PENDAHULUAN
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa
mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap
karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik
berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat
mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan
kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan
masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan
menulis puisi. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul dalam proses
1
Satu Atap Huruna, selama ini kurang menunjukan kemampuan yang
timbul dari guru maupun murid. Hal ini diperoleh melalui pengalaman penulis
Atap Huruna.
Dalam pembelajaran menulis puisi ini guru hanya membacakan salah satu
puisi dalam buku paket, menjelaskan cara tentang menulis puisi, dan menyuruh
siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru menugaskan siswa untuk
sangat kurang menggembirakan bagi siswa, di sini terkesan tidak adanya aktivitas
dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas pada
siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat
kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan
Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII-B, karena bermain bagi
anak-anak tak ubahnya seperti berkerja bagi orang dewasa. Bermain merupakan
perilaku lainnya. Waktu untuk anak – anak bermain tidak jauh berbeda dengan
2
waktu untuk bekerja orang dewasa. Usia siswa SMP merupakan usia yang paling
kreatif dalam hidup manusia. Anak-anak merupakan makhluk yang unik sehingga
2. Identifikasi Masalah
Bidang kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai media
belajar membuat puisi kurang diterapkan sehingga siswa kurang aktif, tidak
3. Batasan Masalah
batasan masalah dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan atau hasil
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Pengertian Teknik
b. Hakikat Permainan
Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunia, dari apa
yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui, dan dari yang tidak
kehidupan sehari-hari.
4
1. Permainan dimotivasi secara personal, karena memberin rasa kepuasan.
4. Permainan bersifat bebas dari aturan-aturan yang dipaksakan dari luar, dan
bentuk pengandaian misalnya bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh
dalam permainan secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi
c. Hakikat Bahasa
bunyi dan sistem makna yang beraturan. Dalam hal bunyi, tidak
5
rupa sehingga terucapkan. Kata panggilaln tidak mungkin muncul
Vokal dalam hal ini berarti bunyi. Bahasa mewujud dalam bentuk
atau media keras lain. Lebih jauh lagi, tulisan berfungsi sebagai
pelestari ujaran. Lebih jauh lagi dari itu, tulisan menjadi pelestari
6
4. Bahasa itu simbol
sesuatu. Titik-titik air yang jatuh dari langit diberi simbol dengan
hujan. Hujan adalah simbol linguistik yang bisa disebut kata untuk
melambangkan titiktitik air yang jatuh dari langit itu. Simbol bisa
atas kertas. Gambar adalah bentuk lain dari simbol. Potensi yang
7
bahasa itu sendiri. Linguistik menggunakan bahasa untuk menelaah
Bahasa itu manusiawi dalam arti bahwa bahwa itu adalah kekayaan
8
berbicara, mendengar, menulis, atau membaca. Komunikasi itu bisa
jaman yang berbeda, tentu saja meskipun hanya satu arah. Nabi
atas paduan suara dan gerak. Sesuai dengan klasifikasi tersebut, permainan
9
sehari-hari, permainan semacam itu sudah sering dilakukan. Akan tetapi pada
permainan bahasa.
10
Tujuan permainan ini adalah pengembangan keterampilan
Huruf.
2. Peraturan Permainan
11
Setiap permainan mempunyai aturan masing-masing. Peraturan
aturan kurang jelas dan tegas, maka tidak mustahil akan menimbulkan
3. Permainan
baik, jika para pemain, dalam hal ini siswa, mempunyai sportivitas
guru, wasit dalam sebuah permainan dapat juga dipilih dari perwakilan
12
Adapun kelebihan dari permainan bahasa di antaranya adalah sebagai
diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Jumlah siswa yang terlalu besar
dua kata yakni kemampuan dan menulis. Kedua kata tersebut jelas
memiliki makna tersendiri tanpa ada kaitan sama sekali. Akan tetapi,
13
ketika kedua kata tersebut menjadi satu kesatuan maka menimbulkan
1. Pengertian Kemampuan
2. Pengertian Menulis
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, ia juga
14
sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbol – simbol
penguasaan materi atau teori tentang menulis itu sendiri. Akan tetapi,
simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain”. Menulis
15
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan
sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) “menulis
juga oleh Barli Bram (2002: 7) “in principle, to write means to try to
sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah
ada. Menurut Eric Gould, Robert Di Yanni, dan William Smith (1989: 18)
16
menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan
bersifat kompleks”.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Mcniff 1992, dalam Harun Rasyid dkk (2009: 7) dengan tegas mengatakan
18
permasalahan yang ditemukan dikelas. Dengan penelitian tindadakan kelas
kolaborasi dalam pelaksanaannya baik antara guru dan sekolah, guru dan
b. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMP Negeri 2
c. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-B SMP Negeri
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Satu Atap
19
2. Variabel Penelitian
tindakan kelas ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
Puisi.
3. Rencana Tindakan
20
BAB IV
a. Kondisi awal
Indonesia dalam pokok bahasan menulis puisi diperoleh hasil nilai rata-
rata keselurahan siswa mencapai 66. Hal ini menunjukan bahwa hasil
yang telah diperoleh siswa sudah mencapai KKM yaitu 60. Namun, dari
KKM, hal ini berarti hanya 54% dari 44 siswa kelas VII-B yang mencapai
b. Siklus I
menulis puisi. Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua kali pertemuan
instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat
21
- Tindakan
1) Pertemuan pertama
a. Kegiatan awal
salam, kemudian guru bertanya pada siswa tentang puisi. Setelah itu
b. Kegiatan inti
yaitu “A” dan “B”. Siswa A dan B menuliskan kata-kata yang terjadi
22
kemudian ditukarkan antara siswa A dan B. Berdasarkan kata-kata
menjadi sebuah puisi dangan pilihan kata kiasan yang tepat. Guru
memahami.
c. Kegiatan akhir
2) Pertemuan kedua
a. Kegiatan awal
bertanya kepada siswa “apa yang perlu dilakukan sebelum kita menulis
23
b. Kegiatan inti
memilih kata, dan menulis puisi atau merangkai kata). Guru meminta
dijadikan dasar dalam menulis puisi dan setiap siswa merenungkan dan
c. Kegiatan akhir
24
3) Observasi
a. Pertemuan pertama
pembelajaran dan tidak bertanya pada guru tentang apa yang kurang
mereka pahami.
yang lain.
b. Pertemuan kedua
c. Refleksi
tetapi ada beberapa siswa yang tingkat kemampuannya sudah cukup baik.
siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dan 32% siswa yang masih
25
beberapa anak yang saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan
penjelasan dan arahan dari guru serta masih kurang memahami konsep
membuat puisi bebas dengan kata – kata mereka sendiri yang ditunjukan
oleh prosentase ketuntasan nilai seluruh siswa telah mencapai 86% dan
hanya 10% siswa yang belum tuntas. Berarti pada siklus I pertemuan
puisi.
86% dari keseluruhan siswa yang tuntas dan 10% siswa belum tuntas
dalam proses belajar menulis puisi. Hal ini telah menunjukan bahwa telah
Maka peneliti akan memperbaikinya agar hasil belajar siswa yang dicapai
cara :
26
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Namun cara penggunaannya
setiap pertemuan.
hasil belajar siswa dalam menulis puisi, dengan rata – rata nilai prosentase
c. Siklus II
kemampuan menulis puisi. Dalam siklus II ini dilakukan melalui dua kali
1. Perencanaan
masalah yang timbul pada siklus I, RPP, instrumen, alat dan bahan
27
untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat
3. Tindakan
1) Pertemuan Pertama
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
28
kata dan kata kiasan: Dalam satu kelompok, siswa masing-
29
BAB V
1. Simpulan
kemampuan menulis puisi siswa kelas VII-B SMP Negeri 2 Satu Atap
Huruna. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan data perolehan dari hasil
belajar siswa, yaitu dari siklus I dan siklus II yang ditunjukan oleh pencapaian
rata-rata nilai dari nilai rata-rata kelas, yaitu 71.19 pada siklus I meningkat
menjadi 84.75 pada siklus II. Sedangkan siswa yang sudah tuntas sebanyak
20 siswa, dan yang tidak mencapai ketuntasan ada 10 siswa dengan rata – rata
2. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Kemmis. S. dan Mc. Taggart, R. 1990. The Action Research Reader. Third
Edition. Victoria: Deakin University Press.
31