net/publication/331772800
CITATIONS READS
0 923
1 author:
Sarwa Sarwa
Universitas Negeri Medan, Medan
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Sarwa Sarwa on 15 March 2019.
Sarwa1,a)
1)
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
b)
ewo.sarwa@yahoo.co.id
Abstrak. Kurikukulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sejak tahun 2006 sampai 2016 melampaui 3 kali
pemutakhiran, dari Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013 revisi 2016 menentukan
pendidikan kewirausahaan (PKWU) beturut-turut dituangkan mata pelajaran Kewirausahaan (KWU, 2006),
Prakarya dan Kewirausahaan (P-KWU, 2013), dan Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PK-KWU, 2017). Tulisan
ini menyajikan analisis karakteristik PKWU terdahulu dan sekarang, dan merekomendasikan pengembangan
materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan kebutuhan profil Guru. Karakteristik kurikulum PKWU 2006
adalah pada penguasaan kompetensi teori kewirausahaan dan pengelolaan usaha yang tidak selaras dengan
kompetensi produktif SMK, Kurikulum 2013 lebih menekankan pada keterampilan memproduksi yang tidak
sesuai dengan keahlian kejuruan siswa, sedangkan pada Kurikulum 2013 revisi 2016 memfokuskan pada
perancangan produk sesuai keahlian kejuruan siswa. Pengembangan materi ajar PK-KWU yang dibutuhkan untuk
implementasi sekarang meliputi: perancangan produk, rekayasa industri dan kewirausahaan. Strategi pembelajaran
yang direkomendasikan adalah model Pembelajaran Kewirausahan berbasis Pengalaman (PKbP), dan profil Guru
ideal adalah ilmu bisnis dan manajemen yang mempunyai minat dan atau pengalaman dalam praktik berwirausaha.
PENDAHULUAN
Pendidikan vokasional tingkat menengah di SMK mempunyai misi untuk menyiapkan calon tenaga kerja,
membekali untuk studi lanjut dan membentukjiwa wirausahawan. Sejalan perkembangan dinamika dunia kerja,
SMK dituntut untuk selalu memutakhirkan kurikulum. Upaya pemutakhiran kurikulum SMK secara periodik
telah dilakukan pada tahun 2006 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kurikulum 2013, dan
Kurikulum 2013 Revisi 2016.Pemutakhiran kurikulum bertujuan untuk menyelaraskan kebutuhan dunia kerja
dan perkembangan teknologi. Pemutakhiran kurikulum SMK terbaru (2016) telah menetapkan Spektrum
sebagai upaya penataan struktur Bidang Keahlian (BK), Program Keahlian (PK) dan Kompetensi Keahlian
(KK). Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) telah dilakukan penataaan KK dan penetapan Mata Pelajaran (mapel).
Sebagai pedoman pengembangan materi telah ditetapkan rumusan Kompetinsi Inti (KI) sdan Kompetensi dasar
(KD) yang dituangkan dalam Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 330/D.25/KEP/KR/2017.
Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2016 telah dilaksanakan sejak tahun ajaran 2017/2018 atau 2 semester
berjalan, sehingga siswa kelas X (sepuluh) di SMK sudah menerima mapel dan materi sesuai dengan rumusan
KI dan KD yang baru. Secara definitif struktur Kurikulum 2013 revisi 2016 pada siswa kelas X baru menerima
mapel Muatan Nasional (kelompok A), Muatan Kewilayahan (kelompok B), Dasar BK (kelompok C1), dan
Dasar PK (kelompok C2). Untuk KK (kelompok C3) akan diajarkan mulai kelas XI (sebelas). Berdasarkan
ketentuan distribusi mapel berdasarkan jenjang dan semester, maka mapel PK-KWU mulai diajarkan pada kelas
XI atau mulai semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.
Menyambut atau menyiapkan impelementasi mapel PK-KWU pada kelas XI rumusan KI dan KD adalah
pedoman untuk mengembangkan silabus dan materi ajar. Rumusan KI dan KD disusun untuk
diimplementasikan pada kelas XI, XII, dan XIII (622 JP) sebanyak30 KD untuk SMK 4 tahun, sedang untuk
SMK 3 tahun disiapkan untuk kelas XI, XII (350 JP) sebanyak 20 KD. Berdasarkan perbedaan beban belajar
maka materi ajar secara keseluruhan antara SMK 4 tahun dengan SMK 3 tahun adalah berbeda. Perbedaan ini
secara definitif dapat ditelaah dari rumusan KI-KD, sehingga secara struktur pengembangan buku ajar
diperlukan 6 modul untuk SMK 4 tahun dan 4 modul SMK 3 tahun dengan desain 1 modul untuk satu semester.
Guru merupakan kunci utama keberhasilan pembelaran. Penguasaan kurikulum yang secara nyata
dipresentasikan dalam bentuk materi, pembelajaran dalam bentuk penyampaian (delivery) dan media yang
digunakan, dan instrumen evaluasi sebagai pengukur tingkat pencapaian kompetensi. Perubahan kurikulum dari
N8-10-1
Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) 2018
perspektif Guru merupakan beban yang menuntut Guru untuk membaca dan memahami semua perangkat
pembelajaran di tingkat pemangku kebijakan dan seterusnya Guru harus menyiapkan perangkat ajar untuk
kepentingan siswa. Memaknai hakikat PKWUbukan sekedar mapel, tapi lebih sebagai kebutuhan dan bekal bagi
peserta didik menjadi sangat penting, sehingga perangkat rumusan KI-KD hanya sebagai tuntunan dalam
menurunkan materi ajar. Merujuk pada Winarno (2016, h. 124-125) dalam implementasi mapel PKWU pada
Kurikulum 2013 adalah kesulitan Guru dalam : 1) memahami dan menurunkan KI dan KD menjadi indikator
dan materi ajar, 2) keterbatasan pengalaman praktis berwirausaha, 3) penguasaan materi kerajinan dan
mempraktekannya.
PKWUdi SMK yang utama adalah bukan tentang teori kewirausahaan atau teori manajemen bisnis, tapi lebih
tentang membangun minat dan keberanian berwirausaha (intensi kewirausahaan). Membangun intensi
kewirausahaan bagi siswa SMK adalah membangun kreatifitas terkait dengan produk atau jasa yang sesuai
kompetensi keahlian, sehingga pengembangan produk atau jasa adalah fokus materi ajar pendidikan
kewirausahaan. Sejalan denganWinarno (2015, h. 240) bahwa permasalahan utama pembelajaran
kewirausahaan di SMK adalah tentang mind-set guru yang hanya sebagai “guru teori” mengindikasikan bahwa
tantangan besar dalam implementasi Kurikulum 2013 Revisi 2016 pada mapel PK-KWU. Profil Guru
kewirausahaan selama ini adalah sebagian besar berlatar belakang Pendidikan Ekonomi, dengan mayor
akademik tentang ilmu ekonomi dan manajemen bisnis.
KAJIAN TEORI
N8-10-2
Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) 2018
4. PKWU bagi golongan muda (siswa) adalah tentang penanaman semangat (spirit) dan nilai untuk
mendorong semangat belajar.
Beberapa Persoalan
Berdasarkan kondisi terkini tentang implementasi Kurikulum 2013 Revisi 2016 di SMK khususnya tentang
mapel PK-KWU, ketersediaan panduan KI-KD, dan latar belakang akademik dan pengalaman Guru,
bagaimanakah alternatif pengembangan materi yang secara spesifik selaras dengan Kompetensi Keahlian siswa.
Tulisan ini akan menyajikan tentang alternatif pengembangan materi ajar, model pembelajran dan profil Guru
yang ideal. Manfaat yang ingin diberikan dari tulisan ini bisa sebagai alternatif bagi pemangku kebijakan dan
para pengajar (Guru) KWU di SMK.
N8-10-3
Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) 2018
Sesuai dengan perkembangan terakhir Kurikulum 2013 Revisi 2016 yang khusus diberlakukan untuk SMK,
seperti dituangkan dalam keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor :
130/D/KEP/KR/2017,PKWU SMK diganti dengan nama Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PK-KWU). Mapel
PK-KWU dikelompokkan dalam mapel Kompetensi Keahlian (C3). Secara spesifik PKWU pada kurikulum
2013 revisi 2016 mengacu pada rumusan KI dan KD menitik beratkan pada 3 materipokok : 1) Desain Produk;
2) Rekayasa Industri; dan 3) Kewirausahaan; seperti digambarkan dalam Gambar 1.
N8-10-4
Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) 2018
Secara ringkas perkembangan karakteristik PKWU dalam 10 terakhir disajikan pada Tabel 3.
TABEL 3.Karakteristik PKWU di SMK (2006-2016)
Krakteristik
Uraian
Kurikulum 2006 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Revisi 2016
Nama Mapel Kewirausahaan Prakarya dan Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kewirausahaan
Penerapan SMK SMA dan SMK SMK (C3 : Komp. Keahlian)
Standar sikap kewirausahaan, perencanaan produk; perancangan produk, proses
kompetensi menerapkan jiwa pembuatan produk, produksi, kewirausahaan
kepemimpinan, merencanakan komersialisasi produk
usaha keci/mikro, mengelola
usaha kecil/mikro
Pokok kewirausahaan teoritis dan membuat produk : kerajinan, desain produk; rekayasa industri;
Materi pengelolaan usaha budidaya, rekayasa, kewirausahaan
pengolahan
Pembelajaran tidak didefinisikan pendekatan : saintifik; teaching factory
metode : proyek, discovery,
discovery, inquiry
Berdasarkan analisis kebutuhan karekteristik KI-KD mapel PK-KWU pada kurikulum 2013 revisi 2006, tiga
pokok materipengembangan produk, rekayasa industri dan kewirausahaan adalah menjadi landasan
pengembangan silabus dan bahan ajar. Penetapan PK-KWU yang termasuk dalah kelompok mapel C3 secara
materi memberikan konsekwensi pada penurunan materi yang sangat spesifik dan dengan keahlian kejuruan
peserta didik. Mengacu pada Spektrum SMK tahun 2016, maka diperlukan pengembangan materi ajar
sebanyak141 paket sesuai dengan banyaknya KK di SMK. Berdasarkan banyaknya materi ajar, untuk
mengefektifkan pengembangan materi ajar bisa dikembangakan kerangka materi dalam satuan BK. Salah satu
contoh pengembangan materi PKWU untuk SMK bidang Teknologi dan Rekayasa yang paling cocok adalah
teknopreneur, tetapi dibutuhkan perumusan materi yang lebih spesifik mengacu pada satuan PK.
Pengembangan materi teknopreneur mengacu pada definisi secara sederhana Teknopreneur adalah
entrepreneur berbasis teknologi. Terminologi Teknopreneur adalah diturunkan dari pengertian Teknologi dan
Entrepreneur dimana dalam terminologi bahasa Inggris dengan berbagai istilah atau sebutan : technology
entrepreneurship, technical entrepreneurship. Technological entrepreneurship is the innovative application of
scientific and technical knowledge by one or several persons who start and operate a business and assume
financial risks to achieve their vision and goals (Thérin, F. 2007, hlm. 120). Menurut Hadi Warsito (2013)
materi teknopreneur bidang konstruksi bisa dikembangkanmenjadi 3 bagian: 1) penanaman nilai-nilai
kewirausahaan; 2) pengembangan produk; dan 3) pengelolaan usaha.Berdasar definisi dan karakter siswa SMK
Teknik Konstruksi dan Properti secara konten alternatif pengembangan materi PK-KWU untuk bisa
dikembangkan tentang teknologi bahan atau elemen yang dibutuhkan sektor konstruksi perumahan.
N8-10-5
Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) 2018
Secara praktik Guru KWU biasa mengajar dalam satu rumpun BK dan berdasar jumlah kelas dan tututan
beban mengajar Guru, setiap Guru bisa mengajar dalam satu KK atau lebih. Melihat kondisi ini secara umum
Guru KWU dimungkinkan bisa mengajar mapel PK-KWU pada 2 atau 3 kejuruan yang berbeda. Oleh akibat
tuntutan penguasaan Guru menguasai berbagai keahlian, maka untuk dapat menguasai tentang produk yang
harus dikembangkan paling tidak dalam level mengenal, memahami dan menerapkan (mengembangkan).
Mengingat ketersediaan Guru yang berlatar belakang ilmu bisnis dan manajemen, bagaimanakah setiap Guru
KWU mengenal, memahami dan membuat produk yang beraneka sesuai dengan kebutuhan peserta didik? Salah
satu produk kreatif sebagai contoh alternatif materi teknopreneur untuk program Teknologi Konstruksi dan
Properti adalah pengembangan : 1) elemen struktur bangunan; 2) elemen non-struktur bangunan; 3) eskteritor
bangunan; dan 4) ineterior bangunan.
N8-10-6
Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) 2018
KESIMPULAN
Implementasi mapel PK-KWU di SMK sesuai dengan kebutuhan Kurikulum 2013 revisi 2016
1) Pengembangan materi ajar meliputi : perancangan produk, rekayasa industri dan kewirausahaan.
2) Model pembelajaran direkomendasikan Pembelajaran Kewirausahan berbasis Pengalaman (PKbP).
3) Profil Guru yang dibutuhkan adalah berlatar belakang ilmu bisnis dan manajemen, mempunyai minat dan
atau pengalaman dalam praktik berwirausaha.
4) Rumusan spesifikasi pengembangan materi ajar PK-KWU sesuai Kurikulum 2013 Revisi 2016,secara
ringkas disajikan pada Tabel 4.
REFERENSI
N8-10-7
Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) 2018
N8-10-8