Anda di halaman 1dari 16

A.

HUKUM NIKAH
KERJAKAN 5 (LIMA) DARI 10 SOAL YANG TERSEDIA !!
Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun
1. Setiap Warga Negara Indonesia dapat menjadi anggota Komnas HAM. Jelaskan syarat untuk dapat diangkat sebagai demikian ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunat,
anggota Komnas HAM (sesuai UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia). | KUKUH SUPRIHATIN makruh dan haram. Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut :
2. Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di
dunia. Sebutkan ciri-ciri suatu pemerintahan yang menganut paham demokrasi. | SUJONO
1. Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
3. Apakah yang dimaksud dengan “masyarakat madani”. Uraikan dengan jelas ?. | BARIDA QODRIATI
4. Berikan beberapa contoh (minimal 2) pelanggaran HAM di Indonesia yang dilakukan oleh (aparatus) negara kepada
warganya !. | SITI MUNAWAROH 2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan bila tidak
5. Akhir-akhir ini muncul kelompok yang dikenal dengan nama NII (Negara Islam Indonesia). Sepengetahuan anda
kelompok apakah itu ?. Mengapa banyak mahasiswa di berbagai perguruan tinggi “terjebak” dalam NII ?. |IMAM
menikah khawatir akan terjerumus ke dalam perzinaan.
MAKHFADI
6. Jelaskan pengertian “diskriminasi yang melanggar hukum” dalam lingkungan kerja anda?. Berikan contoh ! |
SUGITO 3. Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup mengendalikan
7. Paradigma baru TNI merupakan revisi terhadap sikap, perilaku, dan watak militer Indonesia. Tapi, mengapa TNI
masih terlibat dalam berbagai pelanggaran HAM ?. Menurut anda apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan
dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
militer yang profesional, dalam rangka mendorong upaya demokratisasi dan penegakan HAM di Indonesia ?. | DEVI
YANUVI
8. Jelaskan hubungan antara “demokrasi” dan “masyarakat madani” !. |KHOLID MUSTAFA 4. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki
9. Sebutkan hak-hak bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar ?. |AMUR DHIANSYAH
10. Core materials Pendidikan Kewarganegaraan (Civic) ada 3. Sebutkan !. Menurut pendapat saudara apa manfaat
praktis dari mempelajari PKn.* keinginan atau hasrat tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan

nafkah tanggungan-nya.

Pernikahan Dalam Islam (Munakahat) pelajaran (FIQH). 5. Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia mempunyai niat yang

Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu, berkumpul. Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya.
antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad yang dilakukan menurut
hukum syariat Islam. Menurut U U No : 1 tahun 1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita B. TUJUAN NIKAH
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME.
Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, yang berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap
manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rokhaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlainan jenis, teman hidup Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya)
yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, yang dapat dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan
diajak bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga. Rasulullah SAW pernikahan dalam Islam dalam diuraikan sebagai berikut:
bersabda :
1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah). Ketentraman dan kebahagiaan adalah idaman setiap
‫صنُ ل ِْلفَرْ جِ َو َمنْ لَ ْم يَ ْستَطِ ْع فَعَلَ ْي ِه بِالص َّْو ِم فَإِنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء‬ orang. Nikah merupakan salah satu cara supaya hidup menjadi bahagia dan tentram. Allah SWT berfirmanYang Artinya :” Dan
َ ْ‫ص ِر َوأَح‬
َ َ‫َض ل ِْلب‬
ُّ ‫ع مِ ْن ُك ُم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَزَ َّوجْ فَإِنَّهُ أَغ‬ َ َ‫ب َم ِن ا ْست‬
َ ‫طا‬ َّ ‫يَا َم ْعش ََر ال‬
ِ ‫شبَا‬
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya. “.(Ar-Rum : 21)
(‫)رواه البخارى و مسلم‬
2. Membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu cara untuk membina kasih sayang antara suami, istri dan
Artinya :”Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup menikah, maka nikahlah. Karena nikah itu dapat anak. ( lihat QS. Ar- Rum : 21 yang Artinya :”Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. “)
menundukkan mata dan memelihara faraj (kelamin) dan barang siapa tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa
itu dapat melemahkan syahwat”. (HR. Bukhori Muslim)
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang syah dan diridhai Allah SWT
4. Melaksanakan Perintah Allah swt. Karena melaksanakan perintah Allah swt maka menikah akan dicatat sebagai ibadah. * Yang haram dipinang dengan cara terus terang, tetapi dengan cara sindiran adalah wanita yang berada dalam iddah wafat dan
Allah swt., berfirman yang Artinya :" Maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai". (An-Nisa' : 3) wanita yang dalam iddah talak bain (talak tiga).

5. Mengikuti Sunah Rasulullah saw. Rasulullah saw., mencela orang yang hidup membujang dan beliau menganjurkan C. RUKUN NIKAH DAN SYARATNYA.
umatnya untuk menikah. Sebagaimana sabda beliau dalam haditsnya:
Syah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun serta syarat nikah.

( lihat tabel )
َ ‫سنَّتِى فَلَي‬
( ‫ْس مِ نِِّى‬ ُ ‫(أَلنِِّكَا ُح‬
َ ‫سنَّتِى فَ َمنْ َرغ‬
ُ ْ‫ِب َعن‬ ‫رواه البخارى و مسلم‬

TABEL : Rukun & syarat Nikah


Artinya :"Nikah itu adalah sunahku, barang siapa tidak senang dengan sunahku, maka bukan golonganku". (HR.
Bukhori dan Muslim)

RUKUN SYARATNYA

6. Untuk memperoleh keturunan yang syah. Allah swt., berfirman yang Artinya :” Harta dan anak-anak adalah perhiasan
1. Calon Suami Beragama Islam
kehidupan dunia “. (Al-Kahfi : 46)

Atas kehendak sendiri

Bukan muhrim
Sebelum pernikahan berlangsung dalam agama Islam tidak mengenal istilah pacaran akan tetapi dikenal dengan nama
“khitbah”. Khitbah atau peminangan adalah penyampaian maksud atau permintaan dari seorang pria terhadap seorang wanita
untuk dijadikan istrinya baik secara langsung oleh si peminang atau oleh orang lain yang mewakilinya. Yang diperbolehkan Tidak sedang ihrom haji
selama khitbah, seorang pria hanya boleh melihat muka dan telapak tangan. Wanita yang dipinang berhak menerima pinangan
itu dan berhak pula menolaknya. Apabila pinangan diterima, berarti antara yang dipinang dengan yang meminang telah terjadi
ikatan janji untuk melakukan pernikahan. Semenjak diterimanya pinangan sampai dengan berlangsungnya pernikahan disebut 2. Calon Istri Beragama Islam
dengan masa pertunangan. Pada masa pertungan ini biasanya seorang peminang atau calon suami memberikan suatu barang
kepada yang dipinang (calon istri) sebagai tanda ikatan cinta yang dalam adat istilah Jawa disebut dengan peningset. Tidak terpaksa

Hal yang perlu disadari oleh pihak-pihak yang bertunangan adalah selama masa pertunangan, mereka tidak boleh bergaul Bukan Muhrim
sebagaimana suami istri karena mereka belum syah dan belum terikat oleh tali pernikahan. Larangan-larang agama yang berlaku
dalam hubungan pria dan wanita yang bukan muhrim berlaku pula bagi mereka yang berada dalam masa pertunangan.
Tidak bersuami

Adapun wanita-wanita yang haram dipinang dibagi menjadi 2 kelolmpok yaitu :


Tidak sedang dalam masa idah

* Yang haram dipinang dengan cara sindiran dan terus terang adalah wanita yang termasuk muhrim, wanita yang masih
bersuami,wanita yang berada dalam masa iddah talak roj’i dan wanita yang sudah bertunangan. Tidak sedang ihrom haji atau umroh

3. Adanya Wali a. Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal)


(Ali Imron : 28)

b. Laki-laki merdeka - Perempuan yang menikah tanpa seizin walinya maka nikahnya tidak syah.

c. Adil Rasulullah saw, bersabda : Artinya :"Perempuan mana saja yang menikah tanpa

d. Tidak sedang ihrom haji atau umroh seizin walinya maka pernikahan itu batal (tidak syah)".

4. Adanya 2 - Syaratnya sama dengan no : 3 (HR. Empat Ahli Hadits kecuali Nasai).

Orang Saksi

5. Adanya Ijab Dengan kata-kata " nikah " atau yang Saksi harus benar-benar adil. Rasulullah saw., bersabda :

dan Qobul semakna dengan itu.

Berurutan antara Ijab dan Qobul ( ‫ع ْد ٍل‬


َ ‫ي َوشَا ِهدَى‬ٍِّ ‫روه احمد (لَنِكَا َح إِلَّ بِ َو ِل‬

Keterangan : Artinya:"Tidak syah nikah seseorang melainkan dengan wali dan 2 orang saksi yang adil". (HR. Ahmad)

- Contoh Ijab : Wali perempuan berkata kepada pengantin laki-laki : "Aku nikahkan anak perempuan saya bernama si Fulan Setelah selesai aqad nikah biasanya diadakan walimah, yaitu pesta pernikahan. Hukum mengadakan walimah adalah sunat
binti …… dengan ....... dengan mas kawin seperangkat sholat dan 30 juz dari mushaf Al-Qur’an". muakkad. Rasulullah SAW bersabda :”Orang yang sengaja tidak mengabulkan undangan berarti durhaka kepada Allah dan
RasulNya’. (HR. Bukhori)

ْ ‫صالَةِ َوثَالَثِيْنَ ُج ْزأ ً مِ نْ ُم‬


ِ ‫أَ ْن َكحْ تُكَ َوزَ َّوجْ تُكِ فُالَنَة بِ ْن‬... ً‫ص َحافِ ْالقُرْ اَ ِن َحال‬
‫ت‬ َّ ‫ت ال‬
ِ ‫عد ََوا‬
َ ‫بِ َم ْه ِر‬
MUHRIM

Menurut pengertian bahasa muhrim berarti yang diharamkan. Menurut Istilah dalam ilmu fiqh muhrim adalah wanita yang
haram dinikahi.
- Contoh Qobul : Calon suami menjawab: "Saya terima nikah dan perjodohannya dengan diri saya denganmas kawin tersebut
di depan". Bila dilafalkan dengan bahasa arab sebagai berikut :
Penyebab wanita yang haram dinikahi ada 4 macam :

1. Wanita yang haram dinikahi karena keturunan


‫قَ ِب ْلتُ نِ َك َح َها َوت َْز ِو َج َها ِلنَ ْفسِى ِب ْال َم ْه ِر ْال َم ْذ ُك ْو ِر‬
a. Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah).
b. Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya). d. Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.

c. Saudara perempuan sekandung (sekandung, sebapak atau seibu). 4. Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian muhrim dengan istri.

d. Saudara perempuan dari bapak. Misalnya haram melakukan poligami (memperistri sekaligus) terhadap dua orang

e. Saudara perempuan dari ibu. bersaudara, terhadap perempuan dengan bibinya, terhadap seorang perempuan

f. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah. dengan kemenakannya. (lihat An-Nisa : 23)

g. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah.

2. Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan Wali nikah di bagi menjadi 2 macam yaitu wali nasab dan wali hakim :

a. Ibu yang menyusui. 1. Wali nasab yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang

b. Saudara perempuan sesusuan akan dinikahkan.

3. Wanita yang haram dinikahi karena perkawainan Adapun Susunan urutan wali nasab adalah sebagai berikut :

a. Ibu dari istri (mertua) a. Ayah kandung, ayah tiri tidak syah jadi wali

b. Anak tiri (anak dari istri dengan suami lain), apabila suami sudah kumpul b. Kakek (ayah dari ayah mempelai perempuan) dan seterusnya ke atas

dengan ibunya. c. Saudara laki-laki sekandung

c. Ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah di cerai atau belum. d. Saudara laki-laki seayah

Allah SWT berfirman yang Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita e. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung

yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali f. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah

pada masa yang telah lampau. g. saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah

Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan h. Anak laki-laki dari sdr laki-laki ayah yang sekandung dengan ayah

dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan i. Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah

(yang ditempuh)”. (An-Nisa: 22) 2. Wali hakim, yaitu seorang kepala Negara yang beragama Islam.
Di Indonesia, wewenang presiden sebagai wali hakim di limpahkan kepada

pembantunya yaitu Menteri Agama. D. KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

Kemudian menteri agama mengangkat pembantunya untuk bertindak sebagai Agar tujuan pernikahan tercapai, suami istri harus melakukan kewajiban-kewajiban hidup berumah tangga dengan sebaik-
baiknya dengan landasan niat ikhlas karena Allah SWT semata. Allah SWT berfirman yang Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena laki-laki telah
wali hakim, yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Islam yang berada di setiap kecamatan.
menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (An-Nisa : 34).

Wali hakim bertindak sebagai wali nikah apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

a. Wali nasab benar-benar tidak ada


Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya: “Istri adalah penaggung jawab rumah tangga

b. Wali yang lebih dekat (aqrob) tidak memenuhi syarat dan wali yang lebih
suami istri yang bersangkutan”.

jauh (ab’ad) tidak ada.


(HR. Bukhori Muslim).

c. Wali aqrob bepergian jauh dan tidak memberi kuasa kepada wali nasab urutan

berikutnya untuk berindak sebagai wali nikah.


Secara umum kewajiban suami istri adalah sebagi berikut :

d. Wali nasab sedang berikhram haji atau umroh


Kewajiban Suami

e. Wali nasab menolak bertindak sebagi wali nikah


Kewajiban suami yang terpenting adalah :

f. Wali yang lebih dekat masuk penjara sehingga tidak dapat bertindak sebagai
a. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai

wali nikah
dengan kemampuan yang diusahakan secara maksimal.(lihat At-Thalaq:7)

g. Wali yang lebih dekat hilang sehingga tidak diketahui tempat tinggalnya.
b. Bergaul dengan istri secara makruf, yaitu dengan cara yang layak dan patut

Wali hakim berhak untuk bertindak sebagai wali nikah, sesuai dengan sabda
misalnya dengan kasih sayang, menghargai, memperhatikan dan sebagainya.

Rasulullah SAW yang artinnya :


c. Memimpin keluarga, dengan cara membimbing, memelihara semua anggota keluarga

dengan penuh tanggung jawab. (Lihat An-Nisa : 34)

”Dari Aisyah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda : Tidak sah nikah seseorang kecuali dengan wali dan dua orang saksi
d. Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam mengasuh dan mendidik
yang adil, jika wali-wali itu menolak jadi wali nikah maka sulthan (wali hakim) bertindak sebagi wali bagi orang yang tidak
mempunyai wali”.(HR. Darulquthni)
anak-anaknya agar menjadi anak yang shaleh. (At-Tahrim:6)
Kewajiban Istri (HR. Abu Daud).

a. Patuh dan taat pada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan ajaran Islam.

Perintah suami yang bertentangan dengan ajaran Islam tidak wajib di taati. Hal-hal yang harus dipenuhi dalam talak ( rukun talak) ada 3 macam :

b. memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta harta benda suami. a. Yang menjatuhkan talak(suami), syaratnya: baligh, berakal dan kehendak sendiri.

c. Mengatur rumah tangga dengan baik sesuai dengan fungsi ibu sebagai kepala b. Yang dijatuhi talak adalah istrinya.

rumah tangga. c. Ucapan talak, baik dengan cara sharih (tegas) maupun dengan

d. Memelihara dan mendidik anak terutama pendidikan agama. cara kinayah (sindiran).

Allah swt, berfirman yang Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu Cara sharih: misalnya “saya talak engkau!” atau “saya cerai engkau!”. Ucapan talak dengan

dan keluargamu dari api neraka". (At-Tahrim : 6) cara sharih tidak memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan

cara sharih, maka jatuhlah talaknya walupun tidak berniat mentalaknya.

e. Bersikap hemat, cermat, ridha dan syukur serta bijaksana pada suami. Cara kinayah: misalnya “Pulanglah engkau pada orang tuamu!”, atau “Kawinlah engkau

dengan orang lain, saya sudah tidak butuh lagi kepadamu!”,

Ucapan talak cara kinayah memerlukan niat.

E. TALAK Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara kinayah,

1. Pengertian dan Hukum Talak. Menurut bahasa talak berarti melepaskan ikatan. Menurut istilah talak ialahlepasnya ikatan padahal sebenarnya tidak berniat mentalaknya, maka talaknya tidak jatuh.
pernikahan dengan lafal talak. Asal hukum talak adalah makruh, sebab merupakan perbuatan halal tetapi sangat dibenci oleh
Allah swt. Nabi Muhammad saw, bersabda :
2. Lafal dan Bilangan Talak.

Lafal talak dapat diucapkan/dituliskan dengan kata-kata yang jelas atau dengan kata-kata sindiran. Adapun bilangan talak
maksimal 3 kali, talak satu dan talak dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum habis masa idahnya dan apabila masa idahnya
َّ ِ‫َض ْال َحالَ ِل ِع ْندَ هللا‬
( ‫الطالَ ُق‬ ُ ‫رواه ابوداود (أَ ْبغ‬ telah habis maka harus dengan akad nikah lagi. (lihat Al-Baqoroh : 229). Pada talak 3 suami tidak boleh rujuk dan tidak boleh
nikah lagi sebelum istrinya itu nikah dengan laki-laki lain dan sudah digauli serta telah ditalak oleh suami keduanya itu".

3. Macam-Macam Talak. Talak dibagi menjadi 2 macam yaitu :


Artinya :"Perbuatan halal tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak".
a. Talak Raj'i yaitu talak dimana suami boleh rujuk tanpa harus dengan akad
nikah lagi. Talak raj’I ini dijatuhkan suami kepada istrinya untuk pertama kalinya Ø Suami tidak dapat membahagiakan istri.

atau kedua kalinya dan suami boleh rujuk kepada istri yang telah ditalaknya e. Fasakh, ialah rusaknya ikatan perkawinan karena sebab-sebab tertentu yaitu :

selam masih dalam masa iddah. * Karena rusaknya akad nikah seperti :

b. Talak Bain. Talak bain dibagi menjadi 2 macam yaitu talak bain sughro dan talak § diketahui bahwa istri adalah mahrom suami.

bain kubra. adapun penjelasannya sebagai berikut : § Salah seorang suami / istri keluar dari ajaran Islam.

* Talak bain sughro yaitu talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri dan talak khuluk (karena permintaan istri). § Semula suami/istri musyrik kemudian salah satunya masuk Islam.
Suami istri boleh rujuk dengan cara akad nikah lagi baik masih dalam masa idah atau sudah habis masa idahnya.
* Karena rusaknya tujuan pernikahan, seperti :
* Talak bain kubro yaitu talak yang dijatuhkan suami sebanyak tiga kali (talak tiga) dalam waktu yang berbeda. Dalam talak ini
suami tidak boleh rujuk atau menikah dengan bekas istri kecuali dengan syarat :
§ Terdapat unsur penipuan, misalnya mengaku laki-laki baik ternyata penjahat.

 Bekas istri telah menikah lagi dengan laki-laki lain. § Suami/istri mengidap penyakit yang dapat mengganggu hubungan rumah tangga.
 Telah dicampuri dengan suami yang baru.
 Telah dicerai dengan suami yang baru. § Suami dinyatakan hilang.
 Telah selesai masa idahnya setelah dicerai suami yang baru.
§ Suami dihukum penjara 5 tahun/lebih.
4. Macam-macam Sebab Talak. Talak bisa terjadi karena :

a. Ila' yaitu sumpah seorang suami bahwa ia tidak akan mencampuri istrinya. Ila' merupakan adat arab jahiliyah. Masa
tunggunya adalah 4 bulan. Jika sebelum 4 bulan sudah kembali maka suami harus menbayar denda sumpah. Bila sampai 4
5. Hadhonah.
bulan/lebih hakim berhak memutuskan untuk memilih membayar sumpah atau mentalaknya.

Hadhonah artinya mengasuh dan mendidik anak yang masih kecil. Jika suami/istri bercerai maka yang berhak mengasuh
b. Lian, yaitu sumpah seorang suami yang menuduh istrinya berbuat zina. sumpah itu diucapkan 4 kali dan yang kelima
anaknya adalah :
dinyatakan dengan kata-kata : "Laknat Allah swt atas diriku jika tuduhanku itu dusta". Istri juga dapat menolak dengan sumpah 4
kali dan yang kelima dengan kata-kata: "Murka Allah swt, atas diriku bila tuduhan itu benar".
a. Ketika masih kecil adalah ibunya dan biaya tanggungan ayahnya.
c. Dzihar, yaitu ucapan suami kepada istrinya yang berisi ”penyerupaan istrinya dengan ibunya” seperti :"Engkau seperti
punggung ibuku ". Dzihar merupakan adat jahiliyah yang dilarang Islam sebab dianggap salah satu cara menceraikan istri. b. Jika si ibu telah menikah lagi maka hak mengasuh anak adalah ayahnya.

d. Khulu' (talak tebus) yaitu talak yang diucapkan oleh suami dengan cara istri membayar kepada suami. Talak tebus biasanya
atas kemauan istri. Penyebab talak antara lain :
F. IDDAH
Ø Istri sangat benci kepada suami.
Secara bahasa iddah berarti ketentuan. Menurut istilah iddah ialah masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai
Ø Suami tidak dapat memberi nafkah. suaminya sebelum ia menikah dengan laki-laki lain. Masa iddah dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada bekas
suaminya apakah dia akan rujuk atau tidak.
c. Wanita dalam iddah wafat tidak mempunyai hak apapun, tetapi mereka dan anaknya

1. Lamanya Masa Iddah. berhak mendapat harta waris suaminya.

a. Wanita yang sedang hamil masa idahnya sampai melahirkan anaknya.

(Lihat QS. At-Talak :4) G. RUJUK.

b. Wanita yang tidak hamil, sedang ia ditinggal mati suaminya maka masa idahnya Rujuk artinya kembali. Maksudnya ialah kembalinya suami istri pada ikatan perkawinan setelah terjadi talak raj'i dan masih
dalam masa iddah. Dasar hukum rujuk adalah QS. Al-Baqoroh: 229, yang artinya sebagai berikut:"Dan suami-suaminya berhak
merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki rujuk".
4 bulan 10 hari. (lihat QS. Al-Baqoroh ayat 234)

1. Hukum Rujuk.
c. Wanita yang dicerai suaminya sedang ia dalam keadaan haid maka masa

idahnya 3 kali quru' (tiga kali suci).  Ø Mubah, adalah asal hukum rujuk.
 Ø Haram, apabila si istri dirugikan serta lebih menderita dibanding sebelum rujuk.
(lihat QS. Al-Baqoroh : 228)  Ø Makruh, bila diketahui meneruskan perceraian lebih bermanfaat.
 Ø Sunat, bila diketahui rujuk lebih bermanfaat dibanding meneruskan perceraian.
d. Wanita yang tidak haid atau belum haid masa idahnya selama tiga bulan.  Ø Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu.

(Lihat QS, At-Talaq :4 ) 2. Rukun Rujuk.

e. Wanita yang dicerai sebelum dicampuri suaminya maka baginya tidak ada  Ø Istri, syaratnya : pernah digauli, talaknya talak raj'i dan masih dalam masa iddah.
 Ø Suami, syaratnya : Islam, berakal sehat dan tidak terpaksa.
masa iddah. (Lihat QS. Al-Ahzab : 49)  Ø Sighat (lafal rujuk).
 Ø Saksi, yaitu 2 orang laki-laki yang adil.

2. Hak Perempuan Dalam Masa Iddah.


H. PERKAWINAN MENURUT UU No: 1 tahun 1974.
a. Perempuan yang taat dalam iddah raj'iyyah (dapat rujuk) berhak mendapat dari
1. Garis besar Isi UU No : 1 tahun 1974.
suami yang mentalaknya: tempat tinggal, pakaian, uang belanja.
UU No : 1 tahun 1974 tentang Perkawinan terdiri dari 14 Bab dan 67 Pasal.
Sedang wanita yang durhaka tidak berhak menerima apa-apa.
2. Pencatatan Perkawinan
b. Wanita dalam iddah bain (iddah talak 3 atau khuluk) hanya berhak atas tempat
Dalam pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa : "Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
tinggal saja. (Lihat QS. At-Talaq : 6)
peraturan perundang-undangan yang berlaku". Ketentuan tentang pelaksanaan
pencatatan perkawinan ini tercantun dalam PP No : 9 Tahun 1975 Ø Dalam pengajuan berpoligami harus dipenuhi syarat-syarat :

Bab II pasal 2 sampai 9. Ø Adanya persetujuan dari istri.

3. Syahnya Perkawinan. Ø Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan

Dalam pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa : "Perkawinan adalah syah apabila dilakukan anak-anak mereka.

menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaanya itu". Ø Adanya jaminan bahwa suami akan belaku adil terhadap istri-istri dan

4. Tujuan Pekawinan. anak-anak mereka.

Dalam Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. RANGKUMAN

5. Talak. 1. Nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup

Dalam Bab VIII pasal 29 ayat 1 dijelaskan bahwa : "Perceraian hanya dapat bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad yang dilakukan menurut

dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan hukum syariat Islam.

berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. 2. hukum nikah dapat berubah menurut situasi dan kondisi, bisa menjadi wajib, sunat,

6. Batasan Dalam Berpoligami. makruh dan bisa juga menjadi haram.

 Dalam pasal 3 ayat 1 diljelaskan bahwa :"Pada dasarnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh 3. Agar tercapai kebahagiaan yang sebenarnya yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah
mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami".
 Dalam pasal 4 dan 5 ditegaskan bahwa dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari seorang ia wajib dan warahmah, seorang muslim dalam pernikahan harus memenuhi
mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya.
 Pengadilan hanya memberi ijin berpoligami apabila : syarat dan rukun nikah.

Ø Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri. 4. Talak adalah suatu perbuatan yang halal tapi sangat dibenci oleh Allah SWT.

Ø Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak bisa disembuhkan. 5. Iddah ialah masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai suaminya

Ø Istri tidak dapat melahirkan keturunan. sebelum ia menikah dengan laki-laki lain. Masa iddah dimaksudkan untuk memberi
kesempatan kepada bekas suaminya apakah dia akan rujuk atau tidak. Walaupun kedua pandangan itu berbeda sebab ada yang memandang agama sebagai kata benda dan sebagai kata
kerja, tapi keduanya sama-sama memandang sebagai suatu sistem keyakinan untuk mendapatkan keselamatan disini dan
diseberang sana.
Dengan agama orang mencapai realitas yang tertinggi. Brahman dalam Hinduisme, Bodhisatwa dalam Buddhisme
KAMUS ISTILAH
Mahayana, sebagai Yahweh yang diterjemahkan “Tuhan Allah” (Ulangan 6:3) dalam agama Kristen, Allah subhana wata’ala
a. Nikah = bertemu dalam Islam.
Sijabat telah merumuskan agama sebagai berikut:
b. Muhrim = orang yang haram dinikahi “Agama adalah keprihatinan maha luhur dari manusia yang terungkap selaku jawabannya terhadap panggilan dari yang Maha
Kuasa dan Maha Kekal. Keprihatinan yang maha luhur itu diungkapkan dalam hidup manusia, pribadi atau kelompok terhadap
c. Talak = melepaskan
Tuhan, terhadap manusia dan terhadap alam semesta raya serta isinya” ( Sumardi, 1985:75)
d. sharih = tegas
B. Pengertian Kebudayaan
e. kinayah = sindiran

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1996: 149), disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat
f. Hadhonah = mengasuh anak
istiadat. Sedang “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan
A. Pengertian Agama adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu dll). Sedang
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti kacau. Kedua kata itu jika ahli sejarah mengartikan kebudayaan sebagai warisan atau tradisi. Bahkan ahli Antropogi melihat kebudayaan sebagai tata
dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau hidup, way of life, dan kelakuan.
sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau. Karena itu menurut Menurut Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang
Hinduisme, agama sebagai kata benda berfungsi memelihara integritas dari seseorang atau sekelompok orang agar hubungannya berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris. Jadi
dengan realitas tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya. Ketidak kacauan itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan berkembang seiring dengan perkembangan evolusi
tentang moralitas,nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan diberlakukan. batin maupun fisik manusia secara kolektif.
Pengertian itu jugalah yang terdapat dalam kata religion (bahasa Inggris) yang berasal dari kata religio (bahasa Latin), Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek
yang berakar pada kata religare yang berarti mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian bagaimana kehidupan manusia baik material maupun non material.
manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi (vertikal) dalam penyembahan dan hubungannya secara horizontal
(Sumardi, 1985:71) C. Hubungan antara Agama dan Kebudayaan
Islam juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan dari kata Al-Din seperti yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an
surat 3 : 19 ( Zainul Arifin Abbas, 1984 : 4). Agama Islam disebut Din dan Al-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin Seperti halnya kebudayaan agama sangat menekankan makna dan signifikasi sebuah tindakan. Karena itu sesungguhnya
manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Secara fenomenologis, agama Islam dapat dipandang sebagai terdapat hubungan yang sangat erat antara kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami kalua perkembangan sebuah
Corpus syari’at yang diwajibkan oleh Tuhan yang harus dipatuhinya, karena melalui syari’at itu hubungan manusia dengan Allah kebudayaan dilepaskan dari pengaruh agama. Sesunguhnya tidak ada satupun kebudayaan yang seluruhnya didasarkan pada
menjadi utuh. Cara pandang ini membuat agama berkonotasi kata benda sebab agama dipandang sebagai himpunan doktrin. agama. Untuk sebagian kebudayaan juga terus ditantang oleh ilmu pengetahuan, moralitas secular, serta pemikiran kritis.
Komaruddin Hidayat seperti yang dikutip oleh muhammad Wahyuni Nifis (Andito ed, 1998:47) lebih memandang agama Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling mempengarui. Agama mempengaruhi system
sebagai kata kerja, yaitu sebagai sikap keberagamaan atau kesolehan hidup berdasarkan nilai-nilai ke Tuhanan. kepercayaan serta praktik-praktik kehidupan. Sebalikny akebudayaan pun dapat mempengaruhi agama, khususnya dalam hal
bagaimana agama di interprestasikan/ bagaimana ritual-ritualnya harus dipraktikkan. Tidak ada agama yang bebas budaya dan
apa yang disebut Sang –Illahi tidak akan mendapatkan makna manusiawi yang tegas tanpa mediasi budaya, dlam masyarakat memperlakukan sesama seperti diri sendiri. Atas dasar kasih maka gereja-gereja telah mempelopori pendirian Panti Asuhan,
Indonesia saling mempengarui antara agama dan kebudayaan sangat terasa. Praktik inkulturasi dalam upacara keagamaan rumah sakit, sekolah-sekolah dan pelayanan terhadap orang miskin.
hamper umum dalam semua agama. Apakah gunanya menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap agama. Yang terutama adalah kegunaannya
Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya.
kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa Kegunaan kedua, sebagai hasil lanjutan dari kegunaan utama tersebut, adalah untuk dapat mengarahkan dan menambah
kondisi yang objektif. keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut,
Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif tanpa harus menimbulkan pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut. Yang ketiga, seringkali sesuatu keyakinan
dari kehidupan penganutnya. agama yang sama dengan keyakinan yang kita punyai itu dapat berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi, dengan
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, kuduanya justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada memahami kondisi lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran terhadap aspek-aspek lokal tersebut, karena memahami
paradigma yang mengatakan bahwa ” Manusia yang beragma pasti berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu bahwa bila aspek-aspek lokal dari keyakinan agama masyarakat tersebut dirubah maka akan terjadi perubahan-perubahan dalam
beragama”. berbagai pranata yang ada dalam masyarakat tersebut yang akhirnya akan menghasilkan perubahan kebudayaan yang hanya akan
Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi merugikan masyarakat tersebut karena tidak sesuai dengan kondisi-kondisi lokal lingkungan hidup masyarakat tersebut.
berkembang terus D. Contoh Hubungan agama dan kebudayaan di dalam kehidupan sehari-hari
mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa berkembang di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia. 1. ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara hidupnya dapat berubah secara signifikan. dapat dilihat seseorang yang
Jika kita teliti budaya Indonesia, budaya itu terdiri dari 5 lapisan. Lapisan itu diwakili oleh budaya agama pribumi, Hindu, beragama Kristen pindah menjadi agama islam maka pandangan hidupnya akan berubah pula, missal: cara pandang mareka
Buddha, Islam dan Kristen (Andito, ed,1998:77-79) dalam berpakaian ketika mereka beragama Kristen cara berpakain mereka kurang menutup aurat tetapi ketika mereka telah
Lapisan pertama adalah agama pribumi yang memiliki ritus-ritus yang berkaitan dengan penyembahan roh nenek beragam islam cara berpakaian mereka menutup aurat.
moyang yang telah tiada atau lebih setingkat yaitu Dewa-dewa suku seperti sombaon di Tanah Batak, agama Merapu di Sumba, 2. ketika ibadah hari raya idul fitri, hari raya ini dalam praktiknya tidak lagi menjadi perayaan “khas” penganut agama islam tetapi
Kaharingan di Kalimantan. Berhubungan dengan ritus agama suku adalah berkaitan dengan para leluhur menyebabkan terdapat sudah lebih merupakan tradisi bagi segenap masyarakat Indonesia. Saling maaf memaafkan yang dulu tidak pernah terjadi di
solidaritas keluarga yang sangat tinggi. Oleh karena itu maka ritus mereka berkaitan dengan tari-tarian dan seni ukiran, Maka negeri-negeri timur tengah tetapi masyarakat Indonesia justru di jadikan momemtum untuk membangun kembali tali
dari agama pribumi bangsa Indonesia mewarisi kesenian dan estetika yang tinggi dan nilai-nilai kekeluargaan yang sangat luhur. persaudaraan seta kesetiakawanan lintas etnoreligius.
Lapisan kedua dalah Hinduisme, yang telah meninggalkan peradapan yang menekankan pembebasan rohani agar atman 3. budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya
bersatu dengan Brahman maka dengan itu ada solidaritas mencari pembebasan bersama dari penindasan sosial untuk menuju
kesejahteraan yang utuh. Solidaritas itu diungkapkan dalam kalimat Tat Twam Asi, aku adalah engkau.
Lapisan ketiga adaalah agama Buddha, yang telah mewariskan nilai-nilai yang menjauhi ketamakan dan keserakahan. 1. Pengertian Politik

Bersama dengan itu timbul nilai pengendalian diri dan mawas diridengan menjalani 8 tata jalan keutamaan. Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti
Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah menyumbangkan kepekaan terhadap tata tertib kehidupan melalui itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan
syari’ah, ketaatan melakukan shalat dalam lima waktu,kepekaan terhadap mana yang baik dan mana yang jahat dan melakukan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.

yang baik dan menjauhi yang jahat (amar makruf nahi munkar) berdampak pada pertumbuhan akhlak yang mulia. Inilah hal-hal
Istilah politik berasal dari kata Polis (bahasa Yunani) yang artinya Negara Kota. Dari kata polis dihasilkan
yang disumbangkan Islam dalam pembentukan budaya bangsa. kata-kata, seperti:
Lapisan kelima adalah agama Kristen, baik Katholik maupun Protestan. Agama ini menekankan nilai kasih dalam 1. Politeia artinya segala hal ihwal mengenai Negara.
2. Polites artinya warga Negara.
hubungan antar manusia. Tuntutan kasih yang dikemukakan melebihi arti kasih dalam kebudayaan sebab kasih ini tidak
3. Politikus artinya ahli Negara atau orang yang paham tentang Negara atau negarawan.
menuntut balasan yaitu kasih tanpa syarat. Kasih bukan suatu cetusan emosional tapi sebagai tindakan konkrit yaitu 4. Politicia artinya pemerintahan Negara.
Secara umum dapat dikatakan bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang bahwa “Politik adalah masalah siapa, mendapat apa, kapan dan bagaimana.”
menyangkut proses penentuan tujuan dari system tersebut dan bagaimana melaksanakan tujuannya.
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan Ø Kosasih Djahiri dalam buku Ilmu Politik dan Kenegaraan: “Ilmu politik yang melihat kekuasaan
ditaati oleh rakyatnya. Kekuasaan yaitu kemampuan sesorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi sebagai inti dari politik melahirkan sejumlah teori mengenai cara memperoleh dan melaksanakan
tingkah laku orang atau kelompok sesuai dengan keinginan dari pelaku. kekuasaan. Sebenarnya setiap individu tidak dapat lepas dari kekuasaan, sebab memengaruhi seseorang
atau sekelompok orang dapat menampilkan laku seperti yang diinginkan oleh seorang atau pihak yang
Ø Aristoteles (384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik memengaruhi.”
melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin
menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih Ø Wirjono Projodikoro menyatakan bahwa “Sifat terpenting dari bidang politik adalah penggunaan
sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami kekuasaan oleh suatu golongan anggota masyarakat terhadap golongan lain. Dalam ilmu politik selalu ada
dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam kekuasaan atau kekuatan.” Idrus Affandi mendefinisikan: “Ilmu politik ialah ilmu yang mempelajari
masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang kumpulan manusia yang hidup teratur dan memiliki tujuan yang sama dalam ikatan negara.”
lain agar menerima pandangannya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu 2. Pengertian Agama Dalam Arti Sosial
sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang Mendefinisikan agama secara komprehensif yang mampu merangkum semua aspek nampaknya menjadi
menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan suatu permasalahan yang pelik bahkan mustahil untuk dilakukan mengingat luasnya aspek yang
skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu terkandung dalam agama itu sendiri.
perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan
pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber (resources) yang ada Ø Elizabeth K. Nottingham, misalnya, menyatakan bahwa tidak ada definisi tentang agama yang benar-
benar memuaskan karena agama dalam keanekaragamannya yang hampir tidak dapat dibayangkan itu
· Pengertian politik dari para ilmuwan: memerlukan deskripsi (penggambaran) dan bukan definisi (batasan). Lebih jauh, Nottingham menegaskan
bahwa fokus utama perhatian sosiologi terhadap agama adalah bersumber pada tingkah laku manusia
Ø Johan Kaspar Bluntschli dalam buku The Teory of the State: “Ilmu Politik adalah ilmu yang dalam kelompok sebagai wujud pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dan peranan yang
memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dimainkan oleh agama selama berabad-abad sampai sekarang dalam mengembangkan dan menghambat
dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya, dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.” (The kelangsungan hidup kelompok-kelompok masyarakat.
science which is concerned with the state, which endeavor to understand and comprehend the state in its
conditions, in its essentials nature, in various forms or manifestations its development). Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu
Ø Roger F. Soltau dalam bukunya Introduction to Politics: “Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan- sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui
tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu; hubungan antara negara dengan penyebutan nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu
warganegaranya serta dengan negara-negara lain.” (Political science is the study of the state, its aims and dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
purposes … the institutions by which these are going to be realized, its relations with its individual
members, and other states …). Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan
keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari
Ø J. Barents dalam bukunya Ilmu Politika: “Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
… yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu dalam manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut
melaksanakan tugas-tugasnya.” sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dll.

Ø Joyce Mitchel dalam bukunya Political Analysis and Public Policy: “Politik adalah pengambilan Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan umum untuk seluruh masyarakat.” (Politics is collective menghambakan diri, yaitu:
decision making or the making of public policies for an entire society). · menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan
· menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan
Ø Harold D. Laswell dan A. Kaplan dalam buku Power Society: “Ilmu Politik mempelajari pembentukan
dan pembagian kekuasaan”, dan dalam buku Who gets What, When and How, Laswell menegaskan Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada
Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Kata-kata sumber dalam hukum Islam merupakan terjemah dari kata mashadir yang berarti wadah ditemukannya dan ditimbanya
3. Hubungan Politik dengan Agama norma hukum. Sumber hukum Islam yang utama adalah Al Qur’an dan sunah. Selain menggunakan kata sumber, juga digunakan
kata dalil yang berarti keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran. Selain itu, ijtihad, ijma’, dan qiyas juga
Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari hasil merupakan sumber hukum karena sebagai alat bantu untuk sampai kepada hukum-hukum yang dikandung oleh Al Qur’an dan
pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan berbangsa dan sunah Rasulullah SAW
bernegara. Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktifitas manusia, tidak Secara sederhana hukum adalah “seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat;
disusun orang-orang yang diberi wewenang oleh masyarakat itu; berlaku mengikat, untuk seluruh anggotanya”. Bila definisi ini
terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama; kedua, disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan
dikaitkan dengan Islam atau syara’ maka hukum Islam berarti: “seperangkat peraturan bedasarkan wahyu Allah SWT dan sunah
manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya agamalah yang Rasulullah SAW tentang tingkah laku manusia yang dikenai hukum (mukallaf) yang diakui dan diyakini mengikat semua yang
dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan sumbernya yang beragama Islam”. Maksud kata “seperangkat peraturan” disini adalah peraturan yang dirumuskan secara rinci dan mempunyai
transcendent. kekuatan yang mengikat, baik di dunia maupun di akhirat.
A. Al Qur’an
Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum,
perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest, sering tidak legal. Seringakali Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi Muhammad
agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan. Agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an diawali dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas. Membaca Al Qur’an
dalam masyarakat industri maupun nonindustri, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di merupakan ibadah.
bidang politik. Sedikit atau banyak, sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan agama untuk Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-
hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah
memberi legitimasi pada kekuasaan politik.
dan menjauhi segala larangnannya
Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia.
Di dalam sejarah Islam, masuknya faktor agama (teologi) ke dalam politik muncul ke permukaan dengan
jelas menjelang berdirinya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi sejak perang Siffin pada tahun 657, suatu
1. Tuntunan yang berkaitan dengan keimanan/akidah, yaitu ketetapan yantg berkaitan dengan iman kepada Allah SWT,
perang saudara yang melibatkan khalifah ‘Ali b. Abi Talib dan pasukannya melawan Mu’awiyah b. Abi malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta qadha dan qadar
Sufyan, gubernur Syria yang mempunyai hubungan keluarga dengan ‘Uthman, bersama dengan 2. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang muslim memilki budi pekerti yang baik serta etika
tentaranya. Peristiwa ini kemudian melahirkan tiga golongan umat Islam, yang masing-masing dikenal kehidupan.
dengan nama Khawarij, Shi’a, dan Sunni. 3. Tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shalat, puasa, zakat dan haji.
4. Tuntunan yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam masyarakat
4. Pengaruh Hubungan Politik dan Agama
Isi kandungan Al Qur’an
Dalam kehidupan bernegara, bidang politik sangat diperlukan. Namun semua ilmu yang berhubungan
dengan politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu dan konsep agama yang telah ada. Pada agama ada Isi kandungan Al Qur’an dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
suatu kalimat yang membuat dan merupakan konsep awal politik yaitu “Allah memerintahkan kepada
manusia untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi
1. Segi Kuantitas
(Q. 6:151)”, jadi Allah melarang perbuatan jelek, perbuatan jahat dan ketidakadilan.

Al Quran terdiri dari 30 Juz, 114 surat, 6.236 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata
Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan agama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Segi Kualitas
Sebagai contoh, dalam ilmu politik terdapat pemilihan pemimpim berdasarkan demokrasi, konsep itu
didapat dari ilmu agama yang tidak menginginkan adanya perpecahan para pejabat yang akan Isi pokok Al Qur’an (ditinjau dari segi hukum) terbagi menjadi 3 (tiga) bagian:
menyengsarakan rakyat.
Dan masih banyak lagi yang merupakan konsep dalam agama dan diadaptasi serta di jadikan politik dalam 1. Hukum yang berkaitan dengan ibadah: hukum yang mengatur hubungan rohaniyah dengan Allah SWT dan hal – hal
berbangsa dan bernegara. lain yang berkaitan dengan keimanan. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam
2. Hukum yang berhubungan dengan Amaliyah yang mengatur hubungan dengan Allah, dengan sesama dan alam Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW mengandung nilai-nilai luhur dan
sekitar. Hukum ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syariat. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal
Fiqih tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam
3. Hukum yang berkaitan dngan akhlak. Yakni tuntutan agar setiap muslim memiliki sifat – sifat mulia sekaligus yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:
menjauhi perilaku – perilaku tercela.
Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu seklian, kalian tidak akan sesat selama kalian berpegangan kepada keduanya,
Bila ditinjau dari Hukum Syara terbagi menjadi dua kelompok: yaitu kitab Allah dan sunah rasulnya”. (HR Imam Malik)

1. Hukum yang berkaitan dengan amal ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, nadzar, sumpah dan sebagainya yang Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai berikut.
berkaitan dengan hubungan manusia dengan tuhannya.
2. Hukum yang berkaitan dengan amal kemasyarakatan (muamalah) seperti perjanjian perjanjian, hukuman (pidana),
1. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al Qur’an, sehingga kedunya (Al Qur’an dan Hadits) menjadi
perekonomian, pendidikan, perkawinan dan lain sebagainya.
sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya Allah SWT didalam Al Qur’an menegaskan untuk menjauhi
perkataan dusta, sebagaimana ditetapkan dalam firmannya : (lihat Al-Qur’an onlines di google)
Hukum yang berkaitan dengan muamalah meliputi:
Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al Hajj : 30)
1. Hukum yang berkaitan dengan kehidupan manusia dalam berkeluarga, yaitu perkawinan dan warisan
2. Hukum yang berkaitan dengan perjanjian, yaitu yang berhubungan dengan jual beli (perdagangan), gadai-menggadai,
Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.
perkongsian dan lain-lain. Maksud utamanya agar hak setiap orang dapat terpelihara dengan tertib
3. Hukum yang berkaitan dengan gugat menggugat, yaitu yang berhubungan dengan keputusan, persaksian dan sumpah
4. Hukum yang berkaitan dengan jinayat, yaitu yang berhubungan dengan penetapan hukum atas pelanggaran 1. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat umum. Misalnya, ayat Al
pembunuhan dan kriminalitas Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar.
5. Hukum yang berkaitan dengan hubungan antar agama, yaitu hubungan antar kekuasan Islam dengan non-Islam Seperti tidak menjelaskan jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai wajib
sehingga tercpai kedamaian dan kesejahteraan. zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan oelh rasullah SAW dalam
6. Hukum yang berkaitan dengan batasan pemilikan harta benda, seperti zakat, infaq dan sedekah. haditsnya. Contoh lain, dalam Al Qur’an Allah SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah
sebagai berikut: (lihat Al-Qur’an onlines di google)
Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah : 3)
Ketetapan hukum yang terdapat dalam Al Qur’an ada yang rinci dan ada yang garis besar. Ayat ahkam (hukum) yang rinci
umumnya berhubungan dengan masalah ibadah, kekeluargaan dan warisan. Pada bagian ini banyak hukum bersifat ta’abud
(dalam rangka ibadah kepada Allah SWT), namun tidak tertutup peluang bagi akal untuk memahaminya sesuai dengan Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai mana yang boleh dimakan. Kemudian
perubahan zaman. Sedangkan ayat ahkam (hukum) yang bersifat garis besar, umumnya berkaitan dengan muamalah, seperti datanglah hadits menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah SAW:
perekonomian, ketata negaraan, undang-undang sebagainya. Ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan masalah ini hanya ‫ان‬ ِ ‫اُحِ لَّتْ لَنَا َم ْيتَت‬, ‫َان‬
ِ ‫َان َو دَ َم‬ ِ ‫فَا َّما ْال َم ْيتَت‬: ُ‫ال ُح ْوتُ َو ْال َج َراد‬,
ْ ‫َواَ َّما‬
berupa kaidah-kaidah umum, bahkan seringkali hanya disebutkan nilai-nilainya, agar dapat ditafsirkan sesuai dengan ‫ان‬ ِّ ِ ‫)رواه ابن الماجه و الحاكم (فَ ْال َك ِبدُ َو‬
ِ ‫الدَّ َم‬: ‫الط َحا ِل‬
perkembangan zaman. Artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua macam bangkai adalah ikan dan
Selain ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan hukum, ada juga yang berkaitan dengan masalah dakwah, nasehat, tamsil, belalalng, sedangkan dua macam darah adalah hati dan limpa…” (HR Ibnu Majjah)
kisah sejarah dan lain-lainnya. Ayat yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut jumlahnya banyak sekali.
1. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al Qur’an. Misalnya, cara menyucikan bejana yang
B. Hadits dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW:
ُ ِ‫س ْب َع يُ ْغ ِس َل اَنْ ْالك َْلبُ فِ ْي ِه َو ِل َغ اِذَا اَ َح ِد ُك ْم اِنَاء‬
‫ط ُه ْو ُر‬ ٍ ‫ب اَ ْولَ ِهنَّ َمرَّ ا‬
َ ‫ت‬ ِ ‫)البيهقى و داود هبو و هحمد و مسلم رواه ( بِالتُّ َرا‬
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir).
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-
hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur
Allah SWT: (lihat Al-Qur’an onlines di google) dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Baihaqi)

!$tBur ãNä39s?#uä ãAqß™§•9$# çnrä‹ ã‚ sù $tBur öNä39pktX çm÷Ytã (#qßgtFR$$sù 4 Hadits menurut sifatnya mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

Artinya: “ … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,
…” (QS Al Hasyr : 7)
1. Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak … ٌ‫ال فِ ا ُ َّمت ِْي َرحْ َمة‬
َ ِ‫)رواه نصر المقدس(ا ِْخت‬
ber illat, dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai Artinya: ”… Perbedaan pendapat di antara umatku akan membawa rahmat” (HR Nashr Al muqaddas)
keshohehan suatu hadits
2. Hadits Hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalannya),
Dalam berijtihad seseorang dapat menmpuhnya dengan cara ijma’ dan qiyas. Ijma’ adalah kese[akatan dari seluruh imam
bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat dan kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang
mujtahid dan orang-orang muslim pada suatu masa dari beberapa masa setelah wafat Rasulullah SAW. Berpegang kepada hasil
makbul biasanya dibuat hujjah untuk sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau tidak terlalu penting
ijma’ diperbolehkan, bahkan menjadi keharusan. Dalilnya dipahami dari firman Allah SWT: (lihat Al-Qur’an onlines di google)
3. Hadits Dhoif, adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan.
Hadits dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau
sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhi Artinya: “Hai orang-oran yang beriman, taatilah Allah dan rasuknya dan ulil amri diantara kamu….” (QS An Nisa : 59)

Adapun syarat-syarat suatu hadits dikatakan hadits yang shohih, yaitu: Dalam ayat ini ada petunjuk untuk taat kepada orang yang mempunyai kekuasaan dibidangnya, seperti pemimpin pemerintahan,
termasuk imam mujtahid. Dengan demikian, ijma’ ulam dapat menjadi salah satu sumber hukum Islam. Contoh ijam’ ialah
mengumpulkan tulisan wahyu yang berserakan, kemudian membukukannya menjadi mushaf Al Qur’an, seperti sekarang ini
1. Rawinya bersifat adil
2. Sempurna ingatan
3. Sanadnya tidak terputus Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada
4. Hadits itu tidak berilat, dan hukumnya karena antara keduanya terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya. Contohnya, mengharamkan minuman keras,
5. Hadits itu tidak janggal seperti bir dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan dengan khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena antara
keduanya terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan. Jadi, walaupun bir tidak ada ketetapan hukmnya
dalam Al Qur’an atau hadits tetap diharamkan karena mengandung persamaan dengan khamar yang ada hukumnya dalam Al
C. Ijtihad
Qur’an.
Sebelum mengambil keputusan dengan menggunakan qiyas maka ada baiknya mengetahui Rukun Qiyas, yaitu:
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al
Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan
1. Dasar (dalil)
hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. Hasil ini berdasarkan dialog nabi
2. Masalah yang akan diqiyaskan
Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz bin jabal, ketika Muadz diutus ke negeri Yaman. Nabi SAW, bertanya
3. Hukum yang terdapat pada dalil
kepada Muadz,” bagaimana kamu akan menetapkan hukum kalau dihadapkan pada satu masalah yang memerlukan penetapan
4. Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan
hukum?”, muadz menjawab, “Saya akan menetapkan hukumdengan Al Qur’an, Rasul bertanya lagi, “Seandainya tidak
ditemukan ketetapannya di dalam Al Qur’an?” Muadz menjawab, “Saya akan tetapkan dengan Hadits”. Rasul bertanya lagi,
“seandainya tidak engkau temukan ketetapannya dalam Al Qur’an dan Hadits”, Muadz menjawab” saya akan berijtihad dengan Bentuk Ijtihad yang lain
pendapat saya sendiri” kemudian, Rasulullah SAW menepuk-nepukkan bahu Muadz bi Jabal, tanda setuju. Kisah mengenai
Muadz ini menajdikan ijtihad sebagai dalil dalam menetapkan hukum Islam setelah Al Qur’an dan hadits.
Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi bebrapa syarat berikut ini:  Istihsan/Istislah, yaitu mentapkan hukum suatu perbuatan yang tidak dijelaskan secara kongret dalam Al Qur’an dan
hadits yang didasarkan atas kepentingan umum atau kemashlahatan umum atau unutk kepentingan keadilan
1. mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama yang bersangkutan dengan hukum  Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan telah ditetapkan suatu dalil, sampai ada dalil
2. memahami bahasa arab dengan segala kelengkapannya untuk menafsirkan Al Qur’an dan hadits lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut
3. mengetahui soal-soal ijma  Istidlal, yaitu menetapkan suatu hukum perbuatan yang tidak disebutkan secara kongkret dalam Al Qur’an dan hadits
4. menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah fiqih yang luas. dengan didasarkan karena telah menjadi adat istiadat atau kebiasaan masyarakat setempat. Termasuk dalam hal ini
ialah hukum-hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam. Adat istiadat dan hukum agama sebelum Islam bisa
diakui atau dibenarkan oleh Islam asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Al Qur’an dan hadits
Islam menghargai ijtihad, meskipun hasilnya salah, selama ijtihad itu dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Dalam hubungan ini Rasulullah SAW bersabda:  Maslahah mursalah, ialah maslahah yang sesuai dengan maksud syarak yang tidak diperoeh dari pengajaran dalil
‫طأ َ فَلَهُ اَجْ ٌر‬
َ ‫ان َو اِذَا َحك ََم َواجْ تَ َهدَ ث ُ َّم ا َ ْخ‬
ِ ‫اب فَلَهُ ا َ َج َر‬
َ ‫ص‬َ َ ‫)رواه البخارى و مسلم (اِذَا َحك ََم ْال َحاك َِم فَاجْ تَ َهدَ ث ُ َّم ا‬
secara langsung dan jelas dari maslahah itu. Contohnya seperti mengharuskan seorang tukang mengganti atau
Artinya: “Apabila seorang hakim dalam memutuskan perkara melakukan ijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya benar, maka ia membayar kerugian pada pemilik barang, karena kerusakan diluar kesepakatan yang telah ditetapkan.
memperoleh dua pahala dan apabila seorang hakim dalam memutuskan perkara ia melakukan ijtihad dan ternyata hasil  Al ‘Urf, ialah urursan yang disepakati oelh segolongan manusia dalam perkembangan hidupnya
ijtihadnya salah, maka ia memperoleh satu pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)  Zara’i, ialah pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk mencapai mashlahah atau untuk menghilangkan mudarat.

Islam bukan saja membolehkan adanya perbedaan pendapat sebagai hasil ijtihad, tetapi juga menegaskan bahwa adanya beda D. Pembagian Hukum dalam Islam
pendapat tersebut justru akan membawa rahmat dan kelapangan bagi umat manusia. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
Hukum dalam Islam ada lima yaitu: 1. Hukum yang tidak ada nas, baik secara qa’i (pasti) maupun zanni (dugaan), tetapi pada suatu masa telah sepakat
(ijma’) mujtahidin atas hukum-hukumnya
Seperti bagian kakek seperenam, dan batalnya perkawinan seorang muslimah dengan laki-laki non muslim. Di sini
1. Wajib, yaitu perintah yang harus dikerjakan. Jika perintah tersebut dipatuhi (dikerjakan), maka yang mebgerjakannya
tidak ada jalan untuk ijtihad, bahkan setiap muslim wajib mengakui untuk menjalankannya. Karena hukum yang telah
akan mendapat pahala, jika tidak dikerjakan maka ia akan berdosa
disepakati oleh mujtahdidin itu adalah hukum untuk seluruh umat, dan umat itu menurut Rasulullah SAW tidak akan
2. Sunah, yaitu anjuran. Jika dikerjakan dapat pahala, jika tidak dikerjakan tidak berdosa
sepakat atas sesuatu yang sesat. Mujtahidin merupakan ulil amri dalam mempertimbangkan, sedangkan Allah SWT
3. Haram, yaitu larangan keras. Kalau dikerjakan berdosa jika tidak dikerjakan atau ditinggalkan mendapat pahala,
menyuruh hambanya menaati ulil amri. Sungguhpun begitu, kita wajib betul-betul mengetahui bahwa pada huku itu
sebagaiman dijelaskan oleh nabi Muhammad SAW dalam sebuah haditsnya yang artinya:
telah terjadi ijma’ (sepakat) ulama mujtahidin. Bukan hanya semata-mata hanyan didasarkan pada sangkaan yang
Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki)
tidak berdasarkan penelitian.
Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya
2. Hukum yang tidak ada dari nas, baik qat’i ataupun zanni, dan tidak pula ada kesepakatan mujtahidin atas hukum itu.
kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu
Seperti yang banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqih mazhab. Hukum seperti ini adalah hasil pendapat seorang
tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati.
mujtahid. Pendapat menurut cara yang sesuai denngan akal pikirannya dan keadaan lingkungannya masing-masing
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
diwaktu terjadinya peristiwa itu. Hukum-hukum seperti itu tidak tetap, mungkin berubah dengan berubahnya keadaan
4. Makruh, yaitu larangan yang tidak keras. Kalau dilanggar tidak dihukum (tidak berdosa), dan jika ditinggalkan diberi
atau tinjauannya masing-masing. Maka mujtahid dimasa kini atau sesduahnya berhak membantah serta menetapkan
pahala
hukum yang lain. Sebagaimana mujtahid pertama telah memberi (menetapkan) hukum itu sebelumnya. Ia pun dapat
5. Mubah, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan. Kalau dikerjakan tidak berdosa, begitu juga
pula mengubah hukum itu dengan pendapatnya yang berbeda dengan tinjauan yang lain, setelah diselidiki dan diteliti
kalau ditinggalkan.
kembali pada pokok-pokok pertimbangannya. Hasil ijtihad seperti ini tidak wajib dijalankan oleh seluruh muslim.
Hanya wajib bagi mujtahid itu sendiri dan bagi orang-orang yang meminta fatwa kepadanya, selama pendapat itu
Dalil fiqih adalah Al Qur’an, hadits, ijma’ mujtahidin dan qiyas. Sebagian ulama menambahkan yaitu istihsan, istidlal, ‘urf dan belum diubahnya.
istishab.

Hukum-hukum itu ditinjau dari pengambilannya terdiri atas empat macam.

1. Hukum yang diambil dari nash yang tegas, yakni adanya dan maksudnya menunjukkan kepada hukum itu
Hukum seperti ini tetap, tidak berubah dan wajib dijalankan oleh seluruh kaum muslim, tidak seorangpun berhak
membantahnya. Seperti wajib shalat lima waktu, zakat, puasa, haji dan syarat syah jual beli dengan rela. Imam
syafi’ie berpendapat apabila ada ketentuan hukum dari Allah SWT, pada suatu kejadian, setiap muslim wajib
mengikutinya.
2. Hukum yang diambil dari nash yang tidak yakin maksudnya terhadap hukum-hukum itu.
Dalam hal seperti ini terbukalah jalan mujtahid untuk berijtihad dalam batas memahami nas itu. Para mujtahid boleh
mewujudkan hukum atau menguatkan salah satu hukum dengan ijtihadnya. Umpamanya boleh atau tidakkah khiar
majelis bagi dua orang yang berjual beli, dalam memahami hadits:

ِ َ‫ان بِ ْالخِ ي‬
ً ‫ار َما لَ ْم يَتَفَرَّ قا‬ ِ َ‫اَ ْلبَ ْيع‬

Dua orang yang jual beli boleh memilih antara meneruskan jual beli atau tidak selama keduanya belum berpisah. Kata
“berpisah” yang dimaksud dalam hadits ini mungkin berpisah badan atau pembicaraan, mungkin pula ijab dan kabul. Sperti
wajib menyapu semua kepala atau sebagian saja ketika wudhu’, dalam memahami ayat:

Artinya: “Dan sapulah kepalamu” (QS Al Maidah : 6)


Juga dalam memahami hadits tidak halal binatang yang disembelih karena semata-mata tidak membaca basmalah.

‫َما اَ ْن َه َر الدَّ َم َو ذ ُ ك َِر اِس َْم هللاِ َعلَ ْي ِه‬

Alat apapun yang dapat mengalirkan darah dan disebutkan padanya nama Allah.

Anda mungkin juga menyukai