Anda di halaman 1dari 19

RESUME

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT

SCREENING KPSP

OLEH
KELOMPOK 3

Made Aprillia Negari P07124214 008


Ni Putu Manis Mustika Dewi P07124214 023
Ni Putu Devi Nita Sari P07124214 027
Ni Nyoman Juni Astuti P07124214 031
Ni Luh Putu Sukarningsih P07124214 037

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PRODI DIV KEBIDANAN KLINIK
2017
A. Konsep pertumbuhan dan perkembangan
1. Definisi pertumbuhan
a) Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif, yang
mengacu pada jumlah, besar dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut
ukuran dan struktur biologis. (Mansur, 2009:25)
2. Definisi perkembangan
a) Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dan kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan berbahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. (Pemkot Malang Dinkes, 2007:4)
3. Ciri dan prinsip tumbuh kembang anak
Ciri-ciri tumbuh kembang anak :
a) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai perubahan fungsi.
b) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukann perkembangan
selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahap sebelumnya.
c) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-
beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
d) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
e) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbaik.
f) Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai dua pola yaitu pada sefalocaudal
dan pola proksimal
Prinsip-prinsip tumbuh kembang
a) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai
dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
berasal dari laihan dan usaha. Melalui belajar anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
b) Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persaman pola perkembangan bagi anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan. (Pemkot
Malang Dinkes, 2007:4)
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak yaitu :
· Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain :
- jenis kelamin (seks) : anak wanita lebih cepat matang dalam perkembangan
dan anak laki-laki lebih cepat pertumbuhannya.
- suku bangsa atau bangsa (ras) : eropa lebih besar dan tinggi daripada asia.
· Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisio-psiko sosial
yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
- Faktor prenatal
Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh tehadap tumbuh-kembang janin
mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil akan berakibat :
·Bayi BBLR · Anemia
·Lahir mati · Mudah terkena infeksi
·Cacat bawaan (jarang) · Abortus
·Pertumbuhan otak janin terhambat · Hambatan tumbuh kembang
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan :
· cacat bawaan
· kelainan letak (posisi janin) dalam uterus bisa menyebabkan :
- Talipes - Palsi fasialis
- Dislokasi panggul - Krania tabes
- Kortikolis konginetal
3. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zatg
teratogen-misalnya obat-obatan seperti :
· Thalidomide · Metadion
· Phenitoin · Sitostatika (obat anti kanker)
Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian pula ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis dapat
menyebabkan ;
· BBLR · Cacat bawaan
· Lahir mati · Retardasi mental
Keracunan logam berat (merkuri) pada ibu hamil dapat menyebabkan :
· Mikro sekali
· Palsi serebralis
di Jepang dikenal dengan penyakit Minamata.
4. Radiasi
Pada umur kehamilan kurang dari 18 minggu terjadi proses organgenesis.
Jika sebelum umur kehamilan 18 minggu terkena sinar radiasi proses
organogenesis terganggu sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otak,
mikrosevali dan cacat bawaan.
5. Stress
Stress yang di alami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin. Contoh : karena stress nafsu makan ibu menjadi berkurang
sehingga nutrisi yang dialirkan ke janin menjadi berkurang. Janin yang
kekurangan nutrisi proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam kandungan
terganggu sehingga kemungkinan besar terjadi cacat bawaan, kelainan kejiwaan
dan lain-lain.
6. Imunitas
Rhesus atau ABO inkontabilitas sering menyebabkan :
- Abortus - Kern ikterus
- Hidrops Fetalis - Lahir mati
7. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
dapat menyebabkan BBLR. Oksigen berfungsi membawa hemoglobin yang
mengangkut zat makanan dari ibu menuju janin. Jika terdapat gangguan pada
plasenta / tali pusat maka zat makanan tersebut tidak dapat secara sempurna
masuk ke janin. Hal tersebut menyebabkan BBLR
8. Infeksi
Ibu yang selama hamil terkena virus seperti Herpes simplex, rubella,
toxoplasmosis maka virus tersebut akan masuk ke sirkulasi darah janin, janin akan
tertular dan proses organogenesis terganggu mengakibatkan cacat bawaan.
- Faktor Lingkungan Post Natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang
teratur yang sebagian besar terganutng pada organ ibunya. Ke suatu sistem yang
tergantung pada kemampuan gentik dan mekanisme, Homeostatik bayi itu sendiri.
Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai berikut
(menurut Timiras, dikutip dari Johnson, 1986).

Faktor Sebelum lahir Sesudah lahir


Lingkungan fisik Cairan Udara
Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah
Stimulasi sensoris terutama Bermacam-macam
kinestetik/ vibrasi stimulasi
5.

Faktor Sebelum lahir Sesudah lahir


Gizi Tergantung zat-zat gizi Tergantung pada per-
yang terdapat pada darah sediaannya bahan
ibu . makanan dan kemam-
puan saluran cerna.
Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke Berasal dari paru-paru
janian melalui tali kempembuluh nbdarah
plasenta paru.
Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem Dikeluarkan melalui par,
metabolisme peredaramn darah ibu. kulit, ginjal dan saluran
pencernaan.

Masa perinatal yaitu masa 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah
dilahirkan, merupakan masa rawan dalam pross tumbuh kembang otak. Trauma
kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat
yang permanent.
5. Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar :

1. Kebutuhan Fisik-Biomedis (“ASUH”)


Meliputi
- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.
- Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan.
- Pemukiman yang layak
- Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi
2. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu dengan anak merupakan sayarat mutlak untuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial, kasih sayang dari
orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (banding) dn kepercayaan dasar
(basic trust)
3. Kebutuhan akan Stimulasi Mental (“ASAH”)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Asah ini mengembangkan perkembangan mental
psikososial, kecerdasaan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral etika, produktivitas dsb.

B. KONSEP KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

1. Pengertian
Suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang
tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan
perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.
2. Kegunaan KPSP
KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan,
gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.
3. Cara Menggunakan KPSP
Petugas kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian memberi
kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai
dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.
4. Cara Menghitung Usia Anak
Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan.
Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.
5. Cara Memilih Pertanyaan KPSP
Pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok
pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.
6. Cara Menilai KPSP
a. Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b. Menghitung jumlah jawaban Ya.
c. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa
normal (N).
d. Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali
mengenai :
· cara menghitung usia anak.
· cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.
· apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang
dimaksudnya.
· Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk
dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka
anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang
disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.
e. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
7. Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang dengan KPSP
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan dilaksanakan pada 3 keadaan
dibawah ini:
a. Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang
dapat dilakukan.
b. tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan.
c. tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan
walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.
d. Hasil KPSP dengan jumlah Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan
1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama.
e. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang atau pemeriksaan ulang tetap 7-8, anak
perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

8. Cara Mencatat Hasil KPSP


Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4). Tulis
jawaban umur Ya, atau Tidak pada kotak yang disediakan untuk tiap pertanyaan
menurut golongan umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya.
Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan anak baik
(kode N).
Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu diperiksa
ulang 1 minggu kemudian.
Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu dirujuk (kode
TN).

C. Konsep Manajemen Perkembangan dan Pertumbuhan

1. Pengkajian Data

Tanggal....jam....tempat....
a. Data Subyektif

1) Biodata
a) Nama
Nama anak digunakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru
dengan anak lain.
b) Tanggal lahir
Untuk menentukan umur.
c) Umur
Untuk mengetahui usia anak saat ini (Ngastiyah, 1997 : 12).
Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa itu anak
mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan
dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus
(Soetjiningsih, 2005 : 6).
d) Jenis kelamin
Dikarenakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan,
tetapi belum diketahui segera pasti mengapa demikian. (Soetjiningsih, 2005 : 6).
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah
lahir lebih cepat pertumbuhan tinggi badan dan berat badannya dibandingkan
dengan anak perempuan (Hidayat, 2009 : 18).
e) Nama orang tua
Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru
dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila ada title yang
bersangkutan harus disertakan.
f) Umur orang tua
Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan dalam
melakukan pendekatan.
g) Agama orang tua
Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping itu perilaku
seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama.
Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku
hidup sehat.
h) Pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dan mereka sering
tidak mau atau tidak yakin akan pentingnya pelayanan kesehatan yang menunjang
dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2009 : 19).
i) Pekerjaan orang tua
Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak dengan sosial ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat
cukup baik dibandingkan anak dengan sosial ekonomi rendah (Hidayat, 2009 :
19).
j) Alamat
Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap. Kejelasan
alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi,
misalnya bila pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang diperlukan
kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai epidemiologi.
2) Alasan datang
Alasan yang mendasari ibu untuk datang ke puskesmas.

3) Riwayat kesehatan sekarang


Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan. Anak dengan kondisi sehat dan sejahtera, maka percepatan untuk
tumbuh kembang sangatlah mudah. Tapi bila kondisi status kesehatan kurang
akan terjadi perlambatan (Hidayat, 2009 : 20).
4) Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan
pendidikannya seperti pada anak-anak yang menderita asma, sakit jantung, sakit
ginjal, penyakit ISPA, selain itu perlu dikaji apakah anak pernah kejang. Hal ini
perlu dikaji karena pada umumnya anak yang berpenyakit kronis sering disertai
gangguan kejiwaan, akibat dari stress yang disebabkan penyakitnya.
5) Riwayat penyakit keluarga/ Genogram
Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada atau tidak adanya anggota
keluarga yang menderita penyakit tertentu. Apakah ada yang menderita penyakit-
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, serta penyakit menurun atau menahun
seperti asma, jantung.
6) Riwayat Prenatal, Persalinan, dan Postnatal
a) Riwayat Prenatal : meliputi gizi waktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti
posisi janin dalam uterus, penggunaan obat-obatan, alkohol, kebiasaan merokok,
dan lain-lain yang berpengaruh pada pertumbuhan janin (Hidayat, 2009 : 18).
b) Riwayat Persalinan : riwayat kelahiran dengan vacum extrasi, atau forceps, dapat
menyebabkan trauma kepala bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan
otak (Nursalam, 2005 : 41).
c) Riwayat Postnatal : apabila ASI tidak lancar, akan mempengaruhi jumlah ASI
yang diminum oleh bayi, sehingga juga akan berpengaruh dengan nutrisi yang
diperoleh bayi melalui ASI. Karena, banyak ibu yang memberikan susu formula
ketika ASI nya tidak keluar lancar.
7) Riwayat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas terhadap penyakit-penykit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan
memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit
yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur
satu tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT 3x, hepatitis B 4x, dan
Campak. Yang perlu dikaji adalah imunisasi apa saja yang telah diterima oleh
anak dan bagaiman reaksinya, apa saat lahir langsung diimunisasi.
Tabel 1. Jenis imunisasi, waktu pemberian dan reaksi yang ditimbulkan.
Jenis Waktu Imunisasi Reaksi yang
Imunisasi timbul
BCG Diberikan sejak lahir Dapat timbul
reaksi panas
Hepatitis-B Diberikan dalam waktu 12 jam
setelah lahir, dilanjutkan pada usia
1 dan 3-6 bulan. Interval dosis
minimal 4 minggu.
DPT Diberikan pada usia ≥ 6 minggu
secara terpisah / secara kombinasi
dengan hepatitis B
Polio Polio 0 diberikan pada kunjungan
pertama selanjutnya diberikan pada
usia 2,5 bulan dengan interval
minimal 4 minggu
Campak Diberikan saat usia 9 bulan
(Hidayat,2008:55-58)

8) Riwayat Perkembangan
Mengkaji tonggak-tonggak pertumbuhan anak pada usia berapa saja.
9) Pola Aktivitas Sehari-hari
a) Pola nutrisi
Nutrisi adalah komponen penting dalam menunjang pertumbuhan dan
perkembangan. Bila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan.
Anak pada usia 9- 12 bulan sebaiknya diberikan ASI juga finger food dan
saribuah. Untuk makanan utama, perkenalkan anak makanan cincang dan nasi tim
karena normalnya pada umur ini bayi sudah pandai mengunyah dan menelan
makanan yang agak kasar bahkan sudah bisa makan bersama menu orangtua.
Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam sehari, bagaimana komposisinya,
minum susu atau air putih berapa kali sehari atau diberikan ASI tiap berapa jam
(Hidayat, 2009 : 19).
b) Pola istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur
(1) Umur 0-6 bulan : 20-18 jam
(2) Umur 6-12 bulan : 18-16 jam
(3) Umur 1-5 tahun : 16-12 jam
(4) Umur 6-12 tahun : 11-9 jam
Gangguan tidur yang terjadi secara terus-menerus akan menghambat tumbuh
kembang anak (Hidayat, 2009 : 25).
c) Pola kebersihan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan
memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan
yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan.
Yang dikaji frekuensi berapa kali mandi, gosok gigi, ganti baju, dan pakaian
dalam sehari, dan lain-lain.
d) Pola eliminasi
Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit kuman di luar
rumah. Untuk BAK juga sangat penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan
sudah cukup atau belum.
e) Pola aktivitas
Aktivitas anak bermain perlu diperhatikan, orangtua harus mengarahkan agar
sesuai dengan proses kematangan perkembangan. Pada anak yang
mendapatkan atau terpenuhui kebutuhan bermain dapat terlihat pula adanya suatu
pola perkembangan yang baik (Hidayat, 2009 : 35).
10) Riwayat psikososial
Riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga, urutan anak, dan yang
mengasuh mempengaruhi dalan tumbuh kembang anak. Kemudian hal lain yang
terkait dengan psikososial adalah :
a) Stimulasi yang terarah dan teratur akan membuat anak akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat
stimualasi
b) Motivasi belajar yang ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingkungan
yang kondusif untuk belajar

c) Ganjaran atau hukuman yang wajar akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi
anak untuk tidak mengulangi tingkah lakunya

d) Kelompok sebaya untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya

e) Cinta dan kasih sayang serta perlakuan yang adil dari orang tuanya

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : baik/cukup/lemah

b) Kesadaran : composmentis/somnolen/apatis

c) TTV :

Nadi
Denyut Nadi / menit
Umur
Istirahat/bangun Istirahat/ tidur Aktif/demam
Bayi lahir 100–180x/menit 80-160x/menit Sampai 220
1 minggu – 3
100-220x/menit 80-200x/menit Sampai 220
bulan
3 bulan – 2
80-150x/menit 70-120x/menit Sampai 220
tahun
2 tahun – 10
75-110x/menit 60-90x/menit Sampai 220
tahun
>10 tahun 55-90x/menit 55-90x/menit Sampai 220

Pernafasan
Rata-rata waktu
Umur Rentang
tidur
Neonatus 30 – 60 x/menit 35 x/menit
1bulan - 1tahun 30 – 60 x/menit 30 x/menit
1tahun – 2tahun 25 – 50 x/menit 25 x/menit
20 –
3tahun – 4tahun 22 x/menit
30 x/menit
5tahun – 9tahun 15 – 30 x/menit 18 x/menit
10 tahun/ > 15 – 30 x/menit 15 x/menit

Suhu Tubuh
Umur Suhu
3 bulan 37,50C
1 tahun 37,70C
3 tahun 37,20C
5 tahun 370C

2. Pemeriksaan Antropometri
a) Berat Badan normal :
1) Usia 3 – 12 bulan®n+9 =........kg

2
2) Usia 1 – 6 tahun®2n + 8 =.......kg
b) Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 75 cm

Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar
dapat diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun à 1,5 x TB lahir : 1,5 x 50 =75 cm
6 tahun à 2 x TB lahir : 2 x 50 =100 cm
6 tahun à1,5 x TB setahun : 1,5 x 75 = 112,5 cm
13 tahun à 3 x TB lahir : 3 x 50 = 150 cm
c) Lingkar Kepala

Lingkar saat lahir normal 34-35 cm, bertambah ± 0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan
pertama menjadi ± 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Umur Kenaikan berat otak (gram/24 jam)
6-9 bulan kehamilan 3
Lahir – 6 bulan 2
6 bulan – 3 bulan 0,35
3 bulan – 6 bulan 0,15
d) Lila

Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm, selanjutnya ukuran tersebut tidak
banyak berubah sampai usia 3 tahun.

3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)

Kepala : simetris/tidak, warna rambut, ada/tidak benjolan


Muka : pucat/tidak
Mata : simetris/tidak, sklera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Telinga : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Mulut : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/palatoskisis, gigi susu
tumbuh/belum
Leher : tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid
Dada : ada/tidak retraksi dada, ronchi (-/+), pernapasan teratur/tidak
Abdomen : buncit/tidak, teraba/tidak pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan,
kembung/tidak
Integumen : turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Ekstremitas : simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah jari lengkap/tidak
4. Penilaian perkembangan menggunakan KPSP

a) Menetapakan umur anak


b) Memilih pertanyaan sesuai usia
c) Menanyakan pertanyaan pada orangtua
d) Mencatat hasil KPSP

1. Identifikasi Diagnosa Masalah


a) Jika jumlah jawaban “ya” 9-10 berarti anak sesuai tahap perkembangannya
(S) /normal
b) Jika jumlah jawaban “ya” 7-8 berarti meragukan, tentukan jadwal untuk
melaksanakan pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian.
c) Jika jumlah jawaban “ya” <7 atau="atau" jawaban="jawaban"
pemeriksaan="pemeriksaan" setelah="setelah" span="span" ulang="ulang"> “ya”
tetap 7 atau 8 maka anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk).
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Diagnosa potensial : kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi
Diagnosa potensial berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah teridentifikasi.
Masalah potensial adalah masalah lain yang dapat berkembang, diperoleh dari
diagnosa potensial.
3. Identifikasi Kebutuhan Segera
Kebutuhan segera adalah suatu tindakan yang tidak segera dilakukan dapat
membahayakan keadaan klien. Tindakan segera meliputi tindakan yang dilakukan
secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan.
4. Intervensi
a) Bila perkembangan anak sesuai umur (“ya” =9-10), lakukan tindakan berikut
:
1) Berikan pujian pada ibu
2) Teruskan pola asuhan anak sesuai pola perkembanganya
3) Ikutkan anak di posyandu, BKB/PADU
4) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat
b) Bila perkembangan anak meragukan (“ya” =7-8), lakukan tindakan berikut :
1) Beri dukungan pada ibu
2) Ajarkan pada ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur
3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencai kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan anak.
4) Lakukan penilaian ulang 2 minggu lagi
5) Jika KPSP ulang jawaban “ya” tetap 7 atau 8, maka kemungkinan adanya
penyimpangan
c) Jika terjadi penyimpangan pada perkembangan anak, buatlah rujukan ke RS
dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan. (Vivian
Nanny, 2010 : 67-70)
5. Implementasi
Mengacu pada intervensi dan kondisi anak.
6. Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil menggunakan metode SOA
Daftar Pustaka

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang:
Dinkes.

Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai