Anda di halaman 1dari 8

ISSN- Cetak.

2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

EVALUASI PEMBERIAN OBAT DALAM


PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RSD IDAMAN KOTA
BANJARBARU

EVALUATION OF DRUG GIVING IN THE APPLICATION OF


PATIENT SAFETY IN LOCAL GENERAL HOSPITAL IDAMAN
BANJARBARU CITY
Mochammad Maulidie Alfiannor Saputera1, Asny Waty2, Erliza Rahmina1
1
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2
RSD Idaman Kota Banjarbaru
Email:mochammadsaputera16@gmail.com

Abstrak
Kesalahan dalam pemberian obat merupakan salah satu indikator dalam standar
pelayanan minimal farmasi rumah sakit.Penerapan patient safety dalam pemberian
obat memilikiperanan penting terhadap keselamatan pasien di rumah sakit. Tujuan
penelitian untuk mengetahui profil penerapan patient safety dalam pemberian obat
dan faktor apa saja yang mempengaruhi keselamatan pasien dalam pemberian
obat di RSD Idaman Kota Banjarbaru.Penelitian dilakukan dengan pengamatan
secara langsung pada penerapan patient safety dalam pemberian obat. Sampel
penelitian sebanyak 353 pasien rawat jalan dan menggunakan teknik Accidental
Sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi yang
berisi prinsip 5 benar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan patient
safety dalam pemberian obat di RSD Idaman Kota Banjarbaru telah dilaksanakan
100% pada prinsip benar pasien, benar obat, benar rute sertabenar waktu &
frekuensi, sedangkan prinsipbenar dosis/jumlah 91,2% telah dilakukan. Dapat
disimpulkan bahwa prinsip Benar Pasien, Benar Obat, Benar Rute dan Benar
Waktu & Frekuensi telah dilakukan dengan benar sesuai standar rumah sakit yaitu
100%. Sedangkan pada Benar Dosis/Jumlah hanya 91,2% yang telah dilakukan
dengan benar. Faktor yang menyebabkan masih adanya kesalahan dalam
pemberian obat yaitu kurangnya keberlanjutan dalam komunikasi antara petugas
farmasi dengan dokter dan kurangnya sosialisasi terkait SOP pemberian obat
prinsip 5 benar kepada dokter.
Kata kunci: evaluasi, patient safety, pemberian obat, prinsip benar.

Abstract
Oversight in drug administration is one of the indicators in hospital minimum
pharmacy service standards. The application of patient safety in drug
administration has an important role to the patient's safety in the hospital. The
objective of the study was to find out the patient safety application profile in drug
administration and any factors that influence patient safety in drug administration
at Local General Hospital Idaman Banjarbaru City. The study was conducted by
direct observation on the application of patient safety in drug administration. The
1
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

sample was 353 outpatients and using the Accidental Sampling technique. The
data were collected using an observation sheet containing the true 5 principles.
The results showed that the application of patient safety in drug administration in
Local General Hospital Idaman Banjarbaru City has been implemented 100% on
the correct principle of the patient, true medicine, true route and correct time &
frequency, while the principle of correct dose/amount of 91.2% has been done. It
can be concluded that the principles of True Patient, True Drugs, True Routes
and True Time & Frequency have been done correctly according to the hospital's
standard of 100%. While at True Dosage/Amount only 91.2% has been done
correctly. Factors that cause the existence of error in drug delivery is lack of
sustainability in communication between pharmacy officer with doctor and lack of
socialization related SOP giving principle 5 right to doctor.
keywords: evaluation, patient safety, administration of drug, principle of true.

PENDAHULUAN Data menunjukkan dalam laporan


Rumah sakit adalah institusi dari Institute Of Medicine (IOM) tahun
pelayanan kesehatan yang 2000 tentang KTD (adverse event) di
menyelenggarakan pelayanan kesehatan Rumah sakit kota Utah dan Colorado
perorangan secara paripurna dan wajib sebesar 2,9% dan 6,6% KTD berupa
menerapkan standarkeselamatan pasien meninggal dunia. Di kota New York
seperti yang telahdijelaskan pada PMK KTD (adverse event) sebesar 3,7% dan
No. 1691 tahun2011 (Kemenkes, 2011). 13,6% KTD berupa meninggal dunia.
Keselamatan pasien merupakanprioritas Angka kematian akibat KTD pada
utama yang harus dilaksanakanrumah pasien di Amerika adalah 33,6 juta di
sakit terkait dengan asuhankepada tahun 1997, di kota Utah dan Colorado
pasien, agar pasien menjadiaman serta berkisar 44.000, sementara di New
berkaitan juga dengan citrarumah sakit York 98.000 per tahun. Laporan
(Putri, 2015).World Health tersebut mencerminkan bahwa
Organization (WHO) melaporkan keselamatan pasien kurang diterapkan,
bahwa sampai saat ini masalah sehingga banyak kejadian tidak
keselamatan pasien rumah sakit masih diharapkan yang akhirnya menciptakan
menjadi masalah global (Anggraini dan pelayanan kesehatan yang kurang
Fatimah, 2015). bermutu (Astuti, 2013).

2
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

Depkes juga melaporkan insiden pemberian obat.Berdasarkan uraian


keselamatan pasien yang paling banyak tersebut maka diduga penerapan patient
terjadi di Indonesia adalah kesalahan safety dalam pemberian obat di RSD
pemberian obat. Kesalahan pemberian Idaman Kota Banjarbaru masih belum
obat menduduki peringkat pertama terlaksana dengan baik dalam prinsip
(24,8%) dari 10 besar insiden yang benar pemberian obat.
dilaporkan (Depkes, 2008). Tipe
kesalahan yang menyebabkan kematian METODELOGI
pada pasien meliputi 40,9% salah dosis, Jenis penelitian ini adalah
16% salah obat, dan 9,5% salah rute penelitian deskriptif dengan melakukan
pemberian. Kejadian ini akan terus pengamatan secara konkuren untuk
meningkat apabila tidak adanya mengevaluasi penerapan patient safety
kesadaran farmasi dalam melakukan dalam pemberian obat di RSD Idaman
pemberian obat sesuai dengan prinsip Kota Banjarbaru tahun 2017.
pemberian yang berlaku di rumah sakit Populasi pada penelitian ini
(Pranasari, 2016). adalah semua pasien rawat jalan yang
Studi pendahuluan yang dilakukan berkunjung ke RSD Idaman Kota
menunjukkan bahwa pelayanan Instalasi Banjarbaru pada bulan Mei - Juni 2017.
Farmasi RSD Idaman Kota Banjarbaru Sampel diambil menggunakan teknik
bersifat sentralisasi, dimana tidak pengambilan sampel Accidental
terdapat depo-depo farmasi yang dapat Sampling yaitu pasien yang kebetulan
membantu kegiatan pelayanan farmasi. bertemu dengan peneliti maka akan
Jumlah sumber daya manusia yang diambil sebagai sampel.
berperan dalam pelayanan kefarmasian
di RSD Idaman Kota Banjarbaru juga HASIL DAN PEMBAHASAN
belum memenuhi persyaratan dari Pengambilan sampel yang
Kemenkes sehingga kemungkinan dilakukan peneliti dengan cara
terjadinya kesalahan pemberian obat pengamatan langsung pada jam
semakin tinggi, kemudian di RSD pelayanan pasien rawat jalan yang
Idaman Kota Banjarbaru sampai saat ini berkaitan dengan prinsip 5 benar mulai
juga belum pernah melakukan penilaian dari jam 09.00 WITA sampai dengan
mutu berdasarkan prinsip benar dalam jam 14.30 WITA setiap hari.

3
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

Observasi Pemberian Obat. prinsip benar pasien 100%. Hasil


Hasil penelitian yang dilakukan evaluasi yang didapatadalah Apoteker
peneliti di RSD Idaman Kota danTenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
Banjarbaru untuk observasi pemberian selalu menanyakan identitas
obat menggunakan prinsip 5 benar namapasien kepada pasien atau keluarga
secara langsung ditampilkan dalam pasiensesuai dengan yang tertera pada
bentuk Tabel 1. resep sebelum menyerahkan obat.
Tabel 1. Distribusi & Frekuensi Pemberian Selain itu, petugas farmasi di RSD
Obat di RSD Idaman Kota Banjarbaru
Idaman Banjarbaru juga menanyakan
Tidak
Prinsip 5 Dilakukan
Dilakukan nomor antrian pasien dan poliklinik
Benar
f % F %
tempat pasien berobat sebelum
Benar Pasien 353 100 0 0
Benar Obat 353 100 0 0 menyerahkan obat kepada pasien, hal
Benar
Dosis/Jumlah
322 91,2 31 8,8 ini dilakukan untuk memastikan
Benar Rute 353 100 0 0 kembali bahwa obat yang akan
Benar Waktu
353 100 0 0 diberikan tersebut sudah benar untuk
& Frekuensi
Sumber: data primer pasien yang bersangkutan. Sehingga
Tabel 1menunjukkan bahwa pemberian dapat terpastikan benar.
penerapan patientsafety dalam Benar Obat
pemberian obat berdasarkan 5 Hasil menyatakan bahwa petugas
prinsipbenar di RSD Idaman Kota telah melakukan prinsip benar obat
Banjarbaru telah dilaksanakan 100% dengan persentase 100%. Hasil evaluasi
pada prinsip benar pasien, benar obat, yang didapat adalah petugas farmasi
benar rute sertabenar waktu & memberikan obat sesuai permintaan
frekuensi,sedangkan pada prinsipbenar dokter yang tertulis pada resep. Seluruh
dosis/jumlah 91,2% telah dilakukanpada petugasfarmasi dapat membaca resep
RSD Idaman Kota Banjarbaru. dengan baik. Apabila ada ketidakjelasan
Evaluasi Penerapan Patient Safety pada resep, petugasfarmasi
dalam Pemberian Obat di RSD akankonfirmasi pada dokter penulis
Idaman Kota Banjarbaru. resep. Petugas farmasi dalam
Benar Pasien menyiapkan obat selalu memastikan
Hasil menunjukkan bahwa nama obat sesuai dengan labelyang
petugas Farmasi sudah melakukan tertera pada keranjang obat, kemudian

4
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

petugas farmasi jugamengecek Daerah Idaman Kota Banjarbaru tahun


kembaliobat yang ada diresep dengan 2016. Hal itu juga diketahui oleh para
obat yang akan diserahkan, dokter penulis resep, akan tetapi mereka
sehinggapemberian dapat terpastikan sudah terbiasa menuliskan dengan
benar. jumlah yang salah tersebut.
Benar Dosis/Jumlah. Kemudian juga terdapat dosis
Hasil menunjukkan bahwa yang tidak sesuai dengan resep, dimana
petugas telah melakukan prinsip benar di resep tertulis 3 kali sehari 1 sendok
dosis/jumlah dengan persentase 91,2%. makan, sedangkan pada etiket obat di
Berdasarkan hasil penelitian terkait tuliskan 3 kali sehari 2 sendok obat.
dengan benar dosis didapatkanhasil Sedangkan pada literature menjelaskan
bahwa petugas farmasi sudah bahwa untuk takaran 1 sendok makan
memberikan dosisdan jumlah obat yang adalah 15 ml dan pada 1 sendok obat
sesuai dengan resep dokter serta adalah 5 ml. Menurut petugas farmasi di
karakteristik pasien,akan RSD Idaman Kota Banjarbaru
tetapiberdasarkan pengamatan menjelaskan bahwa mereka sudah
secaralangsung yang dilakukan oleh memberikan obat dengan dosis yang
peneliti yang ikutterlibat dalam sesuai dengan etiket obat tersebut,
penyerahan obat-obatan untuk karena jika diberikan 3 kali sehari 1
pasien,terdapat 31 resep yang dosis dan sendok makan, maka akan terjadi
jumlahnya tidak sesuai dengan resep overdosis. Petugas farmasi sudah
dokter. Dimana terdapat resep yang memberitahukan pada dokter penulis
obatnya hanya diberikan sebanyak 10 resep bahwa dosis tersebut salah, akan
tablet, sedangkan di resep diminta tetapi para dokter sudah terbiasa
sebanyak 30 tablet. Menurut petugas menuliskan 3 kali sehari 1 sendok
farmasi di RSD Idaman Kota makan tersebut.
Banjarbaru menjelaskan bahwa hal itu Benar Rute
karena kebijakan pembatasan Hasil menunjukkan bahwa
pemberian obat (restriksi) dari rumah petugas farmasi sudah melakukan
sakit sendiri yang harus memberikan prinsip benar rute 100 %. Berdasarkan
obat sesuai dengan Formularium hasil pengamatan peneliti didapatkan
Nasional dan Formularium Rumah Sakit hasil bahwa petugas farmasi di RSD

5
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

Idaman Kota Banjarbaru telah terkait waktu pemberian obat


memastikan rute pemberian obat dibandingkan dengan obat yang
danmenginformasikan ke pasien terkait seharusnya diberikan pada jam tersebut
dengan haltersebut. Hal ini sesuai diberikan bersamaan dengan terapi obat
dengan pemaparan dalam TheJoint berikutnya.
Commission (TJC), Benar rute Semakin patuh farmasi dalam
merupakanpemberian obat sesuai jalur memberikan obat sesuai prinsip waktu
yang diprogramkan dan dipastikan pemberian maka risiko kesalahan waktu
bahwa rute tersebut aman sesuaiuntuk pemberian obat akan menurun. Prinsip
pasien. ini akan menjadi salah satu indikator
Benar Waktu & Frekuensi. keberhasilan bagian prosedur pemberian
Hasil menunjukkan bahwa terapi pengobatan pasien. Prinsip ini
petugas telah melakukan prinsip benar jika dilakukan secara terus menerus
waktu &frekuensi 100%. Hasil evaluasi dengan komitmen farmasi terhadap
yang didapat adalah petugas selalu budaya patientsafety maka standar
menjelaskan waktu pemberian obat prosedur pengobatan akan tercapai
sesuai dengan yang tertera dalam resep, secara maksimal.
baik itu obat antibiotik maupun obat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
lainnya.Petugas selalu memastikan Patient Safety Dalam Pemberian Obat
bahwa antibiotik harus diminum sampai Menurut penelitian Virawan
habis agar pasien tidak resistensi (2012) menyebutkan bahwa faktor-
terhadap antibiotik tersebut, dimana jika faktor yang mempengaruhi keselamatan
obat harus diminum 3 kali sehari maka pasien antara lain faktor kegagalan
petugas menjelaskan pada pasien agar komunikasi, faktor kurangnya
diminum setiap 8 jam. pengetahuan/sosialiasi pada SDM,
Ketepatan waktu pemberian faktor kebijakan dan prosedur yang
kepada pasien akan menurunkan risiko tidak adekuat, dan faktor kondisi
terjadinya kesalahan dalam pengobatan lingkungan. Semua faktor tersebut
pasien. Misalkan, obat yang seharusnya menjadi faktor penentu terjadinya
diberikan pada jam 12 siang dan banyak kesalahan pemberian obat.
dikonsumsi sebelum makan sesuai resep Berdasarkan hasil penelitian maka
akan memberikan terapi yang tepat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

6
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

keselamatan pasien dalam pemberian Banjarbaru adalah kurangnya


obat di RSD Idaman Kota Banjarbaru kontinuitas dalam menjalin komunikasi
yaitu kurangnya kontinuitas dalam antara petugas farmasi dengan para
menjalin komunikasi antara petugas dokter dan kurangnya sosialisasi terkait
farmasi dengan dokter dan kurangnya SOP pemberian obat dengan prinsip 5
sosialisasi terkait SOP pemberian obat benar kepada dokter.
dengan prinsip 5 benar kepada dokter,
sehingga perlu dilakukan sosialisasi lagi UCAPAN TERIMAKASIH
kepada dokter khususnya tentang Ucapan terimakasih disampaikan
penulisan aturan pakai pada resep serta kepada pihak RSD Idaman Kota
pembatasan (restriksi) dan peresepan Banjarbaru yang telah bersedia
item obat maksimal dalam lembar resep memberikan izin melakukan penelitian
sesuai dengan standar menurut WHO sehingga terbentuknya jurnal penelitian.
dan Formularium Rumah Sakit Idaman
Kota Banjarbaru. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A.N., dan Fatimah, F.S.,
2015, Evaluasi Penerapan Patient
KESIMPULAN
Safetydalam Pemberian Obat di
Berdasarkan hasil penelitian yang Wilayah Kerja Puskesmas
Kasihan II Kabupaten Bantul
dilakukan dapat ditarik kesimpulan,
Yogyakarta, Jurnal Ners dan
hasil evaluasi penerapan patient safety Kebidanan Indonesia, Vol.3
No.3:162-168.
dalam pemberian obat di RSD Idaman
Kota Banjarbaru menunjukkan prinsip Astuti, T.P., 2013, Analisis Penerapan
Manajemen Pasien Safetydalam
Benar Pasien, Benar Obat, Benar Rute
Rangka Peningkatan Mutu
dan Benar Waktu & Frekuensi telah Pelayanan Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta Tahun
dilakukan dengan benar sesuai dengan
2013,Skripsi, Universitas
standar rumah sakit yaitu 100%. Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
Sedangkan pada Benar Dosis/Jumlah
hanya 91,2% yang telah dilakukan Depkes RI, 2008, Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dengan benar.Berdasarkan hasil
(Patient Safety)2nd ed, Jakarta.
penelitian, faktor-faktor yang
Kementerian Kesehatan RI, 2011,
mempengaruhi patient safety dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI
pemberian obat di RSD Idaman Kota Nomor 1691 Tahun 2011 tentang

7
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897

Keselamatan Pasien Rumah Sakit,


Jakarta.

Pranasari, R. (2016). Gambaran


pemberian obat dengan prinsip
tujuh benar oleh perawat di RSU
Pku Muhammadiyah Bantul.

Putri, Y.H.H., 2015, ‘Implementasi


Manajemen Keselamatan Pasien
(Pasien Safety) Dalam Usaha
Pencegahan Medication Error di
RSUD Dr. Moewardi Tahun
2015’, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.

Virawan, M.K., 2012, ‘Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Staf Perawat dan Staf Farmasi
Menggunakan Enam Benar Dalam
Menurunkan Kasus Kejadian
Yang Tidak Diharapkan dan
Kejadian Nyaris Cedera di Rumah
Sakit Umum Surya Husadha’,
Tesis, Universitas Indonesia,
Depok.

Anda mungkin juga menyukai