Anda di halaman 1dari 41

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL


DI WILAYAH TAWAELI PALU

PROPOSAL

FERIAL APRILIANI
N 201 13 065

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 11
2.1 Kehamilan .................................................................................... 11
2.2 Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil............................. 13
2.3 Penyebab Kurang Energi Kronis (KEK) ...................................... 14
2.4 Faktor Penyebab Ibu Hamil KEK ................................................ 16
2.5 Tabel Sintesa ................................................................................ 23
2.6 Kerangka Teori............................................................................. 34
BAB III KERANGKA KONSEP............................................................. 35
3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ....................................... 35
3.2 Alur Kerangka Konsep ................................................................. 36
3.3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................. 36
3.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 38
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 39
4.1 Jenis Penelitian............................................................................. 39
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 39
4.3 Populasi dan Sampel .................................................................... 40
4.4 Pengumpulan Data Penelitian ..................................................... 42
4.5 Analisis dan Penyajian Data ........................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Sintesa Penelitian ................................................................. 23


Tabel 2 Tabel Distribusi Responden Menurut Kelurahan........................... 42
Tabel 3 Kontigensi 2x2 ............................................................................... 43

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Kerangka Teori ................................................................ 34


Gambar 2 Alur Kerangka Konsep Penelitian............................................ 36
Gambar 3 Rancangan penelitian Cross Sectional ..................................... 39

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampirran 4 : Persetujuan Pengambilan Gambar Responden

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu keadaan istimewah bagi seorang wanita

sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik (

Mandriwati, 2008).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari

pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan

pertama dimulai konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat

sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari buln ketujuh sampai 9 bulan (Wijosastro,

2006).

Kehamilan normal berlangsung selama 38-40 minggu. Jika dihitung

dengan ukuran hari, kehamilan akan berakhir sesudah 266 hari, atau 38

minggu pascaovulasi, atau kira-kira 40 minggu dari akhir hari pertama haid

terakhir, atau 9,5 bulan dalam kalender (Arisman, 2009).

Kehamilan pada trimester I ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual

diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, peningkatan ukuran

perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi. Periode

ini termasuk resiko terjadi gangguan psikologis misalnya reaksi terhadap

kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak

menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya


dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup yang biasanya timbul pada

kehamilan pada minggu I dan minggu II ( Bobak, 2004)

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena

itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.

Peningkatan energi dan zat gizi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan

komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu

yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna

(Adriani & Wirjatmadi, 2012).

Kehamilan merupakan suatu investasi yang perlu disiapkan, dalam

proses ini gizi memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan janin. Studi membuktikan bahwa ibu dengan status gizi

kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, melahirkan bayi

dengan berat badan lahir yang rendah, dan selanjutnya dapat berdampak pada

malnutrisi antargenerasi (Sandra fikawati, dkk, 2015).

Kekurangan Energi kronis (KEK) adalah keadaan di mana seseorang

mengalami kekurangan gizi (energi dan protein) yang berlangsung lama atau

menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana

seseorang mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan

menderita risiko KEK bilamana LILA (Lingkar Lengan Atas) <23,5cm

(Chinue, 2009).

Dampak KEK pada kehamilan diantaranya :

1. Terhadap Ibu Hamil


Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan

kematian ibu.

2. Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya.

Perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi cesar

cenderung meningkat.

3. Terhadap janin

Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran , abortus, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat

badan rendah (BBLR) (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

Pengukuran LILA sangat penting untuk menentukan apakah ibu hamil

mengalami kurang energi kronis (KEK). LILA <23,5 cm menandakan KEK.

Sedangkan ≥23,5 cm menandakan bukan KEK. Pita untuk mengukur LILA

memiliki kapasitas 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Pembacaan LILA harus

dilakukan pada skala yang diarahkan keluar dan sejajar dengan mata pembaca

(Almatsier, 2011).

Hasil Riskesdas 2013 mendapatkan proposi ibu hamil umur 15-49 tahun

dengan LILA <23,5cm atau berisiko KEK di indonesia sebesar 24,2 persen.
Proposi terendah di Bali (10,1%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur

(45,5%) (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data profil kesehatan Sulawesi Tengah pada tahun 2014

jumlah kasus ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi Kronis (KEK)

berjumlah 4074 dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan kasus bumil KEK

yang ditemukan sebesar 5258. Dari keseluruhan Kasus Bumil KEK yang

dilaporkan telah memperoleh penanganansesuai prosedur. Namun untuk

menekan jumlah kasus Bumil KEK diperlukan dukungan dari berbagai pihak

lintas sektor.

Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Kota Palu pada tahun 2015

dari 7.398 ibu hamil terdapat 1.094 Bumil KEK (14,78%) mengalami

peningkatan sebesar 3,7% di bandingkan Tahun 2014 yang hanya 11,04%.

Dari jumlah Bumil KEK yang ada, sebanyak 913 bumil (83,45%) dan pada

tahun 2016 dari 7,565 ibu hamil terdapat 1,107 bumil KEK (14,63).

Sementara itu prevalensi kejadian KEK tertinggi pada ibu hamil tahun 2015

dan 2016 di Kota Palu terdapat di wilayah Puskesmas Tawaeli sebesar 41,28%

dan 38,26%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Talise diperoleh hasil

bahwa terjadi peningkatan kasus berturut turut dari tahun 2014 hingga tahun

2016, dimana pada tahun 2014 jumlah kasus anemia pada ibu hamil

sebanyak 153 dengan presentasi 29,0%, sedangkan pada tahun 2015

meningkat sebanyak 350 dengan presentasi 59% dan pada tahun 2016

meningkat menjadi 491 dengan presentasi 66%. Puskesmas Talise


merupakan puskesmas kedua tertinggi kasus anemia pada ibu hamil dari 13

puskesmas diseluruh kota Palu dimana puskesmas tertinggi pertama adalah

Puskesmas Tawaeli, namun pada penelitian ini Puskemas Talise dipilih

menjadi tempat penelitian karena jumlah kasus yang besar dan peningkatan

yang terjadi setiap tahunnya dari tahun 2014 hingga 2016.(GANTI

PUSKESMAS BULILI)

Hasil penelitian mengenai analisis faktor yang mempengaruhi

kekurangan energi kronis pada ibu hamil yang dilakukan oleh Handayani,

dkk. (2010). Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai ρ = 0,049 (p <

0,05) Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan terhadap

kejadian KEK. pembahasannya

Hasil penelitian mengenaiTingkat Sosial Ekonomi Tidak Berhubungan

Dengan Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil yang dilakukan oleh

Indriany, dkk. (2014). Dari hasil uji statistik di dapatkan nilai p < 0,05 yang

berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian kek

pada ibu hamil. pembahasanya

Hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil

tentang gizi selama kehamilan yang dilakukan oleh Sulistiyanti & Andarwati

(2013). Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang pengertian gizi, menunjukkan bahwa jumlah tertinggi adalah

responden dengan tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 31 responden

(91,20%) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data

tertinggi adalah ibu hamil dengan kelompok multigravida yaitu sebanyak 18


responden (52,94%). Hasil penelitian ini sejalan yang dilakukan Legimakani

(2012) bahwa terhadap ibu hamil trimester II dan III menunjukkan bahwa

jumlah anak atau paritas ibu dapat mempengaruhi pengetahuan tentang gizi.

Hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan mengenai gizi,

pendapatan keluarga dan infestasi soil transmitted helminths dengan Kurang

Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil yang dilakukan oleh Wati Lidia, dkk.

(2014) Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,035 maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan mengenai gizi

dengan kejadian kek pada ibu hamil. pembahasannya

Berdasarkan hasil penelitian penilaian status gizi hamil wanita

menghadiri kota tebessa pmi (aljazair) yang dilakukan oleh Deghboudj N,

dkk. (2011). Bahwa hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa 40% wanita

hamil menderita beberapa penyakit seperti anemia, hipertensi, diabetes dan

inflamasi penyakit 17,70% wanita yang disurvei minum obat, 33,85%

ditambah, termasuk 1,54% dengan memberi makan dan 32,31% obat, 78,46%

kelebihan berat badan (39,23%) kelebihan berat badan dan 39,23% mengalami

obesitas). hanya 21,54% wanita memiliki status berat yang memuaskan. hasil

dari analisis data biologis menunjukkan bahwa 26,67%, 55,45% hamil wanita

memiliki hemoglobin dan hematokrit, masing-masing, di bawah WHO

Standar. Kekuatan wanita lebih mengandalkan makanan nabati daripada

hewan, membuat pilihan makanan mereka yang buruk karena harga pakan

yang lebih tinggi.

.
berdasarkan hasil penelitian hubungan kebiasan minum teh dengan

kejadian anemia pada ibu hamil trimester II yang dilakukan oleh Septiawan &

Sugerta, (2015) Uji Statistik Diperoleh Nilai P-Value 0,44<Α 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kebiasaan minum teh dengan

kejadian anemia pada ibu hamil trimester II. pembahasannya

Berdasarkan hasil penelitian konsumsi kafein dan insiden konsumsi

kafein dan insiden hipertensi dalam kehamilan hipertensi pada kehamilan

yang dilakukan oleh M.D Dalli Hosein, dkk. (2012) Pada kelompok

preeklampsia, konsumsi teh yang berlebihan terlihat, namun perbedaan ini

(perbedaan dalam hal) tidak signifikan. Di antara 21 (51%) ibu pada kelompok

preeklamsia dan 64 (64,7%) ibu di kelompok lain, tidak ada hubungan yang

signifikan dalam meminum berbagai jenis kafein, seperti kokas hitam,

minuman ringan, atau kopi dengan preeklampsia.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan

diantaranya tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet

Fe. (Yanti, dkk. 2015). Hasil penelitian mengenai hubungan kepatuhan ibu

hamil dalam mengomsumsi tablet besi fe dengan kadar hemoglobin hb yang

dilakukan oleh malah, dkk. (2016) berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan uji Chi Square ternyata terdapat hubungan antara kepatuhan ibu

dalam mengkonsumsi Tablet Fe dengan kadar Hemogloblin dengan katagori

patuh, tidak patuh, nilai p = 0,000 <α =0,05.

Hasil penelitian mengenai faktor-faktor terjadinya anemia pada ibu

hamil primigravida yang dilakukan oleh Yanti Madi, dkk. (2015) berdasarkan
hasil analisis Uji Chi-Square Yang Dilihat Pada Hasil Fisher’s Exact Test

Diketahui Bahwa P-Value Yaitu 0,000 Lebih Kecil Dari 0,05(P-Value<À) hal

ini menunjukan bahwa ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet fe

dengan kejadian anemia ibu primigravida.

Hasil penelitian mengenai hubungan kepatuhan minum tablet besi dan

status gizi ibu hamil dengan berat badan yang dilakukan oleh Rezeki Sri, dkk.

(2014). Berdasarkan Hasil Uji Adalah R=0,388 Dan P=0,011, Ada hubungan

bermakna antara kepatuhan minum tablet besi dengan berat badan bayi lahir.

Pembahasannya

Berdasarkan hasil penelitian prevalensi anemia defisiensi besi pada

wanita hamil di calabar, cross river state nigeri yang dilakukan oleh Essein

A, dkk. (2013) Prevalensi anemia anemia dan anemia zat besi ditemukan

secara signifikan lebih tinggi (p <0,05) pada ibu hamil (20,0%, 15,7%) bila

dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Hemoglobin rata-rata,

hematokrit, besi serum, serum feritin dan saturasi transferrin berkurang secara

signifikan (p <0,01) pada wanita hamil daripada wanita hamil sedangkan total

kapasitas pengikat besi dan reseptor transferin terlarut secara signifikan ( p <

0,01) meningkat pada kehamilan daripada tidak hamil. Hal itu juga

menunjukkan bahwa ibu hamil pada trimester ketiga dan multigravidae

memiliki prevalensi defisiensi besi dan anemia defisiensi besi tertinggi saat

ibu hamil pada trimester kedua memiliki prevalensi anemia tertinggi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu hamil di

Puskesmas Tawaeli. Diketahui bahwa dari 10 Ibu hamil, terdapat 5 orang


diantaranya yang memiliki ukuran LiLA < 23,5 cm, sehingga dikategorikan

KEK. Selain itu, untuk pengetahuan tentang gizi ibu hamil dari 10 Ibu hamil

terdapat 4 orang diantaranya yang rendah akan pengetahuan tentang gizi ibu

hamil. Sedangkan untuk jumlah anggota keluarga dari 10 ibu hamil terdapat 2

ibu hamil yang tidak sesuai anjuran KB, konsumsi kafein dari 10 ibu yang

menjadi responden terdapat 2 ibu hamil yang sering mengonsumsi kafein

selama hamil, dan untuk tablet Fe dari 10 orang yang menjadi responden

yang patuh mengonsumsi tablet fe terdapat 2 orang yang tidak patuh

mengonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dengan adanya kasus KEK pada

ibu hamil di Puskesmas Tawaeli maka peneliti tertarik melakukan penelitian

untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kurang

energi kronis (KEK) pada ibu hamil diwilayah puskesmas tawaeli palu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “faktor-faktor apa yang berhubungan dengan kejadian

Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas

Tawaeli?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kurang


Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas

Tawaeli.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan

kejadian kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Tawaeli.

b. Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan pendek dengan

kejadian kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Tawaeli.

c. Untuk mengetahui hubungan konsumsi kafein dengan kejadian

kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Tawaeli.

d. Untuk mengetahui hubungan tablet Fe dengan kejadian kurang

energi kronis (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Tawaeli.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian bermanfaat sebagai data dan informasi untuk

mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian kurang energi

kronis (KEK) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Tawaeli.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu Hamil


Penelitian bermanfaat sebagai data dan informasi untuk mengetahui

faktor yang berhubungan dengan kejadian kurang energi kronis

(KEK) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Tawaeli.

b. Bagi Profesi

Sebagai salah satu referensi untuk studi lebih lanjut bagi peneliti

lain yang tertarik pada masalah kurang energi kronis (KEK) pada

ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Tawaeli.

c. Bagi Institusi

Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya Program Studi

Kesehatan Masyarakat dapat dijadikan informasi dan digunakan

untuk mengembangkan keilmuan serta sebagai bahasan untuk

memperluas hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjuan Variabel Dependen

2.2 Kehamilan

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,

karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama

kehamilan. Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami

masalah gizi seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi.

Kekurangan energi dan kalori (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) dan

ibu hamil berisiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (Handayani &

Suci, 2011).

2.2.1 Gizi Ibu Hamil

Pada setiap kehamilan, seseorang ibu hamil membutuhkan

makanan dengan kandungan zat-zat yang berbeda dan disesuaikan

dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Pramitha, 2009).

Masa kehamilan ibu dibagi dalam tiga tahap atau trimester.

Trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1-3 bulan, adalah

masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena

pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin masih lambat,

penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil. Pada

saat ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk

menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang

disantap setiap hari untuk cadangan persediaan trimester berikutnya.


Dalam keadaan ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-

muntah dan tidak berselera makan sehingga asupan makanan perlu

diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi

kecil, dan frenkuensi pemberiannya sering (Indrayani, 2011).

Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4-6 bulan,

janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya.

Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu

juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran

payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu,

peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu

mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan

sebagai bahan pembentuk ASI saat menyusui nanti (Indrayani,

2011).

Sedangkan pada tahap terakhir atau trimester ketiga, ketika

usia kehamilan mencapai 7-9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral

untuk menunjang pesatnta pertumbuhan janin dan pembentukan

otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang

disimpan ibu selama tahap sebelumnya (Indrayani, 2011).

Dengan kondisi semacam itu, konsumsi ibu hamil

mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan

tubuh yaitu sumber zat tenaga yang didapatkan dari makanan sumber

karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian,

jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mie, minyak, mentega. Sumber


zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging,

tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan. Kemudian zat pengatur

yang berasal dari vitamin dan mineral yang didapat dari sayuran dan

buah-buahan (Indrayani, 2011).

Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil

dianjurkan mengonsumsi bahan makanan secara proposional yang

meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, telur,

sayur, buah, susu, dan lemak (Indrayani, 2011).

Tambahan vitamin dan mineral terutama tambahan zat besi

diperlukan untuk menambah jatah darah untuk keperluan ibu dan

janin. Besi banyak terdapat dalam daging, hati dan sayuran hijau,

seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun popaya dan

sebagainya (Adriani & Wirjatmadi, 2012).

2.2.2 Kurang Energi Kronis

Kek adalah keadaan dimana seseorang kekurangan gizi dan

telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang

dari 23,5 cm (Kemenkes, 2010).

KEK merupakan salah satu masalah kurang gizi yang sering

terjadi pada PUS baik perempuan hamil maupun tidak hamil, yang

disebabkan oleh kekurangan energi dalam jangka waktu yang cukup

lama. Status gizi perempuan terutama pada masa usia subur

merupakan elemen pokok dari kesehatan reproduksi remaja karena

keterkaitan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya, yang


pada akhirnya akan berdampak pada masa dewasanya (Departemen

Gizi dan Kesmas FKM UI, 2012).

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada

tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi

belajar, risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR)

maupun penurunan kesegaran jasmani (Lutfiah, 2013).

Secara umum, kurang gizi dikaitkan dengan kemiskinan,

ketidakadilan gender, serta hambatan terhadap akses berbagai

kesempatan dan pendidikan sehingga berdampak pada pengetahuan

tentang gizi. Siklus status gizi yang kurang baik ini berlanjut dari

status gizi pada masa bayi, balita, masa remaja, dan calon ibu

sebagai generasi. Konsekuensi KEK maternal antara lain penyakit

infeksi, persalinan macet, kematian ibu, BBLR dan kematian bayi

serta neonatal (Departemen dan Kesmas FLM UI, 2012).

2.2.3 (KEK) Pada Ibu Hamil

2.2.4 Penyebab Kurang Energi Kronis (KEK)

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK

2.3 Tinjauan Variabel Independen

2.3.1 Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

Ibu hamil membutuhkan energi yang berkaitan dengan berat

badan dan aktifitas yang ibu lakukan. Berat badan total yang dicapai

selama masa kehamilan sekitar 10-15 kg. Pada trimester pertama,

nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil harus terkandung nutrient seimbang


yang dibutuhkan tubuh. Asupan protein ditingkatkan hingga 60 gram,

dan ibu hamil yang berisiko tinggi diharuskan meningkatkan asupan

protein dua kali dari kondisi normal (Astuti, 2011).

Ibu hamil juga perlu meningkatkan asupan cairan karena dapat

mencegah konstipasi selama kehamilan. Kebutuhan asupan air

ditingkatkan, sedikitnya 8 gelas setiap hari ibu hamil harus menghindari

minum manis- manis, beralkohol, minuman yang mengandung kafein

dan juga obat-obatan (Astuti,2011)

Seluruh makanan dapat dikonsumsi ibu dalam pengaturan

makan yang terdiri dari waktu makan utama dan selingan. Setiap

harinya waktu makan utama dapat dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu

pagi, siang, dan malam. Makan utama sebaiknya tiga kali dari makanan

pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Sementara itu, waktu makanan

selingan berada di antara waktu makan utama, yaitu sekitar pukul 10

pagi dan pukul 4 sore (Sandra fikawati, dkk, 2015).

Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam

tubuh mahluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan

hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan

berbagai aktifitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan

tersebut dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi) (Beck, 2011)

2.3.2 Jarak Kehamilan Pendek

Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia

pada saat kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan


mengurangi cadangan zat besi ibu. Pengetahuan jarak kehamilan yang

baik minimal 2 tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga

badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus mengurangi

cadangan zat besi. Jarak kehamilan yang berdekatan juga dapat memicu

pengabaian pada anak pertama secara fisik maupun psikis, yang dapat

menimbulkan rasa cemburu akibat ketidaksiapan berbagai kasih sayang

dari orang tuanya (Adinda, 2012).

Salah satu yang bisa mempercepat terjadinya anemia pada

wanita adalah jarak kelahiran pendek. Hal ini disebabkan karena

kekurangan gizi yang merupakan mekanisme biologis dari pemulihan

faktor hormonal, dimana kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan

kebutuhan zat-zat gizi yang belum optimal, sudah harus memenuhi

kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Menurut data Badan

Koordinasi Berencana Nasional (BKKBN), jarak persalinan yang baik

adalah minimal 24 bulan (Tristiyanti, 2006).

Menurut Ammirudin (2007), risiko untuk menderita anemia

berat dengan ibu hamil dengan jarak kurang dari 24 bulan dan 24 – 35

bulan sebesar 1,5 kali dibandingkan ibu hamil dengan jarak kehamilan

lebih dari 36 bulan. Hal ini dikarenakan terlalu dekat jarak kehamilan

sangat berpengaruh terhadap kesiapan organ reproduksi ibu. Jarak

kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia pada saat

kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras

cadangan zat besi ibu.


Pengetahuan jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun

menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk

menerima janin kembali tanpa harus menghasilkan cadangan zat bezi.

Selepas masa nifas (masa setelah melahirkan), yang rata-rata berdurasi

40 hari, hubungan intim sudah mungkin dilakukan. Secara fisiologis,

kondisi alat reproduksi wanita sudah pulih. Tapi semuanya kembali

pada kesiapan fisik dan psikis, terutama dan pihak wanita. Tiga bulan

setelah melahirkan, wanita sudah bisa hamil lagi. Wanita yang

melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (dibawah 2 tahun)

akan mengalami peningkatan resiko perdarahan pada trimester ke-3,

placenta previa, anemia, ketuban pecah dini, endometriosis masa nifas,

dan kematian saat melahirkan (Ammirudin, 2007).

Penelitian The Demographic and Health Survey, menyebutkan

bahwa anak-anak yang dilahirkan 3-5 tahun setelah kelahiran kakaknya,

memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi dari pada yang

berjarak kelahiran kurang dan 2 tahun. Selain itu, pelepasan sel telur

(ovulasi) sering mendahului peristiwa haid pertama kali (menarche)

pada remaja yang masuk masa puber. Hal ini dapat menyebabkan

kehamilan pada gadis remaja yang telah masuk ke dalam aktivitas

seksual (Ammirudin, 2007).

2.3.3 Konsumsi Kafein

Kafein dapat meningkatkan curah hujan jantung, memiliki efek

diuretik, dan menstimulasi sistem saraf pusat. Kafein yang dikonsumsi


ibu dapat berpindah ke tubuh janin melalui plasenta dan meningkatkan

curah jantung janin. Namun sampai saat ini tidak ditemukan dampak

konsumsi kafein terhadap pertumbuhan janin. Meski demikian, lembaga

makanan dan obat di Amerika (FDA) membatasi konsumsi kafein

<300mg/ hari, yang setara dengan 2-3 cangkir kopi, 4 cangkir teh atau 6

cangkir minuman cola (Sandra fikawati, dkk, 2015).

Efek dari penggunaan kafein pada janin tidak semuanya

diketahui. Beberapa peneliti melaporkan bahwa pengguna kafein berat

berhubungan dengan meningkatnya bayi lahir mati, abortus spontan,

dan persalinan prematur. Beberapa penelitian gagal menemukan

hubungan antara konsumsi kopi dan hasil kehamilan yang merugikan

(Moore, 1997).

Tannin dalam teh yang menimbulkan rasa agak cepat diketahui

dapat menghambat penyerapan mineral besi. itulah sebabnya wanita

hamil dianjurkan untuk tidak terlalu sering minum teh untuk

menghindari risiko anemia (kurang darah). Bahkan dianjurkan yang

ekstrim menyarankan agar kita jangan minum teh sehabis makan karena

menu lengakap yang kaya vitamin/mineral dan protein tidak akan

terserap oleh tubuh secara baik apabila dihambat oleh kehadiran teh

(Khomsan, 2006).

Minuman kafein (dalam teh, kopi, atau coklat). Teh

mengandung tanin yang mengganggu penyerapan zat besi, dan

minuman ringan mengandung gula atau pemanis (Stoppard, 2009).


Alkohol dan kafein dapat mencegah penyerapan asam folat dan

zat besi yang sangat penting untuk kehamilan. Selain itu, keduanya juga

menimbulkan efek yang buruk pada janin. Kafein terdapat pada kopi

dan teh. Soft drink, seperti halnya alkohol dan kafein, juga bertanggung

jawab menyedot kalsium dari tulang ibu hamil. Pada beberapa kasus

yang jarang, ibu yang sering meminum soft drink selama hamil,

janinnya mengalami gangguan pembentukan tulang belulang yang

berakibat kecacatan seumur hidup (Nurafia & Nurhayati, 2011).

Food and Dgrus Administration (FDA) mengatakan belum ada

data yang bermakna untuk menyimpulkan bahwa kafein memengaruhi

reproduksi manusia. Namun, asupan kopi untuk wanita hamil tetap saja

dipatok hingga maksimal sebanyak 300 mg sehari. Perlu selalu diingat,

bahwa kafein bukan hanya tersimpan dalam biji kopi, tetapi juga

terkandung dalam teh, coklat, minuman cola, dan minuman ringan lain

(Arisman, 2004).

2.3.4 Tablet Fe

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapatkan tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

diberikan sejak kontak pertama prinsip esensial dari penanganan

anemia karena defisiensi besi adalah terapi sulih besi dan penanganan

penyebab mendasar seperti pendarahan gastrointestinal atau infeksi

parasit ( Depkes RI, 2009).


Fe adalah bagian penting dari hemoglobin, mioglobin, dan

enzim, namun zat gizi tergolong esensial sehingga harus disuplai dari

makanan. Di dalam tubuh Fe terutama terdapat sekitar 70 persen Fe

dalam pencernaan dipengaruhi oleh simpanan serta hal-hal lain terkait

dengan cara Fe dikonsumsi (Endang, 2007).

Anemia gizi besi merupakan masalah gizi utama pada semua

kelompok umur dengan prvalensi aling tinggi pada kelompok ibu hamil

yaitu sekitar 70%. Setengah dari ekstra zat besi yang dibutuhkan selama

hamil digunakan dalam pembuatan Hb untuk meningkatkan suplai

darah ibu hamil. Selama kehamilan massa sel darah merah bertambah

sekitar 18%, sehingga diperlukan zat besi yang cukup sebagai

pembentuk sel darah merah. Kebutuhan zat besi yang cukup sebagai

pembentuk sel darah merah. Kebutuhan zat besi terbesar terjadi pada

trimester akhir kehamilan di mana janin menyimpan zat besi sebagai

cadangan dalam tubuhnya (fikawati, dkk. 2015).

Zat penghambat absorbpsi Fe di antaranya adalah tanin (teh),

phitat (serelia), dan serat. Sementara itu, zat peningkat absorpsi adalah

sistem (daging), vitamin C, sitrat, malat, dan laktat yang umum terdapat

dalam buah-buahan (Endang, 2007).

Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat

hingga 200-300%. Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak

300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat melahirkan, 50-75 mg

untuk pembentukan plasenta dan 450 mg untuk pembentukan sel darah


merah. Zat besi tidak akan terpenuhi kebutuhannya hanya dari diet saja,

karena itu pemberian suplemen zar besi sangat diperlukan. Pemberian

dilakukan selama trimester II dan III dan dianjurkan untuk menelan 30-

60 mg tiap hari mulai minggu ke 12 kehamilan sampai selama 3 bulan

(Sulistyoningsih, 2011).

Kebutuhan Fe untuk ibu hamil meningkat untuk pertumbuhan

janin. Zat besi akan disimpan oleh janin dihati selama bulan pertama

sampai dengan bulan keenam kehidupannya untuk ibu hamil trimester

ketiga harus meningkat zat besi untuk kepentingan kadar HB dalam

darah untuk transfer pada plasenta, janin, dan persiapan kelahiran.

Kebutuhan Fe selama kelahiran enam minggu/1.000 kal. Kebutuhan zat

besi tiap trimester sebagai berikut :

Trimester I : Kebutuhan zat besi ±1 mg/hari (kehilangan basal

0,8mg/hari) ditambah 30-40mg untuk kebutuhan janin

dan sel darah merah.

Trimester II : Kebutuhan zat gizi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg

dan conceptus115 mg.

Trimester III : Kebutuhan zat besi 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambahkan kebutuhan sel darah 150 mg,

conpetus 223 mg (Adriani & Wirjatmadi, 2012).


2.4 Kerangka Teori
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Kekurangan energi kronis (KEK) adalah keadaan di mana seseorang

mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau

menahun. Risiko kekurangan energi kronis (KEK) adalah keadaan dimana

seseorang mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan

menderita KEK bilamana LILA (Lengan Lingkar Atas) <23,5 cm (Chinue,

2009).

Dari beberapa faktor terjadinya KEK, asupan zat gizi merupakan

utama kejadian KEK adalah asupan energi dan protein, hal ini disebabkan

karena jika ibu hamil mengalami kekurangan asupan energi dan protein akan

berperngaruh langsung dengan status kehamilan. Energi berfungsi untuk

membantu perubahan komposisi dan metabolisme tubuh selama hamil

sedangkan protein dapat befungsi sebagai membantu pertumbuhan dan

perkembangan selama hamil dan pembentukan sel-sel darah merah (Chinue,

2009).

Dari beberapa faktor penyebab KEK, yang akan menjadi variabel

penelitian ialah pengetahuan ibu mengenai gizi, kehamilan jarak pendek,

konsumsi kafein dan tablet Fe.


3.2 Alur Kerangka Konsep

Adapun alur kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :

Pengetahuan ibu
tentang gizi

Jumlah anggota Kurang Energi


keluarga Kronis (KEK)

Konsumsi Kafein

Kepatuhan
mengonsumsi
Tablet Fe

: Independent
: Dependen
Gambar 2 Alur Kerangka Konsep Penelitian

3.3 Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif

3.3.1 Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

a. Definisi Operasional

pengetahuan gizi merupakan pengetauan tentang makanan

dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, kandungan zat-

zat gizi pada makanan yang berimbang, serta keamanan makanan

untuk kesehatan.

b. Kriteria Objektif

1. Rendah : Jika skor total jawab responden < median

2. Tinggi : Jika skor total jawab responden ≥ median


3.3.2 Kehamilan Jarak Pendek

a. Definisi Operasional

Rentang waktu kehamilan terakhir dengan persalinan

sebelumnya.

b. Kriteria Objektif

1. Risiko Tinggi : Apabila jarak kehamilan seorang ibu rapat <24

bulan

2. Risiko Rendah : Apabila jarak kehamilan seorang ibu renggang

≥24 bulan

3.3.3 Konsumsi Kafein

a. Definisi Operasional

Kafein banyak terdapat pada kopi, cokelat, dan softdrink.

Kafein dan tanin pada teh dapat menghambat penyerapan zat besi,

juga kalsium.

b. Kriteria Objektif

1. Sering : Jika minum kafein > 2X Sehari

2. Tidak Sering : Jika minum kafein ≤ 2X Sehari

3.3.4 Tablet Fe

a. Definisi Tablet Fe

Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat

menimbulkan penyakit anemia gizi atau biasa disebut kurang darah.

Tablet ini sangat diperlukan oleh ibu hamil. Seorang ibu hamil harus

mendapatkan minimal 90 tablet Fe selama kehamilannya.


b. Kriteria Objektif

1. Tidak Patuh : Jika mengonsumsi Tablet Fe sebanyak <90

2. Patuh : Jika mengonsumsi Tablet Fe sebanyak = 90

3.4 Hipotesis Penelitian

3.4.1 Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian

kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil.

3.4.2 Ada hubungan antara jarak kehamilan pendek dengan kejadian kurang

energi kronis (KEK) pada ibu hamil.

3.4.3 Ada hubungan antara konsumsi kafein dengan kejadian kurang energi

kronis (KEK) pada ibu hamil.

3.4.4 Ada hubungan antara Tablet Fe dengan kejadian kurang energi kronis

(KEK) pada ibu hamil.


BAB IV

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif survei analitik

dengan pendekatan Cross sectional study. Artinya penelitian dilakukan

secara bersamaan antara mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang gizi,

jarak kehamilan pendek, konsumsi kafein dan tablet fe dengan mengukur

lingkar lengan atas (LiLA) untuk mengidentifikasi kurang energi kronis

(KEK).

Populasi

(sampel)

Faktor risiko + Faktor risiko -

Efek + Efek- Efek + Efek -

(Notoatmodjo, 2012)
Gambar 3 Rancangan Penelitian Cross Sectional

1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskemas Tawaeli pada bulan

Oktober sampai selesai.


1.3. Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah semua ibu hamil pada wilayah kerja Puskemas Tawaeli,

yang berjumlah 301 jiwa pada tahun 2017-2018.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2012). Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli Kota Palu. Penentuan

besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin :

n= ( )

Diketahui:

n = Besar Sampel

N = Populasi

d = Perkiraan tingkat kesalahan (10%)

Penyelesaian:

n= ( )

n= ( , )

n= ( , )

n= ,

n= ,
n = 75,06

n = 75 responden

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75

responden. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan

tehnik Stratified Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang

dilakukan pada populasi yang mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda atau heterogen (Notoatmodjo, 2012). Dengan

menggunakan rumus, sebagai berikut :

ni =

Keterangan :

ni = Jumlah sampel setiap lingkungan

Ni = Jumlah populasi setiap lingkungan

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

Jumlah ibu hamil di Kelurahan adalah sebagai berikut :

a. Kelurahan Lambara = 75

=18
b. Kelurahan panau = 75

=21
c. Kelurahan Ngapa = 75

=16
d. Kelurahan Pajeko = 75

=20
Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Kelurahan

No Kelurahan Ibu Hamil Sampel


1 Lambara 74 18

2 Panau 84 21

3 Ngapa 63 16

4 Pajeko 80 20

Jumlah 301 75

4.4 Pengumpulan Data

4.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data hasil penelitian yang diperoleh secara

langsung dari tempat penelitian di Puskesmas Tawaeli berupa data

pengetahuan ibu tentang gizi, jumlah anggota keluarga, konsumsi

kafein, dan tablet Fe.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh berupa data ibu hamil

melalui puskesmas tempat diadakannya penelitian. Dalam hal ini

Puskesmas Tawaeli.

4.5 Analisis dan Penyajian Data

Setelah data terkumpul selanjutnya diolah melalui proses editing,

coding dan entry data. Tahap-tahap analisis data sebagai berikut :


4.5.1 Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu dilakukan untuk mengetahui

distribusi, frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti baik

variabel dependen maupun variabel independen.

4.5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dengan

menggunakan uji Chi-Square (x2) dengan derajat kepercayaan 95%.

Seperti tertera pada tabel 2 tabel kontigensi 2 x 2.

Tabel 3 Kontigensi 2 X 2

Variabel Dependen
Faktor Risiko Ya Tidak Jumlah
Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d n
Rumus : Uji Chi-Square:

  ²
X2 =( )( )( )( )

Dimana :

X2 = Uji Chi-Square

n = Jumlah sampel

a = Subjek dengan faktor risiko yang mengalami efek (+)

b = Subjek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek (-)

c = Subjek tanpa faktor risiko yang mengalami efek (+)

d = Subjek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek (-)

Interprestasinya :
Jika p – value > 0,05 maka H0 diterima artinya menunjukkan dua

variabel tersebut tidak ada hubungan.

Jika p – value ≤ 0,05 maka H0 ditolak artinya menunjukkan dua variabel

tersebut ada hubungan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program

komputerisasi, setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya data

dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi serta dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani Merryana Dan Wijatmadi Bambang. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus
Kehidupan. Penerbit Kencana Media Group. Jakarta
Ali Khomsan. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Pt Rajagrafindo Persada.
Jakarta
Aminin Fidya. Atika Wulandari & Ria Pratidiya Lestari. 2014. Pengaruh
Kekurangan Energi Kronis (KEK) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil. Jurnal Kesehatan. Volume.V. Nomor.2 .Oktober 2014
Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi Ed.2. Jakarta.
Egc
Asrina. Shinta Siswoyo Putri. Ima Syamrotul Muflihah & Dian Nirmala Sari.
2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Graha Ilmu. Yogyakarta
BKKBN. 1998. Gerakan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera. Jakarta :
BKKBN
Deghboudj N. M Kaibi & S. Taleb. 2011. Assessment of Nutritional Status of
Pregnant Women Attending the City Tebessa PMI (Algeria). Algeria.
National Journal of Physiology, Pharmacy & Pharmacology | 2011 | Vol 1
| Issue 2 | 97 – 105
Departemen Kesehatan Ri. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta. Jakarta : Dirjen Binkesman. Direktorat
Jendral Bina Kesehatan Ibu.
Endang L. Achadi. 2007. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Pt Rajagrafindo
Persada. Jakarta
Essein A. Usanga. Antai A,B. Enosakhare. Asemota. Ifeyinwa M. Okafor.
Prevalence of Iron Deficiency Anaemia among Pregnant Women in
Calabar, Cross River State Nigeria. Nigeria. IOSR Journal of Pharmacy
and Biological Sciences (IOSR-JPBS) e-ISSN: 2278-3008, p-ISSN:2319-
7676. Volume 7, Issue 2 (Jul. – Aug. 2013), PP 60-64
Fikawati Sandra. Ahmad Syafiq & Khaula Karima. 2015. Gizi Ibu Dan Bayi. Pt
Rajagrafindo Persada. Jakarta
Handayani Sri Dan Suci Budianingrum. 2010. Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Diwilayah
Puskesmas Wedi Klaten. Wedi Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan. Vol.1.
No.1. Januari 2011,42-60
Hariyani Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Harwina Widya Astuti. 2011. Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Cv Transinfo
Media. Jakarta
Hasanah Nurul Dewi. Febrianti. & Minsarnawati. 2012. Kebiasan Makan Menjadi
Salah Satu Faktor Penyebab Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu
Hamil Di Poli Kebidanan RSI &A Lestari Cirendeu Tanggerang Selatan.
Tanggerang. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol.3 .No.3. Desember
2012:91-104
Indriany. Siti Helmyati & Bunga Satria P. 2014. Tingkat Sosial Ekonomi Tidak
Berhubungan Dengan Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil.
Bantul. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia .Vol.2. No.3. September
2014:116-125
M.D Dalli Hosein. Mamak Sharlat M.D. Padldeh Deghhanpour M.D. Fatemeh
Rahimi Sharbaf M.D. 2012. Caffeine Consumption and Incidence of
Caffeine Consumption and Incidence of Hypertension in Pregnancy
Hypertension in Pregnancy. Iran. Journal of Family and Reproductive
Health jfrh.tums.ac.ir Vol. 7, No. 3, September 2013
Malah W. Sitti Rizki. Ana B. Montol. & Jufri Sineke. 2016. Hubungan Kepatuhan
Ibu Hamil Dalam Mengonsumsi Tablet Besi (Fe) Dengan Kadar
Hemoglobin (Hb) Di Wilayah Puskesmas Ranomut Kota Manado.
Manado. Gizido Volume 8 No.2 November 2016
Marry Courtney Moore. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet Dan Nutrisi .Penerbit
Hipokrates. Jakarta
Miriam Stoppard. 2009. Ensiklopedia Kehamilan & Kelahiran. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Riyadi & Azma. 2003. Masalah Pangan Dan Gizi Ibu Hamil. Hasil Penelitian
Bogor : Departemen Gizi Masyarakat IPB
Septiawan Yudi Dan Erta Sugerta. 2015. Hubungan Kebiasan Minum Teh Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester II Di Puskesmas Kotabumi II
Kabupaten Lampung Utara. Jurnal Kesehatan. Volume VI. Nomor 2.
Oktober 2015
Sindy Nurafia Dan Dewi Nurhayati. 2011. Happy Pregnancy Diary. Pt Dian
Rakyat. Jakarta
Sulistiyanti Anik & Aprilia Andarwati. 2013. Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Tentang Nutrisi Selama Kehamilan Dibidan Praktik Mandiri
Sriatun Pacitan. Bogor. Infokes,Vol.3,.No.3,. November 2013.
Issn.2086.2628
Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pt Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Vivian Nanny Lia Dewi Dan Tri Sunnarsih. 2012. Asuhan Kehamilan Untuk
Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta
Wati Lidia. Ernalia& Lilly Haslinda. 2014. Hubungan Pengetahuan Mengenai
Gizi, Pendapatan Keluarga, Dan Infestasi Soil Transmitted Helments
Dengan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Daerah Pesisir
Sungai Siak Pekan Baru. Jom Vol 1 .No.2 .Oktober 2014
Yanti Madi Ari Desi. Apri Sulistianingsih. & Keiswati. 2015. Faktor-Faktor
Terjadinya Anemia Pada Ibu Pragmigravida Diwilayah Kerja Puskesmas
Pringsewu Lampung. Lampung. Jurnal Keperawatan. P-Issn 2086-3071.
Issn 2443-09000
Yetti Anggraini. 2013. Pengaruh Demografi Dan Sosioekonomi Pada Kejadian
Kekurangan Energi Kronik Ibu Hamil Dikota Metro Provinsi Lampung.
Lampung. Jurnal Kesehatan. Volume IV, Nomor 2, Oktober 2013, Hlm
401-407

Anda mungkin juga menyukai