ARTHRITIS GOUT
kadar urat lebih dari 7,0ml/dl untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita (La
Ode, 2016).
Sedangkan definisi lain, artritis gout merupakan penyakit metabolik
yang sering menyerang pria dewasa dan wanita posmenopause. Hal ini
(hiperurisemia) mempunyai ciri khas berupa episode artritis gout akut dan
2. Etiologi
Menurut Ode 2016, etiologi dari artritis gout meliputi usia, jenis
peningkatan kadar asam urat serum (penyebab yang paling sering adalah
karena adanya penurunan fungsi ginjal), peningkatan pemakaian obat
diuretik, dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum.
cotransporter pada brush border yang terletak pada membran ginjal bagian
retensi sodium, asam urat dan air oleh ginjal. Konsumsi tinggi alkohol dan
diet kaya daging serta makanan laut (terutama kerang dan beberapa ikan
asam urat. Alkohol juga dapat meningkatkan asam laktat pada darah yang
yang tinggi sehingga mengakibatkan over produksi asam urat dalam tubuh.
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolism purin. Dalam keadaan
menjadi xantin dan selanjutnya akan diubah menjadi asam urat oleh enzim
3. Patofisiologi
lain yang penting dalam tofus adalah lipid glikosaminoglikan dan plasma
protein. Pada artritis gout akut cairan sendi juga mengandung Kristal
monosodium urat monohidrat pada 95% kasus. Pada cairan aspirasi dari
sendi yang diambil segera pada saat inflamasi akut akan ditemukan banyak
fagositosis.
dalam plasma berlebih, sekitar 7,0 mg/dl. Kadar monosodium urat pada
diketahui pasti.
Diduga kelarutan asam urat dipengaruhi pH, suhu, dan ikatan antara
asam urat dan protein plasma. Kristal monosodium urat yang menumpuk
sel dan glikoprotein pada fagosit. Interaksi ini mengaktivasi beberapa jalur
4. Manifestasi Klinik
artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout menahun dengan tofus. Nilai
normal asam urat serum pada pria adalah 5,1 ± 1,0 mg/dl, dan pada wanita
adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/ dl pada
beberapa lama dan ditandai dengan penumpukan asam urat pada jaringan
terjadinya serangan artritis gout pada tahap kedua (Sutanto, 2016). Radang
sendi pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat cepat dalam
waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada saat bangun
dengan nyeri pada sendi yang berat dan biasanya bersifat monoartikular.
pada tangan. Serangan akut ini di lukiskan sebagai sembuh beberapa hari
(Sutanto, 2016).
Ketika serangan artritis gout terjadi eritema yang luas di sekitar area
sendi yang terkena dapat terjadi. Meskipun serangan bersifat sangat nyeri
biasanya dapat sembuh sendiri dan hanya beberapa hari. Setelah serangan
stadium interkritikal (La Ode, 2016). Pencetus serangan akut antara lain
berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan
operasi,Radang sendi pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat
cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada
saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Biasanya
terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan
merasa lelah (La Ode, 2016). Serangan artritis gout akut terjadi ditandai
dengan nyeri pada sendi yang berat dan biasanya bersifat monoartikular.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah merupakan pada pemeriksaan
laboratorium didapat kadar asam urat yang tinggi dalam darah (>6mg%).
Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 3,0-7,0mg/dl. Pemeriksaan
kadar asam urat ini akan lebih tepatlagi bila dilakukan dengan cara
sedikit kadar asam uratdalam urin juga sering tinggi (500mg% liter per24
cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali
(Sutanto, 2016).
6. Penatalaksanaan
kolkisin. Obat-obat ini diberikan dalam dosis tinggi atau dosis penuh
indeks masa tubuh yang ideal, namun diet yang terlalu ketat dan diet tinggi
penderita artritis gout dengan riwayat batu saluran kemih disarankan untuk
trauma pada sendi (Sutanto, 2016). Tujuan terapi serangan artritis gout
yang cepat dan sempurna. Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout akut,
1. Pengkajian
Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui
f. Pola nutrisi
g. Pola eliminasi
defekasi.
h. Personal Hygine
i. Neurosensori
2. Diagnosa Keperawatan
neoplasma)
kesehatan keluarga
3. Intervensi
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma
SLKI :
- Tingkat Nyeri
SKALA : 1. Meningkat, 2. Cukup meningkat, 3. Sedang, 4. cukup
menurun, 5. Menurun
INDIKATOR :
1) Meringis
2) Kesulitan tidur
INTERVENSI :
Manajemen Nyeri
1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, frekuensi, kualitas
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
4) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
5) Fasilitasi istrahat dan tidur
6) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
7) Jelaskan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
SLKI :
- Ambulasi
SKALA: 1. Meningkat, 2. Cukup meningkat, 3. Sedang, 4. cukup
menurun, 5. Menurun
INDIKATOR
- Nyeri
- Kecemasan
- Kaku sendi
INTERVENSI :
Dukungan mobilitasi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2) Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
3) Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Sofia Rhosma., (2014) “Buku Ajar Keperawatan Gerontik “ ed 1, Cet 1,
Yogyakarta: