Anda di halaman 1dari 6

1

Uji Kualitas Minuman Menggunakan Sensor


Potensiometrik, Konduktivitas Listrik, Optik
dan Metode Jaringan Saraf Tiruan
Yusri Saputra, Muhammad Rivai, Muhammad Attamimi.
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: muhammad_rivai@ee.its.ac.id
Abstrak— Teknologi pengemasan pada minuman banyak keasaman (pH), Total Dissolved Solids (TDS) dan kekeruhan
diaplikasikan sehingga minuman bisa awet dan dapat disimpan (turbiditas).
lebih lama. Namun ketika minuman tersebut dibiarkan terbuka Metode pengujian ini menggunakan sensor potensiometri
dalam suhu ruangan, maka akan terjadi pembusukan untuk mengukur kadar keasaman, sensor konduktivitas listrik
dikarenakan minuman tersebut akan lebih mudah bercampur
dengan mikro bakteri yang membuatnya cepat basi. Kondisi basi
untuk mendapatkan informasi mengenai konsentrasi ionik
ditandai dengan munculnya bau busuk, terjadi penggumpalan, total (misalnya, senyawa terlarut) dan sensor optik untuk
rasa yang berubah menjadi asam, serta warna yang lebih pucat. memonitor kadar kemurnian atau kekeruhan dalam minuman
Pada penelitian ini merancang sebuah sistem yang dapat [2]. Perancangan sensor sistem monitoring ini terdiri dari
mengenali minuman segar, kurang segar, dan basi. Hal ini dapat perancangan perangkat keras dan lunak. Perangkat keras
memudahkan dalam mengidentifikasi kualitas minuman. terdiri dari sistem sensor, dan mikrokontroler Arduino,
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah derajat sedangkan perangkat lunak meliputi algoritma Jaringan Saraf
keasaman (pH) dengan menggunakan sensor potensiometrik, Tiruan yang akan membedakan jenis kualitas minuman. Alat
Total Dissolved Solids (TDS) dengan menggunakan sensor
ini diharapkan dapat mengenali minuman yang layak ataupun
konduktivitas listrik, dan kekeruhan atau Nephelometric
Turbidity Unit (NTU) dengan menggunakan sensor optik. Data tidak layak untuk dikonsumsi.
tersebut diambil menggunakan mikrokontroler Arduino mega
2560 dan ditampilkan pada LCD. Metode Jaringan Saraf Tiruan
II. TEORI PENUNJANG
digunakan untuk mengenali kondisi minuman. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa sistem ini dapat menentukan kualitas A. Sensor Potensiometrik
minuman dengan tingkat akurasi sebesar 73.34%
Potensiometrik adalah suatu metode analitis pada ilmu
Kata Kunci— Jaringan Saraf Tiruan, Kualitas Minuman, kimia yang paling sering digunakan untuk analisis kimia. Cara
Sensor Potensiometrik, Konduktivitas Listrik, Optik kerjanya adalah pengukuran perubahan potensial dari
elektroda untuk mengetahui konsentrasi dari suatu larutan.
Metode ini dapat langsung menentukan konsentrasi suatu ion
I. PENDAHULUAN

M
dalam suatu larutan [3]. Besarnya potensial elektroda ini
inuman merupakan salah satu bahan makanan yang tergantung pada kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan, atau
sangat mudah untuk ditemui yang dijual dalam bergantung pada bagaimana sejumlah analit terdistribusi atau
berbagai macam bentuk serta dikemas secara menyebar melintasi antarmuka dan berhubungan dengan
praktis dan menarik, seperti dalam kaleng, plastik atau kertas aktivitas analit yang mengalami reaksi dalam sel [4]. Pada
karton. Manfaat dari pengemasan ini agar minuman dapat larutan encer, maka aktivitas zat dianggap sama dengan
disajikan dalam bentuk yang lebih praktis dan kondisi nutrisi konsentrasi zat dalam larutan sehingga besarnya potensial
dapat tetap terjaga. Namun kualitasnya dapat berubah saat dapat dituliskan dalam persamaan:
kemasan minuman terbuka dan didiamkan dalam beberapa
RT
saat dalam kondisi suhu ruangan. Kondisi ini dapat memicu E=E °− ln Q
minuman menjadi cepat basi dikarenakan adanya aktivitas nF
mikroorganisme di dalam minuman yang berpengaruh dalam (1)
proses pembusukan. Perubahan rasa, bau dan bentuk minuman
menjadi parameter manusia dalam menentukan kualitas Hubungan antara potensial suatu elektroda dengan selektivitas
minuman apakah masih baik untuk diminum atau bahkan ion dalam larutan dinyatakan dalam Persamaan Nernst [4]:
sudah tidak layak dan justru akan membahayakan kesehatan.
Beberapa kasus ditemukan bahwa masalah keracunan banyak nF
disebabkan dari minuman yang basi. Hal ini dikarenakan
pH=E−E °
RT 2,303
kandungan bakteri jahat yang tumbuh dalam minuman basi (2)
yang berbahaya bagi kesehatan [1]. Parameter pembusukan
sebenarnya mempunyai banyak indikasi, namun pada dimana E adalah potensial terukur, E° adalah potensial
penelitian ini hanya menggunakan 3 parameter, yakni electrode standar, R adalah tetapan gas, T adalah suhu
(Kelvin), F adalah tetapan faraday, dan n adalah jumlah
2

elektron yang ditransfer. Nilai pH merupakan cerminan derajat cahaya, ditunjukkan pada Gambar 4. Proses pemantulan akan
keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan mengubah besaran konduktivitas dari detektor cahaya.
rumus pH = -log (H+). Semakin banyak ion OH- dalam cairan, Berdasarkan banyaknya cahaya yang di terima, semakin besar
semakin rendah ion H+ dan semakin tinggi nilai pH yang intensitas cahaya yang terima maka akan semakin besar pula
bersifat basa, dan sebaliknya [5]. nilai konduktivitasnya [7].

Gambar 4. Cara kerja sensor optik [7].

Gambar
1. Diagram skematis potensiometrik [4].

Fotodioda adalah suatu jenis dioda yang akan


Gambar 2. Pengukuran pH [5]. menghasilkan arus yang sesuai dengan intensitas cahaya yang
diterimanya. Fotodioda terbuat dari bahan semikonduktor.
Biasanya yang sering dipakai adalah silicon (Si) atau gallium
arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium antimonide
(InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan
timah sulfide (PBS). Bahan ini menyerap cahaya melalui
karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya: 250 nm
sampai 1100 nm untuk Si, dan 800 nm sampai 2,0 μm untuk
GaAs [8]. Gambar 5 merupakan dasar dari sensor fotodiode.

Gambar 3. Pergerakan ion dalam larutan [6] D. Jaringan Saraf Tiruan


Jaringan Saraf Tiruan merupakan salah satu representasi
Pada Gambar 2 menunjukkan perbandingan 2 elektroda, buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk
dimana elektroda indikator dengan nilai muatan H+ tetap menyimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia
dibandingkan dengan nilai muatan larutan yang berada pada tersebut. Istilah buatan di sini digunakan karena jaringan saraf
pembanding yang berubah-ubah nilai muatannya. ini diimplementasikan dengan menggunakan program
komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses
perhitungan selama proses pembelajaran [9]. Otak manusia
B. Sensor Konduktivitas Listrik
selalu memiliki kemampuan untuk belajar dengan melakukan
Konduktivitas adalah ukuran dari kemampuan suatu adaptasi [10]. Seperti halnya otak manusia, jaringan saraf juga
bahan untuk membangkitkan arus listrik. Kemampuan dalam terdiri dari beberapa neuron, dan ada hubungan antara neuron-
membangkitkan arus listrik tergantung dari beberapa faktor, neuron tersebut. Neuron-neuron tersebut akan
yaitu konsentrasi, mobilitas ion, valensi ion, dan temperatur. mentransformasikan informasi yang diterima melalui
Konduktivitas dapat diukur dengan menerapkan arus listrik sambungan keluarnya menuju ke neuron-neuron yang lain.
bolak balik (I) ke kedua elektroda yang direndam dalam Pada jaringan saraf, hubungan ini dikenal dengan nama bobot.
larutan dan mengukur nilai tegangan (V), ditunjukkan pada Informasi tersebut disimpan pada suatu nilai tertentu pada
Gambar 3. Selama proses ini, kation (ion positif) berimigrasi bobot tersebut [11].
ke negatif elektroda, sebaliknya anion (ion negatif) menuju ke
elektroda positif dan larutan bertindak sebagai konduktor E. Arduino
listrik [6]. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang
bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform yang
C. Sensor Optik
dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam
Sensor Optik adalah peranti komponen optika yang berbagai bidang. Tampilan Arduino dapat dilihat pada Gambar
berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan informasi 7.
mengenai kondisi lingkungan di sekitar sensor dengan bantuan
3

Tabel 2.
Kandungan TDS dalam air menurut WHO.
Kandungan TDS (mg/l) Penilaian
< 300 Baik Sekali
300-600 Baik
600-900 Bisa diminum
900-1200 Buruk
Gambar 7. Tampilan Arduino Mega 2560 [12]. >1200 Berbahaya

ATmega2560 memiliki memori flash 256 KB untuk


menyimpan kode (dimana 8 KB digunakan untuk bootloader),
8 KB SRAM dan 4 KB dari EEPROM (yang dapat dibaca dan
ditulis dengan perpustakaan EEPROM) [12].

III. DESAIN DAN ANALISIS DATA


Pengujian kualitas minuman ini dibagi menjadi beberapa
tahap bagian, dimulai dari pengujian perangkat keras dan
perangkat lunak. Tujuan dari pengujian keseluruhan sistem ini Gambar 8. Pengujian sensor konduktivitas listrik.
untuk mendapatkan data nilai dari pH, TDS dan NTU
kemudian mengklasifikasikan kondisi minuman dengan Tabel 3.
menggunakan metode Jaringan Saraf Tiruan. Data pengukuran kandungan TDS dalam air.
Jenis Air TDS mVolt
A. Sensor Potensiometrik (SEN0161)
“Aqua” (Air minum) 119,9 302
Sebelum melakukan pengujian pada Sensor SEN0161, hal
yang perlu diperhatikan adalah melakukan proses kalibrasi PDAM 251,19 649
pada sensor sebelum dan setelah pengukuran. Hal ini agar Akuades 0 0
menjaga hasil pengukuran tetap optimal. Alat ukur akan “Addes” (Air minum) 32,74 78
mengalami pergeseran hasil pengukuran dalam selang waktu
tertentu dikarenakan penggunaan dan kondisi lingkungan atau
bahkan internal alat ukur itu sendiri. Hal ini dapat berpengaruh
terhadap hasil pengukuran sensor. Dalam melakukan kalibrasi, B. Sensor Konduktivitas Listrik (SEN0244)
bahan yang digunakan adalah pH Buffer dengan nilai 7 (netral) Hal yang perlu dilakukan pada Sensor SEN0244 adalah
serta akuades sebagai cairan pembersih elektroda sensor. Dari menentukan nilai acuan atau referensi dari pengukuran zat
hasil kalibrasi didapatkan nilai yang ditunjukkan pada Tabel 1. padat terlarut. Pada pengujian Sensor SEN0244 hal yang
Kalibrasi pada dasarnya membandingkan output hasil menjadi acuan dalam pengukuran minuman adalah air
pengukuran yang dilakukan oleh sensor dengan cairan Buffer akuades. Menurut World Health Organization (WHO), standar
yang hasilnya sangat mendekati nilainya. Pada pengujian pH kandungan padatan terlarut dalam air minum terbagi menjadi
Buffer 7 didapatkan hasil pengukuran nilai yang mendekati beberapa kriteria level [9], seperti yang ditunjukkan pada
dengan nilai pH Buffernya yakni dengan kisaran 6,89-6,91 Tabel 2. Gambar 8. Menunjukkan pengujian sensor
dengan tingkat keakurasian mencapai nilai 98%. konduktivitas listrik. Pada pengukuran konduktivitas listrik
didapatkan hasil pengukuran air yang diambil dari berbagai
Tabel 1. sampel, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Data
Kalibrasi Sensor SEN0161 dengan pH Buffer 7.
pengukuran akuades menunjukkan angka 0 dikarenakan
pH
Buffe Volt pH Volt
Error Error Akurasi kandungan akuades merupakan air hasil destilasi atau
(pH) (Volt) (%) penyulingan sama dengan air murni yang hampir tidak
r
7 2 6,89 1,97 0,11 0,03 98,43 mengandung mineral. Air addes merupakan hasil produksi
7 2 6,89 1,97 0,11 0,03 98,43 industri air minum yang dijaga kandungannya namun masih
7 2 6,89 1,97 0,11 0,03 98,43
dalam batas yang sangat aman [13].
7 2 6,9 1,97 0,1 0,03 98,57 C. Sensor Optik (SEN0198)
7 2 6,9 1,97 0,1 0,03 98,57 Pengukuran kekeruhan (turbiditas) didasarkan pada
7 2 6,9 1,97 0,1 0,03 98,57 pengukuran intensitas cahaya yang dihamburkan oleh zat-zat
7 2 6,9 1,97 0,1 0,03 98,57 tersuspensi dalam air dengan melewatkan sejumlah cahaya ke
7 2 6,91 1,97 0,09 0,03 98,71 dalam air dengan ketebalan tertentu. Banyaknya sinar yang
dihamburkan oleh partikel tersuspensi diukur dan dinyatakan
sebagai kekeruhan dalam air. Semakin tinggi kekeruhan, maka
semakin banyak sinar yang dihamburkan.
4

TDS Value
TDS=
250
(5)
NTU Value
NTU = –7
200
(6)
Penskalaan nilai dilakukan agar pembacaan pada saat proses
learning Jaringan Saraf Tiruan dapat lebih mudah untuk
melakukan perhitungan dan mempermudah dalam melihat
hubungan perubahan grafik beberapa kondisi sampel. Sampel
Gambar 9. Perbandingan antara kekeruhan dan tegangan. minuman susu kedelai, susu UHT dan “Bear Brand” dalam
kondisi segar berlangsung selama 0-13 jam, kondisi kurang
segar berlangsung pada 13-17 jam dan kondisi basi
berlangsung >17 jam setelah kemasan terbuka.

8
Segar Kura ng Segar Bas i
7
6
5

Penskalaan
4
Gambar 10. Pengujian sensor optik.
3
Tabel 4. 2
Pengujian kekeruhan air.
1
Gelas Sampel Nilai Volt
0
1 (Air mineral) -1003.7 4.45 1 2 3
2 (Air mineral + 1 sendok MSG) 497 4.06 1 = pH ; 2 = TDS ; 3 = NTU
3 (Air mineral + 2 sendok MSG) 2463 3.27
Gambar 11. Pengujian sampel susu kedelai.
Sesuai dengan karakteristik Sensor SEN0189 pada Gambar 9,
pengukuran turbiditas dapat dinyatakan: 8
7 Segar Kura ng Segar Bas i
2
y=−1120 x + 5742,3 x−4352,9 6
(3)
5
Penskalaan

Tingkat kekeruhan air disebabkan oleh adanya endapan, 4


partikel organik yang koloid, plankton, dan organisme 3
mikroskopik lainnya [14]. Menurut Peraturan Menteri 2
Kesehatan Republik Indonesia, tingkat kekeruhan pada air
maksimal 5 NTU [15]. Gambar 10 menunjukkan pengujian 1
sensor optik. Hasil pengujian ini ditunjukkan pada Tabel 4. 0
1 2 3
1 = pH ; 2 = TDS ; 3 = NTU
D. Pengujian Sampel Minuman
Pengujian sampel minuman yang diambil merupakan Gambar 12. Pengujian sampel susu UHT.
minuman yang banyak dijual baik di pasaran. Guna
mempercepat proses pembusukan, maka sampel minuman
yang diambil merupakan sampel yang tidak mengandung
pengawet makanan atau bahkan mengandung pengawet tetapi
dalam jumlah yang sangat sedikit. Pembacaan antara nilai pH,
TDS dan NTU masing-masing pengukuran terpaut jauh maka
dari itu nilai pengukuran diskalakan dengan persamaan:
pH = pH
(4)
5

8 E. Identifikasi Minuman Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan


Sega r Kurang Sega r Bas i
7 Struktur dari Jaringan Saraf Tiruan ditunjukkan pada
6 Gambar 16. Pada dasarnya tahap training Jaringan Saraf
Tiruan dilakukan secara terus menerus sehingga loss atau
5
Penskalaan

error yang didapatkan memiliki nilai yang relatif kecil. Target


4 identifikasi minuman mencakup nilai [0,0] menunjukkan
3 kondisi segar, pembacaan [0,1] menunjukkan kondisi kurang
2
segar, dan pembacaan [1,1] menunjukkan kondisi basi. Contoh
hasil identifikasi oleh Jaringan Saraf Tiruan ini ditunjukkan
1 pada Tabel 5. Dari 15 kali percobaan, terdapat 4 kesalahan
0 dalam membaca sampel minuman yaitu sampel susu bear
1 2 3
brand pada kondisi segar dan 3 diantaranya pada sampel air
1 = pH ; 2 = TDS ; 3 = NTU kelapa. Sehingga hasil keakuratan dalam mengidentifikasi
minuman mencapai 73,34%.
Gambar 13. Pengujian sampel air jeruk.

Gambar 16. Proses identifikasi dengan Jaringan Saraf Tiruan.


8
Segar Kurang Sega r Bas i
7
6
5
Penskalaan

4
3
2
1
0
1 2 3
1 = pH ; 2 = TDS ; 3 = NTU
Tabel 5. Contoh hasil identifikasi oleh Jaringan Saraf Tiruan.
Gambar 14. Pengujian sampel susu “Bear Brand”.
pH TDS NTU Target Output Kondisi
0.15 0.8 1.1 0.000 0.000 Segar
8 0.31 0.49 1.1 0.000 0.805 Kurang Segar
Segar Kurang Sega r Bas i
7 0.35 0.414 1.085 0.000 0.991 Kurang Segar
6 0.75 0.386 1.085 0.999 0.999 Basi
5 0.7 0.394 1.065 0.997 0.999 Basi
Penskalaan

4
3
2 IV. KESIMPULAN
1 Pada penelitian ini telah dirancang dan dibuat sebuah sistem
0 yang dapat mengenali kualitas minuman yang meliputi segar,
1 2 3 kurang segar, dan basi. Parameter yang digunakan dalam
1 = pH ; 2 = TDS ; 3 = NTU penelitian ini adalah derajat keasaman (pH) dengan
menggunakan sensor potensiometrik, Total Dissolved Solids
(TDS) dengan menggunakan sensor konduktivitas listrik, dan
Gambar 15. Pengujian sampel air kelapa
kekeruhan atau Nephelometric Turbidity Unit (NTU) dengan
menggunakan sensor optik. Data tersebut diambil
Sedangkan air jeruk dan air kelapa, proses pembusukan terjadi
menggunakan mikrokontroler Arduino mega 2560 dan
lebih cepat yaitu kondisi segar 0-6 jam, kondisi kurang segar
ditampilkan pada LCD. Metode Jaringan Saraf Tiruan
berlangsung 6-8 jam dan kondisi basi berlangsung >8 jam.
digunakan untuk mengenali kualitas sampel minuman yang
Hasil pengujian sampel minuman ditunjukkan pada Gambar
meliputi air susu, air jeruk, dan air kelapa. Hasil pengujian
11-15. Hal ini terlihat bahwa kadar dari pH, TDS, dan NTU
menunjukkan bahwa sistem ini dapat menentukan kualitas
mengalami perubahan saat sampel mengalami perubahan
minuman dengan tingkat akurasi sebesar 73.34%.
kualitas.
6

DAFTAR PUSTAKA
[1]. [BSN] Badan Standarisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia (SNI)
013950-1998, “Susu UHT”, (1998).
[2]. Muhammad Syaif Ramadhan, Muhammad Rivai, “Sistem Kontrol
Tingkat Kekeruhan Pada Aquarium Menggunakan Arduino Uno”,
Jurnal Teknik ITS, Vol. 7, No. 1, (2018), pp. A87-91.
[3]. Wahab, Abd. W. dan La Nafie, N., “Metode Pemisahan dan Pengukuran
2 (Elektrometri dan Spektrometri)”, Universitas Hasanuddin, (2014).
[4]. Putu Raisha Vishkariana Dewi, “Keseimbangan Cairan dan Elektrolit”,
Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, (2017).
[5]. Muhammad Rivai, Rudy Dikairono, Adi Tomi, “Sistem Monitoring PH
dan Suhu Air dengan Transmisi Data Nirkabel”, JAVA Journal of
Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, (2010), pp. 38-43
[6]. Muhammad Rivai, Suwito, Peter Chondro, Shanq-Jang Ruan, “Design
and Implementation of A Submerged Capacitive Sensor in PID
Controller to Regulate the Concentration of Non-Denatured Ethyl
Alcohol”, International Seminar on Intelligent Technology and Its
Application, (2015), pp. 45-50
[7]. Muhammad Syaif Ramadhan, Muhammad Rivai, “Sistem Kontrol
Tingkat Kekeruhan Pada Aquarium Menggunakan Arduino Uno”,
Jurnal Teknik ITS, Vol. 7, No. 1, (2018), pp. A87-91
[8]. Skoog D.A, “Principle of Instrumental Analysis”, CBS Collage
Publishing, USA, (2007).
[9]. Jong Jek Siang, “Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemogramannya
Menggunakan Matlab”, ANDI Yogyakarta, (2005).
[10]. Muhammad Rivai, Achmad Arifin, Eva Inaiyah Agustin, “Mixed
Vapour Identification Using Partition Column-QCMs and Artificial
Neural Network”, International Conference on Information,
Communication Technology and System, (2016), pp. 172-177
[11]. Muhammad Rivai, Tasripan, “Fuel Qualification Using Quartz
Sensors”, ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10,
No. 16, (2015), pp. 6737-6743
[12]. https://kelasrobot.com/apa-itu-arduino-arduino-adalah/ diakses pada
tanggal 9 mei 2019
[13]. “Guidelines for Drinking Water Quality”, Vol.2, Belgium World Health
Organization, (1998)
[14]. Saleh E, “Dasar Pengolahan Susu dan Hasil ikutan Ternak”, Program
Studi Produksi Ternak Fakultas pertanian Universitas Sumatra Utara.
[15]. Nomor 492/Menkes/Per/IV 2010, “Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Tentang Kualitas Air minum”, (2010).

Anda mungkin juga menyukai