yang dapat terus

stabil menjadi pemuncak adalah regenerasi tim. Jika tim dapat beregenerasi dengan

baik, maka tim itu akan konsisten menjadi penguasa di liganya. Sir Alex juga

memiliki beberapa pemain muda yang menjadi favoritnya. Sebut saja Carlos Teves,

Anderson, Nani, Dimitar Berbatov, Wayne Rooney, Tom Cleverley, Chris Smalling,

dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai