Anda di halaman 1dari 52

KAIDAH DAN PERATURAN

PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA BAGI PARA PEKERJA MIGRAN

BAGIAN I
KETENTUAN UMUM

KAIDAH I
PERNYATAAN KEBIJAKAN

Berikut ini adalah kebijakan pemerintah:


a. Untuk menegakkan martabat dan hak-hak dasar dari para pekerja migran Filipina dan untuk
mempromosikan penciptaan pekerjaan secara penuh dan menjamin bahwa setiap orang mendapatkan
kesempatan kerja yang sama;
b. Untuk melindungi setiap warganegara yang berkeinginan untuk bekerja di luar negeri dengan cara
menjamin jaminan-jaminan dan prasyarat-prasyarat penyelenggaraan pekerjaan yang paling baik dan
paling mungkin;
c. Untuk memungkinkan agar pemberangkatan para pekerja migran Filipina hanya menuju ke negara-
negara yang menghormati hak-hak mereka;
d. Untuk menjamin adanya suatu mekanisme sensitif gender yang efektif yang secara memadai dapat
melindungi dan menjaga hak-hak dan kepentingan dari para pekerja migran Filipina;
e. Untuk menyebarluaskan dan menjamin berlangsung arus bebas informasi yang akan (dapat) membantu
dengan semestinya warga masyarakat agar mereka dapat mengambil keputusan tepat yang didasarkan
pada informasi jika mereka hendak bekerja di luar negeri;
f. Untuk memastikan bahwa para pekerja migran telah sungguh-sungguh diseleksi sehingga memenuhi
persyaratan untuk bekerja di luar negeri, untuk menjamin perlindungan nama baik negara di luar negeri;
g. Untuk menetapkan suatu sistem yang menjamin bahwa para pekerja migran sungguh-sungguh memiliki
ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk bekerja di luar negeri;
h. Untuk mengakui partisipasi sektor swasta dalam perekruta dan penempatan pekerja migran untuk
mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasional;
i. Untuk menderegulasikan kegiatan perekrutan secara progresif karena telah timbul perkembangan baru
yang dapat memengaruhi kesejahteraan pada pekerja migran;
j. Untuk mendukung program-program yang mereintegrasikan para pekerja migran yang pulang dari luar
negeri ke dalam masyarakat; dan
k. Untuk bekerja sama dengan organisasi-organisasi non-pemeerintah yang telah terdaftar, dengan
semangat saling percaya dan saling menghormati, dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan
para pekerja migran.

KAIDAH II
DEFINISI ISTILAH

1. Akreditasi – mengacu pada penghibahan wewenang kepada promotor asing untuk merekrut dan
menyewa para pekerja (dari Indonesia) melalui sebuah perusahaan penempatan kerja luar negeri.
2. Administrasi – mengacu pada Badan Filipina dalam Penempatan Kerja Luar Negeri (POEA).
3. Administrator – mengacu pada Ketua Badan (Administrator POEA)
4. Agensi – mengacu pada perusahaan swasta penempatan kerja di luar negeri seperti didefinisikan di sini.
5. Perekrutan oleh perusahaan – mengacu pada tindakan mengerahkan tenaga kerja yang diminta untuk
semua aspek dari ikhtiar pekerjaan di luar negeri.
6. Departemen – mengacu pada Departemen Tenaga Kerja dan Penempatan Kerja (DOLE)
7. Informasi negatif (derogatory record) – mengacu pada adanya informasi negatif, seperti yang berikut ini
tapi tak terbatas pada yang berikut ini: perekrutan tak sah, pemalsuan, penggelapan (swindling) atau
estafa, dan/atau penjatuhan vonis pidana yang melibatkan kejahatan (turpitude/kebejatan)
8. Biaya pembuatan dokumen – mengacu pada biaya nyata yang diperlukan untuk membuat dokumen-
dokumen dari seorang calon pekerja migran dalam kaitan dengan lamarannya untuk bekerja di luar
negeri, seperti yang berikut tapi tak terbatas pada yang berikut ini: paspor, surat keterangan dari
desa/kelurahan/polisi setempat, otentifikasi dokumen, surat kenal lahir/akta kelahiran, asuransi
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

kesehatan (Medicare), pembekalan akhir sebelum pemberangkatan (PDOS; Indonesia: PAP), tes
kelayakan kerja (trade test), pengantar sebelum masuk ke negara penempatan dan biaya-biaya
pemeriksaan medis.
9. Kontrak penempatan kerja – mengacu pada persetujuan tertulis atas nama orang-perorangan antara
agensi asing/pengguna dan pekerja migran yang didasarkan pada suatu master kontrak penempatan
kerja.
10. Agensi penempatan kerja di luar negeri – mengacu pada penempat kerja asing di luar negeri yang secara
tak langsung melibatkan pelayanan-pelayanan bagi para pekerja migran.
11. Joint and Solidary Liability (Tanggung Jawab Bersama?) – mengacu pada tanggung jawab dari pihak
yang menjalankan kegiatan penempatan kerja atau pengguna dan agensi perekrutan/penempatan, untuk
setiap dan semua klaim yang ditagihkan atas pelaksanaan dan kontrak penempatan kerja yang
melibatkan pemberangkatan para pekerja migran ke luar negeri. Hal ini juga mengacu pada tanggung
jawab dari para pejabat, direktur, para mitra terhadap perusahaan atas klaim yang timbul dari hubungan
kerja antara pengguna dan pekerja (migran).
12. Lisensi – mengacu pada dokumen yang diterbitkan oleh Sekretaris POEA atau orang yang
diwewenangkannya, kemitraan atau perusahaan agar bekerja sama dengan perusahaan swasta
penempatan kerja.
13. Master Kontrak Penempatan Kerja – mengacu pada suatu model persetujuan penempatan kerja yang
diserahkan oleh suatu agen penempatan luar negeri untuk dasar melakukan verifikasi dan persetujuan
yang berisi persyaratan-persyaratan penempatan kerja dari setiap pekerja migran yang disewa oleh
agensi penempatan tersebut.
14. Pekerja migran (name hire) - mengacu pada seorang pekerja migran yang dapat memastikan adanya
lowongan penempatan kerja di luar negeri dengan seorang pengguna tanpa bantuan atau keterlibatan
dari pihak agensi.
15. Pasar Baru – mengacu pada sebuah promotor atau sebuah agensi penempatan kerja asing yang
tidak/belum tercantum dalam daftar agensi-agensi penempatan kerja asing yang telah diakreditasi
selama enam bulan terakhir atau lebih atau yang sama sekali tak pernah terdaftar atau diakreditasikan
oleh agensi non-pelaut (land-based) yang telah memiliki lisensi. Untuk agensi penempatan kerja asing,
para pengguna langsung harus diidentifikasi dan juga tidak terdapat dalam daftar aktif dari para
pengguna yang telah terdaftar atau terakreditasikan pada agensi non-pelaut yang telah memiliki izin
operasi selama enam bulan terakhir atau lebih, atau telah terdaftar atau terakreditasikan oleh agensi
non-pelaut yang memiliki izin operasi;
16. NLRC – mengacu pada Komisi Nasional Ketenagakerjaan;
17. Non-lisensi (Non-licensee)– mengacu pada semua orang, kemitraan atau perusahaan yang tidak memiliki
lisensi yang valid untuk melakukan perekrutan dan penempatan kerja bagi para pekerja migran atau yang
lisensinya dicabut.
18. Penempatan Kerja di Luar Negeri (Overseas Employment) – mengacu pada penempatan kerja seorang
pekerja migran Filipin di luar wilayah negara Filipina yang dicakup dalam suatu kontrak kerja yang sah.
19. Pekerja migran Filipina atau pekerja Filipina di luar negeri – mengacu pada siapa saja, berumur delapan
belas tahun atau lebih, seperti yang dicakup dalam Republic Act 8042 (UU Perlindungan Pekerja Migran
Filipina), yang akan terlibat, atau sedang terlibat atau telah terlibat dalam suatu kegiatan yang diupah di
suatu negara, di mana di negara itu pekerja ini bukanlah warga yang bertempat tinggal secara sah (legal
resident);
20. Biaya Penempatan Kerja (placement fee) – mengacu pada jumlah uang yang ditagih oleh agensi swasta
penempatan kerja dari seorang pekerja untuk jasa pelayanan perekrutan dan penempatan kerja, seperti
yang ditetapkan oleh Sekretaris POEA (bdk. Kepala BNP2TKI)
21. Promotor – mengacu pada seseorang, kemitraan atau perusahaan asing yang menyewa para pekerja
Filipina melalui sebuah agensi yang memiliki izin.
22. Agensi Penempatan Kerja Swasta – mengacu pada seseorang, kemitraan atau perusahaan yang terlibat
dalam perekrutan dan penempatan kerja dari para pekerja dan dari kegiatan itu mendapatkan imbalan
uang (fee), yang ditagihkan, baik langsung maupun tak langsung, dari para pekerja atau para pengguna,
atau kedua-duanya.
23. Lisensi Sementara (provisional) – mengacu pada sebuah lisensi yang dikeluarkan untuk sebuah
perusahaan penempatan baru dalam jangka waktu terbatas selama satu tahun, di mana para pelamar
wajib mematuhi pembatasan pemberangkatan dari sejumlah 100 orang pekerja menuju ke sasaran
pasarnya yang baru.

2 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

24. Persetujuan Perekrutan (recruitment agreement) – mengacu pada sebuah persetujuan di antara, di satu
pihak, promotor dan, di pihak lain, agensi swasta penempatan kerja luar negeri atau POEA, di mana di
dalamnya didetilkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing.
25. Rekrutmen dan Penempatan Kerja – mengacu pada setiap tindakan canvassing, mendaftar, membuat
kontrak, mengangkut, menggunakan/memanfaatkan, menyewa atau menyediakan/mengerahkan
pekerja-pekerja dan mencakup pembuatan rujukan-rujukan, pelayanan pembuatan kontrak, menjanjikan
atau mengiklankan untuk penempatan kerja di luar negeri, entah untuk mendapatkan keuntungan atau
tidak; jika orang atau entitas yang bersangkutan menawarkan atau menjanjikan suatu penempatan kerja
disertai pembayaran upah kepada dua orang atau lebih, maka orang atau entitas tersebut terlibat dalam
kegiatan perekrutan dan penempatan kerja luar negeri.
26. Pendaftaran – mengacu pada tindakan mengakui dan memasukkan ke dalam daftar resmi dari POEA
keberadaan dari seorang promotor atau pengguna asing atau keberadaan sebuah proyek yang dokumen-
dokumennya telah diverifikasikan di tempat (tujuan) kerja oleh para pejabat yang menjalankan tugas
yang sesuai dari Pemerintah Filipina. Pendaftaran juga mengacu pada tindakan memasukkan ke dalam
catatan-catatan resmi dari POEA nama-nama dari “name hires” dan para pekerja yang akan cuti kerja dan
mereka akan berangkat lagi untuk bekerja di luar negeri.
27. SEC – mengacu pada “the Securities and Exchange Commission” (Komisi Sekuritas dan Bursa)1.
28. Sekretaris – mengacu pada Sekretaris dari Kantor Nasional Ketenagakerjaan dan Penempatan Kerja
(~Menakertrans).
29. Kontraktor Pelayanan (service contractor) – mengacu pada orang-perorangan, kemitraan atau
perusahaan yang telah mendapatkan izin operasi dari Sekretaris Tenaga Kerja dan Penempatan Kerja
untuk melakukan perekrutan pekerja-pekerja yang akan dipekerjakan pada proyek-proyek atau kontrak-
kontrak di luar negeri, yang telah mendapatkan akreditasi.
30. Biaya Pelayanan – mengacu pada sejumlah uang yang ditagihkan dari pihak-pihak yang telah
mendapatkan lisensi dari promotor asingnya sebagai wujud pembayaran bagi pelayanan nyata yang
dilakukan dalam kaitan dengan perekrutan dan penempatan kerja para pekerja.
31. Otoritas Perekrutan Khusus – mengacu pada kekuasaan yang diberikan/dihibahkan kepada sebuah
perusahaan untuk melakukan perekrutan di luar alamat-alamat usaha yang telah terdaftar dan yang
telah disetujui oleh pihak Pemerintah.
32. Kontrak Penempatan Kerja yang Sah – mengacu pada persetujuan tertulis antara promotor/pengguna
asing dan pekerja yang didasarkan pada master kontrak penempatan kerja yang telah disetujui oleh
Pemerintah.
33. Verifikasi – mengacu pada tindakan yang dijalankan oleh Pejabat POEA, atau oleh para pejabat
(pemerintah) yang lain yang ditugaskan oleh Sekretaris Tenaga Kerja dan Penampatan Kerja di Kedutaan
atau Konsulat Filipina, untuk meninjau dan memverifikasi dokumen-dokumen perekrutan dari para
promotor asing, termasuk kontrak-kontrak penempatan kerja dari warga negara Filipina, dengan maksud
untuk menetapkan keberadaan dari seseorang, perusahaan atau proyek yang mempekerjakan para
pekerja (migran), kemampuannya dalam menyewa para pekerja mencapai suatu tingkat yang dapat
diterima, dan memenuhi prasyarat-prasyarat kondisi kerja yang dimaksudkan, sesuai dengan standar-
standar minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan mempertimbangkan peraturan-peraturan dan
legislasi ketenagakerjaan dari pemerintah negara penempatan.
34. Pekerja-Sedang-Cuti – mengacu pada seorang pekerja migran yang sedang melakukan liburan atau cuti
dan akan kembali kepada pengguna yang sama. (1557KATA)

1
Komisi Sekuritas dan Bursa adalah suatu badan independen dari suatu pemerintah yang memiliki tangung jawab utama untuk
mengawasi pelaksanaan dari peraturan-peraturan dibidang perdagangan efek dan mengatur pasar perdagangan pada bursa efek.

3 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

BAGIAN II
PEMBERIAN LISENSI DAN PERATURANNYA

KAIDAH I
PARTISIPASI SEKTOR SWASTA DALAM PROGRAM PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI

Pasal 1. Kualifikasi. Hanya mereka yang memenuhi kualifikasi seperti yang disebutkan berikut ini diizinkan
untuk terlibat dalam usaha perekrutan dan penempatan kerja bagi pekerja-pekerja Filipina:

a. Warga negara, kemitraan dan perusahaan dari Filipina; setidak-tidaknya tujuh puluh lima persen (75%)
dari modalnya dimiliki dan dikendalikan oleh warga negara Filipina.
b. Kepemilikan yang berada di dalam wewenang penggunaan langsung atas suatu kapitalisasi/modal
sebesar Dua Juta Pesos (P2.000.000) [~Rp408juta] jika yang bersangkutan adalah pemilik tunggal atau
kemitraan, dan minimum modal sejumlah Dua Juta Pesos (P2.000.000) yang sepenuhnya langsung
dibayarkan pada tanggal tertentu jika yang bersangkutan adalah sebuah perusahaan; syarat selanjutnya
yang wajib dipenuhi, apa pun yang terjadi (as the case may be), adalah bahwa mereka yang telah
memiliki lisensi wajib menambah modalnya dalam jangka waktu empat tahun sejak lisensi yang
bersangkutan jadi efektif, sampai sebesar Dua Juta Pesos (P2.000.000) dengan rasio penambahan
sejumlah Dua Ratus Lima Puluh Ribu Pesos (P250.000,00) setiap tahunnya.
c. Mereka yang tidak memenuhi persyaratan ini didiskualifikasikan atas nama undang-undang atau tak
memenuhi peraturan-peraturan pemerintah yang lain yang berlaku untuk terlibat dalam perekrutan dan
penempatan para pekerja untuk dipekerjakan di luar negeri.

Pasal 2. Diskualifikasi. Yang disebutkan berikut ini tidak dikualifikasikan untuk terlibat dalam usaha
perekrutan dan penempatan para pekerja Filipina untuk bekerja di luar negeri:

a. Agen-agen perjalanan (travel agencies) dan agen-agen penjualan/pemasaran dari perusahaan-


perusahaan penerbangan;
b. Para pejabat atau anggota-anggota dewan penyantun dari perusahaan apa pun atau anggota-anggota
dari suatu kemitraan yang terlibat dalam kegiatan usaha dari suatu agen perjalanan;
c. Semua perusahaan atau kemitraan, jika para karyawannya, anggota-anggota dari dewan pengurus atau
kemitraan itu, adalah juga karyawan, anggota dewan pengurus atau kemitraan dari sebuah perusahaan
atau kemitraan yang terlibat dalam kegiatan usaha dari sebuah agen perjalanan;
d. Orang-perorangan, kemitraan atau perusahaan yang telah di-blacklist (derogatory records), sedemikian
tapi tak terbatas pada keterangan-keterangan berikut ini:
1) Mereka yang telah ditetapkan diberi blacklist atau peringatan pra-blacklist oleh Biro Nasional
Investigasi (~Bareskrim?) atau oleh Dinas Anti-Perekrutan Tak Sah dari POEA;
2) Mereka yang diketahui telah melakukan suatu ihwal yang sangat mungkin menjadi suatu penyebab
dari pelanggaran atau sudah sungguh-sungguh jelas (prima facie, tanpa perlu pembuktian) bersalah
melakukan perekrrutan tak sah atau kasus-kasus lain yang terkait;
3) Mereka yang telah divonis telah melakukan perekrutan tak sah atau sebab-sebab lain yang terkait
dan/atau kejahatan-kejahatan yang melibatkan kebejatan moral; dan
4) Perusahaan-perusahaan yang lisensi-lisensinya telah dinon-aktifkan (revoked) atau telah dicabut
sebelumnya oleh POEA karena melanggaran RA 8042 (UU Perlindungan TKI), Keputusan Presiden
(Presidential Decree) 442 yang telah direvisi, dan semua kaidah dan peraturan di bawahnya yang
menjalankan UU dan Keppres tersebut.
5) Semua pemohon yang sedang menunggu untuk mendapatkan perpanjangan lisensi wajib
menyerahkan semua prasyarat dari Biro Nasional Investigasi dan Dinas Anti-Perekrutan Tak Sah dari
POEA, termasuk prasyarat-prasyarat yang wajib dimintakan untuk masing-masing dari para pejabat
dan karyawannya.
e. Semua pejabat atau pegawai dari kantor DOLE (Departemen Tenaga Kerja Filipina), POEA, OWWA (Kantor
urusan Kesejahteraan untuk Pekerja Migran Filipina), Departemen Luar Negeri dan semua badan
pemerintah yang lain yang langsung terlibat dalam pelaksanaan dari RA 8042 (UU Perlindungan TKI)
dan/atau saudara-saudari mereka dalam derajat sipil keempat dalam hubungan darah; dan
f. Orang-perorangan atau para mitra, para pejabat dan para direktur dari perusahaan-perusahaan yang
lisensinya sebelumnya telah dicabut atau di-nonaktifkan karena telah melanggar peraturan perekrutan
pekerja migran.

4 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

KAIDAH II
PEMBERIAN LISENSI/IZIN OPERASI

Pasal 1. Syarat-syarat Mendapatkan Lisensi. Semua pemohon lisensi untuk mengoperasikan suatu
perusahaan swasta penempatan kerja wajib menyerahkan surat lamaran tertulis bersamaan dengan semua
prasyarat berikut ini:

a. Satu salinan yang telah dilegalisir dari Komisi Sekuritas dan Bursa Efek yang menetapkan pasal-pasal
bahwa pemohon telah menjadi perusahaan atau kemitraan yang terdaftar, jika pemohon adalah
perusahaan atau kemitraan; atau Sertifikat Registrasi untuk firma atau suatu entitas usaha pada
Departemen Perdagangan dan Industri, jika pemohon adalah suatu bentuk kepemilikan tunggal;
b. Surat bukti yang menyatakan pemohon memiliki kapasitas finansial: Dalam kasus kepemilikan tunggal
atau kemitraan, wajib menyerahkan keterangan pendapatan dan pajak-pajak yang telah dibayarkan
untuk dua tahun terakhir dan keterangan resmi jumlah tabungan yang memperlihatkan bahwa yang
bersangkutan memiliki sejumlah persediaan uang tak kurang dri P500.000,00, dengan syarat bahwa
pemohon yang bersangkutan wajib menyerahkan (surat) kuasa untuk memeriksa keabsahan deposit
bank yang dimaksudkan.
c. Jika perusahaan yang bersangkutan masih baru, sertifikat keterangan kepemilikan tabungan yang
memperlihatkan bahwa pemohon yang bersangkutan memiliki cadangan uang tak kurang dari
P500.000,00 dengan menyertakan (surat) kuasa yang sama untuk pengujian kebenaran. Untuk
perusahaan-perusahaan yang telah lama beroperasi, penyerahan pernyataan finansial yang terverifikasi,
pengembalian pajak pendapatan (corporate tax returns) selama dua (2) tahun terakhir dan sertifikat
buku tabungan yang sah yang memperlihatkan kepemilikan persediaan uang tak kurang dari P500.000,00
dilengkapi dengan (surat) kuasa yang terkait untuk menguji kebenaran keberadaan deposit uang yang
dimaksudkan.
d. Keterangan yang membuktikan bahwa yang bersangkutan memiliki kapabilitas pemasaran
1) Kekuasaan Khusus dari Pihak Pengacara yang telah diterapkan dan/atau telah dilaksanakan.
Persetujuan tentang Perekrutan/Pelayanan.
2) Keterangan permintaan sejumlah pekerja (tenaga kerja) (job orders) atau sertifikasi visa dari para
pengguna baru/promotor untuk sejumlah tak kurang dari sejumlah seratus (100) orang pekerja; dan
3) Sertifikasi dari Kantor Pelayanan Pra-Penempatan (PESO) dari POEA tentang keberadaan dari
pemasaran baru yang dimaksudkan.
e. Surat-surat keterangan dukungan dari Dewan Direktur, mitra, atau pemilik dari perusahaan yang
bersangkutan yang mengajukan permohonan lisensi perekrutan/penempatan dari Biro Nasional
Investigasi (NBI) dan badan-badan pemerintah yang lain seperti yang diminta; surat keterangan
(berkelakuan baik) jika orang-perorangan yang bersangkutan pernah melakukan kejahatan; dengan
persyaratan jika anggota atau mitra dari yang bersangkutan adalah seorang asing, dipersyaratkan
penyerahan (surat) keterangan dari negara asalnya.
f. (Surat) keterangan tentang suatu operasi perusahaan yang menyatakan bahwa pihak pemohon lisensi:
1) Hanya akan memilih calon-calon pekerja (recruits) yang memenuhi persyaratan medis dan teknis;
2) Akan sepenuhnya dan seluruhnya bertanggung jawab atas semua klaim dan kerugian yang bisa
timbul terkait dengan penggunaan lisensi ini;
3) Akan menjalankan tanggung jawab bersama (joint & solidary liability) dengan pengguna yang
bersangkutan atas semua klaim dan kerugian yang mungkin timbul terkait dengan pelaksanaan
kontrak, termasuk yang berikut ini tapi tak terbatas pada pembayaran upah, kompensasi
kematian dan kompensasi cacat karena pekerjaan dan pemulangan ke negara asal;
4) Akan menjamin pelaksanaan dari semua peraturan/legislasi yang ada yang terkait dengan
(perlindungan) pekerja dan hak-hak sosial warga masyarakat Filipina dan peraturan yang sama
yang berlaku di negara penempatan bagi para pekerja yang direkrut;
5) Akan menjalankan semua tanggung jawab secara sepenuhnya dan seluruhnya atas semua
tindakan yang dilakukan oleh para pejabatnya, karyawan-karyawannya dan wakil-wakilnya dalam
kaitan perekrutan dan penempatan kerja;
6) Akan memperjuangkan pemenuhan persyaratan penempatan kerja yang paling baik;

5 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

7) Akan menyampaikan secara terbuka semua persyaratan dari penempatan kerja luar negeri
kepada semua pekerja yang melamar pekerjaan;
8) Akan memberangkatkan setidak-tidaknya sejumlah 100 orang pekerja menuju ke wilayah
pemasaran yang baru dalam waktu satu (1) tahun sejak diberikannya lisensi operasi;
9) Akan memberikan orientasi tentang prosedur-prosedur perekrutan, berbagai persyaratannya dan
semua informasi yang relevan kepada para pekerja dan karena wajib menyediakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan; dan
10) Akan memulangkan para pekerja yang telah dikirimkan/dipekerjakan termasuk barang-barang
milik pribadi mereka jika keperluan itu memang dibutuhkan.

Untuk memenuhi pelaksanaan pokok (1), perusahaan yang bersangkutan bisa meminta kepada para
pekerja untuk menjalani uji kelayakan (trade testing) dan pengujian medis hanya setelah para pekerja
telah memenuhi persyaratan penempatan kerja.

g. Untuk perusahaan dan kemitraan, dipersyaratkan suatu pelaksanaan kinerja yang dilakukan oleh para
pejabat, direktur, mitra-mitranya bahwa mereka sungguh-sungguh akan bertanggung jawab baik secara
masing-masing maupun bersama-sama dengan perusahaan yang bersangkutan atas berbagai
klaim/tuntutan yang muncul sebagai implikasi dari hubungan kerja antara pengguna dan
pekerja/karyawannya.
h. Laporan pengembalian pajak pendapatan (secara individual/setiap entitas) dari pemilik, mitra-mitra, para
pemegang saham/anggota pembentuk perusahaan, karena hal ini sangat mungkin terjadi, untuk jangka
waktu selama dua (2) tahun.
i. Bukti kepemilikan oleh pemilik yang bersangkutan sendiri, mitra atau pejabat eksekutif utama, karena hal
ini sangat mungkin terjadi, bahwa yang bersangkutan memiliki ijazah pendidikan tingkat BA (bachelor of
arts, atau setara S1) dan tiga tahun pengalaman kerja dalam dunia usaha.
j. Daftar dari semua pejabat dan personel yang terlibat dalam kegiatan perekrutan dan penempatan,
sekaligus keterangan penugasan-penugasan kepada mereka, bio-data dan dua (2) salinan dari pasfoto
seukuran keperluan pembuatan paspor, dan juga surat keterangan lolos dari pengujian oleh Biro
Nasional Investigasi dan Divisi Anti-Perekrutan Tak Sah dari POEA.
k. Salinan surat kontrak dari sewa atau bukti kepemilikan gedung, dilengkapi dengan keterangan alamat
kantor, serta penjelasan bahwa tersedia ruang kantor yang luasnya setidak-tidaknya seratus (100) meter
persegi.
l. Bukti publikasi/penerbitan dari penjelasan/penerangan tentang permohonan, dilengkapi dengan nama-
nama dari para pemilik, para mitra, para anggota pembentuk perusahaan dan para pejabatnya.
m. Sertifikat/keterangan bahwa pemilik atau pejabat eksekutif utama yang bersangkutan telah menghadiri
seminar pra-permohonan lisensi yang diselenggarakan oleh POEA.
n. Hanya permohonan-permohonan yang dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung yang
dipersyaratkan akan diproses.

Pasal 2. Pembayaran biaya pendaftaran (filling fee). Bersamaan dengan penyerahan tanda terima (receipt)
atas surat permohonan lisensi yang telah dilengkapi dengan semua pemenuhan persyaratannya, POEA wajib
meminta pembayaran uang pendaftaran yang wajib dibayarkan (non-refundable) sebesar P10.000,00
(~Rp2juta) dan menyerahkan bukti pembayaran tersebut.

Pasal 3. Tanggapan terhadap permohonan. Dalam waktu lima belas (15) hari kalender sejak penyerahan
tanda terima permohonan yang sudah dilengkapi dengan persyaratan-persyaratannya termasuk bukti
pembayaran uang pendaftaran Rp10.000,00, POEA wajib mengevaluasi dokumen-dokumen yang terkait,
menguji gedung-gedung kantor dan perlengkapan, dan menentukan apakah akan menghibahkan atau
menolak lisensi kepada pihak pemohon. Jika permohonan ditolak, maka biaya pendaftaran yang telah
diserahkan akan hilang. Uang itu tak dikembalikan kepada pemohon.

Pasal 4. Pembayaran Biaya dan Pembayaran Uang Jaminan (bonds). Jika permohonan disetujui/diterima,
pihak pemohon wajib membayar biaya lisensi sebesar P50.000,00 (~Rp10,2juta). Pemohon wajib
menyerahkan Persetujuan Escrow (Persetujuan/perjanjian yang diperkuat dengan keterlibatan pihak ketiga?)
senilai P1.000.000,00 (~Rp204,6juta), sebagai konfirmasi deposit escrow tsb yang dititipkan pada sebuah bank

6 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

ternama/bonafid/terakreditasi dan uang jaminan (surety bond) senilai P100.000,00 dari sebuah perusahaan
penjaminan yang dapat diterima oleh POEA dan diakreditasikan oleh Komisi Asuransi.

Perusahaan perekrutan/penempatan yang telah memiliki lisensi wajib menambah nilai Deposit Escrow atas
namanya itu sampai Satu Juta Pesos selama empat tahun sejak lisensi itu berlaku efektif.

Uang jaminan dan deposit escrow akan digunakan untuk menebus klaims yang sifatnya legal dan sah yang
timbul karena pelanggaran-pelanggaran terhadap persyaratan dari pemberian hibah dan penggunaan lisensi
itu, dan/atau akreditasi dan kontrak-kontrak penempatan kerja. Uang jaminan dan deposit escrow juga akan
menjamin pemenuhan peraturan-peraturan hukum dan kaidah-kaidah serta regulasi pelaksanaannya sejauh
terkait dengan perekrutan dan penempatan kerja, Kaidah-kaidah dari POEA dan edaran-edaran yang relevan
dari Departemen (Tenaga Kerja) dan semua tanggung jawab yang diwajibkan oleh POEA. Uang jaminan itu
wajib mencakup suatu persyaratan bahwa keterangan kepada pihak promotor adalah keterangan kepadanya
sebagai pihak penjamin (bertanggung jawab atas nasib pekerja yang bersangkutan [kehilangan harta, tubuh,
nyawa; hutang, pemenuhan kewajiban, garansi, dsb.] dan bahwa penilaian apa pun melawan pihak promotor
dalam kaitan dengan semua ihwal yang berada di bawah wewenang yurisdiksi PEOA/NLRC sifatnya adalah
mengikat dan bersifat tetap terhadap pihak penjamin tersebut. Uang jaminan itu berlaku selama masa
keabsahan dari masa berlaku dari lisensi yang bersangkutan.

Pasal 5. Lisensi Sementara. Pemohon lisensi baru akan diberi lisensi sementara yang akan berlaku sah selama
periode terbatas selama satu (1) tahun. Selama masa itu pemohon wajib memenuhi kewajibannya
memberangkatkan sebanyak 100 orang pekerja kepada promotornya yang baru. Lisensi dari perusahaan yang
mampu menjalankan kewajibannya akan ditingkatkan menjadi lisensi penuh yang mengizinkan mereka untuk
menjalankan operasi (perekrutan, penempatan kerja luar negeri) selama tiga tahun. Perusahaan-perusahaan
yang tak mampu menjalankan kewajibannya akan diberi informasi tentang berakhirnya masa berlaku lisensi
mereka.

Pasal 6. Keabsahan dari Lisensi. Kecuali dalam kasus lisensi yang sifatnya sementara (provisional), semua
lisensi berlaku selama empat (4) tahun sejak tanggal penerbitan, kecuali jika dibatalkan, dicabut atau
ditangguhkan/disekors karena pemegang melanggar hukum (Filipina) yang berlaku, “Kaidah” ini dan edaran-
edaran lain yang terkait. Lisensi ini hanya akan berlaku sah di lokasi-lokasi yang telah ditetapkan di dalamnya
dan hanya selama digunakan oleh orang-perorangan, kemitraan atau perusahaan yang memiliki lisensi.

Pasal 7. Lisensi Tidak Dapat Dialihkan kepada Pihak Lain (non-transferability of license). Keberlakuan lisensi
tidak dapat dialihkan, diberikan atau dipindahtugaskan kepada orang-perorangan, kemitraan atau
perusahaan (lain). Lisensi tidak dapat digunakan langsung atau tak langsung oleh orang-perorangan,
kemitraan atau perusahaan lain kecuali kepada siapa lisensi tersebut diterbitkan.

Dalam kasus kematian pemilik tunggal dan untuk mencegah gangguan terhadap operasi (perekrutan,
penempatan) yang dikaitkan dengan kemungkinan kepentingan yang diprasangkakan dari pewaris yang sah,
lisensi itu dapat diperpanjang atas nama permohonan dari pihak pewaris, tapi hanya atas dasar maksud untuk
memfungsikan operasi usaha tersebut.

Pasal 8. Perubahan dari Kepemegangan/Hubungan dari Kepemilikan Tunggal atau Kemitraan. Pengalihan
atau perubahan kepemilikan dari suatu kepemilikan tunggal yang telah memegang lisensi untuk terlibat
dalam penempatan kerja luar negeri secara otomatis/serta-merta akan menimbulkan pencabutan dari lisensi
yang bersangkutan.

Suatu perubahan dalam hubungan di antara para mitra dalam suatu kemitraan yang telah memegang lisensi
untuk terlibat dalam penempatan kerja luar negeri yang secara nyata mengganggu proses kelangsungan
usaha atau justru menimbulkan sungguh-sunguh bangkrutnya kemitraan yang bersangkutan juga secara
serta-merta akan menyebabkan pembatalan/batalnya lisensi yang bersangkutan.

Pasal 9. Peningkatan Kepemilikan Tunggal atau Kemitraan. Para pemegang lisensi yang berupa kepemilikan
tunggal atau kemitraan –sejauh bersesuaian dengan pengarahan dari POEA-- boleh berubah menjadi
perusahaan dengan maksud untuk meningkatkan atau memperbesar kapabilitas mereka dalam menanggapi
perkembangan/perubahan secara memadai di dalam pasar tenaga kerja internasional dan memampukan

7 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

mereka untuk mampu menjalankan tanggung jawab secara lebih baik dalam kinerja perekrutan dan
pemberangkatan para pekerja migran.

Persetujuan (yang diberikan POEA) terhadap suatu merger, konsolidasi atau peningkatan (kelembagaan
kinerja perekrutan dan penempatan) secara serta-merta akan membatalkan dan mencabut lisensi-lisensi dari
kepemilikan tunggal, kemitraan atau perusahaan-perusahaan yang melakukan merger, konsolidasi atau
peningkatan itu.

Pasal 10. Informasi/Cap Negatif (derogatory record) Setelah Penerbitan/Perpanjangan Lisensi. Lisensi yang
dipegang oleh kepemilikan tunggal atau sebuah kemitraan wajib ditangguhkan/disekors sampai waktu
pemulihan dari pihak POEA jika ditemukan informasi-informasi negatif yang melawan keberadaan
kepemilikan tunggal atau suatu atau semua mitra, dengan pengandaian hal ini sangat mungkin terjadi.
Pengangkatan seorang pejabat atau karyawan dari suatu perusahaan yang telah memiliki lisensi dapat
dibatalkan atau dicabut kapan pun dengan cara memberitahukan sebelumnya kepada perusahaan yang
dimaksudkan, jika pejabat atau karyawan yang bersangkutan ditemukan memiliki cap/informasi negatif
seperti dimaksudkan oleh pasal ini (as herein contemplated).

Pasal 11. Pengangkatan/Perubahan Petugas/Pejabat dan Personel. Setiap pengangkatan dari para petugas
(agents) atau para wakil dari sebuah perusahaan yang memiliki lisensi wajib disetujui terlebih dahulu oleh
atau tunduk pada wewenang dari POEA. Pengakuan atau persetujuan ini dapat diterbitkan pada saat
penyerahan dari atau pemenuhan dari ihwal berikut ini:

a. Pengangkatan yang diusulkan atau wewenang khusus dari penasihat hukum;


b. Pemenuhan persyaratan dari wakil atau petugas yang diusulkan dari Biro Nasional Investigasi (NBI)/Divisi
Anti-Perekrutan Tak Sah dari POEA; dan
c. Pernyataan yang telah disumpah atau diverifikasikan oleh orang-perorangan atau perusahaan yang
mendapatkan tugas atau yang melakukan pengangkatan, dengan pengandaian memegang tanggung
jawab sepenuhnya atas semua tindakan dari petugas atau wakil yang bersangkutan dalam kaitan dengan
kegiatan perekrutan dan penempatan kerja para pekerja.

Setiap/semua perubahan dari komposisi anggota dari Dewan Direktur dari sebuah perusahaan, pengangkatan
atau pemberhentian dari para petugas dan personel wajid didaftarkan pada POEA dalam waktu tiga puluh (30)
hari kalender sejak saat terjadi perubahan tersebut. Perusahaan diwajibkan untuk menyerahkan detil-detil dari
proceedings yang telah disertifikasikan oleh SEC dalam kasus pemilihan anggota-anggota baru dari Dewan
Direktur diserta bio-data mereka, pasfoto KTP dan persyaratan-persyaratan lainnya (clearances).

POEA memiliki wewenang/hak untuk menolak pengakuan atau pengangkatan para petugas, karyawan dan
wakil-wakil yang terlibat secara langsung dalam penyelewengan-penyelewengan dalam kegiatan perekrutan.

Pasal 12. Penerbitan tentang Perubahan Para Direktur/Pejabat-pejabat Lain dan Personel/Pembatalan atau
Amandemen Pengangkatan Para Wakil. Lebih daripada sekedar persyaratan pendaftaran dan penyerahan
kepada POEA, setiap perubahan dalam keanggotaan dari Dewan Direktur, pemberhentian kerja karena
petugas/petugas dan personel yang lain, pencabutan atau amandemen dari pengangkatan para wakil wajib
diumumkan secara publik setidak-tidaknya satu kali di dalam surat kabar yang memiliki oplah sampai merata di
antara seluruh masyarakat; ini untuk mengikat para pihak ketiga. Bukti seperti publikasi wajib diserahkan
kepada POEA.

Pasal 13. Perubahan Alamat Perusahaan. Setiap kali terjadi perubahan alamat kantor perusahaan wajib
hanya dilaksanakan setelah sebelumnya mendapatkan wewenang atau persetujuan dari POEA. Persetujuan
akan dihibahkan hanya atas dasar pemberitahuan resmi tentang maksud dari perpindahan itu dengan
menyertakan yang berikut ini.

a. Untuk sebuah perusahaan, sebuah Penyataan dari Dewan yang telah terdaftar pada SEC yang
memberikan wewenang perubahan/perpindahan alamat perusahaan; dan
b. Salinan dari kontrak gedung kantor perusahaan yang dimaksudkan atau bukti kepemilikan gedung
tersebut

8 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Kantor baru tetap berada di bawah dan harus mengikuti prosedur sorotan pengawasan (inspeksi) secara rutin
oleh para wakil yang diwewenangkan oleh POEA.

Suatu pemberitahuan dari keterangan alamat baru wajib diumumkan secara prublik di dalam suatu surat kabar
yang penyebarannya merata dalam masyarakat.

Pasal 14. Pendirian/Pengadaan Kantor-kantor Tambahan. Semua kantor tambahan dapat dibangun hanya
dengan persetujuan awal/sebelumnya dari POEA.

Pasal 15. Tatacara Perekrutan Diluar Kantor yang Telah Terdaftar. Perusahaan yang telah memiliki lisensi
tidak diperbolehkan melakukan perekrutan, jobs fair atau kegaitan perekrutan lain apa pun di suatu wilayah
provinsi di luar alamat yang dinyatakan di dalam lisensi atau di luar kantor-kantor tambahan yang telah
disetujui tanpa sebelumnya memastikan persetujuan dari weweneng POEA.

Pasal 16. Perpanjangan/Pembaruan Lisensi. Sebuah perusahaan wajib menyerahkan permohonan untuk
memperpanjang/membarui lisensinya pada saat atau sebelum habis masa berlakunya. Permohonan itu harus
didukung oleh dokumen-dokumen sebagai berikut.

a. Uang jaminan yang telah diperbarui atau divalidasikan ulang;


b. Persetujuan yang menyertakan pihak ketiga (escrow) yang telah diperbarui sejumlah P1.000.000,00
dengan sebuah bank komersial yang pertama-tama membuktikan klaim-klaim legal dan sah dari para
pekerja yang direkrut sebagai implikasi dari pelanggaran kaidah perekrutan atau klaim-klaim uang tunai;
c. Pernyataan finansial yang telah diaudit untuk masa dua tahun terakhir dengan perusahaan yang telah
diverifikasikan atau pembayaran pajak pendapatan individual. Jika ekuitas dari perusahan yang
bersangkutan berada di bawah persyaratan kekayaan modal yang dipersyaratkan, perusahaan yang
bersangkutan wajib diberi kesempatan tiga puluh (30) hari sejak pemberian pembaruan lisensi untuk
menyerahkan bukti-bukti dari tambahan modal, seperti sertifikat dari SEC tentang tambahan modal itu
atau sertifikat bank yang terkait dengan jumlah tambahan modal itu dan surat dengan keterangan sumpah
dari bendahara yagn diterima oleh SEC. Jika semua persyaratan ini tak dipenuhi, lisensi akan ditangguhkan
sampai perusahaan yang bersangkutan memenuhi persyaratan tersebut.
d. Surat keterangan (beres/lolos) dari Biro Nasional Investigasi dan dari Divisi Anti-Perekrutan Tak Sah untuk
Dewan Direktur dan semua petugas yang bertanggungjawab; dan
e. Persyaratan-persyaratan lain dapat ditambahkan oleh POEA.

Pasal 17. Pengawasan Pemenuhan Syarat-syarat Mendapatkan Lisensi. POEA wajib melakukan pengawasan
terhadap kepatuhan dari perusahaan-perusahaan dalam pelaksanaan kinerja mereka terkait dengan
penerbitan atau pembaruan lisensi. Sanksi yang sepadan wajib dijatuhkan kepada mereka yang tidak patuh
dalam menjalankan kinerja mereka.

Pasal 18. Keberlakuan Lisensi (Lama). Di mana pemegang lisensi telah menyerahkan permohonan secara tepat
waktu dan memenuhi persyaratan untuk pembaruan, lisensi yang masih ada tidak akan habis masa berlakunya
sampai permohonan itu akhirnya ditentukan berakhir keberlakuannya oleh POEA. Untuk maksud ini, sebuah
permohonan akan dianggap mencukupi jika pemohon telah mematuhi pokok-pokok persyaratan pembaruan
lisensi.

Pasal 19. Tindakan atas Pembaruan Lisensi. Selama empat puluh delapan (48) jam sejak diterima tanda terima
permohonan pembaruan atas pemenuhan semua persyaratan, POEA wajib menjalankan evaluasi dan
inspeksi/pengawasan dan menentukan pengabulan atau penolakan terhadap permohonan tersebut. Lisensi-
lisensi dari perusahaan-perusahaan pemohon yang gagal memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh POEA
tidak boleh diperpanjang lisensi.

Hanya permohonan untuk pembaruan lisensi yang dilengkapi dengan semua persyaratan yang ditetapkan akan
diproses.

Pasal 20. Keterlambatan dalam Menyerahkan Permohonan Pembaruan. Perusahaan yang gagal menyerahkan
permohonan pembaruan lisensi dapat diizinkan membarui lagi dalam selisih waktu tiga puluh (30) hari sejak
berhentinya keberlakuan dan perusahaan itu wajib membayar denda sebesar P10.000,00 (~Rp2juta).

9 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1 TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 21. Deposit dengan jaminan dukungan pihak ketiga (escrow) dilengkapi dengan lampiran jaminan
berupa agunan/boreh/tanggungan (garnished). Sesegera mungkin setelah Surat Perintah atau Surat
Keterangan tentang agunan diberikan oleh pihak Bank, dan sejumlah jaminan yang sama secara terkait juga
telah disisihkan, deposit escrow dari sebuah perusahaan wajib dinilai sebagai tidak (lagi) mencukupi. POEA
wajib secara serta-merta menyampaikan kepada perusahaan yang bersangkutan sebuah pemberitahuan untuk
sepenuhnya menambah lagi deposit escrow-nya itu (sesuai persyaratan yang diwajibkan).

Pasal 22. Penambahan Lagi dari Uang Jaminan/Deposit dengan Kesaksian Pihak Ketiga (escrow). DAlam
waktu lima belas (15) hari kalender sejak tanggal pemberian tanda terima dari POEA bahwa jaminan/deposit,
atau suatu bagian karenanya telah disertai agunan, perusahan yang bersangkutan wajib menambahkan lagi
jaminan sampai sepenuhnya memenuhi persyaratan. Kegagalan menambahkan lagi untuk pemenuhan
jaminan/deposit dalam jangka waktu yang telah ditetapkan akan menyebabkan penangguhan dari lisensi.

Pasal 23. Pengembalian Deposit-Escrow. Kepada suatu perusahaan yang telah memiliki lisensi tetapi dengan
sukarela menyerahkan kembali lisensinya akan dikembalikan deposit-escrow-nya, hanya setelah menyerahkan
sejumlah uang jaminan (surety bond) dengan nilai yang sama dan berlaku/valid sampai empat (4) tahun sejak
saat berakhirnya lisensi dan penyerahan semua (dokumen) yang dipersyarakat dari Komisi Nasional Hubungan
Tenagakerja (NLRC) dan dari POEA.

Pasal 24. Klasifikasi, Ranking dan Insentif. POEA wajib melakukan (menyusun, menetapkan) klasifikasi dan
ranking dari (kinerja) perusahaan-perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengakui kinerja mereka yang
istimewa, POEA wajib mengeluarkan petunjuk untuk mendapatkan hak bagi perusahaan-perusahaan atas
skema insentif dan penghargaan seperti perpanjangan keberlakuan lisensi, pemrosesan cepat dan
dokumentasi internal. (3000KATA)>>>>>

KAIDAH III
PENGAWASAN TERHADAP PERUSAHAAN-PERUSAHAAN

Pasal 1. Inspeksi terhadap Pendirian/Pembangunan/Pemindahan Kantor. Sebelum menerbitkan lisensi, POEA


wajib melakukan suatu inspeksi/pengawasan terhadap tempat-tempat dan fasilitas-fasilitas termasuk
dokumen-dokumen terkait dengan pihak pemohon. Inspeksi/pengawasan wajib dilakukan terhadap tempat-
tempat baru jika terjadi perpindahan kantor.

Pasal 2. Pengawasan Rutin/Teratur. Semua perusahaan wajib tunduk pada pengawasan/inspeksi teratur
terhadap kantor-kantor mereka, studio-studio atau tempat-tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
seminar orientasi pra-pemberangkatan (PAP) oleh POEA untuk menetapkan kepatuhan mereka terhadap
kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan yang ada.

Pasal 3. Pengawasan Langsung di Tempat. Pengawasan boleh dijalankan oleh POEA setelah sebuah tanda
terima dari suatu komplain/keluhan/laporan tentang pelanggaran kaidah dan peraturan yang ada.

Pasal 4. Otoritas dalam Pengawasan. Wewenang pelaksanaan pengawasan wajib diumumumkan oleh PEA
sebelum suatu kegiatan pengawasan dilaksanakan.

Otoritas/wewenang itu wajib menyatakan tujuan dan subjek/sasaran dari pengawasan dan presentasi
pernyataan itu wajib dilakukan sebelum pelaksanaan pengawasan.

Pasal 5. Cakupan Pengawasan. Bergantung pada tujuan dari kegiatan pengawasan, administrator POEA dan
wakilnya yang diwewenangkan dapat melakukan pengawasan di kantor-kantor (perusahaan yang
bersangkutan) dan dapat menuntut adanya presentasi dokumen-dokumen, cacatan-catatan dan buku-buku
keuangan yang diperlukan milik dari perusahaan yang bersangkutan dan melakukan pengujian terhadap
semuanya.

10 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 6. Pengawasan Program dan Prosedur-prosedurnya. POEA wajib melaksanakan kegiatan pengawasan
sejauh bersesuaian dengan Program Pengawasan dan Prosedur-prosedurnya yang telah ditetapkan oleh POEA.

Pasal 7. Tentang Pelanggaran-pelanggaran yang Ditemukan dari Pelaksanaan Pengawasan. Semua


pelanggaran yang ditemukan dari kegiatan pengawasan seperti ketidakpatuhan terhadap hukum yang berlaku,
kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan yang ada, wajib menjadi dasar-dasar bagi pemberian sanksi yang
sesuai atau bagi penolakan permohonan penerbitan pembaruan lisensi. Sebuah salinan dari hasil-hasil
pengawasan wajib dilampirkan/diserahkan kepada unit/badan yang sesuai dalam melaksanakan
penyelidikan/penyidikan yang diperlukan.

KAIDAH IV
PEMBERIAN LISENSI
UNTUK PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA POCB
(=Dewan Filipina untuk Kontraktor Bangunan di Luar Negeri,
Philippine Overseas Construction Board)

Pasal 1. Pemberian/Penerbitan Lisensi. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada POCB yang memiliki
proyek-proyek kerja di luar negeri dan proyek-proyek itu terdaftar pada POCB diperkenankan untuk memohon
lisensi dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut.

a. Akta pendirian perusahaan


b. Salinan terlegalisir dari sertikat pendaftaran pada POCB; dan
c. Bukti pembayaran biaya pendaftaran yang tak dapat dikembalikan sebesar P10.000,00.

Namun, permohonan untuk mendapatkan lisensi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada POCB tanpa
memiliki proyek-proyek konstruksi di luar negeri akan diminta untuk memenuhi persyaratan-persyaratan biasa
untuk mendapatkan lisensi sebagaimana ditetapkan dalam Kaidah II, Bagian 2 dari Kaidah-kaidah ini.

Pasal 2. Pembayaran Biaya-biaya. Setelah permohonan disetujui, perusahaan kontraktor wajib melakukan
ihwal berikut ini.

a. Membayar biaya pengurusan lisensi sebesar P50.000,00 (~Rp10.2juta); dan


b. Membayar uang jaminan (surety bond) sebesar P50.000,00 dan deposit (escrow) sebesar P200.000,00
(~Rp40.88juta)

Pasal 3. Validitas dari Lisensi. Lisensi berlaku sah untuk jangka waktu empat (4) tahun sejak hari/tanggal
diterbitkan/diberikan dan bersamaan dengan validitas dari pendaftaran POCB, kecuali jika dibatalkan terlebih
dahulu, dicabut oleh Sekretaris dari Departemen Tenagakerja dan Penempatan Kerja, atau ditangguhkan oleh
POEA karena pelanggaran terhadap Hukum Tenagakerja dan kaidah-kaidahnya yang terkait dengan keputusan,
perintah, edaran/terbitan dan kaidah-kaidah serta peraturan-peraturan dari Departemen Tenagakerja dan
Penempatan Kerja. Lisensi ini hanya berlaku sah di tempat yang dinyatakan di dalamnya dan ketika diterapkan
oleh pihak yang memiliki lisensi atau oleh perusahaan yang terdaftar pada dan diwewenangkan oleh POCB.

Pasal 4. Keperluan untuk Pembaruan/Perpanjangan (Lisensi). Ketika lisensi sudah tak berlaku lagi,
perusahaan yang terdaftar pada POCB wajib menyerahkan permohonan tertulis bersamaan dengan
pemenuhan persyaratan-persyaratan berikut ini.
a. Salinan yang telah dilegalisir dari Sertifikat POCB untuk Pembaruan/Perpanjangan Pendaftaran;
b. Bukti yang telah diperbarui atas uang jaminan (surety bond) sebesar P50.000,00; dan
c. Sertifikat dari bank yang menyatakan bahwa deposit escrow sebesar P200.000,00 masih tetap utuh.

KAIDAH V
JASA, BIAYA DAN SUMBANGAN-SUMBANGAN

Pasal 1. Uang Jasa atas Pelayanan. Perusahaan-perusahaan (perekrutan) wajib menarik dari para promotor
mereka sejumlah uang jasa atas pelayanan yang dilakukan dalam kegiatan perekrutan, pengadaan/pengurusan

11 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

berbagai dokumen dan penempatan kerja bagi para pekerja. POEA wajib menyediakan insentif kepada
perusahaa-perusahaan perekrutan/penempatan dan para pengguna yang dapat mematuhi kaidah-kaidah ini.

Pasal 2. Jasa-jasa lain dan Biaya-biaya yang Dapat Dimintakan dari Para Promotor/Majikan. Kecuali ada ihwal
lain yang ditetapkan, promotor wajib bertanggungjawab atas pembayaran pokok-pokok berikut ini.

a. Biaya jasa untuk pembuatan/pengurusan visa;


b. Tiket penerbangan
c. Biaya yang diperlu
kan untuk proses pengurusan oleh POEA; dan
d. Biaya keanggotaan dari OWWA (divisi kesejahteraan para pekerja migran)

Pasal 3. Uang Jasa/Biaya yang Ditagihkan dari Para Pekerja. Kecuali jika sistem utama di negara-negara tujuan
--di mana para pekerja migran itu dipekerjakan, entah karena hukum, kebijakan atau praktik-praktik mereka,--
tidak mengizinkan penagihan atau penarikan uang jasa untuk penempatan dan perekrutan, sebuah badan
(yang berbasis di darat) dapat menagih dan menarik dari para pekerja yang dipekerjakannya/disewanya biaya
penempatan sebesar jumlah yang sama dengan satu bulan gaji/upah, di luar biaya-biaya
pengurusan/pembuatan berbagai dokumen.

Biaya-biaya pengurusan dokumen yang akan dibayar oleh para pekerja wajib mencakup, tapi tak terbatas pada
pengeluaran-pengeluaran berikut ini.

a. Paspor
b. Persyaratan dari Biro Nasional Investigasi/Polisi/Desa
c. Legalisir dokumen
d. Akta kelahiran
e. Asuransi kesehatan
f. Uji kompetensi, jika diperlukan (trade test)
g. Pengantar masuk ke negara tujuan, jika negara tujuan mempersyaratkan
h. Biaya-biaya pemeriksaan kesehatan

Jika pihak perusahaan perekrutan menyetujui untuk diadakan pengurusan dokumen-dokumen, para pekerja
wajib membayar biaya nyata dari pengurusan dokumen yang wajib dilengkapi dengan kuitansi/tanda terima
resmi.

Biaya penempatan dan pengurusan dokumen sebagaimana disebutkan di atas adalah pembayaran-
pembayaran yang diperbolehkan/diwewenangkan ditarik dari seorang pekerja yang telah disewa (dipekerjakan
dan dibayar oleh majikan/promotor). Tidak ada penarikan lain yang diperbolehkan dalam bentuk, cara atau
atas tujuan apa pun, dibebankan dan dibayar oleh para pekerja tanpa ada persetujuan awal/sebelumnya dari
pihak POEA.

Biaya-biaya itu wajib dikumpulkan dari seorang pekerja yang telah disewa setelah dia mendapatkan
penempatan kerja melalui bantuan/fasilitas yang dilayani oleh perusahaan perekrutan.

KAIDAH VI
PEREKRUTAN DI LUAR KANTOR YANG TELAH DIDAFTARKAN

Pasal 1. Peraturan untuk Perekrutan yang Dilaksanakan di luar Kantor yang Telah Didaftarkan. Kecuali untuk
perekrutan-perekrutan yang dilakukan di bawah kendali Undang-Undang Kantor Pelayanan Penempatan Kerja
Publik (RA 8759), perusahaan perekrutan/penempatan dilarang melakukan kegiatan perekrutan apa pun
bentuknya di luar alamat yang dinyatakan di dalam lisensi atau kantor-kantor tambahan yang telah diakui,
tanpa ada persetujuan sebelumnya dari pihak POEA.

Pasal 2. Tempat (Perekrutan). Semua kegiatan perekrutan di luar kantor yang telah terdaftar milik dari
perusahaan perekrutan/penempatan wajib dilakukan hanya di tempat-tempat yang telah diwewenangkan oleh

12 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

POEA, dan wajib diawasi oleh POEA, Departemen Tenagakerja (DOLE), atau oleh unit pemerintah setempat
yang sesuai.

Pasal 3. Validitas Wewenang Perekrutan Khusus. Wewenang khusus dihibahkan kepada suatu perusahaan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan perekrutan di luar kantor yang telah terdaftar didasarkan pada
persyaratan-persyaratan ketenagakerjaannya hanya (akan) berlaku secara sah untuk jangka waktu (periode)
tertentu kecuali jika diperpanjang, dimodifikasikan atau dicabut oleh pihak POEA atau oleh kantor-kantor
POEA di daerah-daerah.

Pasal 4. Pencabutan Wewenang. POEA memiliki wewenang untuk mencabut hak perekrutan khusus yang
dikeluarkannya kepada suatu perusahaan atas dasar (ditemukannya) pelanggaran terhadap prasyarat-
prasyarat yang ditetapkan oleh POEA seperti (dalam hal ketentuan tentang) tempat, wakil, durasi dan
kepatuhan pada kaidah-kaidah ini.

Pasal 5. Penyerahan Laporan. Perusahaan perekrutan/penempatan wajib menyerahkan suatu laporan akhir
kepada POEA dalam waktu tiga puluh (30) hari sejak berakhirnya kegiatan perekrutan yang dilakukan di luar
kantor yang terdaftar. Hak perekrutan berikutnya tidak boleh diberikan sampai saat perusahaan tersebut
menyerahkan laporannya.

KAIDAH VII
IKLAN PEKERJAAN DI LUAR NEGERI

Pasal 1. Iklan Lowongan Kerja. Perusahaan-perusahaan perekrutan/penempatan yang berlisensi


diperkenankan mengiklankan lowongan-lowongan pekerjaan nyata tanpa perlu ada persetujuan terlebih
dahulu dari POEA jika telah dilengkapi dengan permintaan tenaga kerja (job orders?) dari promotor-promotor
atau proyek-proyek asing yang telah diakreditasikan/didaftarkan. Iklan-iklan itu harus memperlihatkan
informasi berikut ini.

a. Nama, alamat dan nomor lisensi dari POEA yang dipegang/dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut;
b. Lokasi pekerjaan dari promotor/proyek yang prospektif;
c. Kategori dan standar kualifikasi ketrampilan; dan
d. Jumlah lowongan kerja yang tersedia.

Pasal 2. Iklan Pooling Tenagakerja. Perusahaan-perusahaan perekrutan/penempatan dapat mengiklan suatu


pooling tenagakerja tanpa perlu ada persetujuan terlebih dahulu dari POEA namun wajib mematuhi syarat-
syarat sebagai berikut.

a. Iklan itu wajib memberitahukan/menuliskan dalam huruf-huruf yang dicetak tebal (bold letters) bahwa
iklan itu adalah hanya iklan pooling tenagakerja dan bahwa para pelamar tidak akan ditarik biaya-biaya
jasa apa pun; dan
b. Iklan itu wajib memperlihatkan nama, alamat dan nomor lisensi POEA dari perusahaan, nama dan tempat
pekerjaan dari promotor yang terakreditasi/terdaftar dan prospektif dan kategori-kategori serta standar
kualifikasi ketrampilan.

Pasal 3. Iklan Asing untuk Lowongan Pekerjaan di Luar Negeri. Para promotor/pengguna asing yang ingin
mengiklankan lowongan pekerjaan di luar negeri bisa melakukannya hanya melalui (perantaraan) perusahaan
yang telah memiliki lisensi dari POEA atau melalui POEA itu sendiri.

KAIDAH VIII
TES KETRAMPILAN DAN PENGUJIAN KESEHATAN
UNTUK BEKERJA KE LUAR NEGERI

Pasal 1. Kapan Saat Melakukan Tes Ketrampilan. Seorang pelamar penempatan kerja luar negeri wajib
diacukan untuk melakukan tes ketrampilan di pusat tes ketrampilan yang diakreditasikan oleh TESDA hanya
setelah perusahaan perekrutan/penempatan dan/atau promotor atau pengguna asing telah melakukan

13 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

wawancara dan melakukan pra-kualifikasi (pengujian awal) pada yang bersangkutan untuk kesesuaiannya
dengan posisi pekerjaan di luar negeri yang tersedia dan yang telah tercakup dalam job order yang (telah)
disetujui oleh POEA.

Pasal 2. Cakupan dari Tes Ketrampilan. Perusahaan perekrutan/penempatan wajib memastikan bahwa tes itu
hanya dibatasi untuk kepentingan kategori ketrampilan pekerjaan yang dilamar oleh calon pekerja migran itu.

Pasal 3. Kapan Pengujian Kesehatan Dilakukan. Perusahaan perekrutan/penempatan wajib merujukkan


seorang pelamar pekerjaan di luar negeri untuk melakukan tes kesehatan pada klinik kesehatan yang telah
diakreditasikan oleh Departemen Kesehatan hanya setelah perusahaan tersebut dan/atau promotor atau
pengguna asing melakukan wawancara dan melakukan pengujian awal untuk suatu pekerjaan (di luar negeri)
yang tersedia/ada dan telah tercakup dalam job order yang disetujui oleh POEA.

Pasal 4. Cakupan Pengujian Kesehatan. Perusahaan perekrutan/penempatan wajib memastikan bahwa


pengujian kesehatan wajib dilakukan sesuai persyaratan-persyaratan dari pengguna.

KAIDAH IX
PEMBERANGKATAN DAN KEDATANGAN PARA PEKERJA MIGRAN DI LUAR NEGERI

Pasal 1. Pemberangkatan Para Pekerja Migran. Semua pekerja migran yang hendak berangkat harus melewati
pusat-pusat asistensi POEA yang dibangun oleh POEA di bandara-banda internasional dan titik-titik keluar yang
lain dari wilayah negara. Ini untuk memastikan mereka sungguh-sungguh memiliki dokumen sebelum pergi
menuju ke tempat-tempat kerja di luar negeri. Para pekerja yang tidak memiliki dokumen-dokumen yang
tepat/diperlukan/sah tidak boleh diluluskan untuk berangkat.

Pasal 2. Pemberian Sertifikat Penempatan Kerja Luar Negeri (OEC) di Pusat-Pusat Asistensi POEA. Para
pekerja migran yang hendak berangkat dapat memeriksa ulang sertifikat penempatan kerja luar negeri di
pusat-pusat asistensi POEA sejauh dapat ditetapkan oleh pihak Administrasi POEA. POEA wajib tidak lagi
menerapkan OEC jika sistem komputerisasi kartu identitas telah dioperasikan.

Pasal 3. Kedatangan Para Pekerja Migran (di Negara Tujuan). Pihak LAC wajib mendukung OWWA (Divisi
Urusan Kesejahteraan Pekerja Migran) dan badan-badan pemerintah yang lain dalam memberikan asistensi
untuk para pekerja migran yang sampai/datang di negara tujuan, teristimewa mereka yang mengalami
masalah.

Pasal 4. Persyaratan POEA untuk Kasus-kasus Khusus. POEA wajib memberikan kelulusan khusus untuk
perjalanan ke luar negeri dengan mematuhi petunjuk-petunjuk yang dapat ditetapkan oleh Adminstrasi POEA
sendiri.

KAIDAH X
BANTUAN HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM

Pasal 1. Tindakan-tindakan yang Merupakan Kegiatan Perekrutan Tak Sah. Perekrutan Tak Sah adalah semua
tindakan mencari-cari, mendaftar, mengontrak, mengangkut, menggunakan, menyewa, atau menyediakan
kepada para tenaga kerja —dan mencakup adanya rujukan-rujukan, pelayanan-pelayansan kontrak,
menjanjikan atau mengiklankan untuk kepentingan penempatan kerja di luar negeri, baik itu untuk
kepentingan mendapatkan keuntungan maupun tidak, ketika dilakukan oleh siapa pun atau apa pun yang tidak
memiliki ijin dan non-pemegang dari wewenang yang bersangkutan. Jika pihak-pihak yang tidak memiliki
lisensi atau non-pemegang wewenang itu (biasanya) menawarkan atau menjanjikan suatu pekerjaan di luar
negeri dengan upah kepada dua orang atau lebih, maka mereka dipandang terlibat dalam kegiatan perekrutan
tak sah.

Demikian pula, perekrutan tak sah mencakup tindakan-tindakan berikut yang dilakukan oleh siapa pun, entah
sebagai pemegang lisensi atau wewenang atau pun tidak.

14 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

a. Meminta bayaran atau menerima bayaran baik langsung maupun tidak langsung suatu jumlah uang yang
lebih besar daripada yang telah ditentukan secara spesifik dalam daftar biaya yang diijinkan yang
ditentukan oleh Sekretaris Tenaga Kerja dan Penempatan Kerja, atau membuat seorang pekerja membayar
kepada seorang perekrut atau para agennya sejumlah uang yang lebih banyak daripada yang sesungguhnya
dipinjamkan (loan) atau dibayarkan sebelumnya (advance) untuk pekerja tersebut.
b. Menyediakan atau menerbitkan pengumuman palsu atau informasi palsu atau dokumen palsu yang terkait
dengan perekrutan atau penempatan kerja;
c. Memberikan pengumuman, kesaksian, informasi atau dokumen palsu atau melakukan pelanggaran
tindakan perwakilan palsu untuk mengamankan surat ijin atau wewenang yang sesungguhnya hanya
berasal dari Hukum Tenagakerja;
d. Membujuk atau mencoba membujuk seorang pekerja yang telah dipekerjakan agar ia meninggalkan
pekerjaannya lalu menawarkan kepadanya suatu pekerjaan lain, kecuali jika pergantian atau peralihan
pekerjaan itu dirancang/dimaksudkan untuk membebaskan seorang pekerja dari tekanan berat dari
pekerjaannya dan dari persyaratan pekerjaannya;
e. Mempengaruhi atau mencoa mempengaruhi siapa pun atau entitas apa pun agar tidak mempekerjakan
seorang pekerja yang belum mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan melalui perusahaan
tenaga kerja dari si pelanggar ini;
f. Terlibat dalam kegiatan perekrutan atau penempatan kerja para pekerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang
berbahaya bagi kesehatan publik atau bagi moralitas atau bagi martabat Republik Filipina, sejauh mungkin
dilarang oleh hukum atau wewenang sah yang terkait;
g. Menghambat atau mencoba menghambat pemeriksaan yang dilakukan oleh Sekretaris Tenaga Kerja dan
Penempatan Kerja atau oleh wakil yang membawa wewenangnya;
h. Gagal memberikan laporan-laporan tentang status penempatan kerja, lowongan pekerjaan, pemasukan
(remitans) dari pendapatan yang berasal dari luar negeri, pemutusan hubungan kerja, keberangkatan dan
semua hal atau informasi lain sebagaimana dipersyaratkan oleh Sekretaris Tenaga Kerja dan Penempatan
Kerja dengan ancaman hukuman;
i. Mengganti atau mengubah —karena prasangka pada para pekerja— kontrak penempatan kerja yang telah
disetujui dan diverifikasikan oleh DOLE sejak saat penandatangannya oleh para pihak terkait sampai dan
termasuk periode akhir masa berlaku dari kontrak itu tanpa persetujuan dari DOLE;
j. Jika para pejabat atau agen dari sebuah perusahaan rekrutmen atau perusahaan penempatan kerja
berubah menjadi atau pada saat yang sama berperan atau bekerja sebagai pejabat atau anggota dari
dewan penyantun (board) dari suatu korporasi yang terlibat dalam suatu perusahaan perjalanan (travel
agency) atau secara langsung atau tak langsung terlibat dalam management perusahaan perjalanan.
k. Menahan atau menolak dokumen-dokumen perjalanan dari para pekerja migran yang mendaftarkan diri
sebelum berangkat, yang didasarkan pada pertimbangan keuangan atau finansial namun tidak
diwewenangkan di bawah Undang-undang Tenagakerja dan peraturan-peraturan dan regulasi untuk
pelaksanaannya;
l. Gagal memberangkatkan pekerja migran tanpa alasan yang sah sebagaimana ditetapkan oleh DOLE; dan
m. Gagal mengganti uang pembiayaan yang dikeluarkan oleh pekerja migran dalam kaitan dengan
dokumentasinya dan gagal memproses keberangkatannya, dalam kasus di mana pemberangkatan sampai
tidak terlaksana tanpa kesalahan dari pihak para pekerja sendiri.

Pasal 2. Program-program Anti-Perekrutan Tak Sah. POEA wajib menerapkan kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur, wajib menyiapkan dan melaksanakan program-program untuk mencabut akar-akar
kegiatan perekrutan tak sah sebagaimana akan disebutkan tapi tak terbatas pada ihwal berikut ini.

a. Memberikan bantuan hukum kepada para korban dari perekrutan tak sah dan kasus-kasus lain yang
terkait;
b. Mendorong penuntutan terhadap para perekrut tak sah;
c. Melakukan operasi-operasi khusus seperti pengawasan ([surveillance] termasuk pengintaian?) terhadap
orang-orang dan entitas-entitas yang dicurigai terlibat dalam perekrutan tak sah; dan
d. Kampanye pemberian/penyampaian informasi dan pendidikan.

Jika diperlukan, POEA wajib mengoordinasikan dengan entitas-entitas lain yang sesuai dalam melaksanakan
program-program ini.

15 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 3. Bantuan Hukum. POEA wajib menyediakan bantuan hukum secara cuma-Cuma bagi para korban
perekrutan tak sah dan kasus-kasus lain yang terkait, termasuk yang akan disebutkan ini tapi tak terbatas pada
ihwal berikut: nasihat hukum, asistensi selama persiapan menyampaikan laporan kasus dan pelengkapan
dokumen-dokumen, ‘membangun’ penindakan-penindakan terhadap pidana, dan jika diperlukan,
menyediakan konsultansi selama penyidikan/investigasi dan dengar pendapat awal.

Pasal 4. Menerima Laporan Masalah/Kasus Perekrutan Tak Sah. Para korban dari perekrutan tak sah dan
kasus-kasus terkait dapat menyampaikan kepada POEA laporan atau keluhan secara tertulis dan di bawah
sumpah untuk kepentingan asistensi (penegakan hukum).

Di daerah-daerah di luar Kawasan Ibukota, laporan masalah dan keluhan yang melibatibatkan perekrutan tak
sah dapat dilaporkan kepada Kantor POEA daerah yang terkait atau kantor Departemen Tenagakerja.

Pasal 5. Tindakan atas Laporan/Keluhan. Jika diterima laporan/keluhan bahwa kegiatan-kegiatan perekrutan
tak sah terus sedang berlangsung, pengawasan/pengintaian wajib dilakukan dan jika kegiatan itu
dikonfirmasikan terjadi pada saat dilakukan pengujian awal, penerbitan perintah penutupan dapat
direkomendasikan kepada Administrator POEA melalui Direktur Lisensi dan Kantor bidang Hukum (Direktur-
LRO).

Jika ditemukan dasar yang memadai untuk melakukan penindakan pidana, kasus tersebut wajib secepat-
cepatnya diserahkan kepada kantor yang sesuai untuk melakukan penindakan.

Pasal 6. Pengawasan/Pengintaian/Surveillance. Administrator POEA dan/atau pejabat yang diwewenangkan


dari kantor daerah Departemen Tenagakerja, atas inisiatifnya sendiri, dapat melakukan
pengawasan/surveillance/pengamat-amatan terhadap kegiatan-kegiatan perekrutan tak sah yang
dicurigai/disangka.

Dalam waktu dua (2) hari sejak diakhirinya kegiatan pengawasan itu, sebuah laporan yang disertai keterangan
sumpah (affidavit) wajib diserahkan kepada Direktur-LRO atau kepada Direktur Daerah yang terkait, karena
kasus ini diduga terjadi.

Pasal 7. Penerbitan Perindah Penutupan. Sekretaris atau Administrator POEA atau Direktur Kantor Daerah
Departemen Tenagakerja yang berada di luar Wilayah Ibukota, atau para wakil mereka yang diwewenangkan,
dapat melakukan suatu pengujian awal ‘sepihak’ (ex-parte, tanpa sepengetahuan pihak tersangka) untuk
menentukan apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang tak memiliki lisensi membahayakan
keamanan nasional dan ketenteraman sosial (public order) atau akan menjurus kepada praktik eksploitasi lebih
jauh terhadap para pencari pekerjaan. Untuk tujuan ini, Sekretaris, Administrator atau Direktur Daerah yang
terkait atau para wakilnya yang diwewenangkan dapat melakukan pengujian secara pribadi terhadap pihak
pelapor/yang mengeluhkan dan/atau para saksi mereka dalam bentuk tanya-jawab untuk menemukan (sebab-
sebab/informasi) dan wajib mengangkat kesaksian mereka di bawah sumpah. Kesaksian para pelapor dan/atau
saksi-saksi harus ditranskripsikan secara tertulis dan ditandatangani oleh mereka.

Jika setelah dilakukan pengujian awal atau surveillance awal, kemudian Sekretaris, Administrator atau Direktur
Daerah Departemen Tenagakerja merasa yakin bahwa memang terdapat suatu hal yang membahayakan,
perintah tertulis dapat diterbitkan untuk menutup bangunan-bangunan yang digunakan untuk kegiatan
perekrutan tak sah.

Jika terkait gedung dengan peruntukan usaha (business) yang lisensi atau izin operasi usahanya diterbitkan
oleh pemerintah daerah, maka Sekretaris, Administrator POEA atau Direktur Daerah yang terkait juga wajib
merekomendasikan wewenang yang memberikan izin untuk membatalkan/mencabut lisensi atau izin operasi
usaha tersebut.

Pasal 8. Pelaksanaan Perintah Penutupan. Perintah penutupan wajib dilakukan terhadap pelanggar atau
orang-perorangan yang bertanggungjawab atas gedung yang bersangkutan. Penutupan wajib dilakukan secara
efektif dengan cara menyegel bangunan dan memasang pemberitahuan tentang penutupan itu dengan

16 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

menempelkan tulisan dengan huruf-huruf tebal pada posisi yang jelas dapat dilihat orang in lokasi-lokasi
bangunan yang bersangkutan. Jika perlu, asistensi dan dukungan dari badan-badan penegakan hukum yang
sesuai diminta untuk tujuan ini.

Pasal 9. Laporan atas Pelaksanaan. Sebuah laporan tentang pelaksanaan penutupan yang dijalankan di bawah
sumpah, di mana di dalamnya dinyatakan tentang detil-detil dari proses pelaksanaan harus diserahkan kepada
Direktur-LRO atau Direktur Daerah terkait, sebagaimana kasusnya terjadi, dalam waktu dua hari sejak
hari/tanggal pelaksanaan.

Pasal 10. Penuntutan Tindakan Pidana. Sekretaris, Administrator atau Direktur Daerah terkait atau para wakil
mereka yang diwewenangkan atau siapa pun yang merasa hatinya sedih dan tergerak dapat memulai inisiatif
tindakan pidana terkait dengan cara mengurusnya dengan kantor yang sesuai.

Jika laporan/keluhan dilaporakan kepada Administrator POEA dan investigasi awalnya juga dilaporkan kepada
pihak yang sama, maka yang bersangakutan wajib menyerahkan laporan itu kepada pejabat yang sesuai
dengan melengkapinya dengan dokumen-dokumen pendukung.

Pasal 11. Permohonan Tindakan untuk Mencabut Perintah Penutupan (motion). Suatu permohonan untuk
mencegah pelaksanaan perintah penutupan yang telah diterbitkan mungkin dapat dipenuhi hanya jika
dimohon/diserahkan kepada Kantor Urusan Lisensi dan Peraturan (LRO) dalam waktu sepuluh (10) hari
sebelum tanggal/hari pelaksanaan. Permohonoan ini wajib menyatakan dengan jelas alasan-alasan yang
mendasarinya, dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukung. Sebuah permohonan untuk mencegah
penutupan tidak bersesuaian dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku wajib ditolak.

Pasal 12. Siapa yang Dapat Mengajukan Permohonan Pencegahan Penutupan. Permohonan untuk
membatalkan perintah penutupan dapat dilakukan hanya oleh pihak-pihak sebagai berikut.

a. Pemilik dari gedung atau wakilnya yang diwewenangkan;


b. Administrator gedung atau wakilnya yang diwewenangkan;
c. Orang-perorangan atau entitas yang langsung dirugikan oleh penerbitan perintah penutupan, oleh
pelaksanaan penutupan, atau wakilnya yang diberikan wewenang; atau
d. Orang-perorangan lain atau entitas lain yang secara sah mengoperasikan gedung yang bersangkutan tapi
telah ditutup/disegel dan yang operasi/kegiatannya berbeda dari kegiatan-kegiatan perekrutan dari orang-
perorangan/entitas yang merupakan sasaran dari perintah penutupan.

Pasal 13. Alasan-alasan Dasar Pembukaan Kembali /Pembatalan Penutupan. Pembatalan perintah
penutupan dan/atau membuka kembali kantor yang telah ditutup atau disegel dapat dihibahkan atas dasar
alasan-alasan pendasaran sebagai berikut.

a. Kantor yang bersangkutan bukan merupakan sasaran perintah penutupan;


b. Kontrak penyewaan tempat dari pihak pemilik gedung atau administrator bangunan telah dibatalkan atau
berakhir. Permintaan untuk membuka kembali wajib disertai laporan di atas sumpah dari pemilik
bangunan atau administrator gedung bahwa bangunan/gedung yang sama tidak akan disewakan kepada
orang-perorangan/entitas lain untuk tujuan kegiatan perekrutan tanpa lisensi yang diperlukan dari POEA;
c. Karena kantor itu digunakan oleh orang-perorangan/entitas yang tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan
perekrutan tak sah, entah langsung maupun tak langsung; atau
d. Alasan-alasan lain yang dipandang oleh POEA sebagai sah dan mengandung manfaat.

Pasal 14. Banding. Dapat diajukan banding terhadap perindah dari Administrator POEA untuk menolak
permohonan pembatalan penutupan kepada pihak Sekretaris POEA dalam waktu sepuluh (10) hari sejak tanda
terima penolakan itu diberikan.

Pasal 15. Penyegelan Kembali dari Kantor (perusahaan perekrutan). Jika suatu kantor telah dibuka kembali
tapi kemudian dikonfirmasikan digunakan (lagi) untuk kegiatan-kegiatan perekrutan tak sah, perintah
penutupan lagi wajib diterbitkan dan wajib tidak diberikan kesempatan untuk memohon penolakan penutupan
tersebut.

17 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

(3400KATA)>>>>>>

BAGIAN III
PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI OLEH SEKTOR SWASTA

KAIDAH I
VERIFIKASI DOKUMEN DAN PENDAFTARAN PROMOTOR, PENGGUNA DAN PROYEK ASING

Pasal 1. Verifikasi Dokumen. Dokumen-dokumen perekrutan (pekerja migran) yang berasal dari para
promotor, pengguna dan proyek-proyek asing harus melalui proses verifikasi yang dilakukan di lokasi-lokasi
pekerjaan yang bersangkutan sebelum didaftarkan ke POEA. Kantor urusan Pekerjaan Luar Negeri (POLO) yang
letaknya paling dekat dengan lokasi pekerjaan wajib meninjau dan memverifikasi dokumen-dokumen
perekrutan, termasuk master kontrak penempatan dengan maksud untuk mengenal eksistensi dari orang-
perorangan, perusahaan atau proyek yang mempekerjakan, kemampuan mereka dalam menyewa para
pekerja pada tingkat rasio yang dapat diterapkan dan menjamin kondisi kerja yang ditetapkan yang harus
sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan oleh Administrasi POEA dan/atau dengan hukum dan legislasi
tenagakerja dari negara penempatan.

Pasal 2. Persyaratan Dokumen untuk Verifikasi. Dokumen-dokumen berikut ini harus diserahkan kepada
POLO untuk diverifikasikan.

a. Wewenang Khusus dari Pengacara yang diterbitkan oleh promotor atau pengguna kepada perusahaan
penempatan dari Filipina yang memiliki lisensi, atau persetujuan perekrutan atau persetujuan pelayanan;
b. Master kontrak penempatan yang mencakup di antaranya ketentuan-ketentuan minimum dari kontrak
penempatan untuk para pekerja (non-pelaut), seperti ihwal berikut ini.
1) Upah yang dijamin untuk jam-jam kerja biasa dan upah lembur. Upah ini tidak boleh lebih rendah
daripada upah minimum yang ditetapkan di negara penempatan atau tidak lebih rendah daripada
standar upah minimum yang sesuai yang ditetapkan dalam suatu persetujuan bilateral atau konvensi
internasional, jika memang dapat diterapkan, atau tidak lebih rendah daripada upah minimum di
negara penempatan, seberapa pun besarnya;
2) Jaminan transportasi menuju ke dan dari tempat pekerjaan, atau gantinya yang memiliki manfaat
(yang sama);
3) Jaminan makan dan akomodasi, atau gantinya yang memiliki manfaat (yang sama)
4) Pernyataan sebab-sebab yang adil/didasarkan wewenang jika terjadi penghentian kontrak atau
penghentian pelayanan dari para pekerja dengan menghormati kebiasaan, tradisi, nilai-nilai, praktik
yang ada, kebijakan perusahaan dan hukum-hukum tenagakerja dan legislasi sosial dari negara
penempatan.
c. Permintaan tenaga kerja dengan penjelasan posisi/jenis pekerjaan dan upah/gaji pekerja yang disewa;
d. Lisensi usaha yang sah, sertifikat pendaftaran atau dokumen yang sejajar/sejenis.

Pasal 3. Pendaftaran Promotor dan Proyek Asing. Hanya entitas-entitas yang telah memiliki
lisensi dapat mengajukan diri untuk pendaftaran promotor dan proyek asing.

Pasal 4. Dokumen yang Dipersyaratkan untuk Pendaftaran Promotor/Proyek. Dokumen-


dokumen berikut yang telah diverifikasikan wajib diserahkan kepada POEA,
melalui (para) agen yang memiliki lisensi dari Filipina untuk pendaftaran
promotor, pengguna atau proyek:

18 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

a. Wewenang khusus dari pengacara publik atau persetujuan perekrutan, atau


persetujuan pelayanan; prasyarat ini tidak boleh dilanggar, apa pun yang terjadi (as the case may
be);
b. Master kontrak penempatan kerja dari promotor asing; dan
c. Permintaan tenaga kerja dari promotor asing yang menjelaskan posisi pekerjaan
dan (nilai) upah dari para pekerja yang akan disewa.

Proyek-proyek yang telah terdaftar pada POCB juga wajib didaftarkan pada Administrasi POEA
tetapi tanpa harus melalui prosedur-prosedur yang telah dilakukan, sesuai
dengan petunjuk-petunjuk yang ditetapkan.

Permintaan tenaga kerja selanjutnya dari promotor/proyek yang telah terdaftar wajib diserahkan
kepada Administrasi POEA.

Pasal 5. Pendaftaran Agensi Penempatan Kerja Asing. Agensi-agensi penempatan kerja di


negara penempatan atau entitas-entitas yang sejenis bisa mendaftarkan diri
sebagai promotor jika mereka telah mendapatkan wewenang beroperasi di
negara-negara penempatan masing-masing dan wajib patuh pada petunjuk-
petunjuk yang ditetapkan oleh Administrasi POEA.

Pasal 6. Validitas Pendaftaran dari Promotor dan Proyek Asing. Setelah memenuhi
persyaratan dokumen, POEA mendaftar promotor atau proyek asing yang
berlaku sah selama paling lama empat (4) tahun, kecuali jika dibatalkan atau
dicabut lebih awal oleh Administrasi POEA karena alasan-alasan sebagai
berikut.

a. Berakhirnya masa berlaku dari lisensi usaha dari promotor yang bersangkutan.
b. Adanya persetujuan timbal-balik (tertulis) dari para pihak untuk lebih awal mengakhiri Persetujuan di
antara mereka.
c. Dokumentasi palsu atau pemalsuan dalam kaitan dengan permohonan pendaftaran; dan
d. Penilaian final dalam suatu tindakan disipliner terhadap promotor asing.

Berakhirnya lisensi agensi tidaklah serta-merta merupakan akhir atau pencabutan dari pendaftaran yang hanya
akan ditangguhkan sampai lisensi diperbarui.

Pasal 7. Pembaruan Pendaftaran. Pendaftaran wajib diperbarui setelah ada permintaan dari pihak agensi
dengan persyaratan bahwa dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memenuhi pendaftaran awal memang
masih berlaku/valid.

Pasal 8. Pendaftaran Terbuka. Seorang/sebuah promotor yang bertindak sebagai seorang pengguna langsung
diperkenankan untuk mendaftarkan diri kepada lebih dari satu agensi Filipina, dengan persyaratan sbb.

a. Kesediaan memberikan kompensasi yang sama/seragam; dan


b. Promotor memiliki job order yang terverifikasi setidak-tidaknya sebanyak 50 orang pekerja; atau
c. Bahwa promotor harus telah menyewa/mempekerjakan setidak-tidaknya 50 orang pekerja dalam rentang
waktu satu tahun terakhir persis sebelum mengajukan pendaftaran.

Pendaftaran Ganda. Seorang promotor yang memiliki lisensi untuk beroperasi sebagai agensi penempatan
asing oleh pemerintahnya (negara penempatan) dapat didaftarkan kepada maksimum dua (2) agensi Filipina,
dengan persyaratan sebagai berikut.

a. Promotor dan agensi yang bersangkutan wajib memiliki paket kompensasi yang sama/seragam; dan
b. Promotor memiliki job order yang telah diverifikasikan setidaknya untuk 50 orang pekerja; atau
c. Promotor wajib telah menyewa/menempatkan setidaknya 50 orang pekerja dalam waktu satu tahun
tanpa jeda sebelum pendaftaran.

19 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 9. Transfer Pendaftaran. Pendaftaran dari agensi penempatan asing dapat ditransfer ke agensi yang lain
dengan persyaratan bahwa paket kompensasi yang sebelumnya telah disetujui oleh pihak Administrasi POEA
tetap dipertahankan; dan dengan persyaratan bahwa para pekerja yang ditransfer harus mendapatkan
tanggung jawab yang penuh dan menyeluruh untuk semua kewajiban kontrak dari pihak promotor untuk para
pekerja yang semula direkrutnya dan diproses oleh agensi yang sebelumnya.

Pasal 10. Tindakan terhadap Permohonan Pendaftaran dari Para Promotor yang Memiliki Kewajiban
Istimewa. Semua klaim berupa tuntutan keuangan atau pelaksanaan kewajiban yang timbul karena hubungan-
hubungan bisnis antara para promotor dan agensi-agensi mereka dapat diperantarai oleh Administrasi POEA.
Namun, keputusan terhadap keperantaraan itu tak boleh mencegah pihak Administrasi POEA untuk
menanggapi permintaan agensi/promotor/proyek untuk mendaftarkan diri, jika kepentingan publik menuntut.

Pasal 11. Pendaftaran dari Para Promotor di Negara-negara dengan Keadaan Khusus dalam Penempatan
Kerja. Pendaftaran dari para promotor di negara-negara yang memiliki keadaan khusus atau unik dalam ihwal
penempatan kerja wajib diurus berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ditetapkan oleh Administrasi POEA.

KAIDAH II
AKREDITASI UNTUK PROMOTOR, PENGGUNA DAN PROYEK ASING

Pasal 1. Akreditasi untuk Promotor, Pengguna dan Proyek Asing. Para promotor, pengguna atau proyek asing
di negara-negara atau tempat kerja di mana tidak terdapat kantor POLO yang bertugas memverifikasikan
dokumen-dokumen perekrutan wajib dilakukan akreditasi pada/oleh POEA.

Pasal 2. Dokumen-dokumen yang Dipersyaratkan dalam Akreditasi. Promotor/pengguna wajib menyerahkan


dokumen-dokumen berikut kepada POEA melalui agensi dari Filipina yang memiliki lisensi untuk bahan
evaluasi dan akreditasi.

a. Surat kuasa untuk pengacara atau surat persetujuan perekrutan, atau persetujuan pelayanan dengan
pihak agensi Filipina yang telah memiliki lisensi;
b. Master kontrak penempatan dari pengguna langsung atau agensi penempatan asing yang berisi tentang
persyaratan minimum dari kontrak penempatan untuk para pekerja migran (non-pelaut) sebagaimana
dipersyaratkan pada Pasal 2(b), Kaidah 1, Bagian III dari “Kaidah” ini.
c. Permintaan tenaga kerja yang memberitahukan tentang spesifikasi pekerjaan berapa upah untuk para
pekerja yang disewa;
d. Lisensi usaha yang berlaku sah, sertifikat pendaftaran atau dokumen yang sejajar atau bukti keberadaan
dari proyek/pekerjaan yang sudah divalidasikan atau disertifikatkan oleh pihak berwewenang yang
menerbitkannya di negara penempatan; dan
e. Asuransi visa atau dokumen lain yang sejajar yang telah divalidasikan oleh pihak berwewenang yang
menerbitkannya.

Pasal 3. Validitas dari Akreditasi. Akreditasi untuk seorang/suatu promotor, pengguna atau proyek asing wajib
berlaku sah untuk jangka waktu empat (4) tahun kecuali dengan telah dibatalkan atau dicabut terlebih dahulu
oleh POEA atas dasar alasan-alasan sebagai berikut.

a. Berakhirnya masa berlaku dari lisensi usaha/bisnis dari pihak promotor;


b. Adanya persetujuan timbal-balik dari para pihak untuk mengakhiri Persetujuan secara lebih awal;
c. Adanya dokumen-dokumen palsu atau penipuan dalam kaitan dengan (detil) pendaftaran; dan
d. Penilaian final dalam suatu tindakan disipliner terhadap promotor asing.

Pasal 4. Pembaruan Akreditasi. Akreditasi wajib diperbarui setelah didaftarkan permintaan dari pihak agensi
dengan persyaratan bahwa semua dokumen yang diperlukan untuk pemrosesan akreditasi awal masih berlaku
sah.

20 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 5. Akreditasi Terbuka. Seorang/suatu promotor asing yang bertindak sebagai pengguna langsung dapat
diakreditasikan kepada lebih dari satu agensi Filipina, dengan persyaratan sbb.

a. Promotor dan agensi telah menerapkan suatu paket kompensasi yang sama/seragam.
b. Promotor sungguh-sungguh memiliki job order yang telah diverifikasikan untuk setidak-tidaknya 50 orang
pekerja; atau
c. Promotor harus telah menyewa setidak-tidaknya 50 orang pekerja dalam jangka waktu satu tahun
sebelum pengajuan akreditasi.

Pasal 6. Akreditasi Ganda. Seorang/suatu promotor yang telah diberi lisensi untuk beroperasi sebagai agensi
penempatan asing oleh wewenang terkait dari negara penempatan dapat diakreditasikan untuk menjalankan
kegiatan penempatan dengan lebih dari satu dan maksimum dua agensi Filipina dengan cara memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut.

a. Promotor dan agensi harus menerapkan paket kompensasi yang sama


b. Promotor telah memiliki job order yang telah diverifikasikan setidak-tidaknya untuk 50 orang pekerja; atau
c. Promotor harus telah menyewa/menempatkan 50 orang pekerja dalam waktu satu tahun terakhir
sebelum akreditasi dimohonkan.

KAIDAH III
DOKUMENTASI PEKERJA MIGRAN OLEH SEKTOR SWASTA

Pasal 1. Dokumentasi untuk Para Pekerja Migran. Berdasarkan pada master kontrak kerja, permintaan untuk
memproses harus mencakup nama, posisi pekerjaan, upah/gaji untuk para pekerja dengan menggunakan
formulir yang telah ditetapkan oleh Administrasi POEA. Agensi wajib menyediakan bagi setiap pekerja satu
salinan dari kontrak penempatan atau kontrak pelayanan, yang telah disetujui.

Pasal 2. Pembayaran Biaya Pengurusan Dokumen. Biaya pengurusan dokumen wajib dibayarkan kepada
Administrasi POEA ketika diajukan permintaan untuk memprosesnya.

Pasal 3. Periode untuk Pemberangkatan. Agensi wajib memberangkatkan para pekerja yang direkrut dan
disewanya dalam waktu 60 hari sejak hari/tanggal penerbitan sertifikat penempatan kerja luar negeri.

Pasal 4. Pembatalan Dokumen-dokumen dari Para Pekerja (Migran). Jika pemberangkatan dari para pekerja
tidak dilaksanakan dalam waktu tiga puluh (60) hari setelah berlalunya penetapan batas tenggang waktu
pemberangkatan, agensi harus melaporkan kegagalan pemberangkatan dan alasan-alasannya dan memohon
pihak Administrasi POEA untuk mencabut dokumen-dokumen yang telah diproses dari para pekerja yang
bersangkutan.

Jika pemberangkatan pekerja ke luar negeri tidak dapat dilaksanakan karena kesalahan dari pihak pekerja itu
sendiri, agensi tersebut dapat meminta ganti pembayaran kepada pekerja yang bersangkutan semua
pengeluaran yang telah dibelanjakan dalam kaitan dengan perekrutannya, dengan persyaratan dukungan
kuitansi-kuitansi resmi.

Pasal 5. Pendaftaran bagi Para Pekerja Migran yang Mengambil Cuti/Libur. Para pekerja migran yang sedang
mengambil cuti atau libur seperti ditetapkan dalam Kaidah ini wajib menyerahkan dokumen-dokumen berikut
ini kepada pihak Administrasi POEA atau kepada pusat-pusat atau unit-unit kerja yang ditugaskan untuk
menjalankan hal ini baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk keperluan pendaftaran, yaitu:

a. Paspor yang sah; dan


b. Visa untuk masuk lagi ke negara penempatan, izin bekerja, atau dokumen-dokumen lain yang sejajar.

21 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 6. Pendaftaran Para Pekerja Migran. Pekerja migran sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan ini
wajib didaftarkan pada Administrasi POEA, sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh Administasi POEA,
dan disahkan setelah menyerahkan dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Kontrak penempatan kerja


b. Paspor yang sah
c. Visa penempatan atau izin kerja, atau dokumen-dokumen lain yang sejajar
d. Sertifikat kesehatan
e. Sertifikat kehadiran pada kegiatan PAP yang dipersyaratkan.

Pihak Administrasi POEA wajib memastikan bahwa para pekerja migran sungguh-sungguh menyadari
persyaratan-persyaratan dari penempatan kerjanya.

Administrasi POEA memiliki wewenang untuk menolak/tidak menyetujui kontrak penempatan jika kontrak
tersebut bertentangan dengan hukum, nilai-nilai moral dan kebijakan publik.

Administrasi POEA wajib menyampaikan secara teratur daftar dari para pekerja migran yang telah terdaftar
kepada berbagai Kedutaan/Konsulat Filipina atau kantor-kantor POLO di negara-negara tujuan yang
mengurus/menerima para pekerja migran Filipina.

Pasal 7. Pembayaran Biaya Pendaftaran. Biaya pengurusan dokumen wajib dibayarkan kepada Administrasi
POEA oleh pekerja migran yang bersangkutan itu sendiri ketika diajukan permintaan untuk memprosesnya.

Pasal 8. Larangan Menyewa Pekerja Migran Filipina secara Langsung dari Luar Negeri. Promotor atau majikan
asing dilarang untuk menyewa seorang pekerja Filipina untuk penempatan kerja luar negeri kecuali melalui
suatu badan kepengurusan atau entitas-entitas yagn diberi wewenang oleh Sekretaris POEA. Menyewa secara
langsung oleh para anggota korps diplomatik, organisasi-organisasi internasional dan pengguna-pengguna
yang lain, sebagaimana diizinkan oleh Sekretaris POEA, dibebaskan dari larangan ini.

Pasal 9. Fasilitas Pengurusan In-house. Administrasi POEA wajib memberikan kemudahan kepada para agensi
suatu fasilitas pengurusan cepat dalam pembuatan dokumen-dokumen bagi para pekerja migran yang telah
dijadualkan untuk diberangkatkan. Agensi-agensi yang memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan hak istimewa
ini wajib memenuhi persyaratan pemberesan semua dokumen.

Agensi-agensi wajib menjalankan audit secara teratur dan/atau pengawasan dari Administrasi POEA untuk
memastikan kepatuhan mereka pada petunjuk-petunjuk yang ditetapkan dalam penyelenggaraan fasilitas
pengurusan cepat itu.

Administrasi POEA memiliki hak untuk mencabut hak istimewa dan insentif yang telah diberikan kepada
sebuah agensi jika terdapat suatu kasus yang jelas membuktikan adanya pelanggaran kaidah dan peraturan
POEA. Penangguhan yang dimaksudkan untuk mencegah pelanggaran secara serta-merta harus diberikan jika
terjadi kasus pelanggaran terhadap petunjuk-petunjuk yang ditetapkan.

Kepada pihak Administrasi POEA, agensi-agensi wajib menyerahkan laporan bulanan tentang sertifikat-
sertifikat penempatan kerja luar negeri yang digunakan atau hilang.

Pasal 10. Pusat Pengurusan “Satu Atap”. Sebuah pusat pengurusan “satu atap” wajib diselenggarakan untuk
menempatkan suatu semua kegiatan pemerintah yang terkait dengan penempatan kerja luar negeri.

BAGIAN IV
PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI OLEH ADMINISTRASI POEA

KAIDAH I
PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA MELALUI ADMINSTRASI POEA

22 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 1. Menyewa Pekerja Migran melalui Jalur Administrasi POEA. Administrasi POEA wajib merekrut dan
menempatkan para pekerja pertama-tama lewat jalur pemerintah-ke-pemerintah (G-to-G) dan karenanya
wajib memberikan pelayanan penyewaan itu. Administrasi juga harus merekrut dan menempatkan pekerja-
pekerja migran untuk para pengguna asing pada sektor-sektor yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
Untuk memenuhi keperluan ini, maka Administrasi POEA wajib melakukan ihwal berikut ini.

a. Mengurus program-program dan proyek-proyek yang dapat mencapai tujuan-tujuan dari penyelenggaraan
penempatan kerja dari pihak Administrasi POEA;
b. Menetapkan parameter dalam melaksanakan pelayanan bagi para pengguna jasa yang berasal dari
negara-negara lain; dan
c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan perekrutan yang terorganisir di tingkat provinsi dengan maksud
membantu pemerataan penempatan kerja dari para pegawai pemerintah; tugas ini dijalankan dalam
koordinasi dengan kantor-kantor POEA daerah dan unit-unit pelayanan tambahannya, di samping kantor-
kantor daerah dari Departemen Tenagakerja dan Penempatan Kerja dan kantor-kantorpemerintah daerah
yang terkait.

Pasal 2. Perekrutan dan Penempatan Kerja Para Pekerja Migran. Semua pengguna, baik dari pihak
pemerintah maupun swasta, yang menyewa para pekerja melalui Administrasi POEA wajib menjalankan
perekrutan dan penempatan kerja bagi para pekerja migran melalui fasilitas-fasilitas yang ada pada
Administrasi POEA. Kegiatan-kegiatan itu wajib mencakup tapi tak terbatas pada wawancara dan seleksi;
pemberian rujukan untuk tes kesehatan; pengurusan kontrak-kontrak; bantuan untuk mendapatkan paspor
dan visa yang diperlukan; orientasi sebelum penempatan; orientasi sebelum pemberangkatan; dan
pengurusan jadual perjalanan.

Pasal 3. Jaminan Trust Fund dari Pengguna Asing. Suatu Trust Fund Jaminan wajib diadakan untuk semua
pekerja migran yang disewa dalam kerangka kerjasama antar-pemerintah (G-to-G) dengan maksud untuk
menutup semua klaim keuangan dari para pekerja migran yang diakibatkan oleh pelanggaran kewajiban-
kewajiban dalam kontrak.

BAGIAN V
STANDAR PENEMPATAN KERJA

KAIDAH I
PERUMUSAN STANDAR PENEMPATAN KERJA

Pasal 1. Standar Penempatan Kerja. Administrasi POEA wajib menetapkan, merumuskan dan meninjau
standar-standar penempatan kerja sesuai dengan perkembangan pasar dan tujuan-tujuan kesejahteraan dari
program penempatan kerja luar negeri dan keadaan pasar yang paling menonjol.

Pasal 2. Provisi Minimum untuk Kontrak Penempatan Kerja.

a. Jaminan upah utk jam kerja reguler dan uang lembur sebagaimana layaknya, yang tidak boleh lebih
rendah daripada upah minimum yang ditetapkan di negara penempatan, tidak lebih rendah daripada
standar upah minimum yang layak yang ditetapkan dalam persetujuan bilateral atau konvensi
internasional yang diratifikasikan oleh pihak negara penempatan dan Filipina atau tidak lebih rendah
daripada upah minimum paling tinggi yang berlaku di Filipina;
b. Jaminan biaya transpor menuju dan dari tempat kerja, atau gantinya yang sepadan;
c. Jaminan makan dan akomodasi, atau gantinya yang sepadan;
d. Penjelasan yang adil dan berdasarkan wewenang jika terjadi penghentian kontrak kerja atau penghentian
pelayanan dari para pekerja migran dengan memerhatikan kebiasaan, tradisi, norma, nilai dan praktik-
praktik, kebijakan perusahaan dan hukum tenagakerja serta legislasi sosial yang berlaku di negara
penempatan;
e. Administrasi POEA juga bisa mempertimbangkan ihwal berikut ini sebagai dasar bagi peraturan
penyelenggaraan kontrak kerja:

23 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

1) Hukum tenagakerja dan hukum sosial yang berlaku di negara penempatan;


2) Persetujuan, konvensi, delegasi dan resolusi yang sesuai;
3) Persetujuan atau penataan bilateral dan multilateral yang sesuai yang dibuat dengan negara
penempatan; dan
4) Kondisi/kenyataan pasar yang paling menonjol berlangsung.

Pasal 3. Kebebasan untuk Menetapkan Peraturan-peraturan Lain. Para pihak yang terkait dengan kontrak
penempatan kerja luar negeri diizinkan untuk menetapkan persyaratan-persyaratan lain dan menetapkan
keuntungan-keuntungan lain yang tak disediakan di dalam persyaratan minimum ini; tetapi dengan
persyaratan bahwa semua paket penempatan kerja haruslah lebih menguntungkan bagi para pekerja migran
dibandingkan dengan persyaratan minimum ini; semua paket penempatan juga tidak boleh bertentangan
dengan hukum, kebijakan publik dan nilai-nilai moral; dan dengan persyaratan lain pula bahwa para agensi
Filipina wajib membuat para pengguna asing itu menyadari standar penempatan kerja yang diterapkan oleh
Administrasi POEA.

Pasal 4. Membuka Semua Informasi tentang Penempatan Kerja Luar Negeri. Pihak agensi dan pihak pekerja
migran wajib membuka semua informasi yang relevan yang terkait dengan perekrutan dan penempatan kerja
dari para pekerja migran sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ditetapkan oleh pihak Administrasi POEA.
(2700KATA)>>>>>

BAGIAN VI
PELANGGARAN PEREKRUTAN DAN KASUS-KASUS YANG TERKAIT

KAIDAH I
YURISDIKSI DAN TEMPAT

Pasal 1. Yurisdiksi. Administrasi POEA wajib melaksanakan yurisdiksi asli dan eksklusif untuk mendengarkan
dan memutuskan semua kasus yang berciri administratif, yang melibatkan atau muncul karena terjadi
pelanggaran-pelanggaran terhadap kaidah dan peraturan perekrutan termasuk pengembalian uang yang
ditarik dari para pekerja dan pelanggaran persyaratan-persyaratan dari penerbitan lisensi untuk merekrut para
pekerja.

Pasal 2. Dasar untuk Menerapkan Sanksi Administrasi:

a. Meminta, memungut bayaran atau menerima bayaran baik langsung maupun tidak langsung, suatu
jumlah uang, barang atau pelayanan, atau biaya jasa atau jaminan apa pun untuk tujuan apa pun sebelum
penempatan kerja diperoleh untuk seorang calon pekerja migran;
b. Meminta atau menerima baik langsung atau pun tak langsung sejumlah uang yang lebih besar daripada
yang telah ditentukan secara spesifik dalam daftar biaya yang diijinkan, yang ditentukan oleh Sekretaris
POEA, atau membuat seorang pekerja membayar sejumlah uang yang lebih banyak daripada yang
sesungguhnya dipinjamkan (loan) atau dibayarkan sebelumnya (advance) untuk pekerja tersebut.
c. Meminta atau mengumpulkan biaya penempatan untuk tujuan pemberangkatan ke negara-negara di
mana sistem utamanya, baik karena alasan hukum, kebijakan atau praktik sesungguhnya, tidak
mengizinkan penarikan atau pengumpulan dari biaya penempatan dan biaya perekrutan.
d. Mengumpulkan biaya apa pun dari seorang pekerja tanpa memberikan/menerbitkan kuitansi yang
sesuai/sah yang menyatakan dengan jelas: (1) jumlah uang yang dibayarkan dan (2) tujuan pembayaran
dilakukan;

24 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

e. Terlibat dalam suatu tindakan penipuan dalam kaitan dengan perekrutan dan penempatan kerja para
pekerja misalnya membuat atau menerbitkan pemberitahuan, informasi atau dokumen palsu terkait
dengan perekrutan atau penempatan kerja;
f. Membujuk/merayu atau mencoba membujuk/merayu seorang pekerja yang telah dipekerjakan untuk
pindah dari atau meninggalkan penempatannya ke penempatan lain kecuali jika perpindahan/pergantian
penempatan itu dirancang untuk membebaskan pekerja itu dari persyaratan-persyaratan penempatan
yang sangat menekan;
g. Memengaruhi atau mencoba memengaruhi seseorang atau suatu entitas untuk tidak memekerjakan
seorang pekerja (siapa pun dia) yang belum ditempatkan oleh agensinya;
h. Menghambat atau mencoba menghambat pengawasan yang dilakukan oleh Sekretaris POEA,
Administrator POEA atau para wakil mereka yang diberi wewenang;
i. Mengganti atau menyulih –karena prasangka dari seorang pekerja—kontrak-kontrak kerja yang telah
disetujui atau diverifikasikan oleh Administrasi POEA sejak saat penandatanganan yang sesungguhnya oleh
para pihak sampai saat dan termasuk periode berakhirnya kontrak yang bersangkutan tanpa adanya
persetujuan dari pihak Administrasi POEA;
j. Gagal menyerahkan laporan-laporan yang terkait dengan perekrutan dan penempatan kerja luar negeri
dalam waktu yang telah ditetapkan secara spesifik, sebagaimana ditetapkan oleh Sekretaris atau oleh
Administrasi POEA;
k. Jika seorang pemilik, mitra, atau pejabat-pejabat dari sebuah agensi yang telah memiliki lisensi menjadi
seorang pejabat atau anggota dari dewan (eksekutif) dari suatu perusahaan atau kemitraan yang terlibat
baik secara langsung maupun tak langsung dalam suatu pengelolaan agen perjalanan;
l. Menahan atau menolak dokumen-dokumen perjalanan atau dokumen lain terkait milik dari para pekerja
atas dasar tujuan di luar ihwal yang diwewenangkan oleh hukum dan peraturan yang ada;
m. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan perekrutan di tempat-tempat yang berbeda/di luar/lain dari yang telah
dikhususkan/ditetapkan dalam lisensi, tanpa sebelumnya mendapatkan wewenang dari pihak Administrasi
POEA;
n. Menunjuk atau menetapkan para agen (perekrut lapangan/PL), wakil atau karyawan tanpa sebelumnya
mendapatkan persetujuan dari Administrasi POEA;
o. Memalsukan atau mengubah dokumen-dokumen perjalanan dari seorang pekerja yang sedang melamar
dalam kaitan dengan kegiatan-kegiatan perekrutan kerja luar negeri;
p. Memberangkatkan para pekerja yang dokumen-dokumen penempatan kerja dan perjalanannya tidak
diproses oleh Administrasi POEA atau oleh para agensi yang diwewenangkan oleh POEA;
q. Memberangkatkan para pekerja untuk para promotor yang tidak diakreditasikan oleh Administrasi POEA;
r. Gagal memberangkatkan seorang pekerja dalam periode waktu yang telah ditetapkan tanpa dilandasi
alasan yang sah;
s. Tidak menghormati perintah-perintah, pemberitahuan-pemberitahuan dan proses-proses hukum lain yang
diterbitkan oleh Administrasi POEA;
t. Memaksa para pekerja untuk menerima suatu pengaturan perekrutan/penempatan yang merugikan
(prejudicial) dengan manfaat-manfaat tertentu yang justru secara sah merupakan hak dari para pekerja itu
sendiri;
u. Menahan upah/gaji atau remitans dari para pekerja tanpa dilandasi alasan-alasan yang dapat
dibenarkan/tak sah atau memotong/mengurangi besarnya remitans;
v. Memberangkatkan para pekerja di bawah umur (underage!);
w. Melibatkan diri dalam tindakan-tindakan penipuan untuk tujuan memastikan lisensi atau
pembaruan/perpanjangan lisensi, seperti memberikan informasi atau dokumen-dokumen palsu;
x. Melibatkan diri dalam perekrutan atau penempatan kerja para pekerja pada pekerjaan-pekerjaan yang
berbahaya untuk kesehatan masyarakat atau berbahaya bagi moralitas masyarakat atau berbahaya
terhadap martabat Republik Filipina;
y. Melakukan pemindahan atau mengubah kepemilikan dari suatu kepemilikan tunggal sebuah
gedung/tempat usaha yang telah mendapatkan lisensi untuk kepentingan penempatan kerja luar negeri;
z. Gagal untuk mengganti biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh (para) pekerja dalam kaitan dengan
dokumen-dokumennya dan pemrosesan dirinya untuk tujuan pemberangkatan, namun akhirnya pekerja
yang bersangkutan tak jadi diberangkatkan dan bukan karena kesalahan pihak pekerja itu sendiri;
aa. Gagal memenuhi pelaksanaan kewajiban memberangkatkan para pekerja migran dalam jumlah yang
ditetapkan dalam waktu yang ditetapkan dalam “Kaidah” ini;

25 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

bb. Gagal memenuhi pelaksanaan kewajiban menyediakan Seminar Orientasi Pra-Keberangkatan untuk para
pekerja;
cc. Gagal melaksanakan apa pun kewajiban-kewajiban lain yang terkait dengan penerbitan atau
pembaruan/perpanjangan lisensi;
dd. Mengizinkan orang yang tidak memiliki kualifikasi untuk terlibat dalam program penempatan kerja luar
negeri sebagaimana ditetapkan hukum, kaidah dan peraturan-peraturan yang ada untuk terlibat dalam
pengelolaan dan operasi dari agensi yang bersangkutan; dan
ee. Melanggar pasal-pasal lain yang terkait dengan undang-undang dan hukum, kaidah dan peraturan,
petunjuk yang lain, dan penerbitan-penerbitan (peraturan) lain tentang perekrutan dan penempatan kerja
para pekerja untuk penempatan kerja luar negeri dan perlindungan bagi kesejahteraan mereka;

Pasal 3. Tempat untuk Melaporkan Masalah. Masalah/komplén/ketidaksetujuan/keluhan yang muncul


sebagai akibat dari pelanggaran perekrutan atau pelanggaran persyaratan lisensi dapat dilaporkan kepada
Kantor Peradilan dari Administrasi POEA atau kepada Unit Extension/Kantor Daerah dari POEA yang memiliki
wewenang yurisdiksi teritorial di daerah di mana dan atas pilihan dari pihak yang mengeluh itu (pekerja migran
yang bersangkutan) direkrut. Kantor di mana/kepada (si)apa laporan masalah itu disampaikan untuk pertama
kalinya wajib menerima laporan masalah/kasus.

Jika pihak pelapor/pekerja direkrut berada di wilayah ibukota negara, laporan masalah/kasus wajib
disampaikan kepada Kantor Peradilan dari Administrasi POEA.

Jika laporan kasus diterima oleh Kantor Peradilan dari Administrasi POEA, laporan itu wajib diselidiki oleh
Kantor Peradilan tersebut, atau oleh Kantor Daerah/Unit Extension yang sesuai dari Administrasi POEA.

Namun, tempat di mana laporan disampaikan kepada Kantor Peradilan dari Administrasi POEA dapat
dipindahkan ke Kantor Daerah/Unit Extension POEA sebelum pihak yang bersangkutan (yi. yang dilaporkan
sebagai penyebab masalah) menyampaikan laporan tanggapan atas permintaan dari kedua belah pihak dan
telah disetujui oleh pihak Administrasi POEA.

Untuk mendengarkan dan menerima bukti-bukti, Kantor Daerah dari Departemen Tenagakerja yang memiliki
yurisdiksi teritorial atas lokasi di mana pelapor/pekerja direkrut dapat diwakili oleh Sekretaris Departemen
Tenagakerja untuk menerima kasus tersebut untuk penyerahan resmi temuan-temuan dan rekomendasi-
rekomendasinya kepada pihak Administrator POEA.

KAIDAH II
MENYAMPAIKAN LAPORAN MASALAH/KASUS

Pasal 1. Siapa yang Berhak Menyampaikan Laporan Kasus/Masalah. Siapa pun yang merasa dirugikan
diperkenankan melaporkan kasus/masalah yang bersangkutan dalam bentuk tertulis dan di bawah sumpah
atas pelanggaran hukum tenaga kerja dan Kaidah dan Peraturan POEA dan terbitan-terbitan peraturan lain
yang terkait dengan perekrutan.

Untuk maksud ini, orang-perorangan yang dirugikan itu adalah orang yang dipandang oleh komisi yang
bersangkutan sebagai dirugikan oleh suatu pelanggaran.

Namun, pihak Administrasi, atas inisiatifnya sendiri, dapat membuat suatu pengajuan kepada Pengadilan yang
didasarkan pada laporan pelanggaran terhadap Kaidah dan Peraturan POEA dan terbitan-terbitan lain tentang
penempatan kerja luar negeri setelah dilakukan evaluasi awal.

Pasal 2. Isi dari Laporan Masalah/Kasus. Semua laporan masalah/kasus wajib berisi, di antaranya, sebagai
berikut ini.

a. Nama dan alamat dari (para) pelapor/korban


b. Nama dan alamat dari pihak yang dilaporkan
c. Isi dari masalah/kasus

26 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

d. Sebab-sebab/alasan dari masalah


e. Kapan dan di mana masalah terjadi
f. Jumlah kerugian, jika ada;
g. Ganti rugi/santunan yang dimint.

Laporan masalah wajib disampaikan di bawah sumpah dan wajib dilampiri dokumen-dokumen pendukung dan
surat pernyataan/keterangan resmi (sertifikat) tentang keaslian maksud dan jatidiri pihak pelapor (non-forum
shopping).

Pasal 3. Daftar Acara Pengadilan dan Pemrosesan Kasus. Laporan yang telah diterima wajib dimasukkan ke
dalam daftar acara pengadilan (docket) dan didaftarkan untuk investigasi/pengujian dan disidangkan.

KAIDAH III
TINDAKAN YANG HARUS DIAMBIL UNTUK MENANGGAPI LAPORAN

Pasal 1. Jawaban. Setelah tanda terima dibuat dan diberikan atas laporan kepada pihak pelapor, pihak
Administrasi POEA wajib mengeluarkan suatu perintah, dilengkapi dengan laporan masalah dan dokumen-
dokumen pendukungnya, jika ada, untuk mengarahkan kepada pihak(-pihak) yang dilaporkan agar
memberikan tanggapan yang telah diverifikasikan terlebih dahulu atas laporan tersebut dan suatu prasyarat
yang mewajibkan bahwa pihak yang dilaporkan harus/wajib menjawab laporan tersebut (tidak boleh menolak
= not a Motion to Dismiss) dalam waktu sepuluh (10) hari penanggalan sejak dikeluarkan tanda terima laporan,
dengan melengkapinya dengan suatu bukti bahwa salinan telah dikirimkan kepada pihak yang menyampaikan
laporan.

Pasal 2. Gagal Memberikan Tanggapan atas Laporan. Jika terjadi kegagalan memberikan tanggapan atas
laporan, investigasi/dengar pendapat harus dilakukan.

Jawaban yang terlambat disampaikan tidak boleh diterima kecuali atas dasar suatu alasan yang sungguh-
sungguh bermanfaat dan atas suatu permohonan kepada pengadilan untuk menyidangkan/memutuskan suatu
perkara.

Pasal 3. Permohonan untuk Suatu Perpanjangan. Hanya diperkenankan untuk mengajukan satu kali
perpanjangan waktu yang dimaksudkan untuk menyampaikan Tanggapan atas Laporan. Ajudikator, setelah
menerima tanda terima dari permohonan itu, dan atas dasar adanya alasan-alasan yang bermanfaat,
dianjurkan memberikan perpanjangan waktu selama sepuluh (10) hari kalender. Kecuali jika kasus yang
dilaporkan menyebutkan ada fakta atau kejadian yang berlaku di luar negeri, sehingga perlu dilakukan
pelaksanaan verifikasi terhadap pihak promotor asing (di luar negeri), suatu kelebihan perpanjangan waktu
dapat diberikan. Suatu keputusan atas permohonan itu dapat diambil oleh Ajudikator selama proses
penyidangan dan dijelaskan kaitannya sampai ke detil-detilnya atau dikirimkan secara pribadi atau melalui jasa
pengiriman yang terdaftar.

Pasal 4. Bukti dan Kelengkapan Pelayanan. Isi dari pengembalian adalah bukti dari fakta-fakta yang
dinyatakan. Pelayanan pengiriman melalui jasa pengiriman yang terdaftar dilaksanakan setelah tanda terima
diberikan oleh pihak yang dituju (addressee) atau oleh pihak agen/wakil; tetapi jika pihak yang dituju atau
wakil itu sampai tak dapat mengklaim pengiriman dari pihak penyedia jasa pengiriman, pelayanan baru akan
berlaku setelah hari/tanggal ketika pemberitahuan yang paling akhir disampaikan. Jika lokasi yang
sesungguhnya dari pihak yang dituju itu tidak diketahui, pelayanan pengiriman ditujukan ke alamat yang paling
akhir sejauh diketaui semestinya telah memadai.

Sebaliknya, pelayanan langsung dengan menemui orang-perorangan yang bersangkutan di kantor terdaftar
atas nama yang bersangkutan atau personel dari agensi perekrutan swasta kiranya sudah akan mencukupi.

Pasal 5. Proses Peradilan. Proses peradilan harus memenuhi persyaratan dari proses yang ditetapkan tanpa
perlu terlalu terpaku pada kaidah-kaidah teknis dari prosedur dan bukti-bukti yang diterapkan dalam proses
peradilan. Ajudikator dapat memanfaatkan semua sarana yang masuk akal untuk memastikn fakta-fakta yang
terkait dengan kasus-kasus yang dilaporkan.

27 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 6. Sidang Awal. Ajudikator wajib menetapkan tanggal, waktu dan tempat untuk pelaksanaan sidang awal
dan sebelumnya memberitahukan kepada para pihak, dengan pandangan akan mencapai suatu penyelesaian
dengan jalan damai dan dengan maksud untuk melerai perselisihan (simplifying the issues), mengambil bukti-
bukti dan menetapkan fakta-fakta.

Pasal 7. Klarifikasi Masalah. Pada setiap tahap dari proses peradilan dan sebelum kasus yang bersangkutan
dilaporkan untuk mendapatkan suatu penyelesaian, Ajudikator dapat memulai mengajukan permintaan
kepada para pihak untuk memberikan klarifikasi atas masalah-masalah yang timbul atau meminta para saksi
untuk memperjelas fakta-fakta yang relevan atau memberikan informasi-informasi.

Ajudikator dapat menetapkan persidangan di mana para pihak wajib diberi kesempatan untuk hadir tetapi
tanpa penggunaan hak untuk menguji atau melakukan pengujian silang. Jika para pihak memang
menghendakinya, mereka dapat menyerahkan pertanyaan-pertanyaan kepada Ajudikator yang boleh bertanya
kepada para pihak atau para saksi yang bersangkutan.

Pasal 8. Perintah untuk Hadir/Menyampaikan Dokumen-dokumen. Administrasi POEA dapat menerbitkan


suatu perintah untuk mendapatkan dokumen-dokumen yang dispesifikasikan dalam perintah itu sendiri.

Petugas yang memandu proses peradilan yang secara pribadi memberkan perintah untuk hadir/mendapatkan
dokumen-dokumen, perintah pemberitahuan, penyelesaian atau wajib menyerahkan hasil-hasil penugasannya
dalam lima (5) hari kalender sejak tanggal/hari penetapan penugasan, di mana ia wajib mengatasnamakan
penyerahan tugas itu atas namanya, cara-cara yang ditempuhnya, nama-nama dari orang/-orang lain kepada
siapa tugas itu diperuntukkan dan hari/tanggal pemberian tanda terima. Jika tidak ada pelayanan penyelesaian
tugas sungguh-sungguh elah dikerjakan, petugas yang bersangkutan wajib menyampaikan alasan-alasannya.
Penyelesaian tugas harus dimasukkan ke dalam catatan-catatan kasus yang bersangkutan.

Pasal 9. Kegagalan atau Penolakan Mematuhi Perintah untuk Hadir/Menunjukkan Dokumen-dokumen. Lisensi
dari pihak agensi yang para pejabat atau karyawan-karyawannya tidak berhasil atau menolak mematuhi
perintah untuk hadir/memperlihatkan dan memberikan dokumen-dokumen tanpa memberikan alasan yang
dapat dibenarkan wajib ditangguhkan sampai saat kembali diperintahkan bahwa lisensi itu berlaku sah lagi. Hal
ini ditetapkan tanpa mengenal prasangka terhadap apa pun hasil dari investigasi yang dapat menjadi dasar
pemberian hukuman.

Pasal 10. Atas dasar pertimbangan laporan kasus, jawaban-jawaban dan bukti-bukti yang diserahkan, jika
Ajudikator berpendapat suatu penyelesaian/keputusan telah dapat diambil, kasus yang bersangkutan wajib
dipandang telah selesai diproses dan karenanya suatu penilaian/keputusan dapat diambil.

Pasal 11. Dampak dari Penarikan Laporan Kasus (desistance). Penarikan terhadap laporan yang telah
disampaikan tidak boleh sampai menghambat pihak Administrasi POEA untuk melangsungkan proses
penyelesaian kasus dengan melakukan investigasi terhadap pelanggaran-pelanggaran peraturan perekrutan.
Administrasi POEA wajib menutup kasus yang bersangkutan demi kebaikan yang bersangkutan dan
menetapkan hukuman yang sesuai.

Pasal 12. Penyelesaian Kasus. Ajudikator wajib menyerahkan temuan-temuan dan rekomendasi-
rekomendasinya dalam bentuk suatu draft surat perintah, dalam waktu sembilan puluh (90) hari kalender
sejak pendaftaran laporan kasus, kecuali sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 16 dan Pasal 6, Kaidah II,
Bagian VII.

Pasal 13. Siapa yang Dapat Menerbitkan Surat Perintah. Administrator POEA dapat menerbitkan perintah
teguran; penangguhan proses pengurusan dokumen, penangguhan, pembatalan atau pencabutan lisensi; atau
penghapusan manfaat dari suatu kasus.

Semua perintah atau penyelesaian lain harus ditandatangani oleh Direktur dari Kantor Peradilan dari
Administrasi POEA.

28 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 14. Isi dari Perintah/Penyelesaian. Perintah/Penyelesaian kasus-kasus yang diterbitkan oleh
Administrasi POEA haruslah jelas dan ringkas, dan harus mencakup suatu pernyataan singkat sebagai berikut.

a. Fakta-fakta kasus;
b. Masalah-masalah yang dialami;
c. Hukum atau peraturan yang diterapkan;
d. Kesimpulan dan alasan-alasannya; dan
e. Usulan penanganan secara spesifik atau pemberian keringanan atau penjatuhan sanksi-sanksi.

Pasal 15. Penangguhan Pengurusan Dokumen. Administrasi POEA dapat memerintahkan penangguhan dari
pengurusan dokumen-dokumen dari sebuah agensi yang dilaporkan/diduga melakukan pelanggaran terhadap
pasal-pasal Kaidah, Perintah dan Peraturan-peraturan ini. Hal ini dilakukan tanpa boleh ada prasangka atas
hasil investigasi yang dapat memengaruhi berat atau ringannya hukuman/sanksi yang dijatuhkan.

Pasal 16. Penangguhan dengan Motivasi Pencegahan Timbulnya Masalah. Sementara menunggu proses
investigasi terhadap pelanggaran-pelanggaran perekrutan, lisensi dari agensi yang dilaporkan dapat
ditangguhkan (non-aktif) selama waktu yang tak melebihi beban hukuman/sanksi yang dapat dikenakan sesuai
dengan revisi peraturan pemberian sanksi/hukuman, dengan memperhatikan dasar-dasar berikut ini.

a. Terdapat suatu alasan kuat untuk mempercayai bahwa dengan terus beroperasinya agensi yang
bersangkutan akan menimbulkan lebih banyak lagi pelanggaran atau eksploitasi terhadap para pekerja
migran yang direkrut atau akan sangat merusak hubungan persahabatan dengan negara mana pun atau
sebaliknya merugikan kepentingan nasional; dan
b. Terdapat suatu bukti yang sudah sangat jelas (prima facie) atas suatu kasus pelanggaran terhadap pasal-
pasal sangat penting dalam Hukum Tenagakerja, terhadap kaidah dan peraturan yang ada di bawahnya,
Kaidah dan Peraturan POEA atau terbitan-terbitan dari Administrasi POEA, di mana pembuktian bahwa
yang bersangkutan jelas-jelas bersalah sudah tidak diragukan lagi.

Administrasi POEA dapat menerbitkan suatu perintah mencabut atau mengubah perintah penangguhan
preventif jika keadaan memberikan jaminan yang memadai.

Pada saat suatu Perintah Penangguhan Preventif akan segera diterbitkan oleh pihak Administrasi POEA,
Ajudikator wajib menyerahkan temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasinya dalam bentuk rancangan
surat perintah, dalam waktu enam puluh (60) hari kalender sejak kasus yang bersangkutan didaftarkan.

Pasal 17. Dampak dari Perintah Penangguhan, Pencabutan atau Pembatalan terhadap Lisensi. Suatu perintah
penangguhan, pembatalan atau pencabutan lisensi wajib sungguh-sungguh memiliki efek/dampak
menonaktifkan/menangguhkan atau menghentikan semua kegiatan agensi yang bersangkutan yang
dikategorikan dalam definisi dari kegiatan perekrutan dan penempatan kerja luar negeri.

Pasal 18. Denda. Administrasi POEA juga wajib menjatuhkan denda terhadap kasus kegagalan dari yang
bersangkutan dalam menjalankan perintah yang telah diberikan secara final. (2527KATA)

KAIDAH IV
PELANGGARAN DAN SANKSI

Pasal 1. Pembagian Jenis Pelanggaran. Pelanggaran-pelanggaran administratif dibagi menjadi pelanggaran


serius, kurang serius dan ringan, bergantung pada berat-ringannya tingkat pelanggaran. Administrasi POEA
wajib menjatuhkan sanksi administratif yang sesuai untuk setiap jenis pelanggaran perekrutan.

a. Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran serius dan sanksi-sanksinya:


1. Memberangkatkan pekerja-pekerja di bawah umur
Hukuman Pertama – Pencabutan Lisensi

29 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

2. Terlibat dalam tindakan penipuan untuk maksud mempertahankan lisensi atau


perpanjangan/pembaruan lisensi, seperti memberikan informasi atau dokumen-dokumen palsu
Hukuman Pertama – Pencabutan Lisensi

3. Terlibat dalam perekrutan atau penempatan kerja bagi para pekerja dalam pekerjaan-pekerjaan
yang berbahaya untuk kesehatan masyarakat atau akhlak masyarakat atau berbahaya terhadap
martabat Republik Filipina
Hukuman Pertama – Pencabutan Lisensi

4. Melakukan transfer atau mengubah kepemilikan dari suatu jenis kepemilikan usaha tunggal untuk
melakukan kegiatan penempatan kerja luar negeri
Hukuman Pertama – Pencabutan Lisensi

5. Meminta bayaran atau menarik biaya penempatan untuk tujuan pemberangkatan ke negara-
negara yang sistem utama, baik atas nama hukum, kebijakan atau praktik kebiasaan, tidak
mengizinkan adanya penarikan pembayaran atau pengumpulan biaya-biaya penempatan dan
perekrutan kerja luar negeri.
Hukuman pertama – Pencabutan Lisensi plus penggantian biaya penempatan yang telah
ditarik atau dikumpulkan dari pekerja migran yang bersangkutan

Penjatuhan sanksi ini wajib langsung disertai sanksi tambahan berupa uang pengganti
biaya penempatan yang telah dimintakan atau dikumpulkan dari pekerja migran yang
bersangkutan.

6. Menarik bayaran atau menerima bayaran, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
besarnya melebihi daripada yang ditentukan secara spesifik dalam daftar biaya-biaya yang
diizinkan ditarik dari pekerja migran sebagaimana ditetapkan oleh Sekretaris POEA, atau membuat
seorang pekerja migran membayar suatu jumlah uang sebagai pinjaman atau uang muka, yang
jumlahnya lebih besar daripada jumlah uang yang sungguh-sungguh diterima oleh pekerja yang
bersangkutan
Hukuman pertama – Pencabutan Lisensi plus uang ganti keperluan biaya penempatan
yang telah ditarik atau dikumpulkan dari pekerja migran

Penjatuhan sanksi ini wajib langsung disertai sanksi tambahan berupa uang pengganti
biaya penempatan yang telah dimintakan atau dikumpulkan dari pekerja migran yang
bersangkutan.

b. Berikut adalah pelanggaran-pelanggaran yang kurang serius dan sanksi-sanksinya:


1. Meminta, memungut atau menerima bayaran baik langsung maupun tidak langsung, suatu jumlah
uang, barang atau pelayanan, atau biaya jasa atau jaminan apa pun sebelum penempatan kerja
diperoleh seorang pekerja migran yang melamar pekerjaan
Hukuman Pertama - Penangguhan Lisensi (Dua Bulan sampai Enam Bulan)
Hukuman Kedua - Penangguhan Lisensi (Enam Bulan dan Satu Hari sampai dengan Satu
Tahun)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi
2. Memungut biaya apa pun dari seorang pekerja migran tanpa memberikan tanda terima/kuitansi
yang sesuai yang dengan jelas menerangkan jumlah uang yang dibayarkan dan tujuan dari
pembayaran tersebut
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
3. Terlibat dalam suatu tindakan penipuan dalam kaitan dengan perekrutan dan penempatan kerja
para pekerja misalnya membuat atau menerbitkan pemberitahuan, informasi atau dokumen palsu
terkait dengan perekrutan atau penempatan kerja
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)

30 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
4. Menghambat atau mencoba menghambat pengawasan yang dilakukan oleh Sekretaris POEA,
Administrator POEA atau para wakil mereka yang diberi wewenang
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
5. Mengganti atau menyulih –karena prasangka dari seorang pekerja—kontrak-kontrak kerja yang
telah disetujui atau diverifikasikan oleh Administrasi POEA sejak saat penandatanganan yang
sesungguhnya oleh para pihak sampai saat dan termasuk periode berakhirnya kontrak yang
bersangkutan tanpa adanya persetujuan dari pihak Administrasi POEA
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
6. Menahan atau menolak dokumen-dokumen perjalanan atau dokumen lain terkait milik dari para
pekerja atas dasar tujuan di luar ihwal yang diwewenangkan oleh hukum dan peraturan yang ada
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
7. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan perekrutan di tempat-tempat yang berbeda/di luar/lain dari yang
telah dikhususkan/ditetapkan dalam lisensi, tanpa sebelumnya mendapatkan wewenang dari
pihak Administrasi POEA
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
8. Menunjuk atau menetapkan para agen (perekrut lapangan/PL), wakil atau karyawan tanpa
sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Administrasi POEA
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
9. Memalsukan atau mengubah dokumen-dokumen perjalanan dari seorang pekerja yang sedang
melamar dalam kaitan dengan kegiatan-kegiatan perekrutan kerja luar negeri
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
10. Memberangkatkan para pekerja yang dokumen-dokumen penempatan kerja dan perjalanannya
tidak diproses oleh Administrasi POEA atau oleh para agensi yang diwewenangkan oleh POEA
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
11. Memberangkatkan para pekerja untuk para promotor yang tidak diakreditasikan oleh Administrasi
POEA
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
12. Menahan upah/gaji atau remitans dari para pekerja tanpa dilandasi alasan-alasan yang dapat
dibenarkan/tak sah atau memotong/mengurangi besarnya remitans
Sanksi Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Sanksi Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi

Penjatuhan Hukuman ini harus langsung diikuti/disertai dengan


pembayaran/pengembalian upah atau remitans yang dimaksudkan.

31 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

13. Mengizinkan orang yang tidak memiliki kualifikasi untuk terlibat dalam program penempatan kerja
luar negeri sebagaimana ditetapkan hukum, kaidah dan peraturan-peraturan yang ada untuk
terlibat dalam pengelolaan dan operasi dari agensi yang bersangkutan
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
14. Gagal mengganti biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh (para) pekerja dalam kaitan dengan
dokumen-dokumennya dan pemrosesan dirinya untuk tujuan pemberangkatan, namun akhirnya
pekerja yang bersangkutan tak jadi diberangkatkan dan bukan karena kesalahan pihak pekerja itu
sendiri
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi

Penjatuhan Hukuman ini harus langsung diikuti/disertai dengan


pembayaran/pengembalian sejumlah uang yang telah dibayarkan oleh pekerja yang
bersangkutan.

15. Gagal memenuhi pelaksanaan kewajiban menyediakan Seminar Orientasi Pra-Keberangkatan


untuk para pekerja
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi
16. Gagal melaksanakan apa pun kewajiban-kewajiban lain yang terkait dengan penerbitan atau
pembaruan/perpanjangan lisensi
Hukuman Pertama – Penangguhan Lisensi (Dua Bulan s.d. Enam Bulan)
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Enam Bulan Satu Hari s.d. Satu Tahun)
Hukuman Ketiga – Pencabutan Lisensi

c. Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran ringan dan hukuman-hukumannya:


1. Pelanggaran larangan bagi para pemilik, mitra, atau para pejabat dari sebuah agensi yang
berlisensi untuk menjadi pejabat atau anggota dari dewan pemilik dari perusahaan apa pun atau
kemitraan apa pun, yang terlibat baik langsung maupun tak lansung, dalam pengelolaan agensi
perjalanan
Pertama – Teguran
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
2. Membujuk/merayu atau mencoba membujuk/merayu seorang pekerja yang telah dipekerjakan
untuk pindah dari atau meninggalkan penempatannya ke penempatan lain kecuali jika
perpindahan/pergantian penempatan itu dirancang untuk membebaskan pekerja itu dari
persyaratan-persyaratan penempatan yang sangat menekan
Hukuman Pertama – Teguran
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
3. Memengaruhi atau mencoba memengaruhi seseorang atau suatu entitas untuk tidak
memekerjakan seorang pekerja (siapa pun dia) yang belum ditempatkan oleh agensinya
Hukuman Pertama – Teguran
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
4. Gagal memberangkatkan seorang pekerja dalam periode waktu yang telah ditetapkan tanpa
dilandasi alasan yang sah
Hukuman Pertama – Teguran

32 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)


Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
5. Memaksa para pekerja untuk menerima suatu pengaturan perekrutan/penempatan yang
merugikan (prejudicial) dengan manfaat-manfaat tertentu yang justru secara sah merupakan hak
dari para pekerja itu sendiri
Hukuman Pertama – Teguran
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
6. Tidak menghormati perintah-perintah, pemberitahuan-pemberitahuan dan proses-proses hukum
lain yang diterbitkan oleh Administrasi POEA
Hukuman Pertama – Teguran
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
7. Gagal menyerahkan laporan-laporan yang terkait dengan perekrutan dan penempatan kerja luar
negeri dalam waktu yang telah ditetapkan secara spesifik, sebagaimana ditetapkan oleh Sekretaris
atau oleh Administrasi POEA
Hukuman Pertama – Teguran
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
8. Melanggar pasal-pasal lain yang terkait dengan undang-undang dan hukum, kaidah dan peraturan,
petunjuk yang lain, dan penerbitan-penerbitan (peraturan) lain tentang perekrutan dan
penempatan kerja para pekerja untuk penempatan kerja luar negeri dan perlindungan bagi
kesejahteraan mereka
Hukuman Pertama – Teguran
Hukuman Kedua – Penangguhan Lisensi (Satu Bulan s.d. Tiga Bulan)
Hukuman Ketiga – Penangguhan Lisensi (Tiga Bulan Satu Hari s.d. Enam Bulan)
Hukuman Keempat – Pencabutan Lisensi
9. Klaim-klaim keuangan yang dimintakan/dituntut terkait dengan pelanggaran perekrutan dapat
dipenuhi/disetujui agar dibayarkan oleh pihak yang dilaporkan, selain penjatuhan Hukuman
administratif yang dimaksudkan.

Pasal 2. Penjatuhan Hukuman dalam Bentuk Denda. Di samping atau sebagai ganti dari Hukuman/penalti
berupa penangguhan lisensi, pihak Administrasi POEA dapat menjatuhkan hukuman denda yang harus
mencapai nilai P10.000,00 (~Rp2juta) untuk setiap lama waktu satu (1) bulan penangguhan lisensi.

Pasal 3. Meringankan, Memberatkan atau Situasi dan Keadaan yang Mirip. Ketika hukuman telah dipastikan
akan segera dijatuhkan, ihwal berikut ini yang dapat meringankan, memberatkan dan situasi atau keadaan lain
yang dapat memengaruhi wajib dipertimbangkan oleh panitia penanganan pelanggaran, yaitu:

a. Pelanggar baru pertama kali melakukan pelanggaran yang bersangkutan;


b. Yang bersangkutan mengakui kesalahannya dan pemulihan secara sukarela, jika memungkinkan;
c. Yang bersangkutan memiliki tabiat dan perilaku yang baik;
d. Yang bersangkutan memiliki hasil-hasil kerja yang memang sungguh-sungguh baik;
e. Yang bersangkutan telah beberapa kali mengulang pelanggaran yang sama;
f. Yang bersangkutan memiliki prasangka kepada para pekerja migran;
g. Yang bersangkutan melakukan kelalaian yang berdampak fatal;
h. Keadaan dan situasi yang mirip atau sama dengan ihwal di atas.

Pasal 4. Cara Menjatuhkan Hukuman. Jika memungkinkan, penjatuhan hukuman dapat dilakukan sesuai
dengan cara-cara sebagai berikut:

33 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

a. Hukuman paling ringan wajib dijatuhkan jika hanya ada hal-hal yang meringankan dan sama sekali tidak
ada hal yang memberatkan.
b. Hukuman dengan beban menenah wajib dijatuhkan jika tidak ada situasi-situasi yang meringankan dan
memberatkan.
c. Hukuman dengan beban maksimum wajib dijatuhkan jika hanya ada hal-hal yang memberatkan dan sama
sekali tidak ada situasi yang meringankan.
d. Jika terdapat hal-hal yang memberatkan dan meringankan, paragraf (a) wajib diterapkan di mana terdapat
lebih banyak hal-hal yang meringankan; paragraf (b) wajib diterapkan jika situasinya saling tumpang-tindih
satu sama lain; dan paragraf (c) wajib diterapkan jika terdapat lebih banyak hal-hal yang memberatkan.

Pasal 5. Hukuman untuk Kasus-kasus yang Melibatkan Lima Pelapor atau Lebih. Pihak yang dilaporkan yang
ditemukan telah terbukti salah melakukan suatu pelanggaran, tanpa memperhatikan jumlah/banyak-
sedikitnya tuduhan atau inti masalah dari tuduhan yang bersangkutan, yang dilakukan terhadap lima pelapor
atau lebih dalam satu kasus wajib dikenakan hukuman pencabutan lisensi. (1919KATA)>>>>>

KAIDAH V
BANDING/PERMOHONAN UNTUK MELAKUKAN PENINJAUAN

Pasal 1. Yurisdiksi. Sekretaris Departemen Tenaga Kerja dan Penempatan Kerja wajib memiliki yurisdiksi
eksklusif untuk melakukan banding/mengajukan permohonan untuk meninjau kasus-kasus pelanggaran
perekrutan dan kasus-kasus lain yang terkait yang diputuskan oleh Administrasi POEA.

Pasal 2. Kapan Melakukan Banding. Mereka yang merasa sebagian masih dirugikan oleh keputusan yang
diambil oleh Administrasi POEA dapat mengajukan banding kepada Sekretaris Tenaga Kerja dan Penempatan
Kerja dalam waktu lima belas (15) hari kalender sejak diberikannya tanda terima atas salinan keputusan.
Kegagal dari pihak yang masih merasa sebagian dirugikan untuk melakukan banding waktu yang ditetapkan
akan membuat keputusan Administrasi POEA itu sebagai hal yang sifatnya final dan wajib segera
dilaksanakan/dieksekusi.

Pasal 3. Persyaratan Banding. Pihak yang melakukan banding wajib mendaftarkan Surat Pernyataan Banding
dan Memorandum Banding kepada Kantor Peradilan atau kepada Kantor Daerah dari Administrasi POEA,
seperti dipersyaratkan. Pada kasus jika suatu denda dan/atau keputusan terkait dengan keuangan (monetary
award) dikenakan kepada pihak yang melakukan banding, yang bersangkutan juga wajib mendaftarkan suatu
jaminan penangguhan persidangan (supersedeas) dalam suatu jumlah denda atau keputusan keuangan
(monetary award), baik dalam bentuk tunai maupun jaminan (surety bond) yang disimpan pada sebuah
perusahaan jaminan yang diterima oleh pihak Administrasi POEA. Memorandum Banding harus menunjuk
dengan jelas kesalahan-kesalahan hukum dan/atau fakta penjatuhan hukuman yang sedang ditanggapi dengan
mosi banding ini dan wajib memberikan verifikasinya. Mosi banding apa pun yang tidak memenuhi persyaratan
apa pun wajib tidak ditindaklanjuti dan pihak Administrasi POEA wajib menerbitkan suatu perintah eksekusi
terhadap keputusan berangkat dari permintaan banding yang bersangkutan.

Pasal 4. Pemindahan Dokumentasi Laporan atas Kasus Pekerja Migran dan Banding. Daam waktu dua puluh
empat (24) jam sejak tanda terima dari mosi banding didaftarkan secara berkala dilengkapi dengan
persyaratan yang ditetapkan, Kantor Peradilan wajib memindahkan seluruh dokumentasi laporan kasus
menuju ke Kantor Sekretaris Tenaga Kerja dan Penempatan Kerja.

Pasal 5. Penangguhan Eksekusi Keputusan Hukuman. Keputusan dari Administrasi POEA harus digantung
terlebih dahulu dan tidak boleh dieksekusikan selama menunggu proses pengurusan mosi banding; namun,
jika hukuman yang dijatuhkan adalah hukuman maksimum penangguhan selama dua belah (12) bulan atau
pencabutan lisensi, keputusan itu harus langsung dieksekusikan tanpa memedulikan bahwa mosi banding
sedang diurus dalam proses.

Selanjutnya, jika hukuman yang dijatuhkan adalah hukuman penangguhan lisensi selama satu (1) bulan atau
kurang, penjatuhan hukuman harus serta-merta dieksekusi dan hanya boleh ditanggapi dengan mosi banding
atas dasar adanya penyalahgunaan serius dalam pengambilan keputusan penjatuhan hukuman.

34 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 6. Durasi Penyelesaian Mosi Banding. Mosi banding terhadap keputusan Administrasi POEA wajib
diselesaikan oleh Kantor Sekretaris Tenagakerja dan Penempatan Kerja dalam waktu enam puluh (60) hari
sejak disahkannya tanda terima dari pemindahan semua dokumentasi kasus yang bersangkutan.

KAIDAH VI
EKSEKUSI PENJATUHAN HUKUMAN

Pasal 1. Penerbitan Penangguhan Eksekusi. Kecuali jika ditetapkan lain dalam “Kaidah” ini, setelah Keputusan
Hukuman bersifat final dan dapat dieksekusikan, Administrator POEA wajib mengeluarkan surat perintah
penangguhan eksekusi penjatuhan hukuman yang menuntut Pejabat Penegakan Hukum to melaksanakan
keputusan terkait masalah keuangan dan/atau denda yang ditetapkan dalam keputusan.

Pasal 2. Perihal Penerbitan. Surat Penangguhan Eksekusi Hukuman wajib diterbitkan atas nama Republik
Filipina, yang memerintahkan Pejabat Penegakan Hukum untuk mengeksekusikan Perintah dari Administrator
POEA atau dari Sekretaris Tenagakerja atau wakilnya yang diwewenangkan, sebagaimana dipersyaratkan
dalam peraturan.

Surat Penangguhan Eksekusi harus berisi penjelasan penyelesaian dari perintah atau keputusan yang akan
dieksekusikan. Surat itu juga harus meminta kepada Pejabat Penegakan Hukum untuk melaksanakan tindakan
penangguhan bagi pihak yang dikenai atau kepada orang-perorangan lain yang dipersyaratkan oleh hukum
untuk mematuhi keputusan tersebut selama proses peradilan berlangsung sampai pelaksanaan keputusan atas
kasus yang bersangkutan.

Eksekusi hukuman wajib dikenakan terhadap harta kekayaan dari pihak yang dikenai sesuai dengan urutan
berikut ini.

a. Deposit Escrow
b. Uang jaminan (surety bond)
c. Harta kekayaan pribadi
d. Tanah dan semua yang terkait dengan kepemilikan tanah tersebut (real property)

Surat penangguhan eksekusi hukuman tidak diperlukan untuk pelaksanaan penegakan hukum atas Perintah
untuk kasus-kasus sebagai berikut ini.

a. Keperluan perjalanan dalam pemulangan dan semua dokumen-dokumen yang terkait. Cukup digunakan
salinan perintah yang ditujukan kepada pihak yang dikenai hukuman atau kepada orang-perorangan lain
yang diperintahkan oleh hukum untuk mematuhi perintah tersebut.
b. Agensi sebelumnya telah menyimpan sejumlah uang tunai atau uang jaminan yang terkait dengan mosi
banding/petisi untuk peninjauan keputusan. Salinan-salinan yang telah dilegalisir dari keputusan akhir dan
keputusan eksekusi hukuman dan tanda terima resmi atas sejumlah uang tunai atau uang jaminan telah
mencukupi untuk menjadi dasar menyiapkan surat tagihan (voucher) yang akan dapat dipergunakan untuk
mengeluarkan sejumlah uang yang akan dibayarkan, atau untuk keperluan menyita sejumlah uang yang
setara dengan jumlah denda yang dikenakan.
c. Surat penangguhan eksekusi hukuman berlaku sah dan efektif untuk periode enam puluh (60) hari
kalender sejak diterbitkan.

Pasal 3. Mosi untuk Mencabut Surat Penangguhan Eksekusi. Dalam waktu lima (5) hari sejak tanda terima
dari salinan Surat Penangguhan Eksekusi, pihak yang diwajibkan untuk membayar tanggungan atas nama
keputusan hukum (judgment debtor) diperkenankan untuk mendaftarkan suatu Mosi Pencabutan Surat
Penangguhan Eksekusi Hukuman didasarkan atas adanya manfaat yang nyata. Pendaftaran mosi ini tidak dapat
menangguhkan eksekusi dari surat penangguhan, kecuali sejumlah uang tunai atau uang jaminan telah
diserahkan sebesar yang telah ditetapkan dalam keputusan dan/atau denda yang dikenakan, yang akan
menjadi dasar yang sama untuk menanggapi suatu keperluan yang timbul jika mosi tersebut ditolak.

35 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Perintah untuk menolak suatu Mosi Membatalkan Surat Penangguhan Penjatuhan Hukuman bersifat final dan
tidak diperkenankan penerimaan mosi-mosi lanjutan dengan dasar yang sama.

Pasal 4. Pelaksanaan Surat Penangguhan. Dalam melaksanakan eksekusi hukuman yang telah diputuskan,
Pejabat Penegakan Hukum secara ketat wajib mematuhi Manual Instruksi untuk Para Pejabat Penegakan
Hukum dari POEA yang ditetapkan dan dipergunakan oleh Administrasi POEA.

Pasal 5. Panggilan kepada Pihak Ketiga. Dalam kasus-kasus dimana terdapat beberapa surat penangguhan
eksekusi hukuman terhadap agensi yang sama, pemenuhan klaim-klaim yang dituntut oleh para pekerja
terhadap deposit escrow atau uang jaminan wajib dijalankan sesuai dengan urutan mana yang terlebih dahulu
didaftarkan, tanpa memedulikan tanggal pendaftaran dari kasus yang bersangkutan atau tanggal pengambilan
keputusan atau tanggal penerbitan surat penangguhan keputusan hukuman. Sementara, jika
perintah/keputusan untuk mengundang pihak ketiga dikeluarkan secara bersamaan, deposit escrow atau uang
jaminan itu wajib diatur secara proporsional (pro-rated) di antara para pengaju klaim-klaim yang bersangkutan.

Pasal 6. Laporan Pelaksanaan Penangguhan Eksekusi. Pejabat Penegakan Hukum yang bertugas
melaksanakan tindakan menangguhkan eksekusi wajib menyerahkan laporan pelaksanaan tugasnya setelah
melaksanakan pemenuhan klaim. Namun, tanpa memerhatikan apa hasil dari pelaksanaan tugasnya, dia wajib
menyerahkan laporan pelaksanaan tugasnya itu tidak lebih lambat daripada enam puluh (60) hari setelah
tanggal penerbitan yang bersangkutan. Laporan pelaksanaan tugas itu wajib menyatakan bagaimana
pelaksanaan tugas itu dijalankan, dengan cara apa, nama(-nama) dari orang-orang yang dilayani dan tanggal
pembuatan tanda terima. Laporan pelaksanaan tugas itu juga wajib memberitahukan dengan jelas nama
lengkap dari petugas yang bersangkutan yang melaksanakan tugas tersebut. Laporan pelaksanaan tugas ini
wajib disatukan dengan dokumentasi kasus.

Pasal 7. Penangguhan Eksekusi karena Menunggu Petisi untuk Peninjauan Ulang (Certiorari). Jika sebuah
petisi untuk peninjauan ulang (certiorari) telah didaftarkan dan telah dijudualkan pada pengadilan banding,
pelaksanaan eksekusi atas perintah harus ditangguhkan sejauh terkait dengan keputusan hakim terkait ihwal
keuangan (monetary award) kepada pihak swasta yang mengajukan klaim.

BAGIAN VII
KASUS TINDAKAN DISIPLINER

KAIDAH I
YURISDIKSI DAN TEMPAT TUJUAN

Pasal 1. Yurisdiksi. Administrasi POEA bertanggung jawab atas yurisdiksi eksklusif dan asli untuk mengurus dan
memutuskan kasus-kasus tindakan disipliner yang dilakukan melawan para pekerja migran, para pengguna
asing, dan para promotor yang berciri administratif.

Pasal 2. Tempat Tujuan Laporan. Laporan kasus yang melibatkan kasus-kasus tindakan disipliner wajib
didaftarkan pada Kantor Peradilan dari Administrasi POEA.

KAIDAH II
TINDAKAN-TINDAKAN DISIPLINER TERHADAP PARA PROMOTOR/PENGGUNA

Pasal 1. Dasar dari Tindakan Disipliner terhadap Para Promotor dan Pengguna Asing.
a. Cacat dalam menjalankan kewajiban kontrak untuk para pekerja migran dan/atau agensi Filipina;
b. Pelanggaran yang sifatnya berat/serius melawan hukum, kaidah dan peraturan penempatan kerja luar
negeri;
c. Kelalaian yang sifatnya berat sehingga terjadi kerugian berat sepert terluka atau sakit atau kematian dari
pekerja migran;
d. Perilaku buruk dan perbuatan jahat;
e. Telah dihukum karena pelanggaran terhadap kebejatan moral;
f. Semua kasus lain yang sejajar dengan yang telah disebut sebelumnya.

36 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 2. Pendaftaran Laporan Kasus. Siapa pun yang merasa dirugikan diperkenankan melaporkan
kasus/masalah yang bersangkutan dalam bentuk tertulis dan di bawah sumpah untuk tindakan disipliner
terhadap promotor/pengguna kepada Administrasi POEA.

Administrasi POEA dapat, atas inisiatifnya sendiri, menjalankan penyelidikan/penyidikan terhadap


promotor/pengguna didasarkan pada laporan-laporan resmi atau yang telah diverifikasikan.

Pasal 3. Isi dan Formulir Laporan Kasus/Masalah. Semua laporan kasus harus disampaikan di bawah sumpah
dan wajib berikut pokok-pokok berikut ini.

a. Nama dan alamat dari (para) pelapor;


b. Nama dan alamat dari (para) pihak yang dilaporkan;
c. Perbuatan atau tindakan spesifik atau kelalaian yang merupakan pelanggaran yang hendak dilaporkan;
d. Tempat kejadian pelanggaran dilakukan;
e. Waktu kejadian pelanggaran dilakukan;
f. Usul penyelesaian atau tuntutan yang diajukan.

Semua dokumen yang mendukung wajib dilampirkan pada laporan kasus, sejauh itu memungkinkan.

Pasal 4. Diskualifikasi Sementara. Seorang pengguna/promotor asing yang telah dilaporkan oleh seorang
pelapor agar diberikan tindakan disipliner wajib didiskualifikasi secara sementara dari kemungkinan ikut serta
dalam program penempatan kerja luar negeri sampai pihak terlapor yang bersangkutan mengurus masalah
yang bersangkutan ke yurisdiksi dari Administrasi POEA.

Pasal 5. Efek dari Pendaftaran Tanggapan. Ketika mendaftarkan suatu tanggapan, pihak pengguna terlapor
wajib dikualifikasikan lagi untuk ikut serta dalam program penempatan kerja luar negeri tanpa prasangka
terhadap hasil dari investigasi yang memungkinkan suatu hukuman akan wajib diputuskan.

Pasal 6. Penangguhan Preventif. Seorang promotor/pengguna dapat ditangguhkan dari keikutsertaan dalam
program penempatan kerja luar negeri, sementara menunggu proses investigasi atas mosi pemberian tindakan
disipliner ketika ditemukan bukti-bukti kuat atas pelanggaran dan ada dasar yang masuk akal untuk
mempercayai bahwa jika pemberangkatan dilanjutkan kepada promotor/pengguna itu akan terjadi
pelanggaran-pelanggaran lebih banyak atau eksploitasi lebih banyak terhadap para pekerja migran.

Pejabat Adminstrasi POEA yang bertugas mendengarkan dan memutuskan kasus/masalah, dalam waktu enam
puluh (60) hari kalender sejak kasus didaftarkan, wajib menyerahkan temuan-temuan dan rekomendasi-
rekomendasinya dalam formulir rancangan putusan.

Pasal 7. Penanganan Kasus. Prosedur yang ditetapkan dalam Buku ini wajib diterapkan untuk pemrosesan
kasus mosi tindakan disipliner yang melibatkan para promotor/pengguna asing.

Pasal 8. Diskualifikasi untuk Para Pengguna/Promotor Asing. Para pengguna/promotor asing yang telah
dijatuhi hukuman penangguhan atau hukuman diskualifikasi lewat suatu perintah, keputusan atau resolusi
wajib didiskualifikasikan dari keikutsertaan dalam program penempatan kerja luar negeri, kecuali jika yang
bersangkutan telah dibereskan masalahnya oleh pihak Administrasi POEA atau hukuman yang dijatuhkan telah
dicabut.

KAIDAH III
TINDAKAN DISIPLINER TERHADAP PARA PEKERJA MIGRAN

Pasal 1. Dasar untuk Tindakan Disipliner. Perbuatan/tindakan buruk atau kejahatan yang dilakukan oleh
seorang pekerja migran, yang di antaranya didaftarkan berikut ini atau pelanggaran-pelanggaran sejenis akan
menjadi alasan untuk menjatuhkan tindakan pendisiplinan.

a. Pelanggaran Pra-Penempatan

37 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

a. Menggunakan, menyediakan, atau menyerahkan informasi atau dokumen-dokumen palsu terkait dengan
lamaran pekerjaan atau penempatan kerja.
a. Penolakan pemberangkatan ke tempat kerja yang tak didasarkan pada alasan-alasan yang dapat
dibenarkan setelah semua dokumen penempatan kerja dan dokumen perjalanan disetujui oleh badan-
badan pemerintah yang sesuai.
b. Pelanggaran-pelanggaran selama Penempatan Kerja
b. Perbuatan kejahatan atau pidana yang dapat dihukum oleh Hukum Filipina atau hukum yang berlaku di
negara penempatan;
b. Pelanggaran kontrak penempatan yang tidak dapat dibenarkan;
b. Penggelapan dana perusahaan atau uang dan/atau harta benda dari seorang rekan pekerja yang dipercaya
untuk dititipi sesuatu untuk saudara atau kerabat in Filipina; dan
b. Pelanggaran(-pelanggaran) dari kebiasaan-kebiasaan yang sangat dihormati di negara penempatan.

Pasal 2. Mendaftarkan Laporan. Siapa pun dapat mendaftarkan kepada Administrasi POEA suatu laporan
masalah/kasus dalam bentuk tertulis dan di bawah sumpah untuk mosi tindakan pendisiplinan bagi seorang
pekerja migran.

Administrasi POEA diperkenankan, atas inisiatifnya sendiri, melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap
seorang pekerja migran atas dasar laporan-laporan yang dapat diverifikasikan atau laporan-laporan resmi.

Pasal 3. Isi dan Formulir Laporan Kasus/Masalah. Semua laporan kasus harus disampaikan di bawah sumpah
dan wajib di antara mencantumkan pokok-pokok berikut ini.

g. Nama dan alamat dari (para) pelapor;


h. Nama dan alamat dari (para) pihak yang dilaporkan;
i. Perbuatan atau tindakan spesifik atau kelalaian yang diduga merupakan pelanggaran yang hendak
dilaporkan;
j. Tempat kejadian pelanggaran dilakukan;
k. Waktu kejadian pelanggaran dilakukan;
l. Usul penyelesaian atau tuntutan yang diajukan.

Semua dokumen yang mendukung wajib dilampirkan pada laporan kasus, sejauh itu memungkinkan.

Pasal 4. Kekecualian. Pertimbangan-pertimbangan berikut ini wajib merupakan alasan-alasan sah untuk
menolak seorang pekerja untuk diberangkatkan menuju ke tempat kerja, atau untuk meninggalkan atau
menariknya dari penempatan kerja.

a. Keadaan kerja yang pasti sangat berbahaya, merendahkan martabat pekerjaan dan hidup dari yang
bersangkutan;
b. Penolakan dari phak pengguna atau promotor untuk memberikan upah dan tunjangan-tunjangan lain
kepada pekerja yang bersangkutan;
c. Perang, wabah penyakit atau bencana yang terjadi di tempat kerja; dan
d. Pelanggaran hukum tenagakerja Filipina, negara penempatan atau hukum tenagakerja internasional.

Pasal 5. Penanganan Kasus. Prosedur yang ditetapkan dalam Buku ini wajib diterapkan untuk pemrosesan
kasus mosi tindakan disipliner yang melibatkan para pekerja migran.

Pasal 6. Diskualifikasi Sementara dari Penempatan Kerja Luar Negeri. Seorang pekerja yang dilaporkan,
sementara menunggu pengurusan laporan kasus mosi tindakan disipliner, sebagaimana ditetapkan dalam
Bagian 1 (A & B) dari Kaidah III, Bagian VII dari Kaidah ini, atau mereka yang sedang ditahan atau
pemberangkatannya sedang diperintahkan untuk ditangguhkan oleh pihak yang berwewenang, wajib
didiskualifikasikan dari penempatan kerja luar negeri, kecuali jika dia dibebaskan secara sementara/bersyarat.

38 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 7. Efek dari Pendaftaran Tanggapan. Ketika suatu tanggapan didaftarkan, pekerja terlaporkan wajib
didiskualifikasikan dari penempatan kerja luar negeri tanpa prasangka terhadap hasil investigasi yang dapat
memengaruhi penjatuhan hukuman.

Pasal 8. Diskualifikasi dari Penempatan Kerja Luar Negeri. Para pekerja migran yang sedang dijatuhi
penangguhan atau diskualifikasi atas nama suatu perintah, keputusan atau resolusi dari proses peradilan,
wajib didiskualifikasikan dari penempatan kerja luar negeri, kecuali jika masalahnya telah dibereskan oleh
pihak Administrasi POEA atau hukuman yang dijatuhkan kepadanya telah dicabut.

Pasal 9. Penangguh dan Preventif. Seorang pekerja migran dapat ditangguhkan untuk kepentingan
pencegahan jika ditemukan bukti-bukti kuat atas pelanggaran yang dilakukannya atau ditemukan tuduhan
yang melibatkan suatu pelanggaran berat. (2235KATA)>>>>>>>

KAIDAH IV
JENIS-JENIS PELANGGARAN DAN HUKUMAN-HUKUMANNYA

Pasal 1. Jenis-jenis Pelanggaran. Pelanggaran-pelanggaran administratif yang dilakukan oleh seorang pekerja
dapat digolongkan ke dalam pelanggaran berat dan tidak berat, bergantung pada berat-ringannya.
Administrasi POEA wajib menjatuhkan hukuman administratif yang sesuai untuk setiap pelanggaran.

A. Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran berat dan hukuman-hukumannya yang sesuai.


1. Perbuatan atau tindak kejahatan berat atau suatu pidana yang dapat dihukum berdasarkan hukum
Filipina atau hukum dari negara penempatan.
. Hukuman Pertama - Enam (6) bulan satu (1) hari sampai satu (1) tahun penangguhan dari
keikutsertaan dalam program penempatan kerja luar negeri.
. Hukuman Kedua – Diskualifikasi permanen
2. Penolakan untuk berangkat menuju ke tempat kerja setelah semua dokumen penempatan dan
dokumen perjalanan telah disetujui oleh badan-badan pemerintah yang sesuai.
. Hukuman Pertama – Enam (6) bulan satu (1) hari s.d. satu (1) tahun penangguhan dari
keikutsertaan dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Kedua – Diskualifikasi permanen
B. Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran kurang berat dan hukuman-hukumannya yang sesuai.
1. Menyerahkan/membuat atau menggunakan informasi palsu atau dokumen-dokumen palsu untuk
tujuan lamaran pekerjaan atau penempatan kerja
. Hukuman Pertama – Dua bulan s.d. enam bulan penangguhan dari keikutsertaan dalam
program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Kedua – Enam (6) bulan satu (1) hari s.d. satu (1) tahun penangguhan dari
keikutsertaan dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Ketiga – Diskualifikasi permanen
2. Pelanggaran kontrak penempatan kerja yang tak dapat dibenarkan
. Hukuman Pertama – Dua (2) bulan s.d. enam (6) bulan penangguhan dari keikutsertaan
dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Kedua – Enam (6) bulan satu (1) hari s.d. satu (1) tahun penangguhan dari
keikutsertaan dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Ketiga – Diskualifikasi permanen
3. Penggelapan dana perusahaan atau kekayaan dan/atau harta benda dari seorang rekan pekerja
yang dipercaya untuk membawa barang titipan untuk saudara atau kerabat di Filipina
. Hukuman Pertama – Dua (2) bulan s.d. enam (6) bulan penangguhan dari keikutsertaan
dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Kedua – Enam (6) bulan satu (1) hari s.d. satu (1) tahun penangguhan dari
keikutsertaan dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Ketiga – Diskualifikasi permanen
4. Pelanggaran terhadap kebiasaan-kebiasaan yang dihormati di negara penempatan

39 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

. Hukuman Pertama – Dua (2) bulan s.d. enam (6) bulan penangguhan dari keikutsertaan
dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Kedua – Enam (6) bulan satu (1) hari s.d. satu (1) tahun penangguhan dari
keikutsertaan dalam program penempatan kerja luar negeri
. Hukuman Ketiga – Diskualifikasi permanen

KAIDAH V
BANDING

Pasal 1. Yurisdiksi. Sekretaris POEA memiliki kekuasaan hukum eksklusif untuk mengambil tindakan atas
banding/petisi untuk meninjau kasus mosi tindakan disipliner yang diputuskan oleh Administrasi POEA.

Pasal 2. Pendaftaran Banding/Petisi. Banding/petisi untuk meninjau putusan wajib didaftarkan pada
Administrasi POEA dalam waktu lima belas (15) hari kalender sejak diberikannya tanda terima keputusan oleh
pihak yang mengajukan banding atau petisi.

KAIDAH VI
KETETAPAN UMUM

Pasal 1. Arsip Proses Hukum. Arsip semua proses hukum yang dilakukan di hadapan Pejabat Bidang Peradilan
(hearing officer) harus diringkas dalam bentuk tertulis oleh Ajudikator, termasuk substansi dari bukti-bukti
yang ada. Detil proses hukum harus ditandatangani oleh para pihak dan diintegrasikan ke dalam arsip. Jika ada
pihak-pihak yang menolak untuk menandatangani, penolakan dan alasan-alasannya haruslah disebutkan oleh
Ajudikator dalam detil laporan, yang harus disusun dan ditata halaman-halamannya secara kronologis.

Pasal 2. Perwakilan Pengacara. Seorang pengacara yang mewakili untuk salah satu pihak diandaikan sungguh-
sungguh telah diwewenangkan untuk tujuan yang dimaksudkan.

Perwakilan seorang pengacara dapat dilakukan secara lisan atau secara tertulis. Dalam kedua bentuk ini,
pengatasnamaan dari yang diwakili dan dari kepentingan kantornya serta pihak lain yang dimaksudkan telah
terwakili secara baik dan sah.

Setiap perubahan alamat dari yang mewakili/wakil wajib didaftarkan dalam arsip kasus dan diberitahukan
kepada pihak lain yang berurusan.

Setiap perubahan atau penarikan diri sebagai penasihat/wakil wajib dilakukan sesuai dengan Kaidah-kaidah
Pengadilan.

Pasal 3. Tindakan yang Wajib Diambil untuk Menanggapi Mosi. Pejabat Peradilan memiliki wewenang untuk
memutuskan mosi yang diajukan yang dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan selama proses peradilan
hukum berlangsung.

Pasal 4. Konsolidasi Kasus. Di mana terdapat dua (2) kasus atau lebih yang secara bersamaan sedang
menunggu keputusan dari para Ajudikator yang berbeda, yang melibatkan pihak(-pihak) terlapor yang sama
dengan masalah-masalah yang sama, kasus yang didaftarkan belakangan dapat disatukan dengan yang
sebelumnya, untuk menghindarkan biaya dan kelambatan proses yang tak perlu. Kasus-kasus semacam itu
wajib ditangani oleh Ajudikator yang menangani kasus yang pertama kali dilaporkan.

Pasal 5. Temuan Pelanggaran yang Lain. Jika selama proses investigasi terhadap dugaan pelanggaran
perekrutan untuk kasus-kasus pra-penempatan, lalu ditemukan pelanggaran-pelanggaran lain, pihak
Administrasi POEA dapat menerbitkan perintah kepada pihak yang bersangkutan untuk menjelaskan mengapa
tindakan/pelanggaran/masalah tertentu tidak sampai diungkap dalam persidangan (show cause order) atau
memberitahukan kepada pihak terlapor tentang tuduhan(-tuduhan) yang muncul selama investigasi dan
menjelaskan detil-detil hasil investigasi. Pihak Administrasi POEA wajib memberikan kepada para pihak waktu
yang diperlukan untuk mendaftarkan tanggapan masing-masing.u

40 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 6. Temuan Pihak Terlapor yang Lain. Jika dalam proses investigasi terkait dengan pelanggaran
perekrutan kemudian terungkap tuduhan dan/atau tersingkap adanya agensi yang lain atau orang-perorangan
lain terlibat dalam suatu pelanggaran, secara serta-merta Ajudikator wajib menggugat/mempertanyakan
(implead) secara hukum agensi atau orang-perorangan yang dimaksudkan di dalam arsip peradilan kasus yang
bersangkutan, sambil menunggu proses penyelidikan terhadap yang bersangkutan. Untuk maksud ini, perintah
hukum dari Ajudikator kepada agensi atau orang-perorangan itu untuk memberikan keterangan (show cause
order) wajib diterbitkan sesuai dengan “Kaidah” ini.

Pasal 7. Preskripsi. Semua kasus pelanggaran perekrutan yang dijabarkan dalam “Kaidah” ini wajib disingkirkan
jika tidak diinisiasikan oleh atau tidak didaftarkan kepada pihak Administrasi POEA dalam waktu tiga (3) tahun
setelah tindakan-tindakan yang dimaksudkan itu terjadi.

Demikian pula, tindakan disipliner wajib dihindarkan jika tidak dimulai atau didaftarkan kepada Administrasi
POEA dalam waktu tiga (3) tahun setelah tindakan-tindakan yang dimaksudkan itu terjadi.

Pasal 8. Penerapan Kaidah Pengadilan. Sejauh mungkin dapat diterapkan, Kaidah-kaidah Perubahan Peradilan
Filipina wajib diterapkan untuk melengkapi Kaidah-kaidah ini dengan cara yang sama atau mirip dalam proses
hukum yang disidangkan dalam cakupan kerja Administrasi POEA.

BAGIAN VIII
PELAYANAN KESEJAHTERAAN

KAIDAH I
BANTUAN UNTUK PARA PEKERJA MIGRAN

Pasal 1. Tanggungjawab dari Para Pekerja. Administrasi POEA wajib memastikan bahwa para pekerja yang
diberangkatkan ke luar negeri sungguh-sungguh didahulukan dan dilindungi, jauh lebih daripada dalam
keadaan biasa, dan bahwa kepentingan mereka, kesehatan dan kesejahteraan mereka wajib dikedepankan.
Agensi-agensi wajib mempertanggungjawabkan kepatuhan dan kepercayaan dari para promotor asing karena
telah menaati semua kewajiban sesuai dengan kontrak penempatan kerja.

Pasal 2. Permohonan Bantuan. Administrasi POEA wajib mengetahui dan menyadari semua permintaan
bantuan dari pekerja dan/atau saudara-saudaranya terkait dengan ihwal penempatan kerja luar negeri.

Pasal 3. Permintaan untuk Bertindak dan Penyerahan Laporan. Administrasi POEA wajib meminta kepada
agensi untuk bertindak atas laporan masalah atau keluhan yang disampaikan agar diperhatikan atau meminta
agensi untuk menyampaikan laporan tentang status atau kondisi dari para pekerja.

Pasal 4. Sanksi Administratif. Kegagalan yang sifatnya disengaja oleh pihak agensi dan/atau para pengguna
untuk bertindak sesuai dengan permintaan bantuan dan/atau keluhan dari para pekerja dan/atau keluarga-
keluarga mereka wajib menjadi titik tolak bagi Administrasi POEA untuk menjatuhkan sanksi-sanksi jika
dipertimbangkan sebagai suatu keputusan yang tepat.

Pasal 5. Program-program dan Kegiatan-kegiatan Kesejahteraan. Administrasi POEA, dalam koordinasi


dengan lembaga-lembaga lain, wajib mengambil inisiatif dan menjalankan proyek-proyek dan kegiatan-
kegiatan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan mendukung kepentingan para pekerja migran dan
keluarga-keluarga mereka termasuk kegiatan-kegiatan yang mempermudah reintegrasi psikologis dan ekonomi
dari para pekerja migran Filipina yang memutuskan untuk pulang ke rumah di daerah asal dalam keadaan yang
baik.

KAIDAH II
PENYELESAIAN DAMAI ATAS MASALAH-MASALAH PEKERJA MIGRAN

41 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 1. Penyelesaian Damai. Administrasi POEA dapat menyelesaikan dengan cara damai untuk setiap
masalah yang melibatkan seorang pekerja, agensi berlisensi, atau promotor/pengguna asing terkait dengan
penempatan kerja luar negeri.

Pasal 2. Proses Penyelesaian Damai. Dalam waktu lima (5) hari setelah tanda terima dibuat, Administrasi
POEA harus memberitahu pihak terlapor dan menjadual suatu pertemuan di antara para pihak untuk
membahas kemungkinan mencapai suatu penyelesaian damai.

Jika suatu penyelesaian damai tercapai, maka Administrasi wajib menyetujui capaian itu dan penyelesaian itu
bersifat final serta mengikat para pihak.

Jika upaya-upaya untuk mencapai penyelesaian damai ternyata gagal, proses hukum penyelesaian damai wajib
dihentikan dan laporan masalah wajib dirujuk secara serta-merta kepada kantor yang sesuai.

Demikian pula, jika setelah evaluasi terhadap masalah dan terhadap dokumen-dokumen yang mendukung, dan
pengguna atau promotor itu tetap lalai dalam mematuhi kewajiban-kewajiban kontrak, pihak Administrasi
wajib mendiskualifikasi pengguna atau promotor yang bersangkutan dari keikutsertaan dalam program
penempatan kerja luar negeri.

Pasal 3. Sanksi Administratif. Kegagalan/kelalaian yang tak dapat dibenarkan yang dilakukan oleh para agensi
untuk hadir atau mengirimkan wakil yang sesuai dalam proses hukum penyelesaian damai, atau untuk tetap
patuh pada capaian penyelesaian yang telah disetujui haruslah menjadi suatu pijakan untuk menangguhkan
proses pengurusan dokumen-dokumen sampai yang bersangkutan mematuhi kewajiban-kewajibannya.

KAIDAH III
PEMULANGAN PARA PEKERJA MIGRAN

Pasal 1. Pemulangan Para Pekerja Migran. Pemulangan para pekerja dan tranpor dari semua barang miliknya
pertama-tama haruslah merupakan tanggung jawab utama dari pihak agensi yang merekrut dan
memberangkatkan pekerja itu ke luar negeri. Semua biaya yang terkait dengan pemulangan wajib ditagihkan
kepada pihak agensi yang bersangkutan dan/atau promotornya. Demikian pula, pemulangan dari barang-
barang yang tertinggal dan biaya transpor dari semua barang pribadi dari pekerja migran yang meninggal dan
semua biaya lain yang terkait wajib dibayar oleh promotor dan/atau agensi setempat. Namun, dalam kasus-
kasus di mana penghentian penempatan kerja sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan dari pihak pekerja,
maka promotor/pengguna atau agensi tidak wajib, bagaimana pun caranya, bertanggung jawab atas
pemulangan dari pekerja yang bersangkutan dan semua barangnya.

Pasal 2. Biaya Pemulangan jika Penempatan Kerja Dihentikan. Promotor atau agensi wajib terlebih dahulu
membayar biaya tiker pesawat tanpa perlu ada penetapan awal dari sebab mengapa terjadi pemberhentian
penempatan kerja. Namun, promotor/agensi dapat mengambil kembali biaya pemulangan itu dari pihak
pekerja yang bersangkutan setelah yang bersangkutan sampai di Filipina jika pemberhentian penempatan
sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pekerja tersebut.

Pasal 3. Prosedur Pemulangan. Jika muncul keperluan untuk memulangkan dan pihak promotor gagal
menyediakan biaya yang diperlukan, Kedutaan/Konsulat/Kantor Tenagakerja Luar Negeri yang berada di lokasi
penempatan kerja (dari pemerintah Filipina ) serta-merta wajib memberitahu Administrasi POEA dan OWWA
tentang keperluan itu. Pihak Administrasi POEA wajib meminta kepada pihak agensi untuk menyediakan tiket
penerbangan atau rujukan tiket yang dibayar belakang (pre-paid) kepada Kedutaan/Konsulat/POLO Filipina
dan melaporkan kepada Administrasi POEA apakah pihak agensi telah mematuhi ketentuan ini. Sementara itu
Administrasi wajib langsung bekerja sama dengan OWWA.

Pasal 4. Sanksi Administratif untuk Ketidakpatuhan. Jika agensi penempatan kerja gagal menyediakan tiket
atau rujukan tiket pra-bayar dalam waktu empat puluh delapan (48) jam sejak tanda terima dibuat, pihak
Administrasi POEA harus menangguhkan proses pengurusan dokumen-dokumen dari agensi yang
bersangkutan atau menjatuhkan sanksi-sanksi yang dipertimbangkan sungguh-sungguh sebagai hal yang perlu
dilakukan. Administrasi POEA dapat meminta OWWA untuk membayar terlebih dahulu biaya pemulangan yang

42 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

akan harus diganti oleh pihak agensi dan/atau pengguna. Sanksi administratif wajib dicabut setelah pihak
agensi atau pengguna membayar semua biaya yang diperlukan oleh pekerja untuk keperluan pemulangan.

KAIDAH IV
ASURANSI RESIKO PERANG DAN PEMBAYARAN PREMI RESIKO PERANG

Pasal 1. Pernyataan Daerah-daerah Resiko Perang. Untuk melindungi para pelaut, nelayan dan para personel
kapal pelayaran antarnegara dari bahaya-bahaya perang atau operasi yang sejajar dengan perang, pihak
Administrasi POEA wajib, sesuai dengan pernyataan yang sebelumnya telah diumumkan oleh pihak-pihak
berwewenang, menyatakan daerah-daerah itu secara spesifik, area perairan di laut yang dimaksudkan atau
bagian-bagian dari area laut yang memiliki resiko perang.

Pasal 2. Asuransi Wajib untuk Resiko Perang bagi Para Pekerja Migran (land-based). Semua pekerja migran
land-based yang bekerja di kawasan-kawasan yang merupakan area beresiko perang wajib dilengkapi dengan
asuransi resiko perang senilai tak kurang dari P200.000,00. Asuransi resiko perang ini wajib disediakan oleh
pihak pengguna tanpa menarik pembayaran apa pun dari pihak pekerja migran.

Pasal 3. Pembayaran Premi Resiko Perang. Para pekerja yang bekerja di kawasan-kawasan yang diumumkan
beresiko perang memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran premi atau sesuatu yang memiliki nilai yang
sama; bentuknya akan ditentukan oleh Administrasi POEA. (1919KATA)

KAIDAH V
PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI

Pasal 1. Program Pendidikan Pekerja Migran. Sesuai dengan kebijakan yang sepenuhnya hendak membuka
potensi perlindungan pekerja migran, Administrasi POEA wajib menyediakan suatu program pendidikan yang
menyeluruh dan terpadu tentang penempatan kerja luar negeri dan wajib dilaksanakan dalam kerjasama
dengan organisasi-organisasi lain yang relevan dan entitas-entitas pemerintah. Program pendidikan ini wajib
mencakup semua tahap perekrutan dan penempatan kerja, dan menyediakan semua informasi yang berguna
untuk para pekerja migran.

Pasal 2. Administrasi dan Jaringan Pengembangan Program. Administrasi POEA wajib mengembangkan dan
mengurus program ini dalam kerjasama dengan badan-badan pemerintah yang terkait, asosiasi-asosiasi
industri, kelompok-kelompok pembela hak-hak sipil dan organisasi-organisasi non-pemerintah.

Pasal 3. Program-program Orientasi. Administrasi POEA wajib mengadakan program-program orientasi secara
tetap/teratur yang memusatkan perhatian pada pengembangan ketrampilan spesifik dan mengarah kepada
keperluan negara-negara penempatan.

Pasal 4. Kampanye Penyebaran Informasi. Administrasi POEA wajib mengadakan kampanye dengan
menyebarkan informasi ke seluruh wilayah Filipina, melalui multi-media, dan berorientasi pada
keberlanjutan/kesejahteraan masyarakat miskin, untuk menciptakan kesadaran publik tentang kenyataan-
kenyataan yang terjadi dalam penempatan kerja di luar negeri.

Pasal 5. Orientasi bagi Wakil-wakil Agensi Berlisensi. Administrasi POEA wajib menyediakan program-
program orientasi yang terus-menerus bagi para pejabat/pegawai dan staff dari agensi-agensi yang telah
memiliki lisensi.

Pasal 6. Orientasi bagi Para Pengguna Asing. Administrasi POEA wajib menyediakan orientasi untuk para
pengguna asing tentang persyaratan-persyaratan, standar-standar, hukum dan peraturan dalam perekrutan
dan penempatan kerja dari para pekerja Filipina.

KAIDAH VI
PENDAFTARAN TENAGAKER JA

43 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Pasal 1. Pendaftaran Tenagakerja. Administrasi POEA wajib menerapkan sistem pendaftaran bagi para pekerja
migran (non-pelaut) dan memelihara/merawat daftar para pelamar yang memiliki kualifikasi sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dari jenis pekerjaan mereka.

Pasal 2. Pendaftaran Sumber-sumber Tenagakerja. Di samping adanya fasilitas penempatan secara internal di
dalam lingkup Administrasi POEA, agensi-agensi swasta perekrutan dapat memperoleh sumber-sumber tenaga
kerja mereka dari daftar pada POEA ini.

Pasal 3. Rujukan bagi Para Pelamar Berkualifikasi. Administrasi dapat merujuk para pelamar yang memiliki
kualifikasi dari daftar tersebut kepada para agensi untuk mempertimbangkan kemungkinan penempatan kerja
luar negeri.

Pasal 4. Pooling Tenagakerja Agensi. Sebuah agensi dapat mengembangkan pooling tenaga kerja atas
namanya sendiri, dengan pengandaian tidak ada penarikan biaya apa pun terhadap para pelamar atau pun
pelayanan-pelayanan lain dari pelamar jika pelamar mengajukan keanggotaan dalam pooling yang
bersangkutan.

KAIDAH VII
RISET TENAGAKERJA DAN PENGEMBANGAN

Pasal 1. Telaah dan Riset. Administrasi POEA, dalam koordinasi dengan entitas-entitas lain, wajib melakukan
riset-riset dan telaah-telaah secara berkala untuk mempelajari pasokan tenaga kerja teristimewa sejauh terkait
dengan tugas pengawasan arus keluar dari calon-calon pekerja yang memiliki ketrampilan-ketrampilan yang
sangat penting peranannya dalam masyarakat (critical skills).

Pasal 2. Program Pengembangan Tenagakerja untuk Para Pekerja Migran. Administrasi POEA wajib
memberikan tambahan dukungan teknis dan membangun jaringan kerja dengan badan-badan pemerintah dan
sektor-sektor lain terkait dalam pengembangan tenagakerja dan penyediaan program-program asistensi dalam
pelatihan untuk para pekerja migran dalam mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan mereka di luar negeri serta
memampukan mereka untuk mengajarkan ketrampilan dan pembelajaran mereka kepada masyarakat setelah
mereka pulang ke daerah asal.

Pasal 3. Program dan Standar Pelatihan. Administrasi wajib berkoordinasi dengan entitas-entitas swasta,
badan-badan pemerintah, dan para pengguna dalam mengembangkan pewujudan program-program dan
standar-standar pelatihan kerja yang diperlukan.

BAGIAN IX
PERATURAN-PERATURAN PERALIHAN

Pasal 1. Pemindahan Peraturan Pelayanan Kesejahteraan ke OWWA. Semua peraturan yang terkait dengan
kesejahteraan pekerja migran wajib dipindahkan ke OWWA dalam waktu tiga (3) bulan sejak “Kaidah” ini
menjadi efektif. Sementara itu, POEA wajib melanjut pelaksanaan pelayanan-pelayanan kesejahteraan.

BAGIAN X
PERATURAN UUM DAN LAIN-LAIN

Pasal 1. Wewenang untuk Melayani Pengambilan Sumpah. Administrator POEA, atau orang-perorangan siapa
pun yang diwewenangkan atas nama hukum yang berlaku, memiliki wewenang untuk melayani pengambilan
sumpah dan wajib meminta kehadiran para saksi atau memberikan buku, catatan, dokumen surat-menyurat,
memoranda dan semua dokumen lain yang relevan atau penting dari kasus atau penyelidikan.

Pasal 2. Susunan Peraturan. Kaidah-kaidah ini haruslah secara bebas disusun agar dapat mencapai tujuan-
tujuan Konstitusi, Hukum Tenagakerja Filipina dan Hukum-hukum lain terkait dengan penempatan kerja luar

44 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

negeri dan membantu para pihak untuk mencapai penyelesaian dari perselisihan secara adil, cepat dan tidak
mahal.

Semua keraguan dalam melaksanakan atau menafsirkan “Kaidah” ini harus diselesaikan demi kemanfaatan
para pekerja.

Pasal 3. Pembayaran Jaminan secara Tunai. Para agensi penempatan kerja wajib diizinkan untuk menarik
jaminan berupa uang tunai yang ada sehingga uang itu dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan deposit
escrow sebagaimana dinyatakan pada Pasal 4, Kaidah II, Bagian II dari Peraturan ini.

Pasal 4. Klausul Pemisahan. Penetapan-penetapan dalam Kaidah dan Peraturan ini dinyatakan dapat
dipisahkan/berdiri sendiri dan jika suatu penetapan atau penerapannya diputuskan tidak sah atau tidak
konstitusional, maka keabsahan dari penetapan lain tidaklah terpengaruh.

Pasal 5. Klausul Pembatalan/Pencabutan. Semua kebijakan, terbitan, kaidah dan peraturan yang tidak
konsisten dengan “Kaidah” ini wajib dibatalkan atau dimodifikasikan.

Pasal 6. Efektivitas. Kaidah-kaidah ini wajib mulai berlaku lima belas (15) hari sejak dipublikasi dalam salah
satu surat kabar yang memiliki kepembacaan merata dalam masyarakat.

Diselesaikan di Kota Mandaluyong, Republik Filipina, tanggal 4 Februari 2002.

DISETUJUI OLEH:

PATRICIA A. STO. TOMAS


Chairperson
ROSALINDA DIMAPILIS-BALDOZ
Board Member
LUZVIMINDA L.ELBINIAS
Board Member
EZEKIEL T. ALUNEN
Board Member
VINCENTE F. ALDANESE, JR.
Board Member
GREGORIO S. OCA
Board Member

ANNEX “A”

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGAWASAN

BAGIAN I. KEBIJAKAN UMUM

Program Pengawasan

1) Cakupan dan Pentingnya Pengawasan: Di antara program-program utama yang merupakan prioritas dari
POEA adalah perlindungan bagi para pekerja migran dan mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan
mereka. Untuk memastikan pengutamaan ini sungguh-sungguh dicapai/dipenuhi oleh perusahaan-
perusahaan perekrutan yang telah memiliki lisensi, kepatuhan mereka wajib diawasi/dimonitor melalui
kegiatan-kegiatan pengawasan/inspeksi.

45 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

Fungsi-fungsi pengawasan mencakup dukungan kepada perusahaan-perusahaan perekrutan dan para


pemohon dan penegakan terhadap hukum-hukum, kaidah dan peraturan yang ada dalam bidang
tenagakerja untuk penempatan kerja di luar negeri.

Dengan memberikan/menyampaikan informasi, nasihat dan penjelasan yang akurat selama pelaksanaan
pengawasan, para pengawas dari POEA mampu mendukung baik perusahaan-perusahaan
perekrutan/penempatan maupun para pemohon sehingga mereka sungguh-sungguh memahami kaidah
dan peraturan serta edaran-edaran terkait dengan prosedur-prosedur perekrutan untuk penempatan
kerja luar negeri.

Lebih penting lagi, dengan pelaksanaan pengawasan, POEA menegakkan hukum-hukum, kaidah dan
peraturan tenagakerja tentang penempatan kerja luar negeri. Praktik-praktik penyelewengan dan
pelanggaran-pelanggaran akan secara melekat akan diamati, diawasi, didokumentasikan dan dilaporkan
kepada otoritas yang berkepentingan untuk mengambil tindakan yang sepadan.

2) Persyaratan dari Pengawasan

Agar pelaksanaan tugas-tugas yang sensitif ini dapat dijalankan dengan efisien dan efektif, maka
diperlukan persyaratan sebagai berikut bagi para pengawas:

a) Sebagai pejabat publik, pengawas dari POEA harus memiliki suatu tingkat dedikasi dan komitmen
yang mendalam dalam menjalankan tugas-tugas/fungsi-fungsi yang dibebankan kepadanya. Ia
diharapkan memegang teguh keadilan, kebijaksanaan dan diplomasi dalam menjalankan kegiatan
pengawasan, dan sekaligus memegang rasa hormat dan sopan-santun dari pihak-pihak yang diawasi.
b) Pengawas dari POEA harus bersikap adil, tak memihak untuk memastikan bahwa dalam menjalankan
tugasnya sama sekali luput dari prasangka. Hasil dari pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya
harus jelas dan transparan.
c) Kaidah yang paling penting adalah bahwa pengawas dari POEA harus mematuhi dengan sungguh-
sungguh pentingnya kaidah menjaga kerahasiaan (confidentiality). Laporan dari para pengawas hanya
dapat diumumkan secara publik jika atasannya memiliki dasar-dasar yang sahih mengapa perlu dibuka
secara umum.

BAGIAN II. LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN

1) Persiapan

Pertimbangan utama dari pelaksanaan pengawasan adalah persiapan dari program pengawasan yang efektif
dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai tujuan ini, prioritas-prioritas harus ditetapkan dan sebuah
program harus dirancang untuk menentukan tingkat kepatuhan dari perusahaan-perusahaan
perekrutan/entitas dan pusat-pusat pelatihan yang telah mendapatkan akreditasi terhadap semua hukum,
terbitan, kaidah dan peraturan tenagakerja tentang penempatan kerja di luar negeri.

Perencanaan untuk suatu pelaksanaan pengawasan (perjalanan inspeksi) bertujuan untuk memaksimalkan
tenaga kerja dan sumber-sumber daya yang ada. Perusahaan-perusahaan/entitas yang akan diinspeksi harus
dijadual berdasarkan zonasi untuk memastikan bahwa kantor-kantor yang berada di area tertentu yang perlu
diawasi/memerlukan pengawasan sungguh-sungguh dapat didatangi.

2) Jenis-jenis Pengawasan
i) Pengawasan Teratur – Pengawasan ini berupa pelaksanaan pengawasan langsung (melihat dengan
mata sendiri) di lokasi-lokasi kantor dari perusahaan-perusahaan dan entitas dari pihak pemohon
untuk (pokok-pokok berikut ini):
(1) Penerbitan lisensi
(2) Perpanjangan/pembaruan lisensi
(3) Akreditasi dari studio dan tempat-tempat penyelenggaraan PAP

46 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

(4) Pembaruan wewenang pengoperasian pusat pelatihan


(5) Bangunan kantor cabang (perusahaan dan pusat-pusat pelatihan), kantor tambahan dan/atau
permintaan untuk tambahan ruang di dalam gedung yang beralamat sama
(6) Perpindahan alamat perusahaan, baik untuk kantor utama maupun kantor cabang, studio, pusat
pelatihan dan tempat pelaksanaan PAP
(7) Kinerja selama satu tahun setelah pembaruan lisensi

ii) Pengawasan Mendadak – Pengawasan ini dilakukan dalam keadaan sebagai berikut:
(1) Penangguhan dan/atau pencabutan lisensi atau wewenang
(2) Pengeluaran sebuah perusahaan dari daftar calon-calon perusahaan yang telah mendapatkan
lisensi
(3) Kemungkinan (masih) terjadinya perekrutan dengan menggunakan alamat lama
(4) Laporan-laporan terdokumentasi tentang kegiatan perekrutan tak sah yang dilakukan oleh orang-
perorangan/perusahaan/entitas tertentu
(5) Laporan pelanggaran atau ketakpatuhan dari perusahaan/entitas tsb atas Kaidah dan Peraturan
dari POEA dan terbitan-terbitan lain yang terkaitPenyerahan dari ruang/tempat tambahan
(6) Pengawasan kegiatan-kegiatan perekrutan di luar alamat kantor yang diketahui

iii) Pengawasan Simultan atau Berturut-turut (salvo) – Jenis pengawasan yang khas ini dilakukan untuk
menentukan kepatuhan dari perusahaan/pusat-pusat pelatihan terhadap kaidah dan peraturan
penempatan kerja luar negeri dan untuk memvalidasikan pelanggaran-pelanggaran dan malpraktik
yang dilaporkan selama pelaksanaan operasi perusahaan tersebut.
iv) Pengawasan Regional – Pengawasan ini berupa pengawasan mendadak secara simultan terhadap
perusahaan-perusahaan/entitas swasta perekrutan termasuk pusat-pusat pelatihan yang terdapat di
daerah-daerah yang bersangkutan.

BAGIAN III. PROSEDUR PENGAWASAN

A. Penetapan zona dan jadual – Untuk memaksimalkan waktu dan upaya dalam pelaksanaan pengawasan
dan untuk memastikan kualitas dan pertanggungjawaban dari hasil-hasil pengawasan, harus sungguh-
sungguh ditetapkan dengan seksama penjadualan dan zonasi dari perusahaan/entitas.

Daftar perusahaan/entitas yang akan diawasi pada hari tertentu merupakan tanggung jawab dari Kepala
Divisi Pengawasan dengan bantuan dari Pejabat Pengawasan Tenaga Kerja dan Penempatan Kerja dan
seorang Pejabat senior dalam ketenagakerjaan dan penempatan kerja sebagai Pejabat Penanggungjawab.

Jadual-jadual kegiatan pengawasan harus direncanakan sebelumnya dengan seksama dan ihwal berikut ini
harus sungguh-sungguh diidentifikasikan dan dipersiapkan dengan seksama.

1. Alamat perusahaan yang telah didaftarkan


2. Semua data dan informasi terkait dari perusahaan/entitas yang bersangkutan yang akan diawasi
3. Sebuah tim yang terdiri dari dua orang pengawas yang akan melaksanakan kegiatan pengawasan
selama jam kerja
4. Otoritas pengawasan menyatakan dengan jelas nama dan alamat dari perusahaan yang akan
diawasi, nama-nama dari para pengawas dan tujuan serta duduk persoalan dari pengawasan yang
bersangkutan.
5. Otoritas pengawasan yang membawa tanda tangan resmi dari para penandatangan resmi dari
POEA, yaitu:
. Pengawasan Teratur – Otoritas pengawasan wajib membawa tandatangan dari Direktur II,
Cabang Urusan Lisensi atau wakilnya yang diberikan wewenang
. Pengawasan Mendadak – Otoritas pengawasan wajib membawa tandatangan dari Direktur
Urusan Lisensi dan Kantor Urusan Regulasi/Peraturan atau wakilnya yang diberikan wewenang
. Pengawasan Simultan/Berturut-turut – Otoritas pengawasan wajib membawa tandatangan
dari Deputi POEA untuk Urusan Lisensi dan Peradilan atau wakilnya yang diberikan wewenang

47 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

. Pengawasan Regional – Pelaksana perintah khusus wajib membawa tandatangan dari


Administrator POEA atau wakilnya yang diberikan wewenang

B. Prinsip-prinsip Pengawasan

1. Pembatasan – Pengawasan wajib dilakukan hanya di kantor-kantor dari perusahaan/entitas yang


disebutkan namanya oleh Otoritas Pengawasan. Otoritas, sebaliknya, wajib memeriksa kesahihan
tanggal pelaksanaan pengawasan yang dilakukan. (?)

2. Frekuensi – Kecuali dalam keadaan mendesak, pengawasan wajib dilakukan secara teratur
sebagaimana diatur pada Bagian II, Kaidah IV dan Kaidah dan Peraturan untuk Mengatur
Penempatan Kerja Luar Negeri seperti telah diamandemen.

Sebagai kaidah umum, pelaksanaan pengawasan wajib/harus dilakukan secara sangat hati-hati
(discreet) untuk menjamin efektivitas maksimum. Para pengawas POEA ditugaskan untuk
mengamati operasi nyata dari perusahaan/entitas yang dimaksudkan.

3. Masuk ke Kantor-kantor/Tempat-tempat yang digunakan oleh Perusahaan/Entitas Penempatan –


Pengawasan wajib dilakukan selama jam-jam kerja biasa kecuali jika diperintahkan lain.

Para pengawas wajib mengenakan pakaian kantor resmi dan wajib menjaga perilaku baik selama
menjalankan tugas mereka.

Selama pelaksanaan pengawasan, para pengawas harus memperlihatkan wewenang tugas


pengawasan yang mereka jalankan, memperkenalkan diri mereka dan menyatakan tujuan dari
kunjungan mereka. Jika memungkinkan, para pengawas harus menemui
Presiden/Pemilik/Manager dari perusahaan/entitas yang bersangkutan, atau jika mereka tak ada,
maka menemui pejabat yang bertanggungjawab untuk membahas ihwal terkait pelaksanaan tugas
mereka.

Para pengawas diwajibkan tidak memasuki tempat-tempat kerja dari perusahaan/entitas yang
bersangkutan tanpa persetujuan dari siapa pun di antara para pejabatnya yang bertanggung
jawab.

4. Penolakan Memasuki Kantor/Tempat Perusahaan/Entitas – Kaidah II, g (a) dari Pelaksanaan Kaidah
dan Peraturan dari Hukum Tenagakerja Filipina seperti telah diamandemen, memungkinkan
adanya akses dari para pengawas PEOA/Dinas Tenagakerja untuk masuk ke dalam tempat-tempat
kerja dari perusahaan/entitas kapan pun saatnya selama hari-hari kerja biasa.

Jika Presiden/Pemilik/Manajer atau siapa pun pejabatnya yang bertanggungjawab dari


perusahaan/entitas itu menolak para pengawas memasuki kantor mereka setelah menyampaikan
wewenang pengawasan, atau mengizinkan masuk tetapi menolak para pengawas melakukan
pengawasan, tim tersebut harus menarik diri dan menyerahkan laporan yang menyatakan bahwa
merek ditolak masuk atau bahwa mereka dicegah melakukan pengawasan setelah mereka
diperboleh memasuki gedung kantor. Dalam hal ini, dapat dibuat/disusun sebuah rekomendasi
yangmengacu para masalah ini ditujukan pada Kantor Peradilan.

5. Tatacara Pengawasan Nyata dan Langsung


 Konferensi Pembukaan – Pengawas POEA wajib memberitahukan wakil dari pihak
perusahaan/entitas tujuan dari kegiatan pengawasan dan wajib meminta izin untuk bergerak
memutar di lokasi-lokasi kantor untuk melihat dengan matanya sendiri, sementara pihak wakil
perusahaan (tetap) hadir di tempat atau dengan salah seorang dari wakilnya (yang lain).
Pertemuan itu harus dilaksanakan dalam waktu secepat dan sependek mungkin. Keadaan
operasi di kantor tersebut harus dijajaki (assessed), semua fakta yang terkait dengan
keganjilan/penyelewengan/pelanggaran yang jelas terlihat harus dicatat. Sebaliknya, para

48 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DRAFT1 TERJEMAHAN - KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

pengawas wajib memastikan apakah pihak perusahaan/entitas yang bersangkutan sungguh-


sungguh mempertahankan sikap patuh terhadap persyaratan-persyaratan sehubungan dengan
ruang-ruang, fasilitas, dan operasi kinerja yang ditetapkan oleh POEA.
 Sumber-sumber Informasi – Meskipun fakta yang terkumpul selama wawancara dengan wakil
kantor yang bersangkutan dan pengamatan aktual yang dicatat selama pengawasan langsung,
informasi lain terkait dengan operasi/kinerja perusahaan dapat dikumpulkan dari para
pemohon yang prospektif (dikabulkan) dan karyawan-karyawan dari perusahaan yang
bersangkutan. Wawancara harus dilakukan secara objektif karena wawancara dapat
menyingkap ihwal yang dapat digunakan sebagai sumber informasi yang terkait degan
operasi/kinerja sehari-hari dari perusahaan yang bersangkutan. Sejauh mungkin wawancara
harus dilaksanakan dengan kehadiran dari kepala perusahaan untuk memungkinkan pemohon-
pemohon dan/atau karyawan dapat menjawab pertanyaan dengan bebas dan memberikan
informasi yang dapat memvalidasikan fakta yang dikumpulkan selama pengawasan langsung.
Informasi yang diberikan oleh para pemohon dan para personel dari perusahaan harus
tergambar dengan jelas di dalam formulir laporan pengawasan dengan tanda tangan-tanda
tangan (asli) disertakan.
 Informasi sebagai dokumentasi/catatan/rekaman – Adalah keharusan bahwa semua informasi
diringkas secara tertulis baik dalam bahasa Inggris atau Filipino. Laporan ini wajib dilampirkan
dan/atau dicatat dalam Formulir Laporan Pengawasan untuk keperluan dokumentasi dan
acuan/referensi.
 Pengujian Buku Catatan Keuangan, Resi/Kuitansi/Tanda terima (receipts) dan semua
dokumen/catatan lain yang terkait – Para pengawas POEA wajib memeriksa/menguji catatan-
catatan yang terkait dengan tujuan pengawasan (yaitu Buku Keuangan, Resi/kuitansi/tanda
terima resmi, laporan pemberangkatan, laporan daftar gaji, dsb.)
 Jika hasil pengujian mengisyaratkan pelanggaran yang melibatkan pemungutan uang secara tak
sah (menarik biaya melampaui jumlah yang diizinkan sebagaimana ditetapkan oleh POEA),
daftar gaji dan laporan pemberangkatan tak diserahkan sebagaimana ditetapkan, salinan-
salinan dari berbagai dokumen yang memperlihatkan keganjilan/penyelewengan harus disalin
lagi (fotokopi?) dan dijadikan sebagai bukti jika proses hukum akan harus dijalankan.
 Penyelesaian Pengawasan – Setelah kegiatan pengawasan diakhiri, pengawas wajib
menyelesaikan Laporan Pengawasan. Dalam laporan harus dinyatakan dengan jelas infomrasi
dan pengamatan yang dilakukan. Pelanggaran apa pun yang ditemukan selama dilakukan
kegiatan pengawasan juga harus dijelaskan dan tidak boleh ditundukkan pada kompromi atau
persetujuan apa pun. Pengawas wajib memberikan kepada wakil dari perusahaan/entitas suatu
kesempatan untuk membawa dan memahami isi dari laporan pengawasan. Jika wakil/pemilik
perusahaan membantah/mempertanyakan hasil-hasil pengawasan, para pengawas harus
memberikan pemberitahuan (indicate) dengan jelas bahwa pihak perusahaan yang
bersangkutan menolak mengakui hasil-hasil dari kegiatan pengawasan tersebut.
 Laporan pengawasan, bersamaan dengan pernyataan-pernyataan yang telah ditandatangani,
dan semua bahan lain yang terkait dan relevan untuk membuktikan temuan-temuan kegiatan
pengawasan, jika memang ada, wajib diserahkan kepada pihak Kepala Divisi Pengawasan
dalam waktu 24 jam sejak tanggal/hari dilaksanakannya kegiatan pengawasan langsung untuk
diuji dan untuk dasar kemungkinan pengambilan tindakan, jika memang diperlukan.
 Di mana temuan-temuan mengisyaratkan adanya pelanggaran terhadap kaidah dan peraturan
dalam perekrutan, (semua) bukti pendukung yang sesuai yang ditujukan kepada Kantor
Peradilan wajib (secepat-cepatnya) dipersiapkan. (2554KATA)

49 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN –DRAFT1
TERJEMAHAN
DAFTAR ISI

BAGIAN I -- KETENTUAN UMUM


KAIDAH I -- PERNYATAAN KEBIJAKAN
KAIDAH II -- DEFINISI ISTILAH
BAGIAN II -- PEMBERIAN LISENSI DAN PERATURANNYA
KAIDAH I -- PARTISIPASI SEKTOR SWASTA
Pasal 1. Kualifikasi.
Pasal 2. Diskualifikasi.
KAIDAH II -- PEMBERIAN LISENSI/IJIN PENDIRIAN
KAIDAH III -- PENGAWASAN TERHADAP PERUSAHAAN-PERUSAHAAN
KAIDAH IV -- PEMBERIAN LISENSI UNTUK PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR PADA POCB (=Dewan Filipina untuk Kontraktor Bangunan
di Luar Negeri, Philippine Overseas Construction Board)
KAIDAH V -- JASA, BIAYA DAN SUMBANGAN-SUMBANGAN
KAIDAH VI -- PEREKRUTAN DI LUAR KANTOR YANG TELAH DIDAFTARKAN
KAIDAH VII -- IKLAN PEKERJAAN DI LUAR NEGERI
KAIDAH VIII -- TES KETRAMPILAN DAN PENGUJIAN KESEHATAN UNTUK
BEKERJA KE LUAR NEGERI
KAIDAH IX -- PEMBERANGKATAN DAN KEDATANGAN PARA PEKERJA MIGRAN
DI LUAR NEGERI
KAIDAH X -- BANTUAN HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM
BAGIAN III -- PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI OLEH SEKTOR SWASTA
KAIDAH I -- VERIFIKASI DOKUMEN DAN PENDAFTARAN PROMOTOR,
PENGGUNA DAN PROYEK ASING
KAIDAH II -- AKREDITASI UNTUK PROMOTOR, PENGGUNA DAN PROYEK
ASING
KAIDAH III -- DOKUMENTASI PEKERJA
BAGIAN IV -- PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI OLEH ADMINISTRASI POEA
KAIDAH I -- PEREKRUTAN & PENEMPATAN KERJA MELALUI ADMINSTRASI
POEA
BAGIAN V -- STANDAR PENEMPATAN KERJA
KAIDAH I -- PERUMUSAN STANDAR PENEMPATAN KERJA
BAGIAN VI -- PELANGGARAN PEREKRUTAN DAN KASUS-KASUS YANG TERKAIT
KAIDAH I -- YURISDIKSI DAN TEMPAT
KAIDAH II -- MENYAMPAIKAN LAPORAN MASALAH/KASUS
KAIDAH III -- TINDAKAN YANG HARUS DIAMBIL UNTUK MENANGGAPI
LAPORAN
KAIDAH IV -- PELANGGARAN DAN SANKSI
Pasal 1. Pembagian Jenis Pelanggaran.
d. Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran serius dan sanksi-sanksinya:
e. Berikut adalah pelanggaran-pelanggaran yang kurang serius dan sanksi-sanksinya:
f. Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran ringan dan hukuman-hukumannya:
KAIDAH V -- BANDING/PERMOHONAN UNTUK MELAKUKAN PENINJAUAN
KAIDAH VI -- EKSEKUSI PENJATUHAN HUKUMAN
BAGIAN VII -- KASUS TINDAKAN DISIPLINER
KAIDAH I -- YURISDIKSI DAN TEMPAT TUJUAN
KAIDAH II -- TINDAKAN DISIPLINER TERHADAP PARA PROMOTOR/PENGGUNA
KAIDAH III -- TINDAKAN DISIPLINER TERHADAP PARA PEKERJA MIGRAN
KAIDAH & PERATURAN PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA LUAR NEGERI Filipina

KAIDAH IV -- JENIS-JENIS PELANGGARAN DAN HUKUMAN-HUKUMANNYA


Pasal 1. Jenis-jenis Pelanggaran.
C. Hukuman Pertama -
D. Hukuman Kedua – Diskualifikasi permanen
E. Hukuman Ketiga – Diskualifikasi permanen
KAIDAH V -- BANDING
KAIDAH VI -- KETETAPAN UMUM
BAGIAN VIII -- PELAYANAN KESEJAHTERAAN
KAIDAH I -- BANTUAN UNTUK PARA PEKERJA MIGRAN
KAIDAH II -- PENYELESAIAN DAMAI ATAS MASALAH-MASALAH PEKERJA
MIGRAN
KAIDAH III -- PEMULANGAN PARA PEKERJA MIGRAN
KAIDAH IV -- ASURANSI RESIKO PERANG DAN PEMBAYARAN PREMI RESIKO
PERANG
KAIDAH V -- PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENEMPATAN KERJA LUAR
NEGERI
KAIDAH VI -- PENDAFTARAN TENAGAKERJA
KAIDAH VII -- RISET TENAGAKERJA DAN PENGEMBANGAN
BAGIAN IX - PERATURAN-PERATURAN PERALIHAN
BAGIAN X
PERATURAN UMUM DAN LAIN-LAIN
ANNEX A –
PENGAWASAN

51 | KAIDAH DAN PERATURAN UNTUK PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN KERJA PEKERJA MIGRAN

Anda mungkin juga menyukai