Anda di halaman 1dari 6

CARA MELESTARIKAN, MENINGKATKAN, DAN MENGEMBANGKAN

KETERSEDIAAN SUMBER AIR UNTUK AIR BERSIH SUPAYA BISA


DIGUNAKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA UNTUK DAERAH PERKOTAAN
DAN DAERAH PEDALAMAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Sistem Jaringan Perpipaan yang diampu oleh
Dr. Ir. Endang Purwati, MP

Oleh :

YASINTA SURYA MAHARANI 145060400111016

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2015
CARA MELESTARIKAN, MENINGKATKAN, DAN MENGEMBANGKAN
KETERSEDIAAN SUMBER AIR UNTUK AIR BERSIH SUPAYA BISA
DIGUNAKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA UNTUK DAERAH PERKOTAAN
DAN DAERAH PEDALAMAN

A. CARA MELESTARIKAN KETERSEDIAAN SUMBER AIR


a. Menampung air hujan untuk dimanfaatkan menyiram tanaman, mencuci kendaraan
b. Perangkat kamar mandi menggunakan shower, bukan berendam ataupun bak mandi
yang mengakibatkan banyak air yang terbuang. Dengan shower air bisa digunakan
sesuai keperluan mandi kita. Hemat. Catatan, bahwa membiarkan air mengucur
selama 4 menit akan membuang 20-40 galon air
c. Memastikan pipa-pipa air maupun keran air tidak bocor. Kebocoran membuat air
banyak terbuang. Satu tetes air perdetik yang bocor setahun akan terkumpul
menjadi 2700 galon air per tahun
d. Gunakan air minum dan es batu bekas untuk hewan maupun pemeliharaan tanaman
e. Tidak mencairkan bahan makanan beku menggunakan air, namun cukup dengan
mengeluakannya dari pendingin lebi awal
f. Air bekas cucian buah-buahan, sayuran dapat ditampung dan dipergunakan untuk
kebutuhan menyiram tanaman
g. Menghemat penggunaan air bersih
h. Membuang sampah pada tempatnya
i. Mengadakan pengolahan limbah secara benar
j. Menjalankan reboisasi agar hutan tetap terjaga kelestariannya
k. Mencegah penebangan pohon secara liar
l. Mengadakan sosialisasi tentang betapa pentingnya peranan air dalam kehidupan
umat manusia
m. Menghapus sistem penambangan secara liar tanpa mempertimbangkan
keseimbangan ekosistem
n. Membersihkan daerah sumber-sumber air bersih dari segala sampah
o. Menciptakan suatu lingkungan yang asri, dengan di mulai dari lingkungan rumah
kita sendiri
p. Menjaga stabilitas ketersediaan air bersih di dalam tanah.
B. CARA MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN SUMBER AIR
a. Saluran Irigasi Hemat Air
Peningkatan kebutuhan air pada daerah yang padat industri serta pada daerah
pertanian tidak merata di Indonesia padahal ketersediaan air melalui siklus n
tidakmerata pula. Oleh karena itu, untuk keseimbangan neraca air perlu
dikembangkan berbagi teknologi yang dapat menghemat pemankaian air.
 Saluran pendistribusian air yang efisien sehingga tingkat kebocoran dan
kehilangan air dapat dikurangi.
 Sistem pengairan sawah yang efisien, mengingat pada saat ini persawahan
merupakan pemakai air yang dominan.
 Sistem pengairan sawah secara konvensional yang boros air perlu diperbaiki
dan perlu dikembangkan teknik pengairan dengan system saluran atau pipa yang
hemat air.

b. Embung
Di daerah Indonesia yang relatif kering diterapkan teknologi konvensional yang
dapat dikembangkan dan ditingkatkan adalah aplikasi waduk kecil atau embung.
Embung (waduk kecil) merupakan bangunan penampung air berteknologi
sederhana dan berukuran kecil. Bangunan ini bermanfaat untuk mencukupi
kebutuhan air selama musim kemarau bagi penduduk, ternak, dan lading. Embung
juga mempunyai manfaat untuk konservasi lahan dan sumber daya air.
Bangunan ini sangat cocok dikembangkan di daerah yang mempunyai kondisi
alam sebagai berikut :
 Curak hujan sedikit dan berlangsung pendek, sedangkan musim kemarau
panjang (7-9 bulan/tahun)
 Topografi berbukit rapat dan dataran rendah sangat sempit sehingga sulit
mencari tempat untuk pembangunan waduk besar.
 Secara geologis batuan dasar umumnya bersifat lolos air.

c. Teknologi Bendungan Air Tanah


Kebutuhan air di daerah yang mempunyai curah hujan yang rendah dan musim
hujan yang pendek serta kondisi batuan dipermukaan yang tidak dapat menampung
air dapat ditanggulangi dengan alternatif teknologi membangun bendungan air
tanah.
Prinsip teknologi ini dengan penghadangan air tanah dibagian hilir dengan
teknologi grouting atau dinding diagfragma sehingga air tanah di bagian hulu akan
naik menjadi semacam bendungan air tanah. Dearah pantai penduduknya relative
padat dan pembangunan banyak mengalami kesulitan air tawar sehingga kebutuhan
air untuk hidup dan industri dibangun waduk muara yang diharapkan dapat
menampung air tawar. Oleh karena itu lokasinya di ujung paling hilir sungai maka
untuk mengembangkannya tidak dijumpai benturan kepentingan dalam
pemanfaatan air sungai.
Di samping untuk penyediaan air tawar bagi kebutuhan hidup penduduk pantai
dan industri, waduk semacam ini juga berfungsi untuk memperbaiki kualitas air
tambak yang cenderung terlalu asin, terutama di musim kemarau. Beberapa masalah
penting yang perlu dicermati adalah akumulasi polusi sungai yang terjadi dan
timbunan di atas tanah lunak.

d. Teknologi Pengairan Rawa dan Pantai


Wilayah pantai dan muara mempunyai berbagai macam potensi sumber daya
air yang telah dikembangkan selama PJP I sebagai berikut :
 Pengembangan daerah pasang surut untuk menunjang peningkatan produksi
pangan (irigasi pasang surut)
 Pengembangan budi daya perikanan (tambak)
 Pengembangan daerah wisata pantai
 Potensi muara sebagai waduk air tawar yang baru mulai dikembangkan pada
akhir Pelita V

e. Pengembangan Daerah Pasang Surut


Indonesia dengan potensi 35 juta ha lahan rawa merupakan potensi yang besar
bagi pengembangan pertanian opangan maupun pertanian tanaman keras untuk
alternatif sumber daya lahan.
Untuk itu pada PJP I telah dibangun 1,2 juta ha lahan pasang surut oleh
pemerintah untuk pertanian pangan yang menunjang program transmigrasi. Pada
Pelita VI ini pemerintah merencanakan pengembangan daerah rawa seluas 1,15 ha.
Beberapa masalah penting yang harus dicermati adalah sebagai berikut :
 Teknologi kontruksi bangunan pengairan, teknologi pembangunan jalan dan
pemukiman di tanah lunak serta teknologi air bersih bagi kebutuhan
penghuninya.
 Sistem pengairan yang tepat untuk irigasi pasang surut dan tambak sehingga
dapat mengatasi berbagai kendala antara lan kualitas.

f. Teknologi Hujan Buatan


Teknologi alternatif yang pemanfaatannya di Indonesia masih terbatas adalah
teknologi hujan buatan dengan penyemaian awan. Teknologi ini bertujuan untuk
mengantipasi kegagalan panen di musim kemarau dan kekurangan air baku untuk
bendungan-bendungan dengan cara mempercepat proses pertumbuhan awan
cumulus pada saat awal musim hujan untuk pencadangan kekeringan, dan pada
akhir musim hujan atau awal musim kemarau untuk mengatasi kekeringan.
Kriteria keadaan awan yang disemai adalah awan cumulus aktif, tinggi dasar
awan maksimum 1250 m dan tebal awan berkisar antara 1500 m sampai dengan
3000 m. Kualifikasi kerapatan antara awan tebal dan medium, pergerakan awan
diperkirakan akan masuk dalam target. Operasi metode ini memerlukan alat
pemantau data cuaca. Alat ini terdiri atas radio sonde, balon karet, penerima gambar
satelit, penerima data isator, alat curah hujan, duga muka air, dan klimatologi.

g. Teknologi Pengairan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah


Berbagi teknologi tepat guna dan teknologi sederhana telah dikembangkan oleh
Departemen PU untuk di aplikasikan bagi masyarakat miskin dan masyarakat
terpencil.
 Pengembangan teknologi dan aplikasi pembangkit listrik mikro hidro pada
jaringan irigasi sebagai salah satu upaya menunjang program energy bagi
masyarakat miskin pada daerah pertanian.
 Pengembangan teknologi penyediaan air bersih dengan teknik slow sand filter
yang terpadu dengan jaringan irigasi sehingga dapat menunjang program
kesehatan bagi masyarakat miskin di daerah pertanian.
 Pengembangan pompa air tenaga surya dan tenaga angin untuk keperluan
penyediaan air bagi keperluan masyarakat miskin di daerah pertanian dan
daerah terpencil.
 Paket pengolahan air minum dengan ukuran keluarga atau kelompok
pemukiman pada daerah kota yang belum terjangkau jaringan air bersih dan
daerah pertanian serta daerah terpencil.
 Pengembangan teknologi prasarana transportasi air pada daerah pasang surut.

Anda mungkin juga menyukai