Anda di halaman 1dari 10

3.

a. Pendekatan Dalam Penilaian Obligasi


Pendekatan nilai untuk penilaian sekuritas jangka panjang adalah dengan menghitung
nilai intrinsic suatu surat berharga yaitu dengan menggunakan nilai sekarang dari aliran-
aliran kas masa yang akan datang.

PENILAIAN OBLIGASI

Nilai Obligasi dan Yields

Nilai obligasi yang dimaksud adalah besaran nilai yang dimiliki oleh sebuah obligasi yang
mampu memberikan pendapatan pada masa yang akan datang.

Sedangkan yield atau yield to maturity dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang
ditawarkan oleh pasar untuk membeli sebuah aset keuangan (tidak hanya terbatas pada obligasi
semata) dengan tujuan untuk menukar uang saat ini dengan uang di masa yang akan datang.

Rumus perhitungan Nilai obligasi

Nilai Obligasi = C x 1 1 _ 1 + F

r (1+r)t (1+r)t

Keterangan :

F : nilai nominal obligasi

C : kupon yang dibayarkan setiap periode

t : waktu sampai dengan jatuh tempo

r : suku bunga di pasar

Contoh soal :

PT XL menerbitkan sebuah obligasi dengan jangka waktu jatuh tempo 10 tahun, dengan nominal
10.000.000, kupon yang dibayarkan setiap tahun rp. 500.000, dan bunga pasar besarannya sama
dengan coupon rate yaitu 10%. Maka nilai obligasi tersebut adalah :

Nilai sekarang dari nominal obligasi

= Rp 10.000.000 / (1,10)¹⁰
= Rp 10.000.000 / 2,5937

= 3.855.496

Nilai sekarang Anuitas dari Kupon Obligasi

= 500.000 x { 1 – 1 / (1,10 ) } / 0,10

= 500.000 x { 1 – 1 / 2,5937 } / 0,10

= 500.000 x 6,145

= 3.072.500

b. Pendekatan Dalam Penilaian Saham


 arus kas investasi saham

Yaitu perkiraan deviden kas pada waktu yang diinginkan dengan prediksi harga.

 Pendekatan deviden dengan pertumbuhan tetap.

yaitu, pembayaran deviden setiap termnya selalu tetap

 Pertumbuhan deviden yang tidak tetap.

yaitu, pembayaran dividen kas dan pertumbuhan deviden bersifat fluktuasi setiap waktunya.

 Komponen tingkat keuntungan yang disyaratkan

Yaitu besaran tingkat pengembalian yang diinginkan dari suatu investasi

 Penilaian Berdasarkan Arus Kas Investasi Saham

Rumus : P0 = (D1+P1)

(1+r)

Keterangan :

P0 = nilai atau harga sekarang saham

P1 = harga pada satu periode waktu yang akan datang


D1 = dividen kas yang dibayarkan pada akhir periode.

r = tingkat keuntungan yang disyaratkan pasar atas investasi tersebut.

Dividen dengan pertumbuhan konstan

 Rumus growing perpetuity:

P0 = D1 + D2 + Dn

(1+r) (1+r) (1+r)

 Rumus r > g

P0 = D0 (1+g) = D1

(r-g) (r-g)

 Pendekatan dividend growth model

Pt = Dt x (1+g) = Dt+1

r-g r-g

Contoh soal :

1. PT. indosat membayarkan deviden kas baru sebesar Rp. 5000 dan tingkat bunga yang
disyaratkan sebesar 15%, dengan tinggkat pertumbuhan deviden yang tetap sebesar 10%.
Berapakah nilai saham sekarang dan harga saham serta deviden pada tiga tahun
kemudian ?

Penyelesaian :

 P0 = D0(1+g) / (r-g)

= Rp 5.000 x (1 + 0,10) / (0,15 -0,10)

= Rp 5.000 x 1,1 / 0,5

= Rp 11.000

 D3= Rp 5.000 x (1 + 0,10)³


=Rp 5.000 x 1,331 = 6.655

 P3 = D3 x (1 + 0,10) / 0,15 – 0,10

= 6.655 x 1,1 / 0,5 = 14.641

B. Pertumbuhan Deviden yang Tidak Tetap

Rumus harga saham tahun ke n

Pn = D3 (1+g) / (r-g)

Rumus nilai sekarang harga saham pada tahun ke n.

P0 = D1 + D2 + ……… + Dn

(1+r) (1+r) (1+r)

Contoh soal

Suatu saham diperkirakan akan membayarkan deviden kas sebagai berikut :

Tahun Deviden yang di harapkan

1 Rp 500

2 Rp 1000

3 Rp 1500

Pada tahun ke 3 deviden yang di bayarkan mengalami tingkat pertumbuhan yang tetap sebesar
10% pertahun, dan keuntungan yang disyaratkan sebesar 15%, berapakah nilai saham tersebut
saat ini? Dan nilai total saham sebagai nilai nilai sekarang dari deviden pada tiga tahun pertama
ditambah dengan nilai sekarang harga saham pada tahun ke tiga.?

Penyelesaian :

P3 = D3 (1 + g) / ( r – g)

= 1500 x ( 1 + 0,10 ) / ( 0,15 – 0,10 )

= 1500 x 1,1 / 0,5


= 3300

P0 = D1 + D2 + D3 + P3

(1 + r )¹ (1 + r )² (1 + r )³ (1 + r )³

= 500 + 1000 + 1500 + 3300

(1 + 0,15 )¹ (1 + 0,15 )² (1 + 0,15 )³ (1 + 0,15 )³

= 4.346,99

D. Komponen Tingkat Keuntungan Yang di Syaratkan

Rumus

r = D1 / P0 + g

Contoh soal :

1. Berapa tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham yang akan memberikan
deviden sebesar Rp.2.000,- dan harga pasar saham tersebut Rp.20.000,- dan deviden mempunyai
tingkat pertumbuhan sebesar 6% pertahun ?

i = 2.000 + 0,06

20.000

= 0,1 + 0,06
= 0,16
= 16%

4.
a. APA ITU ANALISIS FUNDAMENTAL?
Analisis Fundamental atau Fundamental Analysis adalah teknik analisa yang
memperhitungkan berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha,
analisis industri, analisis ekonomi dan pasar makro-mikro. Dari sini dapat diketahui
apakah perusahaan tersebut masih sehat atau tidak. Dari pengecekan tersebut, investor
dapat mengetahui mana perusahaan yang dalam kondisi baik dan bisa dipilih untuk
investasi.

BAGAIMANA CARA MELAKUKAN ANALISIS FUNDAMENTAL?


Di dalam Analisis Fundamental kita dapat melakukan analisis top-down mulai dari
kondisi ekonomi negara secara makro sampai kondisi perusahaan secara mikro.

 Analisis Makro untuk mengetahui kondisi ekonomi negara secara keseluruhan. Kita perlu
melihat apakah ekonomi masih bertumbuh, inflasi tidak mengancam pertumbuhan, dan
sebagainya. Ekonomi negara yang bertumbuh akan mendorong pertumbuhan perusahaan-
perusahaan.
 Analisis Sektoral (Industri) untuk mengetahui kondisi masing-masing industri. Kita perlu
mengetahui apa saja sektor industri yang paling memiliki peluang untuk bertumbuh.
 Analisis Mikro untuk mengetahui kondisi perusahaan. Yang dapat dilakukan misalnya dengan
mengukur kesehatan keuangan perusahaan, dilihat dari Laporan Keuangan yang
dikeluarkannya.

b. APA ITU ANALISIS TEKNIKAL?


Pada prinsipnya analisis teknikal merupakan metode analisis instrumen investasi yang
menggunakan data-data historis mengenai perubahan harga saham maupun instrumen
lainnya, volume dan beberapa indikator pasar yang lain untuk melahirkan rekomendasi
keputusan investasi. Analisis ini bisa diterapkan pada bursa saham, pasar valuta asing,
bursa komoditas atau pasar apapun yang pergerakan harga dagangannya dipegaruhi oleh
permintaan dan penawaran.

Untuk memberikan gambaran mengenai cara bekerja para analis teknikal, berikut ini ada
beberapa metode analisis teknikal saham yang paling umum digunakan dan mudah dipahami.

 Moving Average (MA)


Moving average (MA) atau rata-rata bergerak adalah salah satu dari sekian banyak
metode analisa harga saham yang sering digunakan dalam analisis teknikal saham.
Moving average (MA) adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu
dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu. MA
yang berasal dari rata-rata harga saham selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis
sebagai MA-5. MA yang berasl dari rata-rata harga selama 15 hari ditulis sebagai MA-
15. Jadi moving average menyatakan rata-rata harga saham tersebut akan dihitung lagi
seiring dengan berjalannya waktu. Data harga yang digunakan biasanya adalah harga
penutupan (closing price).

Buatlah sebuah grafik bersumbu X (horizontal) dan Y (vertical). Sumbu X


melambangkan hari (tanggal) da sumbu Y melambangkan harga. Kemudian hitunglah
rata-rata harga saham selama 10 hari kebelakang, termasuk hari ini (MA-10).
Hubungkanlah titik-titik dari harga rata-rata tersebut dalam garis MA. Bersamaan dengan
itu, sambungkan pula titik-titik harga penutupan saham (harga aktual) setiap harinya pada
grafik yang sama sampai jangka waktu yang Anda kehendaki. Lama-lama akan terbentuk
2 buah kurva yaitu kurva MA dan kurva aktual.

Cara menganalisanya adalah jika kurva aktual menembus kurva MA dari bawah ke atas
dengan volume perdagangan yang cukup tinggi, hal tersebut memberi sinyal saat yang
tepat untuk membeli saham. Sebaliknya jika kurva aktual menembus kurva MA dengan
volume perdagangan tingg dari atas ke bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual.
Pergerakan harga saham berupa kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang
tinggi ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan perubahan
harga berupa penurunan harga yang diikuti volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan
sebagai sinyal pasar akan memburuk (bearish).

 Double Top dan Double Bottom

Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan double bottom.
Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga saham berupa kenaikan
sampai pada level tertentu, lalu turun dan kemudian naik lagi (dengan volume
perdagangan lebih kecil) menyamai level harga tertinggi sebelumnya dan kemudian
menurun lagi. Jika kejadian tersebut berulang sekali lagi, maka akan terbentuk kurva
yang memiliki dua puncak kembar (seperti huruf M). Pola dari analisa harga saham ini
menunjukan bahwa pasar telah dua kali gagal mencoba menembus batas harga atas
(tertinggi) tersebut. Jika harga kemudian menurun sampai menembus tingkat harga
terendah sebelumnya (sebelum puncak yang kedua), itu mengindikasikan tren pergerakan
harga saham akan terus menurun. Pola double top ini memberikan sinyal untuk segera
melakukan aksi jual.
Kebalikan dari pola Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W). Dengan
logika yang sama, pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli karena
diperkirakan harga akan terus meningkat.

 Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi menjadi dua, yaitu
Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle (segitiga menurun).
Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah yang sama rendah dengan
beberapa puncak yang semakin menurun. Dengan kata lain, terjadi perubahan harga
saham antara garis batas bawah yang horizontal dengan garis batas yang mempunyai
kemiringan menurun. Jika harga menembus garis batas bawah disertai dengan
peningkatan volume perdagangan, ini memberi sinyal untuk melakukan aksi jual karena
analisa harga saham tersebut diperkirakan harga akan terus menurun.

Sementara Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham mengikuti pola
yang berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini memberikan sinyal untuk
melakukan aksi beli saham karena diperkirakan harga akan terus menaik.
 Head & Shoulder
Analisis teknikal saham Head & Shoulder memberikan sinyal untuk jual karena
diperkirakan harga akan terus menurun. Garis leher (neckline) digambarkan dengan
menarik garis lurus dari bagian paling bawah kedua bahu untuk mendapatkan suatu sinyal
kapan aksi jual dilakukan. Jika dari analisa harga saham, pergerakan harga saham (bahu
kanan) menembus garis leher dari atas ke bawah (piercing the neckline), inilah sinyal
untuk segera menjual saham untuk mengurangi kerugian (cut loss).

Head & shoulder dapat terjadi secara terbalik (Inverse Head & Shoulder), dua bahu dan
kepala mengarah kebawah. Garis leher terbentuk dengan menarik garis lurus diatas kedua
bahu. Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu kedua (bahu kanan) menembus garis
leher dari bawah keatas, maka itu adalah sinyal untuk beli karena ada kecenderungan
perubahan harga saham di mana harga bakal terus naik.

Bentuk dan ukuran Head & Shoulder maupun Inverse Head & Shoulder ini dapat
bervariasi, kurva ini bisa dalam jangka waktu yang pendek dan panjang, bisa mendatar
atau memiliki kemiringan tertentu.
 Support Level & Resistance Level
Pada analisa teknikal saham support level and resistance level ini, harga dikatakan berada
pada support level (SL) jika harga tersebut berada pada level terendah dan pada level
tersebut pergerakan harga saham berupa penurunan sangat sukar terjadi. Umumnya SL
terbentuk setelah suatu saham mengalami kenaikan harga yang besar dan kemudian
mengalami penurunan karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dari para investor.
Sementara, harga saham dikatakan berada pada resistance level (RL) jika harga berada
pada level tertinggi dan pada level tersebut harga sangat sukar untuk naik. Sebuah RL
cenderung akan terbentuk setelah suatu saham mengalami penurunan yang cukup
signifikan dari harga sebelumnya. SL dan RL dapat diterjadi saat harga sedang dalam tren
naik (uptrend), mendatar (sideway) atau turun (downtrend).

Untuk mendapatkan keuntungan Anda dapat menggunakan prinsip beli murah, jual mahal
(buy low sell high). Jadi, dengan analisa harga saham yang tepat, Anda harus membeli
saham pada saat harga berada pada SL dan menjual saham pada saat harga diperkirakan
berada pada RL. Tentu saja keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin
banyak orang mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan memanfaatkannya,
pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode analisa
teknikal saham ini adalah kecepatan memperoleh informasi. Orang yang pertama tahu
adanya SL dan RL inilah yang punya potensi cukup besar untuk memetik keuntungan,
sementara yang belakangan hanya kebagian sisanya saja, atau malah rugi karena
sebenarnya RL dan SL-nya sudah berubah lagi.

Para ahli meyakini bahwa jika SL ditembus, maka biasanya SL tersebut akan menjadi RL
yang baru. Begitu pula jika RL yang ditembus maka RL tersebut menjadi SL yang baru.
Semakin besar volume perdagangan yang terjadi akan semakin memperkuat posisi SL
dan RL yang terjadi.

c. INSTRUMEN DERIVATIF

Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset yang menjadi
dasarnya (underlying assets). Aset yang menjadi dasar tersebut misalnya sekuritas (saham,
obligasi), komoditas (emas), dan lainnya.

 Right
Right adalah hak memegang saham baru yang akan dikeluarkan emiten, di mana emiten harus
menawarkan hak tersebut kepada pemilik saham lama terlebih dahulu. Saham yang dibeli
menggunakan right lebih murah daripada saham yang dibeli tanpa menggunakan right. Jika
orang atau badan yang memiliki right tidak menggunakan hak tersebut, maka dapat menjualnya
kepada pihak lain.
 Warrant (Waran)
Warrant (waran) merupakan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan, dengan persyaratan yang berkaitan
dengan harga, jumlah dan masa berlakunya. Warrant dijual dengan surat-surat berharga lainnya,
seperti: obligasi dan saham. Adapun tujuan penerbitan warrant agar investor tertarik membeli
saham atau obligasi yang dikeluarkan emiten. Dengan menerbitkan warrant, maka emiten harus
menyediakan saham atau obligasi sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Jika pemilik warrant
tidak mempergunakan warrant, maka dia dapat menjualnya ke pasar modal.

Investor memiliki keuntungan dalam mendapatkan saham dengan harga dibawah harga pasaran.
Sehingga investor memiliki peluang mendapatkan capital gain melalui penjualan warrantnya.
Namun warrant juga memiliki risiko yang cukup besar. Risiko tersebut, antara lain: ketika harga
di pasar lebih rendah dibandingkan dengan perusahaannya, maka kepemilikan warrant menjadi
tidak berarti. Sebab jika banyak investor membeli saham dengan warrant, maka saham akan
banyak beredar, sehingga terjadi penurunan laba persahamnya.

 KONTRAK FORWARD
Instrumen forward merupakan instrumen keuangan derivarif yang paling tua. Kontrak
forward berbeda dengan kontrak spot. Kontrak spot yang sering dijumpai adalah pada vaulta
asing.
 KONTRAK FUTURES
Futures adalah salah satu tipe instrumen keuangan derivatif atau kontrak finansial yang berisi
tentang pembelian atau penjualan komoditas atau suatu aset instrumen keuangan dua pihak
dengan harga tertentu, dengan janji pengiriman pada waktu di masa yang akan datang. Futures
merinci kualitas dan kuantitas aset yang diperdagangkan. Selain itu, aset-aset yang
diperdagangkan juga sudah terstandarisasi sebagai fasilitas trading pada bursa berjangka.

Anda mungkin juga menyukai