Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA SOLID

LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS


TERTENTU

KELOMPOK P6

Anas Dwi P.I. 1606870490

Alya Hafidza 1606907171

Dame Satrio 1606907341

Jodi Noor H 1606907410

Khaerun Zuhry R 1606907341

Leo Kristianto 1606907341

Tanggal Praktikum : 26 Februari 2017


Asisten Praktikum : Alfiora Santoni
Tanggal Disetujui :
Nilai Laporan :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS


TERTENTU

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur
balok statis tertentu.
2. Membandingkan hasil percobaan dengan hasil teoritis.

II. DASAR TEORI


Besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur statis tertentu yang
diberi beban dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari ketiga
metode di bawah ini:
1. Metode Integrasi
Salah satu metode penyelesaian dalam mencari nilai lendutan dan
putaran sudut adalah dengan metode integrasi yang dikenal juga dengan
teori elastis. Berikut ini adalah rumus dalam mencari nilai lendutan dan
putaran sudut:
( d 2 y dx 2 ) = - (Mx EI )  Rumus Umum
dy /dx = -1/EI  Mx dx + C1 = tan  = besar putaran sudut
Y =  - ( Mx/EI) dx + C1.x + C2 = besar lendutan
2. Metode Momen Area (Luas bidang momen)
Metode momen area adalah sebuah metode yang menggunakan
diagram momen untuk menghitung besar lendutan dan putaran sudut pada
balok dan portal.
P

A B

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 1


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

M/EI

A x
Gambar F.1 Metode Momen Area untuk Balok Kantilever

Ā = luas bidang momen


X = jarak dari titik berat luas bidang momen menuju titik B
B = Ā
B = perubahan kemiringan / putaran sudut di titik B
B = Ā x X
B = besar lendutan di titik B
3. Metode Unit Load
Metode Unit Load adalah sebuah metode yang menggunakan prinsip
energi untuk menghitung :
 Besar lendutan dan putaran sudut pada balok dan portal
 Besar lendutan pada rangka batang
Berikut ini adalah penerapan metode unit load pada balok kantilever.

I
P

A
C A C

Gambar F.2 Unit Load Method untuk Balok Kantilever untuk Mencari Lendutan

c =  ( M .m.dx) / EI
0

dimana:
M = momen akibat beban P
m = momen akibat satu satuan gaya (unit load) yang bekerja pada titik C.

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 2


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

C
C
C
A A 1

Gambar F.3 Unit Load Method untuk Balok Kantilever untuk Mencari Putaran Sudut

c =  ( M .m.dx) / EI
0

dimana:
M = momen akibat beban P.
m = momen akibat satu satuan momen (unit moment) yang bekerja pada titik
C.
III. PERALATAN
Peralatan 1 untuk percobaan 1 dan 2:
1 - HST.601 Penyangga ujung dengan penjepit tetap
1 – HST.602 Penyangga ujung dengan rol
1 – HST.603 Penggunaan momen lengkap
2 – HST.604 Katrol ganda
2 – HST.605 Kumpulan kawat
3 – HST.606 Penjepit gantungan
2 – HST.607 Penghubung penggantung
2 – HST.608 Gantungan-gantungan besar
7 – HST.609 Gantungan-gantungan kecil
1 – HST.610 Pengimbang gantungan
1 – HST.611 Kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan
1 – HST.6m Arloji pengukur
1 – HST.6c Logam
1 – HST.6d Balok uji perspektif
IV. BAHAN
Benda uji yang sudah dibuat sesuai dengan prosedur modul IV.4

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 3


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

V. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Persiapan Pengujian
1. Mengeluarkan benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya
dari bak perendam 1 hari sebelum waktu uji yang ditentukan,
kemudian membersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain
lembab.
2. Keesokan harinya, menentukan berat dan ukuran benda uji.
3. Untuk benda uji berbentuk silinder, melapisi [capping] permukaan
atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang dengan cara
sebagai berikut :
Menggunakan gipsum sebanyak 100 gr ke dalam capping plate.
Lalu beri air hingga gipsum terbentuk kental. Setelah itu, tuangkan
ke permukaan silinder beton dan tekan menggunakan kaca bening
serta alat penyeimbang hingga merata. Kemudian, gipsum
didiamkan selama 30 menit hingga keras. Dengan cara yang sama
melakukan pelapisan pada permukaan lainnya.
4. Diamkan selama ± 1 jam sampai lapisan belerang mengering. Benda
uji siap diperiksa.
b. Pengujian Tekan Beton
1. Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
2. Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban secara konstan
berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm² per detik.
3. Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan
mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda
uji.
4. Amati pola kerekatan pada uji, lalu membandingkan dengan gambar
5.1

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 4


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

VI. PENGOLAHAN DATA


𝑃
Kekuatan Tekan Beton = 𝐴

Keterangan :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang beban uji (cm²)
Data yang diketahui
d = 30 cm
𝐴 = 𝜋𝑟 2
= (3,14)(152 )
= 706.5cm²
Perhitungan
1. Kelompok 7 hari
P : 15.669,4 kg
𝑃
Kuat Tekan Beton = 𝐴
15.669.4
= 706.5

= 22,18 kg/cm3 = 2,218 MPa


2. Kelompok 14 hari
P : 24.065,08 kg
𝑃
Kuat Tekan Beton = 𝐴
24.065,08
= 706.5

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 5


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

= 34,06 kg/cm3 = 34,06 MPa


3. Kelompok 28 hari
P : 227.505.59 kg
𝑃
Kuat Tekan Beton = 𝐴
227.505.59
= 176,625

= 322.01 kg/cm² ≈ 32 MPa


4. Rencana kuat tekan beton 28 hari sesuai mix design
Kuat tekan beton sesuai mix design = 35 MPa
Kuat tekan beton sesuai percobaan = 32 MPa
ΔKuat tekan
Kesalahan relatif = |Kuat tekan mix design| x 100%
35−32
Kesalahan relatif = | |*100%
35

Kesalahan relatif = 8.57%

Hubungan Umur beton dan Kuat tekan


350
Kuat Tekan (kg/cm² )

300
250
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
Umur Beton (Hari)

VII. ANALISA PRAKTIKUM


i. Analisa Percobaan
Praktikum pada Modul V ini berjudul percobaan kekuatan tekan beton
yang bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder
dan kubus yang dibuat dan dirawat [cured] di laboratorium yang dimana
kekuatan tekan beton adalah beban per satuan luas yang menyebabkan beton
hancur. Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 11 November 2017 di
Laboratorium Struktur dan Material. Setelah praktikan telah membuat
beton, beton tersebut dilakukan curing dalam air. Beton didiamkan dalam
air selama 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Sebelum beton diuji tekan, beton

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 6


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

diangkat pada 1 hari sebelum diuji tekan. Setelah 1 hari, beton tersebut
diberi lapisan gipsum pada alas permukaan beton (capping) secara merata.
Selanjutnya, lapisan tersebut diletakkan kaca agar lebih rata. Hal ini
bertujuan agar beton mendapat tekanan yang sama. Setelah lapisan tersebut
mengeras selama kurang lebih 30 menit, beton uji diletakkan pada mesin
tekan secara sentris. Pada saat dijalankan, alat tersebut akan berhenti sampai
pembebanan maksimal sehingga beton hancur. Alat tersebut akan terlihat
berapa pembebanan maksimal. Praktikan mencatat hasil data tersebut.
ii. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil dari data-data diatas diolah
menggunakan metode manual. Praktikan mempunyai variasi kekuatan
tekanan beton yaitu selama 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Untuk
mendapat nilai kekuatan beton, perhitungan tersebut didapat dari tekanan
yang dicatat dari alat tersebut dibagi dengan luas lingkaran beton. Semua
beton yang dipakai mempunya jari jari 15 cm sehingga beton tersebut
mempunya luas sebesar 706,5 cm2. Perhitungan beton ditampilkan pada
tabel berikut.

No. Beton Tekanan (P) Luas (A) Kuat tekan


1. 3 hari 14.410 kg 706,5 cm2 20,39 kg/cm²
2. 7 hari 15.669,4 kg 706,5 cm2 22,18 kg/cm3
3. 14 hari 24.065,08 kg 706,5 cm2 34,06 kg/cm3
4. 28 hari 227.505,59 kg 706,5 cm2 322.01 kg/cm

Hubungan Umur beton dan Kuat tekan


350
Kuat Tekan (kg/cm² )

300
250
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
Umur Beton (Hari)

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 7


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Hal ini membuktikan jika beton akan mencapai kekuatan maksimal


pada 28 hari. Beton 3, 7 dan 14 hari masih mengalami hidrasi sehingga
beton tersebut belum mencapai kekuatan maksimal.
iii. Analisis K3L
Pada percobaan ini, K3L pada praktikum sangat penting untuk
menjalankan praktikum untuk keselamatan praktikan. Praktikum ini
menggunakan standar SNI 03-1974-1990 yang berisi metode pengujian
kuat tekan beton. Praktikan menggunakan beberapa alat keselamatan dalam
melaksanakan praktikum yaitu jas lab dan sepatu. Saran dari praktikan
untuk lebih menunjang keselamatan adalah praktikan membawa masker
pada saat praktikum untuk mencegah masuknya debu ke hidung dan
menggunakan sarung tangan untuk mengangkat beton sehingga tidak
mengalami luka.
iv. Analisa Kesalahan
Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum ini
adalah Ketidakakuratan jumah material yang dihitung dengan jumlah
material yang diperoleh praktikan. Hal ini dikarenakan perhitungan jumlah
material dibulatkan agar pengambilan jumlah material lebih mudah. Namun
membuat material tersebut tidak proporsional. Selanjutnya, pada saat
praktikan menambahkan air dan semen kedalam adonan. Hal ini
mempengaruhi beton karena saat percobaan slump terdapat kekurangan air
sehingga praktikan harus menambahkan air. Hal ini menimbulkan beton
mengalami ketidaksesuaian hitungan di awal.

VIII. KESIMPULAN
Kuat tekan beton selama 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 21 hari:
No. Beton Tekanan (P) Luas (A) Kuat tekan
1. 3 hari 14.410 kg 706,5 cm2 20,39 kg/cm²
2. 7 hari 15.669,4 kg 706,5 cm2 22,18 kg/cm3
3. 14 hari 24.065,08 kg 706,5 cm2 34,06 kg/cm3
4. 28 hari 227.505.59 kg 706,5 cm2 322.01 kg/cm

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 8


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Dari tabel tersebut praktikan dapat menyimpulkan bahwa pada beton


yang mempunyai umur 28 hari mempunyai kuat tekan maksimal. Hal ini
disebabkan beton yang telah diangkat sebelum 28 hari masih mengalami
hidrasi.

REFERENSI
 Metode pengujian kuat tekan beton. 1992. BSN. Diambil dari:
http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/2350
 Tim Penyusun Modul Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu
Beton. Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton.
Depok: Laboratorium Struktur dan Material. Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
 Modul uji kuat tekan beton. Swidoyo. UNY. Diambil dari:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/modul-bahan-
bangunan-ii-kuat-tekan-betonemail.pdf

IX. LAMPIRAN

Gambar 1. Beton yang sudah diberi lapisan gipsum

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 9


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 2. Beton akan diuji tekan pada alat uji tekan

Gambar 3. Beton yang sudah di uji tekan

Lendutan dan putaran sudut pada balok statis tertentu 10

Anda mungkin juga menyukai