Tugas Pembuatan Sampan
Tugas Pembuatan Sampan
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA :
Dosen Pembimbing
BAB II
PEMBAHASA
2.1 Metode pembuatan sampan
Metode pembuatan sampan FRP Fiberglass Reinforc (FRP) merupakan bahan
dasar yang digunakan dalam pembuatan perahu cadik yang dilakukan di Cisolok
Sukabumi. FRP digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sampan karena
FRP awet dan mudah dalam perawatannya. Pertimbangan tersebut diambil karena
saat ini harga kayu yang melambung sehingga dalam pembuatan sampan dari bahan
kayu mahal harganya. Oleh karena itu bahan FRP menjadi pilihan sebagai pengganti
bahan kayu sebagai bahan utama dalam pembuatan sampanu. Perahu cadik dari
bahan FRP yang ada di Cisolok Sukabumi berasal dari Cilacap Jawa Tengah, karena
nelayan dari Cilacap yang membawa perahu dengan bahan dasar FRP ini. Nelayan
Cisolok Biasanya membeli sampan bekas dengan LOA ± 9 m dari nelayan Cilacap
yang beroperasi di daerah peraiaran Sukabumi, karena harga yang ditawarkan lebih
murah yakni ± 8 juta rupiah dibandingkan dengan membeli baru seharga Rp belum
ditambah biaya ongkos kirim dari Cilacap ke Cisolok. Oleh karena itu untuk
mempermudah pengadaan perahu pihak kelurahan Cisolok meminta bantuan kepada
pihak LPPM selaku perwakilan dari IPB. Perahu cadik terbuat dari bahan dasar
Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) di Desa Cikahuripan. Perahu tersebut dibuat
dengan sistem cetakan permanen yang dapat digunakan berulang kali. Pembuatan
cetakan dicetak dari perahu yang telah beroperasi di perairan sekitar Sukabumi.
Resin yang digunakan merupakan resin jenis polyester orthophthalic. Resin jenis ini
sangat tahan terhadap proses korosi air laut dan asam encer (Djaya, 2008b). Di
dalam pembuatan cetakan perahu dengan pembuatan sampan kebutuhan resin
berbeda. Hal ini disebabkan pada pembuatan cetakan woven roving yang
dibutuhkan kurang, sehingga terdapat bagian cetakan yang tidak terkena woven
roving. Selain itu pada pembuatan cetakan lapisan luar tidak dilapisi dengan gelcoat
kembali sehingga bagian luar terlihat kasar dan mengurangi kebutuhan resin. Serat
gelas yang digunakan dalam poses pembuatannya merupakan serta tipe E-glass
(electrical glass), karena bahan ini yang banyak digunakan untuk pembangunan
perahu dari fiberglass.ement Plastic
2.2 Proses polimerisasi
proses polimerisasi pada larutan polyester. Resin polyester juga bisa berubah
dari bentuk cair menjadi bentuk padat karena pengaruh lingkungan luar yang
berlangsung secara menerus dalam jangka waktu yang lama. Untuk mencegah
proses ini biasanya kedalam larutan resin polyester tersebut ditambahkan zat
inhibitor. Kualitas fisik FRP ditentukan oleh tipe dan jumlah penguatan gelas yang
digunakan, dengan penggunaan kombinasi yang berbeda dari jumlah dan tipe
penguatan, tingkat kualitas fisik dapat bervariasi Bahan pendukung Pada proses
pembuatan laminasi ada beberapa material pendukung yang berpengaruh terhadap
karakteristik laminasi sehingga perlu diketahui fungsi, komposisi dan pengaruh dari
masing-masing bahan pendukung tersebut diantaranya: 1) Katalis (Catalyst) Katalis
berfungsi untuk memulai proses awal perubahan bentuk resin dari cair menjadi
padat (polymerization) pada temperature kamar (27 Celcius). Umumnya pemberian
katalis ini adalah sekitar 0.5 4% dari fraksi volume resin. Misalnya pemberian
katalis 2% maka resin akan mengalami proses perubahan dari cair ke bentuk agar
(gel) sekitar 15 menit pada suhu 27 C. Katalis ini tidak berfungsi bila bercampur
dengan air, katalis yang umum dipakai untuk polyester resin adalah Metil Ethyl
Keton Peroksida (MEKP). 2) Accelerator (Promotor) Accelerator adalah bahan
pendukung yang berfungsi supaya katalis dan polyester resin dapat berpolymerisasi
pada temperatur kamar dengan waktu relatif lebih cepat, dalam hal ini proses
polimerisasi terjadi tanpa adanya pemberian panas dari luar. Adapun promotor ini
paling tinggi 1% dari fraksi volume resin polyester. Promotor yang sering
digunakan adalah Cobalt naphthenate. Untuk bangunan kapal promotor biasanya
sudah langsung dicampur pada resin polyester (diproses oleh produsen resin)
misalnya polyester resin SHCP 268 BQTN dan Yukalac 157 BQTN EX.
2.3 Bahan
Sterin merupakan bahan pendukung berupa cairan encer bening tidak
berwarna yang berfungsi untuk mengencerkan. Adapun penambahan sterin ini
adalah sekitar 35-40% dari fraksi volume resin yang akan diencerkan. 4) Gelcoat
Gelcoat termasuk salah satu jenis resin polyester dan fungsi utamanya yaitu sebagai
lapisan pelindung laminasi kulit FRP dari goresan atau gesekan benda keras pada
permukaan kulit, lapisan gelcoat merupakan lapisan terluar dari laminasi maka
sebaiknya resin gelcoat (misalnya jenis gelcoat yang dipakai gelcoat 2141 TEX)
mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap pengaruh cuaca/ lingkungan luar.
Pada lapisan luar gelcoat ini diberi pewarna (pigmen) dan pemberian campuran zat
pewarna tidak boleh lebih dari 15% dari resin gelcoat dengan ketebalan maksimum
15µ merupakan permukaan yang berhubungan langsung dengan cetakan (mold) saat
proses laminasi. 5) Pigmen (pewarna) Pigmen (pewarna) adalah campuran yang
digunakan untuk memberikan warna pada lapisan luar yang dikehendaki yang
dicampurkan pada gelcoat, misalnya: Pigmen white super, pigmen color. 6) Parafin
Parafin adalah cairan yang berfungsi memberikan kesan cerah pada gelcoat yang
telah diberi pigmen, pemakaiannya sedikit hampir sama dengan cobalt. 7) Lapisan
pelepas (mold release) Lapisan pelepas (mold release) merupakan lapisan yang
berfungsi untuk mencegah laminasi tidak lengket dengan cetakan. Lapisan ini yang
umum digunakan yaitu untuk lapisan pertama adalah mold release wax (misalnya
mirror glaze) dan lapisan berikutnya PVA. 8) Talk Talk yaitu sejenis bubuk kapur
yang dapat berfungsi sebagai dempul setelah dicampur dengan resin dan katalis.
Katalis dan akselerator tidak pernah boleh dicampur langsung secara bersamaan,
karena komponen ini dapat meledak (Rocca, 1967).
ringan serta kemampuan menahan resapan air sangat tinggi, sehingga sangat
cocok untuk bangunan kapal. Salah satu contoh pemakaian PVC yaitu pemakaian
pipa PVC setengah lingkaran untuk penegar sekat ruang tali induk kapal ikan tuna
20 ton. Di negara maju (USA) dipakai Divinycell H Grade buatan Barracuda
Tecnologies dimana material ini bisa digunakan pada temperatur -2000C s/d 700 C,
material Divinycell ini terdiri dari dua type yaitu: Plate score dan grade score,
dimana plate score ini berupa lembaran Divinycell menerus seperti plat datar
sedangkan grade score berupa lembaran Divinycell dengan potongan celah yang
saling tegak lurus. Tujuan dari pemberian celah pada lembaran Divinycell ini yaitu
untuk memudahkan lembaran Divinycell mengikuti bentuk kurva (konstruksi
kapal). Bahan pengisi celah pada Divinycell tipe grade score yang umum dipakai
adalah divilette. Divilette yang dipakai untuk bangunan kapal yaitu Divilette 600
dengan data teknis sebagai berikut: Kekuatan tarik : 10 MPa Modulus Elastisitas :
1000 MPa Water absorption : 80 mg Elongation at Break : 3 % Liner shrinkage : 1.2
% 6) Honeycomb Cell Paper merupakan lapisan pengisi diantara dua laminasi kulit
fiberglass dan diantara laminasi kulit tersebut dibatasi oleh lapisan tipis adhesive
film. Honeycomb Cell Paper ini umumnya terbuat dari aluminium sehingga sangat
ringan, namun ketahanan terhadap pengaruh lingkungan korosif sangat rendah
sehingga kerusakan akibat korosi sangat dominan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pembangunan sampan FRP di PPI Cisolok sukabumi dengan sistem
cetakan, bentuk konstruksi cetakan sampan dibuat menggunakan plug dari sampan
FRP yang telah ada dan beroperasi di perairan sekitar teluk. Tahapan pembuatan
cetakan dengan sistem cetak dimulai dari persiapan model sampan, laminasi badan
cetakan, pelepasan cetakan, dan tahap penyelesaian (finishing). Pembuatan badan
cetakan dengan cara laminasi diawali dengan pelapisan gelcoat, pelapisan mat 300,
pelapisan woven roving 800, pemasangan rangka kayu, dan pelapisan mat 400. (2)
Proses pembuatan sampan dengan cara mencetak sampan dari cetakan yang telah
dibuat sebelumnya. Tahapan pembuatan sampan dimulaii dengan persiapan,
pemasangan nama perahu, pembuatan badan sampan, pelepasan, pengerjaan kayu,
dan penyelesaian. Pembuatan badan sampan sama seperti pembuatan cetakan yaitu
dengan teknik laminasi hanya saja pelapisannya berbeda. Laminasi pembuatan
sampan diawali dengan pelapisan gelcoat, pelapisan mat 300, pelapisan mat 400,
pelapisan woven roving 800, pengerjaan kayu yang dilapisi mat dan pelapisan
gelcoat. (3) Faktor-faktor yang menentukan besar biaya pembangunan perahu antara
lain biaya material (FRP dan non-frp), biaya transportasi untuk pembelian material
FRP dan upah tenaga kerja. (4) Biaya produksi untuk satu buah perahu dengan
ukuran CUNO 6,73 m 3 di desa Cikahuripan Sukabumi sebesar Rp dengan harga
jual sebesar Rp dengan keuntungan yang diperoleh Rp Berdasarkan CUNO, biaya
produksi perahu di desa Cikahuripan Sukabumi sebesar Rp /CUNO. (5) Usaha
pembuatan sampan cadik dari bahan fiberglass reinforcement plastic (FRP) di desa
Cikahuripan Cisolok Sukabumi memberikan keuntungan sebesar Rp jika penjualan
dilakukan beserta dengan penjualan mesin, dengan payback period selama 3,2 tahun
atau 39 bulan.
3.2 Saran