Anda di halaman 1dari 6

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PMT OUTGOING DAN RECLOSER KLS 01

PT.PLN (Persero) APD JATENG & DIY


Eri Triana (15/381602/SV/08671)
trianaeri87@gmail.com
Dhanis Woro Fittrin S.N.G, S.T., M.Eng
Jurusan Teknologi Listrik – Fakultas Sekolah Vokasi UGM, Yogyakarta

ABSTRAK
Kegiatan sehari-hari sangat membutuhkan energi listrik. Namun kenyataannya akibat
gangguan hubung singkat yang tidak dapat dihindari masih terdapat pemadaman. Oleh karena itu,
demi mewujudkan kualitas penyaluran tenaga listrik yang baik untuk pelanggan dibutuhkan sistem
proteksi. Sistem proteksi adalah suatu sistem pengaman terhadap peralatan listrik, lingkungan, dan
sistem yang diakibatkan adanya gangguan eksternal maupun internal.
Pada sistem distribusi terdapat peralatan proteksi untuk menjaga keandalan dari sistem
distribusi tersebut. Peralatan-peralatan proteksi membutuhkan adanya koordinasi agar dapat bekerja
dengan optimal. Salah satu koordinasi proteksi yang dirancang adalah koordinasi PMT outgoing
dengan recloser. Koordinasi bertujuan untuk mengamankan sistem distribusi dari gangguan.
Koordinasi proteksi terdapat zona proteksi yaitu daerah yang diamankan masing-masing
peralatan proteksi yang terpasang pada sistem distribusi. Namun, pada penyulang KLS-01 PMT
outgoing trip bersamaan dengan recloser, sehingga terdapat zona proteksi yang saling berhimpitan.
Zona berhimpitan ini menyebabkan adanya potensi PMT outgoing dan recloser trip bersamaan. Untuk
mengamankan sistem distribusi di jaringan KLS-01 maka diperlukan resetting pada peralatan
proteksi agar zona proteksi antar peralatan proteksi saling berkoordinasi dengan baik.
Kata kunci : koordinasi proteksi, PMT outgoing, recloser, gangguan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.3 Batasan Masalah
Pada penyulang KLS 01 PMT outgoing trip Batasan masalah dalam laporan, yaitu :
bersamaan dengan recloser KLS 01 B1-113 1. Pembahasan hanya pada recloser KLS
yang disebabakan oleh kesalahan setting B1-113 pada penyulang KLS-01
zona recloser. Oleh karena itu, diperlukan 2. Tidak membahas secara detail mengenai
adanya resetting pada peralatan proteksi trafo tenaga pada GI dan outgoing di
recloser agar potensi trip bersamaan antara penyulang karena penulis hanya
PMT dan recloser dapat diminimalisir. mengambil data-data sesuai
Selain itu daerah padam juga berkurang. kesepakatan.
3. Hanya membahas zona koordinasi
1.2 Tujuan peralatan proteksi jaringan 20 kV, tidak
Maksud dan tujuan seminar Kerja Praktek membahas teknis untuk melakukan uji
ini , yaitu : dan setting relai pada PMT outgoing
1. Memperkenalkan zona kerja PMT 4. Hanya membahas arus hubung singkat
outgoing dan recloser. yang diperlukan untuk setting Recloser
2. Memperkenalkan sistem proteksi antara 5. Software Ms.Excell hanya untuk
PMT outgoing dan recloser. simulasi koordinasi peralatan proteksi
antara relai PMT outgoing dengan relai
recloser.

Page 1 of 6
BAB II DASAR TEORI Arus yang bekerja pada relai terbagi
2.1 Koordinasi PMT Outgoing dan Recloser menjadi 2, yaitu :
Koordinasi dalam hal ini merupakan a. Arus pick-up adalah nilai arus minimum yang
kordinasi antara relai yang ada pada PMT dapat menyebabkan relai bekerja dan
outgoing dan Recloser. menutup kontaknya. Arus ini biasanya
dikatakan sebagai arus kerja relai.
b. Arus drop-off adalah nilai arus maximum
yang dapat menyebabkan relai berhenti
bekerja sehingga kontak membuka kembali.
Pada prinsipnya kerja Ground Fault Relai
(GFR) dan Over Current Relai (OCR) sama
Gambar 2.1 koordinasi antara PMT dan Recloser namun karena besar arus gangguan tanah lebih
kecil dibandingkan besar arus gangguan phasa
maka digunakan Ground Fault Relai (GFR).

2.3 Zona Kerja PMT (Outgoing) dan


Recloser

Gambar 2.2 relai di PMT outgoing dan recloser

2.2 Relai OCR dan GFR


Gambar 1.3 Zona kerja PMT Outgoing dan
Relai arus lebih merupakan jenis relai Recloser
yang bekerja berdasarkan besar kenaikan Hubungan kerja antara besar arus dan waktu
arus yang nilainya berada diatas batas kerja relai adalah :
setting relai tersebut. Kenaikan arus dapat a. Instantaneous Relai
disebabkan oleh gangguan-gangguan yang Pada PMT zona instan disebut HS 2 dan
terjadi. Relai arus lebih yang dipasang pada pada recloser zona instan disebut HCL.
recloser digunakan sebagai pengaman Pada zona ini tidak menggunakan waktu
utama untuk jaringan SUTM/SKTM 20kV tunda. Sehingga langsung trip 0 sekon.
dan OCR pada PMT digunakan sebagai b. Definite Relai
pengaman cadangannya. Pada PMT zona definite disebut dengan HS
Prinsip kerja arus lebih mendeteksi arus 1 dan pada recloser zona ini disebut HCT.
yang melalui SUTM/SKUTM sebelum HS 1 sebenarnya bersifat instan namun
masuk ke relai arus tersebut diberi waktu tunda 0,3 sekon sehingga
ditransformasikan terlebih dahulu oleh trafo disebut definite. Sedangkan perbedaan
arus (CT). I keluaran (Isekunder ) dari trafo antara HS1 dan HCT, pada HCT recloser
arus (CT) kemudian masuk ke relai, pada dapat melakukan reclose sesuai dengan
saat terjadi gangguan Iprimer pada trafo arus setting.
(CT) besar. Begitupula dengan Isekunder c. Inverse
trafo juga besar, sehingga menyebabkan Pada zona PMT dan recloser disebut
arus melewati batas setting relai arus lebih sebagai zona Time Delay (TD) yaitu bekerja
(OCR) yang telah ditentukan. Dengan arus sesuai dengn fungsi kurva. Jangka waktu
yang melebihi setting maka relai akan relai mulai pick up sampai selesai kerja relai
mengirimkan indikasi Trip pada triiping diperpanjang dengan waktu yang
coil relai untuk bekerja membuka peralatan berbanding terbalik dengan besarnya arus
seperti recloser maupun PMT. yang menggerakannya ( arus gangguan ).

Page 2 of 6
Relai arus lebih inverse terdapat beberapa Dapat dilihat pada gambar 4.1, untuk
karakteristik, yaitu : pembagian zona kerja PMT Outgoing dan
Recloser tidak terdapat over zona protection.
Namun, masih dapat terjadi potensi kegagalan
koordinasi antara PMT outgoing dan recloser.
Zona HCT termasuk dalam zona HS1 dan TD
outgoing, zona HCL juga termasuk dalam Zona
HS1 outgoing. Untuk memperjelas dapat dilihat
dari kurva kooordinasi menggunakan software
Gambar 2.4 Grafik karakteristik relai arus lebih Excell.
inverse

Gambar 2.5 kurva koordinasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN Gambar 4.2 Koordinasi relai OCR PMT Outgoing
dan Recloser
Metodelogi dalam resetting recloser, yaitu :
Bentuk kurva TD (Time delay) antara
garis merah (Outgoing) dan kuning (Recloser)
saling berhimpitan. Hal ini sangat tidak
dianjurkan karena dapat berisiko pada kondisi
gangguan tertentu PMT outgoing trip
bersamaan dengan recloser yang disebabkan
Zona HCT recloser masih terdapat pada zona
kurva TD PMT outgoing, dimana kurva TD
berhimpitan dengan outgoing.
Oleh karena itu diperlukan adanya
perhitungan 𝑡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑔𝑜𝑖𝑛𝑔 dan 𝑡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑟𝑒𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑟
pada zona HCT menggunakan data settingan
lama
Tabel 4.1 Data setting lama outgoing dan recloser

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Identifikasi Masalah

Perhitungan 𝑡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑔𝑜𝑖𝑛𝑔 dan 𝑡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑟𝑒𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑟


menggunakan rumus :
𝑡𝑚𝑠 × 0,14
𝑡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝐼 𝑠𝑐 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 0,02
[{ } − 1]
𝐼 𝑠𝑒𝑡
Gamba 4.1 Zona kerja lama Outgoing dan Recloser

Page 3 of 6
3. Impedans Jaringan
Z1 = Z2 = impedansi kabel (AAAC 240
mm2 / 150 mm2 ) × jarak
4. Impedans Ekuivalen Jaringan
𝑍1𝑒𝑞 = 𝑍2𝑒𝑞 = 𝑍𝑠(20𝑘𝑉) + 𝑍1𝑇 + 𝑍1
Z0eq = [(3 × 𝑅𝑛 )+ Z0T + Z0𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 ]
5. Arus Hubung Singkat
Berdasarkan data perhitungan diatas maka
akan didapatkan nilai arus hubung singkat
baik 3 fasa, 2 fasa maupun 1 fasa
menggunakan rumus
𝐸𝑓𝑎𝑠𝑎
I𝑠𝑐 3∅ = 𝑍1𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛+𝑍𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡
Minimum waktu 150 ms maka dapat
√3
dikatakan 𝑡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑔𝑜𝑖𝑛𝑔 dan 𝑡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑟𝑒𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑟 𝐼𝑠𝑐2∅ = × 𝐼∅3𝑓𝑎𝑠𝑎
pada titik HCT masih sesuai standart namun 2
3 × 𝐸𝑓𝑎𝑠𝑎
memiliki selisih yang sangat dekat sehingga 𝐼𝑠𝑐1∅ =
berpotensi trip bersamaan. Untuk mengatasi hal 2𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞 + 𝑍𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡
itu terjadi, PLN APD menstandartkan minimal
Tabel 4.2 Data arus hubung singkat jaringan
∆𝑡 = 3. Oleh karena itu, masih dibutuhkan KLS-01
setting ulang recloser B1-113 KLS-01.
4.2 Setting Recloser
Pembahasan hanya menyeting nilai OCR
dan GFR pada Recloser karena nilai PMT
outgoing sudah sesuai dengan kesepakatan.
Untuk perhitungan OCR dan GFR Recloser
membutuhkan beberapa data dan langka kerja
yaitu :
a. Data Perhitungan
- Data arus hubung singkat 150 kV
- Data spesifikasi trafo
- Data jaringan
b. Perhitungan Arus Hubung Singkat
1. Impedans Sumber
MVAsc(150 kV) = √3 × V × I MVA
𝑉150 𝑘𝑉 2 Pada tabel diatas terlihat bahwa besarnya
𝑍𝑠𝑐(150 𝑘𝑉) = arus hubung singkat dipengaruhi oleh jarak
𝑀𝑉𝐴𝑠𝑐150 𝑘𝑉
titik gangguan. Jadi, semakin dekat dengan
𝑉20 𝑘𝑉 2
Zsc(20 kV) = × 𝑍𝑠𝑐(150 𝑘𝑉) sumber maka nilai arus hubung singkat
𝑉150 𝑘𝑉 2 semakin besar. Begitupula ketika gangguan
2. Impedans Trafo yang terjadi jauh dari sumber maka arus
𝑉20 𝑘𝑉 2 gangguannya kecil.
𝑋𝑇(100%) =
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 (𝑀𝑉𝐴)
XT1 = XT1 % × XT(100%)
XT1 = XT2
XT0 = XT1

Page 4 of 6
4.3 Perhitungan Setting OCR dan GFR di
Recloser
Setelah mengetahui arus hubung singkat 3
fasa, 2 fasa dan 1 fasa. Selanjutnya
menghitung waktu kerja outgoing di titik
recloser lalu akan di hasilkan tms recloser.
𝑇𝑀𝑆𝑜𝑢𝑡𝑔𝑜𝑖𝑛𝑔 × 0,14
𝑡𝑘 𝑂𝐺 (𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑟𝑒𝑐) =
𝐼𝑠𝑐3∅/1∅
(𝐼𝑠𝑒𝑡 ) 0,02 − 1
𝑂𝑢𝑡𝑔𝑜𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟

a. Setting OCR di Recloser


𝐼𝑠𝑐
∆𝑡 [(𝐼𝑠𝑒𝑡 3∅ ) 0,02
− 1]
𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
𝑇𝑀𝑆 =
0,14 Gambar 4.2 Zona dan koordinasi recloser usulan
= 1,2 × 𝐼𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑥
𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
∆𝑡 = 𝑡𝑘 𝑂𝐺 (𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑟𝑒𝑐) − 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 Tidak adanya kurva yang berhimpit pada
koordinasi relai OCR di gambar 4.1 dan 4.2,
maka koordinasi OCR dapat dikatakan selektif
b. Setting GFR di Recloser
dan berkoordinasi dengan baik dalam
𝐼𝑠𝑐1∅ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 𝐺𝐹𝑅=0 0,02
mengamankan jaringan dari gangguan-gangung
∆𝑡 [( ) − 1]
𝐼𝑠𝑒𝑡𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 hubung singkat.
𝑇𝑀𝑆 =
0,14
Tabel 4.3 Data usulan setting baru dan lama recloser
𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 0,7 × 𝐼𝑠𝑐𝑅1∅ (26𝑘𝑚)
∆𝑡 = 𝑡𝑘 𝑂𝐺 𝐺𝐹𝑅 (𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑟𝑒) − 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛

4.4 Perbandingan Zona dan Kurva


Koordinasi Existing dan Usulan

4.5 Pemeriksaan Waktu Kerja


Tabel 4.4 Data perbandingan waktu kerja outgoing
dan recloser gangguan 3 fasa

Berdasarkan tabel diatas terdapat arus


gangguan dan waktu kerja OCR antara PMT
outgoing KLS-01 dan recloser B1-113.
Dibandingkan antara waktu kerja Recloser dan
Gambar 4.1 Zona dan koordinasi recloser existing
PMT outgoing, Recloser lebih cepat dari PMT
outgoing dengan ∆𝑡 > 0,3 . Hal ini sesuai
standart dan waktu kerja Recloser lebih cepat
sehingga dapat mengamankan PMT Outgoing
agar tidak trip.

Page 5 of 6
BAB V KESIMPULAN
a. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan tujuan dan pembahasan dalam Isnain Nurqolis dan Husna Putra Wijaya. 2016.
laporan kerja praktek ini dapat diambilkan Perencanaan Koordinasi Relai (OCR & GFR) dan
kesmpulan, yaitu : Recloser pada Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk Bukit
Semarang Baru (BSB-03). Tugas Akhir. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta.

1. Zona kerja PMT outgoing terdapat 3 zona Mu’tianita, Nurul. 2017. Koordinasi Proteksi pada
yaitu : Penyulang MGN 03 20 kV GI Mranggen di PT. PLN
- HS2 (instant) = 0 sekon (Persero) APD JATENG dan DIY. Tugas Akhit. Tidak
diterbitkan. Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Gadjah
- HS1 (definite) = 0,3 sekon
Mada : Yogyakarta.
- TD (kurva)
2. Zona kerja Recloser
Nindiyobudoyo, Sarimun Wahyudi. 2012. Proteksi Sistem
- HCL (instant) = 0 sekon
Distribusi Tenaga Listrik. Depok : Garamod
- HCT (instant) = 0 sekon
- TD (kurva) PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan.
3. Prinsip sistem koordinasi HCL tidak boleh 2007.Pengenalan Proteksi Sistem Tenaga Listrik.
di dalam zona HS2 Semarang : Unit Diklat Semarang.
4. Dari kurva arus terhadap waktu semakin
besar arusnya maka semakin cepat waktu PT. PLN Persero Transmisi Jawa Bagian Tengah dan PT.
kerjanya. Semakin jauh titik gangguannya PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY. 2016.
maka semakin lama waktu yang dibutuhkan Kesepakatan Bersama Pengelolaan Sistem Proteksi Trafo
rele untuk bekerja. Hal ini menunjukkan Penyulang - 20 kV. Bandung : PT. PLN (Persero).
antara sisi outgoing dan recloser
berkoordinasi dengan baik PT.PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang.
5. Analisa setting lama dapat berkoordinasi 2008. Resetting Relai APD & RJTD. Semarang : PT.PLN
namun terdapat potensi kegagalan (Persero)
koordinasi outgoing dan recloser pada zona
TD (PMT) dan HCT (recloser) sehingga PT.PLN(Persero). 2010. SPLN No. 475.K/DIR/2010
diperlukan adanya settingan kembali Kriteria Desain Enjinering Konstruksi Jaringan
recloser. Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta Selatan :
PT.PLN(Persero).
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas terdapat
beberapa saran :
1. Dari data perhitungan yang dilakukan dapat
dijadikan usulan setting agar bisa diinput
kedalam resetting recloser
2. Perlu dilakukan pengecekan setting recloser
setiap semester agar koordinasi outgoing
dan recloser berjalan dengan baik

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai