Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Pengolahan bahan galian adalah pengolahan mineral dengan dengan tujuan untuk
memisahkan mineral berharga dengan gangguenya dilakukan secara meknis,
menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnnya
rendah (tailing). proseses pemisahan ini berdasarkan perbedaan sifat fisik mineral
maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan diupayakan menguntungkan.
Tujuan pengolahan bahan galian antara lain :
1. Memisahkan mineral berharga dari pengotornya.
2. Mengurangi ongkos transportasi.
3. Mereduksi ukuran bahan galian agar sesuai permintaan pasar.
4. Mengurangi ongkos peleburan.
5. Pengurangi kehilangan (looses) logam berharga pada saat peleburan.
6. Proses pemisahan secara fisik jauh lebih menguntungkan dibandingkan secara
kimia.
7. Mempersiapkan bahan galian untuk tahap selanjutnya.

Pengolahan bahan galian terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :


1. Preparasi, yaitu proses persiapan bahan galian sebelum dilakukan pengolahan lebih
lanjut. Proses preparasi ini terbagi menjadi dua tahap:
a. Kominusi : proses mereduksi ukuran batuan untuk memisahkan mineral
berharga dari pengotornya (liberasi). Proses kominusi terdiri dari tiga tahapan,
yaitu :
 Primary crushing (Tahap pertama): alat yang digunakan pada proses
primary crushing yaitu jaw crusher, gyratory crusher, cone crusher.
 Secondary crushing (Tahap kedua): proses peremukan lanjutan setelah
primary crushing. Alat yang digunakan yaitu jaw crusher, gyratory
crusher, cone crusher.
 Fine crushing / Grinding (Tahap lanjutan) : proses penggerusan yang
dilakukan setelah primary crushing. Alat yang digunakan yaitu rod mill,
ball mill, dan pebble mill.

b. Sizing : Setelah dilakukan penggerusan atau grinding akan diperoleh ukuran


partikel yang bermacam-macam sehingga harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
tahap selanjutnya. Pada umunya sizing dibagi menjadi dua yaitu saringan
(sieving) dipake pada skala laboratorium, dan ayakan (screen) pada skala
industri.Sizing pada umumnya terbagi dalam dua cara yaitu
pengayakan/penyaringan dan klasifikasi.
 Pengayakan/penyaringan (screening/sieving) adalah proses pemisahan
secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel atau
pengelompokan partikel berdasarkan besar lubang ayakan.
 Klasifikasi (Classification) adalah pemisahan partikel berdasarkan
kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau air)
dipengaruhi oleh densitas, volume dan bentuk material.
2. Konsentrasi, yaitu proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya secara
meknik berdasarkan sifat fisika dan kimia-fisika permukaannya yang bertujuan
untuk menaikkan kadar dari mineral berharga. Konsentrasi dibagi menjadi 5
berdasarkan sifat fisik dan sifat fisika kimia mineral berharga yang akan melalui
tahap konsentrasi.
a. Sifat optik : pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan melihat
kondisi fisiknya (warna, kilap, dan kekerasan). Contoh mineral yang
pemisahannya dilakukan secara optik yaitu, intan.
b. Sifat kemagnetan : pemisahan mineral dari pengotornya berdasarkan bisa/tidak
nya mineral tertarik oleh magnet maupun kekuatan mineral tersebut untuk
terpengaruh oleh gaya magnet.
Sifat kemagnetan terbagi menjadi tiga, yaitu :
i. Diamagnetik, yaitu mineral yang tidak dapat ditarik oleh magnet, atau
tidak memiliki sifat kemagnetan [ex : kuarsa, kalsit, kaolin, sulfur]
ii. Paramagnetik, yaitu mineral yang lemah terpengaruh oleh magnet, atau
memiliki sifat kemagnetan namun lemah [ex: Hematit (Fe2O3), Pirit
(FeS2), Ilmenit (FeTiO3)]
iii. Feromagnetik, yaitu mineral yang kuat terpengaruh oleh magnet, atau
memiliki sifat kemagnetan kuat [ex: Magnetit (Fe3O4), Pyrrhotite (Fe7S8)

Mekanisme pemisahan mineral berdasarkan sifat kemagnetannya ada tiga :


i. Horisontal, pada sistem ini letak kutub dibuat mendatar, sedangkan umpan
melalui garis gaya medan magnet yg posisinya horisontal.
ii. Vertikal, pada system ini posisi kutub magnet vertikal, kutub positif
terletak di atas, sedang kutub negatif di bawah. Diantara kedua kutub
diletakkan dua buah belt conveyor yang saling bersilangan
iii. Drum magnetik. Alat ini digunakan untuk memisahkan material yg
mempunyai kemagnetan tinggi
Contoh bahan galian yang pemisahannya berdasarkan sifat kemagnetan yaitu
pasir besi.
c. Sifat konduktivitas : pemisahan mineral berharga dari pengotornya
berdasarkan sifat kelistrikan pada mineral tersebut. Sifat kelistrikan dibagi
menjadi dua, yaitu:
i. Konduktor : Bersifat mudah menerima dan mudah melepaskan ion negatif
ii. Non konduktor : Bersifat sukar menerima dan sukar melepas
(menghantarkan) ion negatif
Alat yang digunakan pada proses pemisahan mineral berdasarkan sifat
konduktivitasnya yaitu High Tension Separator.
d. Berat Jenis : pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan
memanfaatkan berat jenis. Pemisahan mineral berdasarkan berat jenisnya
dibagi menjadi tiga:
i. Aliran fluida horisontal : pemisahan dilakukan menggunakan shaking
table, humprey spiral dan sluice box
ii. Aliran fluida vertikal : pemisahan dilakukan menggunakan jig
iii. Berat jenis fluida (Dense medium separation) : pemisahan mineral
berdasarkan atas cairan media yang digunakan pada proses pemisahan.
DMS dibagi menjadi dua berdasarkan media yang digunakan :
 Heavy liquid separation : Media pemisah yang digunakan berupa liquid
yang biasanya merupakan cairan organik dengan berat jenis tertentu.
 Heavy media separation : Media pemisah yang digunakan biasanya
berupa campuran padatan dan liquid yang berat jenisnya disesuaikan
dengan mineral yang akan dipisahkan.
e. Sifat suka atau tidak sukanya permukaan mineral terhadap udara. Proses
pemisahan berdasarkan sifat tersebut disebut flotasi. Pada proses konsentrasi
flotasi, diperlukan tiga reagen, yaitu :
i. Collector, berfungsi untuk memunculkan sifat suka terhadap udara pada
permukaan mineral yang diinginkan.
ii. Modifier, berfungsi untuk mengatur pH larutan agar sesuai dengan pH
efektif untuk kerja collector
iii. Frother, berfungsi untuk memperkuat gelembung udara agar tidak mudah
pecah.
Bahan galian yang pemisahannya menggunakan flotasi yaitu galena untuk
memisahkan timbal yang ada pada galena.

3. Dewatering, yaitu proses pengurangan kadar air pada bahan galian yang telah
melalui proses konsentrasi. Umumnya, konsentrasi dilakukan menggunakan air,
sehingga diperlukan proses pengeringan pada bahan galian sebelum dipasarkan ke
konsumen. Proses dewatering terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Thickening, yaitu proses pengurangan kadar air pada bahan galian sehingga
menyisakan kandungan air sebesar 50%. Proses thickening dibagi menjadi
beberapa tahapan, yaitu:
i. Flocculating, yaitu proses penggumpalan bahan galian agar dapat
mengendap. Pada proses ini, diperlukan suatu reagen yang disebut
flocculating agent untuk mempercepat proses penggumpalan pada bahan
galian.
ii. Sedimentation, yaitu proses pengendapan bahan galian yang telah
mengalami proses penggumpalan di dasar thickener. Bahan galian akan
mengendap karena memiliki berat jenis yang lebih besar dari fluida / air
yang terkandung di dalamnya.
iii. Compaction, yaitu proses pemadatan pada bahan galian yang telah
mengalami pengendapan. Pemadatan ini terjadi karena partikel dengan
ukuran yang lebih kecil akan menyusup pada celah-celah partikel yang
telah terendapkan.
iv. Elimination, yaitu proses pengurangan kandungan air pada bahan galian.
Setelah bahan galian mengalami proses kompaksi, maka air yang telah
terpisah dari bahan galian dapat dibuang. Setelah proses elimination ini,
kadar air yang terisa pada bahan galian sebesar 50%.
b. Filtration, yaitu proses pengurangan kadar air pada bahan galian dengan
melakukan penyaringan. Setelah proses filtration, kadar air yang tersissa pada
bahan galian sebesar 20%
c. Drying, yaitu proses pengeringan bahan galian hingga kadar airnya menjadi
0% dan siap untuk dipasarkan ke konsumen.

Anda mungkin juga menyukai