Anda di halaman 1dari 43

-1-

PANDUAN
OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT)
RSIA TANJUNGSARI
TAHUN 2019

Jalan Mahakam no 147-149 Kota Blitar


Telp : (0342) 4559741
Email : rsia.tanjungsari.blitar@gmail.com
-2-

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TANJUNGSARI

NOMOR

TENTANG

PANDUAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


TANJUNGSARI

Menimbang : a) Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu


pelayanan kesehatan perlu menjamin
aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, dan
bermutu;
b) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Direktur tentang Panduan Obat yang
Perlu Diwaspadai

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 58/Menkes/Per/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit;

4. Keputusan Direktur PT Bunda Subaga


Tanjungsari Blitar Nomor 005/BST/SK/VII/2017
tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak Tanjungsari.

5. Keputusan Direktur PT Bunda Subaga


-3-

Tanjungsari Blitar Nomor


005.1/BST/SK/VII/2017 tentang Struktur
Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak
Tanjungsari.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN

ANAK TENTANG PANDUAN OBAT YANG PERLU


DIWASAPADAI (HIGH ALERT)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengansediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
4. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau
dokter gigi,kepada apoteker, baik dalam bentuk
paper maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
yang berlaku.
5. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat
-4-

tradisional dan kosmetika


6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
7. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin
dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
8. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan
yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai
(single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang- undangan.
9. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional
yang menyelenggarakan seluruh kegiatan
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
10.Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker.
11.Apoteker harus terdaftar di Kementerian Kesehatan
dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker
(STRA), memiliki sertifikat kompetensi apoteker
dan memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA).
12.Apoteker melakukan supervisi sesuai dengan
penugasannya.
13.Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
-5-

BAB II
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI, ALAT
KESEHATAN, DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

Pasal 2
1. Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang disimpan diluar
Instalasi Farmasi (floor stock, box emergency, tas
emergency, dan troly emergency) dikelola dan
dimonitor oleh Instalasi Farmasi dengan supervisi
Apoteker.
2. Unit/instalasi yang memiliki box/troly/tas
emergency adalah IGD,Kamar bersalin,kamar
operasi, Perinatology,HCU, IGD, dan Pusat bidan
jaga.
BAB III
PENYIMPANAN OBAT RESIKO TINGGI (HIGH
ALERT)

Pasal 3
Penyimpanan obat-obat High Alert dikelola dan
dipantau berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
rumah sakit.

Pasal 4
Prosedur penanganan High Alert dilakukan dengan
aman dan hati- hati selama penyediaan,
penyimpanan, penataan, penyiapan, dan
penggunaan obat.

Pasal 5
Obat-obat High Alert diberi stiker penanda sesuai
dengan jenisnya serta disimpan di Instalasi Farmasi
dilakukan di rak secara terpisah, tersorot lampu, dan
-6-

dibatasi dengan label berwarna merah.

BAB IV

PENYIMPANAN ELEKTROLIT KONSENTRAT

Pasal 5

Penyimpanan obat elektrolit konsentrat di Instalasi


Farmasi diberi stiker “High Alert”, “Encerkan”, dan
“LASA”. Obat disimpan secara terpisah, tersorot
lampu, dan dibatasi dengan label berwarna merah.

Pasal 6
Elektrolit konsentrat dilarang disimpan di unit
perawatan

BAB V

PENYIMPANAN OBAT LASA

Pasal 8

Sediaan farmasi yang penampilan dan penamaan


yang mirip / Look Alike Sound Alike (LASA) tidak
ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan
khusus yakni stiker LASA untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengambilan obat.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 9

Ketentuan lebih lanjut mengenai Panduan Obat yang


Diwaspadai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
sampai dengan Pasal 8 tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
-7-

peraturan direktu ini.

Pasal 10Peraturan direktur ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di...................
Pada tanggal....................
Direktur,

dr.Gabriel Arni Sabbatina


LAMPIRANPERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
TANJUNGSARI
NOMOR......................TENTANG
PANDUAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI

BAB I
-8-

PENDAHULUAN
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan pasien, bahkan
bahayanya dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pasien, terutama
obat yang perlu diwaspadai. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang
mengandung risiko yang meningkat bila kita salah menggunakan dan dapat
menimbulkan kerugian besar pada pasien.

Obat yang perlu diwaspadai terdiri atas :

1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
2. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya magnesium sulfat 40% dan calcium
gluconas).

Ada banyak obat yang termasuk dalam kelompok NORUM. Nama-nama yang
membingungkan ini umumnya menjadi sebab terjadi medication error di
seluruh dunia. Penyebab hal ini adalah :
1. Pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai
2. Ada produk baru
3. Kemasan dan label sama
4. Indikasi klinik sama
5. Bentuk, dosis, dan aturan pakai sama.
6. Terjadi salah pengertian waktu memberikan perintah.

Kesalahan dapat terjadi jika petugas tidak memperoleh orientasi cukup baik di
unit perawatan pasien dan apabila perawat tidak memperoleh orientasi cukup
atau saat keadaan darurat. Cara paling efektif untuk mengurangi atau
menghilangkan kejadian ini adalah dengan menetapkan proses untuk
mengelola obat yang perlu diwaspadai dan memindahkan elektrolit konsentrat
dari area layanan perawatan pasien ke unit farmasi.

Rumah sakit membuat daftar semua obat high alert dari kepustakaan Institute
for Safe Health Medication Practices (ISMP), Kementerian Kesehatan, dan
-9-

lainnya. Obat-obat ini dikelola sedemikian rupa untuk menghindari


kekuranghati-hatian dalam menyimpan, menata, dan menggunakannya
termasuk administrasinya, contoh dengan memberi label atau petunjuk
tentang cara menggunakan obat dengan benar pada obat-obat high alert.
Untuk meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai, rumah sakit perlu
menetapkan risiko spesifik dari setiap obat dengan tetap memperhatikan
aspek peresepan, menyimpan, menyiapkan, mencatat, menggunakan, serta
monitoringnya.

BAB II
-10-

RUANG LINGKUP

1. Panduan ini ditetapkan pada obat-obatan yang ditetapkan sebagai obat yang
perlu diwaspadai di Rumah Sakit Ibu dan Anak Tanjungsari.
2. Pelaksana panduan ini adalah seluruh karyawan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Tanjungsari.

BAB III
-11-

TATA LAKSANA

3.1 Prosedur Penanganan High Alert


Prosedur penanganan high alert dilakukan dengan aman dan hati-hati selama
penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan, dan penggunaan obat.

1.1. Penyediaan

1.1.a. Penyediaan obat High Alert dari distributor resmi yang diterima
gudang farmasi segera disimpan dan ditata sesuai dengan yang
dipersyaratkan.

1.2. Penyimpanan

1.2.a. Penyimpanan obat-obat High Alert dikelola dan dipantau


berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.

1.2.b. Semua obat high alert dilabeli dengan stiker penanda sesuai
dengan jenisnya seperti yang tertera pada tabel 3.1.

No Stiker Keterangan
1.
HIGH ALERT High Alert : berbentuk segienam warna
merah dengan tepian warna hitam dan
bertuliskan “HIGH ALERT”
2.
LA S A LASA : kotak warna kuning dengan
tepian warna hitam bertuliskan “LASA”
3.
HARUS Elektrolit pekat : kotak merah dengan
DIENCERKAN tepian warna hitam bertuliskan
“HARUS DIENCERKAN”
-12-

1.2.c. Tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan


dipisahkan dengan obat- obatan rutin lainnya.Jika obat high alert harus
disimpan di area perawatan pasien, maka obat diberikan label
peringatan “High Alert” dan dimasukkan dalam box / troly / kit
emergency yang aplikatif.

1.2.d. Setiap box/ troly / kit emergency yang berisi high alert harus
diberi label pengingat high alert agar perawat pasien menjadi waspada
dan berhati-hati dengan high alert.

1.2.e. Infus intravena high alert harus diberikan label yang jelas
dengan menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.

1.2.f. Penyimpanan obat elektrolit konsentrat di Instalasi Farmasi


diberi stiker “High Alert”, “harus Encerkan”, dan “LASA”. Obat disimpan
secara terpisah, tersorot lampu, dan dibatasi dengan label berwarna
merah.

1.2.g. Elektrolit konsentrat dilarang disimpan di unit perawata

1.3. Penataan

1.3.a. Obat-obat high risk dan High Alert diberi stiker penanda sesuai
dengan jenisnya serta disimpan di Instalasi Farmasi dilakukan di rak
secara terpisah,tersorot lampu, dan dibatasi dengan label berwarna
merah.

1.3.b Sediaan farmasi yang penampilan dan penamaan yang mirip /


Look Alike Sound Alike (LASA) tidak ditempatkan berdekatan dan
harus diberi penandaan khusus yakni stiker LASA untuk mencegah
terjadinya kesalahanpengambilan obat.

1.4. Penyiapan

Penyiapan obat high alert harus selalu dilakukan pengecekan ganda.


-13-

Pengecekan bertujuan untuk mengidentifikasi obat-obatan yang


memerlukan verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas kesehatan
lainnya (sebagai orang kedua) sebelum memberikan obat dengan
tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi. Pengecekan ganda
diperlukan sebelum memberikan high alert, saat pergantian jadwal
penjagaan pasien, dan saat melakukan transfer pasien.

Pengecekan High Alert meliputi :

1.4.a. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang


berwenang untuk menyiapkan obat-obatan, antara lain : ahli farmasi.
1.4.b. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang
berwenang, teknisi atau perawat lainnya (petugas tidak boleh
sama dengan pengecek pertama).

Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi oleh


orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut :

1. Setiap akan memberikan injeksi obat

2. Saat terapi inisial

3. Saat terdapat perubahan konsentrasi obat

4. Saat pemberian bolus

5. Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien

6. Setiap terjadi perubahan dosis obat

7. Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi


dari dokter

Pada situasi “emergency”, di mana pelabelan dan prosedur


pengecekan ganda dapat menghambat menunda penatalaksanaan dan
berdampak negatif terhadap pasien,perawat atau dokter pertama-tama
harus menentukan dan memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-
benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian
rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi
obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.

Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi dan dilakukan


-14-

peninjauan ulang oleh apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang


belum diberikan. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang
oleh apoteker untuk mengetahui indikasi penggunaan dosis
ekstra.

1.5. Penggunaan obat

1.5.a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-


check) terhadap semua high alert sebelum diberikan kepada
pasien dengan mengisi daftar tilik obat.

1.5.b. Sesaat sebelum memberikan obat, identifikasi pasien dengan


benar oleh perawat, serta beritahukan kepada pasien menge-
nai nama obat yang diberikan, dosis, dan tujuannya ( pasien
dapat juga berperan sebagai pengecek,jika memungkinkan).

1.5.c. Semua pemberian high alert intravena dan bersifat kontinyu


harus diberikan melalui pompa infus IV, pengecualian dapat
diberikan pada pasien risiko tinggi mengalami kelebihan cairan
seperti ascites, edema anasarka, edema tungkai.

1.5.d Pastikan infus obat berada pada jalur/selang yang benar dan
lakukan pengecekan selang infus mulai dari larutan/cairan infus,
pompa, hingga tempat insersi selang. Jika pada infusion pump,
pastikan terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat,
termasuk ketepatan data berat badan pasien.

1.5.e Setiap selang infus harus diberi label dengan nama obat yang
diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa
untuk mempermudah identifikasi dan meminimalkan kesalahan.

1.5.f Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur


pengecekan ganda dapat menghambat/ menunda
penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama- tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat
emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa
sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi
-15-

obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.

1.5.g Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi dan


dilakukan peninjauan ulang oleh apoteker apakah terjadi
kesalahan obat yang belum diberikan.

1.5.h Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk
mengetahui indikasi penggunaan dosis ekstra.

1.5.i Dilakukan pencatatan pada rekam medis dan lembar daftar


pemberian obat pasien oleh perawat.

3.2 Daftar Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert)

NO GOLONGAN NAMA GENERIK BENTUK NAMA KEKUATAN


SEDIAAN DAGANG
1 Narkotika Codein + Syrup Codipront Sirup Codein
Phenyltoloxamin 60ml 11,11mg,
Phenyltoloxam
in 3,67 Mg
Fentanyl Injeksi Fentanyl Fentanyl
Dihidrogenum
Citrate
0,0785mg(Equ
iv 0,05mg
Base) Per 1ml
Pethidin Injeksi Pethidin Pethidin Hcl
50mg/Ml
2 Psikotropika Chlordiazepoksida Tablet Braxidin Chlordiazepok
sida 5mg,
Clidinium
Bromide
2,5mg
Sanmag -Mg Trisilicate
325 Mg
-Al(OH)3
Colloidal 325
Mg
-Papaverine
Hcl 30 Mg
-
Chlordiazepoxi
de Hcl 5 Mg
-Vitamin B1 2
Mg
-16-

-Vitamin B2 1
Mg
-Vitamin B6
0.5 Mg
-Vitamin B12
1 Mcg
-Niacinamide 5
Mg
-Ca
Pantothenate 1
Mg

Midazolam Injeksi Fortanest Midazolam


5mg/Ml
Rectal Stesolid Diazepam
Diazepam 5mg/ Tube
Kaplet Analsik Methampyron
500mg,
Diazepam 2mg
Injeksi Valisanbe Diazepam
5mg
Tablet Valisanbe Diazepam
2mg, 5mg
Phenobarbital Injeksi Sibital Phenobarbital
200mg/2ml
3 Vasokonstriksi Ephineprin Injeksi Ephineprin Ephineprin
Base 1mg/Ml
4 Anti Trombosit Heparin Injeksi Inviclot Heparin Na
5.000i.U
Clopidogrel Tablet Clopidogrel Clopidogrel
75 Mg
5 Anti Diabetes Metformin Tablet Metformin Metformin
Oral 500mg
6 Obat Jantung Digoxin Tablet Digoxin Digoxin
0,25mg
Dopamin Injeksi Dopamin Dopamin
Giulini Hidrochloride
20mg/Ml
7 Obat Anastesi Bupivacain Injeksi Bunascan Bupivacain
Hcl 5mg/Ml
Ketamin Injeksi Ktm Ketamin
100mg
Lidocain Injeksi Lidocain 2% Lidocain
20mg/Ml
-17-

Pehacain Lidocaine Hcl


20mg/Ml
Epinephrine
0,0125mg/Ml
Propofol Injeksi Diprivan 1% Propofol
W/V 10mg/Ml
Proanes
8 Anti Epilepsi Phenytoin Na Injeksi Natrium Phenytoin Na
Tablet Phenytoin 50mg/Ml
9 Obat Hormon Oxytocin Injeksi Syntocinon Syntocinon 10
Iu/Ml

Daftar Obat “LASA”

DAFTAR OBAT YANG MEMILIKI RUPA MIRIP LOOK-A LIKE


1 Nobor Norestil
2 Alco Dmp Syrup Alco Plus Syrup
3 Ranivel Syrup Monel Syr
4 Cefadroxil 500mg Kapsul Cefixim 500 Mg Kapsul
5 Cefotaxim Ceftriaxon
6 Dexametason inj Salticin Inj
7 Kalmicetin salep Mycoral cr
8 Dopamin inj Dobutamin inj

DAFTAR OBAT YANG NAMANYA SAMA TAPI KEKUATAN BEDA SOUND-ALIKE


1 Acyclovir 200mg Acyclovir 400mg
2 Genoint Salep Mata Genoint Salep Kulit
3 Hydrocortison 1% Hydrocortison 2,5%
4 Ondancentron 4mg tab Ondancentron 8mg tab
5 Ondancentron 4mg inj Ondancentron 8mg inj
6 Thiamycin Ds Thiamycin Forte Ds
7 Monell Drop Monel Syrup
8 Clabat Ds Clabat Forte Ds
-18-

Daftar Obat “Elektrolit Konsentrat”


1 Elektrolit Konsentrat Magnesium Injeksi MgSO4 40 (40%
Sulfat Magnesium
Sulfate Injection
U.S.P.i.m)
MgSO4 20 (20%
Magnesium
Sulfate Injection
U.S.P.i.v)
Dextrose Injeksi D40 (40%
Dextrose
Injection U.S.P)
Calcium Injeksi Calcium
Glucoanate Glucoanate

3.3 Keterangan Obat High Alert

3.1. Agonis Adrenergik IV

3.1.a. Ephinefrin
Ephinefrin memiliki efek alfa adrenergik dan beta adrenergik serta efek
inotroik dan kronotropik yang poten. Pada dosis tinggi mempunya
pengaruh sebagai vasopressor. Indikasi :
- Semua kasus henti jantung
- Bradikardi simtomatis dapat dipertimbangkan setelah pemberian
atropin dan alternative dopamine
- Hipotensi berat dan bradikardi dapat digunakan dengan pacing dan
atrofin.
- Anafilaksis dan reaksi alergi berat yang dikombinasikan
dengan cairan, kortikosteroid, dan antihistamin.
Perhatian :

- Peningkatan tekanan darah dan denyut, menigkatkan kebutuhan O2


miokard yang akan mengakibatkan iskemia miokard,dan kejadian
angina.
- Dosis tinggi tidak meningkatkan keluaran neurologik dan angka
kehidupan, tetapi dapat mengakibatkan disfungsi miokard pasca
resusitasi.
-19-

- Dosis yang lebih besar dapat digunakan untuk mengatasi syok yang
disebabkan obat/ racun.
Cara pemberian :

- Kasus henti jantung

Epinefri (100 µg/mL) dalam dosis 10 mL melalui injeksi intravena,


dianjurkan pemberian melalui pembuluh darah sentral. Jika melalui
perifer, obat harus dilarutkan sekurangnya dalam 20 mL larutan
injeksi NaCl 0,9% (agar dapat memasuki sirkulasi pusat).
- Kasus bradikardia/ hipotensi
berat Dosis inisial 0,1-0,5
mcg/ kgBB/ menit
(untuk pasien dengan BB 70 kg = 7-35mcg/menit.)

- Kasus overdosis obat-obat golongan beta blocker atau calcium chanel


blocker diberikan dosis yang lebih tinggi injeksi intravena 0,2 mg/
kgBB.

3.2. Antagonis kolinergik


3.2.a Atropin sulfat
indikasi :
- Obat utama pada sinus bradikardi simtomatik.
- Dapat efektif pada AV block pada lvel nodal atau asistol ventricular.
Tidak efektif pada blok infranodal (mobitz tipe 2) dan AV block
derajat 3.
- Penggunaan rutin pada kasus PEA tidak tampak memberikan
manfaat. Perhatian :
- Diperlukan dosis yang lebih besar pada kasus keracunan
organofosfat.
- Hati-hati pemberian pada hipoksia dan iskemia karena dapat
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.
- Kurang efektif pada bradikardia hipotermi.
- Dapat menyebabkan perlambatan paradoks laju nadi bila dosis < 0,5
mg.
- Tidak akan efektif pada kasus infra nodal AV block dan total AV-
block dengan kompleks QRS lebar (pada kasus ini harus
-20-

dipersiapkan norephinefrin).
Cara pemberian :
- Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis
total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5
menit maksimal 3 mg

3.3. Anastesi
3.3.a Midazolam
Indikasi :
Premedikasi, induksi anestesi dan penunjang anestesi umum; sedasi
untuk tindakan diagnostik & anestesi lokal.

Perhatian :

Insomnia pada psikosis, depresi berat, kerusakan otak organik,


insufisiensi pernapasan, mengemudi atau mengoperasikan mesin yang
berbahaya pada jam pertama sampai keenam setelah mendapat obat,
orang dewasa lebih dari 60 tahun, hamil, menyusui, gangguan hati,
ketergantungan, pemutusan obat mendadak, pengurangan bertahap
setelah pemakaian lama, penggunaan intravena apabila fasilitas
resusitasi tersedia.
Kontraindikasi:

Bayi prematur,
miastenia gravis. Efek
Samping:
Jarang terjadi efek samping pada kardiorespirasi, mual, muntah, nyeri
kepala, cegukan, laringospamus, dispnea, halusinasi, mengantuk
berlebihan, ataksia, ruam kulit, reaksi paradoksikal, episode amnesia.

Cara pemberian :

- Injeksi intramuskular premedikasi sebelum operasi pada pasien


dewasa 0,07-0,1 mg/kgBB dan pada pasien anak 0,15-0,2 mg/kgBB
- Injeksi intravena premedikasi sebelum diagnostik/intervensi bedah
2,5-5 mg, selanjutnya 1 mg bila diperlukan.
- Induksi anestesi dewasa 10-15 mg intravena dalam kombinasi
-21-

dengan narkotik 0,03-0,3 mg/ kgBB/ jam, sedangkan pada anak


0,15-0,2 mg/kgBB intramuskular dalam kombinasi dengan ketamin.
- Sedasi dalam unit perawatan intensif (ICU) dosis muatan (loading
dose) 0,03-0,3 mg/kgBB; dosis penunjang 0,03-0,2 mg/kgBB/jam.
3.3.b Propofol
Indikasi :
- Induksi dan pemeliharaan anestesi umum
- Sedasi penderita yang diberi napas buatan (ventilated) dan mendapat
perawatan intensif digunakan hingga 3 hari.
Kontraindikasi:

- Tidak boleh digunakan untuk sedasi pada ventilated children dan


remaja berusia di bawah 17 tahun (berisiko menyebabkan efek
serius meliputi asidosis metabolik, gagal jantung, rhabdomiolisis,
hiperlipidemia dan hepatomegali).
Cara pemberian :
- Induksi dengan cara injeksi intravena
Dewasa dengan dosis 1,5-2,5 mg/ kgBB (lebih sedikit pada mereka
yang berumur di atas 55 tahun) dengan kecepatan 20-40 mg tiap 10
detik (dosis terendah pada pasien berumur di atas 55 tahun)
Anak di atas 3 tahun diberi 2,5 mg/kg bb yang disesuaikan
dengan keperluan.

- Pemeliharaan dengan infus intravena

Dewasa dengan dosis 4-12 mg/kgBB/jam atau injeksi intravena


25-50 mg diulang menurut respon.
Anak di atas 3 tahun dengan dosis 9-15 mg/kg bb/jam.
- Sedasi semasa perawatan intensif (dengan napas buatan)
dengan infus intravena
Dewasa dengan dosis 0,3-4 mg/kgBB/jam
hingga 3 hari. Tidak dianjurkan untuk anak.

- Sedasi untuk pembedahan dan prosedur diagnostic


Dewasa diawali dengan injeksi intravena, 0,5-1 mg/kgBB selama
1-5 menit, pemeliharaan dengan infus intravena, 1,5-4,5
-22-

mg/kgBB/jam (sebagai tambahan bila diperlukan peningkatan


kedalaman sedasi yang cepat, dapat diberikan injeksi intravena
10-20 mg), pasien di atas 55 tahun mungkin memerlukan dosis
lebih rendah.
Tidak dianjurkan untuk anak.

3.3 Inotropik

3.3.c Dopamin

Dopamin merupakan obat vasoaktif yang mempunyai efek inotropic


yang vasopressor tergantung dosis yang diberikan.

Pada infus dosis rendah (2-3 mcg/kgBB/menit), mempunyai efek


inotropik dan kronotropik. Dompamin mempunyai aksi sebagai rereptor
domaninergik pada ginjal dan dapat meningkatkan jumlah urine. Pada
infus dosis sedang (6-10 mcg/kgBB/menit) efek utama dopamine adalah
sebagai inotropic, sedangkan pada infus dosis lebih tinggi 10
mcg/kgBB/menit merupakan vasokonstriktor karena adanya efek agonis
alfa yang bermakna.

Indikasi :
- Syok kardiogenik dengan tekanan darah sistolik 70-100 mmHg
- Bradikardi
simptomatik
Perhatian :
- Koreksi hipovolemia dengan pengganti volume sebelum pemberian
dopamine.
- Gunakan dengan hati-hati pada syok kardiogenik dengan gagal
jantung kongestif.
Dapat menyebabkan takiaritmia, vasokonstriksi eksesif.

- Jangan dikombinasikan dengan larutan alkali (natrium bikarbonat).

Cara pemberian :
- Infus 2-20 mcg/ kgBB/ menit, dititrasi sesuai respon pasien,
dosis dinaikkan perlahan.
-23-

3.4 Elektolit konsentrat

3.4.a Magnesium Sulfat


Mekanisme kerjanya memperpanjang siklus sinus, melambatkan
konduksi nodus AV dan konduksi intra atrial dan intra ventrikular.
Indikasi :
- Dianjurkan digunakan pada henti jantung hanya jika terjadi
hipomagnesemia.
- Mengobati ventrikel aritmia yang disebabkan
intoksikasi digitalis yang mengancam jiwa.
- Pemberian rutin pada IMA tidak dianjurkan
- VF refrakter
Perhatian :
- Dapat meneyebabkan penurunan tekanan darah bila diberikan
secara cepat.
- Hati-hati pemberian pada pasien gangguan ginjal. Cara pemberian :
- Henti jantung ( disebabkan hipomagnesiemia)
4 Dosis 1-2 gram (5-10 ml dari larutan magnesium 20%) diencerkan dalam 10 ml
D5%/ normal saline.
- Infark miokard dengan hipomagnesia
- Loading dose 1-2 gram (5-10 ml dari larutan magnesium 20%)
diencerkan dalam 50-100 cc D5%, diberikan selama 5-60menit IV.
Diikuti dengan 0,5-1 gram per jam 1V (titrasi untuk mengontrol
torsades).
3.2. Prosedur pemberian obat:
3.2.a. Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas kesehatan
yang berkualitas (perawat, dokter, ahli farmasi)
3.2.b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut,
tanda vital, tersedia peralatan resusitasi)
3.2.c. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk
penggunaan secara kontinuinfus intravena untuk semua pasien
pediatrik yang dirawat. Berikan label “konsentrasi …….” untuk spuit atau
botol infus dengan konsentrasi modifikasi.
-24-

Tabel 3.6 Konsentrasi Standar Obat secara Kontinous Intravena Pasien Pediatrik
OBAT KONSENTRASI KONSENTRASI KONSENTRASI
1 2 3
Dopamin 1600 µg/ml 3200 µg/ml
Spesifik
untuk ( 400 mcg/250ml) (800 µg/250ml)
pediatric Dobutamin 200 µg/ml 4000 µg/ml
(500 µg/250m) (1 mg/250ml)
Ephineprin 16 µg/ml 64 µg/ml
(4 mg/250ml) (16 µg/250ml)
Norephineprin 16 µg/ml 32 µg/ml 64 µg/ml
(4 mg/250ml) (8mg/250ml) (16 mg/250ml)
Insulin regular 0,5 unit/ml 1 unit/ml

1.1.a. Hanya staf yang berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan


memberikan obat.
1.1.b. Simpan dan instruksikan hanya 1 (satu) konsentrasi.

1.1.c. Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh


menggunakan satuan mililiter.
1.1.d. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai
rutinitas/ jika perlu. Jika diperlukan pemberian obat secara pro re nata
(jika perlu), tentukan dosis maksimal yang masih diperbolehkan
(misalnya: dosis maksimal 500 mg / hari).
-25-

BAB IV
DOKUMENTASI

4.1 Daftar Box Emergency


DAFTAR OBAT EMERGENCY PADA KOTAK EMERGENCY
PERINATOLOGI

EXP
NO NAMA OBAT JUMLAH
DATE
Injeksi
1 Aminophylline Inj 24 mg/ml 1 ampul
2 Atropin Sulfas Inj 0,25 mg/ml 1 ampul
3 Aqua Steril for Injection 25 ml 1 fles
4 Decadryl Inj 10 mg/ml 1 ampul
5 Epinephrine Inj 1 mg/ml 1 ampul
6 Dopamin Inj 20 mg/ml (10 ml) 1 ampul
7 Dexamethasone Inj 5 mg/ml (1 ml) 1 ampul
8 Dobutamine Inj 1 ampul
25 mg/ml (10 ml)
9 Natrium klorida 25 ml 1 fles
10 Calcium Gluconas 1 ampul
11 Lidocain 1 ampul
12 Ephedrine (Vasodrine) 1 ampul

Alkes
1 Polyflex No.26 2 pcs
2 Polyflex No.24 2 pcs
3 Infusion set mikro 2 pcs
4 Microdrip 1 pcs
5 Spuit 1 cc Terumo 5 pcs
6 Spuit 3 cc Terumo 5 pcs
7 Spuit 5 cc Terumo 5 pcs
8 Spuit 10 cc Terumo 5 pcs
9 ETT No. 2 1 pcs
10 ETT No. 2,5 1 pcs
11 ETT No. 3 1 pcs
12 ETT No. 3,5 1 pcs
13 ETT No. 4 1 pcs
14 ETT No. 4,5 1 pcs
15 ETT No. 5 1 pcs
16 ETT No. 5,5 1 pcs
17 ETT No. 6 1 pcs
18 ETT No. 6,5 1 pcs
19 Feeding Tube No.3,5 1 pcs
20 Feeding Tube No. 5 1 pcs
-26-

21 Feeding Tube No. 8 1 pcs


22 Nasal kanul bayi 1 pcs
23 Nasal kanul anak 1 pcs
24 Masker O2 bayi 1 pcs
25 Masker O2 anak 1 pcs

Infus
1 D10 1/5 NS 1 fles
2 Gelofusine® (500 ml) 1 fles
3 Dextrose 40% 1 fles
4 D5 ¼ NS 1 fles
5 D5 ½ NS 1 fles
6 KAEN 3 B 1 fles
7 Asering 1 fles
8 D10 1 fles

DAFTAR OBAT EMERGENCY PADA KOTAK EMERGENCY


RUANG OPERASI

NO NAMA OBAT JUMLAH EXP DATE


Injeksi
1 Aminophylline Inj 24 mg/ml 1 ampul
2 Atropin Sulfas Inj 0,25 mg/ml 1 ampul
3 Aqua Steril for Injection 25 ml 1 fles
4 Decadryl Inj 10 mg/ml 1 ampul
5 Epinephrine Inj 1 mg/ml 1 ampul
6 Dopamin Inj 20 mg/ml (10 ml) 1 ampul
7 Dexamethasone Inj 5 mg/ml (1 ml) 1 ampul
8 Dobutamine Inj 1 ampul
25 mg/ml (10 ml)
9 Natrium klorida 25 ml 1 fles
10 Calcium Gluconas 1 ampul
11 Lidocain 1 ampul
12 Ephedrine (Vasodrine) 1 ampul

Alkes
1 Vasofix No.22 2 pcs
2 Vasofix No.20 2 pcs
3 Vasofix No.18 2 pcs
4 Vasofix No.16 2 pcs
5 Infusion set makro 2 pcs
6 Bloodset HD 2 pcs
7 Bloodset Otsu 1 pcs
8 Spuit 1 cc Terumo 5 pcs
9 Spuit 3 cc Terumo 5 pcs
-27-

10 Spuit 5 cc Terumo 5 pcs


11 Spuit 10 cc Terumo 5 pcs
12 Spuit 20 cc Lubang Tengah 2 pcs
13 Spuit 20 cc Lubang Pinggir 2 pcs
14 Spuit 50 cc Lubang Tengah 2 pcs
15 Spuit 50 cc Lubang Pinggir 2 pcs
16 ETT No. 7 1 pcs
17 ETT No. 7,5 1 pcs
18 ETT No. 8 1 pcs
19 Mayo Guedel No. 3 1 pcs
20 Mayo Guedel No. 4 1 pcs
21 Stomach Tube No. 16 1 pcs
22 Stomach Tube No. 18 1 pcs
23 Nasal kanul dewasa 1 pcs
24 Masker O2 dewasa 1 pcs

Infus
1 RL (500 ml) 1 fles
2 D5% (500 ml) 1 fles
3 NaCl 0,9% (500 ml) 1 fles
4 Farhes 1 fles
5 D10 1 fles
6 Gelofusine® (500 ml) 1 fles
7 Dextrose 40% 1 fles
8 MgSO4 20%/25 ml 1 fles
9 MgSO4 40%/25 ml 1 fles
10 Asering 1 Fles

DAFTAR OBAT EMERGENCY PADA KOTAK EMERGENCY


RUANG BERSALIN

NO NAMA OBAT JUMLAH EXP DATE


Injeksi
1 Aminophylline Inj 24 mg/ml 1 ampul
2 Atropin Sulfas Inj 0,25 mg/ml 1 ampul
3 Aqua Steril for Injection 25 ml 1 fles
4 Decadryl Inj 10 mg/ml 1 ampul
5 Epinephrine Inj 1 mg/ml 1 ampul
6 Dopamin Inj 20 mg/ml (10 ml) 1 ampul
7 Dexamethasone Inj 5 mg/ml (1 ml) 1 ampul
8 Dobutamine Inj 1 ampul
25 mg/ml (10 ml)
9 Natrium klorida 25 ml 1 fles
10 Calcium Gluconas 1 ampul
11 Lidocain 1 ampul
-28-

12 Ephedrine (Vasodrine) 1 ampul

Alkes
1 Vasofix No.22 2 pcs
2 Vasofix No.20 2 pcs
3 Vasofix No.18 2 pcs
4 Vasofix No.16 2 pcs
5 Infusion set makro 2 pcs
6 Bloodset HD 2 pcs
7 Bloodset Otsu 1 pcs
8 Spuit 1 cc Terumo 5 pcs
9 Spuit 3 cc Terumo 5 pcs
10 Spuit 5 cc Terumo 5 pcs
11 Spuit 10 cc Terumo 5 pcs
12 Spuit 20 cc Lubang Tengah 2 pcs
13 Spuit 20 cc Lubang Pinggir 2 pcs
14 Spuit 50 cc Lubang Tengah 2 pcs
15 Spuit 50 cc Lubang Pinggir 2 pcs
16 ETT No. 7 1 pcs
17 ETT No. 7,5 1 pcs
18 ETT No. 8 1 pcs
19 Mayo Guedel No. 3 1 pcs
20 Mayo Guedel No. 4 1 pcs
21 Stomach Tube No. 16 1 pcs
22 Stomach Tube No. 18 1 pcs
23 Nasal kanul dewasa 1 pcs
24 Masker O2 dewasa 1 pcs

Infus
1 RL (500 ml) 1 fles
2 D5% (500 ml) 1 fles
3 NaCl 0,9% (500 ml) 1 fles
4 Farhes 1 fles
5 D10 1 fles
6 Gelofusine® (500 ml) 1 fles
7 Dextrose 40% 1 fles
8 MgSO4 20%/25 ml 1 fles
9 MgSO4 40%/25 ml 1 fles
10 Asering 1 Fles
-29-

DAFTAR OBAT EMERGENCY PADA KOTAK EMERGENCY


HIGH CARE UNIT (HCU)

NO NAMA OBAT JUMLAH EXP DATE


Injeksi
1 Aminophylline Inj 24 mg/ml 1 ampul
2 Atropin Sulfas Inj 0,25 mg/ml 1 ampul
3 Aqua Steril for Injection 25 ml 1 fles
4 Decadryl Inj 10 mg/ml 1 ampul
5 Epinephrine Inj 1 mg/ml 1 ampul
6 Dopamin Inj 20 mg/ml (10 ml) 1 ampul
7 Dexamethasone Inj 5 mg/ml (1 ml) 1 ampul
8 Dobutamine Inj 1 ampul
25 mg/ml (10 ml)
9 Natrium klorida 25 ml 1 fles
10 Calcium Gluconas 1 ampul
11 Lidocain 1 ampul
12 Ephedrine (Vasodrine) 1 ampul

Alkes
1 Vasofix No.22 2 pcs
2 Vasofix No.20 2 pcs
3 Vasofix No.18 2 pcs
4 Vasofix No.16 2 pcs
5 Infusion set makro 2 pcs
6 Bloodset HD 2 pcs
7 Bloodset Otsu 1 pcs
8 Spuit 1 cc Terumo 5 pcs
9 Spuit 3 cc Terumo 5 pcs
10 Spuit 5 cc Terumo 5 pcs
11 Spuit 10 cc Terumo 5 pcs
12 Spuit 20 cc Lubang Tengah 2 pcs
13 Spuit 20 cc Lubang Pinggir 2 pcs
14 Spuit 50 cc Lubang Tengah 2 pcs
15 Spuit 50 cc Lubang Pinggir 2 pcs
16 ETT No. 7 1 pcs
17 ETT No. 7,5 1 pcs
18 ETT No. 8 1 pcs
19 Mayo Guedel No. 3 1 pcs
20 Mayo Guedel No. 4 1 pcs
21 Stomach Tube No. 16 1 pcs
22 Stomach Tube No. 18 1 pcs
23 Nasal kanul dewasa 1 pcs
24 Masker O2 dewasa 1 pcs
-30-

Infus
1 RL (500 ml) 1 fles
2 D5% (500 ml) 1 fles
3 NaCl 0,9% (500 ml) 1 fles
4 Farhes 1 fles
5 D10 1 fles
6 Gelofusine® (500 ml) 1 fles
7 Dextrose 40% 1 fles
8 MgSO4 20%/25 ml 1 fles
9 MgSO4 40%/25 ml 1 fles
10 Asering 1 Fles

Ditetapkan di...................
Pada tanggal....................
Direktur,

dr.Gabriel Arni Sabbatina


-31-
-32-
-33-
-
-

Anda mungkin juga menyukai