Anda di halaman 1dari 29

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pengadaan Peralatan Pasca Panen Tanaman Jagung dan Mete


Lokasi : Kabupaten Muna
Tahun : APBN Tahun Anggaran 2018

I. PENDAHULUAN
Pelaksanaan Pekerjaan dilapangan diperlukan perencanaan yang matang untuk mendapatkan
kelancaran dan hasil pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dan
keuangan/administrasi. Untuk itu dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Peralatan Pasca Panen
Tanaman Jagung dan Mete di Kabupaten Muna kami selaku Calon penyedia jasa mencoba
menyusun Metode Pelaksanaan atas dasar dokumen pengadaan dan kondisi lapangan serta
berdasarkan pengalaman kami dalam menangani jenis pekerjaan yang sama. Tujuan penyusunan
metode ini untuk memberikan gambaran baik dari segi waktu pelaksanaan maupun jumlah
personil, bahan, peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Sedangkan
maksudnya agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai jadwal dan kualitasnya sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan.

 MANAJEMENPROYEK

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan harus disusun manajemen proyek terlebih dahulu, agar
semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan berjalan teratur sesuai alur yang
direncanakan. Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-
tenaga terampil CV. DUA PUTRA PANJALUyang sudah berpengalaman di bidangnya, sehingga
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktifitasnya
dalam pelaksanaan proyek-proyek besarsejenisnya.
1. StrukturOrganisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Penanggung Jawab Teknis
(Pelaksana Lapangan Pekerjaan Pembangunan), dibantu oleh Pelaksana Teknis/Tenaga Terampil,
Petugas K3 Konstruksi, Pelaksana Administrasi, dan beberapa tenaga Lapangan beserta pembantu-
pembantunya. Penanggung Jawab Teknis (Pelaksana Lapangan Pekerjaan Pembangunan)
bertanggung jawab kepada Direksi Perusahaan CV. DUA PUTRA PANJALU.
Penanggung Jawab Teknis memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi,
teknik, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

2. Koordinasi

Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan pihak lain antara lain
pemilik, pengawas, supplier dan pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek. Dalam
interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak dalam menyelesaikan persoalan yang
muncul dalam pelaksanaan pekerjaan. Penanggung Jawab Teknis akan mewakili perusahaan
dalam koordinasi dengan pihak lain.

 Penanggung Jawab Teknis (Pelaksana Lapangan Pekerjaan Pembangunan) akan memimpin


semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain- lain.
 Untuk masalah teknikal engineering dan quality control, Penanggung Jawab Teknis
(Pelaksana Lapangan Pekerjaan Pembangunan) dibantu oleh Bagian teknik besertastafnya.
 Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Penanggung Jawab Teknis (Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Pembangunan) dibantu oleh Pelaksana-Pelaksana yangberkompeten.
 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian personalia dan
keuangan besertastafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.

 Secara organisasi perusahaan, Penanggung Jawab Teknis dan Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Pembangunan Puskesmas bertanggung jawab langsung kepada CV. DUA PUTRA
PANJALUyang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan dan bertanggung jawab
langsung kepada Direksi CV. DUA PUTRA PANJALU.

Penanggung Jawab Teknis mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek, dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan dalam
proyek ini. Dengan sistem organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek diharapkan
akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu
yang ditentukan dengan mutu yang diharapkan.

 METODE PENCAPAIAN SASARAN

Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik CV. DUA PUTRA
PANJALUtelah mengeluarkan Kebijakan yang sesuai dengan Sistem Manajemen K3 Lingkungan
dan Mutu. Sistem manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-
sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras
(hardware) berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

1. Sistem PengendalianProyek

Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk daftar - daftar
isian (formulir - formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
berupa barchart.

Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi
secara lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar isian
(formulir-formulir) laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan
(shop drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di dalam
pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan tercapai seperti
yang diharapkan.

Pengendalian Proyek diterapkan dengan :

a. PengendalianWaktu
- Perencanaan dan Monitoring Master Schedule, Schedule Bahan, Schedule Alat.
- Perencanaan dan Monitoring Schedule Detail dan Schedule Mingguan.
b. PengendalianMutu
- Perencanaan dan pengendalian gambar Pelaksanaan Inspeksi dan Test dan penanganannya
- Pelaksanaan Audit MutuInternal
c. PengendalianBiaya
- Perencanaan design yangmantap.
- Bekerja sekali jadi, tidak adarework
- Pembuatan data administrasi yang tertib dan tepat.
2. PemilihanAlat

Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai
dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni Biaya
Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat. Kebutuhan peralatan minimum yang ditentukan akan
dicukupi dengan alat milik sendiri, namun jika dalam pelaksanaannya terjadi kekurangan alat,
maka akan kami penuhi dari sumber alat yang banyak terdapat di Banten.
3. Material
Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu (pabrikan) diminta menunjukkan sertifikat uji test
yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan. Material harus sudah didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak
terjadi keterlambatan pekerjaan hanya karena material belum datang.

4. TenagaKerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:

- Tenaga pimpinan dan staf manajemenproyek.


- Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik &operator.
- Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah sekitar lokasi
proyek, untuk pekerja yang terampil dan terlatih akan didatangkan dari daerah lain.

- Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek besar dan
pekerjaan - pekerjaan yangsejenis.

5. Komunikasi

Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), bagi para petugas keamanan,
para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan hubungan secara
menerus.

 PEKERJAANPERSIAPAN

Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan. Kegiatan-


kegiatan tersebut yaitu diantaranya :

a. PCM (Pre ConstructionMeeting)


b. Field Engineering(FE)
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor bersama – sama konsultan pengawas dan
pemilik pekerjaan beserta instansi terkait melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat
agar masyarakat bisa memahami kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga dapat
meminimalisir timbulnya konflik atau persepsi – persepsi negatif darimasyarakat.
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIANTUGAS

1. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAANPEKERJAAN

DIREKTUR

PENANGGUNGJAWAB/TE
NAGA AHLI

TEKNIS

PELAKSANA/ PELAKSANA/ PELAKSANA/ PETUGAS K3


TENAGA TEKNIS TENAGA TEKNIS TENAGA TEKNIS
KONSTRUKSI
ADMINISTRASI TEKNIS LOGISTIK

MANDOR KEPALA

GUDANG

KEPALATUKANG

TUKANG
PEKERJA

Keterangan :

Garis Komando

GarisKoordinasi

2. URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG

JAWAB Uraian jabatan secara spesifik:


1.1 Penanggung Jawab

1 NamaJabatan :Direktur

2 TujuanUmumJabatan : Penanggung Jawab PelaksanaanPekerjaan


3 TanggungJawab : Bertanggung jawab tertinggi secara umum atas semua
kegiatan dan sebab akibat yang dilakukan sehubungan
pelaksanaan pekerjaan.

4 UraianTugas
- Pengambil keputusan tertinggi dalam pelaksanaanpekerjaan.

- Membuatkeputusandankebijakanatassemuamasalah/persoalanyangdihadapiolehlevel

5|Page
yangdibawahnya.

- Melaksanakan manajemen pelaksanaanpekerjaan.

- PenandatangananterhadapseluruhyangberhubungandenganKontrakkerja.

1.2. Penanggung JawabTeknis/Tenaga Ahli

1 NamaJabatan : Penanggung Jawab Teknis(PJT)/Tenaga Ahli

2 TujuanUmumJabatan : Memimpin dan mengkoordinasi semuapelaksanaan


pekerjaan agar berjalan tepat waktu, tepat biaya dan tepat
mutu.

3 TanggungJawab :

- Terlaksananyakegiatanpelaksanaanpekerjaanagarberjalansesuairencana.
- Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan, sampai dengan prosespenagihan.
- Menyiapkanmetodekerja,bahan,alatdantenagakerjayangtepat.
- Pembinaan personil dilapangan untuk meningkatkanSDM.

4 UraianTugas
- Mengontrolpenyusunankebutuhanbiaya,peralatan,bahankonstruksidantenagakerjauntuk
pelaksanaanpekerjaan.
- Menyetujui,mengontrolkemajuanpelaksanaanpekerjaandanbertanggungjawabatasseluruh
pelaksanaanfisik.
- Bertanggungjawabkepadadirekturatastugasyangdiserahkankepadanya.
- Atasnamadirekturuntukberkoordinasidenganpihakproyekdanpihaklainataspelaksanaan
pekerjaan tersebut diatas.
- Mengatur pembagian tugas sesuai struktur organisasilapangan.
- Merencanakanmutukontrakdanberkoordinasidengandireksipekerjaantentanghal-halyang
perlu direvisi atas Mengkoordinasikan tenaga kerja (pekerja, mandor, tukang, kepala
tukang) dalammelaksanakanpekerjaan.Bertanggungjawabatasprestasikerjaharian.
- Mengawasisecaralangsungatasmutukerjadanmutubahanyangdigunakan.
- Berkoordinasi dengan operator dan mekanik atas pelaksanaan yang menggunakan
peralatan
berat.Mengontrolkegiatanpengukuran/pembuatangambarawalsesuairencanapelaksanaan
pekerjaan.Mengontrolpengukuran/pembuatangambarakhirpekerjaan.
- Membuat laporan pelaksanaanpekerjaan.
- Bertanggung jawab penuh kepadadirektur.

6|Page
1.3. PelaksanaTeknis/Tenaga Teknis.

1 NamaJabatan : PelaksanaTeknis/Tenaga Teknis

2 TujuanUmumJabatan : Melaksanakan seluruh kegiatan seluruh kegiatan yang


berhubungan langsung dengan pekerjaan dilapangan.

3 TanggungJawab :

- Menyajikan rencana kerja fungsikeuangan

- Menyajikankonsolidasiperencanaandankebutuhananggaranproyek.

- Merencanakanpenerimaandanpengeluaranuang(cashflow)gunamenjaminkelancaran

produksi.

- Menyajikan informasi hutang dan piutangproyek.

- Merencanakanmanajemensumberdayamanusiayangadadiproyek.

- Menyajikan konsolidasi perencanaanproyek.

- Merencanakanmanajemensumberdayamanusiayangadadiproyek.
- Merencanakanpengelolaanmanajemenkantorproyeksecarabaikdanefesien.

1.4 Petugas K3Konstruksi

1 NamaJabatan : Petugas K3Konstruksi

2 TujuanUmumJabatan : Untuk Mengatur, Mengawasi dan Memfasilitasiuntuk

Pelaksanaan Keselamatan Kerja.

3 Tanggung Jawab

- MemberikanSosialisasi,PenjelasandanMenyajikanInformasiTentangK3TerhadapTenaga
Kerja.
- MemfasilitasiKebutuhanPerlengkapankerjauntukAPD(alatPelindungDiri).
- Melakukan Penanganan Kecelakaan Kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaanDarurat
- Memastikan Keberadaan Alat Kerja berfungsi denganbaik
- BertanggungJawabkeselamatankerjaterhadaptenagakerja.

1.5 PelaksanaAdministrasi

1 NamaJabatan : StaffAdministrasi

2 TujuanUmumJabatan : Untuk Mengatur Manajemen Keuangan untukkebutuhan

pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan.

7|Page
3 Tanggung Jawab
- Menyajikan rencana kerja fungsikeuangan
- Menyajikankonsolidasiperencanaandankebutuhananggaranproyek.
- Merencanakanpenerimaandanpengeluaranuang(cashflow)gunamenjaminkelancaran
produksi.
- Menyajikan informasi hutang dan piutangproyek.
- Merencanakan manajemen sumber daya manusia yang ada diproyek.
- Menyajikan konsolidasi perencanaanproyek.
- Merencanakan manajemen sumber daya manusia yang ada diproyek.
- Merencanakanpengelolaanmanajemenkantorproyeksecarabaikdanefesien.

1.6 PelaksanaLogistik

1 NamaJabatan : StafLogistik

2 TujuanUmumJabatan : Membantu Mengadakan seluruh kebutuhan bahanuntuk

pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan.

3 Tanggung Jawab

- Menyajikanrencanakerjafungsilogistik/perlengkapanproyek.
- Merencanakanpenerimaandanpengeluaranbaranggunapelaksanaankebutuhanmaterial
/ bahan dilapangan.
- Menyajikaninformasiberkaitandengankebutuhan,stokdaninsitebahan.
- Membuat laporan pengeluaran bahan keluar/masukgudang.
- Bertanggungjawabterhadapkepalaproyekterhadapsemuakebutuhanmenyangku
t material/bahan digudang.

8|Page
URAIAN DAN METODEPEKERJAAN
A. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pengadaan Peralatan Pasca Panen Tanaman Jagung dan Mete di Kabupaten Muna ini
meliputi :

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pengukuran dan Bouplank 34,00 M1

II PEKERJAAN PONDASI
1 Galian Tanah Pondasi 19,44 M3
2 Urugan pasir dibawah lantai dan pondasi 1,80 M3
3 Pasangan Batu Kosong/Anstamping 3,60 M3
4 Pasangan Pondasai Batu Kali 5,40 M3
5 Urugan kembali galian tanah 6,48 M3

III PEKERJAAN BETON


1 Pekerjaan Beton Sloof (15/20) 1 PC : 2 PSR : 3 Krkl 27,00 M3
2 Pekerjaan Beton Kolom Praktis 1 PC : 2 Psr : 3 Krkl 1,28 M3
3 Pekerjaan Beton Ring Balik 1 PC : 2 Psr : 3 Krkl 0,81 M3
4 Pekerjaan beton Gewel 1 Pc : 2 Psr : 3 Krkl 1,08 M3

IV PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


1 Pekerjaan dinding tembok bata merah camp 1 Psr : 5 Psr 103,60 M2
2 Pekerjaan dinding tembok bata merah tranram camp 1 Psr : 3 Psr 21,60 M2
3 Pekerjaan dinding plesteran 1 Pc : 5 Psr 207,20 M2
4 Pekerjaan Acian Tembok 207,20 M2

V PEKERJAAN KOSEN PINTU DAN JENDELAH


1 Pekerjaan Pemasangan 1 buah kusen + daun pintu type P2 1,00 Unit
2 Pekerjaan Pemasangan 1 buah kusen jendela type JL1 2,00 Unit

VII PEKERJAAN ATAP


1 Pasangan rangka kuda-kuda Baja Ringan 134,00 M2
2 Pasangan Lisplank Kayu 2 /20 44,00 M1
3 Pasangan penutup atap Spandek 134,00 M2
4 Pasangan bubungan Spandek 12,00 M1

VIII PEKERJAAN LANTAI


1 Cor Beton lantai 10 cm camp 1 PC : 2 PSR : 3 Krkl 8,00 M3

9|Page
METODE PEKERJAAN GEDUNG

METODE PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek perlu dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan serta dipasang pada
lokasi/tempat yang telah disetujui oleh Direksi pekerjaan.
Papan Nama Proyek sebagai Informasi tentang proyek, antara Lain : Nama Lembaga
Pemilik/Owner,Sumber Dana dan Besaran Dana,Nama Pekerjaan,Kontraktor
Pelaksana,Konsultan Pengawas,Jangka waktu Pelaksanaan dan sesuai dengan ketentuan,
sehingga publik bisa mengetahui atau membaca tentang keberadaan proyek tersebut. Adapun
ukuran dan bahan disesuaikan dengan spesifikasi.

b. Pek. Pengukuran dan Pasang Bouwplank


Tahap Ketiga adalah pemasangan Bouwplank/Pengukuran dari papan dan kayu 5/7, untuk
papan diketam halus atau lurus pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang air) dengan
sudut-sudutnya yang siku. Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan dimana lokasi
pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya dan juga dalam pekerjaan ini akan ditentukan
ketinggian lantai yang akan dilaksanakan. Pemasangan Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan
bersama-sama dengan Pemilik Proyek, Pelaksana Proyek, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Instansi Lain yang terkait.

c. Pengadaan Listrik & Air Kerja


Demi lancarnya pelaksanaan harus mempersiapkan pengadaan listrik untuk penerangan dan
kebutuhan lainnya serta air kerja karena kebutuhan listrik dan air kerja sangat penting untuk
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

d. Pelaporan & Dokumentasi Proyekdan As-Built Drawing& Shop Drawing


Pelaporan dan dokumentasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh
kontraktor pada setiap tahap pekerjaan. Laporan dibuat setiap harinya dan dicek oleh
konsultan pengawas yang selanjutnya diteruskan pada Direksi sehingga dapat diketahui
kemjuan pekerjaan setiap harinya dan permasalahan yang terjadi pada lokasi pekerjaan.
Laporan tersebut dilampirkan foto dokumentasi sebagai lampiran.
As built drawing dibuat oleh kontraktor yang merupakan gambar terlaksananya seuatu
pekerjaan, jika terdapat perubahan dari gambar rencana, kontraktor segera melapor
kepada Konsultan pengawas/Direksi untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
Pelaksanaan:
Pelaporan danDokumentasi
- Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat
teknis maupun administratif.
- Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang masuk,
jumlah pekerja/pegawai/karyawan, catatan-catatan tentang perintah-perintah dari
Pemberi Tugas / Direksiatauwakilnyadanhal-hallainyangdianggapperlu.
- Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar pekerja ini
setiap waktu dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia berhak mengadakan
penelitian tentang produktivitas pekerjaantersebut.
- Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus
memberikan data- datayangdiperlukanmenurutdatadankeadaansebenarnya.
- LaporanMingguandanLaporanBulanansecararutindibuatolehkontraktordandiserahka
n ke KonsultanPengawas.
- Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan kepada
Pemberi Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam minggu yang bersangkutan,
meliputi persediaan bahan di tempat proyek, penambahan, pengurangan atau
10 | P a g e
perubahan pekerjaan, jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang masuk
dan kejadian-kejadian penting
lainnyayangterjadidalamproyekyangmempengaruhipelaksanaanproyek.
- Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan secara
terperinci dan besarnya persentase terhadap keseluruhan/bagian, disamping
dokumentasi foto berwarna ukuran postcard yang menunjukkan kemajuan
pekerjaan beserta peralatan yang dipakai dan lain-lain foto ditempel pada album
dengan keterangan-keterangan serta tanggal gambar- gambar diambil. Pemborong
harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak 5 ( lima) set album atas
biayakontraktor.
- Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan
dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup, adanya bencana
dansebagainya.
- foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%) sampai pekerjaan
selesai, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap
kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap tahapan bagian
pekerjaan yang penting. Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan
diserahkan kepada Pemimpin Bagian Proyek (Konsultan pengawas/Direksi) sebanyak
5 (lima)set.
- Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Direksi untuk bahan monitoring. Semua Gambar dan spesifikasi harus selalu
tersimpan di direksi keet. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang akan
melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.

Shop Drawing
Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar Shop Drawing yang
dibuat sebelum memulai suatu item pekerjaan, sebagai acuan pelaksanaan suatu pekerjaan.
Secara Umum, shop drawing adalah gambar yang siap untuk diimplementasikan di lapangan.
Sering Terjadi perbedaan antara gambar kontrak, dan RKS/spesifikasi teknis, baik menyangkut
item pekerjaan maupun volume pekerjaannya. Untuk itu shop drawing dapat berfungsi untuk
memperjelas, mana yang akan dipakai. Hal ini tentunya melalui forum rapat koordinasi dengan
pihak Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, sehingga dicapai kesepahaman atas adanya
perbedaan tersebut, yang tentunya mengacu pada tercapainya sistem yang optimal. Pekerjaan
yang terlaksana tanpa adanya shop drawing dapat tidak diterima oleh Konsultan
pengawas/direksi teknis dan dapat dihitung sebagai pekerjaan yang tidak selesai

Gambar Pelaksanaan ( As BuiltDrawing)


Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar terlaksana/ as built
drawing yang dibuat sejak pekerjaan dimulai, Jika terjadi perubahan pada suatu tahap
pekerjaan Kontraktor melalui konsultan pengawas melaporkan pada Direksi untuk
ditindaklanjuti sesuai prosedur.

II. PEKERJAAN PONDASI


1. Galian Tanah Pondasi
Pek. Galian tanah pondasi adalah galian tanah pondasi menerus adapun uraian
pekerjaan :
Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Mandor

Peralatan :
- Alat Bantu

11 | P a g e
Metode Kerja :
- Untuk pemasangan pondasi harus dilakukan penggalian tanah biasa sedalam 1
M menurut ketentuan bestek dan gambar. Penggalian dilakukan dengan alat
sederhana yaitu cangkul, linggis, blencong, dan pengki untuk mengangkut
tanah galian, penggalian dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh mandor
dengan komposisi pekerja memperhitungkan sesuai kondisigalian.
- Lubang galian harus cukup lebar sesuai gambar detail, hingga waktu
mengerjakan pasangan atau pengecoran beton tidak akan terganggu dan
dasar pondasi harusrata
- Apabila pada dasar galian terdapat akar-akar, batu atau tanahnya tidak baik,
maka digali lagi dan diisi kembali dengan pasir kemudian ditimbris
hinggapadat.
- Penggalian tanah biasa sedalam 1m ini dilakukan oleh pekerja, mandor, serta
personil yang tercantum dalam personil inti sesuaikebutuhan;
- Penggalian tanah biasa sedalam 1m menggunakan alat penunjang yaitu
cangkul, blencong, benang, pengki sebagai alat untuk mengagkut tanah dari
galian.

Program Mutu :
- Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

2. Urugan pasir dibawah lantai dan pondasi


Pekerjaan uruga pasir dibawah pondasi & lantai ketebalan sesuai dengan gambar,
dengan uraian pekerjaan :
Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Mandor

Bahan :
- Pasir Urug

Peralatan :
- Alat Bantu

Metode Kerja :
- Urugan pasir harus dilaksanakan sebelum pemasangan batu pondasi dengan
tebal urugan pasir sesuai yang dipersyaratkan serta dipadatkan, lapisan pasir
urug harus ditimbun, dipadatkan/ditimbris serta pasir urug harus bersih dari
akar-akar dankotoran.
- Pengurugan pasir dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh mandor serta
personil yang tercantum dalam personil inti sesuaikebutuhan.

Program Mutu :
- Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

3. Pasangan Batu Kosong/Anstamping


Pas. Pondasi batu kosong aanstamping, antara lain :
Personil :
- Pekerja
- Tukang Batu

12 | P a g e
- Kepala Tukang Batu
- Mandor

Bahan :
- Batu Belah
- Pasir Urug

Peralatan :
- Alat bantu

Metode Kerja :
- Pekerjaan anstamping dilaksanakan sesuai dengan gambar dan rks, pengerjaan
dilaksanakan dengan rapih serta kekuatan pasangan perlu diperhatikan.
- Pelaksanaan pasangan batu kosong sama halnya dengan pasangan batu pondasi tetapi
pemasangan anstamping hanya sebatas pemasangan batu dibawah pondasi saja namu
kerapihan pasangan sangat menunjang pada kokohnya sebuah bangunan. Pengerjaan
dilakukan oleh pekerjaa dan tukang serta diawasi oleh mandor, peraralatan yang
digunakan alat bantu dan bahan batubelah

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

4. Pasangan Pondasi Batu Kali


Pondasi merupakan elemen penting dalam pembangunan sebuah
bangunan.Keberadaan pondasi berfungsi sebagai landasan dari bangunan di
atasnya sekaligus akan menjamin mantabnya kedudukan suatu bangunan. Pondasi
yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:

Personil :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang Batu
- Mandor

Bahan :
- Batu Belah
- Pasir Urug

Peralatan :
- Alat bantu

Metode Kerja :
- Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah
mengalamipergeseran.
- Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah yang labil,
tanah mengembang, tanah menyusut, efek gempa bumi dan lain sebagainya.
- mampu menahan pengaruh unsur kimiawi dalam tanah, baik yang organik
maupun nonorganik.
- Mampu menahan tekananair.
- Pekerjaan pondasi batu kali dikerjakan mengikuti panjang bangunan sesuai bentuk denah.
Pekerjaan ini menggunakan batu kali berukuran 25 – 30 cm.
- Batu yang akan digunakan harus dipecah terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan
sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh. Pada bagian dasar dari konstruksi batu kali
dilapisi pasir setebal 5 – 10 cm yang berfungsi meratakan tanah dasar.Setelah itu baru batu
kali dipasang dengan posisi berdiri.Diantah celah batu tersebut diisi pasir sampai padat
sehingga dapat mendukung beban yang berada di atasnya.Susunan model seperti ini
13 | P a g e
sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa mengeringkan air tanah yang berada di
sekitarnya. Untuk menjaga pondasi batu kali tidak cepat rusak ataupun basah terkena air
tanah maka badan pondasi diplester kasar dengan ketebalan sekitar 1,5 cm.
- Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali tidak boleh dari batu kapur dan harus
keras, tidak mudah retak atau patah. Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali
terdiri dari 1 semen dan 4 pasir diukur dalam takaran volume atau mengunakan adukan
semen sesuai dengan spesikasi yang ditentukan. Semen yang dipakai adalah portland
cement lokal dan pasir yang dipakai adalah pasir pasang yang bersih dari lumpur dan
tanah serta sisa akar atau bahan yang dapat membusuk. Dimensi serta elevasi dari
pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.Pekerjaan ini
menggunakan tenaga manusia dengan peralatan pendukung lainnya seperti benang, paku
dan kaso sebagai acuan pemasangan

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

5. Urugan Kembali Galian Tanah


Pek. Urugan tanah kembali galian tanah dan dipadatkan, adapun tahapan sebagai
berikut:
Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Mandor

Bahan :
- Tanah Urug bekas galian

Peralatan :
- Alat bantu

Metode Kerja :
- Tanah harus bersih dari kotoran-kotoran, apabila dianggap cukup baik, maka
dipergunakan untuk urugan,
- Pengurugan kembali 1 m3 galian tanah dilakukan oleh pekerja dan diawasi
oleh mandor serta personil yang tercantum dalam personil inti
sesuaikebutuhan.
- Pengurugan kembali 1 m3 galian tanah menggunakan alat sederhana yaitu
cangkul, pengki.

Program Mutu :
- Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

III. PEKERJAAN BETON


1. Pekerjaan Beton Sloof (15/20) 1 PC : 2 PSR : 3 KRKL
2. Pekerjaan Beton Kolom Praktis 1 PC : 2 PSR : 3 KRKL
3. Pekerjaan Beton Ring Balok 1 PC : 2 PSR : 3 KRKL
4. Pekerjaan Beton Gewel 1 PC : 2 PSR : 3 KRKL

Struktur Beton (Pondasi Setempat/Sloft, Kolom Beton, Ring Balk, Balok Beton,) adalah sebagai
berikut :
14 | P a g e
1. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, batu split,
multiplek/papan, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : beton molen, kompresor, cutting well, theodolith,
waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2. Pengukuran
 Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan
marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof,
kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.
 Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

3. besi tulangan
 Pelaksanaan besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh,
memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah
disetujui.
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
 Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
 Besi beton yang telah dibentuk diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
 Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekesting.
 Untuk balok, dikerjakan dahulu baru setelah itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.

Diagram Alir Penulangan Beton

4. bekesting
 Bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat
pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
 Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting
dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :

15 | P a g e
1. Sebelum bekesting bata dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
2. Pasangan dinding bata harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat baik.
3. Perkuatan terhadap pasangan dinding bata, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding bata tidak ambruk/runtuh.
 Pembuatan bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok,
menggunakan bahan dari Papan kelas III dan perkuatan menggunakan balok/kaso dan alat
perancah schafolding/Steger :
1. Potong dan bentuk Papan sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan papan pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kaso dan schaffolding/Perancah/Steger.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting
harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan
bidang yang flat/maksimal.
 Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku
untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah dibuat ke dalam bekesting.
 Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

5. Pengecoran beton
 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton sitemix mutu K-175.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton sitemix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

Diagram Alir Pengecoran Beton

6. Curring Beton
 Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
 Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.

16 | P a g e
 Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
 Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

Personil :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor

Peralatan :
Disesuaikan dengan analisa

Bahan :
Disesuaikan dengan analisa

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

IV. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


1. Pek. Dinding Tembok Bata Merah camp 1 Pc : 5 Psr
Tenaga kerja :
- Pekerja
- Tukang batu
- Kepala tukang batu
- Mandor

Bahan :
- Bata Merah
- Seman PC

Peralatan :
- Alat bantu

2. Pek. Dinding Tembok Bata Merah Trasram camp 1 Pc : 5 Psr


Tenaga kerja :
- Pekerja
- Tukang batu
- Kepala tukang batu
- Mandor

Bahan :
- Bata Merah
- Seman PC

Peralatan :
- Alat bantu

3. Pek. Plesteran Dinding 1:4 + Acian


Tenaga kerja :
- Pekerja
- Tukang batu
- Kepala tukang batu
- Mandor

Bahan :
- Semen

17 | P a g e
- Pasir Pasang

Peralatan :
- Alat bantu

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding dan plesteran
bataApproval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : Tembok Bata Merah, semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam,
benang, kertas gosok, dll.

Pelaksanaan pekerjaan Dinding Tembok Bata Merah


Untuk metode pelaksanaan pembuatan dinding bata meliputi pelaksanaan pekerjaan setelah
pemilihan bata. Karena pelaksanaan pekerjaan pembuatan dinding hebel atau pemasangan dinding
hebel berhubungan langsung dengan pekerjaan yang lain maka keberhasilan pada tahap ini akan
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pekerjaan lainnya dan secara umum akan mempengaruhi
hasil dari gedung yang dibuat.

Secara umum dinding hebel ini menyangkut aspek pekerjaan arsitektural dan aspek pekerjaan
structural. Dengan bahasa yang sangat mudah diartikan jika pelaksanaan pekerjaan bata ini jelek
maka arsitektur gedung atau tampak dari gedung menjadi jelek (misal tembok yang miring, tidak
rata atau retak-retak) sedangkan aspek strutural maka kesalahan pelaksanaan pada gedung anda
akan menjadikan kekuatan gedung anda berkurang. Sebenarnya pekerjaan pemasangan dinding
bata memang hal yang cukup sederhana di mana pekerjaan tersebut sudah menjadi kebiasaan
tukang, akan tetapi hal yang tidak kalah pentingnya adalah detail pertemuan dinding bata dengan
komponen yang lainya.

1. Hubungan antara kolom praktis (tiang beton) dengan dinding hebel, dimana supaya menjadikan
ikatan yang kuat antara dinding hebel dengan kolom maka dibuat jangkar/angkoer dengan besi
diameter 10 sepanjang minimal 40 cm dan jarak tiap 6 lapis bata.
2. Kerusakan dinding akibat gempa yang disebabkan karena kurang baiknya hubungan antara
dinding dengan kolom atau kita sebut juga kurang baiknya penjangkaran antara dinding dengan
kolom.

Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian


 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 4Psr dan plesteran transram serta beton
menggunakan aduka 1PC : 3Psr.

18 | P a g e
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai
yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata
untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-
unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan dengan
raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian
yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering
digosok dengan menggunakan kertas gosok.

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

V. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


1. Pekerjaan Pemasangan 1 buah kusen + daun pintu type P2
2. Pekerjaan Pemasangan 1 buah kusen jendela type JL1
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware, sekrup,
fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

19 | P a g e
Pengukuran
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

Fabrikasi kusen alumunium


 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame


 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan
plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan
fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada
lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

20 | P a g e
Proteksi
 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

VI. PEKERJAAN ATAP


1. Pasangan Rangka Kuda-kuda baja ringan
2. Pasangan Listplank Kayu 2/20
3. Pasangan Penutup Atap Spandek
4. Pasangan Bubungan Spandek

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus
dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan
persyaratannya.
1. Pek. Rangka Atap Baja Ringan Zincalume
Tenaga kerja :
- Pekerja
- Tukang Besi
- Kepala Tukang besi
- Mandor

Bahan :
- Truss C.75.75
- Roof Batten / Reng
- Screw/Dynabolt

21 | P a g e
Peralatan :
- Alat bantu

Metode Kerja :
Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua
tumpuannya.
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan
dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata.
Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk
menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat
mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

22 | P a g e
Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 , diikat dengan
grip segitiga Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:

a. Langkah 1: Persiapan kerja


1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian
(lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji
besi, palu, dan sebagainya.

b. Langkah2: Leveling dan marking


1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu

2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda

23 | P a g e
c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .

2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-
kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan
mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri,
sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan
benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah
screw 12 – 14 x 20 HEX.

24 | P a g e
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan
balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan
posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis
nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai
dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang
digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-
16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm.
outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120
cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan
di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket
yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk
memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm,
dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya
dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya Pemasangan ceiling
battens Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan
perkuatan 4 buah screw

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

2. Pas. Penutup Atap Spandek


Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang Kayu
- Mandor

Bahan :
- Penutup Atap Spandek

Peralatan :
- Alat bantu

Metode Kerja :

Pemasangan penutup atap dan Bubungan Spandek


1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun
sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian
dilanjutkan dengan
3. pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup
atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok

25 | P a g e
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan
baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan
dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran
korosi sangat besar
Oleh karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran
maupunlogam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur bajaringan.

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

d. Pekerjaan Listplank Kayu


Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Tukang kayu
- Kepala tukang kayu
- Mandor

Bahan :
- Lisplank Kayu
- Paku

Peralatan :
- Alat bantu
Metode Kerja :
- Pekerjaan ini bisa dikerjakan setelah pemasangan atap selesai dikerjakan.

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

VII. PEKERJAAN LANTAI


1. Cor Beton lantai 10 cm camp 1 PC : 2 PSR : 3 Krkl
Cor beton lantai 10 cm, terlebih dahulu beton dengan spesifikasi campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr.
Campuran dicampur rata dan dihamaparkan ke area rencana lantai kerja dan diratakan.
Dimensi lantai rabat mengacu pada gambar kerja :
Personil :
- Pekerja
- Tukang
26 | P a g e
- Kepala Tukang
- Mandor

Bahan :
- Sesuai Analisa

Peralatan :
- Alat bantu

Metode Kerja :
- rabatbetondibuatdenganadukan.1PC:2Psr:3krl
- pastikanlokasipadasaatpengecoranbebasdariresikoterkenaairhujan.
- Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai mengeras (sebelum
terjadi retaksusutbasah)denganmenjagakelembapanrabatbeton.

Program Mutu :
Harus memperhatikan gambar kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan

PEMBERSIHAN SISA-SISA MATERIAL


- Sebelum diadakan serah terima-1 (pertama) pekerjaankontraktor pelaksana wajib membersihkan
semua bagian pekerjaan terutama pada ataplantai
- dinding, pintu/jendela plafon dan lain – lain. Kontraktor pelaksana juga harus membersihkan barang
bekas/ peralatan yang diperlukan semua sisa material yang digunakan lagi harus dibawa keluar dari
lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih danrapih.

27 | P a g e
METODE PELAKSANAAN PENGADAAN ALAT

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum memulai pekerjaan, perlu diadakan persiapan-persiapan yang akan mendukung pelaksanaan
pekerjaan.
Pekerjaan persiapan yang perlu dilaksanakan adalah :
a. Persiapan administrasi yang meliputi persiapan surat menyurat dan perizinan-perizinan yang
dianggap perlu.
b. Mobilisasi dan Konsolidasi dengan pihak main supplier/main dealer barang.
c. Pengecekan ketersedian barang.
d. Persiapan tempat penyimpanan barang

2. SERAH TERIMA PEKERJAAN


Setelah persiapan sudah selesai,pemesanan barang sudah biasa dilakukan dengan menghubungi pihak mai
supplier/mai dealer.
Barang yang akan dipesan adalah :
1. Mesin Pengupas Biji Mete

Dalam pemesan bahan,Spesifikasi harus sesuai dengan dilakukan,perlu terhadap barang benar-
benar permintaan pihak direksi/owner.Setelah pemesanan barang diadakan Crosscheck terhadap
pesanan dilakukan penelitaan pesanan tersebut.

2. Oven

Dalam pemesan bahan,Spesifikasi harus sesuai dengan dilakukan,perlu terhadap barang benar-
benar permintaan pihak direksi/owner.Setelah pemesanan barang diadakan Crosscheck terhadap
pesanan dilakukan penelitaan pesanan tersebut.

3. Penyangrai

Dalam pemesan bahan,Spesifikasi harus sesuai dengan dilakukan,perlu terhadap barang benar-
benar permintaan pihak direksi/owner.Setelah pemesanan barang diadakan Crosscheck terhadap
pesanan dilakukan penelitaan pesanan tersebut.

4. Mesin Pemipil Jagung

Dalam pemesan bahan,Spesifikasi harus sesuai dengan dilakukan,perlu terhadap barang benar-
benar permintaan pihak direksi/owner.Setelah pemesanan barang diadakan Crosscheck terhadap
pesanan dilakukan penelitaan pesanan tersebut.

3. PENGEPAKAN
Pengepakan barang dilaksanakan setelah hasil penelitian terhadap barang pesanan sudah benar-benar
sesuai dengan spesfikasi yang diminta dan tidak dapat cacat ataupunkekurangan dari barang yang
sudah dipesan.Pengepakan barang dilakukan di tempat pemesanan barang.Barang yang di packing
harus benar-benar terlindung dari resiko perjalanan nantinya. Adapun tata cara pengepakan dengan
memisahkan barang-barang yang memiliki resiko tinggi dalam perjalanan seperti barang elektronik
dan bahan yang memiliki unsur kaca dengan barang-barang yang tidak terlalu memiliki resiko
perjalanan seperti barang-barang yang tahan terhadap goncangan.

4. PENGIRIMAN

28 | P a g e
Pengiriman dilakukan dengan memakai jasa ekspedisi atau dengan menjemput barang secara
langsung ketempat pesanan.
Pengiriman yang memakai jasa ekspedisi adalah pengiriman barang berdimensi yang cukup besar
dan berada cukup jauh dari tempat penyimpanan sementara
Sedangkan penjemputan barang secara langsung dilakukan terhadap barang yang ukurannya tidak
terlalu besar dan berada relative cukup dekat dari tempat penyimpanan sementara. Setelah semua
barang pasanan sudah lengkap, maka pengiriman kelokasi pekerjaan sudah dapat dilaksanakan.

5. PEMERIKSAAN BARANG
Setelah barang pesanan telah sampai dilokasi pekerjaan, semua barang harus diperiksa kembali
keadaannya. Pemeriksaan barang dilaksanakan terhadap :
a. Jenis Barang, yaitu pemeriksaan terhadap jenis barang yang telah ada, apakah memang sudah
sesuai dengan barang yang diminta.
b. Kuantitas barang, yaitu pemeriksaan terhadap jumlah barang per item.
c. Kualitas barang, yaitu pemeriksaan spesifikasi barang
d. Kondisi barang, yaitu pemeriksaan terhadap kondisi fisik barang yang telah tersedia
e. Hasil pemeriksaan barang kemudian dituangkan dalam sebuah berita acara pemeriksaan barang
oleh pihak direksi atau owner pekerjaan.

6. SERAH TERIMA BARANG


Dengan telah selesainya pemeriksaan barang dan dinyatakan telah sesuai dengan permintaan
pihak direksi/owner, maka serah terima pekerjaan sudah dapat dilaksanakan. Serah terima barang
dituangkan dalam berita acara serah terima pekerjaan.

Demikian Metode Pelaksanaan ini dibuat, agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini tepat waktu, tepat mutu
dan sesuai jadwal waktu pelaksanaan yang telah rencanakan.

Serang, 31 Mei 2018


CV. DUA PUTRA PANJALU

SANAWIAH
Direkur

29 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai