Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia (Lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang
tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Setiap lansia akan mengalami sebuah proses yang alami
yaitu proses menua yang merupakan suatu proses perubahan dewasa sehat menjadi seorang yang
lemah dengan terjadinya perubahan fungsi fisiologis dan psikologis pada lansia ( Sudoyo,2009)
Menurut Khusnul, 2012 menerangkan tentang pengaruh penurunan fungsi anggota tubuh
mempengaruhi kualitas tubuh lansia. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan bahwa
70,1% lansia mengalami insomnia hal tersebut terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor yaitu Usia,
Jenis kelamin, Ritual tidur dsb dan salah satunya menyebabkan penurunan kualitas tidur pada lansia.
Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seseorang individu
menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketika terbangun. Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif
seperti durasi tidur, latensi tidur, serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat ( khasanah &
Hidayati, 2012). Selain itu sebagian besar usia memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur seseorang
yang dikaitkan dengan penyakit yang dialami dan kesehatan yang buruk. Dari penelitian dengan
responen 97 manula didapatkan bahwa lansia mengalami penurunan kualitas tidur berada pada usia
60-74 tahun. Hal diatas didukung penelitian diBrazil bahwa lansia berusia 70-79 tahun memiliki
kualitas tidur buruk yang dikaitkan dengan penyakit somatik dan kesehatan yang buruk ( Oliveira,
2010).
Menurut penelitian khusnul, 2012 menyebutkan bahwa jenis kelamin juga mempengaruhi
kualitas tidur. Pada penelitian dengan responden wanita dan laki-laki didapatkan hasil wanita lebih
banyak mengalami kualitas tidur yang buruk sebesar 75,4 % sedangkan laki-laki mengalami
gangguan tidur sebesar 57,1%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi kualitas
tidur seseorang, disebabkan karena wanita terjadi penurunan pada hormon progesteron dan estrogen
yang mempunyai reseptor dihipotalamus, sehingga memiliki andil pada irama sirkadian dan pola tidur
secara langsung ( Khusnul K & Wahyu H, 2012) Penelitian ini didukung oleh penelitian Kimura pada
tahun 2005 ( Kimura, 2005).
Pada penelitian Khusnul, 2012 berikutnya juga ditemukan bahwa lansia mengalami
penurunan kualitas tidur disebabkan oleh usia, didapatkan hasil bahwa rata-rata usia 60-74tahun
sebanyak 77,3% diketahui bahwa usia memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur seseorang yang
dikaitkan dengan penyakit yang dialami dan kesehatan yang buruk.
Pada penelitian khusnul, 2012 berikutnya juga ditemukan bahwa lansia mempunyai ritual
tidur untuk membantunya tidur, mempunyai efek ketenangan dan membantu mengurangi keterjagaan
pada malam hari dan didapatkan hasil manula yang menggunakan ritual tidur sebanyak 62 orang dan
yang tidak memakai sebanyak 35 orang dari 97 responden, dan didapatkan hasil bahwa responden
yang memakai ritual tidur memiliki presentase sebanyak 71,0% dan yang tidak memakai ritual tidur
sebanyak 68,6%.
Berdasarkan studi pendahuluan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya 03
Margaguna Jakarta Selatan menurut kualitas tidur diketahui bahwa …. lansia….mengalami ( %)
mengalami kualitas tidur yang buruk.
Ruqyah merupakan terapi Nabi yang digunakan untuk terapi dengan menggunakan ayat-ayat
al-Qur’an dan bacaan-bacaan doa yang ma’thur melalui sarana doa (Zuhdi.2015). Secara etimologi,
kata ruqyah dapat ditemukan dalam berbagai kamus dengan pengertian sebagai berikut: dalam kamus
Arab- Indonesia karya Mahmud Yunus disebutkan bahwa kata ruqyah bermakna jimat, azimat,
tangkal ( Yunus, 1973). Dalam kamus Al-Munawwir kata ruqyah memiliki makna mantra, guna-
guna, jampi-jampi, jimat ( Al-Munawwir, 1997).
Ruqyah sendiri adalah pengobatan dengan menggunakan doa-doa, yang dibacakan secara
langsung dan ditiupkan dibagian yang sakit. Jarang dibahas penggunaan ruqyah untuk penyembuhan
lebih luas dan ilmiah. Pembahasannya biasanya lebih bersifat fiqhiyyah dari pada ilmiah. Padahal,
terapi ruqyah dapat merupakan psikoterapi yang dapat menjadi bagian integral dari terapi yang
bersifat holistik yang sekarang seharusnya mulai dikembangkan di dunia psikoterapi, khususnya di
Indonesia. (siti, 2015)
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui efektifas ruqyah dalam memperbaiki
kualitas tidur lansia.

B. Rumusan Masalah
Pertanyaan penelitian yang diajukan berdasakan latar belakang masalah yang disebutkan
diatas adalah” Efektifitas Ruqyah Mandiri Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Budhi Mulya 03 Margaguna Jakarta Selatan”

C. Pertanyaan Penelitian
1. Mengetahui demografi lanjut usia ( usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir) pada lanjut
usia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya 03 Margaguna Jakarta Selatan.
2. Bagaimana gambaran kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia
03 Margaguna Jakarta Selatan ?
3. Bagaimana fungsi ruqyah mandiri terhadap lansia ?
4. Bagaiaman hubungan kualitas tidur dan fungsi kognitif pada lansiadi Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Budhi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kualitastidur dan terapi ruqyah mandiri di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Budhi Mulya 03 Margaguna Jakarta Selatan.
2. Tujuan Husus
a. Mengetahui demografi lanjut usia ( usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir)
pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya 03 Margaguna Jakarta
Selatan.
b. Mengetahui gambaran kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulia 03.
c. Mengetahui gambaran fungsi ruqyah mandiri terhadap lansia
d. Mengetahui hubungan kualitas tidur dan fungsi kognitif pada lansiadi Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya 03 Margaguna Jakarta Selatan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan Ilmu Keperawatan


a. Hasil penelitian ini dapat menambah literature study Mengenai hubungan kualitas
tidur dan terapi ruqyah mandiri diPanti Werdha.
b. Memberikan Informasi kepada perawat lansia dalam mengenangani lansia yang
mengalami gangguan tidur.
c. Memberikan informasi kesehatan lanjut usia mengenai kualitas tidurnya.

2. Bagi Panti Werdha


Memberikan informasi mengenai gambaran status kesehatan pada lanjut usia kepada
pengelola panti werdha untuk meningkatkan kualitas kesehatan terutama dalam hal kecil
seperti masalah tidur dengan mendekatkan lansia kepada tuhan.

3. Bagi Peneliti
Menambah keilmuan bagi peneliti khususnya dalam bidang keperawatan lanjut usia.
Sehingga dapat menambah gambaran mengenai lansia yang dapat diaplikasikan setiap saat
dan ketika menemukan klien lansia dengan masalah kualitas tidur terganggu.

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah keperawatan gerontik, khususnya untuk melihat variabel
ruqyah menjelang tidur terhadap variabel kualitas tidur lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kualitas tidur dengan ruqyah mandiri. Sampel penelitian adalah usia lanjut
yang tinggal diPanti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya 03 Margaguna Jakarta Selatan.
Penelitian dilakukan di wilayah PSTW Budi Mulia 03 pada bulan Januari samapai Februari 2018.
Merupakan penelitian dengan desain kuantitatif, desaiun kuasi eksperimen dengan two group pretest-
posttest design. Intervensi Ruqyah menjelang tidur akan lakukan selama 7 hari berturut-turut. Data
yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (
PSQI) untuk mengatur skor kualitas tidur sebelum dan sesudah intervensi ( setelah 7 hari intervensi).

Achmad Zuhdi, Terapi qur’ani: Tinjauan History, Al-Qur’an-al-Hadis dan Sains Modern (Surabaya:
Imtiyaz,2015), hal.29.

Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia terlengkap (Yogyakarta:


Pustaka Progresif, 1997), hal. 525.

Kimura, M. (2005). Gender-spesific Sleep Regulation. Diperoleh Dari: http://web.ebscohost.com

Khusnul K dan Wahyu H. 2012. Kualitas Tidur lansia Balai Rehabilitasi Sosial” Mandiri” Semarang.
Jurnal Nursing Studies.vol 1.Hal 189-196.
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta:Yayasan Penyelaenggara penterjemah/Pentafsiran
al-Qur’an, 1973), hal.146.

Sudoyo, A.W. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta : Interna Publishing.

Qodariah, siti. 2015. Pengaruh Terapi Ruqyah Syar”iyyah Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan.
Scientica.2-2

Anda mungkin juga menyukai